BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kertas merupakan benda yang sering kita
temukan sehari-hari dalam berbagai kegiatan dalam
kehidupan umat manusia. Bahan utama dalam proses
pembuatan kertas adalah bubur kertas atau yang dikenal
dengan istilah pulp. Pada umumnya pulp terbuat dari
bahan baku kayu yang mengalami beberapa tahapan
proses, sehingga pada akhirnya berubah menjadi bubur
kertas dimana proses tersebut disebut pulping. Di
Indonesia, kebutuhan akan pulp setiap tahunnya semakin
tinggi. Biro Pusat Statistik mencatat impor pulp di
Indonesia pada tahun 2004 sejumlah 543.345 ton dan
mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada tahun
2005 (8.479.910 ton) dan pada tahun 2006 (22.069.216
ton) (Anonymous, 2006).
Indonesia kaya akan sumber keanekaragaman
hayati termasuk serat alam dan salah satu yang
berpotensi untuk dikembangkan adalah serat daun nenas.
Kemajuan teknik budidaya tanaman nenas disatu sisi
dapat meningkatkan produksi buah, tetapi disisi lain
berdampak pada semakin banyaknya limbah daun nenas.
Dengan teknologi penggunaan hormon/ethrel dapat
Nenas
Tanaman nenas bukan tanaman asli dari
Indonesia, tetapi berasal dari Amerika. Pada waktu benua
Amerika belum diketemukan, tanaman nenas belum
dikenal. Kata nenas berasal dari bahasa Indian NANA.
Dalam bahasa latin sering disebut Ananas comosus (L)
Merr; Syn. A. Sativus Schult. f atau Bromelia comosa L.
(Rukmana, 1996)
Nenas adalah suatu tanaman monocotyl yang
dapat hidup dalam beberapa musim (perennial).
Mempunyai rangkaian bunga dan buah pada ujung
batang. Tanaman ini masih dapat melanjutkan
pertumbuhannya melalui beberapa cabang vegetative
baru yang muncul dari batang. Cabang baru tersebut kelak
dapat juga menghasilkan buah yang masih terikat pada
tanaman induk (tanaman pertama). Yang dimaksud
dengan tanaman induk yaitu tanaman pertama atau
tanaman asli hasil pemisahan vegetative yang ditanam
pertama kali (Rukmana, 1996).
Tinggi tanaman nenas dapat mencapai 90
100 cm atau lebih. Daun membentang sampai 130 150
cm. Jumlah daun yang berfungsi dan aktif jumlahnya ratarata 70 80, dan berbentuk roset. Daun yang rimbun ini
melekat pada batang pendek sehingga batang tak terlihat
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian yang akan
dilakukan adalah :
1. Berapakah konsentrasi yang tepat antara CaO,
suhu dan waktu pemasakan yang layak
secara teknis untuk membuat pulp dari serat
daun nenas ?
2. Bagaimanakah perancangan unit pembuatan
pulp dari serat daun nenas (Cayenne) yang
layak secara teknis dan finansial dalam skala
industri kecil ?
2.2.2.
Bahan Baku
Persiapan
(pemotongan, pengecilan ukuran, penimbangan)
Pulping
Defiberasi
(Penguraian serat)
Pencucian
2.3.
2.3.1.
Pulping
Pengertian Pulping
Pulping adalah usaha untuk mendapatkan
serat-serat dengan cara melarutkan lignin semaksimal
mungkin. Tujuan utama dari proses Pulping adalah
mendapatkan serat sebanyak mungkin yang diindikasikan
dengan nilai rendemen yang tinggi dengan kandungan
lignin seminimal mungkin, yang diuraikan oleh nilai
bilangan kappa. Pada saat proses Pulping, lignin akan
terdegradasi oleh larutan pemasak menjadi molekul yang
lebih kecil yang dapat larut dalam lindi hitam. Peristiwa ini
disebut delignifikasi (Rahmawati, 1999).
Pembuatan Pulp secara kimia bertujuan untuk
memisahkan lignin yang terikat pada serat secara selektif
(Sjostrom, 1995). Dewasa ini proses Pulping kimiawi
diarahkan pada proses Pulping bebas belerang untuk
mengurangi masalah lingkungan hidup (pencemaran air
dan udara), jadi diantaranya dilakukan dengan
mengembangkan proses soda, yaitu proses pemasakan
secara alkali dengan NaOH sebagai larutannya (Tapanes
et al., 1992).
