TESIS
Disusun oleh:
KHAIRUN NISA
505830030
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2010
TESIS
KONTRIBUSI KETAULADANAN DAN PROFESIONALITAS GURU
TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI
DI SMAN 1 KOTA CIREBON
Yang diajukan oleh:
KHAIRUN NISA
NIM: 505830030
Sekretaris/ Anggota
Pembimbing I/ Penguji II
Penguji I
Diajukan Oleh:
KHAIRUN NISA
NIM: 505830030
Pembimbing I
Pembimbing II
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIEBON
2010
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Khairun Nisa
NIM
: 505830030
Program Studi
: Pendidikan Islam
Konsentrasi
Menyatakan bahwa TESIS ini secara keseluruhan ASLI hasil penelitian saya,
kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Pernyataan ini dibuat dengan sejujurnya dan dengan penuh kesungguhan hati,
disertai dengan kesiapan untuk menanggung segala resiko yang mungkin
diberikan, sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila di kemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim terhadap
keaslian karya saya ini.
KHAIRUN NISA
NIM: 505830030
NOTA DINAS
Lamp. : 5 Eksemplar
Hal
: Penyerahan Tesis
Kepada Yth;
Direktur Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
Di
CIREBON
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, meneliti dan merevisi seperlunya, kami berpendapat
bahwa tesis saudara Khairun Nisa NIM. 505830030 yang berjudul: Kontribusi
Ketauladanan dan Profesionalitas Guru PAI terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar PAI di SMAN 1 Kota Cirebon telah dapat diujikan. Bersama ini, kami
kirimkan naskahnya untuk segera dapat diujikan dalam sidang tesis Program
Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Atas perhatian saudara, saya sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
NOTA DINAS
Lamp. : 5 Eksemplar
Hal
: Penyerahan Tesis
Kepada Yth;
Direktur Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
Di
CIREBON
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, meneliti dan merevisi seperlunya, kami berpendapat
bahwa tesis saudara Faizah NIM. 505830039 yang berjudul: Kontribusi
Ketauladanan dan Profesionalitas Guru Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar
PAI di SMAN 1 Kota Cirebon telah dapat diujikan. Bersama ini, kami kirimkan
naskahnya untuk segera dapat diujikan dalam sidang tesis Program Pascasarjana
IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Atas perhatian saudara, saya sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan
rahmat dan hidayahnya penyusunan tesis ini telah selesai dengan baik. Tesis ini
mengungkapkan Kontribusi Ketauladanan dan Profesionalitas Guru Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar PAI di SMAN 1 Kota Cirebon.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik, tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Dalam kesempatan ini penulis
ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai
pihak yang telah memberi bantuan berupa kesempatan, arahan, bimbingan dan
motivasi selama penulis studi dan sampai penyusunan tesis ini. Oleh karena itu
penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Moh. Matsna H.S, M. Ag, selaku Rektor IAIN Syekh Nurjati,
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan pada IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
2. Prof. Dr. H. Adang Djumhur S, M. Ag, selaku Direktur Program
Pascasarjana dan seluruh unsur pengelola Program Pascasarjana IAIN
Syekh Nurjati Cirebon, yang telah memberikan pelayanan dan pembinaan
kepada penulis sampai berakhirnya studi.
3. Prof. Dr. H. Abdus Salam DZ, MM, Pembimbing I dalam penulisan tesis
ini yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesabaran
ABSTRAK
Khairun Nisa, Nim. 505830030. Kontribusi Ketauladanan dan Profesionalitas Guru
Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI di SMAN 1 Kota Cirebon.
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Fenomena awal melalui pengamatan di lapangan,
kurangnya hormat siswa terhadap guru, dan terhadap peraturan-peraturan yang
ditetapkan sekolah, dan ini merupakan bagian dari prestasi PAI siswa. Pencapaian
tujuan pendidikan tersebut dapat diwujudkan apabila didukung oleh ketauladanan guru
yang baik, mulai dari ucapan, perbuatan, dan sikap sehari-hari yang ditampilkan di
lingkungan sekolah. Profesionalitas guru PAI yang di dalamnya tercakup kemampuan
dalam memenej, merencanakan dan mengevaluasi pembelajaran yang jelas dan terukur.
Masalahnya adalah Apakah ketauladanan dan profesionalitas guru PAI berkontribusi
terhadap peningkatan prestasi belajar PAI siswa SMAN 1 Kota Cirebon baik secara
parsial maupun simultan.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan ketauladanan guru PAI SMAN
1 Cirebon dalam proses belajar mengajar di sekolah; 2) Mendeskripsikan profesionalitas
guru PAI SMAN 1 Cirebon dalam proses belajar mengajar di sekolah; 3)
Mendeskripsikan prestasi belajar pendidikan Agama Islam siswa SMAN 1 Cirebon; 4)
Menemukan kontribusi ketauladanan dan profesionalitas guru PAI terhadap peningkatan
prestasi belajar Pendidikan agama Islam siswa SMAN 1 Cirebon, baik secara parsial
maupun simultan.
Dalam penelitian ini digunakan metode survey, baik survey deskriptif (descriptive
survey), maupun survey eksplanatori (explanatory survey). Metode ini digunakan untuk
menjelaskan hubungan-hubungan korelasional antara satu variabel dengan variabel
lainnya. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner berbentuk skala likert, angket
disusun berdasarkan indikator variabel. Sampel berjumlah 90 orang siswa kelas III
tahun ajaran 2009/2010, dari jumlah populasi 1011 siswa SMAN 1 Kota Cirebon,
dengan menggunakan stratified proportional random sampling. Analisis data dengan
menggunakan analisis korelasional dan regresi program SPSS 16.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: terdapat hubungan yang rendah (0,216)
antara ketauladanan dengan prestasi belajar PAI siswa., terdapat hubungan yang kuat
(0,73) antara profesionalitas guru PAI dengan prestasi belajar PAI, dan terdapat
hubungan yang kuat (0,671) antara ketauladanan dan profesionalitas guru PAI secara
bersama-sama dengan prestasi belajar PAI. Setiap terjadi penambahan satu skor atau
nilai ketauladanan dan profesionalitas guru PAI, akan dapat menambah kenaikan nilai
prestasi belajar PAI sebesar 0,67 dan 71.8 point. Dengan demikian ketauladanan dan
profesionalitas guru PAI secara bersama-sama berpengaruh positif dan cukup signifikan
(45 %) terhadap peningkatan prestasi belajar PAI, adapun sisanya (55 %) adalah di luar
faktor ketauladanan dan profesionalitas guru PAI. Dengan demikian semakin baik
ketauladanan dan profesionalitas guru, akan semakin berpengaruh positif terhadap
peningkatan prestasi belajar PAI SMAN 1 Kota Cirebon.
vi
ABSTRACT
Khairun Nisa, NIM. 505830030. The Contribution Of Modeling Teacher And Teacher
Profesionalism in Improvement Student Learning Quality 0n SMAN 1 Cirebon
City.
The National education that targeted to development of student potential than will
be can as human faithful and good following to god the just one, diligent, good ethic,
vet, had knowledge, creative, independent and will be can a civil of democratic and
responsibility. Initial phenomenon passed the observation in field, students' lack of
respect towards teachers, and to the regulations specified by schools, and this is learning
quality PAI. Hade take a education target that will be get if that model teachers provide
good examples to students utterance, act, and daily attitude as well in which are
presented in scholl area. The teacher professional PAI include in managing, planning
and evaluating learning of good and measurable. Its problems is What both the
modelling of teacher and the teacher professional PAI contribute to improvement the
student learning quality PAI SMAN 1 Cirebon, either parsial or simultan?
The problems of the research can formulated as follows: 1) Descriptive the
modelling of teacher PAI SMAN 1 Cirebon in learning process on school; 2)
Descriptive teacher professional PAI SMAN 1 Cirebon in learning process on school; 3)
Descriptive the student learning quality PAI SMAN 1 Cirebon; 4) Found contribute
both the modelling of teacher and the teacher professional PAI to improvement the
student learning quality PAI SMAN 1 Cirebon, either parsial or simultan?
The research uses survey method which consists of descriptive method and
explanatory method. It is used to the describe the correlation between variables. The
instrument to collect data used questionnaires of scale likert. the questionnaires were are
arranged based on variable indicator. The sample to 90 students of the third grades in
2009/ 2010 school year, thus 1011 population on SMAN 1 Cirebon by using stratified
proportional random sampling. The analysis of data uses correlation analysis and
regretion at program SPSS 16.
The results showed that: there is low correlation (0.216) between modelling of
teacher academic achievement of students., There is a strong correlation (0.73) between
the professionalism of teachers and the learning achievement PAI PAI, and there is a
strong correlation (0.671) and between modelling of teacher and teacher of
professionalism PAI together with the achievements of Islamic education. Each
additional one score or value modelling of teacher and professionalism of teachers PAI,
will be able to add the increase in the value of learning achievement and PAI 0.67 for
71.8 points. Thus modelling of teacher and professionalism of teachers jointly PAI
positive and significant effect (45%) on improving the academic achievement PAI, as
for the rest (55%) are outside of modelling of teacher factor and PAI teacher
professionalism. Thus the better modelling of teacher and professionalism of teachers,
will be increasingly positive effect on improving the academic achievement of PAI
SMAN 1 Cirebon City.
vii
ABSTRAK
Khairun Nisa, Nim. 505830030. Kontribusi Ketauladanan dan Profesionalitas Guru
Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI di SMAN 1 Kota Cirebon.
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Fenomena awal melalui pengamatan di lapangan,
kurangnya hormat siswa terhadap guru, dan terhadap peraturan-peraturan yang
ditetapkan sekolah, dan ini merupakan bagian dari prestasi PAI siswa. Pencapaian
tujuan pendidikan tersebut dapat diwujudkan apabila didukung oleh ketauladanan guru
yang baik, mulai dari ucapan, perbuatan, dan sikap sehari-hari yang ditampilkan di
lingkungan sekolah. Profesionalitas guru PAI yang di dalamnya tercakup kemampuan
dalam memenej, merencanakan dan mengevaluasi pembelajaran yang jelas dan terukur.
Masalahnya adalah Apakah ketauladanan dan profesionalitas guru PAI berkontribusi
terhadap peningkatan prestasi belajar PAI siswa SMAN 1 Kota Cirebon baik secara
parsial maupun simultan.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan ketauladanan guru PAI SMAN
1 Cirebon dalam proses belajar mengajar di sekolah; 2) Mendeskripsikan profesionalitas
guru PAI SMAN 1 Cirebon dalam proses belajar mengajar di sekolah; 3)
Mendeskripsikan prestasi belajar pendidikan Agama Islam siswa SMAN 1 Cirebon; 4)
Menemukan kontribusi ketauladanan dan profesionalitas guru PAI terhadap peningkatan
prestasi belajar Pendidikan agama Islam siswa SMAN 1 Cirebon, baik secara parsial
maupun simultan.
Dalam penelitian ini digunakan metode survey, baik survey deskriptif (descriptive
survey), maupun survey eksplanatori (explanatory survey). Metode ini digunakan untuk
menjelaskan hubungan-hubungan korelasional antara satu variabel dengan variabel
lainnya. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner berbentuk skala likert, angket
disusun berdasarkan indikator variabel. Sampel berjumlah 90 orang siswa kelas III
tahun ajaran 2009/2010, dari jumlah populasi 1011 siswa SMAN 1 Kota Cirebon,
dengan menggunakan stratified proportional random sampling. Analisis data dengan
menggunakan analisis korelasional dan regresi program SPSS 16.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: terdapat hubungan yang rendah (0,216)
antara ketauladanan dengan prestasi belajar PAI siswa., terdapat hubungan yang kuat
(0,73) antara profesionalitas guru PAI dengan prestasi belajar PAI, dan terdapat
hubungan yang kuat (0,671) antara ketauladanan dan profesionalitas guru PAI secara
bersama-sama dengan prestasi belajar PAI. Setiap terjadi penambahan satu skor atau
nilai ketauladanan dan profesionalitas guru PAI, akan dapat menambah kenaikan nilai
prestasi belajar PAI sebesar 0,67 dan 71.8 point. Dengan demikian ketauladanan dan
profesionalitas guru PAI secara bersama-sama berpengaruh positif dan cukup signifikan
(45 %) terhadap peningkatan prestasi belajar PAI, adapun sisanya (55 %) adalah di luar
faktor ketauladanan dan profesionalitas guru PAI. Dengan demikian semakin baik
ketauladanan dan profesionalitas guru, akan semakin berpengaruh positif terhadap
peningkatan prestasi belajar PAI SMAN 1 Kota Cirebon.
viii
ABSTRACT
Khairun Nisa, NIM. 505830030. The Contribution Of Modeling Teacher And Teacher
Profesionalism in Improvement Student Learning Quality 0n SMAN 1 Cirebon
City.
The National education that targeted to development of student potential than will
be can as human faithful and good following to god the just one, diligent, good ethic,
vet, had knowledge, creative, independent and will be can a civil of democratic and
responsibility. Initial phenomenon passed the observation in field, students' lack of
respect towards teachers, and to the regulations specified by schools, and this is learning
quality PAI. Hade take a education target that will be get if that model teachers provide
good examples to students utterance, act, and daily attitude as well in which are
presented in scholl area. The teacher professional PAI include in managing, planning
and evaluating learning of good and measurable. Its problems is What both the
modelling of teacher and the teacher professional PAI contribute to improvement the
student learning quality PAI SMAN 1 Cirebon, either parsial or simultan?
