Anda di halaman 1dari 11

2.

2 Pembukuan Keuangan
Setiap kegiatan usaha baik itu usaha kecil, menengah, maupun usaha
berskala besar, diperlukan suatu manajemen keuangan. Manajemen keuangan
merupakan kegiatan yang menyangkut aktivitas perencanaan, analisis, dan
pengendalian kegiatan keuangan. Dalam melaksanakan manajemen keuangan,
perlu dipahami teori keuangan yang menjelaskan penyebab terjadinya suatu
fenomena di bidang keuangan, dan perlunya pengambilan keputusan keuangan
dalam menghadapi persoalan keuangan tertentu. (HUSNAN dan PUDJIASTUTI,
2004)
Dalam manajemen keuangan dikenal suatu ilmu akutansi yakni ilmu yang
membantu dalam proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi
ekonomi sehingga memungkinkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
mengambil keputusan dengan lebih tepat setelah memahami proses tersebut.
Fungsi akuntansi sebagai pencatatan merupakan hal yang sangat penting
mengingat begitu banyaknya transaksi selama menjalankan suatu bisnis atau
usaha. Ada

pun pengidentifikasian dilakukan dengan cara memilih berbagai

dokumen pencatatan yang dikumpulkan sehingga dapat diketahui catatan uang


kelua dan catatan uang masuk. Selanjutnya, hasil-hasil kegiatan akuntansi akan
menghasilkan berbagai ukuran yang tampak dalam bentuk nilai hasil
pengolahannya. Dengan demikian, nilai tersebut dapat dijadikan sebagai ukuran
tingkat keberhasilan suatu usaha. Hasil akhir dari kegiatan akuntasi adalah
berbagai bentuk laporan, seperti laporan pengembangan modal, laporan rugi laba,
atau lainnya. Tahap akhir yakni pengambilan keputusan berdasarkan datan yang
diperoleh laporan keuangan sehingga pengambilan keputusan secara tepat.
(SURYO, 2007)
Pada dasarnya pengguna informasi akuntansi dibedakan menjadi dua yakni
pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal adalah pemilik usaha, namun
dalan usaha besar yang dimaksud pihak internal adalah pihak manajemen atau
pengelola usaha, sedangkan pemilik termasuk pada katagori pihak eksternal. Hal
ini disebabkan karena skala bisnis besar menuntut operasional pengelolaan yang
lebih luas, dimana pemilik usaha tidak terjun langsung dalam mengelola
perusahaan tersebut. (SURYO, 2007)

Dalam skala industri kecil, informasi akuntansi yang diperoleh dapat


digunakan untuk pengembangan, pengurangan, dan sebagai sarana untuk
mengontrol. Dengan adanya informasi akuntansi, pihak internal yakni pemilik
industry dapat mengetahui bagian yang perlu untuk dikembangkan, baik dari
bagian produksi, distribusi, dan pemasarannya. Hal yang sama juga dapat terjadi
jika pemilik ingin mengurangi beberapa bagian yang terliha tidak efektif. Dalam
evaluasi tahunan terkadang pemilik industry akan segera mengetahui kondisi
keuangan usaha yang dikelola karena berbagai informasi yang tersedia dalam
berbagai bentuk laporan keuangan. Pada kondisi tersebut fungsi kontrol juga
dilakukan agar usaha yang dikelola semakin berkembang. (SURYO, 2007)
Tahapan siklus akuntasi meliputi tahap pencatatan, tahap pengikhtisaran,
dan tahap pelaporan. Pada tahap pencatatan dilakukan pemindahan semua bukti
transaksi ke dalam pencatatan dengan berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan
informasi yang dibutuhkan oleh industry kecil. Proses pencatatan akan diteruskan
ke dalam pengikhtisaran yang pada intinya memproses dan melakukan berbagai
pengecekan sebelum pembuatan laporan. Tahap selanjutnya adalah tahap
pelaporan. Laporan yang diperoleh dapat berupa laporan yang menunjukkan
keadaan keuangan industri yang dikelola, laporan rugi laba untuk menghitung dan
menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian usaha, serta laporan lainnya
seperti laporan perubahan modal. (SURYO, 2007)
Industri

