Anda di halaman 1dari 36

1.

LISTRIK ARUS BOLAK BALIK 3 FASA


1.1. PENGERTIAN :
Yang dimaksud dengan listrik arus bolak balik 3 fasa adalah arus bolak
balik yang terdiri dari 3 ( tiga ) keluaran yang disebut dengan fasa, dengan
bentuk sinusiode dimanan besar / nilai tegangannya sama, frekwensi sama
tetapi masing masing berbeda 1/3 periode ( 120 0 )
1.2. SUMBER LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK 3 FASA :
Generator arus bolak balik yang konstruksi letak belitan induksinya
masing masing berbeda susdut 120 0.
1.3. LISTRIK ARUS BOLAK BALIK 3 FASA
Tiga buah belitan serupa berbeda tempat 120 0 pada ruangan bulat
timbul ggl ( gerak gaya listrik ) sebagai akibat dari Induksi medan
magnit penguat . Besar ggl dan frekwensi yang timbul sama, tetapi
berbeda 120 0 satu dengan yang lain.

M
K
U3
S

120

K
U2

U
K

U1
U
3

+
U

U1

U2

U3

U
1
0

120

U
2
DIAGRAM GENERATOR ARUS BOLAK-BALIK 3 FASA

1.2. TEGANGAN DAN ARUS


Tegangan dan arus keluaran dari generator atau trafo dapat dibedakan
berdasakan hubungan antar belitannya
1.2.1. HUBUNGAN BINTANG
Il

If

EF

EF

EL
If

If

EF

EL
Il

N
S
EL

Il

-Tegangan setiap belitan disebut dengan


tegangan fasa = Ef
-Tegangan antar fasa disebut dengan
tegangan line = El
- El = Ef . 3
- Arus yang keluar dari belitan disebut arus
fasa If dan arus yang keluar dari terminal
disebut arus line Il . Arus line besarnya sama
dengan arus fasa :
Il = If

1.2.2. HUBUNGAN SEGI TIGA


Il
EF

EF
If If
If

EL
Il

EF
Il

EL

S
EL

- Tegangan line besarnya sama degan


tegangan fasa :
El= Ef
- Arus line besarnya
sama dengan arus
fasa dikalikan 3:
Il = If . 3

1.3. DAYA LISTRIK 3 FASA HUBUNGAN BINTANG


R

Il.1

If.3
EF
EF

If.3

EL

EL

Il.2

EF

EL

Il.3

Daya 3 fasa = daya fasa 1 + daya fasa 2 + daya fasa 3


P3 =
P1 +
P2 +
P3
= ( If.1 x Vf.1 x Cos 1 ) + ( If2x Vf2 x Cos 2 ) + ( If3 x Vf3 x Cos 3 )
Bila tegangan dan beban seimbang,maka : P 3 = 3 x ( If x Vf x Cos )
Diketahui bahwa :
Vl
Vf = ------- dan If = Il
3

Maka :
P3
Atau :
P3

3 x Vl x Il x Cos
= ------------------------ 3
= 3 x Vl x Il x Cos

3.2. DAYA LISTRIK 3 FASA HUBUNGAN SEGITIGA


Il1
EF

EF
EL

If3
EF

EL

If2

Il2
EL

Il3
Daya 3 fasa = daya fasa 1 + daya fasa 2 + daya fasa 3
P3 = P1 + P2 + P3
= ( If.1 x Vf.1 x Cos 1 )+ ( If.2x Vf.2 x Cos 2 )+ ( If.3 x Vf.3 x Cos 3 )
Bila tegangan dan beban seimbang,maka: P 3 = 3 x ( If x Vf x Cos
)
Diketahui bahwa :
Maka :
Il
3 x Vl x Il x Cos
If = ------- dan Vf = Vl
P 3 = ------------------------ 3
3
Atau :
P3 =
3 x Vl x Il x Cos

BEBAN PADA ARUS BOLAK BALIK


Pada beban arus bolak balik merupakan IMPEDANSI (Z)
Yang biasa dibentuk dari unsur : R, L, C
R

XL

-XC

XL dan XC merupakan bagian imajiner dar impedansi Z


XL = 2.f.L dan XC = 1/2 .f.C

JENIS BEBAN DAN VEKTOR


Macam macam beban :
Jenis beban
RESISTOR
Tahanan
murni
INDUKTOR
Reaktansi
induktif
KAPASITOR
Reaktansi
kapasitif

Simbol
(R)

( L / XL )

( C / XC )

Contoh beban

Sifat beban

Lampu Pijar
Seterika List
Kompor List.
Dll.