The problems of the research can formulated as follows: 1) Descriptive the
modelling of teacher PAI SMAN 1 Cirebon in learning process on school; 2)
Descriptive teacher professional PAI SMAN 1 Cirebon in learning process on school; 3)
Descriptive the student learning quality PAI SMAN 1 Cirebon; 4) Found contribute
both the modelling of teacher and the teacher professional PAI to improvement the
student learning quality PAI SMAN 1 Cirebon, either parsial or simultan?
The research uses survey method which consists of descriptive method and
explanatory method. It is used to the describe the correlation between variables. The
instrument to collect data used questionnaires of scale likert. the questionnaires were are
arranged based on variable indicator. The sample to 90 students of the third grades in
2009/ 2010 school year, thus 1011 population on SMAN 1 Cirebon by using stratified
proportional random sampling. The analysis of data uses correlation analysis and
regretion at program SPSS 16.
The results showed that: there is low correlation (0.216) between modelling of
teacher academic achievement of students., There is a strong correlation (0.73) between
the professionalism of teachers and the learning achievement PAI PAI, and there is a
strong correlation (0.671) and between modelling of teacher and teacher of
professionalism PAI together with the achievements of Islamic education. Each
additional one score or value modelling of teacher and professionalism of teachers PAI,
will be able to add the increase in the value of learning achievement and PAI 0.67 for
71.8 points. Thus modelling of teacher and professionalism of teachers jointly PAI
positive and significant effect (45%) on improving the academic achievement PAI, as
for the rest (55%) are outside of modelling of teacher factor and PAI teacher
professionalism. Thus the better modelling of teacher and professionalism of teachers,
will be increasingly positive effect on improving the academic achievement of PAI
SMAN 1 Cirebon City.
ix
.505830030 . )
.(1
.
.
.
.
(1 : 1
2 ( 1
(3 1 (4
) (
) ( .
.
. 90 2010/2009
1 1011
. 16 .
: ) (0.216
) (0.73
) (0.671 .
0.67 71.8 .
45 ) ( 55
.
1 .
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ iv
NOTA DINAS ................................................................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACTION ................................................................................................ viii
ABSTRAK (Arab) ............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB I
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 14
C. Perumusan Masalah .................................................................... 15
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 16
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 17
BAB II
: METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian ....................................................................... 95
B. Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................... 105
C. Operasionalisasi Variabel ......................................................... 106
D. Populasi dan Sampel ................................................................ 113
E. Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 115
F. Pengujian Instrumen Penelitian
1.
2.
3.
4.
xii
D. Pengujian Hipotesis
1. Kontribusi Ketauladanan Guru PAI terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar PAI SMAN 1 Cirebon ............................. 143
2. Kontribusi Profesionalitas Guru PAI terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar PAI SMAN 1 Cirebon ........................... 150
3. Kontribusi Ketauladanan dan Profesionalitas Guru PAI
secara bersama-sama terhadap Peningkatan Prestasi Belajar
PAI SMAN 1 Cirebon........................................................ 158
E. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kontribusi Ketauladanan Guru terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar PAI SMAN 1 Cirebon ............................. 166
2. Kontribusi Ketauladanan Guru terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar PAI SMAN 1 Cirebon ............................. 169
3. Kontribusi Ketauladanan dan Profesionalitas Guru terhadap Peningkatan Prestasi Belajar PAI SMAN 1 Cirebon . 170
BAB V
: PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 173
B. Rekomendasi Ilmiah ............................................................... 175
xiii
DAFTAR TABEL
No.
Nama Tabel
Halaman
Tabel
3.1 Nama-nama Guru SMAN 1 Cirebon..................................................... 99
3.2 Perolehan Ujian Akhir 5 Tahun Terakhir.............................................. 102
3.3 Rata-rata siswa yang melanjutkan ke Perguruan
Tinggi dalam Prosentase....................................................................... 102
3.4 Prestasi Akademik SMAN 1 2008/2009 ............................................... 103
3.5 Prestasi Belajar SMA Non Akademik 2008/2009 ................................ 104
3.6 Operasionalisasi Variabel...................................................................... 108
3.7 Jumlah Populasi .................................................................................... 113
3.9 Distribusi Sampling............................................................................... 115
3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel (X1) ........................................ 124
3.11 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel (X2) ........................................ 125
3.12 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel (Y) .......................................... 127
3.13 Hasil Perhitungan Reliabilitas masing-masing Variabel ...................... 129
4.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.................................................. 132
4.4 Test of Normality.................................................................................. 143
4.3 Test of Homogeneity ............................................................................ 145
4.4 Descriptive Statistic .............................................................................. 143
4.5 Nilai Korelasi Hasil Pengujian Variabel X1 dengan Y......................... 145
4.6 Cooeffecients ........................................................................................ 147
4.7 ANOVA................................................................................................ 148
4.8 Cooeffecients ........................................................................................ 149
4.9 Descriptive Statistic .............................................................................. 151
4.10 Nilai Korelasi Hasil Pengujian Variabel X2 dengan Y......................... 152
4.11 Cooffecients.......................................................................................... 155
4.12 ANOVA................................................................................................ 156
4.13 Cooeffecients ........................................................................................ 156
4.14 Descriptive Statistic .............................................................................. 159
4.15 Model Summary ................................................................................... 161
4.16 Cooffecients.......................................................................................... 163
4.17 ANOVA................................................................................................ 164
4.18 Cooeffecients ........................................................................................ 164
xiv
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar
3.1
Nama Gambar
Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Makna yang amat dalam terhadap tujuan yang akan dicapai oleh
pendidikan nasional Indonesia. Ilmu, Iman dan taqwa (Imtaq) dan akhlak mulia
(akhlakul karimah) adalah barometer sebagai bangsa yang cerdas. Sebaliknya,
pendidikan nasional berusaha mencetak manusia Indonesia yang cerdas dengan
berpijak kepada ilmu, nilai iman, taqwa dan akhlak mulia. Selanjutnya
diharapkan terbentuk insan-insan yang berilmu dan bertekhnologi, bersatu serta
memiliki peradaban yang maju. Generasi dan anak bangsa kedepan adalah
generasi atau individu yang smart and good atau cerdas dan baik dalam arti
cerdas rasional, emosional, spritual, demokratis, taat hukum, religius dan
beradab.2
Winataputra, Komitmen dan Tanggung Jawab Daerah dalam Upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan Seyogyanya Daerah Merespon Tantangan desentralisasi Pendidikan, Jakarta:
Universitas terbuka, 2000. hlm. 5
kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia.3 Mengacu pada tujuan
pendidikan nasional, salah satu upaya perwujudan manusia Indonesia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dicapai melalui
pendidikan agama Islam. PAI sebagai pendidikan nilai tidak cukup hanya
mempelajari rukun iman, ibadah, muamalah, dan akhlak dalam tinjauan umum,
akan tetapi perlu digali makna-makna yang dapat diangkat sebagai nilai-nilai
Islami yang mudah difahami dan diaktualisasi siswa dalam kehidupan seharihari.
Akhlak
Islam
yang aplikatif,
yaitu pengetahuan
yang harus
J. Mursell dan S. Nasution, Mengajar dengan Sukses, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. hlm.
27
Pendidikan yang maju tidak dapat lepas dari peran serta guru sebagai
pemegang kunci keberhasilan. Guru menjadi fasilitator yang melayani,
membimbing, membina dengan piawai dan mengusung siswa menuju gerbang
keberhasilan. Hidup dan mati sebuah pembelajaran bergantung sepenuhnya
kepada
guru.
Guru
mempunyai
tanggung
jawab
menyusun
strategi
pembelajaran yang menarik dan yang disenangi siswa, yakni rencana yang
cermat agar peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau
belajar, dan tertarik untuk terus-menerus mempelajari pelajaran.
Pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan anak didik, yang tindak
tanduknya, sopan santunnya disadari atau tidak, akan ditiru oleh mereka.
Bahkan bentuk perkataan, dan tingkah lakunya akan senantiasa tertanam dalam
kepribadian anak. Seorang pendidik muslim mesti menjadikan Nabi
Muhammad sebagai idola dan model dalam mendidik siswa-siswanya,
termaktub dalam al-Quran surat al-Ahzab (33): 21
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.5
Ahmad Tafsir menjelaskan bahwa metode pendidikan Islam berpusat
pada ketauladanan dan secara psikologis ternyata manusia memang
memerlukan tokoh tauladan dalam hidupnya, ini adalah sifat pembawaan.6
Pada dasarnya manusia sangat cendrung memerlukan sosok tauladan yang
mampu mengarahkan manusia pada jalan kebenaran, dan sekaligus menjadi
perumpamaan dinamis yang menjelaskan cara mengamalkan syariat Allah
SWT.
yang dimiliki siswa menjadi aktual. Inilah kepribadian profesional guru yang
diidamkan.
Alwi
Suparman
dalam
Tjepy
Supriatna
memberikan
pengertian
Pendidik
merupakan
tenaga
profesional
yang
bertugas
Indra DJati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan,
Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 2003. hlm. 38
10
Pertama, siswa kurang menghormati guru, ini dapat dilihat ketika berjumpa
siswa tidak menegur/ menyapa dan tidak mengucapkan salam. Kedua,
banyaknya pelanggaran terhadap aturan-aturan sekolah yang dilakukan siswa
kelas XII, seperti tidak disiplin dalam memakai seragam sekolah, terlambat,
dan tidak mengikuti les belajar tambahan sore. Ketiga, siswa banyak yang tidak
menjalankan perintah agama, seperti melaksanakan ibadah sholat. Ini terbukti
dari pengakuan jujur siswa kelas XII . Keempat, siswa terbiasa bertutur kata
tidak sopan, bahkan sebagian ada yang terlibat tawuran. Kelima, kurangnya
perhatian siswa terhadap kebersihan lingkungan sekolah, apabila mereka
diarahkan untuk mengambil sampah, maka masih ada yang menghindar, dan
membiarkan sampah begitu berterbangan disekitar halaman kelas dan sekolah,
tidak mau membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut diatas, menunjukkan prilakuprilaku siswa yang indisipliner, baik indisipliner terhadap tata tertib sekolah,
indisipliner dalam melaksanakan ibadah di sekolah, dan indisipliner dalam
kegiatan pembelajaran. Prilaku indisipliner atau sikap tidak mencerminkan
disiplin akan bertentangan dengan arah dan tujuan pendidikan. Prilaku
indisipliner ini mencerminkan orang itu tidak memiliki rasa tanggung jawab,
tidak peduli, acuh dan apatis.
Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui
studi dokumen, diperoleh gambaran bahwa nilai rata-rata hasil UAS pada mata
11
12
dedikasi yang tinggi, loyalitas, dan lain-lain. Prilaku guru PAI ini, sudah
menunjukkan sosok figur yang pantas ditiru dan diteladani oleh siswa.
Profesionalitas guru, khususnya guru pendidikan agama Islam, juga telah
dikembangkan secara optimal. Indikatornya adalah telah memenuhi persyaratan
baik secara administratif maupun keilmuan (kwalifikasi akademik), secara
keilmuan sudah selesai pendidikan SI, dan sudah ada guru PAI yang lulus uji
sertifikasi, sebagai tanda keprofesionalan seorang guru. Dan secara administratif
sudah menunjukkan manajemen pembelajaran yang baik, terbukti dengan para
guru yang mengajar dikelas X difasilitasi sekolah media pembelajaran yang
bermuatan tekhnologi terbaru seperti Laptop dan OHP. Selain itu juga telah
dipenuhinya
manajemen
pembelajaran
yang
baik,
yang
mencakup
13
materi
pembelajaran
kepada
siswa-siswanya,
dapat
14
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, yang merupakan pokok permasalahan serta
berkaitan dengan judul penelitian, maka masalah yang dijumpai dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Masih dijumpai siswa yang menunjukkan prilaku yang kurang baik, baik
prilaku indisipliner terhadap tata tertib sekolah, indisipliner dalam
melaksanakan ibadah di sekolah, dan indisipliner dalam kegiatan
pembelajaran. Prilaku indisipliner atau sikap tidak mencerminkan disiplin
akan bertentangan dengan arah dan tujuan pendidikan. Prilaku indisipliner
ini mencerminkan orang itu tidak memiliki rasa tanggung jawab, tidak
peduli, acuh dan apatis.
2. Kurangnya minat siswa mengikuti perlombaan yang bernuansa agama,
baik yang dilakukan dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Selain
itu juga ditinjau dari sikap, sebagian siswa belum menunjukkan prestasi
yang baik. Bukankah keberhasilan pendidikan disuatu sekolah tidak hanya
diukur dengan prestasi akademik siswanya secara kuantitas semata,
melainkan harus diukur pula prestasi secara komprehensif, baik prestasi
akademik maupun non akademik yang terdiri dari aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik.
