Anda di halaman 1dari 50

Pendahuluan

Tumbuhan merujuk pada organisme yang


termasuk ke dalam Regnum Plantae. Di
dalamnya termasuk semua tumbuhan
berpembuluh, baik semu maupun sejati (
lumut hati, lumut, paku-pakuan dan
tumbuhan berbiji). Dalam beberapa versi
taksonomi tumbuhan, alga hijau juga
dimasukkan dalam kerajaan (regnum) ini.
Tercatat sekitar 300.000 spesies organisme
termasuk di dalamnya.

Tumbuhan merupakan organisme


autotrof yang memanfatkan klorofil
sebagai komponen pengubah energi
foton dari cahaya matahari menjadi
energi kimiawi dalam bentuk gula.
Proses pengalihan ini dikenal sebagai
fotosintesis. Istilah "asimilasi karbon"
dipakai juga untuk proses ini karena
memerlukan karbon yang diperoleh
dari CO2 bebas dari udara. Karena
sifatnya yang autotrof, tumbuhan
selalu menempati posisi pertama
dalam rantai aliran energi melalui
organisme hidup (rantai makanan).

WHITTAKER FIVE KINGDOM SYSTEM (1978)


Plant Classification

1. KINGDOM: Monera
1.1. SUBKINGDOM Archaebacteriobionta
(archaebacteria)
1.1.1. DIVISION Archaebacteriophyta methane,
salt and sulfolobus bact.)
1.2. SUBKINGDOM Eubacteriobionta(true bacteria)
1.2.1. DIVISION Eubacteriophyta
1.2.1.1. Class Eubacteriae (unpig,
purple, green sulphur bacteria)
1.2.1.2. Class Cyanobacteriae (bluegreen bacteria)
1.2.1.3. Class Prochlorobacteriae
(prochlorobacteria)

2. KINGDOM: Protoctista
2.1. SUBKINGDOM: Phycobionta
2.1.1. DIVISION Xanthophyta 275 (yellow-green algae)
2.1.2. DIVISION Chrysophyta 400 (golden-brown algae)
2.1.3. DIVISION Dinophyta (Pyrrhophyta) 1,000
(dinoflagellates)
2.1.4. DIVISION Bacillariophyta 5,500 (diatoms)
2.1.5. DIVISION Cryptophyta 74 (cryptophytes)
2.1.6. DIVISION Haptophyta 250 (haptonema organisms)
2.1.7. DIVISION Euglenophyta 550 (euglenoids)
2.1.8. DIVISION Chlorophyta
2.1.8.1. Class Chlorophyceae 10,000 (green algae)
2.1.8.2. Class Charophyceae 200 (stoneworts)
2.1.9. DIVISION Phaeophyta 900 (brown algae)
2.1.10. DIVISION Rhodophyta 2,500 (red algae)
2.2. SUBKINGDOM: Mastigobionta 960
2.2.1. DIVISION Chytridiomycota 750 (chytrids)
2.2.2. DIVISION Oomycota (water molds) 475
2.3. SUBKINGDOM: Myxobionta 320
2.3.1. DIVISION Acrasiomycota (cellular slime molds) 21
2.3.2. DIVISION Myxomycota 500 (true slime molds)

3. KINGDOM: Fungi
3.1. DIVISION Zygomycota 570
(coenocytic fungi)
3.1.1 SUBDIVISION Zygomycotina
3.2. DIVISION Eumycota 350
(septate
fungi)
3.2.1. SUBDIVISION Ascomycotina
56,000 (cup fungi)
3.2.2.
SUBDIVISION Basidiomycotina
25,000 (club fungi)
3.2.3.
SUBDIVISION Deuteromycotina
22,000 (imperfect fungi)
3.2.4. SUBDIVISION Lichenes
13,500

4. KINGDOM: Plantae
Divisio:

Chlorophyta

Divisio:

Anthocerophyta

Divisio:

Hepatophyta

Divisio:

Bryophyta

Divisio:

Equisetophyta

Divisio:

Lycopodiophyta

Divisio:

Psilotophyta

Divisio:

Ophioglossophyta

Divisio:

Pteridophyta

Divisio:

Cycadophyta

Divisio:

Ginkgophyta

Divisio:

Pinophyta

Divisio:

Gnetophyta

Divisio:

Angiospermae

Divisio:

Gimnospermae

Tumbuhan non Tracheophyta (tak


berpembuluh) Lumut ( bryophyta )
Tumbuhan tracheophyta (berpembuluh)
- Paku-pakuan (Pteridophyta)
- Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)

Lumut daun (moss)


Lumut hati (liverwort)
Lumut tanduk (hornwort)

Marchantia bahan obat untuk sakit


hepatitis (liver).
Sphagnum (lumut gambut) sebagai
bahan pembalut dan sumber bahan
bakar.

Berdaun kecil (mikrofil)


Berdaun besar (makrofil)

Daun fertil / sporofil (penghasil spora)


Daun steril / tropofil(tanpa spora)

(Tumbuhan Berbiji)

(Biji Terbuka)

(Biji Tertutup)

(Mlinjo)
(Pakis)

(Pinus)

Tatanama biologi
Tata nama dalam biologi telah mengalami
perubahan berkali-kali semenjak manusia
mencatat berbagai jenis organisme. Plinius
dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis
sejumlah nama tumbuhan dan hewan
dalam ensiklopedia yang dibuatnya dalam
bahasa Latin. Sistem penamaan organisme
selanjutnya selalu menggunakan bahasa
Latin dalam tradisi pencatatan Eropa.
Hingga sekarang sukar dijumpai sistem
penulisan nama organisme yang dipakai
dalam tradisi Arab atau Tiongkok.
Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan
nama menggunakan nama setempat (nama
lokal). Keadaan berubah setelah cara
penamaan yang lebih sistematik
diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam
kitab yang ditulisnya, Systema Naturae
("Sistematika Alamiah").

Tatanama binomial
Tatanama binomial (binomial berarti 'dua
nama') merupakan aturan penamaan baku
bagi semua organisme (makhluk hidup) yang
terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi
(biologi), dengan mengambil nama genus dan
nama spesies. Nama yang dipakai adalah
nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin
atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini
pada awalnya diterapkan untuk fungi,
tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya
(Carolus Linnaeus), namun kemudian segera
diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang
disepakati untuk nama ini adalah 'nama
ilmiah' (scientific name). Awam seringkali
menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun
istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena
sebagian besar nama yang diberikan bukan
istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama
yang diberikan oleh orang yang pertama kali
memberi pertelaan atau deskripsi (disebut
deskriptor) lalu dilatinkan.

Penamaan organisme pada saat ini diatur


dalam
Peraturan Internasional bagi Tatanama Botani
(ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi,
dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan;
Peraturan Internasional bagi Tatanama Zoolog
i
(ICZN) bagi hewan dan fosil hewan; dan
Peraturan Internasional bagi Tatanama Prokar
iota
(ICNP). Aturan penamaan dalam biologi,
khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan
dengan aturan lain yang berlaku bagi
tanaman budidaya (
Peraturan Internasional bagi Tatanama Tana

Aturan penulisan

Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan


nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet")
spesies mengikutinya.

Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf besar,


uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa
(huruf kecil, lowercase).

Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya


(artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf
kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak
menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua)
kecuali untuk hal berikut:

1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah


ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya.
Teladan: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa
cara penulisan ini adalah konvensi yang berlaku saat ini sejak
awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula
oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali
dengan huruf besar jika diambil dari nama orang atau tempat.

2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah


yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies.

Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk


tumbuhan) dari deskriptor boleh diberikan di belakang
nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau
tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies
digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang berlaku
sekarang, nama deskriptor ditulis dalam tanda kurung.
Teladan: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus,
1978) yang terakhir semula dimasukkan dalam genus
Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).

Pada penulisan teks yang menyertakan nama


umum/trivial, nama ilmiah biasanya menyusul dan
diletakkan dalam tanda kurung.
Teladan pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN
KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA
TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah
singkatan dari deskriptor (dalam contoh ini E.D. Merrill)
yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkan
Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul
karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga disebut
kedelai.).

Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan


pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup
dengan mengambil huruf awal nama genus dan
diberi titik lalu nama spesies secara lengkap.
Teladan: Tumbuhan dengan bunga terbesar
dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang
dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia
arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula
kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma,
dengan ukuran bunga yang lebih kecil.

Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.

Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani)


digunakan jika nama spesies tidak dapat atau
tidak perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi
dan botani) merupakan bentuk jamak. Teladan:
Canis sp., berarti satu jenis dari genus Canis;
Adiantum spp., berarti jenis-jenis Adiantum.

Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya


adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani)
yang menunjukkan subspesies yang belum
diidentifikasi. Singkatan ini berarti "subspesies",
dan bentuk jamaknya "sspp." atau "subspp."
Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika
identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf.
splendens berarti "sejenis burung mirip dengan
gagak (Corvus splendens) tapi belum dipastikan
sama dengan spesies ini".
Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem
Klasifikasi Binomial".

Urutan takson dalam klasifikasi


-

Kingdom
Divisi/Phylum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

Soybean
Scientific classification
Kingdom:
Plantae
Phylum:

Magnoliophyta

Class:

Magnoliopsida

Order:

Fabales

Family:

Fabaceae

Subfamily:

Faboideae

Genus:

Glycine

Species:

Glycine max
Binomial name
Glycine max
(L.) Merr.

Arecaceae (Palmae) kelapa, pinang, palempaleman


Poaceae (Gramineae) rumput-rumputan,
padi, jagung n serealia
Cyperaceae (teki-tekian) rumput teki
Brassicaceae Kubis-kubisan
Liliaceae lily, bawang, bakung
Orchidaceae famili anggrek
Zingiberaceae famili jahe

Araceae (keladi-keladian) keladi/talas, keladi


tikus, Aglaonema, Anthurium, kalalili
(tanaman hias atau liar
Pandanaceae pandan-pandanan
Bromeliaceae nanas-nanasan

Malvaceae Kapas-kapasan, kembang


sepatu, durian dan kerabatnya
Dipterocarpaceae Meranti-merantian
Euphorbiaceae - euphorb family
Rubiaceae - kopi
Fabaceae - legume family
Solanaceae Terung-terungan
Lauraceae medang-medangan, ulin
Verbenaceae jati, dll

Anda mungkin juga menyukai