DALAM PENANGGULANGAN
HIV AIDS DI INDONESIA.
KEMENKES RI DALAM
KEMENKES RI DALAM
NILAI-NILAI
Sesuai dengan nilai-nilai yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan RI, yaitu:
1.Pro rakyat Informasikan dan layani sepenuh hati
dengan sebenarnya dan seluasnya, perlakuan sama
2.Inklusif HIV sama seperti IMS lainnya, Hepatitis, TB,
Malaria, DM, Hipertensi dll
3.Responsif segera atasi masalah, akses ke layanan
yang dibutuhkan
4.Efektif hindari sumber daya yang sia-sia
5.Bersih niat, perkataan & perbuatan
TUJUAN
1. Meningkatnya pengendalian HIV-AIDS dan IMS secara
berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya:
2. Menurunnya jumlah kasus baru HIV serendah
mungkin (target jangka panjang: zero new infection)
3. Menurunnya tingkat diskriminasi serendah mungkin
(target jangka panjang: zero discrimination)
4. Menurunnya angka kematian AIDS serendah mungkin
(target jangka panjang: zero AIDS related deaths)
5. Meningkatnya kualitas hidup ODHA.
HIV Prevalence
Estimation
PLHIV Estimation
KONDISI
Data data menunjukan epidemi jalan
terus dengan sangat cepat (STBP,
laporan kasus AIDS, laporan ART,
layanan KT, layanan PTRM, layanan
PPIA, Riskesdas, Rapid Survey)
Pengetahuan
masyarakat
masih
rendah
Layanan kurang optimal
Cakupan masih rendah
Akses masyarakat terbatas
K
A
H
penasun
Wanita
Penjaja seks
4,9 Juta
menikah
dg pria risiko
tinggi
1,13 Juta
GWL
Anak-anak
Laki-laki
Perempuan
19
Sifilis
23
Sumber: Laporan Survei Terpadu dan Biologis Perilaku (STBP) 2011, Kemkes RI
24
Dari Ibu ke
Anak
Darah donor dan
produk darah
lainnnya
Tahun 19872011
Tahun
2011
32
STBP 2011
33
34
*STBP, 2011
35
36
37
38
Prevalensi HIV di
Indonesia, 2011
Persentase
Pengetahuan
Komprehensif HIVAIDS Penduduk Usia
15-24 thn, 2011
INDIKATOR
Prevalensi HIV
TARG TARGE
ET
T
2014 2012
CAPAIAN
< 0,5%
0,3%
(Pemodelan
matematika )
95%
85%
21,5%
(rapid survei
2011)
65%
45%
37,6%
(STBP 2011)
<0,5%
88.4%
90%
80%
(30.663 ODHA
yg mendpt
ARV)
Target / Indikator
Kegiatan
Pengendalian
HIV-AIDS
Indikator
1.Prevalensi HIV pada
penduduk usia 15-49 tahun.
2.Persentase penduduk usia
15-24 tahun yang memiliki
pengetahuan komprehensif
tentang HIV-AIDS
3.Jumlah penduduk usia 15
tahun atau lebih yang
menerima konseling dan tes
HIV
4.Persentase kabupaten/kota
yang melaksanakan
pencegahan penularan HIV
sesuai pedoman,
5.Penggunaan kondom pada
kelompok risiko tinggi
6.Persentase ODHA yang
mendapatkan pengobatan
Antiretroviral
7.Persentase Rumah Sakit
Pemerintah yang
menyelenggarakan pelayanan
rujukan bagi ODHA .
2010
2011
Target
2012
2013
2014
0,2%
<0,5%
<0,5%
<0,5%
<0,5%
65%
35%
40%
45%
95%
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
50%
60%
70%
80%
90%
25% (P), 35% (P), 45% (P), 55% (P), 65% (P),
20% (L) 20% (L) 30% (L) 40% (L) 50% (L)
70%
75%
80%
85%
90%
60%
70%
80%
85%
90%
Pelayanan TB
Pelayanan ANC
Pelayanan IMS
Menuju 3 nol
500
HIV
Provider-initiated Testing
& Counseling
PITC
VCT
Belum diperoleh
VCT
PITC
tenaga
tenaga
tenaga
tenaga
tenaga
tenaga
tenaga
medis;
keperawatan;
kefarmasian;
kesehatan masyarakat;
gizi;
keterapian fisik;
keteknisian medis.
