Anda di halaman 1dari 5

PEMICU MATA KULIAH MANAJEMEN RISIKO

Sub Pokok Bahasan : Early Warning System


Kompetensi
1. Mahasiswa mampu membedakan metode formal dan informal dalam melaporkan
adverst events di RS
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengapa Identifikasi resiko merupakan faktor
penting dalam proses manajemen resiko
3. Mahasiswa mampu mengenali hambatan dalam melakukan pelaporan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tiga sistem pelaporan event internal dan eksternal
5. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana sistem informasi manajemen resiko dapat
berperan dalam identifikasi dan analisis risiko organisasi

Daftar Pertanyaan
1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan early Warning System
Early (Awal) menandakan sebelum kedatangan bahaya atau ancaman - selagi masih
ada waktu untuk mengurangi potensi kerusakan atau kerugian, atau mencegah
bencana. Warning (peringatan) adalah pesan (menggunakan tanda-tanda, kata-kata,
suara atau gambar) yang mengumumkan suatu bahaya. Sistem adalah kumpulan
perintah dan standar dari unsur-unsur yang ditetapkan dalam berbagai tujuan dengan
gerakan dari berbagai arah. (International Federation of Red Cross and Red Crescent
Societies:13, Geneva, 2012)
EWS adalah Suatu kapasitas atau kemampuan sistem yang dibutuhkan untuk
menghasilkan dan menyebarkan informasi peringatan tepat waktu dan bermakna
untuk memungkinkan individu, masyarakat dan organisasi yang terancam bahaya
dapat mempersiapkan dan bertindak secara tepat dalam waktu yang cukup untuk
mengurangi kemungkinan kerusakan atau kerugian (adapted from UNISDR 2009 and
others). Sistem peringatan dini memberikan manajemen risiko peringatan terhadap
efek samping, insiden, kejadian, peristiwa yang berpotensi menyebabkan kerugian,
proses dan kesalahan sistem, klaim, dan nyaris celaka (Roberta L. Carroll:183, 2009)

2. Jelaskan proses/ langkah dalam melakukan identifikasi resiko di RS


early warning system pada dasarnya memiliki 4 tahapan identifikasi
Risk Knowledge

membangun

pemahaman dasar tentang risiko


(bahaya

dan kerentanan) dan

prioritas pada tingkat tertentu.


Monitoring
adalah
kegiatan
tindak lanjut logis untuk tetap upto-date tentang bagaimana risiko
dan kerentanan berubah secara

berkala.
Response Capability mendesak pada setiap tingkat mampu mengurangi risiko
begitu tren terlihat dan mengumumkannya - mungkin dapat melalui kegiatan
penanggulangan sebelum-terjadi bencana, evakuasi atau duck-and-cover

refleks, tergantung pada waktu memimpin peringatan.


Warning Comunication memberikan informasi monitoring ke dalam pesan
untuk ditindaklanjuti dipahami oleh mereka yang membutuhkan. (International
Federation of Red Cross and Red Crescent Societies:15, Geneva, 2012)

Berdasarkan tahapan tersebut dapat di simpulkan langkah awal yang harus


dilakukan adalah memiliki pengetahuan nmengenai risiko yang mungkin terjadi maka
dari itu dibutuhkan adanya identifikasi risiko. Dalam buku the principle of risk
management oleh Roberta L. Carroll di jelaskan mengenai identifikasi risiko dalam
beberapa langkah, sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi semua risiko yang dihadapi organisasi terlepas dari peraturan
organisasi.
b. Mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara risiko.
c. Memahami dinamika organisasi dan efeknya pada budaya dan lingkungan.
d. Memahami struktur organisasi dan mengidentifikasi lini bisnis, unit, divisi, dan
program.
e. Mendidik kepemimpinan senior dalam memahami eksposur risiko organisasi
f. Mengumpulkan dukungan yang diperlukan untuk mengembangkan dan
menerapkan solusi masa depan.
g. Membangun kredibilitas dan mempromosikan kolaborasi untuk kegiatan
manajemen risiko.

