Anda di halaman 1dari 2

Tugas : PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM

Nama

: Budi Gunawan

NPM

: 15.07.0046

Dosen Pengampu : Yeni Riza, SKM,M.Kes


Peluang, Hambatan dan Tantangan pada Desentralisasi Pembangunan
Kesehatan
A. Peluang
1. Daerah diberikan kewenangan untuk merencanakan, menganggarkan,
melaksanakan dan mengevaluasi Rencana Kerja (Renja) di daerahnya
masing-masing, sesuai dengan karakteristik dan potensi lokal.
2. Diberikannya kesempatan kepada pejabat lokal serta aparatur pemerintah
daerah dalam mengembangkan potensinya untuk memajukan daerahnya
sendiri.
3. Pemberdayaan masyarakat lokal dalam meningkatkan pembangunan
kesehatan dengan melaksanakan perencanaan dari bawah ke atas
sehingga masalah kesehatan jadi lebih mudah teratasi.
4. Mendekatkan pengambilan keputusan, karena tidak menunggu kebijakan
pemerintah pusat dalam penanggulangan masalah kesehatan sehingga
status kesehatan dapat dikontrol secara lebih mudah.
5. Lebih mudah dalam menetapkan indikator dalam proses pencapaian
target baik pada input, output, outcome benefit dan impact, karena renja
sudah dibuat oleh pemerintah daerah sendiri untuk optimalisasi derajat
kesehatan.
B. Tantangan
1. Sangat dibutuhkannya sumber daya kesehatan terutama di Dinas
Kesehatan dalam merencanakan, membuat, dan mengevaluasi rencana
kerja dalam RPJMD
2. Beradaptasi dengan kesepakatan internasional seperti MDGs, FAO dan
Universal Health Coverage (UHC) tahun 2019, sehingga daerah mendapat
tekanan untuk mencapai kesepakatan tersebut.
3. Dinas Kesehatan harus lebih baik lagi, karena selama ini terbiasa
menunggu dengan kebijakan dari pusat.
4. Pemerintah Daerah harus mampu menyediakan pelayanan publik yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
5. Desentralisasi pembangunan kesehatan di daerah harus bisa bersaing
dengan datangnya perdagangan bebas /MEA 2015, sehingga kita harus
siap bersaing dengan pihak asing.
6. Sektor kesehatan harus berjuang dalam membuat dan merencanakan
penganggaran kesehatan yang meyakinkan pemerintah Daerah, sebab
Dana Alokasi Umum (DAU) harus berjibaku dengan sektor lain untuk
mendapatkan porsi anggaran yang lebih besar
C. Hambatan
1. Pemerintah daerah lebih berorientasi pada pembangunan fisik, padahal
semestinya dalam desentralisasi alokasi dana APBD sebanyak 15%
digunakan untuk pembangunan kesehatan, tapi pada kenyataannya
hanya berkisar 2,5 7 persen.
2. Pengawasan penggunaan dana untuk menghindari penyelewengan kurang
ketat terhadap APBD oleh pemerintah pusat, sehingga terbuka adanya
penyalah gunaan dana.
3. Masih ditemukannya tumpang tindih pembagian kewenangan antara
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
4. Adanya konflik birokrasi, yaitu semakin dituntutnya pemotongan jalur
birokrasi aparatur pemerintah , dimana perubahan membutuhkan waktu
yang lama.

5. Adanya ketidakseragaman visi pusat dan daerah, sehingga harus ada


sinergi antara pusat dan daerah dalam pembuatan visi kesehatan.

Tugas : PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM


Nama

: Retno Sari Narulita

NPM

: 15.07.0047

Dosen Pengampu : Yeni Riza, SKM,M.Kes

Peluang, Hambatan dan Tantangan pada Desentralisasi Pembangunan


Kesehatan
A. Peluang
1. Perencanaan berdasarkan kondisi diwilayah tersebut, baik dari segi
sumber daya alam mata pencahariaan masyarakatnnya.
2. Daerah dapat mengembangkan potensi daerahnya sendiri melalui pejabat
dan aparaturnya.
3. Pelaksanaan perencanaan bottom to up dalam memecahkan masalah
kesehatan di daerah.
4. Lebih cepat dalam pengambilan keputusan karena pejabat di daerah
diberikan kewenangan dalam mengeluarkan kebijakan masalah kesehatan
di daerahnya.
5. Penajaman indikator pencapaian target lebih mudah dalam meningkatkan
derajat kesehatan.
B. Tantangan
1. Sumber daya kesehatan yang handal dibutuhkannya dalam penyusunan
RPJMD.
2. Tertantang untuk mencapai kesepakatan internasional seperti MDGs, FAO
dan Universal Health Coverage (UHC) tahun 2019,
3. Dahulu harus menunggu instruksi kebijakan pemerintah pusat sekarang
diharapkan memiliki ide dan proaktif dalam mengeluarkan kebijakan
kesehatan.
4. Standar Pelayanan Minimal (SPM) di kabupaten kota diharapkan dapat
dilaksanakan sepenuhnya.
5. Bersaing secara sehat dengan pihak asing yang menanamkan modal
dalam jasa pelayanan kesehatan.
6. Bersaing dengan sektor lain dalam mendapatkan porsi dari Dana Alokasi
umum(DAU).
C. Hambatan
1. Pada desentralisasi pembangunan kesehatan, 15% dana APBD digunakan
untuk kesehatan, tetapi saat ini masih kurang dari yang diharapkan.
2. Terbukanya penyelewengan dana, karena dana APBD jarang diawasi
penggunaannya dari pada dana APBN oleh pemerintah pusat
3. Dengan pembagian kewenangan dari pusat ke daerah, masih terdapat
kewenangan yang ambigu dan tumpang tindih.
4. Perubahan birokrasi membutuhkan waktu yang lama, sehingga konflik
birokrasi sering terjadi.
5. Visi pemerintah pusat kurang sepadan dengan visi daerah, sehingga
kurang sinergis.

Anda mungkin juga menyukai