ACARA I
BLANCHING
Penanggung Jawab :
Astry Pratiwi
Kiki Rizky Annanda
(A1M014052)
(A1M014061)
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan pangan hasil pertanian relatif mudah mengalami perubahan yang
mengarah pada kerusakan bahan pangan tersebut, terutama pada bahan pangan
yang sering kita konsumsi setiap harinya yang cenderung bersifat perishable
seperti daging, buah, dan sayur. Ada banyak metode untuk mencegah terjdinya
kerusakan bahan pangan tersebut, salah satunya dengan thermal processing,
seperti metode blansing.
Blansing dapat menyebabkan
perubahan
fisik
dan
kimia yang
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Blanching
Menurut Kusnandar (2010), pengolahan pangan dengan menggunakan
proses termal bertujuan untuk membunuh atau menginaktifkan mikroorganisme
yang dapat menyebabkan kebusukan produk pangan maupun berbahaya bagi
kesehatan. Ada beberapa macam proses pemanasan yang umum diterapkan dalam
pengolahan pangan yaitu blansir, pasteurisasi, sterilisasi, dan hot-filling. Menurut
Koswara (2009), umumnya proses yang diaplikasikan pada sayur dan buah adalah
proses blansir. Menurut Nurul (2009) dalam Sari (2010), proses blansir juga selalu
digunakan
oleh
pendahuluan.
pabrik
pengolahan
pangan
sebagai
proses
pemanasan
Blansir adalah proses pemanasan pada bahan pangan dengan suhu tinggi
yaitu 801000C (Koswara, 2009). Tujuan blansir menurut Kusnandar (2010)
adalah menginaktifasi enzim, mengurangi jumlah mikrobia awal (terutama
mikrobia pada permukaan bahan pangan, buah, dan sayuran), melunakkan tekstur
buah dan sayuran sehingga mempermudah proses mengisian buah/sayuran dalam
wadah, dan mengeluarkan udara yang terperangkap pada jaringan buah/sayuran
yang akan mengurangi kerusakan oksidasi dan membantu proses pengalengan
dengan terbentuknya head space yang baik. Dengan demikian blansir dapat bukan
ditujukan sebagai proses pengawetan, melainkan agar dapat memperbaiki mutu
bahan pangan sebelum diberi proses yang lebih lanjut.
Menurut Winarno (2002), blanching merupakan suatu cara pemanasan
pendahuluan yang dilakukan selama beberapa menit, dengan menggunakan air
panas atau uap yang biasanya dilakukan terhadap buah dan sayur untuk
menginaktifkan enzim alami yang terdapat dalam bahan tersebut antara lain enzim
katalase dan peroksidase yang tahan terhadap panas. Proses blanching termasuk
ke dalam porses termal dan umumnya membutuhkan suhu berkisar 75-95C
selama 10 menit. Tujuan utama blanching ialah menginaktifkan enzim
diantaranya enzim peroksidase dan katalase, walaupun sebagian dari mikroba
yang ada dalam bahan juga turut mati. Kedua jenis enzim ini paling tahan
terhadap panas. Blanching biasanya dilakukan terhadap sayur-sayuran dan buahbuahan yang akan dikalengkan atau dikeringkan. Blanching juga berguna untuk
menghilangkan gas dalam bahan sehingga proses oksidasi dapat dicegah,
memperbaiki warna dan aroma bahan serta melunakkan dinding sel sehingga
dapat mempermudah proses pengolahan selanjutnya (Desrosier, 2008).
Tujuan Blanching
Menurut Anggraeni (2008) dalam Sari (2010), tujuan blanching antara lain
adalah sebagai berikut.
1. Inaktivasi enzim
Tujuan utama blanching adalah untuk menginaktifkan enzim di dalam
bahan pangan (Winarno, 2002). Enzim alami yang terdapat dalam bahan
tersebut antara lain enzim katalase dan peroksidase yang paling tahan terhadap
panas. Kebanyakan enzim dalam buah dan sayuran menjadi inaktif karena
panas. Untuk produk yang dikalengkan, inaktivasi enzim yang dibutuhkan
hanya sebagian, karena akan dilengkapi selama perlakuan panas berikutnya.
