Anda di halaman 1dari 22

MODUL 5

KEGIATAN BELAJAR 1
Kemampuan Dasar dalam Kegiatan Menulis
Ketrampilan Menulis
Ketrampilan menulis merupakan kertrampilan yang paling sukar di peroleh walaupun oleh
seorang penutur asli. Menurut Celce - Murcia dan Olshtain (2000 : 141 ) bagi seorang penulis
yang kertarampilan menulis maka anda perelu mempelajarinya secara sungguh -sungguh dan
banyak berlatih. Telah dibicarakan bahwa ketrampilan menulis melibatkan sejumlah Mikro.
Dalam ketrampilan menulis meliputi dua hal yaitu :
1. Ketrampilan Dasar dalam Kegiatan Menulis
2. Ketrampilan Lanjut dalam Kegiatan Menulis

1. Kemampuan Dasar dalam Kegiatan Menulis


Kata menulis bukanlah hal yang asing bagi semua dan memahami pengertian menulis,
menulis sendiri adalah sesuatu proses berfikir dan menuangkan pemikiran itu dalam bentuk
wacana (karangan). Untuk dapat memahami proses menulis dapat dilihat berikut ini
Perencanaan

Menulis

Revisi

Tulisan Akhir

Diagram Tahap Menulis


Perhatikan tahap - tahap menulis yaitu :
Seorang penulis harus merencanakan tulisanya
Melakukan tulisan
Melakukan revisi
Setelah tulisanya selesai dilakukan observasi - observasi yang telah dilakukan terhadap
penulis yang menunjukan bahwa proses menulis bersifat linier dan sederhana.

Proses menulis menpunyai tahap - tahap tersendiri yaitu :


Dalam menulis seorang mulai dengan membuat perencanaan
Kemudian yang bersangkutan langsung menulis
Kemudian dilakukan revisi
Dan memulai menulis lagi

Tahap tahap tersebut dilakukan berulang ulang sampai diperoleh sebuah tulisan akhir.
berikut ini kita akan mempelajari lebih lanjut proses pewnulisan tersebut secara bertahap. Kajian
dan latihan yang akan ndilakukan guna memperoleh ketrampilan menulis menggunakan
pendekatan Bottom up prosessing proses dari bawah ke atas dalam hal ini kita mulai
dengan aspek menulis kebahasaan.

A. Menulis Kebahasaan
Dalam menulis sebuah karangan apapun bentuk organisasi karangan itu tentu saja kita
harus memilih kata dan bentuknya yang tepat dan menyusun kalimat, kemudian kalimat kalimat
itu kita rangkai sehingga terbentuklah sebuah paragraf dan terwujudlah sebuah karangan utuh
dengan menggunakan organisasi karangan tertentu. Dalam menuliskan kata serta konvensi dalam
penggunaan huruf,tanda baca, serta konvensi tata tulis lainya. Jadi dalam menulis kita dituntut
untuk dapat memilih kata yang tepat menggunakan kata yang benar dengan menyusun kalimat
yang efektif dan memperhatikan aspek ejaan serta organisasi karangan.
1. Pemakaian Kata
Contoh pemakaian kata (yang bercetak miring) dalam kalimat berikut ini :
1) Rencana pembangunan di kawasan Bandung Utara kembali dipersoalkan
2) Rencana pembangunan di kawasan Bandung Utara kembali dipermasalahkan
Kalimat 1 dan 2 diatas dari segi bentuk hanya dibedakan oleh sebuah kata. kalimat 1
menggunakan kata dipersoalkan, Sedangkan kalimat 2 menggunakan kata dipermasalahkan
Memudian dapat dikatakan bahwa kedua kalimat tersebut memiliki makna yang sama,dengan
demikian kita dapat mengatakan bahwa dipersoalan dan dipermasalahkan merupakan karta yang
bersinonim (persamaan kata).
Sedangkan yang menjadi masalah bagi penulis adalah menyangkut pemilihan kata antara
kedua kata yang bersinonim tersebut dalam menulis kalimat. Untuk seorang penulis
menggunakan kata dipersoalkan dan kapan pula hendaknya menggunakan kata
dipermasalahkan? Kedua kata tersebut mempunyai makna yang sama dan dapat di pertukarkan
pemakaianya namun penulis sering menggunakan kata dipermasalahkan dalam kalimat member
kesan bahwa terlibat dalam pembicaraan memiliki pendidikan atau keahlian yang memadai
sedangkan kata persoalan memuat rasa agak kasar dan kekurangan professional disbandingkan
dengan kata dipermasalahkan.
Selanjutnya perhatikan kalimat berikut :
(3) Rencana pembangunan di kawasan Bandung Utara di gugat
Pemakaian kata digugat pada kalimat (3) memberikan makna yang jauh berbeda dengan
kalimat (1) dan (2) pada kalimat (1) dan (2) terkandung makna kemungkinan untuk dilakukan
sesuatu diskusi (beradu argumentasi ) sedangkan pada kalimat (3) tersirat dengan makna ketidak
setujuan.
Selanjutnya dibandingkan kalimat (3) dengan kalimat (4) berikut ini:
(4) Rencana pembangunan di kawasan Bandung Utara kembali di gugat
Kalimat ke (3) menggunakan kata kembali sedangkan kalimat (4) tidak menggunakan
kata kembali,dengan demikian kalimat (3) mengandung makna bahwa gugatan yang sama sudah
pernah dikemukakan sebelumnya yang makna itu tidak terkandung di nomer (4).
Dari contoh-contoh pemakaian kata tersebut, jelaslah bahwa sebagian masalah yang
2

