Anda di halaman 1dari 8

RESUME LINGUISTIK TRADISIONAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Linguistik Lanjut


Prof. Dr. Dendy Sugono, P.U.
Dr. Wini Tarmini, M.Hum.

KELOMPOK 1
KELAS 1 A
Amin Trisnanto

1509057003

Kameliyanti

1509057009

Lutfi

1509057011

Nurkhumaira Tusdayu

150905

Yul Yanti

1509057016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2015
I;

LINGUISTIK TRADISIONAL

Linguistik tradisional sering dipertentangkan dengan tata bahasa struktural, bedanya


tata bahasa tradisional menganalisis bahasa pada filsafat dan semantik sedangkan tata bahasa
struktural berdasarkan struktur/ciri formal yang ada pada suatu bahasa tertentu. Bagaimana
terbentuknya tata bahasa tradisional akan dibicarakan berikut ini:
A; Linguistik Zaman Yunani (abad ke 5 SM bad ke 2 SM)

Pada zaman Yunani yang menjadi pertentangan saat itu adalah:


1; Pertentangan antara fisis dan nomos. Bersifat fisis maksudnya bahasa itu mempuyai
hubungan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti
diluar manusia itu sendiri, konvensional artinya, makna-makna kata itu diperoleh dari
hasil-hasil tradisi/kebiasaan.
2; Pertentangan analogi dan anomali. Kaum analogi (Plato dan Aristoteles) berpendapat
bahwa bahasa bersifat teratur, analogi sejalan dengan kaum naturalis, sedangkan
anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kaum anomali sejalan dengan
koum konvensional.
a; Kaum/tokoh pada jaman Yunani:
1; Kaum Sophis (abad ke 5 SM) Mereka dikenal karena:
Mereka melakukan kerja secara empiris.
Melakukan kerja secara pasti dengan menggunakan ukuran tertentu.
Mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa
Membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna.
Tokohnya:
Protogoras membagi kalimat menjadi kalimat narasi, kalimat tanya, kalimat
jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, doa dan undangan. Gregorias
membicarakan tata bahasa.

2;

Plato (429 347 SM)


Memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya Dialoag. Juga
mengemukakan masalah bahasa alamiah dan konvensional.
Linguistik Tradisional| 2

a;

b;

Dia menyodorkan batasan bahasa yang bunyinya kira-kira bahasa


adalah pernyataan pikiran manusia dengan perencanaan anomata dan
rhemata.
Dialah orang yang pertamakali membedakan kata anoma dan rhema.
Anoma (anomata) :
Nama (dalam bahasa sehari-hari)
Nomina (dalam istilah tata bahasa)
Subjek (dalam hubungan subjek logis)
Rhema (Rhemata):

Ucapan (dalam bahasa sehari-hari)


Verba (dalam istilah tata bahasa)
Predikat (dalam hubungan predikat logis)

3;

Aristoteles (384 322 SM)


a; Membagi kata dalam 3 kelas kata, yaitu anoma, rhema, dan syndesmoi.
Yang dimaksud syndesmoi adalah kata-kata yang lebih banyak bertugas
dalam hubungan sintaksis. Syndesmoi itu lebih kurang sama dengan
preposisi dan konjungsi yang sekarang kita kenal.
b; Membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi 3 yaitu maskulin,
feminin, dan neutrum.

4;

Kaum Stoik (abad ke 4 SM)


a; Membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata
bahasa.
b; Menciptakan istilah khusus dalam studi bahasa.
c; Membedakan 3 komponen utama dari studi bahasa, yaitu
tanda, simbol, sign, atau semainon,
makna, apa yang disebut smainomen/lekton,
hal-hal di luar bahasa yakni benda-benda/situasi.
Mereka membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian
fonologi tetapi tidak bermakna dan propheretal yaitu ucapan bunyi
bahasa yang mengandung makna.
Mereka membagi jenis kata menjadi empat yaitu kata benda, kata
kerja.
Linguistik Tradisional| 3

syndesmoi, dan arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan jenis


kelamin dan jumlah.
Membedakan kata kerja komplek dan kata kerja tak komplek. Serta
kata kerja aktif dan pasif.

