PENDAHULUAN
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.3 Tujuan
Dalam makalah ini kita diharapkan mampu untuk memilih,
meracik,dan membuat bahan obat dengan baik dan sesuai standar pembuatan
obat yang berlaku. Dan merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Kimia
Bahan Alam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. K
2.1. Tinjauan Tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.]Boerl.)
Mahkota dewa merupakan salah satu tanaman obat yang multikhasiat
disamping mengkudu, sambiloto dan pegagan. Sosoknya berupa perdu dengan
tajuk bercabang-cabang. Umurnya dapat mencapai puluhan tahun. Daging buah
tua mahkota dewa mengandung falerin (glikosida benzofenol) tidak kurang dari
3,0%.
2.1.1.
Klasifikasi Tanaman
Divisi
: Spermatophyta
Anak Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Bangsa
: Thymelaeales
Suku
: Thymelaeaceae
Marga
: Phaleria
Jenis
2.1.2.
Nama
3
Sinonim
2.1.4.
Disentri
2.1.5.
Aktivitas Farmakologi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioaktivitas ekstrak buah mahkota
dewa dengan metode BSLT yang dilanjutkan dengan uji penaposan antikanker in
vitro terhadap sel leukemia 1210, menunjukkan toksisitas yang sangat tinggi dan
potensial sebagai antikanker. Identifikasi senyawa kimia aktif dalam ekstrak buah
5
mahkota dewa didapat senyawa lignan yang termasuk dalam golongan polifenol
dan senyawa syringaresinol (Dra. Vivi Lisdawati Msi, Apt., tesis S-2 di FMIPA
UI. Suara Pembaruan, Rabu, 9 April 2003)
Struktur Umum
2.2.2.
Kelarutan
Deskripsi bentuk
Memiliki gugus kromofor, dimana terdiri atas dua gugus karbonil yang
berkonjugasi.
2.2.4.
Data Kromatografi
Fase diam
Larutan uji
: Totolkan 10
pembanding
Deteksi
: UV254
L Larutan
Keterangan :
S
: Pembanding falerin
Abu total
L.
L larutan uji
Lu Cp
x
x f x 100
Lp Cu
Keterangan:
Lu
Lp
Cu
Cp
2.2.5.
= faktor pengenceran
Data Spektroskopi
10
BAB III
PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN
2.1. Metode cara kerja
Ekstraksi
Buah mahkota dewa yang telah dikeringkan dan dipotong kecil-kecil
sebanyak 200 g diekstraksi dengan n-heksana selama 3 jam dan dilakukan
sebanyak 3 kali, kemudian diuapkan dan ditimbang. Terhadap bagian residu
dilanjutkan pengekstraksiannya dengna pelarut etilasetat dengan cara yang sama,
kemudian metanol. Dan terakhir dengan air. Dari penimbangan terhadap semua
ekstrak diperoleh berat ekstrak MeOH 16,5 g.
Ekstrak metanol. Untuk isolasi dan pemurnian ekstrak metanol, sebanyak 2
gram dikromatografi kolom (SiO2, kloroform-metanol = 4:1
1:1;
11
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah mahkota dewa.
Sedangkan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi dan partisi adalah metanol, nheksana, etilasetat dan kloroform yang mempunyai standar teknis, serium sulfat,
celite, dan silika gel. Spektra inframerah (IR) diukur dalam cakram tipis KBr
dengan menggunakan Shimadzu FT-IR 8500 spektrophotometer, Spektra 1H (500
MHz) dan 13C (125 MHz) NMR diperoleh dengan menggunakan JEOL JNM
lambda 500 spektrometer.
12
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Identifikasi struktur kimia dari ekstrak n-heksan.
Analisis spektra inframerah (IR) untuk senyawa isolat A memberikan bilangan
gelombang pada 3457 cm-1 yang karakteristik untuk gugus hidroksil, dan pada
1725 cm-1 untuk gugus karboksil. Penyidikan data spektra RMI proton
menunjukkan adanya gugus metil pada dH 0,98 (triplet) yang karakteristik untuk
CH3-CH2-, sementara spektra RMI karbon memberikan jumlah karbon 14 sinyal.
Membandingkan hasil ini dengan data pergeseran kimia karbon pada daftar
pustaka(9) diketahui bahwa isolat A dapat ditetapkan sebagai asam palmitat
(Gambar 2-1). Spektra IR dan RMI proton untuk senyawa isolat B juga
memberikan pola yang hampir sama dengan senyawa 1, kecuali terdapatnya
pergeseran kimia proton dH 5,42 (d) yang spesifik untuk proton ikatan rangkap
dua. Spektra RMI karbon memberikan jumlah karbon sebanyak 18 dan adanya
ikatan rangkap dua pada dC 131,72 dan 129,33 ppm. Membandingkan hasil ini
dengan data pergeseran kimia karbon pada daftar pustaka(9), disimpulkan bahwa
isolat B dapat ditetapkan sebagai asam oleat (Gambar2-2). Spektra IR dan RMI
proton untuk senyawa isolat C juga memberikan pola yang hampir sama dengan
senyawa 2, kecuali bertambahnya sinyal pada dH 4,43 (d); 5,37 (dd) dan 5,39 (d)
yang menunjukkanadanya 2 ikatan rangkap dua. Analisis ini juga diperkuat oleh
data pergeseran kimia pada dC 123,80; 123,81; 133,20; dan 133,21 ppm.
Membandingkan hasil ini dengan data pergeseran kimia pada daftar pustaka(9),
senyawa isolat C dapat ditetapkan sebagai asam linoleat (Gambar2-3).
Spektra IR dan RMI proton untuk senyawa isolat D juga memberikan pola yang
hampir sama dengan senyawa 3, kecuali munculnya sinyal baru pada dH 4,43;
5,37; 5,38, dan pada RMI karbon dC 123,81; 124,50; 125,32; 125,34; 129,89; dan
13
129,82 ppm yang menunjukkan adanya 3 ikatan rangkap pada struktur kimia.
Membandingkan hasil ini dengan data pergeseran kimia karbon pada daftar
pustaka(9), dapat ditetapkan bahwa senyawa isolat D adalah asam linolenat
(Gambar2-4).
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Hasil identifikasi senyawa kimia dari buah mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa), diperoleh bahwakandungan kimia terdiri dari asam
lemak, steroid,benzofenon glikosida, dan karbohidrat.
5.2. SARAN
Perlu penelitian lanjutan untuk mencari kandungan
kimia lainnya dari fraksi yang belum diisolasi dan
dimurnikan.
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
15