Penda Hulu An
Penda Hulu An
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kacang tanah merupakan tanaman kelompok legumenosa
(kacangkacangan) yang memiliki keunikan pada pembentukan polongnya.
Jika pada tanaman kacang-kacangan yang lain seperti buncis, kacang
panjang, lamtoro dan lainnya, polong terbentuk dari bunga yang berada di
bagian atas tanaman dan tumbuh serta berkembang juga berada pada
bagian atas tanaman pula, tetapi pada kacang tanah meskipun bunga
terbentuk pada bagian atas tanaman namun kemudian untuk tumbuh dan
berkembang, bunga tadi harus berada di dalam tanah dengan cara
membentuk ginofor.
Dengan harus membentuk ginofor inilah maka akan banyak
menimbulkan kendala bagi kacang tanah untuk memproduksi polong
karena ginofor yang dihasilkan oleh sebuah bunga memiliki ukuran yang
terbatas yakni 15 cm. Oleh karena itu jika ginofor terbentuk pada
ketinggian lebih dari 15 cm maka akan sangat kecil peluang ginofor
tersebut untuk berubah menjadi sebuah polong. Karena pertumbuhan dan
perkembangan ginofor menjadi polong memerlukan kondisi kelembaban
dan cahaya sebagaimana yang ada di dalam tanah.
Oleh karena itu melalui upaya pemangkasan batang atau cabang
tanaman maka diharapkan akan muncul cabang-cabang baru ke arah
samping sehingga dapat lebih memperendah posisi atau tempat munculnya
bunga (berjarak kurang dari 15 cm dari permukaan tanah). Sehingga
apabila bunga tersebut tumbuh dan berkembang menjadi ginofor maka
ginofor tadi akan dapat mencapai tanah dan akan dapat tumbuh serta
berkembang menjadi sebuah polong.
Kemudian dengan didukung oleh penambahan zat makanan berupa
penambahan unsur phosphor, yang banyak berperan pada fase
pertumbuhan generatif atau perkembangan organ generatif, maka nantinya
diharapkan akan lebih banyak lagi bunga yang dihasilkannya.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
bunga
sampai
dengan
polong
masak
(pembungaan,
pertama
kalinya.
dengan
terjadinya
diferensiasi
bagian-bagian
bunga.
merupakan
tahap
ketika
terjadi
pemekaran
bunga.
tanah
merupakan
jenis
biji
dikotil,
dengan
tipe
perkecambahan epigeal. Saat masih utuh biji kacang tanah berbentuk oval.
Ketika biji dipotong melintang biji berbentuk bulat dengan bagian tengah
berongga. Namun ketika dipotong membujur biji berbentuk oval dengan
bagian tengah berongga dan nampak plumula, kotiledon dan radikula. Biji
kacang tanah memiliki kulit biji yang tipis dan berwarna jingga sedangkan
biji kacang tanah sendiri berwarna cream dan berminyak. Bagian-bagian
dari biji kacang tanah adalah: 1) Radikula, yang berfungsi sebagai calon
akar. 2) Kotiledon, berfungsi sebagai cadangan makanan yang digunakan
saat perkecambahan. 3) Plumula, berfungsi sebagai calon daun atau pucuk.
4) Kulit biji, berfungsi melindungi biji dari kerusakan mekanis, serangan
penyakit dan kekeringan. Biji kacang tanah dapat dipisah menjadi dua
keping, hal tersebut menunjukkan bahwa biji kacang tanah merupakan
bagian dari biji dikotil.(Habibiy, 2013)
C. RANCANGAN
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 5 perlakuan dan 2 Ulangan. Perlakuan :
1.TanpaPemangkasan
2.Pemangkasan 1 MingguSetelahBerbunga (MSB)
3.Pemangkasan 2 MingguSetelahBerbunga (MSB)
4.Pemangkasan 3 MingguSetelahBerbunga (MSB)
5.Pemangkasan 4 MingguSetelahBerbunga (MSB)
Masing-masing Perlakuan diulang sebanyak 2 ulangan sehingga 2x5 = 10
Satuan percobaan
D. PELAKSANAAN
1. Pengolahan lahan dan pembuatan bedengan
Penelitian ini dimulai dengan pengolahan lahan dan pembuatan
bedengan.Kami mengolah lahan terlebih dahulu dan membuat
bedengan-bedengan untuk menanam benih kacang tanah nya.
Bedengan dibuat berdasarkan kebutuhan penelitian.
2. Pemberian pupuk organic sebelum tanam
Pemberian pupuk organic dilakukan sebelum penanaman hal
ini dimaksudkan agar pupuk organic dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia dan biologi tanah.
3. Penanaman
Kegiatan penanaman ini dilakukan dengan tidak terlalu dalam
sehingga benih kacang tanah mampu untuk hidup.
4. Pemeliharaan
Kegiatan yang dilakukan setelah penanaman benih yaitu pemeliharaan
tanaman sehingga tumbuh dengan baik, kegiatan pemeliharaan
4. UJI VIABILITAS
Uji Viabilitas yang dilakukan dengan menguji :
1. Daya kecambah
Pengujian daya kecambah (Standard Germinator Test) bertujuan
untuk mengetahui bersarnya daya kecambah dari masing-masing benih
kacang tanah . Pengamatan pertama dilakukan pada hari ke-5 setelah
benih dikecambahkan dan selanjutnya pada hari ke-14 ( akhir
pengamatan). Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah benih
yang berkecambah normal. Daya kecambah dihitung dengan rumus
berikut:
Daya kecambah=
Benih abnormal=
Benih mati=
x 100%
x 100%
x 100%
5. UJI VIGOR
Pengujian daya tumbuh benih dengan mengunakan media batu
koral atau Pecahan bata bertujuan untuk menguji vigor lot brnih.
Pengamatan pertama di lakukan setelah 5 hari benih dikemcambahkan
dan pengamatan selanjutnya di lakukan setiap dua kali sehari sampai lima
kali pengamatan atau sampai benih tidak ada yang tumbuh. Daya tumbuh
dihitung dengan rumus :
Daya tumbuh=
x 100%
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1989. Kacang Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
Feronika M. dkk. Evaluasi Produktifitas dan Kualitas Beberapa Varetas
Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) di Tanah Bertekstur Liat.
Agroteknologi 1(2) : 201 2013.
Habiby R. dkk. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah ( Arachis
hypogaea L.) Pada Beberapa Ppengolahan Tanah Inseptisol dan
Pemberian Pupuk Kascing. Agroteknologi 1(4) : 1183 1193.
10
11