yang singkat. Heparin sering dirujuk sebagai heparin standar atau heparin tidak
terfraksinasi untuk membedakan dengan heparin bobot molekul rendah yang
mempunyai masa kerja yang lebih panjang.
Pengobatan. Untuk pengobatan awal trombosis vena dalam dan embolisme paru,
heparin diberikan sebagai dosis muatan (loading dose) intravena, diikuti dengan
infus intravena (menggunakan pompa infus) atau injeksi subkutan secara intermiten.
Penggunaan injeksi intravena secara intermiten tidak lagi disarankan. Sebagai
alternatif, untuk pengobatan awal trombosis vena dalam dan embolism paru dapat
digunakan heparin bobot molekul rendah. Antikoagulan oral (biasanya wafarin)
dimulai pada waktu yang sama dengan heparin (yang perlu dilanjutkan paling tidak
selama 5 hari, sampai INRnya mencapai kadar terapi selama 2 hari berturut-turut).
Pemantauan melalui uji laboratorium (sebaiknya setiap hari) penting dilakukan,
penentuan waktu APTT-(Activated Partial Tromboplastin Time) merupakan teknik
yang paling luas digunakan.
Heparin juga digunakan untuk penatalaksanaan infark miokard, untuk mencegah
reoklusi koroner setelah trombolisis, atau pada pasien risiko tinggi seperti embolisme
paru. Juga digunakan untuk tatalaksana angina tidak stabil dan oklusi arteri perifer
akut.
Profilaksis. Pada pasien yang menjalani bedah umum, pemberian heparin dosis
rendah secara injeksi subkutan banyak dianjurkan untuk mencegah trombosis vena
dalam dan embolisme paru pasca bedah pada pasien risiko tinggi (misalnya pasien
dengan
obesitas,
penyakit
keganasan,
riwayat
trombosis
vena
dalam
atau
embolisme paru, pasien di atas 40 tahun, atau yang dengan gangguan trombofilik
atau yang mengalami bedah besar atau rumit). Dengan regimen profilaktik baku ini,
tidak diperlukan pemantauan secara laboratorium.
Untuk mengatasi peningkatan risiko pada bedah ortopedik mayor, dapat digunakan
regimen dosis yang disesuaikan (dengan pemantauan) atau dapat dipilih heparin
berat molekul rendah.
Extracorporel
Circuits.
Heparin
juga
digunakan
dalam
pemeliharaan
HEPARIN
Indikasi:
pengobatan trombosis vena-dalam dan embolisme paru, angina tidak stabil,
profilaksis pada bedah umum, infark miokard.
Peringatan:
usia lanjut, hipersensitif terhadap heparin bobot molekul rendah; gangguan hati dan
ginjal; kehamilan.
Trombositopenia. Trombositopenia yang secara klinis penting adalah yang
diperantarai sistem imun, biasanya tidak terjadi sampai setelah 6-10 hari. Ini
mungkin disertai dengan trombosis. Disarankan menghitung angka trombosit bagi
pasien yang mendapat heparin (termasuk heparin dengan bobot molekul rendah)
lebih dari 5 hari (dan heparin harus segera dihentikan pada pasien yang mengalami
trombositopenia) atau pengurangan angka platelet. Pasien yang memerlukan
antikoagulasi lebih lanjut sebaiknya diberi suatu heparinoid seperti danaparoid;
alternatifnya heparin bobot molekul rendah (tetapi dapat terjadi reaksi silang),
warfarin atau epoprostenol.
Hiperkalemia: Inhibisi dari sekresi aldosteron oleh heparin (termasuk heparin bobot
molekul rendah) dapat menyebabkan hiperkalemia, umumnya pada pasien dengan
diabetes
mellitus,
gagal
ginjal
kronik,
asidosis,
kenaikan
kalium
plasma,
mendapatkan obat hemat kalium. Kalium plasma harus diukur pada pasien yang
beresiko sebelum memulai terapi heparin dan dimonitor secara teratur sesudahnya
jika pengobatan dengan heparin lebih dari 7 hari.
Interaksi:
lihat lampiran 1 (heparin).
Kontraindikasi:
hemofilia dan gangguan hemorhagik lain, trombositopenia, tukak lambung,
perpendarahan serebral yang baru terjadi. Hipertensi berat, penyakit hati berat
(temasuk farises esofagus), gagal ginjal, sehabis cedera berat atau pembedahan
(termasuk pada mata atau susunan saraf), hipersensitivitas terhadap heparin.
Efek Samping:
perdarahan (lihat keterangan di atas), nekrosis kulit, trombositopenia (lihat
keterangan di atas), hiperkalsemia (lihat keterangan di atas), reaksi hipersensitivitas
(urtikaria, angiodema, dan anafilaksis); osteoforisis setelah penggunaan jangka
panjang (dan jarang terjadi alopesia).
Dosis:
Pengobatan trombosis vena-dalam dan embolisme paru, secara injeksi intravena,
dosis muatan 5000 unit (10.000 unit pada embolisme paru yang berat) diikuti
dengan infus berkesinambungan 15-25 unit/kg bb/jam atau secaara injeksi subkutan
15.000 unit setiap 12 jam (pemantauan laboratorium penting sekali sebaiknya setiap
hari).
Remaja Muda dan Anak-anak, dosis muatan lebih rendah, kemudian 15-25 unit/kg
bb/jam secara infus intravena, atau 250 unit/kg bb/jam secara injeksi subkutan.
Angina tak stabil, oklusi arteri perifer akut, sebagai regimen intravena untuk
trombosis vena-dalam dan embolisme paru, lihat keterangan diatas. Profilaksis pada
bedah umum (lihat keterangan di atas), lewat injeksi subkutan, 5000 unit 2 jam
sebelum pembedahan, kemudian setiap 8-12 jam selama 7 hari atau sampai pasien
pulang dari rumah sakit (pemantauan tidak diperlukan); selama kehamilan (dengan
pemantauan), 5000-10.000 unit setiap 12 jam (penting:tidak termasuk pencegahan
trombosis
katup
jantung
prostetik
pada
kehamilan
yang
memerlukan
penatalaksanaan khusus).
Infark Miokard. Untuk pencegahan reoklusi setelah trombosis, heparin digunakan
dengan regimen yang bervariasi sesuai dengan protokol yang telah disetujui di
masing-masing institusi. Untuk pencegahan trombosis mural, heparin dianggap
efektif bila diberikan lewat injeksi subkutan 12.500 unit setiap 12 jam selama paling
tidak 10 hari.
since 100 IU unit of heparin is equivalent to 1mg, 50mg must be equal to 5000 IU units of
heparin.