Namun demikian, inaktivasi enzim sebagian penting untuk produk untuk
meminimalkan efek yang merugikan dari aktivitas enzim, misalnya perubahan
warna, flavor, dan tekstur.
2. Menghilangkan udara interseluler dan gas-gas lain.
Buah dan sayuran mentah mengandung udara interseluler dan gas-gas lain
yang akan dilepaskan selama sterilisasi atau pasteurisasi jika tidak dihilangkan
selama blanching. Oksigen dalam udara dilepaskan melalui head space dapat
menyebabkan produk teroksidasi dan korosi internal oksidatif pada kaleng.
Gas-gas akan mengurangi vakum head space yang mengakibatkan masalah
tekanan internal selama pengalengan dan mempengaruhi hasil yang dicapai.
Blanching juga berguna untuk menghilangkan gas dalam bahan sehingga
proses oksidasi dapat dicegah, memperbaiki warna dan aroma bahan serta
melunakkan dinding sel sehingga dapat mempermudah proses pengolahan
selanjutnya (Desrosier, 2008).
3. Mengurangi mikrobia permukaan dan kontaminasi kimia
Blanching mengurangi tingkat kontaminan mikrobia, pestisida dan
fungisida. Pengurangan tersebut tergantung dari metode blanching yang
digunakan, suhu dan waktu. Blanching air panas dapat menghasilkan
pengurangan yang lebih besar karena efek penambahan pencucian.
Hal ini harus dicatat bahwa spora shock thermal panas yang dapat mengalami
perkecambahan akibat blanching. Jika produk sayuran yang di-blanching
dilakukan untuk beberapa waktu utamanya untuk proses termal lebih lanjut,
harus dilakukan dibawah suhu 400C untuk meminimalkan perkecambahan dan
pertumbuhan dari organisme tersebut. Pembersihan dan disinfeksi yang cukup
dari blanching dapat menyebabkan mikroorganisme tahan panas beradaptasi
terhadap suhu dan bahan yang digunakan.
4. Penyesuaian tingkat kelembaban
Selama pemasakan beberapa sayuran, misalnya bayam, kehilangan berat
karena leaching dari komponen cairnya, sedangkan yang lain misalnya
kentang menyerap air. Jadi, selama akhir proses termal, perubahan kadar air
dari produk dapat membuat kontrol dari berat kering akhir menjadi sulit.
Variasi kelembaban dalam produk dapat diturunkan dengan blanching.
5. Mengawetkan warna dari buah yang mengandung pigmen antosianin
1. Blanching menggunakan air panas (hot water blanching). Pada cara ini bahan
kontak langsung dengan air panas sehingga bahan akan banyak kehilangan
komponen-komponen yang bersifat larut dalam air. Suhu yang digunakan
sekitar 75 1000C.
2. Blanching dengan menggunakan uap (steam blanching). Cara ini lebih baik
dibandingkan dengan blanching mengunakan air panas yaitu kehilangan
komponen yang bersifat larut dalam air lebih sedikit. Tekanan uap yang
digunakan pada tekanan atmosfer ataupun tekanan yang lebih rendah.
3. Blanching dengan microwave. Cara ini dilakukan dengan meletakkan bahan
dan didiamkan dalam microwave, dengan keadaan bahan yang dikemas dalam
wadah tipis (film bag). Kelebihan dari cara ini adalah dapat menurunkan
kandungan mikroba dan sedikit kehilangan nutrisi, tetapi cara ini sangat mahal
harganya.
Proses blanching paling optimum dilakukan dengan proses High
Temperature short time dimana blanching dilakukan dalam waktu yang cepat
dengan metode Steam Blanching, karena pada proses ini pelarutan zat nutrisi yang
disebabkan karena bahan yang tidak tahan terhadap panas dan mudah terlarut
dalam air dapat dikurangi.