Aspek Operasional
RJPMN Bidang Kesehatan
Renstra Kementerian Kesehatan 2010-2014
Rencana Aksi Program Pengendalian
Penyakit dan penyehatan Lingkungan 20102014
Rencana Aksi Kegiatan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung 2010-2014
Rencana Kerja Pengendalian HIV/AIDS & IMS
di Indonesia 2010-2014
Tes HIV dan Konseling Terintegrasi di
Layanan Kesehatan (2010)
Tes HIV dan Konseling atas Inisiasi Petugas
Kesehatan (2011)
ASPEK TEKNIS
KepKKI No. 18 tahun 2006 tentang
Praktik Kedokteran yang Baik di
Indonesia
Komunikasi Efektif Dokter - Pasien
PerKKI No. 5 tahun 2011 tentang
Legalitas STR Dr & Drg yang sedang
proses Registrasi Ulang
VCT (KTS)
PITC (TKPK)
Pelaku
Dokter, Bidan,
Perawat, Nakes lain,
Non Nakes (terlatih)
Dokter, Bidan,
Perawat (Nakes
Layanan Kesehatan,
Profesional)
Konsumen / inisiatif
KLIEN
PASIEN
Konteks
Khusus HIV
Sesuai Keluhan/klinis
& HIV
Relasi
Sejajar
Tak sejajar
Setting
Umum, Masyarakat
Fasyankes
Metode
Option IN
Option OUT
Langkah kerja
Konseling Pratest
Consent Tes Buka
Hasil Konseling
Pascates
Rujuk bl perlu
Komunikasi,Info,Edu
Consent Tes Hasil
Lab (tmsk HIV)
Dukungan
pengobatan (akses)
Dasar Inisiasi
Pengetahuan Klien
Kepentingan Dx
Pasien
VCT = CITC
PITC
PRINSIP
o Client-Centered HIV
Services
o Patient-Centered Health
Services
Pasien/Klien
Petugas
kesehatan/
Konselor
Penekanan pada
pencegahan penularan HIV
melalui pengkajian faktor
risiko, pengurangan risiko,
perubahan perilaku dan tes
HIV serta peningkatan
Tujuan utama
Konseling dan tes
HIV
Tolok
Perbandingan
Pertemuan
Pra tes
Tindak lanjut
VCT - KTS
PITC KTP2
o Konseling berfokus
klien
o Sukarela Klien
o Secara individual
o Komunikasi,
Konseling
o Pemeriksaan Lab
khusus HIV
o Hasil positif maupun
negatif sama-sama
pentingnya untuk
upaya pencegahan
dan peningkatan
kualitas hidup
o Pelayanan kesehatan
berfokus pada pasien
(patient-centered)
o Kebutuhan Pasien
o Individual (kontraktual)
o Komunikasi, Informasi,
Edukasi pem. penunjang
diagnosis
o Evaluasi pem penunjang
Dx, termasuk HIV
o Dukungan positif maupun
negatif
o Disclosure & tracing
pasangan
Subyektif (Anamnesis)
Obyektif (Pemeriksaan Fisik)
Assessment (Pemeriksaan penunjang dll)
Planning (Rencana tindak lanjut komprehensif)
HIV
SINERGI
VCT tidak menggantikan
fungsi tenaga layanan
kesehatan
WHO 1
WHO 2
WHO 3
VC ADULTS
T/K
BUMI
KTPK/PI
WHO 4
67
Subyektif (Anamnesis)
Obyektif (Pemeriksaan Fisik)
Assessment (Pemeriksaan penunjang dll)
Planning (Rencana tindak lanjut komprehensif)
CSO
TUJUAN
Kuratif , Rehabilitatif
Gov
Community
Pusat
Dinkes Prov
Dinkes Kab/Kota
RS
Puskesmas
&
Wadah
fasyankes
yang ada
lainnya
dalam
masyarakat
Kerangka
Konsep
NSPK
Puskesmas
Satelit
NSPK
WM/KDS/LSM
KIE (PK-PK, FR), Rujukan
R
uj
u
K
ad kan
er
d
/W an
M
Fo
/K
l lo
D
w
S/
LS -up
M
Kader/WM/KDS/LSM
NSPK
Layanan
Komprehensif
RS Kabupaten/Kota
Rujukan
PK/LSM
Petugas Puskesmas/
KDS/LSM
HC Puskesmas
Klinik, Polindes ,
Poskesdes, Dll
NSPK
Layanan
Komprehensif
KIE (PK-PK, FR), TK-Lab, PD), PDBN, PPIA, TB-HIV, IMS, KU,
PDD&PD (PMI), SE
Labkesda: Rapid Test HIV, ELISA, Sifilis, GO, Klamidia, CD4, Rujukan VL (BLK )
ODHA +
Keluarga
O R G A N IZ E R
Fa sy a n k e s
P r im e r
P U SK E SM A S
Fa sy a n k e s
Se ku n d e r
R S K ab / K o ta
KA D ER
M a sy a ra k a t
PBM :
Fa sy a n k e s
T e r s ie r
R S P r o v in s i
K e lo m p o k
D u k u n ga n
LSM , O rm as,
O r s o s , R e la w a n
PBR:
K e lu a r g a O D H A
C O M M U N IT Y
O R G A N IZ E R
6 PILAR DALAM
YANKOMPRE/LKB
Pilar 1: Koordinasi dan kemitraan dgsemua
pemangku kepentingan di setiap lini
Pilar 2: Pelayanan terintegrasi dan
terdesentralisasi sesuai kondisi
setempat
Pilar 3: Sistem rujukan dan jejaring kerja
Pilar 4: Paket layanan HIV komprehensif yang
berkesinambungan
Prioritas Prakarsa
Treatment 2.0
Tujuan
1. Meningkatnya akses dan cakupan upaya promosi,
pencegahan, pengobatan HIV & IMS serta
rehabilitasi
berkualitas, serta memperluas
layanan hingga tingkat Fasyankes Primer dan
berfokus pada Populasi Kunci.
2. Meningkatnya pengetahuan dan rasa tanggung
jawab dengan memperkuat koordinasi antar
pelaksana layanan HIV & IMS melalui peningkatan
partisipasi komunitas dan masyarakat madani
3. Semakin membaiknya dampak pengobatan ARV
dengan mengadaptasi Treatment 2.0 dalam
model layanan terdesentralisasi dan terintegrasi
Kebijakan
Kerangka kerja standar
panduan standar dan dukungan bagi penyelarasan
layanan secara nasional dan bagi para mitra
terkait
panduan yang tepat, efisien dan konsisten dalam
perencanaan di setiap tingkat
Layanan Komprehensif
HIV
Pilar Utama
Pilar 1:
Pilar 2:
Pilar 3:
Pilar 4:
Pilar 5:
Pilar 6:
Pilar Utama
Pilar 1:
Pilar 2:
Pilar 3:
Pilar 4:
Pilar 5:
Pilar 6:
Penjangkauan
Penjangkau
Outreach
anOutreach
PD
P
Inisiasi
Hasil
Hasil
positif
Kotrimoksasol
Profilaksis
Start ARV
Aspek penting :
Profilaksis
IO
HIV stadium 2, 3 dan 4
Lini Pertama
Lini Kedua
Aspek penting :
Profilaksis IO
Koinfeksi
Penjelasan
Koinfeksi HIV-TB
Tes HIV
Tes HIV diintegrasikan pada tes darah rutin pada pasien di daerah generalized level bersama dengan tes darah
lainnya seperti darah tepi, Ur. Creat, Hepatitis, Malaria, Sifilis, LFT, dll, sesuai kebijakan setempat dan/atau
keputusan medis
Tes apapun harus dilengkapi penjelasan dan tercatat dalam rekam medis
(informed-consent)
TERIMA KASIH