2011-2-00547-AK Bab2001
2011-2-00547-AK Bab2001
LANDASAN TEORI
memberikan manfaat ekonomi masa depan sehingga dapat dipakai sebagai sumber
daya bagi perusahaan. Oleh karena itu, goodwill harus diamortisasi untuk
menandingkan pendapatan yang diperoleh dan beban dari penggunaan goodwill
tersebut. Akan tetapi amortisasi cenderung arbitrer (sifatnya berubah-ubah, tidak
dapat
merefleksikan
besarnya
beban
yang
sebenarnya).
Perlakuan
untuk
12
Dari ketiga metode ini, metode yang kedua yaitu goodwill diakui sebagai aset
dan diuji penurunan nilainya setiap periode adalah metode yang paling tepat untuk
merefleksikan nilai goodwill yang sebenarnya.
FASB dalam SFAS 142 menyatakan secara implisit bahwa dasar pengukuran
yang baru untuk goodwill bertujuan untuk (1) memberikan penilaian goodwill yang lebih
baik dalam statement of financial position (2) menghilangkan penentuan amortisasi yang
sifatnya arbitrer (3) memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pengguna laporan
keuangan mengenai kinerja dari perusahaan yang diakuisisi sehingga kemampuan untuk
memprediksikan kemampuan menciptakan laba perusahaan dan arus kas di masa depan
lebih baik.
Berikut adalah kutipan langsung dari Standar Akuntansi Keuangan nomor 22
paragraf 66 yang mengatur mengenai goodwill yang diperoleh sebelum 1 januari 2011:
Entitas menerapkan pernyataan ini secara prospektif untuk goodwill
yang diperoleh dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum 1
Januari 2011. Oleh karena itu, entitas
a. menghentikan amortisasi goodwill sejak awal periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011;
b. mengeliminasi jumlah tercatat yang terkait dengan akumulasi amortisasi
sehubungan penurunan goodwill pada awal periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 ; dan
c. melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK 48
(revisi 2009): Penurunan Nilai Aset sejak awal periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.
Dan untuk goodwill negatif yang diakui sebelumnya
Pada awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2011 yang berasal dari kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya sebelum 1
Januari 2011, jumlah tercatat goodwill negatif dihentikan pengakuannya dengan
melakukan penyesuaian terhadap saldo laba awal periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.
13
Dalam melakukan uji penurunan nilai diatur dalam PSAK no. 48 paragraf 90
Unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill diuji
penurunan nilai secara tahunan, dan kapan pun terdapat indikasi bahwa unit
tersebut mengalami penurunan nilai. Dengan membandingkan jumlah tercatat
unit tersebut (termasuk goodwill) dengan jumlah terpulihkannya. Jika jumlah
terpulihkan melebihi jumlah tercatatnya, maka unit dan goodwill yang
dialokasikan pada unit tersebut dianggap tidak mengalami penurunan nilai. Jika
jumlah tercatat unit melebihi jumlah terpulihkan, maka entitas mengakui rugi
penurunan nilai sesuai dengan paragraph 99.
Berdasarkan paragraf 10 bagian b PSAK no. 48 setiap perusahaan setiap tahun
diharuskan untuk melakukan uji penurunan nilai atas goodwill yang diperoleh dalam
kombinasi bisnis, terlepas apakah ada indikasi penurunan nilai atau tidak.
Paragraf nomor 12 mengidentifikasi kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan
suatu aset diindikasikan mengalami penurunan nilai. Di antaranya adalah faktor
eksternal seperti: menurunnya nilai pasar aset dan adanya perubahan signfikan dalam hal
teknologi, pasar, ekonomi, atau lingkup hukum tempat entitas beroperasi atau dipasar
tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan terhadap entitas dalam periode
tersebut atau akan terjadi dalam waktu dekat. Sedangkan dari faktor internal hal-hal
seperti: bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset, adanya perubahan yang
signifikan yang berdampak merugikan sehubungan dengan seberapa jauh atau cara aset
digunakan, dan adanya bukti dari pelaporan internal bahwa kinerja ekonomi aset lebih
buruk dari yang diharapkan.
Pengujian penurunan nilai terhadap UPK (yang telah dialokasikan goodwill)
dilakukan dengan menentukan jumlah terpulihkan dan membandingkannya dengan
jumlah tercatat. Jumlah terpulihkan yang dimaksud disini menurut paragraph 6 PSAK
no. 48 adalah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan
nilai pakai.