5;

Kaum Alexandrian
Kaum ini menganut paham analogi dalam studi bahasa, menghasilkan buku
tata bahasa yang disebut Tata Bahasa Dionysius Thrax dan diterjemahkan
oleh Remmius Palaemon dengan judul Ars Grammatika. Buku inilah yang
kemudian dijadikan model dalam penyusunan buku tata bahasa Eropa
lainnya. Karena sifatnya mentradisi maka buku-buku tata bahasa kini
disebut dengan nama tata bahasa tradisional. Jadi, cikal bakal tata bahasa
tradisional itu berasal dari buku Dionysius Thrax. Di India pada tahun 400
SM Panini seorang sarjana Hindu membuat buku dengan judul Adtdyasi
merupakan deskripsi lengkap bahasa Sansekerta yang pertama kali ada. Oleh
karena itu Leonard Bloomfield, tokoh linguis struktural Amerika menyebut
Panini sebagai One of The Greatest Monuments of The Human Intelligence.

B; Zaman Romawi

Merupakan kelanjutan dari jaman Yunani. Tokoh pada jaman Romawi yang terkenal
antara lain, Varro (116 27 SM) dengan karyanya, De Lingua Latina dan Priscia dengan
karyanya Institutiones Grammaticae. Dalam buku ini :
1; Varro masih membahas masalah analogi dan anomali seperti pada zaman Stoik di
Yunani. Dibagi dalam bidang-bidang etimologi, morfologi, sintaksis.
2; Tata bahasa Priscia
Dianggap sangat penting karena:
Linguistik Tradisional| 4

Merupakan buku tata bahasa Latin paling lengkap yang dituturkan pembicara
aslinya.
Teori-teori tata bahasa yang merupakan tonggak-tonggak utama pembicaraan
bahasa secara tradisional.

Segi yang dibicarakan dari buku itu adalah: (i) fonologi dibicarakan mengenai
huruf/tulisan yang disebut literae/bagian terkecil dari bumi yang dapat dituliskan, (ii)
morfologi dibicarakan mengenai dictio/kata, (iii) sintaksis dibicarakan mengenai oratio
yaitu tata susunan kata yang berselaras dan menunjukkan kalimat itu selesai. Buku
Institutiones Grammaticae ini telah menjadi dasar tata bahasa Latin dan filsafat zaman
pertengahan.

C; Zaman Pertengahan

Studi bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh para filsuf
skolastik. Yang patut dibicarakan dalam studi bahasa antara lain adalah peranan:
1; Kaum Modistae

Mereka menerima analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat reguler dan
universal.

Mereka memperhatikan secara penuh akan semantik sebagai penyebutan definisi


bentuk-bentuk bahasa.

Mereka mencari sumber makna, maka dengan demikian berkembanglah bidang


etimologi pada zaman itu.

2;

3;

Tata Bahasa Spekulativa


Merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa Latin ke dalam filsafat
skolastik.
Petrus Hispanus
Memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa, Membedakan nomen atas dua
macam yaitu nomen substantivum dan nomen edjektivum dan Membedakan semua
bentuk yang menjadi subjek/predikat dan bentuk tutur lainnya.

D; Zaman Renaisans

Zaman Renaisans dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad modern.
Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada jaman renaisans ini yang menonjol yang
Linguistik Tradisional| 5

perlu dicatat. 1) Sarjana-sarjana pada waktu itu menguasai bahasa Latin, Ibrani, dan Arab,
2) Bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasaan,
penyusunan tata bahasa, dan perbandingan.
E;

Menjelang Lahirnya Linguistik Modern


Sejak awal buku ini sudah menyebut-nyebut bahwa Ferdinand de Saussure dianggap
sebagai Bapak Linguistik Modern. Diawali dengan pernyataan Sir William tentang
adanya hubungan kekerabatan antara bahasa Sansekerta dengan bahasa-bahasa Yunani,
Latin, dan bahasa Jerman lainnya telah membuka babak baru sejarah linguistik, yakni
dengan berkembangnya studi linguistik bandingan atau linguistik historis komparatif,
serta studi mengenai hakekat bahasa secara linguistik terlepas dari masalah filsafat Yunani
kuno. Bila kita simpulkan pembicaraan mengenai linguistik tradisional dapat dikatakan
bahwa:
1; Pada tata bahasa tradisional tidak dikenal adanya perbedaan antara bahasa ujaran
dengan bahasa tulisan. Oleh karena itu, hanya bertumpu pada tulisan.
2; Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil patokanpatokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin.
3; Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara perspektif, yakni benar/salah.
4; Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika.
5; Penemuan-penemuan terdahulu cenderung untuk selalu dipertahankan.