Sefase (berimpit)
I
E
E
I

Kumparan List.
Motor List.
Trafo
dll

Tertinggal (laging)
E
I

Kondensator
Kapasitor
Phase Gap
dll

Mendahului (leading)

I
I

E
I

HUKUM
OHM
George Simon Ohm adalah seorang ahli fisika Jerman. Beliau

melakukan serangkaian percobaan dalam bidang listrik dan


menemukan hubungan antara arus dan tegangan yang dilewatkan
pada suatu tahanan (resistansi)..
(resistansi).

Apabila dalam suatu rangkaian listrik tertutup dihubungkan


tegangan listrik sebesar 1 Volt dan dipasang tahanan listrik 1
maka dalam rangkaian tersebut akan mengalir arus listrik sebesar 1
Ampere
yang dinyatakan dalam persamaan matematis sebagai
berikut :

TAHANAN LISTRIK
Hukum Ohm : V = I x R [ Volt ]
Aliran arus listrik dalam konduktor menimbulkan gesekan
arus listrik dengan material konduktor.
R adalah tahanan penghantar listrik (konduktor)
sepanjang l meter

R = Al

dimana tahanan jenis [mm ]


m
l = panjang konduktor [m]
A = luas penampang [mm2]
NEXT

PENGARUH PANAS PADA TAHANAN LISTRIK


Aliran listrik menimbulkan panas di konduktor yang dipengaruhi
oleh adanya tahanan pada konduktor tersebut.
Akibatnya nilai tahanan listrik akan mengalami perubahan yang
besarnya dinyatakan dengan rumus :

Rt = Ro (1 + t)
Dimana : = koeff. temp. konduktor
;
t = (Tt To)0

Rt > Ro

Semakin tinggi panas, maka nilai


tahanan akan semakin besar

NEXT

CONTOH :
Suatu beban yang mempunyai tahanan R = 22 dihubungkan ke
sumber tegangan (V) yang besarnya 220 Volt. Berapa besar arus
( I ) dan daya (P) yang akan mengalir pada rangkaian tersebut ?

Hukum Ohm : V = I x
R

I =V
R
= 220
22
= 10 Ampere
P= VxI
= 220 x 10 (V.A)
= 2.200 VA

NEXT

Contoh aplikasi hukum Ohm


Beban sebesar 200 kVA memperoleh
+ 20 kV
tegangan sumber sebesar 20 kV.
I=?
Berapa besar arus yang melewati
konduktor tersebut ?
Jawab : P = 200 kVA V = 20 kV
P
200
P=IxV
I=
=
= 5,7
kVA
V
203 Ampere
Door 200
!
Kemampuan beban dilewati arus
adalah maksimal = 5,7 A artinya
.? bebannya
Bagaimana kalau
-

adalah trafo ???


Kemudian dipasang sekering
pengaman untuk mengamankan
arus lebih yang ditimbulkan oleh
gangguan dari sisi bawah atau

NEXT

DAYA ARUS BOLAK BALIK SATU FASA


Macam Daya : Daya Semu (S)
Daya Aktif (P)
Daya Reaktif (Q)
Segi tiga Daya :

Rumus Daya :

P
Cos = S
Q
Sin = S
Q
Tan =
P

S = E . I (VA)
P = E . I . Cos (Watt)
Q = E . I . Sin (Var)

RUMUS ABC
DAYA SEMU ( VA )

DAYA REAKTIF ( VAR )

B
DAYA AKTIF ( WATT )

COS
SIN
C2 = A2 + B2

B/C
A/C

C = (A2+B2)

RESISTANSI DI JARINGAN
Tahanan suatu penghantar dinyatakan :

R=

.L
A

R= Hambatan
= Resistivitas
L = Panjang kawat
A = Luas penampang kawat

Rt2 = Rt1 { l + t1 (t2 t1)}

Rt2 = Tahanan pada temperatur t2


Rt1 = Tahanan pada temperatur t1
t1 = Koefisien temperatur tahanan pada l1

HUKUM KIRCHOFF 1
Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar
dari arus-arus yang bertemu di suatu titik
adalah Nol.
I1

RUMUS KIRCHOFF 1 :