dihadapi oleh penulis adalah sehubungan dengan pemilihan kata agar terampil dalam pemilihan
kata-kata yang tepat yang akan dipakai dalam suatu tulisan maka kita harus memahami terlebih
dahulu seluk-beluk kata dan maknanya serta berlatih menggunakanya untuk berbagai tujuan.
Dalam kata-kata dalam Bahasa Indonesia yang maknanya berhubungan dalam wujud sinonim dan
antonim dan ada pula yang merupakan kata umum,kata khusus dan Iain-lain kata-kata tersebut
harus sesuai dengan tujuan kita.
a. Sinonim dan Antonim
Dalam berbagai bahasa termasuk di dalam Bahasa Indonesia. terdapat beberapa kata
yang memiliki makna yang sama atau mirip contohnya:
cara ,metode
besar,agung,raya
sukar,sulit,pelik
periksa,selidik,teliti
lihat,pantau,observasi
hati,kalbu
Kata yang bersinonim itu ada yang dapat saling menggantikan dalam kalimat dan ada pula
yang tidak.contohnya kata sulit dan sukar pelik. Kata tersebut merupakan kata sinonim dan
dapat saling mengganti penggunaanya dalam kalimat.
(5) Bangsa ini menghadapi masalah yang sulit dipecahkan
(6) Bangsa ini menghadapi masalah yang sungkar dipecahkan
(7) Bangsa ini menghadapi masalah yang pelik dipecahkan
Kalimat (5) dan (6) secara denotatif memiliki makna yang sama persis,kata sulit dan
sungkar dapat saling menggantikan. Kalau kata yang yang bersinonim memberikan kesan yang
lebih abstrak,cenderung berkaitan dengan pemikiran,perasaan .sedangkan kata sungkar
menimbulkan kesan lebih kearah kongkret dan bersifat fisik.Dalam kalimat (7) kalimat tersebut
diberi tanda (*) karena menggunakan kata pelik dalam kalimat itu terasa janggal mungkin
kalimat (7) itu akan lebih berterima bila kata di pecahkan dihilangkan sehingga menjadi:
(8) Bahasa ini menghadapi masalah yang pelik
Kalimat apa yang dikangkap dalam kalimat 8 dibanding dengan kalimat 5 dan 6 ada
kesan megis dan klenik muncul kesan bahwa yang dihadapi begitu kompleks dan bersifat non
fiksi.
Contoh lain Sinonim : mengobservasi, melihat
(9) Kita harus mengobservasi aktifitas yang mereka lakukan secara berulang-ulang
(10)Kita harus melihat aktifitas yang mereka lakukan secara berulang-ulang
Ada perbedaan yang di tangkap dari pemakaian kata mengobservasi dan kata melihat
perbedaan yang ada antara pemakaian kata yang bersinonim tersebut yang makna lebih tepat
menggunakan durasi waktu yang lebih lama dari kata melihat dalam kalimat tersebut kata
3

observasi lebih tepat di gunakan dalam suatu tulisan ilmiah.


Dari contoh tersebut di jelaskan bahwa kita perlu melakukan pemilihan terhadap katakata yang akan kita gunakan dalam suatu tulisan yang bersinonim.
Contoh kalimat berikut ini:
(11)Besar kecil,tua muda,kaya miskin berbondong-bondong datang ke balai desa.
(12)Semua orang berbondong-bondong datang ke balai desa.
Kesan yang di tangkap dari peggunaan kata yang berantonim pada kalimat (11) di
bandingkan dengan kalimat (12) kita dapat menangkap kesan hidup dan keberagaman dalam
kalimat (11) melalui pemakaian kata-kata yang berantonim di bandingkan dengan kalimat
yang terkesan netral.
Contoh kalimat :
(13)Susah dan senang akan kita hadapi bersama
(14)Apapun keadaanya akan kita hadapi bersama

Kalimat mana yang mermberi kesan lebih jelas, hidup dan dinamis? tentu saja kalimat
(13) memberi kesan demikian dibandingkan dengan kalimat (14) kalimat. Tapi tergantung kita
dalam pemakaian yang akan dibicarakan.
b. Denotasi dan Konotasi
Ketika kita berdiskusi pemkaian kata-kata yang bersinonim,kita tahu bahwa terdapat
dua atau lebih kata yang mempunyai makna leksikal yang sama,namun pemakaian kata-kata
pada kalimat memberikan kesan atau nilai rasa yang berbeda ,oleh karena itu kita dapat
mengetahui bahwa kalimat tidak hanya memiliki makna denotatif melainkan juga makna
konotatif.
Contoh makna konotatif dan denotatif :
(15) Sebagian besar penduduk di desa itu hidup dalam kemiskinan
(16)cSebagian besar penduduk di desa itu hidup dalam kemelaratan
Makna pada kalimat diatas mempunyai makna leksikal yang sama yaitu keadaan yang
tidak memiliki benda atau harta untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.
Contoh lain :
(17) Mereka tinggal dalam pondok-pondok di sepanjang tepi sungai itu
(18) Mereka tinggal dalam gubug-gubug di sepanjang tepian sungai

Kata yang membedakan perbedaan makna konotatif dan denotatif kata pondokpondok
dan gubug-gubug yaitu kalau kalimat (17) pondok-pondok mengesankan tempat yang berukuran
kecil sedangkan kalimat (18) gubug-gubug lebih menonjolkan makna konotatif
4

kesanya miskin dan kumuh.


c. Kata umum dan khusus
Apabila kita perhatikan, ada kata yang memiliki makna yang luas di dalamnya tercakup
kata-kata lain. Misalnya kata Suku, kita dapat mengatakan bahwa kata Suku merupakan kata
umum, sedangkan kata Bugis termasuk kata khusus karena kata Suku
memiliki lingkup makna yang luas,sedangkan kata Bugis memiliki makna yang spesifik.
- Mari kita coba menggunakan kata umum dan khusus berikut dalam kalimat.
(19) Dalam memilih pasangan hidup, mereka tidak membedakan Suku.
(20) Dalam memilih pasangan hidup, mereka tidak membedakan Melayu atau Bugis.
d. Kata konkret dan kata abstrak
Telah kita singgung bahwa ada kata-katayang bermakna abstrak dan ada pula yang
bermakna konkret. Kata abstrak mempunyai referent berupa konsep, sedangkan kata konkret
mempunyai refrent berupa obyek yang dapat diamati. Oleh karena itu, kata abstrak lebih sulit
dipahami dari pada kata konkret (Akhadiah,dkk.,1992,86). Masjid, patung,perahu,air, pisang,
beras, hitam, merah adalah kata-kata konkret. Kemudian, ibadah, musyrik,
transportasi,kendaraan, keperluan, keindahan, dan kejujuran adalah kata-kata abstrek.
- Perhatikan contok kalimat-kalimat dibawah ini :
(21) Transportasi memang peranan penting dalam pendistribusian barang.
(22) Mobil, kereta api, kapal, dan pesawat dipakai untuk mengantar barang.
Kalimat (21) akan sulit dipahami oleh anak yang berusia belasan tahun kebawah,
karena menggunakan kata abstrak transportasi, peranan, dan pendistribusian. Sebagai gantinya
dapat digunakan kalimat (22) yang menggunakan kata-kata konkret.
e. Kata popular dan kata kajian
Istilah kata popular dipakai untuk merujuk kepada kata-kata yang bias dipakai
didalam komunikasi sehari-hari, sedangkan kata kajian merujuk kepada kata-kata yang
dipakai dalam komunikasi ilmiah atau komunikasi profesi tertentu (Akhadiah, dkk.,1992,88),
berikut ini contoh kedua jenis kata tersebut :
Kata Popular
Kata Kajian
Contoh
Sampel
Cara
metode
Arang
karbon
Kecil
mikro
Bererti
sepnifikan
Perhatikan contoh pemakaian kata dalam kalimat-kalimat berikut :
(23) Eksperimen yang dilakukan terhadap masyarakat itu tidak etis.
(24) Percobaan yang dilakukan terhadap masyarakat itu tidak terpuji.
Kalimat (23) menggunakan kata kajian Eksperimen dan etis, dan meskipun kata percobaan
5

