Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Taala
karena atas Rahmat dan Ridhonya-nya penulis dapat menyelesaikan Referat ini
dengan judul Struma Toksik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dokter
pembimbing dr. Idwan Haris, Sp. Pd atas bimbingan dan arahannya selama
mengikuti Kepanitraan Klinik senior di SMF Penyakit Dalam, RSUD DR. RM
Djoelham Binjai serta dalam penyusunan referat ini.
Penulis menyadari bahwa Referat ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan Referat ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dan
dukungannya, semoga Referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Binjai,
Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
1
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1
Anatomi Tiroid........................................................................................4
2.2
Fisiologi Tiroid.........................................................................................5
2.3
Struma Toksik..........................................................................................6
2.4
2.5
2.6
Epidemiologi Struma..............................................................................7
2.7
2.8
2.9
2.10
2.11
2.12
BAB 3 KESIMPULAN........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
LAPORAN KASUS ............................................................................................ 15
BAB 1
PENDAHULUAN
Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh
karena pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa
gangguan fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.
Goiter noduler adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat
peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon
tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi
misalnya pubertas atau kehamilan. Dalam kasus ini, peningkatan TH disebabkan
oleh aktivasi hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme sehingga
disertai oleh peningkatan TRH dalam jumlah berlebihan. Apabila individu tetap
mengalami hipertiroid, keadaan ini disebut goiter nodular toksik. Adenoma
hipofisi pada sel-sel penghasik TSH atau penyakit Hipotalamus jarang terjadi.
Dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid
yang dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya. Di bagian
posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Struma dapat
mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara
sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia. Hal tersebut akan berdampak
terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit. Bila
pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat asimetris
atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
a. Anatomi Tiroid
Kelenjar tiroid/gondok terletak di bagian bawah leher, kelenjar ini
memiliki dua bagian lobus yang dihubungkan oleh ismus yang masing-masing
berbetuk lonjong berukuran panjang 2,5-5 cm, lebar 1,5 cm, tebal 1-1,5 cm dan
berkisar 10-20 gram. Kelenjar tiroid sangat penting untuk mengatur metabolisme
dan bertanggung jawab atas normalnya kerja setiap sel tubuh. Kelenjar ini
memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dan menyalurkan
hormon tersebut ke dalam aliran darah. Terdapat 4 atom yodium di setiap molekul
T4 dan 3 atom yodium pada setiap molekul T3.
Hormon tersebut dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid TSH
(thyroid stimulating hormone) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar
hipofisis. Bahan dasar untuk sintesis hormon tiroid adalah tirosin dan iodium, di
mana keduanya harus diserap dari darah oleh sel folikel. Tirosin, suatu asam
amino, dibentuk dalam jumlah memadai oleh tubuh sehingga bukan suatu zat
esensial dalam makanan. Sebaliknya, iodium yang dibutuhkan untuk sintesis
hormon tiroid harus diperoleh dari makanan.
b. Fisiologi Tiroid
Hampir semua jaringan di tubuh terpengaruh langsung atau tidak langsung
oleh hormon tiroid. Efek T3 dan T4 dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
kategori yang saling tumpang-tindih.
a. Efek pada laju metabolisme dan produksi panas
Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal ke seluruhan tubuh.
Hormon ini adlah regulator terpenting laju konsumsi O2 dan pengeluaran energi
tubuh pada keadaan istirahat. Efek metabolik hormon tiroid berkaitan erat dengan
efek kolinergik (penghasil panas). Peningkatan aktivitas metabolik menyebabkan
peningkatan produksi panas. Hormon ini tidak saja dapat mempengaruhi
pembentukan dan penguraian karbohidrat, lemak, dan protein tetapi hormon
dalam jumlah sedikit atau banyak dapat menimbulkan efek yang sebaliknya.
Hormon tiroid dalam jumlah adekuat penting untuk sintesis protein yang
dibutuhkan bagi pertumbuhan normal tubuh namun pada dosis tinggi, misalnya
pada hipersekresi tiroid, hormon tiroid cenderung menyebabkan penguraian
protein.
b. Efek simpatomimetik
Hormon tiroid meningkatkan responsivitas sel sasaran terhadap katekolamin
(epinefrin dan norepinefrin), pembawa pesan kimiawi yang digunakan oleh sistem
saraf simpatis dan medula adrenal. Karena pengaruh ini, banyak dari efek yang
diamati ketika skresi hormon tiroid meningkat adalah serupa dengan yang
menyertai pengaktifan sistem saraf simpatis.
c. Efek pada Sistem Kardiovaskular
Melalui efek meningkatkan kepekaan jantung terhadap katekolamin dalam
darah, hormon tiroid meningkatkan kecepatan jantung dan kekuatan kontraksi
sehingga curah jantung meningkat. Selain itu, sebagai respon hormon tiroid,
terjadi vasodilatasi perifer untuk membawa kelebihan panas ke permukaan tubuh
untuk dikeluarkan ke lingkungan.
d. Efek pada pertumbuhan dan sistem saraf
Hormon tiroid tidak saja merangsang sekresi hormon pertumbuhan (GH)
tetapi juga meningkatkan produksi IGF-I oleh hati tetapi juga mendorong efek GH
dan IGF-I pada sintesis protein struktural baru dan pada pertumbuhan tulang.