I2

I = 0
I3

I5

I4

Atau :
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5) = 0

Atau :
I 1 + I 4 = I 2 + I3 + I 5

Hukum Kirchoff 2
R1

R2

E1

E2

GGL

I R = GGL = E
1. E1 = I . R1
2. E2 = I . R2
3. GGL = E = E1 + E2

PT PLN (Persero) Udiklat Pandaan

Hubungan Serie
- Arus I sama besar
- Teg. Dijumlahkan
- R total lebih besar

HUBUNGAN SERIE
R1

R2

R3

Rtot = R1 + R2 + R3
Itot = I1 = I2 = I3
Etot = E1 + E2 + E3

PT PLN (Persero) Udiklat Pandaan

Hubungan Serie
- Arus I sama besar
- Teg. Dijumlahkan
- R total lebih besar

Etot
Itot =
Rtot
Etot
Rtot =
Itot

HUBUNGAN PARALEL
I

I1

I2

I3

E
R1

R2

Itot = I1 + I2 + I3
Etot = E1 = E2 = E3
1

=
+
+
Rtot R1 R2
R3

R3

Hubunga paralel
- Tegangannya sama
- Arus dijumlahkan
- R total lebih kecil

Etot
Itot = Rtot
Etot
Rtot = Itot

JATUH TEGANGAN (VOLTAGE DROP)


Mutu penyediaan tenaga listrik dipengaruhi oleh 3 hal :
1. Frequensi (50 Hz)
2. Tegangan (+5 % - !0 %)
3. Keandalan (kontiniuitas)

V = Vs - Vr
Dimana :

V = Tegangan drop
Vs = Tegangan pengirim dari sisi sumber
Vr = Tegangan penerima di sisi beban

RANGKAIAN PENGGANTI SALURAN


R

XL

Vs

Vr

Is = Ir = I = arus pada saluran


Z = R + jXL= impedansi saluran

VL

Diagram Phasor Saluran


Vs
Iz
Vr
I

Ir

Ix
Vs

Rumus pendekatan :
Vs = Vsl maka
V = Vsl Vr
V = Ir cos + IjJX sin
V = I (cos + jJX sin )

Sesuai SPLN no. 72 ; tahun 1987

JTM = 5 %
JTR = 4 %
Trafo = 3 %
SP = 1 %

REGULASI TEGANGAN
VR = (Variasi turun naik tegangan) x 100 %
Variasi dibatasi 10 % maksimum

PERBAIKAN FAKTOR DAYA


Faktor daya cos adalah perbandingan antara daya
nyata P(W) dengan daya semu S(VA) yang biasa
dinyatakan dengan angka desimal atau persentase
Contoh :
P = 80 kW ; S = kVA
80
P
Pf =
= 100 = o,8 = 80 %
S

Daya semu S lebih kecil untuk P yang tetap

Pf
P(kW)
Q(kVAr)
S(kVA)

60% 70%
600 600
800 612
1000 857

80%
600
450
750

90%
600
291
667

100%
600
0
600

Daya nyata P lebih besar untuk S yang tetap

Pf
P(kW)
Q(kVAr)
S(kVA)

60%
360
480
600

70%
42
428
600

80%
480
360
600

90%
540
262
600

100%
600
0
600

Pemasangan Kapasitor
Daya yang dipakai motor listrik mempunyai 2 komponen
antara lain :
1. Daya aktif (P) yang menghasilkan kerja
2. Daya reaktif (Q) yang membangkitkan medan magnit
untuk memutar motor listrik tersebut.
So = kVA

Pfo

Q
Q1
Q(c)

S1=kVA
Pf1

Q
P = kW

Qo

= P.Tg o
= P.Tg 1
= P.(tg o-tg1

Penempatan Kapasitor
Kapasitor TR
a. Pada terminal motor motormukuran besar
b. Untuk kumpulan beberapa motor kecil yang
tidak bekerja terus menerus kapasitor dapat
ditempatkan pada ujung instalasi
c. Penempatan didaerah pusat beban apabila
sulit untuk menempatkan di lokasi a atau b
ditempatkan pada sisi beban dari APP jika
hanya bertujuan untuk menghindarai tagihan
kelebihan VAR.

1.6. PEREDAMAN BUSUR LISTRIK


1.6.1. Terjadinya busur listrik

Pelepasan beban

6.2. Cara peredaman busur listrik :


1. Peredaman dengan pemutusan cepat
2. Peredaman dengan ujung pelindung
3. Peredaman dengan tiupan magnet
4. Peradaman dengan minyak
5. Peredaman dengan gas udara
6. Peredaman dengan hampa udara

1.7. EFEK PANAS AKIBAT ARUS LISTRIK


Arus listrik yang mengalir pada penghantar, menyebabkan pada
penghantar tersebut mengambil daya listrik dan diubah menjadi panas.
Besarnya panas yang timbul adalah sebanding dengan kwadrat arus,
besarnya tahanan yang dilalui arus dan lamanya waktu arus mengalir,
atau dengan rumus :
- Daya yang terserap :
P = I 2 . r . t Watt jam
- Daya listrik diubah menjadi panas :
Q = 0,24 . I 2 . r . t . Kalori
atau :
Q = 0,24 . V . I . t . Kalori

