Anda di halaman 1dari 21

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing dan Atestasi

OLEH
Aliefiah Arief Zuraidha
Himatul Mubaiyah

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

PENDAHULUAN
Siklus

persediaan

warehousing

cycle)

berhubungan

erat

dan

pergudangan

merupakan
dengan

sklus

siklus

(inventory

yang

transaksi

and

unik

karena

lainnya.

Siklus

persediaan dimulai dari pembelian bahan baku dan diakhiri


dengan penjualan barang jadi. Audit terhadap persediaan,
terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, seringkali
merupakan

bagian

yang

paling

kompleks

dan

paling

menghabiskan waktu audit. Di bawah ini faktor-faktor yang


mempengaruhi komplesitas audit persediaan yakni:

Persediaan seringkali merupakan akun yang memiliki nilai

terbesar pada neraca.


Persediaan seringkali berada pada lokasi yang berbeda, yang

membuat pengendalian dan perhitungan fisik menjadi sulit.


Seringkali auditor merasa kesulitan untuk mengamati dan
menilai item persediaan yang berbeda seperti perhiasan,

bahan kimia, dan suku cadang elektronik.


Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keusangan
persediaan merupakan hal yang penting dan apabila biaya

manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.


Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat
diterima

dan

menggunakan

beberapa
metode

organisasi

penilaian

yang

mungkin

ingin

berbeda

untuk

berbagai bagian persediaan yang dapat diterima menurut


prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN
CATATAN TERKAIT
Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap terdiri
dari dua sistem yang terpisah tetapi berkaitan erat, dimana yang
satu melibatkan aliran fisik barang dan yang lainnya dengan
biaya terkait. Siklus persediaan dan pergudangan dibentuk oleh
enam fungsi dibawah ini:

1. Memroses Pesanan Pembelian


Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi
bahan

baku

untuk

produksi.

Pengendalian

yang

memadai

terhadap pembelian harus diselenggarakan apakah pembelian


persediaan adalah berupa bahan baku bagi suatu perusahaan
manufaktur atau barang jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan
pembelian adalah formuliar yang digunakan untuk meminta
departemen pembelian untuk memesan persediaan. permintaan
tersebut dapat dilakukan oleh personil ruang penyimpanan
bahan baku yang diperlukan, dengan perangkat lunak komputer
yang terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat yang
telah ditentukan terlebih dahulu, dengan pesanan yang dilakukan
atas bahan baku yang diminta untuk memenuhi pesanan
pelanggan, atau melalui pesanan yang dilakukan atas dasar
perhitungan bahan baku secara periodik.
2. Menerima Bahan Baku
Penerimaan bahan yang dipesan, yang juga merupakan
bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran, melibatkan inspeksi
atas bahan yang diterima menyangkut kuantitas dan kualitasnya.
Departemen penerimaan akan membuat laporan penerimaan
yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran
dilakukan. Setelah diinspeksi, bahan itu dikirim ke ruang
penyimpanan

dan

salinan

dokumen

penerimaan,

atau

pemberitahuan atau notifikasi elektronik mengenai penerimaan


barang,

biasanya

diserahkan

ke

bagian

pembelian,

ruang

penyimpanan, dan utang usaha. pengendalian dan akuntabilitas


merupakan hal yang penting untuk semua transfer tersebut.
3. Menyimpan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan baku biasanya disimpan di ruang
penyimpanan. Ketika departemen lainnya memerlukan bahan
untuk produksi, pegawai bagian penyimpanan menyerahkan
permintaan bahan baku yang telah disetujui secara layak,
memproses pesanan, atau dokumen serupa atau pemberitahuan

elektronik yang mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan baku


yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk
memperbarui file induk persediaan perpetual dan mencatat
transfer dari akun bahan baku ke akun barang dalam proses.
Pembaruan tersebut dilakukan secara otomatis dalam organisasi
yang memiliki

sistem

software

akuntansi

dan manajemen

persediaan yang terintegrasi.


4. Memroses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke
perusahaan. Departemen pengendalian produksi yang terpisah
seringkali

bertanggungjawab

untuk

menentukan

jenis

dan

kuantitas yang akan diproduksi. Manajer departemen produksi


akan menentukan provisi untuk memperhitungkan kuantitas
yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan, pengendalian
kualitas, dan perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap
departemen