15
agar
perkembangan
teknologi
tidak
salah
dalam
demikian
dapat
dikatakan
bahwa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi prestasi belajar PAI sangatlah luas dan komplek. Oleh karena
itu dibatasi pada faktor ketauladanan guru dan profesionalitas guru PAI
berdasarkan persepsi siswa. Hal ini berdasarkan fenomena yang terjadi di
lapangan sangat dominan berkenaan dengan kedua faktor tersebut.
C. Perumusan Masalah
Agar lebih tegas dan jelas, permasalahan yang akan diteliti dapat
dirumuskan dalam bentuk pertanyaaan penelitian dibawah ini, yaitu :
16
17
permasalahan
indisipliner
siswa,
prosedur
penelitian,
18
BAB II
Bobi De Poerter, Quantum Teaching; Orchestrating Student success, terj. Ari Nilandari,
Bandung: Kaifa, 2000. hlm. 40.
10
Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005,
hlm. 105.
19
melalui
teori
yang
bersifat
evolusionalistik.
McDougall
13
Tingkah
Wayson, W., Handbook for Developing School with Good Dicipline, Indiana: Phi Delta
Kappa, 1982, hlm. 77.
12
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, Peran Moral, Intelektual, Emosional, dan
Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. hlm. 22
13
Ibid, hlm. 18
20
tingkah laku, dan perbuatan seorang guru harus sesuai dengan norma yang
berlaku, sehingga siswa menjadikan guru sebagai teladan, panutan dan
mengikutinya.14
Ketauladanan guru adalah mencontoh atau meneladani segala apa
yang ditampakkan oleh pendidik dalam proses pembelajaran dan diluar
pembelajaran, baik berupa perkataan, prilaku maupun sikap. Pendidik
menampakkan dirinya sebagai contoh dalam setiap situasi baik
dilingkungan sekolah dan masyarakat.
dalam
beribadah,
kerapian,
kedisiplinan,
kesopanan,
kepedulian, kasih sayang, tetapi juga hal-hal yang melekat pada tugas
pokok atau tugas utamanya. Membangun ketauladanan tidak ubahnya
seperti membangun kultur (budaya), watak dan kepribadian.
14
Dedi Supriadi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta: Adi Cita Karya
Nusa, 2004, hlm. 105.
21
22
Ketiga hal tersebut, guru akan mampu menjadi model dan mampu
mengembangkan keteladanan dihadapan siswanya. Seorang pelajar pasti
selalu melihat gurunya, sehingga kata guru selalu dipergunakan sebagai
identitas.
berada. Oleh karena itu, seorang guru mempunyai pengaruh kuat dan
besar dalam pembentukan kepribadian seorang murid. Rasulullah sendiri
dapat mempengaruhi khalayak ramai saat itu hanya dengan ketauladanan
beliau yang baik. Tentang pentingnya keteladanan ini, Al-Quran
menjelaskan dalam firman Allah SWT berikut: Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi
orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah, hari akhir (kiamat), dan dia
banyak menyebut Allah, (QS al-Ahzab [33]: 21).
15
Ahmad Barizi, Menjadi Guru Unggul, Yogyakarta: AR-Ruzz Media, 2009, hlm: 69
23
Ibid, hlm. 72
24
25
Meski tidak
dengan
pribadi
masing-masing,
hampir
dapat
dipastikan
Ketauladanan
dapat
dilakukan
melalui
pembiasaan
ataupun
26
Seorang pendidik yang baik menurut Ibnu Sina, dalam Abudin Nata
adalah guru yang berakal cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik
akhlak, cakap dalam mendidik anak, berpenampilan tenang, jauh dari
berolok-olok dan main-main dihadapan muridnya, tidak bermuka masam,
17
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005. hlm.
120.
18
19
27
sopan santun, bersih dan suci murni.20 Apa yang menjadi ciri khas guru
ini, cendrung akan ditiru oleh yang dididik. Artinya, siswa cendrung
meneladani gurunya, ini diakui oleh semua ahli pendidikan baik dari Barat
maupun dari Timur.
20
Abudin Nata, Pemikiran para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo, 2000.
hlm: 77.
21
Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2009. hlm. 186
28
29
dan senantiasa
22
Jamal Mamur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif, Yogyakarta:
Diva Press, 2009. hlm. 85
23
Abudin Nata, Pemikiran para Tokoh Pendidikan Islam, hlm. 77
30
yang baik, yang jelekpun mereka tiru. Oleh karena itu Ketauladanan ini
dianggap penting, karena termasuk dalam kawasan afektif.
24
31
25
Isa Muhammad bin Isa bin Surah, Al-Jamius Shahih Wa-Huwa Sunan a-t Tirmidzy,
Darul Kutub Alamiyah, Juz 7, Beirut, Libanon, 1995. hlm. 49
32
33
26
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu dan Pemikiran,
2001. hlm. 96.
27
Bobbi De Poerter, Dkk, Quantum Teaching; Orchestrating Student Success. Terj, Ari
Nilandari, Bandung: Kaifa, 2000. hlm. 39
34
29
35
perbedaan antara seorang guru yang ikhlas dan saleh dengan seorang
guru yang munafik. Seorang pelajar biasanya dapat berprestasi karena
keikhlasan dan kesalehan gurunya. Hal itu telah dijamin oleh Allah
dalam firman-Nya berikut: Hendaklah kalian menjadi orang-orang
yang rabbani (orang yang sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah),
karena kalian selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kalian tetap
mempelajarinya. (QS Ali Imran [3]: 79).
Bagi seorang guru, ilmu merupakan amanat dari Allah yang harus
disampaikan kepada anak didiknya dengan tanpa ada yang dikurangi. Ia
juga harus menyampaikannya sebaik dan sesempurna mungkin. Jika ada
seorang guru menahan atau menyembunyikan ilmu yang dimilikinya,
maka ia berarti telah berkhianat pada amanat yang telah diberikan Allah
kepadanya.
36
ini
berlandaskan
Sabda
Rasulullah
SAW
berikut:
a. Sabar, kesabaran akan membingkai semua tutur kata dan jalinan sikap
seorang guru agar selalu dalam kebajikan. Kesabaran menjadi obat
dalam pusparagam kenakalan yang ditampilkan anak didik.
30
http://bk-stkip-pontianak.webs.com/apps/blog/show/678257-ciri-ciri-guru-konstruk
37
b. Bisa menjadi sahabat, seorang guru yang bisa menjadi sahabat bagi
anak-anak didiknya, ditambah dengan kemampuannya mengkristalkan
bahasa hati didalam setiap laku dan ungkapannya, akan membuatnya
menjadi guru idaman, guru yang senantiasa diidolakan semua
muridnya, tidak hanya pada saat disekolah saja, tetapi juga setelah
lulus dan bahkan pula seumur hidup.
c. Konsisten dan komitmen dalam bersikap
Seorang guru akan berhasil memberikan pemahaman dan pengetahuan
kepada anak-anak didiknya, jika dia konsisten dan komitmen pada
tindakan dan prilakunya. Guru dalam mengemban tugasnya harus
memiliki konsistensi, berarti selalu istiqomah, ajeg, fokus, sabar serta
ulet. Guru yang selalu melakukan perbaikan secara terus menerus juga
termasuk guru yang konsisten.
d. Bisa menjadi pendengar dan penengah
Kemampuan guru menjadi pendengar yang baik, yaitu sikap diri yang
siap mendengarkan keluhan, saran atau bahkan kemarahan dari murid,
sehingga guru bisa menjadi bagian dari orang yang dipercaya siswa.
Sedangkan kemampuan guru menjadi penengah adalah bagian untuk
melakukan filterisasi datangnya berbagai informasi, kemampuan
memberikan solusi, membuat anak didik bisa menjadikan gurunya
sebagai jembatan untuk meningkatkan kreativitas.
e. Visioner dan misioner
38
Seorang guru yang memiliki visi dan misi yang bagus akan menyikapi
anak sebagai manusia mulia yang sangat mungkin berkembang, akan
menghadirkan suasana dialogis-menantang agar anak didiknya
berusaha memaksimalkan potensi dan bakatnya.
f. Rendah hati
Seorang guru yang bersikap rendah hati akan sangat mudah
memberikan nilai positif kepada anak didiknya, tidak akan pernah
menganggap dirinya mengetahui semua hal, bahkan tidak akan
canggung menempatkan anak-anak didiknya sebagai partner untuk
mengasah keilmuan dan kebijaksanaan. 31
isme yang
101-105.
Asef Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, Yogyakarta: Diva Press, 2009. hlm.
39
bahasa Inggris yang memiliki arti bersifat profesi atau memiliki keahlian
dan keterampilan karena pendidikan dan latihan.32
Kata Profesi telah dirumuskan dalam sejumlah defenisi yang
berlainan. Walaupun begitu, tentang substansinya tidak banyak berbeda.
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia mendefenisikan profesi sebagai
suatu pekerjaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di
perguruan tinggi dan dikuasai suatu kode etik khusus. Menurut
Dictionary of Education dalam Syafaruddin Nurdin bahwa: profession is
an occupation usually involving relatively long and specialized
preparation on the level of higher education and governed by its own code
of ethic: profession is one who has acquired a learned skill and conforms
to ethical standar of the profession in which he practice to skill.33
Menurut McCully: Profession is a vocation an which professional
knowledge of some department a learning science is used in its application
to the of other or in the practice of an art founs it.34
Dari dua defenisi diatas, jelas bahwa tidak setiap pekerjaan bisa
disebut profesi, karena harus memenuhi sejumlah kriteria tertentu. Profesi
32
Badudu, J.S dan Zain, Sutan Muhammad, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2001. hlm. 1090
33
Syafaruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Quantum
Teaching.2005. hlm. 13
34
Ibid, hlm. 13
40
adalah
bidang
pekerjaan
yang
dilandasi
pendidikan
keahlian
(3)
mengharuskan
adanya
pembayaran
untuk
melakukannya.
Morfem isme dalam kata profesionalisme, jika dilihat dari segi bahasa
berasal dari bahasa Inggris ism. Termasuk golongan klitik yang
memiliki arti aliran.35 Dengan demikian kata profesionalisme dapat
diartikan sebagai aliran yang bersifat profesi atau suatu ajaran seseorang
atau kelompok yang memiliki keahlian dan keterampilan karena
pendidikan dan latihan.
Kata profesionalisme, apabila ditinjau dari segi istilah dapat diartikan
sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategistrategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan
profesinya itu.36
35
41
42
39
43
adalah
pekerjaan
terutama
sebagai
pengabdian
pada
44
h. Klien
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang
membutuhkan pelayanan (klien) yang pasti dan jelas subjeknya.40
Dari pengertian dan karakteristik profesi diatas, dapat difahami bahwa
status profesioanal hanya dapat diraih melalui perjuangan yang berat dan
waktu yang cukup panjang. Menurut T. Raka Joni bahwa proses
profesionalisasi sekurang-kurangnya melalui enam tahap, yaitu:
a. Bidang layanan ahli unik yang diselenggarakan itu harus ditetapkan.
b. Kelompok profesi dan penyelenggaraan pendidikan pra-jabatan yang
mempersiapkan tenaga guru yang profesional, guna meyakinkan agar
pendatang baru di dunia profesional ini memiliki kompetensi minimal
bagi penyelenggaraan layanan ahli yang mempersatukan kepentingan
pemakai layanan.
c. Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada
program pendidikan pra-jabatan yang memenuhi standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya untuk pemberian pengakuan
terhadap kelayakan program pendidikan pra-jabatan selayaknya tidak
ditujukan terbatas pada gambaran statis masukan instrumental yang
dimiliki oleh lembaga penyelenggara pendidikan, tetapi juga terhadap
proses pemanfaatan masukan instrumental itu dalam menyelenggarakan
pendidikan pra-jabatan.
40
45
46
suara dan semangat kode etik itu. Selanjutnya, baik secara perseorangan
maupun kelompok, pekerja profesional berkewajiban secara terus
menerus menjaga dan meningkatkan kehandalan layanannya, baik dari
segi
kemampuan
maupun
dari
segi
integritas
proses
penyelenggaraannya.41
Dari keenam tahap ini, dapat disimpulkan ada dua aspek yang harus
saling menunjang sehingga sesuai bidang layanan, memenuhi syarat
dinyatakan sebagai profesi, yaitu: 1) keterandalan layanan, dan 2) layanan
yang khas itu, diakui dan dihargai oleh masyarakat dan pemerintah.
Selanjutnya suatu layanan dapat diandalkan, apabila: 1) pemberi layanan
menguasai betul apa yang dikerjakan, dan 2) penerima layanan dapat
mempercayai
bahwa
kemaslahatannya
didahulukan
dalam
proses
41
47
komunikasi,
melaksanakan
bimbingan
dan
penyuluhan,
48
Defenisi yang biasa dikenal bahwa yang disebut guru merupakan orang
yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki kharisma atau
wibawa sehingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Mengutip pendapat
Laurence D. Hazkew dan Jonathan C. Mc Lendon dalam bukunya This is
Teaching adalah: Teacher is professional person who conducts classes.
(guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan
mengelola kelas). sedangkan menurut Jean D. Grambs dan C. Morris Mc Clare
dalam Foundation of Teaching, an Introduction to Modern Education adalah:
Teacher are those persons who consciously direct the experiences and
behavior of an individual so that education takes places. (Guru adalah mereka
43
Petter Jerves, Standars and Competencies, Londong: Kogo Page, 1983. hlm. 54
49
yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seorang
individu hingga dapat terjadi pendidikan)44
50
dapat memberikan pengaruh kepada para siswa yang lebih Islami. Hal ini
tampak dari prilaku pendidik dalam proses pembelajaran serta interaksi antara
pendidik dan siswa. Seorang guru agama yang profesional akan lebih
berkonsentrasi terhadap etika atau moral keagaman dan tanggung jawab
profesionalnya dibandingkan dengan yang lainnya.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10
dikemukakan bahwa kompetensi guru itu mencakup kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 28 disebutkan bahwa: Pendidik harus memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.45
Empat kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik termasuk guru
agama, akan diuraikan sebagai berikut:
a. Kompetensi Paedagogik
Kompetensi paedagogik adalah kemampuan dalam pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. Sub kompetensi ini meliputi:
1) Subkompetensi memahami peserta didk secara mendalam, memiliki
indikator esensial, memahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik
45
51
dengan
memanfaatkan
prinsip-prinsip
kepribadian,
dan
merancang
pembelajaran,
termasuk
memahami
pembelajaran
untuk
perbaikan
kualitas
program
mengembangkan
peserta
didik
untuk
52
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi
kepribadian
merupakan
kemampuan
personal
yang
53
serta
penguasaan
terhadap
struktur
dan
metodologi
54
55
62
56
Tugas
guru
yang
paling
utama
adalah mengkondisikan
hubungannya
49
ibid, hlm. 65
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Bani Quraisy,
2004. hlm. 58
50
57
58
4. Catalyc agent atau inovator, yaitu guru merupakan orang yang yang
mampu menciptakan suatu pembaharuan bagi membuat suatu hal yang
baik; dan
5. Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru
bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan mental para peserta didik.
Ada sejumlah dimensi dan indikator profesionalitas seorang pendidik,
termasuk guru agama, yang ditampilkan dalam tabel berikut:51
DIMENSI
1.Komitmen
kompetensi
atau
2.Tanggung Jawab
3.Keterbukaan
4.Orientasi reward
atau punishment
5.Kemampuan atau
kreativitas
INDIKATOR
a.Komitmen terhadap karir, pekerjaan;
b. Konsisten kepada setiap orang
a. Tanggung jawab terhadap pekerjaan
b. Tanggung jawab terhadap karir
c. Berorientasi pada pelayanan stake holder
d. Bekerja sesuai perioritas
e. Tanggung jawab sosial, moral, dan keilmuan
a. Orientasi terhadap dunia luar
b. Terbuka terhadap ide-ide baru
c. Orientasi prestise
d. Menghargai atau memiliki kode etik
a. Memiliki kepastian upah atau gaji
b. Memiliki status yang jelas c. Orientasi prestise
d. Menghargai atau memiliki kode etik
a. Mampu dan memiliki perilaku pamong
b. Mengembangkan norma kolaborasi
c. Mampu bekerja sama dalam masyarakat
d. Mampu memecahkan masalah
e. Mampu mengajar dan menganalisis data
f. Mampu meningkatkan strategi
g. Pengendalian resiko
h. Mampu menghadapi setiap manusia yang berbeda
i. Mampu saling mendorong
j. Memiliki keahlian khusus dan kompetensi
59
ilmu
dan
mampu
mengembangkannya
dalam
kehidupan,
52
60
53
61
Profesi guru kian hari menjadi perhatian seiring dengan perubahan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi yang menuntut kesiapan agar tidak ketinggalan.
Pengembangan profesionalitas guru menekankan kepada penguasaan ilmu
pengetahuan dan kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya.
Dimensi lain dari pola pembinaan profesi guru yang dapat dilakukan,
yaitu:
1) Peningkatan dan pembinaan hubungan yang eat antara Perguruan
Tinggi dengan pebinaan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas; 2) Meningkatkan
bentuk rekrutmen calon guru; 3) Program penataran yang dikaitkan dengan
praktek dilapangan; 4) Meningkatkan mutu pendidikan calon pendidik; 5)
Pelaksanaan suoervisi yang baik; 6) Peningkatan mutu manajemen
pendidikan; 7) Melibatkan peran serta masyarakat berdasarkan konsep
linck and match; 8) Pemberdayaan buku teks dan alat-alat pendidikan
penunjang; 9) Pengakuan masyarakat terhadap profesi guru; 10) Perlunya
pengukuhan program Akta Mengajar melalui peraturan perundangundangan; 11) Kompetensi profesional yang positif dengan pemberian
kesejahteraan yang layak.54
54
55
62
63
e. Kesejahteraan
f. Iklim Kerja
64
56
65
diperoleh dalam belajar mengajar disekolah yang dinyatakan dengan nilainilai yang berdasarkan tes belajar.59
Prestasi belajar merupakan sebuah tahapan akhir dari pelaksanaan
evaluasi dalam pengertian suatu penilaian tingkat keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu program. Menurut Tohirin
yang dimaksud prestasi belajar adalah apa-apa yang telah dicapai siswa
setelah melakukan kegiatan belajar.60 Menurut B.S Bloom yang menyatakan
bahwa ada tiga dimensi hasil belajar, yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif
dan dimensi psikomotorik.61
59
66
baik atau tidak diikuti oleh pengembangan seluruh potensi yang ada dalam
diri anak.62
62
Hamzah B.Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
2008. hlm. 13
63
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosdakarya,
2005. hlm. 132-135
67
68
keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu dan suasana
yang meliputinya.
69
serta
kemampuan
membedakan
dan
mengelompokkan,
64
65
70
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang bisa
diramalkan perubahan-perubahannya. Apabila seseorang telah menguasai
bidang kognitif tingkat tinggi, ada kecendrungan bahwa prestasi belajar
bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru cendrung lebih
memerhatikan atau tekanan pada bidang kognitif saja. Tipe prestasi belajar
afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti atensi atau
perhatian terhadap pelajaran berisikan bidang kognitif, tetapi bidang afektif
harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut, dan harus tampak dalam
proses belajar dan prestasi belajar yang dicapai.
71
67
72
Indikator/ Tipe-tipe
Cara Mengevaluasi
-Dapat menunjukkan
-Dapat membandingkan
-Dapat menghubungkan
1. Tes lisan
2. Tes tertulis
3.Observasi
2. Ingatan
-Dapat menyebutkan
-Dapat menunjukkan kembali
1. Tes lisan
2. Tes tertulis
3. Observasi
3.Pemahaman
-Dapat menjelaskan
-Dapat
mendefenisikan
dengan lisan sendiri
1. Tes lisan
2. Tes tertulis
4. Penerapan
1. Tes tertulis
5.Analisis
(pemeriksaan
dan
pemilahan
secara
teliti)
-Dapat menguraikan
-Dapat
mengklasifikasikan/
memilah-milah.
1. Tes tertulis
2. Pemberian tugas
6.Sintesis
paduan
utuh)
-Dapat menghubungkan
-Dapat menyimpulkan
-Dapat
mengklasifikasikan
dan
menggeneralisasikan
(membuat perinsip umum)
1. Tes tertulis
2. Pemberian tugas
a.Ranah
(kognitif)
1. Pengamatan
Cipta
(membuat
baru dan
73
2.Sambutan
3.Apresiasi
menghargai)
(sikap
4.Internalisasi
(pendalaman)
5.Karakteristik
(penghayatan)
C.Ranah Psikomotor
1.Keterampilan
bergerak
dan
bertindak
2.Kecakapan ekspresi
verbal dan nonverbal
-Menunjukkan
sikap
menerima
-Menunjukkan sikap menolak
1. Tes tertulis
2.Tes skala sikap
3.Observasi
-Menganggap
bermanfaat
-Menganggap
harmonis
-Mengaguni
penting
dan
indah
dan
-Mengoordinasikan
gerak
mata, tangan, kaki dan
anggota tubuh lainnya
-Mengucapkan
-Membuat mimik dan gerakan
jasmani
1.Observasi
2.Tes tindakan
1.Tes lisan
2.Observasi
3.Tes tindakan
74
75
memberikan
peluang
kepada
peserta
didik
untuk
76
77
D.
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. hlm. 175
78
Cecep Sumarna, Revolusi Peradaban, Mencari Tuhan dalam Batang Tubuh Ilmu,
Bandung: Mulia Press, 2008. hlm. 215
70
79
Berbicara tentang keteladanan, maka ada tiga hal yang harus diperhatikan
: pertama Keteladanan mensyaratkan komitmen untuk memberikan contoh
terbaik dalam setiap tingkah laku seorang pendidik yang maujud dengan
tidak dibuat-buat, tetapi asli muncul kepermukaan sebagai sebuah kepribadian
kedua, keteladanan juga menuntun seseorang untuk menyikapi sebuah
persoalan dengan bijak serta dengan kesadaran penuh berusaha untuk tetap
selalu konsisten. Ketiga, seseorang yang diteladani tidak pernah berharap
untuk disanjung, dipuji karena keteladanannya dan jika orang segan dengan
kharismanya maka itu hanyalah efek dari keteladanannya tanpa pernah
membuatnya ujub dan sombong.
suasana
pembelajaran
yang
dinamis,
dialogis,
dan
menghantarkan siswa mencapai pretasi yang baik. Oleh sebab itu guru PAI
yang memberikan ketauladanan positif akan memberikan kontribusi positif
terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam. Prestasi belajar pendidikan
agama Islam merupakan gambaran kualitas anak didik dalam memahami dan
80
melaksanakan ajaran agama Islam yang mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
81
82
217-218
Cecep Sumarna, Revolusi Peradaban, Mencari Tuhan dalam Batang Tubuh Ilmu, hlm.
83
ilmu
dan
mampu
mengembangkannya
dalam
kehidupan,
84
85
86
Profesionalisme
Guru
di
abad
Pengetahuan,
87
88
oleh
pendidik
dalam
proses
pembelajaran
dan
diluar
72
89
90
Kriteria keteladanan yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses belajar
mengajar, akan semakin lengkap sebagaimana kriteria yang dikemukakan oleh
Crow and Crow dalam bukunya, Pengantar Ilmu Pendidikan ( terj), ada
sepuluh ciri yang dimiliki seorang guru, yaitu:
73
Crow and Crow, Pengantar Ilmu Pendidikan, Edisi III, Yogyakarta: Rake Sarasi, 1996.
hlm. 20
91
74
Cecep Sumarna, Revolusi Peradaban, Mencari Tuhan dalam Batang Tubuh Ilmu,
Bandung: Mulia Press, 2008. hlm. 215
92
1. Menguasai bahan
2. Mengelola program belajar mengajar
3. Mengelola kelas
4. Menggunakan media/sumber
5. Menguasai landasan-landasan kependidikan
6. Mengelola interaksi belajar mengajar
7. Menilai kepentingan siswa untuk kepentingan pengajaran
8. Mengenal fungsi program bimbingan dan penyuluhan di sekolah
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10. Memahami perinsip-perinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan
guna keperluan mengajar.75
Dengan cara demikian menurut Uzer Usman:
Dia akan memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan untuk
melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dalam interaksi belajar
mengajar sehingga dengan kemampuannya, baik dalam hal metode
mengajar, gaya mengajar ataupun penyampaian materi pelajaran bisa
menyukseskan interaksi belajar mengajar ataupun proses belajar
mengajar.76
Dalam Islam, setiap pekerjaan harus dilakukan secara profesional, dalam
arti harus dilakukan secara benar, yang hanya dilakukan oleh orang yang ahli.
Rasul SAW bersabda: Bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang tidak
ahli, maka tunggulah kehancurannya. Profesionalitas seorang pendidik,
termasuk guru agama Islam dalam proses mengajar belajar, akan
menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap apa yang mesti dilakukan
75
93
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian , Jakarta: Rineka Cipta, 1993. hlm. 236
94
Untuk
memberikan
gambaran
kontribusi
ketauladanan
(X1),
dan
Profesionalitas guru PAI (X2), terhadap Prestasi Belajar PAI (Y), akan lebih
jelas dapat difahami dengan paradigma penelitian seperti gambar dibawah ini:
Ketauladanan
Guru (X1)
Prestasi Belajar
PAI ( Y )
Profesionalitas
Guru PAI ( X2 )
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka hubungan variabel penelitian, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian dibawah ini :
a. Ketauladanan guru berkontribusi terhadap peningkatan prestasi belajar PAI
siswa SMAN 1 Kota Cirebon
b. Profesionalitas guru PAI berkontribusi terhadap peningkatan prestasi belajar
PAI siswa
95
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
1. Lokasi
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Kota Cirebon, dengan alamat Jl.Dr.
Wahidin Sudirohusodo No. 81 Cirebon Telp. 0231-203666/ Fax. 0231208011. SMA Negeri 1 Cirebon didirikan di atas tanah seluas 9.510 M 2,
Status kepemilikan tanah adalah hak milik Pemerintahan Kota (Pemkot),
dengan NSS. 30.102.6301.004, dan Nomor Induk Sekolah 300010.