Penyaringan
Pemutihan
Pencetakan
(Pembuatan lembaran)
Kertas
Gambar 1. Proses Pembuatan Kertas (Smook, 1994)
2.3.2.
1.
Ketahanan sobek
Didefinisikan sebagai gaya dalam satuan gram
gaya atau gram force (gf) atau miliNewton (mN), yang
diperlukan untuk menyobek lembaran pulp pada kondisi
standar (SII-0435-81). Dalam hal ini nilai kekuatannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (Browyer dan
Haygreen, 1999)
:
Panjang serat
a.
b.
c.
2.3.3.
Kapur (CaO)
Lime atau kapur merupakan salah satu bahan
tambahan yang biasanya digunakan dalam pembuatan
kertas skala kecil. Larutan kapur dengan rumus kimia
(CaOH)2 digunakan untuk proses pemasakan bahan
dengan kualitas rendah seperti jerami atau serat kain
(Williams, 1993).
Degradasi lignin dapat dilakukan melalui proses
oksidasi dengan oksida-oksida logam atau tekanan
oksigen dalam larutan yang ditambah dengan kapur.
Ca(OH)2 adalah senyawa yang bersifat basa kuat dan
mempunyai fungsi yang hamper sama dengan larutan
CaCl2, tetapi kelarutan kapur dalam air lebih kecil
dibandingkan dengan CaCl2. Kelarutan kapur dalam air
pada suhu 25oC adalah 0,12%, semakin tinggi suhunya
maka kelarutannya semakin turun (Fengel and Wegener,
1995).
Menurut Haroen (2006), jenis kapur dapat
dibedakan sesuai dengan proses pembentukannya,
diantaranya yaitu :
1.
Kalsium oksida dengan rumus kimia CaO
mempunyai nama komersil seperti lime, burnt lime,
quicklime dan stonelime. CaO terbentuk dengan
pengeluaran CO2 dari pembakaran kapur yang
singkat.
2.
Kalsium hidroksida dengan rumus kimia Ca(OH)2
merupakan alkaline dan menyerap CO2 dari udara.
Saat air ditambahkan pada kalsium oksida, maka
akan menjadi kalsium hidroksida atau hydrated lime
atau slaked lime. (Ca(OH)2 digunakan dalam
pengobatan, pembuatan gips, semen dan industry
kulit.
3.
Kalsium karbonat dengan rumus kimia CaCO3
dikenal dengan nama limestone. CaCO3 bersifat
tidak larut dalam air tetapi larut dalam air yang
mengandung CO2 dan bertransformasi menjadi
kalsium bikarbonat atau Ca(HCO)3
Selain NaOH, bahan alkali yang dapat
digunakan pada pembuatan pulp dengan proses soda
yaitu kapur (CaO) dimana bahan ini digunakan saat
pemasakan bahan-bahan berserat pendek dan dapat
meningkatkan titik didih air yang digunakan pada proses
hidrolisis. Kapur yang termasuk basa kuat yang dapat
membengkakan kulit binatang dan menghilangkan bulu
dalam industry kulit binatang atau melarutkan zat kulit
mentah atau protein (Rahmawati, 1999).
2.
Ketahanan tarik
Didefinisikan sebagai daya tahan lembaran pulp
terhadap gaya tarik yang bekerja pada kedua ujungnya,
diukur pada kondisi standar (SII-0436-81). Sifat fisik ini
dianggap penting untuk jenis kertas tertentu seperti tas
belanja . Dalam hal ini nilai kekuatannya dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain (Saranah, 2002):
a.
Arah serat dalam lembaran pulp
Nilai ketahanan tarik lembaran pulp akan
lebih tinggi jika arah seratnya sejajar dengan arah
tarikannya
Ikatan antarserat
b.
Makin besar kekuatan ikatan antarserat
maka ketahanan tarik lembaran pulp makin besar.
3.
Ketahanan retak
Didefinisikan sebagai tekanan hidrostatik
dalam kilopascal atau psi yang dibutuhkan untuk
meretakkan suatu bahan saat tekanan ditingkatkan
pada kecepatan konstan oleh karet diafragma
bundar dengan diameter 30,5 mm (T-404-cm-92).