dalam kalimat (24) itu dapat dipandang sebagai kata kajian, namun kata tersebut sudah banyak
dikenal oleh pembaca pada umumnya sehingg dapat dipandang pula sebagai kata popular.
f. Kata asing dan serapan
Kata asing adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang bentuk dan
pengucapannya dipertahankan seperti dalam bahasa asalnya. Kemudian, yang dimaksud dengan
kata serapan adalah kata-katayang berasal dari bahasa asing, namun bentuk dan
pengucapannya sudah disesuaikan dengan strktur dan pengucapan dalam bahasa Indonesia
(Akhadiah,dkk., 1992.90). mari kita perhatikan kalimat berikut :
(25) Even itu diselenggarakan dalam rangka ulang tahun kota Jakarta.
(26) Iven itu diselenggarakan dalam rangka ulang tahun kota Jakarta.
(27) Event itu diselenggarakan dalam rangka ulang tahun kota Jakarta.
Ketiga kalimat tersebut tidak berterima dalam bahasa Indonesia. Kaliamat (25) tidak
berterima karena penggunaan kata even sama selaki tidak sesuai dengan konteks kalimat tersebut
bila ditinjau dari sudut makna kata tersebutdalam bahasa Inggris. Kemudian, penggunaan kata
iven dalam kalimat (26) menjadikan kalimat itu bukan hanya tidak berterima, melainkan juga
lucu karena kata iven tidak terdapat dalam bahasa Inggris.
Selanjutnya, kalimat (27) tidak berterima dalam bahasa Indonesia karena kata event adalah
unsur bahasa asing (bahasa Inggris) yang terdapat padanannya dalam bahasa Indonesia, yaitu
acara. Oleh karena itu, tidak perlu diserap kedalam bahasa Indonesia jadi, kalimat (27)
sebaiknya diubah sebagai berikut.
(28) Acara itu diselenggarakan dalam rangka ulang tahun kota Jakarta.
2. Penulisan Kalimat
Dalam buku pelajaran bahasa Indonesia untuk sekolah menengah atas dan perguruan
tinggi sering terdapat penjelasan bahwa seorang penulis hendaknya menggunakan kalimat
efektif dalam karangannya. Ini dimaksudkan agar tulisannya mudah dibaca. Kalimat efektif
memenag mutlak perlu digunakan untuk karangan yang bersifat ekspositoris dan argumentatif.
Tetapi untuk penulisan yang bersifat naratif dan puitis, syarat pemakaian kalimat efktif sebagai
berikut:
a. Unsur subjek dan predikat
Dalam sebuah kalimat yang efektif sekurang-kuranya terdapat unsur subjek dan
predikat. Serta harus jelas bagi pembaca yang mana unsur subjek dan yang mana unsur
predikat. Perhatikan contoh berikut :
(29) Penyajian materi pelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
(30) Dalam menilai kelulusan siswa, pemerintah harus konsisiten dengan misi Kurikulum
Berbasis Kompetensi.
(31) Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional menetapkan cara mengevaluasi keberhasilan
belajar siswa.

Dalam kalimat (29) terdapat unsur subjek Penyajian materi pelajaran dan predikat
harus disesuaikan. Kemudian, subjek kalimat (30) adalah pemerintah dan predikatnya adalah
harus konsisten. Sedangkan, subjek kalimat (31) tampak tidak jelas subjek kalimatnya. Ini
disebabkan oleh pemakaian kata dalam yang tidak perlu. Bila kata dalam dihilangkan barulah
jelas unsur subjek dan predikatnya, yaitu UU Sistem Pendidikan Nasional sebagai subjek, dan
menetapkan sebagai predikat.
b. Kehematan
Sebuah kalimat yang efektif harus memenuhi syarat kehematan dalam pemakaian
kata. Perhatikan contoh di bawah ini :
- Contoh :
(32) Target yang diterapkan terlalu tinggi sekali.
Kalimat ini tidak memiliki syarat kehematan, agar memenuhi syarat kehematan
seharusnya ditulis sebagai berikut.
(33) Target yang ditetapkan terlalu tinggi.
(34) Target yang ditetapkan tinggi sekali
c. Kesejajaran
Syarat lain yang harus dipenuhi oleh sebuah kalimat yang efektif adalah kesejajaran
bentuk :
- Contoh :
(35) Materi pelajaran dikembangkannya dengan baik dan menjadikannya dengan penuh
kepercayan diri.
(36) Maateri pelajaran dikembangkannya dengan baik dan disajikannya dengan penuh
kepercayaan diri.
Kalimat (35) memiliki subjek materi pelajaran dan dua buah predikat, yaitu
dikembangkannya dan menyajikannya. Fungsi yang satu berawalan di- dan yang satunya lagi
berawalan me- jadi keduanya tidak memiliki kesejajaran bentuk sehingga kalimat tersebut
bukanlah kalimat yang efektif, bagaimana pula kalimat (36)? kalimat ini memiliki subjek
materi pelajaran dan dua buah predikat dikembangkannya dan disajikannya, keduanya berawalan
di- jadi kalimat tersebut memenuhi syarat kesejajaran bentuk sehingga dapat disebut kalimat
yang efektif.
d. Kevariasian
Kevariasian lain kata didalam sebuah kalimat itu sangat penting agar si pembaca lebih
enak dibaca dan tidak mudah bosan ketika membacanya.
* Contoh :
Rambo dan Susanti bercita-cita menjadi guru. Rambo dan Susanti memilih masuk
Universiatas Pendidikan Indonesia setelah tamat SMA guna menggapai citacita menjadi
guru.
Bandingkan paragraf di atas dengan berikut ini :
Rambo dan Susanti bercita-cita menjadi guru. Mereka memilih masuk
7