2.Visi Sekolah
Visi sekolah merupakan Profil Sekolah dimasa yang akan datang (masa
depan) di tahun 2010, visi SMAN 1 Cirebon merupakan komitmen pada 3
in 1 (sekolah, murid, orang tua/ masyarakat), yang berisi: Dengan
Dilandasi dengan Keimanan dan Ketaqwaan Pendidikan SMA Negeri 1
Cirebon Menjadi SMA Nomor Satu di Jawa Barat dan Kompetitif di
Tingkat Nasional tahun 2010.
Berapa kata/ kalimat kunci yang tercantum dalam visi sekolah adalah:
a. Keimanan dan Ketaqwaan, merupakan landasan produk SMAN 1 Cirebon
yang sangat penting menuju Life Skill di masyarakat.
b. Nomor satu di Jawa Barat merupakan satu cita-cita SMAN 1 Cirebon
sebagai sekolah yang berakreditasi A (amat baik) di Jawa Barat. Dengan
96
97
98
guru
dapat
meningkatkan
kompetensinya
untuk
99
NAMA
Drs.H.Eman Surtama, M.Pd
Hj.E.H. Sadiyah, S.Ag
Dra. Sri Juminah N
Jumaenah, S.Pd
Sugiarti, S.Pd
Hj. Rosmawati
Dra. Sri Hartati
Dra. Umi Praptiwi
Drs. H. Moch. Suhud AS
Dra. Ida Dalia
Dra. Hj. Ety Darmastuti, MA
Dra. Meimunah
Dra. Elly Paganti P
Dra. Fify Aliwinoto
Drs. Bekti Susilo
BIDANG STUDI
Matematika
Pend.Agama Islam
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
Ekonomi
Bahasa Inggris
Sosiologi
Sejarah
Geografi
PKN
Sosiologi
Bahasa Indonesia
Bahasa indonesia
Bahasa Inggris
Fisika
PEND
S2
SI
SI
SI
SI
D3
SI
SI
SI
SI
S2
SI
SI
SI
SI
100
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
Fisika
Kimia
Geografi
Penjaskes
Fisika
Bahasa Inggris
Fisika
Seni Budaya
Biologi
Kimia
Fisika
Bahasa Indonesia
Pend. Agama Islam
Sejarah
Biologi
Matematika
Biologi
Kimia
PKN
Matematika
Matematika
Matematika
TIK
Biologi
Matematika
Bahasa Indonesia
Penjaskes
Kimia
Penjaskes
Seni Budaya
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Sejarah
Biologi
Fisika
Matematika
Seni Budaya
PKN
Ekonomi
Bahasa Inggris
Ekonomi
Kimia
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
SI
SI
SI
SI
SI
SI
D3
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
S2
SI
SI
SI
D3
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
SI
101
KEPALA SEKOLAH
Drs. H. Eman Surtama,M.Pd
BENDAHARA
WKS.KURIKUL
UM
WKS.
KESISWAAN
WKS. HUMAS
WKS.
SARANA
GURU MAPEL
GURU BP/
BK
PENGELOLA
LAB.
PENGELOLA
PERPUS
WALI KELAS
WALI
KELAS
SISWA/ OSIS
102
Program
Pelajaran
2003/2004
2004/2005
2005/2006
2006/2007
2007/2008
Jumlah
Lulusan
Peserta
Tidak
Presentase
Lulus
kelulusan
100%
IPA
215
215
IPS
133
133
100%
IPA
228
228
100%
IPS
108
107
99,7%
IPA
265
265
100%
IPS
105
105
IPA
295
295
IPS
85
85
IPA
278
278
IPS
83
83
100%
-
100%
100%
100%
100%
Tabel 3.3
Rata-rata Siswa yang Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi dalam Prosentase
No.
Tahun Pelajaran
Program
IPA
Keterangan
IPS
1.
2003/ 2004
82%
81%
2.
2004/ 2005
84%
75%
3.
2005/ 2006
84%
83%
4.
2006/ 2007
85%
78%
5,
2007/ 2008
86%
75%
103
Tabel 3.4
Prestasi Akademik Siswa SMAN 1 Cirebon 2008/ 2009
N0.
Tahun
Hasil
Tingkat
Waktu
Juara II dan
III
Kota Cirebon
Juli 2008
Juara I
Wilayah III
Juli
Prestasi
1.
2008
2.
2008
3.
2008
4.
2009
5.
2009
Lomba
karya
tulis
Bahasa Inggris tentang
Flu Burung di dewan
Pendidikan Cirebon a.n.
Hilda dan Kevin
Olimpiade Matematika
di Unswagati Cirebon a.n
Novika Rilla
Lomba Debat Bahasa
Inggris TK. SMA seKota Cirebon oleh Dinas
Pendidikan a.n. Hilda
Lomba
Personal
Computer
assembling
TK. SMA se-Jabar dalam
rangka Dies Natalis
Mahasiswa
Ilmu
Komputer UPI Bandung
Olimpiade Sain TK.
Kota Cirebon
Agustus 2008
Juara I & II
Kota Cirebon
Okt 2008
Juara II
Jabar
Jan 2009
Juara I
Kota Cirebon
April 2009
Juara II
Kota Cirebon
April 2009
Juara I
Kota Cirebon
April 2009
Juara I
Kota Cirebon
April 2009
6.
2009
7.
2009
8.
2009
Olimpiade
Sain
Kebumian a.n. Fidia
Siswa Berprestasi Tk.
Kota Cirebon a.n. Avian
Kls XI
Lomba Simulasi KTT
ASEAN
berbahasa
Inggris Tk. Kota Cirebon
s/d
104
Tabel 3.5
Prestasi Belajar Siswa Non Akademik TP. 2008/ 2009
No.
1.
Tahun
Pelajaran
2008
2.
2008
3.
2008
4.
2008
5.
2008
6.
2008
7.
2008
8.
2008
9.
2008
10.
2008
11.
2008
12.
2008
Jenis
Kegiatan/
Lomba
Liga Baseball antar
SMA se-Kota Cirebon
a.n. Bayu
Liga Softball antara
SMA se-Kota Cirebon
Dance Competition di
Gramedia a.n. Priliani
dkk
Dalam rangka HUT
Pramuka ke-47
Lomba Futsal, a.n.
M.Egi
Lomba Foster, a.n.
Kemala T
Pidato Bahasa Cirebon,
a.n. SA
Lomba
Penulisan
Cerita Remaja Islami
(CERIS)
siswa
SMA/SMK DEPAG RI
a.n. Lukman al-Hakim
Pengarang
Aldinar
Y.Tata
Bahasa
&
Najma H.Editor
Lomba
Karnaval
Polresta a.n. Vidi dkk
Dance Competition 24
th Anniversri PMR
SMAN 2 Cirebon a.n.
Alda dkk
Wall
Climbing
Competition a.n. Henry
A
Writing Competition
TK SMP/SMA seJabar Banten
Tournamen
Softball/Baseball
Satcheet peace Cup 7
th 2008 Putra/Putri dan
Tropi
Bergilir
Putra/Putri a.n. Erli &
Yudha
Invitasi Basket antara
SMA Putra/Putri ITB
Bandung
Lomba Karya Tulis dan
Pestasi Biologi TK.
Hasil Prestasi
Tingkat
Waktu
Juara I
Kota
cirebon
Juli 2008
Juara II
Kota
Cirebon
Kota
Cirebon
Juli 2008
Juara I
Juara I
Agust
2008
Agus
2008
Juara II
Juara I
Kota
Cirebon
Juara II
Nasional
Agust
2008
Juara II
Kota
Cirebon
Kota
cirebon
Agust
2008
Agust
2008
Juara III
Kota
Cirebon
Agust
2008
Juara III
Jawa Barat
Sept
2008
Juara I
Kota
Cirebon
Nop
2008
Juara III
Jawa Barat
Nop
2008
Juara II
Nasional
Nop
2008
Juara II
105
13.
2008
14.
2009
15.
2009
Nasional Departemen
Gizi Masyarakat di IPB
Bogor
Bogor
a.n.
Alfian dan Avian
Lomba Tari Topeng
Tk. SMA a.n. Ike W &
Seni Lukis a.n Mita
Lomba Jelajah Internet
2009 di SMAK 1
Cirebon Tk. SMA, an.
Amiruddin
Kejuaraan
Baseball,
Softball di Stadion
Bima Tropi Coach
2009
Bance
Competition
Grage Mall Cirebon
Kota
Cirebon
Nop
2008
Kota
Cirebon
Jan 2009
Juara II
Wilayah
III Cirebon
Maret
2009
Juara III
Wilayah
III Cirebon
78
Abdullah Ali, Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah, Yogyakarta: STAIN
Cirebon Press, 2007, hlm. 36
106
yang
digunakan
untuk
mendapatkan
data
dengan
tujuan
79
107
108
Tabel 3.6
OPERASIONALISASI VARIABEL
VARIABEL
Ketauladanan
Guru (X1)
KONSEP
Ketauladanan guru
adalah mencontoh
atau meneladani
segala apa yang
ditampakkan oleh
pendidik dalam
proses pembelajaran
dan diluar
pembelajaran, baik
berupa perkataan,
prilaku maupun
sikap.
(Jamal Mamur
Asmani:2009:77)
DIMENSI
1.Perkataan/
ucapan
2.Prilaku/
Perbuatan
INDIKATOR
-Guru tidak pernah
menggunakan katakata yang tidak
baik setiap
berbicara.
-Tidak suka berolokolok dengan siswa
-Guru membiasakan
musyafahah,
menebar salam,
serta tegur sapa
dengan kalimahkalimah thayyibah.
-Guru tidak suka
menggunakan katakata kotor
-Guru tidak suka
mencaci maki
siswa.
-Tutur kata
disampaikan
dengan kalimat
yang santun.
-Kemampuan
bertutur kata
dengan baik.
- Memberikan kasih
sayang yang tulus.
-Memberikan solusi
apabila terdapat
keluhan-keluhan
siswa.
-Mengembangkan
kemampuan siswa
-Melakukan
bimbingan terhadap
minat dan bakat
siswa
-Berbusana rapi dan
bersih
-Memakai pakaian
yang bernuansa
109
Islami/menutup
aurat
-Berkepribadian
luwes dan fleksibel
-Menghargai
perbedaan yang
dimiliki siswa
-Tidak suka
memaksakan
pendapat
-Memberi hukuman
bagi siswa yang
bersalah
-Tidak suka
membeda-bedakan
siswa
-Bertanggung jawab
pada profesi
-Bertanggung jawab
pada kesalahan
-Guru tidak terlambat
masuk kelas
-Guru mempedomani
aturan sekolah
-Disiplin terhadap
segala aturan
sekolah
-Menghargai
pendapat orang
lain.
-Menggunakan katakata yang jelas
dalam
berkomunikasi.
3.Sikap
-Berupaya menjadi
contoh bagi siswa.
-Ditempat kerja
dikembangkan
sikap demokratis.
-Guru menjadi model
dilingkungan
masyarakat
-Memberikan
motivasi kepada
siswa.
-Mencintai profesi
menjadi dasar
kinerja
110
-Berpegang teguh
pada sikap
kejujuran
-Tidak pernah
melakukan
manipulasi
-Menerima saran
pimpinan dalam
melaksanakan
pekerjaan
-Menyikapi siswa
sebagai manusia
mulia
-Berusaha
memaksimalkan
potensi dan
bakatnya
-Mengembangkan
kemampuan untuk
memperbaiki sikap.
-Mengembangkan
metode KBM
untuk mencapai
kualitas terbaik.
-Mengabdi kepada
Allah dan kepada
kemanusiaan
-Malu melakukan
kesalahan
-Guru aktif
mengikuti kegiatan
di sekolah dan
masyarakat
-Bersikap jujur dan
adil kepada semua
siswa.
Profesionalitas
Guru PAI (X2)
Profesionalitas guru
1.Menguasai
-Dapat
PAI adalah guru
manajemen
mengemukakan
yang memiliki
pembelajaran
contoh-contoh
pengetahuan yang
terdiri dari:
-Proaktif dengan
luas, keterampilan
a.Menguasai bahan pertanyaanyang tinggi dan
pertanyaan siswa
bervariasi serta etika/
Mengkomunikasikan
moral yang baik
tujuan pembelajaran
sehingga mampu
kepada siswa
bekerja secara
-Menyampaikan
111
sistematik, efektif
dan efesien.