15
Berdasarkan
penjelasan
Handoko
(2012)
dalam
websitenya
16
Berikut ini adalah proses penghitungan jumlah terpulihkan dengan menggunakan nilai
pakai.
Tingkat
pertumbuhan
Tahun
jangka
panjang
2002
2003
2004
2005
2006
2007
3%
2008
-2%
2009
-6%
2010
-15%
2011
-25%
2012
-67%
Arus kas
masa depan
2301
2531
2731
2901
3041
3131
3072
2892
2452
1842
612
0,86957
0,75614
0,65752
0,57175
0,49718
0,43233
0,37594
0,32690
0,28426
0,24719
0,21494
200
191
180
166
151
135
115
94
70
45
13
1360
1 menunjukkan estimasi terbaik manajemen atas proyeksi arus kas neto (setelah
dipotong 40%).
2 menunjukkan ekstrapolasi dari arus kas tahun terdahulu menggunakan tingkat
pertumbuhan menurun.
3 menunjukkan faktor nilai kini dihitung dengan k=1/(1+a) n dengan a = tingkat diskonto
dan n = periode diskonto.
Suatu UPK dikatakan mengalami penurunan nilai, jika dan hanya jika jumlah
terpulihkan lebih kecil dari jumlah tercatat. Besarnya rugi penurunan nilai pertama kali
dibebankan kepada goodwill dan selanjutnya dialokasikan kepada aset-aset dalam UPK
tersebut secara pro-rata berdasarkan jumlah tercatat.
Jurnal untuk mencatat kerugian penurunan nilai goodwill adalah sebagai berikut:
Dr
Cr
Goodwill (-Asset)
Paragraf no. 119 PSAK no. 48 mengatur bahwa rugi penurunan nilai goodwill
tidak dapat dibalik pada periode berikutnya. Dengan kata lain, goodwill yang telah
mengalami penurunan nilai (nilai goodwill telah berkurang) tidak dapat bertambah
jumlahnya karena ada pemulihan, kecuali jika ada akuisisi entitas lain.
Dikutip dari buku Intermediate Accounting IFRS edition oleh Kieso et al
(2011:634) cara untuk melakukan perhitungan penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Kohlbuy Corporation memiliki 3 divisi. Salah satu divisinya, Pritt Products
diakuisisi 4 tahun yang lalu senilai US$ 2 juta. Dalam periode 3 kuarter terakhir Pritt
mengalami kerugian dalam operasinya. Untuk itu, manajemen Kohlbuy melakukan uji
penurunan nilai terhadap Pritt (unit penghasil kas). Berikut ini adalah jumlah tercatat
dari Pritt Products termasuk goodwill yang diperoleh pada saat akuisisi:
Property, plant, and equipment
Goodwill
Inventory
Receivables
Cash
Accounts and notes payable
Net Assets
800,000
900,000
700,000
300,000
200,000
(500,000)
2,400,000
$ 1,900,000
2,400,000
500,000
18
Berikut ini jurnal yang dicatat oleh Kohlbuy untuk mengakui penurunan nilai
atas goodwill
Dr
Cr
Goodwill
500,000
500,000
Dengan adanya jurnal ini, jumlah tercatat dari goodwill setelah adanya kerugian
penurunan nilai adalah sebesar $400,000.
SAK nomor 48 mengatur hal-hal berikut yang harus diungkapkan mengenai
penurunan nilai goodwill, terlepas dari goodwill tersebut mengalami penurunan nilai
atau tidak:
Estimasi yang Digunakan Untuk Mengukur Jumlah Terpulihkan Dari
Unit Penghasil Kas Mengandung Goodwill Atau Aset Tidak Berwujud Dengan
Masa Manfaat Tidak Terbatas
129. Entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh (a)-(f) untuk
setiap unit penghasil kas (kelompok dari unit) untuk mana jumlah tercatat dari
goodwill atau aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak
terbatasdialokasikan ke unit itu (kelompok unit) adalah signifikandibandingkan
dengan total jumlah tercatat goodwill atau asset tidak berwujud dengan masa
manfaat yang tidak terbatas dari entitas:
1. jumlah tercatat goodwill dialokasikan ke unit (kelompok dari unit).
2. jumlah tercatat aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
dialokasikan ke unit (kelompok dari unit).
3. dasar dari jumlah terpulihkan dari unit ditentukan (yaitu nilai pakai atau
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual).
4. jika jumlah terpulihkan dari unit (kelompok unit) didasarkan atas nilai
pakai:
i.
ii.
suatu uraian dari setiap asumsi utama yang digunakan sebagai dasar
oleh manajemen dalam proyeksi arus kasnya untuk periode yang dicakup
oleh anggaran/prakiraan terkini. Asumsi utama adalah hal-hal yang
sangat berpengaruh terhadap jumlah terpulihkan unit (kelompok unit).
suatu gambaran pendekatan manajemen untuk menetapkan nilai yang
ditentukan untuk setiap asumsi utama, apakah nilai-nilai tersebut
menggambarkan pengalaman masa lalu, jika sesuai, konsisten dengan
sumber informasi dari luar, dan, jika tidak, bagaimana dan mengapa hal
tersebut berbeda dari pengalaman masa lalu atau sumber informasi dari
luar.
19
iii.
iv.
5. jika jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) didasarkan pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual, metodologi yang digunakan untuk
menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Jika nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual tidak ditentukan dengan menggunakan harga
pasar yang dapat diobservasi untuk unit (kelompok dari unit), informasi
berikut juga harus diungkapkan:
i.
ii.
iii.
iv.
v.
Penjelasan dari setiap asumsi utama yang digunakan sebagai dasar oleh
manajemen dalam penentuan nilai wajarnya dikurangi biaya untuk
menjual. Asumsi utama adalah hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap
jumlah terpulihkan unit (kelompok unit).
Penjelasan dari pendekatan manajemen dalam menetapkan nilai-nilai yang
dipakai untuk setiap asumsi utama, apakah nilai-niai itu mencerminkan
pengalaman masa lalu atau, jika sesuai, apakah konsisten dengan
informasi yang bersumber dari luar, dan, jika tidak, bagaimana dan
mengapa hal itu berbeda dari pengalaman masa lalu atau informasi yang
bersumber dari luar.
Jika nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual ditentukan dengan
menggunakan proyeksi arus kas terdiskonto, informasi berikut juga
diungkapkan:
periode arus kas yang diproyeksikan manajemen
tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk mengekstrapolasi proyeksi arus
kas
tingkat diskonto yang diterapkan untuk proyeksi arus kas
keuangan dari system akuntansi dengan cara tertentu, tidak hanya mencakup kesesuaian
laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku tetapi juga terkait dengan
pelaporan pajak. Accounting choice dapat juga dalam beberapa hal misalnya pilihan
untuk melakukan tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan, pilihan untuk
membentuk suatu transaksi sehingga memenuhi syarat sebagai sewa operasi, ataupun
pilihan atas waktu untuk mengadopsi standar yang baru,
Accounting choice dapat diperluas menjadi beberapa dimensi. Yang pertama
adalah dari segi nature of decision maker. Dalam dimensi ini accounting choice tidak
hanya menjadi pilihan kepada para manajer tetapi juga kepada auditor dan komite audit
misalnya bagaimana auditor memilih ketika diperhadapkan dengan pilihan atas transaksi
akuntansi yang ambigu atau membingungkan. Yang kedua adalah dari segi nature of the
choice. Dimensi ini mencakup: pilihan antara 2 peraturan yang seimbang antara 1
pilihan dengan pilihan lainnya misalnya atas pemilihan asumsi biaya metode FIFO atau
average, judgement dan estimasi yang dibutuhkan untuk menerapkan standar akuntansi
misalnya judgement atas uncollectible account receivable atau estimasi atas umur
manfaat aset, dan dapat pula dalam bentuk keputusan untuk melakukan pengungkapan
(seberapa banyak yang diungkap, apa yang harus diungkap) serta yang terakhir dalam
definisi ini adalah keputusan untuk menetapkan waktu atas suatu peristiwa misalnya
penerapan awal atas standar akuntansi yang baru atau penundaan penerapan. Dimensi
yang ketiga adalah dalam pengaruhnya kepada laba perusahaan apakah atas accounting
choice tersebut berpengaruh kepada laba secara langsung atau short term period-hanya
dalam satu periode saja ataukah long-term period, misalnya pengklasifikasian biaya
penjualan produk sebagai biaya produk hanya berakibat kepada laba pada satu periode
21
saja. Berbeda halnya dengan penentuan umur ekonomis aset, kesalahan dalam penentuan
umur ekonomis aset akan mempengaruhi laba perusahaan sepanjang umur aset tersebut.