Universiatas Pendidikan Indonesia setelah tamat SMA guna menggapai cita-cita menjadi
guru.
e. Penekanan
Didalam menulis, sering kali ada unsur-unsur yang ingin kita beri penekanan
dibandingkan unsurnya penekanan itu biasanya diwujudkan dengan cara meletakkan bagian
yang mendapat penekanan itu pada awal kalimat.
(37) Anak-anak berbakat diberikan siswa mulai semester ini.
Yang mendapat penekanan adalah unsur subjek (anak-anak berbakat).
3. Penggunaan ejaan
Dalam bahasa Indonesia, ejaan yang brlaku disebut Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
Aspek-aspek didalam penggunaan Ejaan adalah :
a. Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata yang tampak sederhana justru memberikan penulisannya tidak tetib
sehingga dapat menurunkan citra diri penulis di hadapan pembaca.
Berikut ini pedoman didalam pemenggalan kata :
1. Jika di tengah kata terdapat dua vokal berurutan maka pemenggalannya diantara kedua
vokal tersebut.
Contoh :
maaf ma-af
saat sa-at
Namun, huruf-huruf yang menandai diftong a, u, ai, dan oi tidak boleh dipisahkan
penulisannya.
Contoh :
sungai su-ngai
harimau ha-ri-mau
2. Jika ditengah kata terdapat vokal dan konsonan maka pemenggalan kata dapat
dilakukan sebelum konsonan.
Contoh :
media me-dia
peraga pe-ra-ga
3. Jika ditengah kata terdapat dua konsonan pemenggalan dilakukan di antara konsonan
tersebut.
Contoh :
ahli ah-li
keluarga ke-lu-ar-ga
Pada angket huruf ng melambangkan sebuah konsonan (n) sehingga pemenggalannya
bukan seelah huruf n melainkan setelah ng
4. Jika ditengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih maka pemenggalan suku katanya
antara lain diantara konsonan pertama dan kedua.
8

Contoh :

instrumen in-stru-men
konstruktif kon-struk-tif

5. Imbuhan berupa awalan dan akhiran pada prinsipnya diperlakukan sebagai satu suku
kata bila dipenggal.
Contoh :
makanan ma-kan-an (bukan ma-ka-nan)
Namun, apabila pembubuhan awalan menyebabkan terjadi nasalisasi dan konsonan maka
huruf yang terletak pada awal kata dasar akan luluh sehingga dalam pemenggalan bunyi nasal
menjadi bagian dari suku kata awal dari kata dasarnya.
Contoh :
sayang + me menyangi me-nya-yang-i (bukan meny-a-yang-i)
b. Penulisan Kata Depan
Penulisan kata depan dalam kalimat sebetulnya cukup sedrhana yaitu selalu
dipisahkan dari kata yang mengikutinya.
Misal : - Ke sawah
- dari sekolah
Kesalahan yang kadang-kadang terjadi adalah penulisan imbuhan di- seperti penulisan
kata depan, misalnya di lakukan, di tulis (seharusnya dilakukan, ditulis). Untuk membedakan
kata depan di dengan imbuhan di- sebetulnya tidak sulit, yaitu kata depan di selalu diikuti oleh
kata benda saja, sedangkan imbuhan di- tidak demikian.
Ciri-ciri lain dari imbuhan di- adalah bila imbuhan tersebut di ikuti oleh kata benda
maka pasti diikuti oleh akiran i atau kan.
Misal : - di buahi
- di rumahkan
- di sekolahkan
c. Pemakaian Tanda Baca
Kesulitan yang sering dihadapi para siswa/mahasiswa sehubungan dengan
pemakaian tanda baca adalah berkenaan dengan penulisan tanda koma ( , ) titik dua ( : ) tanda
petik (.).
1) Pemakaian tanda koma dalam penulisan gelar akademik. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan nama seseorang dengan gelar akademik yang ditulis dibelakang nama orang
tersebut.
* Contoh :
Muhammad Yusuf, S.H.
Tetapi, tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan nama dan singkatan nama
seseorang.
2) Pemakaian tanda koma dalam penulisan kalimat majemuk. Kesulitan pemakaian tanda
koma sering ditemukan sehubungan dengan penulisan kalimat majemuk.
Petunjuk pemakaian tanda koma sehubungan dengan penulisan kalimat majemuk :
Apabila anak kalimat mendahului induk kalimat dalam sebuah kalimat majemuk
bertingkat, tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat.
9

* Contoh :
(38) Karena nasib rakyat tidak diperhatikan, terjadilah krisis kepercayaan terjadap
pemerintah.
Tetapi apabila induk kalimat mendahului anak kalimat tanda koma tidak digunakan.
(39) Terjadilah krisis kepercayaan terhadap pemerintah karena nasib rakyat tidak
diperhatikan.
3) Pemakaian tanda titik dua ( : )
Tanda titik dua digunakan pada akhir pernyataan lengkap yang diikuti dengan suatu
perincian.
* Contoh :
(40) Yang menentukan mutu penyelenggaraan pendidikan, antara lain adalah komponenkomponen berikut ini : kurikulum guru, bahan pelajaran, dan media pembelajaran.
Kemudian tanda titik dua juga dipakai antara tempat terbit dengan penerbit dalam
penulisan daftar pustaka.
* Contoh :
Akhadiah, Sabarti. 1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Tanda titik dua dipakai pula diantara tahun terbit dan halaman pada penulisan sumber
kutipan.
* Contoh :
(Akhadiah, 1992 : 34)
4) Penulisan Tanda Petik (K..,}
* Rambu-rambu pemakaian tanda petik dalam tulisan :
a) Tanda petik pengapit kalimat langsung atau petikan langsung, yang dipetik dari
percakapan atau suatu bahan tulisan. Contoh :
Kita harus tampil dengan penuh percaya diri dan simpatik di depan kelas, kata
kepala sekolah.
b) Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, artikel, bab dari suatu buku yang
dipetik dalam kalimat. Contoh :
Sajak ku karangan Chairil Anwar sarat dengan pesan kebebasan individu.
4. Menulis paragraf
Dalam sebuah paragraf, gagasan utama atau disebut juga pikiran utama atau topik utama
dapat dikemukakan dalam sebuah kalimat topik atau disebut juga dengan kalimat utama.
Kemudian, kalimat topik tersebut diikuti oleh serangkaian kalimat lain yang disebut kalimat
penjelas yang berisi pikiran penjelas, contoh-contoh, atau fakta-fakta. Macam paragraf itu ada 3,
yaitu: Paragraf Deduktif, Paragraf Induktif, dan Paragraf Deduktif- Induktif.
Paragraf Deduktif adalah Paragraf yang gagasan utama atau pikiran utamanya terletak
pada awal paragraf dan kalimat penjelas di akhir paragraf.
10