(Alwi suparman
dalam Djepy
Supriatna,2002:36)
materi dengan
bahasa yang mudah
dimengerti
-Memotivasi siswa
untuk aktif dalam
mengikuti
pembelajaran
b.Menguasai
program
pembelajaran
Telah
disyaratkan
dalam
UndangUndang No. 14 c.Mengelola kelas
Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen
bahwa untuk dapat
memangku jabatan
guru,
minimal
memiliki kualifikasi
pendidikan D4/S1.
d.Mengelola
interaksi belajar
mengajar
2.Memiliki
Kualifikasi
Akademik/
administrasi
pendidikan
-Memperhatikan
ruangan kelas
-Menciptakan iklim
belajar mengajar
yang serasi
-Mengamati kegiatan
belajar mengajar
siswa
-Menguasai
keterampilan dasar
pembelajaran
-Mengatur siswa
dalam kegiatan
pembelajaran
-Memberikan
rangsangan belajar
diskusi
-Latar belakang
pendidikan sesuai
dengan bidang
tugasnya
- Memiliki
kemampuan
filosofi pendidikan
- Menguasai
substansi keilmuan
yang terkait dengan
bidang studi
-Mengembangkan
metode KBM
untuk mencapai
kualitas terbaik
-Menambah LKS
112
untuk materi
pelajaran
-Memberikan tugas
PR sebagai
tambahan pelajaran
-Memiliki
keterampilan IT
-Membuat RPP,
silabus sebelum
materi pelajaran
disampaikan
-Melakukan strategi
dalam
pembelajaran
Prestasi belajar
PAI (Y)
Prestasi belajar
adalah apa-apa yang
telah dicapai oleh
siswa setelah
melakukan kegiatan
belajar.
(Tohirin, Psikologi
Pembelajaran
PAI:2008:151)
Prestasi belajar PAI
merupakan
tolok
ukur
dalam
penguasaan
pengetahuan,
keterampilan
dan
sikap peserta didik
untuk
berakhlakul
karimah atas dasar
kepercayaan
dan
keimanan
kepada
Allah SWT, dalam
3.Berbudi pekerti
luhur
-Berjiwa kreatif
-Demokratis
-Loyalitas
-Dedikasi yang tinggi
-Komitmen terhadap
karir, pekerjaan dan
kepada setiap orang.
-Tanggung jawab
terhadap pekerjaan,
karir, sosial, moral
dan keilmuan.
1. Prestasi
akademik
-Nilai harian
-Nilai tugas
-Mid Semester
-Semester
-Nilai raport
-UAS dan UAN
2.Prestasi non
akademik
-Datang ke sekolah
tepat waktu
-Hormat pada guru
-Hormat pada orang
tua
-Jujur dalam berkata
-Jujur dalam
bertindak
-Disiplin dalam
belajar
-Disiplin dalam
mematuhi peraturan
tata tertib sekolah
-Disiplin dalam
melaksanakan
113
menerapkan
ilmu
pengetahuan
dan
tekhnologi.
Prestasi belajar
tersebut harus
memuat 3
kemampuan/ domain
yaitu:
1.Kognitif
2.Afektif, dan
3.Psikomotor
(Taksanomi Bloom
dalam Kartono dan
Toto Sutarto: 2006:
117)
ibadah di sekolah
-Santun dalam
bertutur kata
-Puasa senin kamis
-Sholat dhuha
-Sholat dzuhur
berjamaah
-Hasil kegiatankegiatan
ekstrakurikuler
-Mengikuti
perlombaan
bernuansa Islami
KELAS
JUMLAH SISWA
1.
2.
3.
X
XI
XII
335
351
405
JUMLAH SELURUHNYA
1011 SISWA
114
2. Sampel
Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik simple random
sampling, merupakan pengambilan sampel tanpa memperhatikan strata di
dalam populasi. Populasi dianggap homogen, dilakukan dengan angka
random (acak).81 Teknik random sampling yang dipergunakan adalah
dengan cara undian. Langkah pertama adalah dengan memberikan nomor
urut pada masing-masing sampel, setelah membuat nomor yang dimasukkan
kedalam gelas yang berlubang diambil sebanyak 90 kali. Nomor yang keluar
dipergunakan sebagai sampel penelitian.
Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini didasarkan kepada
pendapat Suharsimi Arikunto, dimana bila jumlah populasi lebih dari 100
orang, maka pengambilan sampel dapat diambil antara 10 %, 15 %, atau
antara 20-25 %..82 Pada penelitian ini, penulis mengambil sampel 10 %
dari populasi jumlah total siswa 1011 siswa, maka perhitungannya dengan
teknik pengambilan sampel rumus Taro Yamane. Dengan menggunakan
rumus dari Taro Yamane sebagai berikut:
n = ___N_____
+ 1
Keterangan:
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel yang dicari
81
M. Fitri Rahmadana, SPSS 12.0 For Windows, Bandung: Citapustaka Media, Cet. 1,
2006. hlm. 10
82
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,
Bandung: Alfabeta, 2004. hlm. 65.
115
n = ___N_____
+ 1
= 1011___________=
1011______= 1011_= 90
1011 ( 0,1) + 1
1011 ( 0,01 ) + 1
11,11
XIIa
XIIb
XIIc
XIId
XIIe
XIIf
XIIg
XIIh
XIIi
Jumlah
Populasi
45
44
45
44
46
45
45
45
46
405
Sampel
10
10
11
10
10
10
11
90
116
obyek penelitian,
117
agar alat
84
hlm. 128.
85
118
119
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu alat ukur berkisar pada persoalan stabilitas
skor persoalan kekonsistenan hasil pengukuran. Reliabilitas menunjang
pada kekonsistenan atau ketepatan dari nilai yang diperolah dari
sekelompok individu dalam kesempatan yang berbeda dengan tes yang
sama atau itemnya ekuivalen. Reliabilitas menunjukkan pada pengertian
bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang
dipercaya akan menghasilkan data yang dipercaya juga. Reliabilitas ini
berhubungan dengan masalah kepercayaan.87
Reliabilitas dapat menjadi alat ukur yang memiliki taraf kepercayaan
tinggi, jika alat ukur tersebut dapat memberikan suatu hasil yang sama
meskipun diterapkan pada waktu yang berbeda, untuk menetapkan
reliabilitas diperlukan suatu ketetapan alat ukur. Data memiliki
kedudukan yang penting bagi suatu penelitian, karena didalam data
digambarkan variabel-variabel yang diteliti dan dapat berfungsi untuk
alat pembuktian hipotesa. Oleh karena itu data yang diperoleh sangat
menentukan mutu atau tidaknya hasil penelitian.
86
Hair dkk, Multivariate Data Analysis. 4 th New Jersey: Prentice Hall, Bandung: Kaifa,
2000. hlm. 125
87
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 168
120
88
Sutrisno Hadi, Analisis Butir-Butir untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai dengan
Basica, Yogyakarta: Andi Ofset, 1991. hlm. 65
121
dengan 0,70 dan nilai pc adalah lebih besar atau sama dengan 0,50.
(Bazogi; Werts, Lindd & Joreskog, 1974).
3. Analisis Instrumen Penelitian
Analisis instrumen penelitian dimaksud adalah salah satu bentuk alat
ukur yang digunakan untuk menguji apakah instrumen penelitian ini
memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan
standar metode penelitian. Menurut Cooper dan Schindler bahwa suatu
instrumen dikatakan baik apabila instrumen tersebut memiliki tiga
persyaratan utama, yaitu: a. valid atau sahih; b. reliabel atau andal; dan c.
praktis.89
Sesuai dengan standar pembuatan instrumen, bahwa sebelum
instrumen diterapkan sebagai alat uji ukur penelitian, maka harus diuji
cobakan dalam bentuk pre-test kuesioner kepada sekurang-kurangnya 30
responden sebagai try out. sebelum kuesioner benar-benar disebarkan
kepada responden sasaran, telah diuji cobakan terlebih dahulu terhadap
90 responden, dilaksanakan pada bulan Januari 2010.
4. Hasil Pengujian Instrumen
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesahihan (validitas) dan
kehandalan (reliabilitas) terhadap tiga variabel yang dijadikan sasaran
penelitian. Tiap-tiap variabel diuji berdasarkan indikator-indikator,
yang kemudian dikembangkan dengan sejumlah pernyataan penelitian
89
hlm. 210
Carver, C. & Scheier, M, Perspectives on Personaliti (5th ed.), Boston: Pearson, 2001,
122
hitung
dengan r
tabel.
Jika r
hitung
hitung
123
dalam
bentuk
premis,
diperoleh
indikator
yang
kritis
tabel
yang
124
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Ketauladanan Guru (X1)
No.
Item
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
r hitung
r kritis
Keputusan
0,295
0,319
0,551
0,526
0,540
0,328
0,240
0,265
0,385
0,510
0,390
0,580
0,519
0,318
0,420
0,342
0,269
0,592
0,550
0,317
0,354
0,363
0,204*
0,485
0,080*
0,512
0,191*
0,293
0,329
0,130*
0,045*
0,299
0,226
0,234
0,243
0,284
0,368
0,243
0,284
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
125
40.
41.
42.
43.
44.
45.
0,208
0,425
0,336
0,510
0,704
0,394
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
hitung
tabel
dan 5 item
tidak valid yaitu item No.23, 25, 27, 30 dan 31, karena ternyata r
hitung
r tabel.
b. Variabel Profesionalitas Guru PAI (X2)
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Profesionalitas Guru ( X2)
No.
Item
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
r hitung
r kritis
Keputusan
0,467
0,494
0,608
0,539
0,748
0,442
0,351
0,790
0,762
0,446
0,630
0,375
0,782
0,377
0,833
0,409
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
126
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
0,457
0,458
0,311
0,378
0,610
0,107
0,157
0,527
0,206
0,571
0,139
0,546
0,353
0,117
0,205
0,469
0,338
0,481
0,515
0,549
0,474
0,566
0,467
0,504
0,204
0,344
0,460
0,401
0,360
0,473
0,407
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
hitung
item No. 22, 23, 25, 27, 30, 31, 41., karena ternyata r hitung r tabel. Hasil
pengolahan data melalui alat statistik program SPSS 16.
127
r hitung
r kritis
Keterangan
0,258
0,360
0,560
0,400
0,294
0,463
0,525
0,292
0,474
0,406
0,527
0,568
0,440
0,615
0,588
0,544
0,652
0,739
0,766
0,682
0,581
0,589
0,607
0,506
0,603
0,506
0,312
0,327
0,294
0,235
0,339
0,328
0,386
0,322
0,312
0,495
0,374
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
0,207
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
128
38.
39.
40.
0,466
0,301
0,271
0,207
0,207
0,207
Valid
Valid
Valid
Hasil uji validitas untuk variabel prestasi belajar PAI (Y) dari
40 butir pernyataan yang disampaikan para responden melalui
kuesioner, maka berdasarkan data angka-angka diatas menunjukkan
seluruhnya valid (sahih), karena ternyata 40 item r
hitung
tabel.(Hasil
alpha
kritis.
(1981); Werts, Lindd & Joreskog, (1974) bahwa seluruh alat ukur
disebut reliabel apabila nilai koefisien Cronbach a adalah lebih besar
atau sama dengan 0,70 dan atau nilai pc adalah lebih besar atau sama
dengan 0,50.
129
No.
1.
2.
3.
Variabel
Ketauladanan Guru (X1)
Profesionalitas Guru
PAI (X2)
Prestasi Belajar PAI (Y)
r alpha
r kritis
Keputusan
0,791
0,803
0,70
0,70
Reliabel
Reliabel
0,864
0,70
Reliabel
130
sebagai
dasar
pengambilan
kesimpulan
hasil
penelitian.(Hasil
kausalitas.
Untuk
analisis
deskriptif
dalam
rangka
131
rxy
N XY ( X )( Y )
N X
( X ) 2 N Y 2 ( Y ) 2
R y. X1 X 2
90
J.P. Guilford, Fundamental Statistics in Psychology and Education, Edisi ke II, ( New
York: MC Graw Hill Book Company, Inc, 1950), hlm. 164-165
132
Tabel 3.13
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Besarnya r
Product Moment (rxy)
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,00
Interpretasi
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan
variabel Y)
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang lemah atau rendah.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sedang atau cukupan.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang kuat atau tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sangat kuat atau yang sangat tinggi.
x 100%
t hitung = r n 2
1 - r2
Dengan kaidah pengujian bahwa:
hitung
133
korelasi
product
moment,
skala
data
ordinal
harus
91
53
134
BAB IV
HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
A. Ketauladanan Guru PAI SMAN 1 Cirebon (X1)
Pada bab ini disajikan hasil analisis deskriptif maupun statistik dari data
yang diperoleh melalui responden di obyek penelitian sebagai temuan hasil
penelitian. Penyajian hasil penelitian meliputi dua bagian: bagian pertama
analisis deskriptif yang menggambarkan keadaan tiap-tiap variabel, yang
diawali dengan ilustrasi menyangkut masing-masing variabel; bagian kedua
disajikan pengolahan data melalui statistik untuk menemukan kausalitas
keberpengaruhan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
selengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tingkat keberhasilan siswa dalam belajar di sekolah dipengaruhi oleh
sejumlah faktor. Penelitian tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
telah banyak dilakukan. Faktor yang paling sering dikaitkan dengan prestasi
belajar
di
antaranya
adalah
ketauladanan
dan
profesionalitas
guru.
Ketauladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh. Siswa mencontoh
atau meniru kelakuan gurunya. Ketauladanan guru akan selalu dicontoh atau
ditiru oleh peserta didik. Karennya, guru menampakkan dirinya sebagai sosok
yang harus diteladani peserta didik.