Sifat fisik ini dianggap penting untuk jenis tas
khusus yang biasa digunakan untuk menahan
beban sangar berat. Dalam hal ini nilai kekuatannya
tergantung pada (Nursyamsu, 1993):
a. Panjang serat
2.4.
Hidrolisis Lignin
Lignin merupakan senyawa aromatic berbentuk
amorf, tersusun oleh unit fenol propane (Singh, 1991).
Lignin dapat dihidarolisis oleh sama dengan memutus
ikatan -benzil eter namun metode ini tidak cocok untuk
pelarut lignin. Dalam hal ini reaksi kondensasi muncul
2.6.
Sifat fisik dan kimia daun nenas ditinjau dari
segi pembuatan pulp
2.6.1. Serat pada nenas
Serat pada nenas dapat digunakan untuk tekstil
dan kertas.Cara memisahkan serat secara tradisional yaitu
daun dibuat memar dengan melepaskan kutikula sehingga
serat mudah dipisahkan dengan tangan. Sesudah dicuci
dengan air, dijemur di sinar matahari yang kemudian diikat
bersama serat-serat yang panjangnya 1 1,2 meter. Hasil
serat dari daun yang telah tua yaitu 1.0 1.2%. Varietas
Aechmea magdalenae Andre ini tahan air garam. Varietas
lainnya, Bromelia sylvestris Vell, kekuatan rentangnya
tinggi. Serat dari Smooth Cayenne lunak,seperti sutera
dan halus, hanya saja kekuatan rentangnya rendah,
sehingga kalau dipakai tali, kurang kuat bila dibandingkan
dengan (Aechmea magdalenae) (Anonymous, 2008).
Serat dari Smooth Cayenne telah dicoba
dipakai untuk bahan pakaian dan hasilnya sangat menarik,
hanya disini masih kalah dengan tekstil sintetis yang
harganya lebih murah. Serat dari tanaman nenas dapat
juga dipergunakan untuk bahan kertas. Kertas yang
dihasilkan dapat tipis, permukaannya halus, lemas dan
liat, dapat dilipat dan dapat dikisutkan tetapi dapat
dihaluskan lagi tanpa kerusakan (Asbani, 1994).
2.6.2.
Serat
Serat
Serat Rami
Nanas
Kapas
(%)
(%)
(%)
1. Alpha Selulosa
69,5
94
72 92
71,5
2. Pentosan
17,0
17,8
3. Lignin
4,4 4,7
0-1
4. Pektin
1,0 1,2
0,9
3 27
5. Lemak dan Wax
3,0 3,3
0,6
0,2
6. Abu
0,71
1,2
2,87
0,87
7. Zat-zat lain (protein, 4,5 5,3
1,3
6,2
asam organik, dll.)
Sumber : Anonymous (2008)
2.6.3.
Sifat-Sifat Fisik Serat Nanas
Serat nanas mempunyai kekuatan yang relatif
tinggi. kekakuan lentur atau Flexural rigidity dan torsional
rigidity serat relatif lebih tinggi dibanding kapas. Hal ini
menyebabkan serat mempunyai ketahanan yang besar
Komposisi kimia
-Ao
At
R
t
n
=
=
=
=
=
BiayaTetap
BiayaVariabel
1
TotalPenerimaan
At
(1 + r )
t =1
Keterangan:
Skala Usaha
Industri dan Dagang Mikro (ID-Mikro)
Industri dan Dagang Kecil (ID-Kecil)
Industri dan Dagang Menengah (ID-Menengah)
Industri dan Dagang Besar (ID-Besar)
Sumber: Subanar (2001)
Perancangan
sistem
operasi
meliputi
penyeleksian produk dengan rancangan produk,
penyeleksian peralatan dan proses, perancangan kegiatan
operasi, perancangan tugas, penentuan lokasi dan
penyusunan tata letak peralatan. Perancangan dan
pengendalian operasi meliputi pengendalian terhadap
persediaan dan proses operasi, pemeliharaan dan
perawatan mesin, pengendalian bahan baku, pengendalian
tenaga kerja, dan pengendali biaya dan perbaikan.