Paragraf Induktif adalah Paragraf yang kalimat penjelas terletak pada awal paragraf
dan gagasan utama atau pikiran utamanya di akhir paragraf.
Paragraf Deduktif-Induktif adalah Paragraf yang pokok pikiran utama dikemukakan
pada awal paragraf dan akan dikemukakan kembali pada akhir paragraf.
Dalam penulisan paragraf deskriptif dan naratif biasanya topik paragraf dikemukakan
secara tersirat, yaitu tersirat dalam keseluruhan kalimat yang digunakan untuk membangun
paragraf.
Paragraf Deskriptif dikembangkan berdasarkan hasil pengamatan terhadap suatu
objek. Contoh Paragraf tersebut adalah:
Pondok itu berdiri di atas bukit. Di bawahnya, di sisi barat, terhampar sawah
menghijau. Sedangkan di bagian timur tampak laut biru luas membentang. Di tangga
pondok duduk seorang gadis belia berkulit kunig langsat dengan rambut hitam terurai,
melepaskan pandangannya nan jauh ke perahu layar yang semakin mengecil.
Sedangkan paragraf Naratif berisi tentang rangkaian peristiwa yang disajikan
menurut urutan waktu. Contoh paragraf tersebut sebagai berikut:
Suara keras ketokan di pintu membangunkan Bu Inah sekeluarga. Baru saja
kelambu dibuka, terdengar suara gedubrak pintu didobrak. Belum dapat berkata apaapa, di hadapan Bu Inah telah berdiri lima tentara berbaju loreng dengan senjata bedil
teracung. Salah seorang lalu menghardik, Jangan bergerak! sambil gemeteran Bu Inah
pun mengangkat tangannya yang kurus ke atas. Suara tagis yang lemah penuh ketakutan
terdengar dari mulut cucunya yang baru berumur tujuh tahun. Tubuh kurus tak berbaju
itu merunduk bersembunyi di belakang neneknya.

11

KEGIATAN BELAJAR 2
Kemampuan Lanjut Dalam Kegiatan Menulis
Secara dikotomis, tulisan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Fiksi dan Non
fiksi. Fiksi merupakan hasil kegiatan kreatif-imajinatif penulisnya yang berupa karya tulis yang
biasanya digolongkan ke dalam tulisan kesastraan.Contohnya yaitu cerpen, novel, naskah drama.
Nonfiksi merupakan hasil hasil kegiatan penulisan yang mengandalakan logika dan pengamatan
penulisnya. Dapat disimpulkan bahwa tulisan nonfiksi cenderung bersifat logis dan emperis.
Contohnya yaitu makalah, artikel dalam jurnal, artikel dan berita dalam surat kabar, dan laporan
peneletian.
A. MERENCANAKAN TULISAN FIKSI
Hal yang ditempuh oleh penulis fiksi adalah penulis membuat catatan-catatan mengenai
peristiwa-peristiwa dan kesan-kesan imajinatif yang muncul dalam kepalanya.
Selanjutnya dirangkaikan menjadi sebuah sinopsis atau sebuah ringkasan cerita. Jadi, dapat
dikatakan bahwa penulisan sebuah fiksi dimulai dengan penulisan sebuah sinopsis cerita. Dan
setelah sinopsis terwujud, baru dapat dibuat menjadi sebuah cerita pendek.
B. MERENCANAKAN TULISAN NONFIKSI
Dalam tahap perencanaan, penulis harus melakukan pemilihan terhadap topik
karangan, merumuskan tujuan karangan, dan menulis kerangka karangan.
1. Pemilihan Topik
Di dalam perencanaan sebuah karangan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
memilih topik karangan. Ada beberapa kriteria yang dapat dipakai dalam pemilihan
topik karangan. Anataranya :
Topik yang dipilih untuk ditulis hendaklah yang menarik hati bagi penulis sendiri dan
dikuasai betul oleh penulis.
Topik yang dipilih hendaklah aktual, dan sedang hangat dibicarakan atau sangat
diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh pembaca sasaran.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk menulis sehubungan dengan topik yang kita pilih
tersedia atau dapat dijangkau.
Topik yang dipilih hendaklah sesuai cakupan ruang lingkupnya dengan waktu dan
sumber dana yang tersedia.
2. Perumusan Tujuan
Setelah topik tulisan dipilih, kita harus merumuskan tujuan tulisan kita. Setelah disusun,
kita dapat bermaksud memberi pengetahuan atau penjelasan kepada pembaca menyangkut topik
yang kita pilih. Tujuan yang ingin dicapai dalam menulis adalah berupaya mempengaruhi sikap
pembaca atau kita menginginkan pembaca melakukan suatu tindakan sehubungan dengan topik
yang kita tulis.
12

Berikut contoh topik karangan serta perumusan tujuan penulisan:


Topik : Hubungan antara konsep diri fisik dengan prestasi belajar
Tujuan : Melalui tulisan yang bersifat argumentatif, penulis bermaksud menjelaskan
hubungan antara konsep diri fisik dengan prestasi belajar, serta perlunya bimbingan
mengenai konsep diri bagi para siswa yang sedang berada pada masa puber.
3. Penulisan Kerangka Karangan
Penulisan kerangka karangan bermanfaat terutama sebagai pedoman bagi penulis agar
tidak keluar dari topik dan tujuan penulisan yang sudah diterapkan sebelumnya. Kerangka
karangan merupakan panduan bagi penulis dalam penentuan struktur karangan serta dalam
pengumpulan bahan bagi karangan.
Berikut 2 cara penulisan kerangka karangan:
Cara pertama adalah dengan mendaftarkan seluruh subtopik dari topik yang telah dipilih,
kemudian memilah-milah, mengelompokkan dan menyusunnya menjadi suatu struktur kerangka
tertentu. Cara kedua, penulis langsung mementukan subtopik apa yang perlu ditulis dan langsung
mengurutkannya. Kemudian, setiap subtopik tersebut diperinci lagi sesuai dengan keperluan
penulisan.
Berikut contoh sebuah kerangka karangan:
Topik : Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Belajar
Tujuan : Agar Pembaca memahami hubungan konsep diri dengan prestasi belajar siswa kelas
2 SMP dan dapat aktif memeberi bimbingan terhadap siswa yang memiliki konsep diri
rendah.
Kerangka Karangan
1. Konsep diri
1.1 Konsep diri akademik
1.2 Konsep diri fisik
2. Prestasi belajar
2.1 Prestasi belajar secara umum
2.2 Prestasi belajar tiap bidang studi
3. Hubungan konsep diri dengan belajar
3.1 Hubungan konsep diri akademik dengan prestasi
3.2 Hubungan konsep diri fisik dengan prestasi belajar
4. Upaya-upaya pembibingan yang dapat dilakukan
4.1 Bimbingan kelompok
4.2 Bimbingan individual
Setelah kerangka karanganan selesai, penulis perlu mengumpulkan bahan tulisan. Setelah
terkumpul, berikutnya mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah karangan utuh.

13

SOAL MODUL 5
1. Berikut ini yang merupakan keterampilan mikro yang harus dimiliki ketika menulis, yaitu
....
A. menggunakan bentuk kata dengan benar
B. mengenal sistem tulisan yang digunakan
C. menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata sulit
D. menebak makna dari konteks
Jawab :
A. Benar, menggunakan bentuk kata dengan benar, merupakan keterampilan mikro yang harus
dimiliki dalam menulis.
2. Sekalipun berbicara dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat
produktif namun dalam proses komunikasi keduanya berbeda, yaitu ....
A. berbicara bersifat langsung, menulis bersifat tidak langsung
B. berbicara bersifat tidak langsung, menulis bersifat langsung
C. berbicara memerlukan tempat, menulis tidak memerlukan tempat
D. berbicara tidak memerlukan tempat, menulis memerlukan tempat
Jawab :
A. Benar, komunikasi yang dilakukan dengan berbicara bersifat langsung, tatap muka/interaktif,
sedangkan menulis tidak.
3. Kalimat berikut ini yang memiliki kata bersinonim yakni ....
A. Kau selalu ada di hati setiap orang yang memujamu
B. Semua orang, baik laki-laki, perempuan, anak-anak, orang tua, berbondong-bondong pergi ke
pasar malam tersebut
C. Bunga Mawar adalah bunga pujaan sebagian besar perempuan
D. Pencemaran udara memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap rendahnya kesehatan
masyarakat
Jawab :
A. Benar, kalimat tersebut merupakan kalimat yang memiliki kata yang bersinonim, yaitu kalbu.
4. Berikut ini yang merupakan contoh kata umum dalam sebuah kalimat adalah ....
A. Alat komunikasi pada saat ini sudah sangat canggih.
B. Surat kabar tersebut sangat memperhatikan penggunaan bahasa dalam berita-beritanya.
C. Perahu sangat dibutuhkan di Pulau Kalimantan
D. Tidak ada korelasi antara jenis kelamin dan usia produktif terhadap minat baca.
14

Jawab :
A. Benar, karena kata alat komunikasi merupakan kata umum.
5. Kata bergaris miring pada kalimat berikut ini yang bukan merupakan kata kajian
yaitu ....
A. Kulit orang Indonesia berwarna putih kekuningan atau kuning kecoklatan, menandakan kulit
yang banyak mengandung pigmentasi.
B. Menurutnya, fenomena itu terjadi karena budaya Indonesia yang masih menilai perempuan
karena kecantikannya.
C. Semua diproses secara alami untuk menjaga kesegaran dan rasa susu yang lezat.
D. Kita terbiasa disuapi propaganda tentang apa yang baik dan buruk secara seragam.
Jawab :
C. Benar, karena kata alami, merupakan kata populer.
6. Berikut ini penggunaan yang benar untuk tanda baca titik dua, dalam penulisan berikut
adalah ....
A. Kita harus menghindari hadirnya stres dalam hidup kita, hal tersebut ditandai dengan gejalagejala seperti: timbulnya depresi dan kecemasan berlebihan.
B. Yulianto, B. 1996. Teori Belajar Bahasa. Surabaya : Penerbit IKIP Surabaya.
C. Sukarton, Lastri Fardani. 1998 : Gunung Biru di Atas Dusunku. Jakarta, PN Balai Pustaka.
D. Hasil tes yang dilakukan seperti itu banyak mengandung kelemahan, diantaranya : frekuensi
tes yang hanya dua kali.
Jawab :
B. Benar, karena tanda titik dua juga dipakai antara tempat terbit dengan penerbit dalam
penulisan daftar pustaka.
7. Berikut ini kalimat yang memiliki kata asing adalah kecuali kalimat ....
A. Akibat kebersihan air yang tidak terjaga, kita beresiko terpapar air yang terkontaminasi
kuman.
B. Bank swasta tersebut memiliki jumlah costumer yang cukup besar di Indonesia.
C. Jangan dulu memberikan judgment bahwa seseorang tersebut tidak suka pada kita sebelum
kita mengenalnya dengan baik.
D. Kulit orang Indonesia berwarna putih kekuningan atau kuning kecoklatan, menandakan kulit
yang banyak mengandung pigmentasi
Jawab :
Pernyataan A , karena kata costumer, judgment dan pigmentasi adalah kata asing.
8.

Syarat pemakaian kalimat efektif untuk penulisan sebuah karangan adalah ....
A. Sekurang-kurangnya terdapat unsur subjek dan predikat, kehematan, kesejajaran, kevariasian
dan penekanan
B. Sebaiknya terdapat pemenggalan kata, penulisan kata depan, pemakaian tanda baca
C. Sebaiknya terdapat gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas, contoh-contoh dan fakta15

fakta
D. Sebaiknya memperhatikan penggunaan kata yang bermakna sinonim dan antonim, denotasi
dan konotasi, kata umum dan kata khusus, kata populer dan kata kajian
Jawab :
A. Benar, karena hal tersebut merupakan syarat pemakaian kalimat efektif.
9.