produksi

biasanya

bertanggungjawab

untuk

meriview laporan produksi dan sisa bahan baku yang dibuat


dengan software, yang menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi akuntansi untuk mencatat transfer bahan dan menentukan
biaya produksi.
Bagian yang paling penting dalam fungsi pemrosesan barang
bagi perusahaan manufaktr adalah sistem akuntansi biaya yang
memadai. Sistem tersebut menunjukkan profitabilitas relatif
produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta
menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat
dua jenis sistem biaya: sistem biaya pekerjaan yakni biaya
diakumulasikan oleh setiap pekerjaan ketika bahan dikeluarkan
dan biaya tenaga kerja terjadi. Kedua, sistem biaya proses
yakni biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya
per unit untuk setiap proses dibebankan ke produk melalui
proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari file induk, neraca lajur
dan laporan yang mengakumulasikan biaya bahan baku, tenaga

kerja, dan overhead berdasarkan pekerjaan atau proses ketika


biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah
seslesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam proses
ke barang jadi pada laporan departemen produksi.
5. Menyimpan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, kemudian ditempatkan di
gudang atau ruang penyimpanan sebelum dikirim kepada
pelanggan. Apabila perusahaan memiliki pengendalian internal
yang baik, barang jadi disimpan di bawah pengendalian fisik
yang

terpisah,

di

suatu

ruang

dengan

akses

terbatas.

Pengendalian barang jadi seringkali dianggap sebagai bagian dari


siklus penjualan dan penagihan.
6. Mengirimkan Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan

bagian

dari

siklus

penjualan dan penagihan. Pengiriman aktual barang kepada


pelamggan dalam pertukaran dengan kas atau aktiva lainnya,
seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang
diperlukan untuk memenuhi kriteria pengakuan pendapatan.
Untuk sebagian besar transaksi penjualan, pengiriman aktual
merupakan pemicu untuk mengakui piutang usaha terkait dan
penjualan tekait dalam sistem akuntansi. Jadi, pengiriman barang
jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang disetujui
secara layak.
Bagi banyak perusahaan, terdapat pergerakan barang
secara fisik dalam perusahaan ketika mentransfer persediaan
dari bahan baku ke barang dalam proses ke barang jadi. Transfer
persediaan dalam siklus persediaan dan pergudangan harus
diotorisasi oleh dokumen transfer yang layak untuk memastikan
keakuratan transfer biaya antar akun persediaan pada neraca.
Terdapat jenis catatan lain yang digunajan untuk
persediaan:

file

induk

persediaan

perpetual.

File

ini

umumnya mencantumkan informasi tentang unit persediaan


yang diakuisisi, dijual, dan ada di tangan. Dalam sistem
terkomputerisasi yang dirancang dengan baik, file itu juga berisi

informasi mengenai biaya per unit. Untuk akuisis bahan baku, file
induk persediaan perpetual diperbarui secara otomatis ketika
akuisisi persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan
akuisisi. Sedangkan transfer bahan baku dari ruang penyimpanan
harus dimasukkan secara terpisah ke dalam komputer untuk
memperbarui catatan perpetual.
File
induk
persediaan

perpetual

barang

jadi

mencantunkan jenis informasi yang sama seperti perpetual


bahan

baku,

tetapi

dianggao

lebih

kompleks

jika

biaya

dimasukkan bersama dengan unit. Biaya barang jadi meliputi


bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur,
yang seringkali mengharuskan alokasi dan pencatatan yang
terinci. Jika persediaan perpetual barang jadi meliputi biaya per
unit, catatan akuntansi biaya harus diintegrasikan ke dalam
sistem komputer.
BAGAIMANA E-COMMERCE MEMPENGARUHI MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Salah satu penggunaan utama internet bagi manajemen
persediaan adalah memberikan perusahaan deskripsi yang lebih
lengkap tentang persediaannya atas dasar real time untuk para
rekan

bisnis

kunci,

termasuk

pemasok

persediaan

dan

pelanggan. Informasi mengenai kuantitas yang ada di tangan,


lokasi

produk,

membantu

dan

pemasok

data

persediaan

persediaan

kunci

bekerja

lainnya
sama

yang

dengan

manajemen untuk memonitor aliran persediaan. pelanggan


seringkali meminta akses online ke data persediaan, seperti
informasi mengenai ketersediaan produk, pesana kembali dan
status pengiriman, kualiatas produk dan peringkat reliabilitas,
serta spesifikasi kompabilitas untuk integrasi dengan produk
lainnya.