Menurut Harrison dan Andress (2006), waktu blansir sangat penting dan
bervariasi antar sayuran dan ukurannya. Blansir yang terlalu singkat
(underblanching) justru akan menstimulasi aktivitas enzim dan hasilnya lebih
buruk dibandingkan sayuran yang tidak diblansir. Sementara blansir yang terlalu
lama (overblanching) menyebabkan hilangnya flavor, warna, vitamin, dan
mineral. Waktu blansir yang dibutuhkan sebelum proses disimpan dalam suhu
rendah bagi wortel yang berukuran kecil adalah 5 menit, sedangkan yang
dipotong-potong kecil cukup selama 2 menit. Tomat tidak memiliki waktu yang
dibatasi, tetapi disarankan selama 30 detik.
Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik yang
berbentuk kristal atau serbuk putih. Sifat-sifat asam sitrat antara lain: mudah larut
dalam air, spiritus, dan ethanol, tidak berbau, rasanya sangat asam, serta jika
dipanaskan akan meleleh kemudian terurai yang selanjutnya terbakar sampai
menjadi arang. Asam sitrat merupakan agen pengkelat. Asam sitrat menghambat
terjadinya pencoklatan karena dapat mengkompleks ion tembaga yang dalam hal
ini berperan sebagai katalis dalam reaksi pencoklatan. Selain itu, asam sitrat juga
dapat menghambat pencoklatan dengan cara menurunkan pH seperti halnya pada
asam asetat sehingga enzim PPO menjadi inaktif (Winarno, 2002).
Selama pengolahan bahan pangan, tidak dapat dihindari
terjadinya penurunan zat gizi dan mutu bahan pangan, baik
kualitas maupun kuantitas. Hal ini disebabkan karena adanya
pengaruh enzimatis, fisik dan mikrobiologis (Desrosier, 2008).
Asam sitrat ditambahkan pada bahan makanan dengan tujuan
sebagai
antioksidan,
menginaktifkan
enzim
pengoksidasi,
III.
METODE PRAKTIKUM
Kentang dan apel beberapa dibiarkan utuh dan beberapa dibagi menjadi 4
bagian.
Pengamatan awal dilakukan
Diberi perlakuan:
a. Hot Water blanching dengan selama 2,4, dan 6 menit.
b. Hot Water blanching dengan perendaman Asam Sitrat 0,35% (selama 5
menit) selama 2,4, dan 6 menit.
c. Steam blanching selama 3,6, dan 9 menit.
IV.
A. Hasil Pengamatan
1. Parameter Susut Bobot
Perlakuan
No.
Hot Water
blanching + Asam
Sitrat 0,35%
Hot Water
blanching
Bahan
Steam
blanching
Kentang Utuh
16
Kentang
Belah 4
14
12
Apel Utuh
Apel Belah 4
15
Kangkung
Daun
Singkong