Penalaran deduktif adalah ....


A. Pengembangan paragraf dengan cara menyajikan serangkaian kalimat penjelas terlebih
dahulu dan diakhiri dengan kalimat utama.
B. pengembangan paragraf kalimat utama yang berisi gagasan utama diikuti oleh kalimatkalimat penjelas.
C. pengembangan paragraf dimana pokok pikiran utama yang dikemukakan kembali pada akhir
paragraf.
D. paragraf yang dikembangkan berdasarkan hasil pengamatan terhadap suatu objek
Jawab :
B. Benar, karena pernyataan tersebut merupakan penjelasan dari paragraf deduktif.

10. Jika Anda termasuk dalam kelompok yang gampang naik darah, ada cara mudah dan
murah menurunkan tensi darah. Anda cukup mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur
atau dua buah apel dan dua tomat sehari. Menurut para peneliti dari Jerman, semakin
banyak perempuan mengonsumsi produk segar, semakin rendah tekanan darah mereka.
Hal tersebut disebabkan efek kombinasi vitamin C, pottasium, kalsium, dan nutrisi lain
dalam sayur dan buah segar tersebut. (Chic no.03-III. 28 Maret- 12 April 2007) Contoh
paragraf tersebut menggunakan jenis penalaran ....
A. deduktif
B. induktif
C. deduktif induktif
D. naratif
Jawab :
C. Benar, karena pokok pikiran utama paragraf tersebut ada di awal dan di akhir paragraf.

16

MODUL 6
Keterampilan Berbahasa Terpadu Dengan Fokus Menyimak
6.1 Keterpaduan Keterampilan Berbicara dengan Fokus Menyimak
Pada umumnya, menyimak dan berbicara dilakukan secara tatap muka, namun, pada
zaman moderen seperti sekarang, menyimak dan berbicara dapat dilakukan dengan tatap muka.
Menyimak dan berbicara memiliki hubungan yang sangat erat karena keduanya merupakan dua
keterampilan yang berbeda dalam satu ragam bahasa, yaitu bahasa lisan.
Berbicara adalah sebuah keterampilan menyampaikan gagasan, informasi atau pesan
kepada orang lain dengan menggunakan media yang berupa simbol-simbol fonetis atau lebih
singkatnya dengan menggunakan median berupa bahasa lisan. Bukti bahwa menyimak memiliki
hubungan erat dengan berbicara adalah :
a.

Anak belajar berbicara melalui menyimak terlebih dahulu ujar-ujaran orang disekitarnya

b.

dan menirunya.
Pada umumnya orang lebih mudah mengingat isi pembicaraan dibandingkan dengan isi

tulisan.
c. Kualitas keterampilan seseorang pembicara sangat mempengaruhi hasil menyimak
seseorang.
Sama dengan keterampilan berbahasa yang lain, latihan merupakan satu-satunya cara
orang untuk dapat meningkatkan kualitas keterampilan menyimak dan berbicarnya.
6.2 Keterpaduan Keterampilan Membaca dengan Fokus Menyimak
Kemampuan menyimak merupakan salah satu faktor pendukung bagi keberhasilan
seseorang dalam belajar secara efektif. Menyimak dan membaca merupakan keterampilan
berbahasa yang bersifat reseftif, jika dalam menyimak, si penyimak berusaha menangakap pesan
yang disampaikan dalam bahasa lisan, maka dalam membaca, si pembaca berusaha menangkap
pesan yang disampaikan dalam bentuk tulis. Dalam melakukan kegiatan menyimak dan
membaca memerlukan kesiapan yang sama, yaitu harus memiliki penguasaan terhadap simbolsimbol bahasa, pengetahuan yang berkaitan dengan materi simakan atau bacaan, pengetahuan
17

tentang diksi dan gaya bahasa, serta kemampuan menangkap makna tersurat dan tersirat.
6.3 Keterpaduan Keterampilan Menulis dengan Fokus Menyimak
Menulis Hasil Simakan
Menulis dengan fokus menyimak, artinya melalui menyimak anda berlatih menuliskan
kembali bahan-bahan yang anda simak kedalam tulisan dengan menggunakan bahasa anda
sendiri. Kemampuan menyimak yang harus anda miliki untuk berlatih menulis, membaca, dan
berbicara adalah kemampuan menyimak tingkat lanjut. Jika belum sampai pada tingkat lanjut,
artinya anda harus meningkatkan daya simak anda sampai mencapai tingkat tersebut.

18

SOAL MODUL 6
1. Dalam menangkap gagasan inti simakan, kita dapat melakukan beberapa kegiatan
diantaranya....
A. memperhatikan tanda-tanda baca, ejaan, dan berkonsentrasi penuh dalam menangkap gagasan
B. memusatkan perhatian dan memuat catatan, dan menjawab latihan-latihan yang ada.
C. menuangkan setiap gagasan dan pikiran secara tepat dan efektif
D. mengekspresikan pikiran dan perasaan dalam bentuk tuturan
Jawab :
B. Benar, untuk dapat menangkap isi simakan penyimak harus memusatkan perhatian dan
memuat catatan, serta menjawab latihan-latihan merupakan strategi untuk menangkap gagasan.
2. Menyimak kritis adalah jenis menyimak yang ....
A. dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif.
B. dilakukan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas
C. dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru
D. dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang akurat
Jawab :
A. Benar, menyimak kritis harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar dapat memberikan
penilaian secara objektif.
3. Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi adalah tataran menyimak di mana
penyimak diharapkan mampu ....
A. mengenal bunyi-bunyi dan memahaminya dalam taraf terpimpin
B. mengenal berbagai jenis bunyi suatu bahasa, kata-kata, frase-frase dan kalimat dalam
hubungan timbal balik antarunsur
C. mengenal bunyi-bunyi dan kemampuan memahami sesuatu unit ujaran, tetapi belum dituntut
adanya kemampuan merencanakan, menyimpan, dan memproduksi
D. menyimak kontinum wacana yang panjang, baik ragam bacaan, cerita-cerita menarik, berita
surat kabar, dan sebagainya
Jawab :
C. Benar, karena hal tersebut memang ada pada tataran identifkasi dan seleksi tanpa retensi.
4. Berikut ini yang termasuk contoh keterpaduan keterampilan berbicara dengan fokus
menyimak adalah ....
A. siswa mendengarkan penyajian seorang moderator tentang hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan diskusi, setelah beberapa temannya ketika berdiskusi, setelah itu mereka mengajukan
pertanyaan tentang topik diskusi
B. siswa membaca naskah pertunjukan drama, setelah itu guru mengadakan diskusi dengan
siswa untuk berlatih drama
C. siswa membuat tulisan tentang kenaikan harga kebutuhan pokok, kemudian membacakannya
19