Perancangan kegiatan operasi memerlukan kerangka
keputusan yang mencakup proses kapasitas, persediaan,
tenaga kerja dan kualitas (Sudarsono, 2002).
Konsep yang paling sederhana dalam
menentukan skala operasi (kapasitas produksi) adalah
bergantung pada kemungkinan perkembangan pangsa
pasar (market share) yang dapat diraih dan kapasitas
mesin serta peralatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini
dilakukan dalam proses produksi, kemampuan keuangan
perusahaan dan kemungkinan adanya perubahan teknologi
produksi di masa yang akan datang (Suratman, 2002 ).
Penelitian studi kelayakan pada umumnya
dilakukan terhadap aspek-aspek pasar, teknis, keuangan,
hukum, ekonomi Negara dan dampak sosial. Jenis aspek yang
dikaji tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam
dalam investasi tersebut, semakin besar dana yang
ditanam, semakin banyak aspek yang dikaji (Husnan dan
Suwarsono, 1999).
Aspek keuangan menyangkut bahasan tentang
dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap
maupun modal kerja, sumber-sumber pembelanjaan yang
digunakan, taksiran penghasilan, biaya dan rugi atau laba pada
berbagai tingkat operasi, manfaat dan biaya dalam artian
net present value, profitability
finansial, seperti
2,10.
2.10.1
= 0 dan
=0
2.
Syarat cukup
Determinan minor utama D matrik Hessan (H)
bersifat definit negatif dimana matrik H
didefinisikan sebagai berikut :
2.10.2
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
3.2.2.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pulp
dari tanaman nenas adalah daun tanaman nenas varietas
Chayenne
yang berasal dari Blitar, bahan-bahan
pembantu yang digunakan yaitu Kalsium oksida (CaO)
teknis.
,
5 10
(8)
dengan cara yang sama, maka dapat ditentukan bentuk
hubungan antara b dan B serta c dan C, sebagai berikut :
,
,
20 100
(9)
30 90
(10)
Penentuan level-level faktor yang bersesuaian dengan
nilai - = -1,68 dan = 1,68 dengan jalan memanfaatkan
hubungan yang ada antara variable kode dan variable asli
dalam persamaan (8), (9), dan (10).
Menggunakan persamaan (8), maka diketahui bahwa :
Untuk a = -1,68, maka A = 5 (-1,68) + 10 = 1,6
Untuk a = 1,68, maka A = 5 (1,68) + 10 = 18,4
Menggunakan persamaan (9), maka diketahui bahwa :
Untuk a = -1,68, maka B = 20 (-1,68) + 100 =
66,4
Untuk a = 1,68, maka B = 20 (1,68) + 100 =
133,6
Menggunakan persamaan (10), maka diketahui bahwa :
Untuk a = -1,68, maka C = 30 (-1,68) + 90 =
39,6
Untuk a = 1,68, maka C = 30 (1,68) + 90 =
140,4
10
Peng
acaka
n
16
B:Waktu
C:Suhu
menit
oCelcius
menit
oCelcius
-1
-1
-1
60
80
-1
-1
15
60
80
10
-1
-1
120
80
-1
15
120
80
-1
-1
60
120
15
-1
15
60
120
19
-1
120
120
11
15
120
120
13
-1.68
1.6
90
100
10
1.68
18.4
90
100
11
18
-1.68
10
66.4
100
12
17
1.68
10
133.6
100
13
-1.68
10
90
39.6
14
1.68
10
90
140.4
15
12
10
90
100
16
10
90
100
17
14
10
90
100
18
20
10
90
100
19
10
90
100
20
10
90
100
11
3.5.
Penetapan Variabel dan
Parameter
Perancangan
3.5.1.
Aspek Teknis
Variabel yang diteliti adalah :
a. Aspek Teknis proses :
1) Karakteristik kertas seni
Karakteristik kertas seni parameternya adalah :
rendemen, kekuatan tarik, sobek dan gramatur
2) Uji sensoris produk
Parameternya adalah : warna, tekstur
permukaan, kenampakan serat
b. Perancangan kebutuhan mesin dan peralatan
Parameternya adalah :
Spesifikasi mesin dan peralatan untuk
pengolahan produk kertas seni
Waktu proses yang dibutuhkan dalam proses
pengolahan produk kertas seni.
c. Lokasi pendirian unit pengolah
Parameternya adalah :
Jumlah bahan baku
Lokasi beberapa sumber (air, suhu udara,
tenaga listrik dan telepon)
Sarana transportasi
Lokasi pasar
Lokasi tenaga kerja
d. Perancangan Proses Pengolahan
Parameternya adalah :
Kualitas dan kuantitas produk kertas seni.