Internet, serta jaringan area lokal internal, juga membantu


manajemen dengan menyediakan akses ke laporan persediaan.
Manajer
dengan

menelusuri pergerakan barang melalui organisasi


mengakses

informasi

online

tentang

lokasi

item

persediaan spesifik. Akan tetapi, kemudahan akses informasi


seperti ini juga meningkatkan risiko. Salah satu risiko yang dapat
ditimbulkan adalah risiko pelaporan keuangan jika akses ke
database persediaan dan sistem tidak dikendalikan secara
memadai. Penggunaan pembatasan akses keamanan seperti
password, firewall, dan pengendalian manajemen IT lainnya
merupakan hal yang penting utnuk mengurangi risiko tersebut.
AUDIT PERSEDIAAN
Tujuan keseluruhan audit siklus persediaan dan pergudangan
adalah

menyediakan

kepastian

bahwa

laporan

keuangan

memperhitungkan secara wajar bahan baku, barang dalam


proses, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan. Audit
siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima
aktivitas yang berbeda:
1. Mengakuisisi dan Mencatat Bahan Baku, Tenaga Kerja,
dan Overhead
Bagian audit ini meliputi pemrosesan pesanan pembelian,
penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku. Auditor
akan memahami pengendalian internal terhadap ketiga fungsi
tersebut dan kemudian melaksanakan pengujian pengendalian
serta pengujian substantif atas transaksi baik dalam siklus
akuisisi

dan

pembayaran

maupun

siklus

penggajian

dan

personalia.
Pengujian tersebut harus memenuhi tujuan auditor bahwa
pengendalian yang mempengaruhi akuisisi bahan baku dan biaya
manufaktur

telah

beroperasi

secara

efektif,

serta

bahwa

transaksi akuisisi telah dinyatakan secara benar. Jika tenaga kerja


langsung merupakan bagian yang signifikan dari persediaan

yang dibuat, auditor harus memverifikasi akuntansu yang layak


untuk

biaya-biaya

tersebut

dalam

siklus

penggajian

dan

personalia.
2. Mentransfer secara Internal Aktiva dan Biaya
Transfer internal persediaan meliputi: memroses barang dan
menyimpan

barang

jadi.

Klien

memperhitungkan

aktivitas

tersebut dalam catatan akuntansi biaya, yang independen


dengan siklus lainnya dan diuji sebagai bagian dari audit siklus
persediaan dan pergudangan.
3. Mengirimkan Barang dan Mencatat Pendapatan serta
Biaya
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakan bagian
dari siklus penjualan dan penagihan. Oleh karena itu, auditor
harus memahami dan menguji pengendalian internal terhadap
pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus tersebut,
termasuk prosedur untuk memverifikasi keakuratan pengkreditan
ke

persediaan

yang

dicatat

dalam

file

induk

persediaan

perpetual.
4. Mengamati Persediaan seacar Fisik
Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk menentukan apakah
persediaan yang tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca
dan

dihitung

secara

benar

oleh

klien.

Pemeriksaan

fisik

merupakan jenis bukti yang penting yang digunakan untuk


memverifikasi keberadaan dan perhitungan persediaan. Apabila
auditor

lalai

dalam

mengungkapkan

kecurangan

terkait

persediaan, maka hal itu akan berakibat fatal, terutama jika


persediaan tersebut berdifat material dalam laporan keuangan.
5. Menetapkan Harga dan Mengkompilasi Persediaan
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji
guna menentukan apakah klien telah mengikuti secara benar
metode persediaan yang sesuai baik dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum maupun konsisten dengan tahuntahun sebelumnya. Prosedur audit yang digunakan disebut
sebagai

pengujian

harga.

Selain

itu,

auditor

juga

harus

melaksanakan

pengujian

kompilasi

persediaan,

yang

merupakan pengujian untuk memverifikasi apakah perhitungan


fisik telah diikhtisarkan secara benar, kuantitas dan harga
persediaan telah dikalikan dengan benar, dan persediaan yang
dikalikan difooting secara benar pada saldo persediaan buku
besar umum yang sama.
AUDIT AKUNTANSI BIAYA
Audit akuntansi biaya dimulai dengan transfer internal
aktiva dari bahan baku ke barang dalam proses ke persediaan
barang jadi. Audit bagian ini juga akan difokuskan pada sistem
dan pengendalian yang berhubungan dengan transfer biaya
persediaan, yang diperhitungkan dalam catatan akuntansi biaya.
1. Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengendalian akuntansi biaya adalah pengendalian yang
berhubungan

dengan

pemrosesan

yangmempengaruhi

persediaan fisik dan penelusuran biaya terkait dari saat bahan


baku diminta hingga produk selesai dibuat dan ditransfer ke
penyimpanan.

Untuk

melindungi

aktiva,

sebagian

besar

perusahaan memisahkan secara fisik dan membatasi akses ke


areapenyimpanan bahan baku, barang dalam proses, serta
barang jadi untuk mengendalikan pergerakan persediaan. klien
dapat menggunakan dokumen yang telah dipranomori untuk
mengotorisasi pergerakan persediaan guna melindungi aktiva
dari penggunaan yang tidak tepat. Salinan dokumen tersebut
harus diserahkan langsung ke bagian akuntansi oleh orang yang
mengeluarkannya tanpa melalui orang yang bertanggungjawab
menjaga aktiva.
File induk persediaan perpetual yang disimpan oleh orang
yang tidak bertanggungjawab atau memiliki akses ke aktiva
merupakan

pengendalian

akuntansu

bermanfaat karena sejumlah alasan:

biaya

lainnya

yang

File tersebut menyediakan catatan persediaan yang ada di


tangan, yang digunakan untuk memulai produksi atau

akuisisi bahan atau barang tambahan.


File tersebut menyediakan catatan penggunaan bahan
baku dan penjualan barang jadi, yang dapat direview
untuk melihat item-item yang usang atau bergerak

lambat.
File
tersebut

menyediakan

mempertanggungjawabkan

catatan

apabila

untuk

ditemukan

selisih

antara perhitungan fisik dan jumlah yang tersaji pada


daftar perpetual.
Selain itu, pengendalian internal yang memadai yang
mengintegrasikan
menyajikan

biaya

catatan
yang

produksi
akurat

dan

bagi

akuntansi

semua

guna

produk

juga

merupakan hal yang penting untuk membantu manajemen


dalam menetapkan harga barang jadi, mengendalikan biaya,
serta menghitung biaya persediaan.
2. Pengujian Akuntansi Biaya
a. Pengendalian Fisik. Auditor menguji pengendalian fisik
terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi terbatas pada observasi serta pengajuan pertanyaan.
Auditor dapat memeriksa area penyimpanan bahan baku
untuk menentukan apakah persediaan sudah dilindungi
dari

pencurian

dan

penyalahgunaan

dengan

menggunakan kunci atau ukuran keamanan lainnya,


termasuk

custodian

persediaan.

Jika

auditor

menyimpulkan bahwa pengendalian fisik sangat tidak


memadai sehingga persediaan akan sulit dihitung secara
akurat, auditor harus memperluas observasi pengujian
persediaan fisik untuk memastikan bahwa perhitungan
yang memadai telah dilakukan.
b. Dokumen
dan
Catatan
Persediaan.

Ketika

untuk

mengaudit

transfer

Mentransfer
persediaan,

pertama auditor harus memahami pengendalian internal

klien

untuk

mencatat

melaksanakan

transfer

pengujian

yang

sebelum
relevan.

dapat
Setelah

memahami pengendalian internal, auditor dapat dengan


mudah

melaksanakan

pengujian

pengendalian

atau

pengujian substantif atas transaksi dengan memeriksa


dokumen serta catatan untuk menguji tujuan keterjadian
dan

keakuratan

bagi

transfer

barang

dari

ruang

penyimpanan bahan baku ke lini perakitan manufaktur.


Perhatian auditor terutama tertuju pada memverifikasi
transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi lainnya yang
dicatat memang ada, semua

transfer aktual sudah

dicatat, dan kuantitas, deskripsi, serta tanggal semua


transfer yang dicatat sudah akurat.
c. File Induk Persediaan Perpetual. Auditor menguji file
induk

persediaan

dokumementasi

perpetual

yang

dengan

mendukung

memeriksa

penambahan

dan

pengurangan jumlag persediaan dalam file induk. Auditor


menguji catatan perpetual untuk akuisisi bahan baku
dalam

siklus

akuisisi

dan

pembayaran,

sementara

pengurangan barang jadi untuk penjualan diuji dalam


siklus penjualan dan penagihan.
Reliabilitas file induk persediaan perpetual mempengaruhi
penetapan waktu dan ruang lingkup pemeriksaan fisik
persediaan

oleh

auditor.

Jika

file

induk

perswdiaan

perpetual sudah akurat, auditor dapat menguji persediaan


fisik sebelum tanggal neraca. Persediaan fisik interim
dapat menghasilkan penghematan biaya yang signifikan
baik bagi klien maupun auditor, dan memungkinkan audit
diselesaikan lebih awal. Auditor juga dapat mengurangi
pengujian atas perhitungan persediaan fisik apabila klien
memiliki

catatan

persediaan

perpetual

yang

dapat

diandalkan dan menilai rendah risiko pengendalian yang


terkait dengan observasi fisik persediaan.
d. Catatan Biaya Per Unit. Ketika menguji catatan biaya
persediaan,

pertama

auditor

harus

memahami

pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya.


Pemahaman
karena

ini

arus

akuntansu

dapat

biaya

dalam

menghabiskan

diintegrasikan

tiga

sillus

banyak

dengan

lainnya:

waktu
catatan

akuisisi

dan

pembayaran, penggajian dan personalia, serta penjualan


dan penagihan. Setelah auditor memahami pengendalian
internal yang mempengaruhi catatan akuntansi biaya,
biasanya auditor menguji catatan akuntansi biaya sebagai
bagian

dari

pengujian

akuisisi,

penggajian,

dan

penjualanuntuk menghindari menguji catatan lebih dari


satu kali dan untuk meningkatkan efisiensi audit. Ketika
menguji transaksi akuisisi, auditor harus menelusuri unit
dan biaya per unit bahan baku ke penambahan yang
dicatat dalam file induk persediaan perpetual serta total
biaya ke catatan akuntansi biaya. demikian juga, auditor
harus menelusuri ikhtisar penggajian secara langsung ke
catatan biaya pekerjaan ketika mengaudit penggajian.
Dalam mengevaluasi alokasi biaya overhead, auditor
harus mempertimbangkan kelayakan metode alokasi,
dengan mengasumsikan metode tersebut sesuai dengan
prinsip-prinsip

akuntansi

yang

diterima

umum,

dan

apakah metode tersebut diterapkan secara konsisten.


Biasanya manajemen mengalokasikan overhead dengan
menggunakan nilai uang tenaga kerja langsung sebagai
dasar alokasi. Dalam kasus ini, tingkat overhead harus
berupa total overhead manufaktur aktual yang tepat
dibagi dengan total nilai uang tenaga kerja langsung
aktual. Karena auditor menguji total overhead manufaktur

sebagai

bagian

dari

pengujian

siklus

akuisisi

dan

pembayaran serta menguji tenaga kerja langsung sebagai


bagian dari siklus penggajian dan personalia, penentuan
kewajaran dari tingkat overhead ini tidaklah sulit. Akan
tetapi, apabila overhead manufaktur diterapkan atas
dasar kjam mesin, auditor haru memverifikasi kewajaran
jam mesin dengan pengujian terpisah terhadap catatan
mesin klien. Auditor harus merancang pengujian yang
sesuai

berdasarkan

akuntansi
bergantung

biaya

pemahamannya

dan

pada

hal

sejauh

mana

tersebut

atas

catatan

mereka

untuk

akan

mengurangi

pengujian substantif.
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analistis merupakan hal yang penting dalam
mengaudit persediaan dan pergudangan. Selain melaksanakan
prosedur

analitis

yang

memeriksa

hubungan

saldo

akun

persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya, auditor


seringkali juga menggunakan informasi nonkeuangan untuk
menilai kelayakan saldo yang berkaitan dengan persediaan.
sebagai contoh, auditor mungkin perlu mengetahui ukuran dan
bobot produk persediaan, metode penyimpanan, dan kapasitas
fasilitas penyimpanan untuk menetukan apakah persediaan yang
tercatat konsisten dengan tempat penyimpanan persediaan yang
tersedia. Berikut ini beberapa prosedur analitis yang umum dan
kemungkinan salah saji yang ditunjukkan dalam tabel.
Tabel 1
Prosedur Analitis untuk Siklus Persediaan dna
Pergudangan
Prosedur Analitis
Membandingkan presentase marjin
kotor dengan tahun sebelumnya.

Kemungkinan Salah Saji


Lebih saji atau kurang saji
persediaan dan harga pokok

Membandingkan perputaran

penjualan.
Persediaan yang usang, yang

persediaan (harga pokok

mempengaruhi persediaan dan

penjualan dibagi dengan

harga pokok penjualan.

persediaan rata-rata) dengan


tahun sebelumnya.
Membandingkan biaya per unit

Lebih saji atau kurang saji


persediaan.
Lebih saji atau kurang saji biaya per

persediaan dengan tahun

unit, yang mempeengaruhi

sebelumnya.

persediaan dan harga pokok

Membandingkan nilai persediaan

penjualan.
Salah saji dalan kompilasi, biaya per

yang ditambahkan dengan tahun

unit, atau perkalian, yang

sebelumnya.

mempengaruhi persediaan dan

Membandingkan biaya manufaktur

harga pokok penjualan.


Salah saji biaya per unit persediaan,

tahun berjalan dengan tahun

terutama tenaga kerja langsung

sebelumnya (biaya variabel harus

dan overhead manufaktur, yang

disesuaikan dengan perubahan

mempengaruhi persediaan dan

dalam volume).

harga pokok penjualan.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN


SALDO
Mengidentifikasi risiko bisnis klien
yang mempengaruhi persediaan.

Tahap I

Menetapkan salah saji yang dapat


ditoleransi dan menilai risiko yang
inheren untuk persediaan

Tahap I

Menilai risiko pengendalian untuk


beberapa siklus

Tahap I

Merancang dan melaksanakan


pengujian pengendalian serta
pengujian subtantif atas transaksi
untuk beberapa siklus

Tahap II

Merancang dan melaksanakan


prosedur analitis untuk persediaan
Merancang pengujian atas rincian
saldo persediaan untuk memenuhi
tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo

Tahap III

Prosedur Audit
Ukuran Sampel

Tahap III

Item yang akan


Penetapan Waktu

Gambar diatas menunjukkan metodologi untuk merancang pengujian atas


rincian saldo persediaan dan pergudangan. Perhatikan bahwa metodologi in pada
dasarnya sama dengan yang dibahas untuk piutang usaha,utang usaha,dan smeua
akun neraca lainnya. Auditor sering kali mengakrabkan diri dengan persediaan
klien dengan melaksanakan kunjungan ke fasilitas persediaan klien, termasuk area
penerimaan, penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan.
Kunjungan tersebut harus dipimpin oleh seorang penyelia yang dapat menjawab
pertanyaan mengenai produksi, terutama mengenai setiap perubahan pengendalian
internal dan proses lainnya sejak tahun terakhir.
Meskipun memahami pengaruh industry dan bisnis klien terhadap
persediaan, auditor tetap menilai risiko bisnis klien untuk menentukan apakah
risiko tersebut meningkatkan kemungkinan salah saji yang material dalam
persediaan. Setelah menilai risiko bisnis klien, auditor memutuskan salah saji
yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk persediaan, yang biasanya
sangat material. Auditor sering kali memberikan perhatian yang lebih besar pada
situasinya. Auditor sering kali memberikan perhatian lebih besar pada salah saji
jika persediaan disimpan di lokasi yang berbeda, metode kalkulasi biayanya
adalah kompleks, dan potensi keusangan persediaan sangat besar.
Ketika menilai risiko pengendalian, auditor terutama memperhatikan
pengendalian internal terhadap catatan perpetual, pengendalian fisik, perhitungan
persediaan, dan penetapan harga persediaan. Sifat dan luas pengendalian tersebut
sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN

Auditor harus melakukan pengujian observasi fisik atas persediaan sejak


sebuah kecurangan yang besar yang melibatkan pencatatan persediaan yang tidak
ada diungkapkan pada tahun 1938 di McKesson & Robbins Company.
SAS 1 (AU 331) sekarang mengharuskan auditor untuk menerima
efektivitas metode perhitungan persediaan klien dan ketergantungan yang dapat
mereka tempatkan pada representasi klien mengenai kuantitas serta kondisi fisik
persediaan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, auditor harus:

Hadir saat klien menghitung persediaannya untuk menentukan saldo akhir

tahun
Mengamati prosedur perhitungan klien
Mengajukan pertanyaan kepada personil

perhitungannya
Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independen mereka sendiri.

klien

mengenai

prosedur

Tanpa memandang metode penyimpanan catatan persediaan, klien harus


melakukan perhitungan fisik atas persediaan secara periodic.
Auditor harus memahami pengendalian atas perhitungan persediaan fisik
klien sebelum perhitungan persediaan dimulai. Keputusan auditor dalam observasi
fisik persediaan serupa dengan yang dibuat untuk bidang audit lainnya. Keputusan
itu meliputi memilih prosedur audit, memutuskan waktu prosedur, menentukan
ukuran sampel, dan memilih item-item yang akan diuji.
Penetapan Waktu. Auditor memutuskan apakah perhtungan fisik dapat dilakukan
sebelum akhir tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan
perpetual. Jika klien melakukan perhitungan fisik intern, auditor akan mengamati
perhitungan persediaan pada saat itu, dan juga menguji transaksi yang dicatat
dalam catatan persediaan perpetual dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun.
Jika catatan perpetual sudah akurat dan pengendalian terkait beroprasi secara
efektif, mungkin klien tidak perlu menghitung semua persediaan pada akhir tahun.
Ukuran Sampel. Demi kemudahan, ukuran sampel dalam observasi fisik dapat
dipertimbangkan dalam istilah total jam yang dihabiskan dan bukan jumlah item
persediaan yang dihitung. Determinan kunci dari jumlah waktu yang diperlukan
untuk menguji persediaan adalah kememadaian pengendalian internal terhadap
perhitungan fisik, keakuratan file induk persediaan perpetual, total nilai uang dan

jenis persediaan, jumlah lokasi persediaan yang sangat berbeda, sifat dan luas
salah saji yang ditemukan pada tahun sebelumnya, serta risiko inheren lainnya.
Dalam beberapa situasi persdiaan sangatlah material sehingga diperlukan lusinan
auditor untuk mengamati perhitungan fisik.
Pemilihan Item. Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor
harus berhati-hati untuk:

Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel

representative dari item persediaan yang umum.


Menyelidiki item yang mungkin telah usang atau rusak.
Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan item yang
material.
Bagian yang paling penting dari observasi persediaan adalah menentukan

apakah perhitungan fisik telah dilakukan fisik yang dilakukan telah sesuai dengan
instruksi klien. Untuk melakukan hal ini secara efektif, auditor harus hadir ketika
perhitungan fisik dilakukan. Jika karyawan klien tidak mengikuti instruksi
persediaan, auditor harus menghubungi penyelia untuk memecahkan masalah atau
memodifikasi prosedur observasi fisik.
AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI
Pengujian harga persediaan (inventory price test) mencakup pengujian
atas harga per unit klien untuk menentukan apakah hal itu sudah benar.
Pengendalian internal yang memadai seputar penelusuran biaya per unit yang
diintegrasikan dengan produksi dan catatan akuntansi lainnya yang menyediakan
kepastian bahwa klien menggunakan biaya yang masuk akal untuk menilai
persediaan akhir.
Catatan biaya standart (Standart cost record) yang mengindikasikan
varians biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead, sangat membantu untuk
mengevaluasi kelayakan catatan produksi jika manajemen memiliki prosedur
untuk mempertahankan standar tersebut tetap mutakhir terhadap perubahan proses
produksi dan biaya. Untuk mencegah mencantumkan atau menyetakan terlalu
tinggi nilai persediaan yang usang, klien harus mereview secara formal dan

melaporkan item persediaan yang usang, bergerak lambat, rusak, dan dinyatakan
terlalu tinggi.
Klien memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk
memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisiarkan dengan benar, diberi
harga dengan jumlah yang sama seperti catatan per unit, dikalian dan ditotalkan
dengan benar, serta dicantumkan dalam file induk persediaan perpetual dan akun
persedian di buku besar umum terkait pada jumlah yang tepat.
Pengendalian internal yang paling penting bagi biaya per unit yang
akurat, perkalian, dan footing adalah verifikasi internal oleh orang yang
independen dan kompeten, yang mengandalkan dokumen serta catatan yang
memadai yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan fisik. Dalam
melakukan

pengujian

penilaian

persediaan,

auditor

menghadapi

tiga

permasahalah. Pertama, metodenya harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi


yang diterima umum. Kedua, penerapan metodenya harus konsisten dari tahun
ketahun. Ketiga, biaya persediaan versus nilai pasar harus dipertimbangkan.
Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli. Auditor juga harus
menentukan biaya mana yang akan dilibatkan dalam penilaian item persediaan.
Dalam memilih item persediaan spesifik demi penetapan harga, auditor harus
berfokus pada nilai uang yang lebih besar dan pada produk yang harganya sangat
berfluktuasi. Auditor juga harus menguji sampel representative dari semua jenis
persediaan dan departemen. Sampling variable berstratifikasi atau unit moneter
merupakan sampling yang umum digunakan bagi pengujian tersebut. Auditor
harus menyajikan daftar item persediaan yang akan diverifikasi untuk tujuan
penetapan harga dan meminta klien untuk mencari faktur vendor yang sesuai.
Auditor harus memeriksa faktur yang mencukupi untuk memperhitungkan seluruh
kuantitas item persediaan yang sedang diuji, terutama menurut metode penilian
FIFO.
Penetapan

Harga

Persediaan

yang

Dibuat.

Auditor

harus

mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead


manufaktur. Dalam menetapkan harga bahan baku untuk membuat produk, auditor
harus mepertimbangkan baik iaya per unit bahan baku maupun jumlah unit yang
diperlukan untuk membuat unit output. Biaya per unit dapat diverifikasi dengan