No
Bahan
Hijau
Hijau
6
Coklat
kekuni
ngan
Kunin
g
Putih
kecokl
atan
Apel belah Putih
4
Kunin
g
Putih
kecokl
atan
Putih
kecokl
atan
Hijau
Kunin
g
Putih
Kentang
belah 4
Apel utuh
Putih
4
Coklat
kekuni
ngan
Kentang
utuh
Perlakuan
Hot water blanching +
asam sitrat 0,35%
2
4
6
Coklat Kunin Coklat
kekuni g
kekuni
ngan
kecokl ngan
atan
Kunin Kunin Kunin
g
g
g
Putih
Putih
Putih
kecokl kecokl kecokl
atan
atan
atan
Putih
Putih
Putih
Kangkung
Hijau
Hijau
Hijau
Steam blanching
3
Coklat
kekuni
ngan
6
Coklat
kekuni
ngan
9
Coklat
kekuni
ngan
Kunin
g
Putih
kecokl
atan
Putih
Kunin
g
Putih
Kunin
g
Putih
kecokl
atan
Putih
Hijau
Putih
kecokl
atan
Hijau
Hijau
Daun
singkong
tua
Hijau
tua
tua
Hijau
tua
muda
Hijau
tua
tua
Hijau
tua
tua
Hijau
muda
tua
Hijau
tua
tua
Hijau
tua
tua
Hijau
tua
tua
Hijau
kecokl
atan
b. Sesudah
No
Bahan
2
Coklat
kekuni
ngan
Kunin
g
4
Coklat
kekuni
ngan
Kunin
g
6
Coklat
Coklat
keputi
han
Apel
Putih
belah 4
kecokl
atan
Kangkung Hijau
tua
Coklat
keputi
han
Putih
kecokl
atan
Hijau
tua
Daun
singkong
Hijau
kecokl
atan
Coklat
keputi
han
Coklat
keputi
han
Hijau
kecokl
atan
Hijau
kecokl
atan
Kentang
utuh
Kentang
belah 4
Apel utuh
Hijau
tua
Kunin
g
Perlakuan
Hot water blanching +
asam sitrat 0,35%
2
4
6
Coklat Coklat Coklat
kekuni
kekuni
ngan
ngan
Kunin Kunin Kunin
g
g
g
kecokl
atan
Coklat Coklat Coklat
keputi
han
Putih
Putih
Putih
kecokl
kecokl
atan
atan
Coklat Coklat Coklat
kehija kehija kehija
uan
uan
uan
Hijau
Hijau
Hijau
kecokl kecokl kecokl
atan
atan
atan
Steam blanching
3
Coklat
kekuni
ngan
Kunin
g
6
Coklat
kekuni
ngan
Kunin
g
9
Coklat
kekunin
gan
Kuning
Putih
kecokl
atan
Putih
kecokl
atan
Hijau
tua
Coklat
keputi
han
Coklat
keputi
han
Hijau
kecokl
atan
Hijau
kecokl
atan
Coklat
keputiha
n
Coklat
keputiha
n
Coklat
kehijaua
n
Coklat
kehijaua
n
Hijau
tua
Parameter Warna :
a) Warna Apel :
b) 1 = Putih
c) 2 = Putih Kecoklatan
d) 3 = Coklat Keputihan
e) 4 = Coklat
i) 3 = Coklat
f) Warna Kentang :
g) 1 = Kuning
h) 2 = Kuing Kecoklatan
Kekuningan
j) 4 = Coklat
k)
l) Warna Sayuran :
m) 1 = Hijau Muda
n) 2 = HIjau Tua
o) 3 = Hijau Kecoklatan
p) 4 = Coklat Kehijauan
q)
3. Parameter Aroma
a. Sebelum
t)
r)
No
s)
Baha
w)
ab)
2
ak) al)
Kenta am)
1
ng utuh
Kuat
av) aw)
Kenta ax)
2
ng belah 4
Kuat
bg) bh)
3
utuh
Apel
bi)
Kuat
br)
4
bs)
Apel
belah 4
cc)
5
cd)
kung
bt)
Agak
kuat
ce)
Kuat
Kang
cn) co)
Daun
6
singkong
cp)
Kuat
Hot water
blanching
ac)
4
an)
Agak
kuat
ay)
Kuat
ad)
ao)
gak
kuat
az)
uat
bj)
Agak
kuat
bu)
Agak
kuat
cf)
Agak
kuat
cq)
Agak
kuat
bk)
uat
bv)
gak
kuat
cg)
gak
kuat
cr)
gak
kuat
Perlakuan
x)
Hot water
blanching + asam
sitrat 0,35%
6 ae)
af)
ag)
2
4
6
A ap)
aq)
ar)
Kuat
Agak
Kuat
kuat
K ba)
bb)
bc)
Kuat
Kuat
Kuat
K bl)
Agak
kuat
A bw)
Kuat
bm)
Kuat
bn)
Kuat
bx)
Kuat
A ch)
Kuat
ci)
Kuat
A cs)
Kuat
ct)
Kuat
by)
Agak
kuat
cj)
Agak
kuat
cu)
Kuat
cy)
b. Sesudah
cz)
da)
Ba
db)
Perlakuan
y)
Steam
blanching
ah)
3
as)
Kuat
ai)
6
at)
Kuat
aj)
9
au)
Agak
kuat
bf)
Agak
kuat
bq)
Kuat
bd)
Agak
kuat
bo)
Kuat
be)
Agak
kuat
bp)
Kuat
bz)
Kuat
ca)
Kuat
ck)
Kuat
cl)
Kuat
cb)
Agak
kuat
cm)
Kuat
cv)
Agak
kuat
cw)
Kuat
cx)
Kuat
de)
No
ds)
1
han
dt)
Ken
tang utuh
ed) ee)
Ken
2
tang belah
4
eo) ep)
Ape
3
l utuh
ez)
4
fa)
Ape
l belah 4
fk)
5
fl)
Kan
gkung
fv)
6
fw)
Dau
n singkong
dj)
2
du)
Tidak
kuat
ef)
Agak
kuat
eq)
Sediki
t kuat
fb)
Sediki
t kuat
fm)
Agak
kuat
fx)
Agak
kuat
Hot water
blanching
dk)
4
dv)
Tidak
kuat
eg)
Sediki
t kuat
er)
Sediki
t kuat
fc)
Sediki
t kuat
fn)
Agak
kuat
fy)
Agak
kuat
dl)
6
dw)
Tidak
kuat
eh)
Sediki
t kuat
es)
Sediki
t kuat
fd)
Sediki
t kuat
fo)
Agak
kuat
fz)
Agak
kuat
df)
Hot water
blanching + asam sitrat
0,35%
dm)
dn)
do)
2
4
6
dx)
dy)
dz)
Sediki Sediki Sediki
t kuat t kuat t kuat
ei)
ej)
ek)
Agak
Agak
Sediki
kuat
kuat
t kuat
et)
eu)
ev)
Agak
Sediki Sediki
kuat
t kuat t kuat
fe)
ff)
fg)
Agak
Agak
kuat
kuat
kuat
fp)
fq)
fr)
Kuat
Kuat
kuat
ga)
Kuat
gb)
Kuat
gc)
kuat
dg)
Steam blanching
dp)
3
ea)
Tidak
kuat
el)
Agak
kuat
ew)
Agak
kuat
fh)
Sediki
t kuat
fs)
kuat
dq)
6
eb)
Tidak
kuat
em)
Agak
kuat
ex)
Agak
kuat
fi)
Sediki
t kuat
ft)
kuat
gd)
Agak
kuat
ge)
Agak
kuat
dr)
9
ec)
Sedikit
kuat
en)
Agak
kuat
ey)
Agak
kuat
fj)
Sedikit
kuat
fu)
Agak
kuat
gf)
Agak
kuat
gg)
gh) Parameter Aroma :
Aroma Bahan
gi) 1 = Kuat
gj) 2 = Agak Kuat
gk) 3 = Sedikit Kuat
gl) 4 = Tidak Kuat
4. Parameter Tekstur
a. Sebelum
gm) gn)
Ba
No
han
hf)
1
gr)
gw)
2
hg)
Ken hh)
tang utuh
Keras
Hot water
blanching
gx)
4
hi)
Keras
gy)
6
hj)
Agak
lunak
go)
Perlakuan
gs)
Hot water
blanching + asam sitrat
0,35%
gz)
ha)
hb)
2
4
6