kecil

sering

kali

mengabaikan

hal-hal

prinsip

dalam

pengoperasian usaha. Hal umum yang menjadi karakter khas dari industry kecil
adalah sebagian besar bahkan hamper semua kegiatan kerja dilakukan oleh orang
yang sama. Hal ini tentunya menjadi kendala yang sulit karena menyebabkan ada
beberapa pekerjaan yang tidak teratasi dan hasil pekerjaan yang lainnya pun
menjadi tidak maksimal. Umumnya pemilik industri tidak membiasakan
melakukan pencatatan transaksi keuangan, tetapi lebih mengandalkan daya ingat
saja. Pencatatan keuangan yang tidak terdokumentasikan menyebabkan industri
sulitmendapatkan kredit karena pihak kreditur, bank, atau pun investor lainnya
meragukan kemampuan industri untuk mengembalikan pinjaman sesuai aturan.
(WIBOWO, 2007)

2.3 Promosi
Banyak orang menganggap bahwa promosi dan pemasaran mempunyai
pengertian yang sama, dimana sebenarnya promosi hanya merupakan salah satu
bagian dari kegiatan pemasaran. Walaupunpromosi sering dihubungkan dengan
penjualan tetapi kenyataannya promosi mempunyai arti yang lebih luas dari
penjualan karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran hak milik yang
dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi adalah setiap aktivitas yang
ditujukan untuk memberitahukan atau mempengaruhi konsumen untuk tetap
menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Pengertian promosi
yang dikemukakan oleh prinsip Philip Kotler adalah sebagai berikut :
Promotion encompasses all the tools in the marketing mix whose mayor
is persuasive communication. Promosi meliputi semua alat-alat dalam kombinasi
pemasaran yang peranan utamanya adalah untuk mengadakan komunikasi yang
sifatnya mempengaruhi. Promosi merupakan suatu proses komunikasi dari
penyampaian amanat atau berita tentang produk/barang atau jasa dari penjual
kepada para pembeli potensial (konsumen). Promosi adalah semua jenis kegiatan
pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. (MARTIN, 1979)
Promosi adalah bersangkutan dengan metode komunikasi yang ditujukan
kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang tepat yang dijual pada
tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi mencakup penjualan oleh
perseorangan, penjualan massal dan promosi penjualan.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi
adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi
konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan
berita tentang produk tersebut dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para
pendengar (audience) yang sifatnya mempengaruhi.
Pada praktiknya walaupun pelaksanaan promosi ini umumnya dilakukan
oleh para penjual/produsen, tetapi pihak pembeli atau calaon pembeli kadangkadang ada kalanya secara sadar atau tidak sadar juga telah melakukan promosi.
Misalnya bila mereka menginginkan suatu informasi/keterangan mengenai harga,
kwalitas dan sebagainya dari pihak penjualan.

Pada umumnya promosi mempunyai beberapa variable atau lebih sering


disebut sebagai promosi bauran (promotional mix). Promotional mix adalah
kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, penjualan
personal, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk
mencapai tujuan program penjualan. (STANTON, 1978)
Variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada empat yaitu
periklanan, penjualan personal, publisitas, dan promosi penjualan. Namun, ada
beberapa pendapat yang menyatakan lebih dari empat. (MARKETING
DEFINITION, 1960)
2.3.1 Periklanan
Periklanan adalah bentuk persentasi dan promosi non pribadi tentang ide,
barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Dalam kaitannya dengan
pengertian tersebut, terdapat beberapa pihak yang bias menjadi sponsor yaitu tidak
hanya perusahaan saja, tetapi juga lembaga-lembaga non laba (seperti : Lembaga
Pemerintahan, Perguruan Tinggi, dan sebagainya) dan individu-individu
(NICKELS, 1979). Komunikasi yang dilakukan menggunakan media massa
seperrti radio, televise, surat kabar, majalah, surat pos, papan nama, dan
sebagainya.
2.3.2 Penjualan Personal
Penjualan personal adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan
satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.
Dalam penjualan personal terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka antara
pembeli dan penjual. Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat
individual dan dua arah sehingga penjual dapat langsung memperoleh tanggapan
sebagai umpan balik tentang keinginan dan kesukaan pembeli. Penyampaian
berita atau percakapan yang mereka lakukan akan sangat fleksibel karena dapat
menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

2.3.3 Publisitas
Publisitas didefinisikan sebagai upaya pendorongan permintaan secara non
pribadi untuk suatu produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita komersial
di dalam media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara
langsung. Publisitas merupakan bagian dari fungsi yang lebih luas, disebut
hubungan masyarakat, dan melipuuti usaha-usaha untuk menciptakana dan
mempertahankan hubungan yang menguntungkan antara organisasi dengan
masyarakat, termasuk pemilik perusahaan, karyawan, lembaga pemerintah,
penyalur, serikat buruh, di samping juga calon pembeli. Komunikasi dengan
masyarakat luas melalui hubungan masyarakat ini dapat mempengaruhi kesan
terhadap sebuah organisasi maupun produk atau jasa yang ditawarkan.