Ketauladanan guru merupakan upaya seorang guru untuk selalu
memperlihatkan prilaku yang baik, karena disadari atau tidak, kata-kata dan
prilaku seorang guru akan menjadi panutan bagi murid-muridnya. seorang guru
135
agar dapat menjadi teladan yang baik adalah dengan selalu mengadakan
muhasabah pada diri sendiri, mengoreksi akan kekurangan-kekurangan diri dan
berusaha untuk memperbaikinya, karena bagaimana mungkin guru akan
menjadi teladan sedangkan dirinya penuh dengan kekurangan.
Pentingnya keteladanan ini, mengingat proses pendidikan terjadi interaksi
antara
guru
dan
peserta
didik.
Membangun
hubungan
erat
dan
berkesinambungan, mesti diawali dan dihiasi dengan saling percaya, dan kasih
sayang. Sebagaimana dikatakan Ahmad Tafsir bahwa cara pendidikan Islam
berpusat pada ketauladanan secara psikologis, ternyata manusia memerlukan
imago ideal yang menjadi tokoh yang diteladani.
Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui keterkaitan hubungan
ketauladanan guru PAI terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
PAI di SMAN 1 Kota Cirebon. Data variabel X1, yaitu ketauladanan guru PAI
yang akan diangkat adalah ketauladanan yang dapat diterapkan guru dalam
proses pembelajaran, yaitu: memiliki perhatian dan kesenangan pada peserta
didik, memiliki kecakapan dalam merangsang peserta didik untuk belajar dan
berpikir, berpenampilan simpatik, bersikap jujur dan adil, menyesuaikan diri
dan memperhatikan pendapat orang lain, menampakan kegembiraan dan
antusiasme, luas perhatiannya, bijak dalam bertindak, menguasai diri, dan
menguasai ilmu yang diajarkan.
Perbuatan guru PAI di SMAN 1 Kota Cirebon sudah menunjukan disiplin
terhadap tata tertib sekolah, tanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya
136
kepada peserta didik, menaati ketentuan sekolah dan ketaatan dalam beragama.
Perbuatan guru PAI SMAN 1 Kota Cirebon dalam menerapkan ketaatan dan
kepatuhan selalu menunjukan ketepatan waktu kehadiran di sekolah jam 07.00
setiap hari kerja, berada di kelas lebih awal dari siswa, selalu membawa alQuran dan terjemahnya, mengucapkan salam mengawali pembelajaran,
mengajak berdoa saat memulai dan mengakhiri pelajaran, mengajak siswa
sholat berjamaah di mesjid sekolah, menskor waktu saat terdengar suara adzan,
dan mengajak siswa merapikan kelas.
Penampilan guru PAI SMAN 1 Kota Cirebon, selalu berpakaian rapih
menyelaraskan dengan ketentuan sekolah, memakai baju Taqwa dan berkopiah
pada hari Jumat, selalu tersenyum bertemu sesama guru atau siswa,
menunjukan sifat ramah ketika ada siswa yang mendatanginya, dan
menunjukan sipat simpatik kepada semua siswa.
Pemikiran dan perkataan yang dilakukan guru PAI agar dicontoh dan
ditiru peserta didik di sekolah yaitu guru selalu memberi nasehat,
menyelaraskan perbuatan dengan ucapan, humoris, setiap ucapannya didukung
dengan fakta dan data, mengajak siswa mendahulukan husnuzhon atau positif
thinking dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan hubungan
sesama teman dalam pergaulan di sekolah dan masyarakat, bersikap jujur dan
adil.
Dari deskripsi diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum guru-guru
SMAN 1 Kota Cirebon khususnya Guru PAI sudah dapat dikatakan memiliki
137
ketauladanan yang tinggi baik dalam tampilan sikap, perbuatan dan tutur kata.
Ketauladanan dalam pendidikan adalah metode influitif yang paling
meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk moral,
spritual dan sosial anak, yang semua ini merupakan bagian dari prestasi belajar
PAI siswa pada aspek afektifnya.
B. Profesionalitas Guru PAI SMAN 1 Kota Cirebon
Profesionalitas guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
profesionalitas guru dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam serta telah
berpengalaman dalam mengajar Pendidikan Agama Islam, sehingga ia mampu
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan kemampuan yang maksimal serta
memiliki kompetensi sesuai dengan kriteria guru profesional, dan profesinya
itu telah menjadi sumber mata pencaharian.
Tugas guru secara umum dalam berbagai bidang studi adalah tugas
profesi, kemanusiaan dan kemasyarakatan. Kompetensi profesional antara lain
mengembangkan tanggung jawab, melaksanakan peranan-peranannya, mampu
bekerja dan berusaha mencapai tujuan pendidikan, mampu melaksanakan
perannya dalam proses belajar mengajar di sekolah, khususnya di kelas.
Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang
bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, guru harus mampu menemukan jati
diri dan mengaktualkan diri. Pemberian prioritas yang sangat rendah pada
pembangunan pendidikan selama beberapa puluh tahun terakhir berdampak
buruk yang sangat luas bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
138
139
keberhasilan belajar siswa dengan mengadakan tes, seperti tes formatif dan
140
tes sumatif. Tes formatif adalah penilaian kegiatan sehari-hari setelah jam
pelajaran berakhir. Tes ini dilakukan untuk mengukur kemampuan
pengetahuan dan keterampilan siswa pasca selesai bidang studi disampaikan
di kelas.
Sedangkan tes sumatif adalah tes yang dilakukan dalam tahapan
caturwulan, UAS dan UAN. Tes ini dilakukan untuk mengukur dan menilai
kemampuan siswa dalam aspek pengetahuan, pemahaman dan psikomotorik.
Hasil tes ini dituangkan berupa simbol-simbol angka dan huruf. Angka-angka
tersebut dituangkan dalam buku raport, transkip nilai atau ijazah.
Prestasi belajar PAI di sekolah umum bertujuan untuk menyiapkan siswa
agar memahami ajaran Islam (knowing), terampil melakukan ajaran Islam
(doing), dan melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being).
Dengan demikian, tujuan utama pendidikan agama Islam di sekolah umum
adalah keberagamaan, yaitu menjadi muslim yang sebenarnya. Keberagamaan
inilah yang selama ini kurang mendapat perhatian.
Dari hasil penelitian tentang prestasi belajar PAI siswa SMAN 1 Kota
Cirebon dalam dua tahun terakhir ini melalui studi dokumentasi pada buku
rapor, hasil tes Sumatif, UAS menunjukan tahun ajaran 2007-2008 rata-rata
Nilai bidang studi PAI siswa kelas XII 80,45, dan pada tahun 2008-2009 ratarata 82,85. Terdapat peningkatan 1,80 dalam satu tahunnya. Secara kognitif
prestasi akademik PAI sudah dapat dikatakan baik, namun dari prestasi non
141
142
Tabel 4.1
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
VAR00001
.121
90
.002
.937
90
.000
VAR00002
.140
90
.000
.806
90
.000
VAR00003
.140
90
.000
.806
90
.000
143
Tabel 4.2
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic
df1
11.289
df2
18
Sig.
50
.006
Std. Deviation
VAR00003
1285.634
64.282
90
VAR00001
1317.897
488.997
90
VAR00002
1564.901
62.757
90
144
145
Tabel 4.4
Nilai Korelasi Hasil Pengujian Variabel X1 dengan Y
Correlations
VAR00001
VAR00 Pearson Correlation
001
VAR00002
1
Sig. (2-tailed)
N
90
90
.049
.732
**
.000
90
90
90
**
.216
003
.041
.000
90
90
90
002
Sig. (2-tailed)
.216
.041
.208
.208
.049
VAR00003
.732
90
tabel
tabel
ternyata r
hitung
lebih
146
%, sisanya (95,3 %) adalah dari faktor variabel atau faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Selanjutnya Untuk mengetahui signifikansi atau keberartian hubungan
ketauladanan guru dengan prestasi belajar PAI tersebut, akan diketahui
dengan merumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketauladanan guru
dengan prestasi belajar PAI di SMAN 1 Kota Cirebon.
Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara ketauladanan guru dengan
prestasi belajar PAI di SMAN 1 Kota Cirebon.
147
Hipotesis Statistiknya:
Ho: rx1y 0
Ha: rx1y = 0
Pengujian
dilakukan
dengan
satu
pihak,
maka
pengambilan
(Constant)
1
VAR00001
VAR00002
a.
Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
37.518
19.494
1.925
.117
.130
.067
.618
.064
.718
8980
9.654
Sig.
.058
.372
.000
148
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1 Regression
12349.335
6174.668
Residual
10532.220
87
121.060
Total
22881.556
89
a.
b.
F
51.005
Sig.
.000a
Berdasarkan tabel ANOVAb atau F test diatas, didapat f hitung adalah 51.005
dengan tingkat signifikansi .000a . Karena angka Sig 0.000 berada pada posisi
jauh dibawah angka 0.050, maka Ho ditolak. Artinya model regresi dapat
dipakai untuk memprediksi tinggi rendahnya peningkatan prestasi belajar PAI
di SMAN 1 Kota Cirebon.
Selanjutnya tabel coeffecients menggambarkan bahwa persamaan regresi
sebagai berikut: = a + b1 + X1 = 37.518 + .067 X1
149
Tabel 4.7
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model
1 (Constant)
VAR00001
VAR00002
b.
Std. Error
Standardized
Coefficients
Beta
37.518
19.494
1.925
.117
.130
.067
.618
.064
.718
8980
9.654
Sig.
.058
.372
.000
150
Ha: rx1y = 0
Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai t tabel sebagai
berikut:
Jika nilai t hitung t tabel maka Ho ditolak, artinya koefisien regresi signifikan.
Jika nilai t
hitung
tabel
signifikan.
Berdasarkan koefisien regresi X1 di atas diperoleh nilai t
hitung
sebesar 8.980
151
deskriptif untuk ketiga variabel yang dihasilkan dari pengolahan data melalui
program SPSS 16, diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 4.8
Descriptive Statistics
VAR00003
VAR00001
VAR00002
Mean
Std. Deviation
1285.634
64.282
90
1317.897
488.997
90
1564.901
62.757
90
Berdasarkan data deskriptif diatas diketahui bahwa dari jumlah kasus yang
diteliti adalah 90 responden, didapat nilai mean untuk X1 = 1317.897 dan standar
deviasi = 488.997, X2 = 1564.901 dan standar deviasi = 62.757, serta Y = 1285.634
dan standar deviasi 64.282. Dengan nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai
mean dapat menggambarkan bahwa data variabel yang dihasilkan dari penelitian
lebih homogen. Artinya bahwa temuan penelitian diperoleh dari sumber yang
sama, dan ini menunjukkan validitas data yang dihasilkan.
Dengan berpedoman pada data hasil statistik deskriptif tersebut, selanjutnya
dapat dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah: Profesionalitas guru PAI
berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar PAI
SMAN 1 Kota Cirebon.
152
VAR00002
1
Sig. (2-tailed)
N
90
90
.049
90
*
90
**
003
.041
.000
90
90
**
90
.216
.732
.000
90
002
Sig. (2-tailed)
.216
.041
.208
.208
.049
VAR00003
.732
90
153
Dari data hasil pengujian correlations pada tabel 4.9 diatas diketahui
terdapat hubungan antara profesionalitas guru PAI dengan prestasi belajar PAI
siswa SMAN 1 Kota Cirebon. Besarnya hubungan antar variabel tersebut
Untuk pada matrix korelasi diperoleh angka 0,732. Angka ini menunjukkan
koefisien korelasi (r) antara variabel X2 dengan Y. Angka 0,732 merupakan r
hitung.
tabel
tabel
ternyata r
hitung
lebih
x 100
154
155
Tabel 4.10
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
Std. Error
1 (Constant)
37.518
19.494
VAR00001
.117
.130
VAR00002
.618
.064
a.
Coefficients
Beta
Sig.
1.925
.058
.067
8980
.372
.718
9.654
.000
Dari hasil pengolahan data melalui program SPSS 16, diketahui tingkat
signifikansi koefisien korelasi satu sisi (1-tailed) dari output (diukur dari
probabilitas) untuk variabel profesionalitas guru PAI dengan variabel
prestasi belajar PAI menghasilkan angka Sig. 0.000. Oleh karena angka
probabilitas lebih kecil dari angka 0.050 maka Ho ditolak, yang berarti
bahwa profesionalitas guru memiliki hubungan erat yang signifikan dengan
peningkatan pretasi belajar PAI siswa SMAN 1 Kota Cirebon.
Untuk dapat mengetahui apakah penggunaan model regresi ini dapat
dipakai untuk memprediksi peningkatan prestasi belajar PAI, dapat
dianalisis dari tabel ANOVA sebagai berikut:
156
Tabel 4.11
b
ANOVA
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1 Regression
12349.335
6174.668
Residual
10532.220
87
121.060
Total
22881.556
89
c.
d.
Sig.
51.005
.000
test
diatas, diperoleh f
hitung
adalah
51.005 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena angka 0.000 berada pada
posisi jauh dibawah angka 0,050, maka Ho ditolak. Artinya model regresi
dapat dipakai untuk memprediksi peningkatan prestasi belajar PAI di SMAN
1 Kota Cirebon.
Std. Error
1 (Constant)
37.518
19.494
VAR00001
.117
.130
VAR00002
.618
.064
a.