F;

Tata Bahasa Tradisional Menurut Abdul Chaer dalam Tasliati


Menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik. Dalam merumuskan kata
kerja, misalnya, tata bahasa mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan
atau kejadian. Ciri-cirinya sebagai berikut :
1; Bertolak dari pola pikir secara filosofis
Ada dua hal yang menjadi bukti bahwa aliran tradisional menggunakan landasan
atau pola pikir filsafat, yaitu banyaknya pembagian jenis kata yang bersumber dari
onoma-rhema produk Plato dan onoma-rhema-syndesmoi produk Aristoteles, serta
penggunaan istilah subjek-predikat yang sampai saat ini digunakan dalam
pembelajaran di sekolah.
2;

Tidak membedakan bahasa ujaran dan tulisan


Teori ini mencampuradukkan pengertian bahasa (dalam arti salah satu alat untuk
komunikasi) dan tulisan (perwujudan bahasa dengan media huruf). Dengan demikian,
Linguistik Tradisional| 6

mencampuradukkan pengertian bunyi dan huruf, dari kutipan antara vokal-vokal itu,
huruf a membentuk lubang mulut yang besar . (Suparno dalam blog Tasliati)
3;

Senang bermain dengan definisi


Semua istilah diberi definisi terlebih dahulu, kemudian diberi contoh ala kadarnya.
Teori ini tidak pernah menyajikan kenyataan-kenyataan bahsa yang kemudian
dianalisis lalu disimpulkan. Yang paling utama adalah menghafal definisi yang
dirumuskan secara filososfis.

4;

Pemakaian bahasa berkiblat pada kaidah/pola


Kaidah bahasa yang telah mereka susun dalam suatu bentuk buku tata bahasa harus
benar-benar ditaati oleh pemakai bahasa. Setiap pelanggaran kaidah dianggap sebagai
bahasa yang salah atau tercela.Pengajaran bahasa di sekolah mengakibatkan siswa
padai dan hafal teori-teori bahasa akan tetapi tidak mahir berbahasa atau berbicara
dalam kehidupan masyarakat.

5;

Level-level gramatik belum ditata secara rapi


Level terendah dimulai dari huruf, kata, dan kalimat. Huruf adalah unsur terkecil,
kata adalah kumpulan huruf yang mengandung arti, kalimat adalah kumpulan kata
yang mengandung arti lengkap.

6;

Tata bahasa didominasi oleh jenis kata


Ciri terakhir adalah yang paling menonjol, karena jenis kata merupakan aspek linguis
yang paling tua dalam sejarah kajian linguistik

G; Kelebihan Teori Tradisional


1;
2;
3;
4;

Teori tradisional lebih tahan lama karena pola pikir aliran ini bertolak pada filsafat.
Aliran ini berkiblat pada bahasa tulis baku, maka keteraturan penggunaan bahasa
bagi penganutnya amat dibanggakan
Aliran tradisional menjadikan penganutnya memiliki pengetahuan tata bahasa yang
cukup tinggi
Aliran ini memberikan kontribusi terhadap penegakan prinsip yang benar adalah
benar walaupun tidak umum, dan yang salah adalah salah.

Linguistik Tradisional| 7

H; Kekurangan Teori Tradisional


1;
2;
3;
4;
5;
6;
7;

Teori tradisional belum dapat membedakan bahasa ujaran dan tulisan


Teori ini tidak pernah memberikan contoh yang dianalisis kemudian disimpulkan
(memahami istilah dengan definisi dan menghafal)
Siswa pandai teori dan menghafal tapi tidak mahir berbicara dalam kehidupan
masayarakat
Objek kajian huruf, kata, kalimat. Hanya sampai pada kalimat, sehingga tidak
memungkinkan menyentuh aspek komunikatif.
Pemerian bahasa hanya berdasarkan pada bahasa tulis baku padahal hal ini hanya
sebagian dari ragam bahasa yang ada
Permasalahan tata bahasa hanya didominasi jenis kata, sehingga ruang lingkupnya
masih sangat sempit
Pemerian bahasa latin dengan dengan pola bahasa Indonesia sangat berbeda

Linguistik Tradisional| 8

Anda mungkin juga menyukai