2.3.4 Promosi Penjualan


Promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran selain penjualan personal,
periklanan, dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan aktivitas
pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : peragaan, pertunjukan, dan
pameran, serta demonstrasi. Pada umumnya biaya yang dikeluarkan relatif murah
dibandingkan periklanan, dan penjualan personal. Selain itu promosi penjualan
juga lebih fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan biaya yang tersedia
dan dimana saja.
Promosi di dalam pemasaran merupakan suatu substrategi yang
memperhatikan faktor-faktor seperti produk, harga, distribusi kemudian
berhubungan langsung dengan pasar sehingga nantinya akan mendorong
peningkatan penjualan. Hal itu dapat dilihat pada Gambar 1. Promosi sebagai
Substrategi dalam Pemasaran.

STRATEGI
PEMASARAN

Produk
Harga
Distribusi

PROMOTIONAL MIX
Periklanan
Penjualan Personal
Publisitas / Hubungan
Promosi Penjualan

(MARKETING
MIX)

PASAR

Pembeli yang
dituju dan
penerima
yang dituju

PASAR

Gambar 1. Promosi sebagai Substrategi dalam Pemasaran. (SWASTHA dan


IRAWAN. 2008)

Gambar tersebut menjelaskan bahwa promosi akan selalu berhubungan


langsung dengan pembeli atau penerima yang dituju. Promosi merupakan hal
yang penting sebagai salah satu strategi pemasaran dengan diterapkannya empat
variabel di atas.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan dan Alat
3.1.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam implementasi rencana tindak lanjut
ini meliputi buku, alat tulis, tinta printer, Styrofoam, sampul plastic, dan paku
buku.

3.1.2 Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam implementasi rencana tindak lanjut
ini adalah sapu, lap, printer, laptop, kalkulator, kamera digital, handphone, dan
modem.

3.2 Metode Penelitian


Metode yang diterapkan dibengkel ini melliputi lima tahap, yaitu
pengumpulan informasi, penyusunan rencana tindak lanjut, sosialisasi rencana
tindak lanjut, pelaksanaan rencana tindak lanjut dan evaluasi rencan tindak lanjut.
Pengumpulan informasi dilakukan dengan cara diskusi kepada pemilik dan
pekerja industry kecil serta melihat langsung kondisi bengkel. Penyusunan
rencana tindak lanjut dilakukan berdasarkan informasi yang dikumpulkan yang
meliputi penerapan 5R, pembukuan keuangan dan promosi. Rencana tindak lanjut
yang telah disusun disosialisasikan melalui diskusi kepada pengrajin, dalam hal
ini pengrajin dapat menerima atau menolak saran tersebut. Pelaksanaan rencana
tindak lanjut dilakukan setelah saran tersebut diterima. Evaluasi rencana tindak
lanjut dilakukan diakhir implementasi yang bertujuan untuk mengetahui berhasil
tidaknya pelaksanaan perbaikan yang telah dilakukan.

Teknik yang diterapkan yaitu observasi, wawancara dan diskusi. Observasi


dilakukan dengan cara menuju langsung lokasi pengrajin, wawancara dan diskusi
dilakukan dengan cara bertatap muka langsung kepada bapak H. Dudung dan para
pekerja. Pendampingan dilakukan satu kali dalam seminggu yaitu pada hari yang
tidak mengganggu pengrajin. Dalam setiap aspek yang diterapkan dievaluasi pada
pertemuan berikutnya untuk dilakukan tindakan korektif demi mencapai hasil
yang lebih baik.