Berdasarkan tiga kategori accounting choice diatas, maka atas standar goodwill
yang baru maka manajemen diperhadapkan dengan pilihan diantaranya keputusan untuk
melakukan penurunan nilai, membebankan kerugian akibat penurunan nilai, dan
melaporkan kerugian akibat penurunan nilai.
22
pelaporan keuangan. Sehingga dengan alasan ini, pelaporan keuangan perusahaan adalah
suatu hal yang mutlak harus dipatuhi.
Dikutip dari Darmawanto dan Soepriyanto (2011:42) Tujuan pengungkapan
adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan
keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda. Karena pasar modal merupakan sarana utama pembiayaan perusahaan,
pengungkapan diwajibkan untuk tujuan melindungi, menginformasikan dan melayani
kebutuhan khusus.
Terkait dengan penelitian ini, pelaporan atas pengujian penurunan nilai goodwill
mutlak diperlukan untuk memberikan informasi mengenai substansi account goodwill
sekaligus sebagai indikator kinerja dari perusahaan yang diakuisisi.
maka
perusahaan
dianggap
melakukan
manajemen
laba
(tindakan
mempengaruhi laba perusahaan), terlepas dari benar atau tidaknya kerugian penurunan
nilai tersebut.
Laba seringkali dipakai sebagai ukuran untuk menilai kinerja perusahaan, atau
ditilik lebih dalam menjadi ukuran kinerja manajer. Profitabilitas yang diukur dari laba
perusahaan, mencerminkan bagaimana kemampuan suatu perusahaan beroperasi dan
24
27
untuk memenuhi modal sejumlah nominal tertentu. Hal ini akan memicu atau
memotivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba.
Penelitian ini menggunakan nilai return on asset (ROA) dan return on sales
(ROS) sebagai indikator perusahaan melakukan manajemen laba model big bath. Laba
yang digunakan dalam perhitungan ROA dan ROS adalah laba dari hasil operasi (laba
yang tidak termasuk kerugian akibat penurunan nilai goodwill dan beban atau
pendapatan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha).
Dugaannya adalah perusahaan dengan laba operasi yang rendah atau rugi di
tahun 2002 (tahun adopsi standar goodwill yang baru) akan memilih untuk melakukan
penurunan nilai atas goodwill. Akibatnya perusahaan akan mengalami kerugian yang
lebih besar atau laba yang semakin rendah. Tindakan ini dilakukan untuk menghindari
adanya beban yang muncul dari aset (goodwill) di masa mendatang. Penelitian ini
menguji apakah terdapat perbedaaan yang signifikan dalam laba operasi antara
perusahaan yang membukukan kerugian penurunan nilai goodwill dan perusahaan yang
tidak.
Hasil penelitian ini mendukung teori manajemen laba model big bath.
Perusahaan yang memiliki laba operasi rendah atau negatif di tahun adopsi standar
goodwill yang baru akan menggunakan kesempatan ini untuk mengecilkan laba dengan
membebankan kerugian penurunan nilai. Tindakan ini terlihat dari perbedaan yang
signifikan antara perusahaan yang melaporkan kerugian penurunan nilai dan yang tidak
dalam laba operasinya.
Sevin dan Schroeder (2005) melakukan penelitian yang serupa dengan
mengambil objek yang lebih banyak daripada penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini
menemukan hal yang sama dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian Jordan dan
Clark. Hasil penelitian ini menguatkan teori manajemen laba model big bath yang ada.
Penelitian ini mengambil sampel secara acak perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.
31
Temuan lain dari penelitian ini yaitu perusahaan kecil (dengan nilai total aset kurang dari
US$450 juta) akan lebih berpotensi untuk melakukan manajemen laba big bath
dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini terjadi karena perusahaan kecil dalam
penelitian ini mengalami depressed earning yang lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan besar di tahun adopsi uji penurunan nilai sehingga perusahaan kecil akan
semakin termotivasi untuk membebankan kerugian penurunan nilai goodwill.
Ketika perusahaan memperoleh laba yang sangat rendah, perusahaan akan
berupaya untuk membuat laba tersebut semakin rendah sampai ke titik maksimumnya.
Sedangkan apabila laba yang diperoleh tidak terlalu rendah perusahaan akan melakukan
income smoothing (perataan laba). Hal ini merupakan hasil temuan dari Kirschenheiter
dan Melumad (2002).
32