Spesifikasi dan jumlah mesin dan peralatan
yang digunakan untuk pengolahan
Waktu yang dibutuhkan untuk tiap tahapan
proses pengolahan
e. Perancangan Penjadwalan dan Pengendalian
Produksi
Parameternya adalah :
Kapasitas produksi per hari unit pengolahan
produk kertas seni.
Kebutuhan bahan baku unit pengolahan
produk kertas seni.
c.
Kelayakan Finansial
Parameternya adalah :
Harga bahan baku, harga mesin dan peralatan
Biaya penggunaan air, listrik, telepon dan
bahan bakar
Sewa bangunan dan gaji pekerja
3.5.2.
Aspek Manajemen
Variabel yang diteliti adalah :
a. Penentuan struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan
Parameternya adalah :
Kompleksitas Pekerjaan dan besar kecilnya
perusahaan
b. Penentuan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja
Parameternya adalah :
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
Kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan
12
Design-Expert Software
Factor Coding: Actual
Rendemen
Design points above predicted value
89.648
BAB IV
PEMBAHASAN
61.5799
X1 = A: Katalis (CaO)
X2 = B: Waktu
90
Actual Factor
C: Suhu = 0.00
85
Rendemen
4.1.
80
75
70
65
1.00
1.00
0.50
0.50
0.00
B: Waktu
0.00
-0.50
-0.50
-1.00
A: Katalis (CaO)
-1.00
4.1.1.
Rendemen
a. Analisis ragam
Analisis ragam disajikan pada lampiran 11,
menunjukkan model kuadratik yang dipilih mempunyai nilai
F Hitung 33.15 dan nilai p = <0.0001; konsentrasi CaO
memiliki F Hitung 172.51 dan p = <0.0001; waktu memiliki F
hitung 43.84 dan p = <0.0001; suhu memiliki F hitung 72.05
dan p = <0.0001. Nilai p < 0.0500 menunjukan pengaruh
signifikan pada respon. Hal ini menunjukan bahwa model,
konsentrasi CaO, suhu dan waktu menunjukkan pengaruh
signifikan pada respon. Standar deviasi 1,88 dan R2 =
0,9676. Model persamaan kuadratik yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :
y = 78,44- 6.69 x1 3,37 x2 -4,33 x3 + 0,25 x1 x2 1,84 x1 x3 -0,024 x2 x3 0,4 x12 0,31 x22
0,61 x32
dimana y = rendemen; x1= konsentrasi CaO; x2 = suhu; x3 =
waktu.
b.
13
b.
b.
Design-Expert Software
Factor Coding: Actual
Ketahanan Sobek
Design points above predicted value
42.1398
Design-Expert Software
Factor Coding: Actual
Ketahanan Tarik
Design points below predicted value
0.428924
30.1733
0.378
42
X1 = A: Katalis (CaO)
X2 = B: Waktu
0.42
X1 = A: Katalis (CaO)
X2 = B: Waktu
Actual Factor
C: Suhu = 0.00
Ketahanan Tarik
0.41
0.405
0.4
0.395
Ketahanan Sobek
40
Actual Factor
C: Suhu = 0.00
0.415
38
36
34
32
30
0.39
1.00
1.00
0.50
0.50
0.00
0.00
1.00
0.50
0.00
B: Waktu
B: Waktu
1.00
0.50
-0.50
-0.50
-1.00
-1.00
A: Katalis (CaO)
0.00
-0.50
-0.50
-1.00
-1.00
A: Katalis (CaO)
4.1.4.
Uji Gramatur
Gramatur adalah massa lembaran kertas dibagi
luasnya dalam satuan g/m2. Uji gramatur dilakukan untuk
mengetahui keseragaman sampel kertas yang telah dibuat
(Chatrine dan Witono, 2006).
a.