3. Jelaskanlah metode formal dan informal dalam sistem pelaporan (lengkap dengan
contohnya)
a. Formal reporting methods merupakan sistem/metode pelaporan risiko yang
mengikuti prosedur. Biasanya sistem ini di aplikasikan untuk memenuhi
persyaratan dari direksi berdasarkan kebijakan-kebijakan yang berlaku di
pemerintahan atau organisasi terkait memperhitungkan laporan yang akan
diperlukan oleh kedua belah pihak. Merujuk pada undang-undang negara atau
standar pelayanan minimal yang diumumkan oleh komite-komite akreditasi dan
persyratan mitra bisnis.
- Incident Report: Contoh insiden mungkin termasuk pemogokan serikat, tindak
pidana seperti pembunuhan atau perampokan, salah - situs atau operasi pasien
yang salah, kesalahan pengobatan, atau bencana fisik seperti badai, ancaman
bioterorisme.
- Occurence reporting
- Occurence screening
- Failure Mode and Effects Analysis and Root Cause Analysis
b. Informal reporting methods merupakan pelaporan di luar Incident Report,
Occurence Report dan FMEA dimana dari sistem pelaporan formal ternyata masih
banyak hal yang harus dilaporkan diluar itu dan ini termasuk kedalam informal
reporting methods.
- Committee meeting mienutes
- Claim data
- Survey report
- Floor round
4. Sebutkanlah hambatan-hambatan dalam melakukan pelaporan
- Culture / budaya dimana yang membuat pelaporan di tuduh tukang ngadu
- Sulitnya membentuk curture baru karena dianggap merepotkan
- Kurangnya koordinasi antara manajemen risiko dengan upline dan downline
- Kurangnya kesadaran karyawan karna manajemen risiko tidak dapat berjalan
sendirin melainkan membutuhkan pelaksana dimana pelaksana itu adalah
karyawan

5. Jelaskanlah macam-macam sistem pelaporan baik internal mapun eksternal


a. Internal: Yaitu laporan yang dibuat sebagai masukan untuk menyusun
konsep Rancangan Dasar Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Sensus harian, meliputi
asien masuk rumah sakit

Pasien keluar rumah sakit


Pasien meninggal di rumah sakit
Lamanya pasien dirawat
Hari perawatan
Prosentase pemakaian TT
Kegiatan persalinan
Kegiatan pembedahan dan tindakan medis lainnya
Kegiatan rawat jalan penunjang
b. Pelaporan ekstern rumah sakit Yaitu pelaporan yang wajib dibuat oleh
rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku, ditunjukkan kepada
Departemen Kesehatan RI, Kanwil Depkes RI (sekarang , Dinkes Propinsi,
Dinkes Kabupaten/kota)
Pelaporan yang dibuat sesuai kebutuhan Depkes RI, meliputi :

Data Kegiatan Rumah Sakit (RL 1)


Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap (RL 2a)
Data Keadaan Morbiditas penyakit Khusus Pasien Rawat Inap (RL

2a1)
Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan (RL 2b)
Data Keadaan Morbiditas Penyakit Khusus Pasien Rawat Jalan (RL

2b1)
Data individual Morbiditas Pasien Rawat Inap
Pasien Umum (RL 2.1)
Pasien Obstetrik (RL 2.2)
Pasien baru lahir/lahir mati (RL 2.3)
Data Inventaris Rumah Sakit (RL3)
Data Keadaan ketenagaan RS (RL 4)
Data individual Ketenagaan RS (RL 4a)
Data Peralatan Rumah Sakit (RL 5)
6. Jelaskanlah kaitan sitem informasi Manrisk dengan kegiatan identifikasi risiko

organisasi
Sistem informasi manajemen risiko merupakan database yang terkoputerisasi yang
mengoleksi informasi secara komprehensif. Lalu apa kaitannya dengan kegiatan
identifikasi risiko organisasi?
Data yang terdapat dalam sistem manrisk dapat berupa insiden dan laporan kejadian,
klaim pelacakan dan data klaim administrasi (untuk pekerja kompensasi, kewajiban
profesional, kewajiban umum, direksi dan kewajiban karyawan, dan informasi klaim
lainnya), informasi polis asuransi, data yang cadangan, kepatuhan terhadap peraturan
informasi, survei laporan, keluhan pasien, dan informasi manajemen litigasi. Dimana

hampir seluruh data yang ada dalam sistem informasi manrisk merupakan hasil
identifikasi risiko yang dilakukan organisasi. Sehingga dapat kita simpulkan:
Identifikasi risiko
Sistem informasi manrisk
- Formal
- konsolidasi
- Informal
- analisis data
- pelaporan data
- sirkulasi laporan

Anda mungkin juga menyukai