cara yang sama seperti yang digunakan untuk persediaan yang dibeli lainya,
dngan memeriksa faktur vendor atau file induk persediaan perpetual. Auditor
harus memeriksa spesifikasi rekayasa, memeriksa barang jadi, atau menemukan
metode yang serupa guna menentukan jumlah unit ynag diperlukan untuk
membuat suatu produk.
Demikian juga, ketika menguji tenaga kerja langsung, auditor harus
memverifikasi biaya per jam tenaga kerja langsung dan jumlah jam yang
diperlukan untuk membuat suatu unit output. Overhead manufaktur yang sesuai
bagi barang dalam proses dan barang jadi tergantung pada pendekatan yang
digunakan klien untuk mengalokasika overhead manufaktur. Auditor harus
mengevaluasi metode yang sedang digunakan menyangkut konsistensi dan
kelayakan serta menghitung ulang biaya untuk menetukan apakah overhead sudah
benar. Jika klien memiliki catatan biaya standart, metode yang efisien dan
bemanfaat untuk menentukan penilaian adalah mereview dan menganalisis
varians.
Harga Pokok atau Harga Pasar. Auditor harus mempertimbangkan
apakah biaya penggantian atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah dari biaya
historis. Auditor harus mempertimabangkan nilai penjualan item persediaan dan
dampak yang mungkin dari fluktuasi harga yang cepat untuk menentukan nilai
realisasi bersih. Terakhir, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan
keusangan ketika melakukan evaluasi.
INTEGRASI PENGUJIAN
Pengujian Siklus Akuisisi dan Pembayaran. Ketika memverifikasi
akuisisi persediaan sebagai bagian dari pengujian siklus akuisisi dan pembayaran,
auditor juga memperoleh bukti mengenai keakuratan bahan baku yang diperoleh
dan semua biaya overhead manufaktur yang dikeluarkan kecuali tenaga kerja.
Biaya akuisisi tersebut mengalir secara langsung ke harga pokok penjualan atau
menjadi bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku, barang dalam proses,
dan barang jadi. Dalam audit di mana klien memiiki file induk persediaan
perpetual, auditor sering kali menguji hal tersebut sebagai bagian dari prosedur
pengujian pengendalian serta pengujian substantive atas transaksi yang dilakukan

dalm siklus akuisisi dan pembayaran. Demikian juga, jika biaya manufaktur yang
dibebankan ke setiap pekerjaan atau proses, hal itu biasanya diuji sebagai bagian
dari siklus yang sama.
Pengujian

Siklus

Penggajian

dan

Personalia.

Ketika

auditor

memverifikasi biaya tenaga kerja, kondisi yang sama juga berlaku seperti untuk
akuisisi. Dalam sebagian besar kasus, catatan akuntansi biaya untuk biaya tenaga
kerja langsung dan tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari audit siklus
penggajian dan personalia.
Pengujian Siklus Penjualan dan Penagihan. Hubungan antara siklus
penjualan dan penagihan serta siklus persediaan dan pergudangan tidak seerat
seperti dua siklus yang baru dibahas. Akan tetapi, sebagian besar proses audit atas
penyimpanan barang pribadi, serta pengiriman serta pencatatan penjualan, dapat
dilakukan ketika siklus penjualan dan penagihan diuji. Jika klien menggunakan
catatan biaya standar, auditor mungkin bisa menguji harga penjualan pokok
standar bersamaan dengan dilaksanakannya pengujian penjualan.
Pengujian Akuntansi Biaya. Pengujian atas catatan akuntansi biaya
merupakan sarana untuk memverifikasi pengendalian yang mempengaruhi
persediaan karena auditor tidak memverifikasi sebagai bagian dari pengujian atas
ketiga siklus sebelumnya. Auditor menguji pengendalian fisik, transfer biaya
bahan baku ke barang dalam proses, transfer biaya yang telah selesai ke barang
jadi, file induk persediaan perpetual, dan catatan baiya per unit.
Persediaan Fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi. Persediaan fisik,
penetapan harga, dan kompilasi sama pentingnya bagi audit persediaan karena
salah saji dalam salah satu aktivitas dapat menyebabkan persediaan dan harga
pokok disalahsajikan. Dalam menguji persediaan fisik, auitor mungkin sangat
tergantung pada file induk persediaan perpetual jika file itu telah diuji sebgai
bagian dari salah satu sikus yang telah dianggap dapat diandalkan. Maka, auditor
dapat mengamati dan menguji perhitungan fisisk pada waktu selain akhir tahun
dan mengandalkan file perpetual untuk menyimpan catatan kuantitas yang
memadai.

Ketika menguji biaya per unit, auditor juga mungkin bergantung,hingga


beberapa tingkat, pada pengujian atas catatan biaya yang dibuat selama pengujian
substantive atas transaksi. Ketika menguji pengendalian dan melaksanakan
pengujian substantive yang berhubungan dengan transaksi serta saldo persediaan,
auditor juga mengintegrasikan pengujian yang berhungan dengan tujuan audit
yang berkiatan dengan saldo dengan pengujian yang dilaksanakan untuk
memenuhi empat tujuan penyajian dan pengungkapan. Strandart akuntansi
mengharuskan pengungkapan metode penilaian persediaan dan informasi tentang
persediaan yang relevan lainnya. Auditor harus memahami pengendaliaan klien
yang berhubungan dengan pengungapan persediaan dan melakukan pengujiaan
terhadap pengendaliaan tersebut serta pengujian substantive lainnya untuk
memperoleh bukti yang tepat yang mencukupi bagi masing-masing dari empat
tujuan penyajian dan pengungkapan.

Anda mungkin juga menyukai