Analisis Ragam
Analisis ragam disajikan pada lampiran 14,
menunjukkan model kuadratik yang dipilih mempunyai nilai
F Hitung 18.43 dan nilai p = <0.0001; konsentrasi CaO
memiliki F Hitung 114.17 dan p = <0.0001; waktu memiliki F
hitung 23.89 dan p = 0.0006; suhu memiliki F hitung 10.15
dan p = 0.0097. Nilai p < 0.05 menunjukan pengaruh
signifikan pada respon. Hal ini menunjukan bahwa model,
konsentrasi CaO, suhu dan waktu memberikan pengaruh
signifikan pada gramatur. Standar deviasi 1,03 dan R2 =
0,9431. Model persamaan kuadratik yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :
y = 175,46 2,99 x1 1,37B + 0,89 x3 + 0,067 x1x2
0,48 x1 x3 0,025 x2 x3 + 0,79 x12 + 0,69 x22
+0,53 x32
14
b.
Gramatur
178
176
174
1.00
b.
172
0.50
1.00
0.00
0.50
0.00
-0.50
A: Katalis (CaO)
-0.50
B: Waktu
-1.00
-1.00
Design-Expert Software
Factor Coding: Actual
Lignin
Design points above predicted value
17.9823
6.6897
X1 = A: Katalis (CaO)
X2 = B: Waktu
20
Actual Factor
C: Suhu = 0.00
18
16
Lignin
14
12
10
8
1.00
1.00
0.50
0.50
0.00
B: Waktu
0.00
-0.50
-0.50
-1.00
A: Katalis (CaO)
-1.00
4.1.5. Lignin
Lignin merupakan senyawa aromatic berbentuk
amorf, tersusun oleh unit fenol propane (Sugesty, 1990).
a.
Analisis Ragam
Analisis ragam disajikan pada lampiran 13,
menunjukkan model kuadratik yang dipilih mempunyai nilai
F Hitung 46,71 dan nilai p = <0.0001; konsentrasi CaO
memiliki F Hitung 327,54 dan p = <0.0001; waktu memiliki F
hitung 44,12 dan p = <0.0001; suhu memiliki F hitung 36,83
dan p = 0.0001. Nilai p < 0.05 menunjukan pengaruh
signifikan pada respon. Hal ini menunjukan bahwa model,
konsentrasi CaO, suhu dan waktu memberikan pengaruh
signifikan pada kadar lignin. Standar deviasi = 0,67 dan R2 =
0,9768. Persamaan kuadratik yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :
y = 14,02 3,29 x1 1,21 x2 1,1 x3 0,5 x1 x2
0,42 x1 x3 + 0,04 x2 x3 -0,32 x12 0,2 x22
0,1 x32
15
Tujuan
Batas
Atas
Batas
Bawah
A:Katalis (CaO)
Dalam Batas
-1
B:Waktu
Dalam Batas
-1
C:Suhu
Dalam Batas
-1
Rendemen
Maksimum
61.58
89.65
Kappa
Minimum
45.51
122.31
Lignin
Minimum
6.69
17.98
Gramatur
Maksimum
172.07
182.07
Ketahanan Sobek
Maksimum
30.17
42.14
Ketahanan Tarik
Maksimum
0.38
0.43
10.00
CaO
Wak
tu
Suhu
Rendemen
Lig
nin
Grama
tur
Ket.
Sobek
Desirability
0.86
1.00
1.00
62.4178
7.59992
172.067
41.6701
0.9227901
0.86
1.00
0.98
62.547
7.62078
172.067
41.6469
0.9214134
0.85
1.00
1.00
62.5078
7.64768
172.087
41.6429
0.9205141
0.86
1.00
0.96
62.6747
7.64111
172.067
41.6238
0.9200562
0.87
1.00
0.89
63.0276
7.68973
172.067
41.5639
0.9166749
0.00
A1B1
A1B1
A1B2
A1B3
A1B3
A2B1
A2B2
A2B2
A2B3
A3B1
A3B1
A3B2
A3B3
A3B3
No
Warna
5.00
Kombinasi Perlakuan
16
Tekstur
Permukaan
6.00
4.00
2.00
0.00
Kombinasi Perlakuan
Gambar 11. Rerata Kesukaan Panelis terhadap Tekstur
permukaan Kertas pada Berbagai
Kombinasi Perlakuan
Uji Sensoris
Kombinasi
Perlakuan
Kenampakan Serat
Nilai
Produk
Warna
Tekstur
Permukaan
Kenampakan
Serat
A1B1C1
5.00
5.00
4.80
0.978
A1B1C2
4.80
4.80
5.00
0.972
A1B1C3
4.80
4.80
4.60
0.928
A1B2C1
4.60
4.60
4.60
0.900
A1B2C2
4.20
4.20
4.00
0.778
A1B2C3
4.20
4.20
4.20
0.760
A1B3C1
3.40
3.40
4.20
0.687
A1B3C2
3.80
3.80
3.60
0.678
A1B3C3
4.00
4.00
3.80
0.728
A2B1C1
2.20
2.20
3.40
0.430
A2B1C2
2.60
2.60
3.40
0.487
A2B1C3
4.20
4.20
2.80
0.648
A2B2C1
2.80
2.80
2.80
0.450
6.00
A2B2C2
2.80
2.80
2.80
0.450
4.00
A2B2C3
3.20
3.20
3.00
0.528
2.00
A2B3C1
3.40
3.20
3.20
0.560
0.00
A2B3C2
3.40
3.40
2.20
0.360
A2B3C3
1.00
3.40
2.20
0.350
A3B1C1
1.20
1.00
2.60
0.173
A3B1C2
1.60
1.20
2.00
0.157
A3B1C3
1.80
1.60
2.00
0.203
A3B2C1
2.00
1.80
2.00
0.232
A3B2C2
2.00
2.00
2.00
0.250
A3B2C3
2.00
2.00
1.40
0.185
A3B3C1
2.00
2.00
1.80
0.228
A3B3C2
2.00
2.00
1.00
0.142
Kombinasi Perlakuan
Gambar 12. Rerata Kesukaan Panelis terhadap
kenampakan serat Kertas pada Berbagai kombinasi
Perlakuan
Hasil analisis Uji Friedman menunjukkan
bahwa pembuatan kertas memberikan pengaruh
nyata ( = 0,05) terhadap rerata kesukaan
kenampakan serat kertas. Kombinasi perlakuan
terbaik tingkat kesukaan kenampakan serat diperoleh
dari A1B1C3 (CaO 5%, suhu 800C, 120 menit).
17
A3B3C3
2.00
2.20
*= Perlakuan Terbaik
1.00
0.160
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kombinasi perlakuan terbaik berdasrkan indeks
efektifitas diperoleh darii kombinasi perlakuan A3B2C3 (3
cm, pemasakan 2 jam, 75% pulp serat nanas dan 25%
bubur kertas koran) dengan nilai produk 0,757 yang
memiliki kandungan rendemen 64,185%, gramatur
206,767 g/m2, ketahanan sobek 80,913 kgf/cm2,ketahanan
tarik 0,839 kgf/cm, warna 5, tekstur permukaan 5, dan
kenampakan serat 4,8.
Lokasi unit pengolahan kertas seni dari daun
nenas skala industri direncanakan di Blitar. Total biaya
produksi selama 1 tahun kertas seni dari proporsi serat daun
nenas dan daur ulang kertas koran kompas adalah sebesar
Rp. 38,012,800,- dengan perincian biaya tetap (fixed cost)
sebesar Rp. 29,146,000,- dan biaya tidak tetap (variable
cost) sebesar Rp. 8,866,800,-. Harga Pokok Produksi
sebesar Rp. 243,67. Harga jual yang dihitung di tingkat
produsen ke pengecer sebesar Rp. . 365, 51 Rp.
400,00.
Perhitungan BEP dicapai pada volume penjualan
314.469,49 lembar atau senilai Rp. 114,941,018,-. Nilai
payback period dicapai pada 2 tahun 4 bulan
10
hari .Nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp.
32,107,512. Nilai Profitability Index (PI) sebesar 1,43
dengan demikian unit usaha industri kertas seni dari daun
nenas layak dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
(online),
diakses
N.
2005.
Pulp.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pulp,
19 November 2009)
5.2. Saran
Asbani,
19
Piggot,
20
21