hk)
hl)
hm)
Keras Keras keras
gt)
hc)
3
hn)
keras
Steam blanching
hd)
6
ho)
keras
he)
hp)
A
gak
lunak
hq) hr)
Ken
2
tang belah
4
ib) ic)
Ape
3
l utuh
hs)
Keras
ht)
Keras
hu)
keras
hv)
Keras
hw)
Keras
hx)
keras
hy)
keras
hz)
keras
id)
Keras
ie)
Keras
if)
keras
ig)
Keras
ih)
Keras
ii)
keras
ij)
keras
ik)
Keras
im) in)
Ape io)
4
l belah 4
Agak
lunak
ix) iy)
Kan iz)
5
gkung
Lunak
ip)
Agak
lunak
iq)
Agak
lunak
ir)
Agak
lunak
is)
Sediki
t lunak
it)
iu)
Ag
Ag
ji)
6
jj)
Dau jk)
n singkong Lunak
ja)
jb)
jc)
jd)
je)
jf)
Lu
Lu
Lu
Lu
Lu
Lu
jl)
jm)
jn)
jp)
jq)
Lu
Lu
Lu
Lu
Lu
jo)
Agak
lunak
ia)
eras
il)
A
gak
lunak
iv) iw)
A
A gak
lunak
jg)
jh)
L
Agak unak
lunak
jr)
js)
L
Agak unak
lunak
jt)
b. Sesudah
ju)
No
jv)
Ba
jz)
han
ke)
2
kn) ko)
Ken kp)
1
tang utuh
Keras
jw)
Perlakuan
ka)
Hot water
Hot water
blanching + asam sitrat
blanching
0,35%
kf)
kg)
kh)
ki)
kj)
4
6
2
4
6
kq)
kr)
ks) kt)
ku)
Ke
Ke
Ke Agak
Ke
lunak
lb)
lc)
ld) le)
lf)
Ke
Ke
Ke Agak
Sediki
lunak
t lunak
lm)
ln)
lo)
lp)
lq)
Sediki Lunak Agak
Se
Se
t lunak
lunak
ky) kz)
Ken
la)
2
tang belah
Ke
4
lj) lk)
Ape ll)
3
l utuh
Sediki
t
Lunak
lu) lv)
Ape lw)
lx)
ly)
4
l belah 4
Sediki Lunak Lunak
t lunak
mf) mg) Kan
mh)
mi) mj)
5
gkung
Ag
Ag Sediki
t lunak
mq) mr)
Dau ms)
mt)
mu)
6
n singkong Lunak
Ag
Ag
lz)
ma) mb)
Se
Se
mk)
ml) mm)
Ag
Ag
mv)
Ag
Lunak
Sediki
t lunak
mw) mx)
Ag Lunak
kb)
Steam blanching
kk)
3
kl)
6
km)
9
kv)
kw)
kx)
Ke
Ke
Ke
lg)
Agak
lunak
lh)
li)
Se
Se
lr)
ls)
Se
Se
lt)
Lunak
mc)
Agak
lunak
mn)
Lunak
md)
Sediki
t lunak
mo)
Sangat
lunak
me)
Lunak
mp)
Sangat
lunak
my)
mz)
na)
Se
Ag
Ag
nb)
nc) Parameter Tekstur :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
Tekstur Sayuran
1 = Lunak
2 = Agak Lunak
3 = Sedikit Lunak
4 = Sangat Lunak
k)
B. Pembahasan
l) Pada praktikum blanching ini, dilakukan dua jenis perlakuan
blanching, yaitu hot water blanching dan steam blanching. Perlakuan hot
water blanching sendiri dilakukan dengan dua perlakuan, yaitu hot water
blanching tanpa perendaman asam sitrat 0,35% dan hot water blanching
dengan perendaman asam sitrat 0,35%. Bahan pada acara blanching ini adalah
kentang, apel, kangkung, dan daun singkong, dimana kentang dan apel ada
yang dibiarkan utuh dan ada yang dibelah dan dipotong menjadi 4 bagian.
Perlakuan hot water blanching dilakukan selama 2, 4, dan 6 menit. Sedangkan
perlakuan steam blanching dilakukan selama 3, 6, dan 9 menit. Parameter
yang diamati pada percobaan blanching kali ini antara lain warna, tekstur,
aroma, dan susut bobot pada bahan-bahan sebelum dan sesudah diberi
perlakuan blanching.
m) Parameter Susut Bobot
n) Pertama, berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data penyusutan
bobot bahan yang diberi ketiga jenis perlakuan, yakni steam blanching dan
hot water blanching dengan atau tanpa perendaman dengan asam sitrat 0,35%
selama 5 menit. Besarnya susut bobot yang terjadi pada bahan relatif semakin
meningkat seiring dengan semakin lamanya waktu proses blanching yang
diberikan. Menurut Effendi (2009), beberapa pengaruh proses blansing
terhadap bahan pangan, yaitu terjadi penyusutan yang sangat besar sehingga
menyebabkan kehilangan berat bahan yang cukup tinggi. Kehilangan berat ini
dapat mencapai 19% yang diakibatkan oleh kondisi suhu 50-55C, sehingga
membran sitoplasma yang melindungi bagian dalam sel menjadi rusak dan
reaksi pencoklatan enzimatis yang terjadi pada bahan hasil pertanian seperti
buah dan sayur, contohnya kentang dan apel yang digunakan pada praktikum
kali ini. Karena menurut Desrosier (2008), selama pengolahan
bahan pangan, termasuk proses blanching, tidak dapat
dihindari terjadinya penurunan zat gizi dan mutu bahan
pangan, baik kualitas maupun kuantitas. Hal ini disebabkan
karena adanya pengaruh enzimatis, fisik dan mikrobiologis.
Tujuan dari penambahan asam sitrat pada bahan pangan
yakni sebagai antioksidan dan untuk menginaktifkan enzim
pengoksidasi serta mengatur pH dan mencegah reaksi
pencoklatan pada bahan pangan tersebut. Ketidaksesuaian
hasil pengamatan dengan teori yang ada ini, kemungkinan
dapat
disebabkan
oleh
berbagai
faktor,
seperti
tersebut yakni adalah kehilangan komponen larut air seperti vitamin dan
pigmen yang terkandung di dalam bahan dapat ditekan.
u) Perubahan dalam sayuran hijau dihubungkan dengan distribusi
kembali senyawa klorofilik melalui sel akibat kerusakan thermal kloroplas.
Klorofil A relatif labil terhadap panas dalam media berkadar asam rendah,
sedangkan B lebih stabil. Jadi, rasio A dan B menjadi ukuran degradasi
klorofil. Pengurangan klorofil tidak berhubungan dengan pelarutan tetapi
berhubungan dengan degradasi feofitin, yang umumnya terlihat dengan
menguningnya ekstrak klorofilik dalam sayuran hijau yang dimasak.
v) Asam sitrat lebih sering ditambahkan untuk meningkatkan warna
putih dari beberapa sayuran karena batas oksidasinya pada peningkatan suhu
dari produk rentan terhadap pencoklatan atau pewarnaan merah muda. Hal ini
juga terlibat dalam susunan kompleks pigmen yang tidak berwarna dalam
sayuran segar, tetapi dapat menjadi berwarna akibat oksidasi pada peningkatan
suhu. Karena sifatnya sebagai antioksidan, asam sitrat kadang digunakan,
tetapi labil terhadap panas, efek ini hilang secara cepat dalam blanching.
w) Sebetulnya, proses blancing dapat memperbaiki warna maupun
mempertahankan warna. Bahan menjadi terlihat seperti lebih menarik dan
segar. Namun jika waktu yang digunakan untuk blanching berlebihan, warna
pada bahan akan pudar. Perubahan warna akan semakin pudar karena pigmen
yang terkandung dalam bahan akan rusak. Blanching mengawetkan warna dari
buah yang mengandung pigmen antosianin dan klorofil. Antosianin yang larut
dalam air dapat didegradasi oleh oksidasi enzimatik, misalnya oleh polifenol
oksidase, sehingga menghasilkan perubahan warna yang signifikan. Pada
sayuran hijau, peroksida dari oksidasi asam lemak dapat menyebabkan
substansi
pektin
pektat. Struktur utama (basis) dari bahan-bahan pektin ini adalah rantai
panjang dari asam poligalakturonat. Pektin yang tidak larut, dikenal dengan
nama protopektin, terdapat di dalam buah-buahan yang mentah, kemudian
diubah dengan bantuan berbagai enzim menjadi pektin yang larut pada saat
pemasakan buah. Pektin yang larut ini kemudian didepolimerisasi lagi menjadi
unit-unit yang lebih kecil dan menjadi asam galakturonat (Apandi, 1985 dalam
Sari, 2010).
ae)
af)
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
ag) Secara umum, terdapat dua metode blansir yang sering digunakan,
yaitu dengan uap air panas (steam blanching) dan dengan air panas (hot
water blanching). Keuntungan dari steam blanching adalah lebih
sedikitnya komponen larut air yang hilang dari bahan pangan, tetapi
biayanya lebih mahal. Adapun hot water blanching lebih murah dan lebih
hemat energi, tetapi lebih banyak komponen larut dalam air yang
menghilang seperti vitamin dan mineral.
ah) Pengaruh blanching terhadap bahan pangan antara lain sebagai
berikut.
a. Susut bobot bahan, penyusutan bobot bahan selama proses blanching
terjadi karena pemanasan menyebabkan membran sitoplasma yang
melindungi bagian dalam sel rusak dan kehilangan tekanan turgor.
Sehingga terjadi kehilangan cairan dari dalam sel (kadar air bahan
berkurang). Semakin lama waktu yang digunakan untuk proses
tersebut maka semakin banyak kadar air yang hilang dari bahan.
dan
prosedur yang ada, mengingat bahan yang digunakan cukup banyak dan
alat yang tersedia di laboratorium terbatas, sehingga memungkinkan
banyak terjadinya kekeliruan dan kesalahan saat pengamatan dan
mengakibatkan ketidaksesuaian atau kurang sesuainya hasil pengamatan
dengan teori yang telah ada sebelumnya.
ak) DAFTAR PUSTAKA
al)
am)
an)
ao)
Bandung: Alfabeta.
Estiasih, T. dan Ahmadi, K. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara. Hal. 236-237.
ap) Harrison, J. A., dan ha, E. L. 2006. Preserving Food: Freezing
Vegetables.
aq)
http://deibellabs.com/pdf/FDNS-E-43-5.pdf. Diakses pada Kamis,
ar)
as)
at)
au)
av)
aw)
ax)
az)
ba)
bb)
bc)
bd)
be)
bf)
bg)
bh)
bi)
bj)
bk)
bl)
bm)
bn)
bo)
bp)
bq)
br)
bs) LAMPIRAN
bt)
bu)
bv)
bw)
bx)
by)
bz)
ca)
cb)
cc)
cd)
ce)
cf)
cg)
ch)
ci)
cj)
ck)
cl)
cm)
cn)
co)
cp)
cq)
cr)
cs)
ct)
cu)
cv)
cw)
cx)
cy)
cz)
da)
db)
dc)
dd)
de)
df)
dg)
dh)
di)
dj)
dk)
dl)
dm)
dn)
do)
dp)
dq)
dr)
ds)
dt)
du)
dv)
dw)
dx)
dy)
dz)
ea)
eb)
ec)
ed)
ee)
ef)
eg)
eh)
ei)
ej)
ek)
el)
em)
en)
eo)
ep)
eq)
er)
es)
et)
eu)
ev)
ew)
ex)
ey)
ez)
fa)
fb)
fc)
fd)
fe)
ff)
fg)
fh)
fi)
fj)
fk)
fl)
fm)
fn)
fo)
fp)
fq)
fr)
fs)
ft)
fu)
fv)
fw)
fx)
fy)
fz)
ga)
gb)
gc)
gd)
ge)
gf)
gg)
gh)
gi)
gj)
gk)
gl)
gm)
gn)
go)
gp)
gq)
gr)
gs)
gt)
gu)
gv)
gw)
gx)
gy)
gz)
ha)
hb)
hc)
hd)
he)
hf)
hg)
hh)
hi)
hj)