Penyebab lain terjadinya panas antara lain :


- Alat pemanas listrik, beban berupa kawat nikelin
- Motor listrik pada kondisi operasi, berbeban lebih, macet / tidak dapat berputar
- Sambungan penghantar yang tidak terhubung dengan baik ( loss
contact )
- Beban penghantar yang melebihi kapasitas / KHA

1.8. PEMBUMIAN
1.8.1. Pengertian
Pembumian adalah penghubungan suatu titik sirkit atau penghantar yang bukan
bagian sirkit, dengan bumi melalui cara menanam penghantar / batang logam ke
dalam tanah

1.8.2. Fungsi pembumian


- Mengalirkan arus gangguan
- Membuang arus muatan statis ke bumi
- Menstabilkan keseimbangan tegangan
- Mengamankan terhadap bahaya tegangan sentuh atau tegangan langkah
- Memproteksi peralatan dari tegangan lebih / arus lebih

1.8.3. Sisten pembumian kerangkan peralatan


Pada sistem distribusi dikenal ada 2 ( dua ) jenis pentanahan sistem, yaitu :
- Sistem pembumian Pengaman ( Sistem PP atau Sistem TT ), yaitu
menghubungkan titik netral pada sistem tenaga listrik di sumbernya dan
BKT( kerangka ) perlengkapan maupun instalasi . Pada sistem PP
bekerjanya alat proteksi tergantung dari besarnya nilai tahanan
pentanahannya, semakin besar nilai alat proteksi, maka nilai
pentanahannya harus kecil. Sedangkan pada sistem PNP penghantar
proteksi ( penghantar pentanahan ) digabungkan dgn penghantar netral
- Sistem pembumian Netral Pengaman ( Sistem PNP atau Sistem TN ),
yaitu menghubungkan semua BKT perlengkapan maupun instalasi
dengan penghantar proteksi ke titik sistem tenaga listrik di sumbernya.
Penghantar proteksi adalah penghantar netral pada sumber yang
dihubungkan dengan sistem pembumian.

8.3.1. Sistem Pembumian Pengaman ( PP = TT )

RA

RA adalah nilai tahanan pentanahan elektrode pentanahan dan


penghantar proteksi untuk BKT,besarnya tergantung dari besarnya nilai
tahanan sistem pentanahan di titik sumber, sehingga bila ada gangguan
hubung singkat antara penghantar fasa dan tanah, maka alat proteksi
harus bekerja pada waktu yang telah direncanakan.

Waktu pemutusan maksimal untuk sistem ini adalah :


Tegangan Efektip terhadap
Tanah
( Volt )
120
230
277
400
> 400

Waktu Pemutusan
( detik )
0,8
0,4
0,4
0,2
0,1

Persyaratan pemutusan :
Zs x Ia = Uo
Dimana :
Zs adalah impedansi lingkar gangguan dari sumber sampai ke titik
gangguan
Ia adalah arus yang menyebabkan pemutusan otomatis alat proteksi
Uo adalah tegangan efektip fasa ke tanah

1.8.3.2. Sistem pembumian netral pengaman ( PNP = TN )

RA

Sistem pembumian Netral Pengaman ( Sistem PNP atau Sistem TN ),


yaitu menghubungkan semua BKT perlengkapan maupun instalasi
dengan penghantar proteksi ke titik sistem tenaga listrik di umbernya.
Penghantar proteksi adalah penghantar netral pada sumber yang
dihubungkan dengan sistem pembumian.
Bila terjadi hubung singkat fasa dengan body peralatan maka =
hubung singkat fasa dengan netral maka pengaman akan bekerja.
Sehingga body tidak bertegangan lagi.

1.9. TAHANAN ISOLASI


Yang dimaksud dengan tahanan isolasi adalah besarnya tahanan dalam
sirkit arus listrik yang diberikan oleh isolasi pada tegangan tertentu hingga
cenderung untuk menghasilkan bocoran arus.
Besarnya tahanan tahanan isolasi minimal suatu sirkit instalasi tegangan
rendah adalah : 1.000 kali tegangan kerja instalasi tersebut dalam satuan
Ohm

penghantar

isolasi
G
penghantar

Sekian
Penjelasan
Singkat
Sekian
Penjelasan
Singkat
Sekian Penjelasan Singkat
Teori Teknik
ListrikTerapan
Terapan
Teknik
Listrik
Teori
Teknik
Listrik
Terapan

Semoga bermanfaat
untuk kemajuan
perusahaan yang
kitaPTcintai
bersama
PLN (Persero)
UDIKLAT
PANDAAN

Anda mungkin juga menyukai