di depan kelas
D. siswa berpidato di depan kelas kemudian guru dan teman-temannya mendiskusikan kelebihan
dan kekurangan pelaksanaan pidato tersebut
Jawab :
A. Benar, karena kegiatan pertama, fokus yang dilakukan siswa sekolah adalah menyimak
dilanjutkan dengan berdiskusi (berbicara).
5. Pernyataan yang menjelaskan hubungan antara membaca dengan menyimak adalah ....
A. Menyimak dan membaca memerlukan kesiapan yang sama, yakni menguasai simbol-simbol
bahasa, memiliki pengetahuan, yang berkaitan dengan materi simakan, diksi dan gaya bahasa
B. Menyimak menjadikan seseorang lebih suka membaca
C. Membaca menjadikan seseorang lebih terpengaruh untuk sering menyimak
D. Menyimak dan membaca dapat berlangsung dalam situasi formal saja
Jawab :
A. Benar, karena menyimak dan membaca membutuhkan penguasaan simbol-simbol bahasa,
pengetahuan, yang berkaitan dengan materi simakan, diksi dan gaya bahasa.
6. Berikut ini yang merupakan contoh kegiatan keterpaduan keterampilan membaca
dengan fokus menyimak adalah ....
A. Setelah menyimak penjelasan tentang penyakit yang berjangkit akhir-akhir ini, siswa ditugasi
membaca wacana kesehatan yang berjudul flu burung. Kemudian siswa diminta menjawab
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut.
B. Siswa menyimak rekaman video mengenai kenaikan harga bahan-bahan pokok. Kemudian
guru meminta siswa menyimpulkan apa yang mereka lihat secara lisan.
C. Guru meminta siswa mengamati alam sekitar, kemudian membuat cerita secara lisan
berdasarkan apa yang mereka simak tadi.
D. Siswa diberi tugas untuk membuat tulisan tentang bencana alam, kemudian salah satu dari
mereka diminta membacakan hasil tulisannya di depan kelas, sementara itu teman-teman lainnya
menyimak.
Jawab :
A. Benar, kegiatan tersebut berfokus pada keterampilan menyimak yang dilanjutkan/dipadukan
dengan keterampilan membaca.
7. Kegiatan berikut ini yang merupakan contoh keterpaduan keterampilan menulis
dengan fokus menyimak, adalah ....
A. Sekelompok siswa membuat naskah drama 1 babak, kemudian dipentaskan di depan kelas,
sementara itu siswa lain menyimaknya.
B. Siswa diajak untuk menonton pementasan pembacaan puisi. Setelah itu mereka diminta untuk
membuat parafrase dari salah satu puisi yang telah dibacakan tadi.
C. Siswa diminta untuk membuat tulisan argumentasi, kemudian mereka memasang tulisan
mereka di majalah dinding.
D. Siswa bersama guru membahas mengenai sebuah artikel tentang banjir dan dampak yang
20

sedang dihadapi. Setelah itu, guru menugasi siswa-siswa untuk menuliskan kesimpulan dari hal
yang telah didiskusikan.
Jawab :
B. Benar, contoh kegiatan tersebut merupakan keterpaduan keterampilan menulis dengan fokus
menyimak
8. Berikut ini yang merupakan contoh kegiatan keterpaduan keterampilan menyimak
dengan fokus berbicara adalah ....
A. Siswa mendengarkan dialog yang disajikan dalam bentuk rekaman kaset, kemudian mereka
membuat kesimpulan dari dialog tersebut secara tertulis.
B. Seorang siswa bercerita/mendongeng di depan kelas, siswa lain menyimak dengan baik,
kemudian mendiskusikan isi dan pelaksanaan/cara siwa tersebut bercerita.
C. Setelah menguasai naskah drama siswa mendemonstrasikan drama tersebut di depan kelas.
D. Guru menjadi model dalam membacakan puisi sementara itu siswa-siswanya menyimak
pembacaan puisi tersebut
Jawab :
B. Benar, karena kegiatan tersebut merupakan keterpaduan keterampilan menyimak dengan
fokus berbicara.
9. Berikut ini kegiatan yang merupakan keterpaduan keterampilan menyimak dengan
fokus menulis, kecuali ....
A. menyimak sebuah lagu, kemudian menulis isi lagu dengan bahasa sendiri
B. mahasiswa menyimak materi sebuah matakuliah, kemudian dosen meminta mahasiswa
membuat ringkasan dari hasil simakannya.
C. siswa menyimak sebuah lagu karya Iwan Fals, yang berjudul Oemar Bakrie, setelah itu
mereka diminta untuk membuat artikel atau yang berhubungan dengan lagu yang telah didengar
tadi.
D. siswa Sekolah Dasar, mendengarkan dongeng yang diceritakan di depan kelas oleh gurunya
kemudian mereka diminta untuk membuat puisi berdasarkan dongeng yang telah mereka simak.
Jawab :
A. Benar, kegiatan tersebut tidak menunjukkan adanya keterpaduan keterampilan menyimak
dengan fokus menulis.
10. Pernyataan yang menggambarkan adanya hubungan antara keterampilan berbicara
dengan keterampilan menyimak adalah ....
A. proses berbicara secara alami selalu berpadu dengan proses menyimak, tidak ada orang yang
mau berbicara tanpa ada yang mau menyimak
B. kemampuan yang mencakup kedewasaan mental, penguasaan kosakata, kemampuan
mengikuti urutan ide-ide, dan minat terhadap bahasa
C. keterampilan berbicara akan diperoleh secara maksimal apabila pembicara selalu berperan
menjadi pendengar
D. keterampilan berbicara akan diperoleh secara optimal apabila kita sering melihat orang
menulis.
21

Jawab :
A. Benar, proses berbicara selalu berpadu dengan proses menyimak.

22

Anda mungkin juga menyukai