5
bentuk
tiroktosikosis
yang
paling
banyak
ditemukan
diantara
hipertiroidisme lainnya.
e. Etiologi Struma Toksik
1. Kekurangan iodium menyebabkan rendahnya tingkat T4; ini menginduksi
hiperplasia sel tiroid untuk mengkompensasi rendahnya tingkat T4. TSH
bekerja pada tiroid untuk meningkatkan ukuran dan jumlah sel folikel dan
tuntuk meningkatkan laju sekresinya. Jika sel tiroid tidak dapat mengeluarkan
hormon karena kurangnya enzim esensial atau iodium, maka seberapapun
jumlah TSH tidak akan mampu menginduksi sel-sel ini tuntuk mengeluarkan
T3 dan T4. Namun, TSH tetap dapat menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia
kelainan
kardiovaskular
dilaporkan
berkaitan
dengan
kekuatan kontraksi
terhadap katekolamin.
Peningkatan laju metabolisme basal dan produksi panas, intoleransi
Gangguan reproduksi.
i. Diagnosis Struma Toksik
2.9.1
Anamnesis
Kebanyakan pasien dengan goiter nodular toksik (TNG) hadir dengan
Pemeriksaan Fisik
Terdapat pelebaran fisura palpebral, takikardia, hiperkinesis, banyak
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar TH (T3 dan T4), TSH, dan TRH
akan memungkinkan diagnosis kondisi dan lokalisasi masalah di tingkat
SSP atau kelenjar Tiroid.
2. USG Kelenjar Tiroid
Ultrasonografi merupakan tes paling sensitif untuk medeteksi lesi tiroid,
mengetahui dimensi, struktur dan mengevaluasi perubahan difus pada
kelenjar tiroid. USG adalah prosedur yang sensisitf pada nodul yang tidak
teraba pada saat pemeriksaan. Ultrasnografi perlu dilakukan untuk
9
Diagnosa banding
Grave Desease
Hashimoto thyroiditis
1. Tirostatika
Kelompok derivat tiomidazol (CBZ, karbimazol 5 mg, MTZ, metimazol
atau tiamazol 5, 10, 30 mg) dan derivat tiourasil (PTU propiltiourasil 50, 100 mg)
menghambat proses organifikasi dan reaksi autoimun. Dosis dimulai dengan 30
mg CMZ, 30 mg MTZ atau 400mg PTU sehari dalam dosis terbagi. Propanolol
dapat diberikan bersama OAT untuk mempercepat hilangnya gejala. Biasanya
dalam 4-6 minggu tercapai eutiroidisme. Kemudian dosis dititrasi sesuai respon
klinis. Lama pengobatan 1-1,5 tahun, kemudian dihentikan untuk melihat apakah
terjadi remisi. Apabila Obat anti tiroid (OAT) terlalu cepat dihentikan, biasanya
penyakit akan cepat kambuh kembali.
2. Tiroidektomi
10
BAB 3
KESIMPULAN
Struma toksik adalah struma yang disertai dengan manifestasi kelebihan
hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi. Gangguan ini dapat terjadi akibat
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus
12
DAFTAR PUSTAKA
Aru W. Sudowo et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (PAPDI), Dalam :
R.Djokomoeljanto, Hipertiroidisme dan Tirotoksikosis Edisi 5 Jilid 2 Cetakan
I November 2009, Jakarta : Interna Publishing.
Elisabeth J Corwin, Buku saku Patofisiologi ed 3, Hipertiroidisme, EGC,
Jakarta 2009
L Sherwood, Kelenjar Tiroid, Fisiologi Manusia dari sel ke siste, EGC, Jakarta
2012.
13
Dr. dr. Mardi Santoso, dr. Suzanna Ndraha, Minar Sihombing, Laporan
Penelitian Pola Komplikasi Struma Toksik yang Berobat ke IPD RSUD Koja,
Dalam DR. Dr. Mardi Santoso, Patofisiologi Hipertiroidisme, Juni 2008,
Jakarta
Stefan Silberg, Florian Lang, Teks & Atlas Berwarna Patofiologi, Dalam: dr.
Titiek Resmisari & dr Liena editor, Patofisiologi dan Gejala Hipertiroidisme
Cetakan I 2007, EGC. Jakarta.
Anu Bhalla Davis, MD, Toxic nodular goiter. Medscape News & Article of
Desease. Update Juli 03, 2013 Available at:
[http://emedicine.medscape.com/article/120497-overview]
JH Boey, Toxic nodular goiter, Dip. Am. Board of Surgery, private practice.
Article, Available at: [download.bioon.com.cn/.../06085531_6744.pdf]
FDA MedWatch Safety Alerts for Human Medical Products. Propylthiouracil
(PTU). US Food and Drug Administration.
Available at :
[http://www.fda.gov/Safety/MedWatch/SafetyInformation/SafetyAlertsforHu
manMedicalProducts/ucm164162.htm] June 3, 2009.
Pierce a.g.& neil r.b.Struma, At Glance Ilmu Bedah ed 3, Erlangga Medical
Book, Jakarta 2007.
14