3.3 Rancangan dan Analisi Data


3.3.1 Cara Kerja
3.3.1.1 Penerapan 5R
Langkah awal yang dilakukan dalam implementasi aspek ini adalah
sosialisasi penerapan 5R secara sederhana melalui diskusi dengan bapak H.
Dudung. Kemudian penerapan 5R dilakukan secara bersama pekerja bengkel.
Peringkasan barang-barang di area produksi dilakukan denngan mengidentifikasi
barang berdasarkan kepentingan. Dari barang yang telah diidentifikasi diambil
satu tindakan yaitu menyingkirkan, menyimpan jauh dari area produksi,
menyimpan di dalam lemari yang tidak terlalu jauh dari area produksi, atau
menyimpan di dalam area produksi. Rapi dilakukan pada area prosuksi
berdasarkan kelompok-kelompok tertentu, misalnya pengelompokan mesin tekuk,
peralatan tukang, desain produk dalam satu wadah, contoh-contoh produk mini
dalam satu wadah dan pengelompokkan produk berdasarkan pesanan dan tipe.
Resik dilakukan melalui pembersihan lemari penyimpanan, pembersihan
peralatan, pembersihan contoh produk, dan pembersihan area produksi dari
limbah padat yang dihasilkan. Perawatan dilakukan dengan cara mengingatkan
pengrajin dan pekerja untuk mempertahankan 3R (Ringkas, Rapi, Resik) yang
telah dicapai dengan pembiasaan penerapan 5R di dinding area kerja. Kemudian
dilakukan rajin dengan pembiasaan penerapan 5R secara bersama-sama setiap
selesai kerja.

3.3.1.2 Pembukuan Keuangan


Implementasi pembukuan keuangan dilakukan dengan pembuatan buku
catatan keuangan sederhana, memberikan informasi tentang manfaat pembukuan
keuangan, dan melakukan pembimbingan kepada pengrajin cara melakukan
pencatatan keuangan. Pencatatan keuangan dilakukan setiap ada transaksi
pengeluaran maupun pemasukan. Pencatatan keuangan berisi informasi tentang
pengeluaran, pemasukan, jenis produk yang dipesan, dan jumlah keuntungan atau
kerugian yang diperoleh.

3.3.1.3 Promosi
Langkah pertama yang dilakukan dalam implementasi aspek ini adalah
pemberian informasi mengenai manfaat promosi baik melalui media cetak
(brosur) maupun melalui media internet dengan bergabung di jejaring sosial
facebook. Langkah kedua yaitu pembuatan contoh brosur yang akan disebarkan
dan pembuatan akun pada situs jejaring sosial facebook dilakukan dengan
menambah teman melalui pertemanan penyuluh kemudian mengupdate status
yang berisikan kalimat promosi beserta foto produk.

3.4 Tempat dan Waktu


Kegiatan implementasi rencana tindak lanjut dilakukan di bengkel produk
logam Setia Prayoga milik bapak H. Dudung yang berlokasi di Jl. Sabililllah
RT/RW 06/01 Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, mulai dari
bulan Mei sampai Juli 2015. Kunjungan ke bengkel dilakukan satu kali dalam
seminggu.

BAB IV
JADWAL PELAKSANAAN
No
.
1

Bulan
Mei
Juni
Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Kegiatan
Pengumpulan
Informasi
Penyusunan
Rencana Tindak
Lanjut
Sosialisasi Rencana
Tindak Lanjut
Pelaksanaan
rencana tindak
lanjut
Evaluasi Rencana
Tindak Lanjut

DAFTAR PUSTAKA

HUSNAN, SUAD dan ENNY PUDJIASTUTI. 2004. Dasar-Dasar Manajemen


Keuangan. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Yogyakarta
OSADA, TAKASHI. 1996. Sikap Kerja 5S diterjemahkan oleh : MARIANI
GANDAMIHARDJA. Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen
dan PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta Pusat
MARTIN, L BELL. 1979. Marketing, Concept and Strategy. Boston Mifflin
Company. Haughton
NICKELS, WILLIAM G. 1979. Principles of Marketing, A Broadened Concept of
Marketing. Inc. Englewood Cliffs. New Jersey
STANTON, WILLIAM J. 1979. Fundamentals of Marketing. Tokyo. Kogokusha
Mc Graw-Hill Book Company
SWASTHA, BAYU DH dan IRAWAN. 2008. Manajemen Pemasaran Modern.
Liberty Yogyakarta
WIBOWO, SINGGIH. 2007. Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil Edisi Revisi.
Penebar Swadaya. Jakarta
SURYO, ANAK. 2007. Akuntansi untuk UKM. Buku Kita. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai