3. Comminutors
Bila air limbah banyak mengandung
bahan sampah
(padatan) .Pada umunya berupa unit
mekanis fabrikan
yang dirancang untuk melakukan
pemarutan materi
padatan
yangbertujuan
masihagar
lolos
dari
Bar Rack
Pemasangan
unit tersebut
tidak
mengganggu
sistem
mekanikal
(pompa). Kerusakan pompa dapat terjadi bila materi
atau Bar
padatan atau partikel diskret terangkut dalam sumur pompa
Screen. Biasanya dipasang pada bagian
akhir Grit
Chambers.
Bak Equalisasi
Bangunan ini berfungsi untuk menampung dari
seluruh sumber air limbah sebelum dilakukan
pemompaan ke unit pengolahan lanjut. Bak ini
dirancang untuk memberikan kesempatan air limbah
terakumulasi dari berbagai sumber air limbah. Pada
umumnya dirancang dengan waktu detensi 20-30
menit. Dengan menggunakan rancangan tersebut
volume air limbah yang akan ditampung dalam bak
equalisasi sebesar V= Q.t m 3. Rancangan bak
equalisasi dihitung berdasarkan keseimbangan aliran.
Dasar perancangan dilakukan dengan menyusun
selisih antara air yang masuk dan air yang keluar dari
ke pengolahan lanjut.
Kolam Sumuran
Kolam ini dirancang untuk menempatkan inlet pompa
yang berfungsi untuk memberikan energi tambahan
kepada air limbah agar dapat mengalir ke unit
selanjutnya. Kolam sumuran biasanya dirancang dengan
waktu detensi 20-30 menit. Rancangan ini memberikan
waktu yang cukup bila pompa mengalami kerusakan.
Pada unit ini pada umumnya dilengkapi dengan sistem
otomatis untuk mengendalikan pengoperasian pompa.
Pada saat air pada kondisi minimum pompa akan
berhenti beroperasi, hingga tampungan mencapai
maksimum volume bak, pada saat tersebut pompa
kembali dapat beroperasi.
Netralisasi
Proses ini merupakan salah satu bentuk untuk
menggabungkan beberapa sifat air limbah dengan
sifat yang antagonis. Unit ini juga dapat diterapkan
bila salah satu limbah memiliki sifat yang ekstrim
(terlalu asam, atau terlalu basa). Penambahan bahan
yang bersifat asam atau basa tergantung dari jenis
limbah yang dihasilkan. Netralisasi air limbah
membantu dalm proses selanjutnya terutama untuk
pengolahan secara biologis, yang membutuhkan
proses pengolahan pada kondisi netral.
Pembubuhan Kimia
Pembubuhan bahan kimia dilakukan untuk membantu
proses Flotasi atau Proses Sedimentasi. Pebubuhan
Koagulan atau Gas sering dilakukan pada unit
pembubuh kimia. Dengan penambahan bahan kimia
akan mempercepat proses sedimentasi. Proses
flotasi pada umumnya ditambahkan bahan untuk
meningkatkan berat jenis air limbah sehingga bahan
yang melayang dapat dibuat mengapung.
Flotasi (Pengapungan)
Flotasi atau pengapungan merupakan salah satu
proses pengolahan awal, dengan cara mengapung
kan limbah dan bahan melayang lain, sehingga dapat
dipisahkan antara air limbah dengan bahan tersebut.
Jenis bahan yang dilakukan proses pengolahan
dengan metode ini berupa lemak, minyak, dan bahan
lain yang melayang pada air limbah. Teknologi yang
diterapkan pada umumnya berupa pengaliran secara
Up-Flow, sehingga lemak, minyak dan bahan lain
yang mengapung dapat dipisahkan dengan scrabber.
Untuk selanjutnya bahan yang berhasil dipisahkan
dilakukan proses pengolahan lanjut.
Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses yang ditujukan untuk
mengendapkan partikel yang dapat mengendap
secara gravitasi atau dengan bahan bantuan
penambahan koagulan. Pengendapan tersebut
terutama ditujukan untuk memisahkan partikel diskrit
dan partikel tersuspensi. Pengendapan tersebut
mampu mereduksi 30-40% bahan bahan tersuspensi.
Proses sedimentasi dapat dirancang dengan
menggunakan pola pengendapan konvensional atau
dengan melakukan modifikasi dengan teknologi plate
settler atau Tube Setller.
Filtrasi
Proses lanjutan dari sedimentasi adalah filtrasi. Unit ini
dirancang untuk mengendapkan materi yang tidak
mengandap selama proses sedimentasi. Filtrasi dilakukan
melalui media yang dirancang dengan diameter tertentu.
Filtrasi mampu memisahkan partikel atau flokulan.
Mekanisme filtrasi dapat berlangsung secara fisik, kimia,
dan biologis. Mekanisme secara fisik pemisahan ini
dilakukan akan adanya porositas media filter dan daya tarik
dinding dan adsorbsi dari media. Mekanisme kimia dapat
terjadi akibat adanya reaksi kimia antara bahan yang akan
dipisahkan dengan oksigen yang berada pada media filter.
Sedangkan mekanisme biologi dapat berlangsung dengan
adanya mikroorganisme aerob maupun an-aerob di dalam
filter.
PENYARINGAN BIOLOGIS
Trickling Filter
An-Aerobik Treatment
Pengolahan dengan teknologi an-aerob dilakukan untuk limbah dengan BOD lebih dari
1000 mg/lt. Pengolahan dengan metode ini dilakukan tanpa oksigen, sehingga
penguraian dilakukan oleh mirkoorganisme yang an-aerob. Proses pengolahan pada
umumnya berjalan relatif lambat dibandingkan dengan proses penguraian secara aerob.
Hasil proses penguraian menghasilkan H2S, CH4. NH3. Beberapa Teknologi yang
dilakukan dengan proses an-aerob adalah : UASB, Septic Tank, An-Aerobik Bio Filter
dan sebagainya.
PENGOLAHAN SEKUNDER
(SECONDARY TREATMENT)
Merupakan salah satu teknologi pengolahan air limbah yang dirancang dengan oksidasi
secara alami. Oksidasi memanfaatkan proses aerasi dari adanya penambahan oksigen
dari atmosfer.
a. Filtrasi
Proses pengolahan lanjutan dengan memanfaatkan filter pada umunya, filter yang berbeda dengan filter pada
pengolahan primer.
b. Ozonisasi
Proses ozonisasi dilakukan dengan tujuan untuk melakukan netralisasi bahan organik yang berasal dari
mikroorganisme yang terangkut pada air limbah.
Pengolahan Lumpur
a. Thickener
Sludge thickening memanfatkan gaya gravitasi dengan menampung bubur tersebut dalam kolam dengan ketebalan
tertentu.
b. Sludge Digestion
Pengahancur sludge (Sludge Digestion) merupakan alternatif lain penanganan lumpur yang dilakukan dengan
menghancurkan lumpur yang dihasilkan.
TUGAS INDIVIDU