Coefficients
Beta
Sig.
1.925
.058
.067
8980
.372
.718
9.654
.000
157
ketauladanan guru (X1), maka prestasi belajar PAI siswa adalah 37.518 atau
37.00 point. Koefesien regresi sebesar 0,718 .menyatakan bahwa setiap
terjadi penambahan satu skor atau satu nilai ketauladanan guru akan dapat
meningkatkan prestasi belajar PAI siswa sebesar 7.18 point.
Selanjutnya dilakukan uji t, hal ini dimaksudkan untuk menguji
signifikansi konstanta dan variabel dependen (prestasi belajar PAI). Kriteria
uji koefisien regresi dari variabel profesionalitas guru terhadap peningkatan
prestasi belajar PAI siswa adalah sebagai berikut:
Ho = Profesionalitas guru tidak signifikan terhadap peningkatan prestasi
belajar PAI siswa
Ha
Hipotesis Statistiknya:
Ho: rx2y 0
Ha: rx2y = 0
Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai t
tabel
sebagai
berikut:
Jika nilai t hitung t tabel maka Ho ditolak, artinya koefisien regresi signifikan.
Jika nilai t
signifikan.
hitung
tabel
158
hitung
sebesar 9.654
tabel
hitung
tabel
atau
159
Std. Deviation
VAR00003
1285.634
64.282
90
VAR00001
1317.897
488.997
90
VAR00002
1564.901
62.757
90
Berdasarkan data deskriptif diatas diketahui bahwa dari jumlah kasus yang
diteliti adalah 90 responden, didapat nilai mean untuk X1 = 1317.897 dan
standar deviasi = 488.997, X2 = 1564.901 dan standar deviasi = 62.757, serta Y
= 1285.634 dan standar deviasi 64.282. Dengan nilai standar deviasi yang lebih
kecil dari nilai mean dapat menggambarkan bahwa data ketiga variabel yang
dihasilkan dari penelitian lebih homogen. Artinya bahwa temuan penelitian
diperoleh dari sumber yang sama, dan ini menunjukkan validitas data yang
dihasilkan.
Dengan berpedoman pada data hasil statistik deskriptif tersebut,
selanjutnya dapat dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian yang telah
diumuskan. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah: Ketauladanan guru
160
(X1) dan profesionalitas guru PAI (X2) memberikan kontribusi positif dan
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar PAI siswa
SMAN 1 Kota Cirebon. Untuk pengujian hipotesis tersebut dilakukan analisis
korelasi dan regresi ganda dengan dua prediktor, yakni dua variabel X:
Ketauladanan guru (X1), dan Profesionalitas guru PAI (X2) dengan variabel Y
prestasi belajar PAI siswa SMAN 1 Kota Cirebon.
Untuk pengujian hipotesis tersebut dilakukan analisis korelasi dan regresi
ganda dua prediktor terdiri dari dua variabel X, yakni variabel ketauladanan
guru (X1), dan profesionalitas guru PAI (X2) dengan variabel Y prestasi
belajar PAI.
Sebelum dilakukan analisis regresi yang bermaksud untuk mengetahui
bagaimana kausalitas diantara variabel-variabel tersebut, terlebih dahulu
dilakukan pengujian dengan analisis korelasi, dengan maksud untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y, baik
variabel X1 dengan Y, variabel X2 dengan Y, dan kedua variabel X1 dan X2
secara bersama-sama dengan variabel Y. Hasil pengolahan data melalui
program SPSS 16, diperoleh hasil korelasi sebagaimana tampak dalam tabel
berikut:
161
Tabel 4.14
b
Model Summary
Model
R Square
.671
Adjusted R Square
.450
.437
5030.42261
tabel
tabel
ternyata r
hitung
lebih besar
162
dilakukan
dengan
satu
pihak,
maka
pengambilan
163
Tabel 4.15
Cooffecient
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
Std. Error
1 (Constant)
37.518
19.494
VAR00001
.117
.130
VAR00002
.618
.064
a.
Coefficients
Beta
Sig.
1.925
.058
.067
8980
.372
.718
9.654
.000
Dari hasil pengolahan data melalui program SPSS 16, diketahui tingkat
signifikansi koefisien korelasi satu sisi (2-tailed) dari out (diukur dari
probabilitas) untuk variabel ketauladanan guru (X1), dan profesionalitas guru
PAI (X2) dengan variabel prestasi belajar PAI (Y), menghasilkan angka
Sig.0,000. Oleh karena angka probabilitas (0,000) ini berada jauh dibawah
angka 0,050 maka Ho ditolak atau Ha diterima, yang berarti bahwa
ketauladanan guru dan profesionalitas guru PAI dengan prestasi belajar PAI
memiliki hubungan sangat erat dan signifikan terhadap peningkatan prestasi
belajar PAI siswa SMAN 1 Kota Cirebon.
Untuk dapat mengetahui apakah penggunaan model regresi ini dapat
dipakai untuk memprediksi peningkatan prestasi belajar PAI siswa, dapat
dianalisis dari tabel ANOVA sebagai berikut:
164
Tabel 4.16
ANOVA
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
1 Regression
12349.335
6174.668
Residual
10532.220
87
121.060
Total
22881.556
89
Sig.
51.005
.000
test
diatas, diperoleh f
hitung
adalah
51.005 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena angka 0.000 berada pada
posisi jauh dibawah angka 0,050, maka Ho ditolak. Artinya model regresi
dapat dipakai untuk memprediksi peningkatan prestasi belajar PAI di SMAN 1
Kota Cirebon. Selanjutnya tabel coeffecient menggambarkan bahwa persamaan
regresi sebagai berikut: = a + b1 + X2 = 37.518 + 0,718 X2
Tabel 4.17
Cooffecient
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
Std. Error
(Constant)
37.518
19.494
VAR00001
.117
.130
VAR00002
.618
.064
a.
Coefficients
Beta
Sig.
1.925
.058
.067
8980
.372
.718
9.654
.000
165
keduanya 3.7 point. Koefesien regresi X1 dan X2 sebesar 0,067 dan 0,718. Hal
ini menyatakan bahwa setiap terjadi penambahan satu skor atau nilai
ketauladanan guru dan profesionalitas guru PAI akan dapat menambah
kenaikan nilai prestasi belajar PAI sebesar 0.67 dan 7.18 point.
Selanjutnya dilakukan uji t, hal ini dimaksudkan untuk menguji
signifikansi konstanta dan variabel dependen (prestasi belajar PAI). Kriteria
uji koefisien regresi dari variabel ketauladanan guru dan profesionalitas guru
PAI terhadap peningkatan prestasi belajar PAI siswa adalah sebagai berikut:
Ho
Ha
Hipotesis Statistiknya:
Ho: rx1x2y 0
Ha: rx1x2y = 0
Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai t
tabel
sebagai berikut:
Jika nilai t hitung t tabel maka Ho ditolak, artinya koefisien regresi signifikan.
166
Jika nilai t
hitung
tabel
signifikan.
Berdasarkan koefisien regresi X1 dan X2 diperoleh nilai t
hitung
sebesar
tabel
tabel
hitung
167
Temuan lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa koefisien
korelasi ketauladanan guru terhadap prestasi belajar PAI siswa dalam
kategori rendah. Temuan ini diperoleh angka korelasi sebesar r = 0,216.
Berdasarkan pedoman dalam memberikan interpretasi terhadap angka 0,216
berada diantara 0,20-0,40, yang artinya antara variabel X1 dengan Y terdapat
korelasi pada tarap rendah. Sedangkan sisanya berasal dari variabel lain
yang ikut berkontribusi kepada prestasi belajar PAI. Selanjutnya
berdasarkan uji determinasi diperoleh data bahwa ketauladanan memberi
kontribusi sebesar 4,7 % terhadap prestasi belajar PAI, sekalipun faktor
yang lain tetap berkontribusi terhadap prestasi belajar PAI.
Sehubungan dengan itu, maka untuk meningkatkan ketauladanan guru
dalam rangka meningkatkan prestasi belajar PAI siswa, maka hal-hal yang
perlu dilakukan guru adalah:
Pertama, guru harus menegakkan ketauladanan, membenahi diri
mengenai penguasaan pengetahuan tentang ketauladanan, sehingga dengan
ketauladanan guru menjadi panutan bagi para siswa walaupun hanya
bertatap muka dengan guru dalam proses pembelajaran di sekolah.
Ketauladanan guru itu meliputi, cara guru berbicara, sikap yang lemah
lembut, mampu mengendalikan diri dari kemarahan yang berlebihan,
membelajarkan kepada siswa bagaimana bersikap sopan santun, mampu
mengendalikan emosi dalam menghadapi setiap persoalan, sehingga siswa
menjadikan model dalam setiap perbuatan guru. Kedua, guru hendaknya
tidak selalu berfungsi sebagai pimpinan atau atasan, melainkan juga harus
168
mampu menyesuaikan pada kondisi-kondisi tertentu, sehingga sewaktuwaktu dapat berfungsi sebagai teman, pengayom, pembina, pengawas, dan
boleh jadi bertindak sebagai orang tua.
Pentingnya ketauladanan, mengingat pendidikan dilakukan oleh dua
pribadi, dalam arti pribadi guru dan murid. Membangun hubungan erat dan
berkesinambungan mesti diawali dan dihiasi dengan saling percaya, kasih
sayang dengan pribadi masing-masing, hampir dapat dipastikan komunikasi
dan proses pembelajaran akan terbentuk dengan sempurna. Hal ini
sebagaimana dijelaskan oleh Ahmad Tafsir, bahwa metode pendidikan
Islam berpusat pada ketauladanan dan secara psikologis ternyata manusia
memang memerlukan tokoh teladan dalam hidupnya, ini adalah sifat
pembawaan.
169
terutama dalam aspek afektif atau sikap siswa kepada akhlak yang baik.
Ketauladanan merupakan cerminan sikap dan prilaku baik yang
ditampilkan guru agama Islam didalam lingkungan sekolah dan diluar
lingkungan sekolah.
170
terhadap
171
172
agar
perkembangan
teknologi
tidak
salah
dalam
menggunakannya.
Sebagian kecil para guru kurang memperhatikan buku-buku yang
relevan, sebagai literatur tambahan dalam proses mengajar belajar, yang
dipakai hanya satu paket saja, buku panduan siswa sama dengan guru, dan
guru memadakan apa adanya.
Ternyata kontribusi terhadap peningkatan prestasi belajar PAI siswa
guru yang menunjukkan ketauladanan bagi siswanya, sekaligus menuntut
keprofesionalan sebagai pendidik untuk mencetak generasi yang berilmu.
pengetahuan, terampil, beriman dan berakhlak mulia sebagaimana
dituangkan dalam tujuan pendidikan nasional.
173
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian tentang ketauladanan dan profesionalitas guru PAI
terhadap peningkatan prestasi belajar PAI siswa SMAN 1 Kota Cirebon
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ketauladanan guru PAI SMAN 1 Kota Cirebon sudah dapat dikatakan
memiliki ketauladanan yang baik, walaupun demikian masih terus
ditingkatkan dan sangat penting diperhatikan. Ketauladanan guru sangat
penting diperhatikan dan dipertahankan, walaupun interaksi antara guru
dan siswa hanya relatif singkat, yaitu di lingkungan sekolah, namun
sangat memberi arti terhadap perkembangan afektif siswa. Guru
merupakan figur bagi siswa, apa yang dikatakan guru itulah yang
utama, tidak hanya ucapan namun diaflikasikannya dalam perbuatan
dimanapun ia berada, khususnya di lingkungan sekolah, prilaku guru
akan semakin mewarnai perkembangan akhlak siswa menjadi
berakhlakul karimah yang merupakan aspek yang paling penting dari
prestasi belajar PAI.
2. Profesionalitas guru PAI SMAN 1 Kota Cirebon sudah dapat
dikategorikan baik. Hal ini dapat dilihat dari manajemen pembelajaran
yang dilakukan oleh guru PAI dalam proses pembelajaran, dan ini
merupakan bagian penting dalam meningkatkan prestasi belajar PAI.
174
Kota
Cirebon.
Dengan
demikian
faktor
ketauladanan
dan
175
B. REKOMENDASI ILMIAH
Berdasarkan kesimpulan hasil temuan penelitian diatas, dapat disimpulkan
rekomendasi sebagai berikut:
1. Guru-guru diharapkan menjadi contoh teladan, memberikan keteladanan
dalam perkataan, sikap dan perbuatan, sehingga akan dapat memberikan
kontribusi yang positif dalam meningkatkan prestasi belajar PAI yang
didalamnya tercakup aspek kognitif (knowing), afektif (being) dan
psikomotorik (doing) siswa kearah yang lebih baik dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Guru-guru
diharapkan
untuk
dapat
meningkatkan
profesionalitas
176
DAFTAR PUSTAKA
177
178
dan
Implementasi
179
(Nuansa
Integritas
dan
180
Nama
: KHAIRUN NISA
Alamat
Nama Ayah
: Alm. Adnan
Nama Ibu
: Syarifah Hanum
Nama Suami
Nama Anak
Riwayat Pendidikan:
1. SD : SD Swasta Perguruan Setia Budi Perbaungan
4. SI
5. S2