Anda di halaman 1dari 2

Menjadi pasien yang cerdas

Suatu hari di ruang praktek saya :


Pasien
: Dok, ini kenapa kok kaki saya di bagian lutut sakit kalo digerakkan?
Saya
: Oke bu, sejak dari kapan sakitnya? Bagaimana rasa sakitnya? dsb, proses
anamnesis dilakukan
Setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik, kemudian saya mulai menjelaskan
Saya
: Jadi bu, setelah saya melakukan pemeriksaan, menurut pendapat saya ibu
mengalami kondisi peradangan sendi, jadi ibu harus,,,,(belum selesai bicara dan kemudian
dipotong)
Pasien
: Iya dok, gimana-gimana dah kondisi saya, yang penting sakit saya ini segera
hilang, makanya saya datang kesini.
Dokter
: Oke,,baiklah bu.
Baiklah, itu hanya sedikit kisah tentang seorang pasien yang datang ke dokter untuk menemui
agendanya untuk sembuh. Dia bahkan tidak peduli dengan itikad baik dokter untuk menjelaskan.
Tentu tidak ada yang salah dalam hal ini. Pasien tidak salah. Tidak juga menjustifikasi bahwa
pasien tersebut tidak cerdas. Pasien hanya datang ke dokter dengan berbagai macam
kebutuhannya masing-masing. Pada kasus diatas, jelas pasien datang ke dokter untuk
menghilangkan keluhan yang dirasakannya, yaitu nyeri.
Dalam hubungan dokter dan pasien, memang terdapat agenda utama yang dipegang oleh masingmasing pihak. Dokter memiliki agenda, pasien juga memiliki agenda. Agenda seorang dokter
tentunya adalah menemukan diagnosis yang tepat sehingga dapat memberikan terapi yang tepat
kepada pasien. Agenda pasien adalah sembuh. Nah, disinilah terkadang timbul ketidak
seimbangan. Tidak semua dokter memiliki agenda utama untuk menemukan diagnosis dan
melakukan terapi yang tepat untuk pasiennya, juga tidak semua pasien memiliki keinginan untuk
sembuh. Ada dokter yang bertemu pasien hanya untuk kepentingan ekonomi mengesampingkan
diagnosis, begitu pula ada pasien yang menemui dokter hanya untuk meminta surat keterangan
sakit. Dalam hal ini kita akan membahas tentang pasien yang datang menemui dokter.
Pada umumnya pasien datang ke dokter adalah untuk sembuh. Sembuh artinya tidak merasakan
keluhan tentang penyakitnya untuk dalam jangka waktu yang lama bahkan selamanya di sisa
umurnya. Jadi untuk sembuh, dokter semestinya mengobati penyakitnya hingga tuntas dan
pasien tidak merasakan keluhan penyakit tersebut selamanya. Nah, disinilah uniknya. Sembuh
bagi pasien dapat bermacam-macam artinya, tergantung latar belakang social, pendidikan dan
ekonomi pasien. Pasien dengan pendidikan yang tidak tinggi, mengartikan sembuh sebagai
hilangnya keluhan. Pasien dengan ekonomi yang tidak tinggi mengartikan sembuh sebagai
hilangnya keluhan dengan cara yang murah, sedangkan pada pasien yang berpendidikan tinggi,
mengartikan sembuh sebagai hilangnya keluhan untuk selamanya. Pasien yang berpendidikan
rendah beranggapan bahwa hasil adalah lebih penting dibandingkan proses untuk sembuh itu
sendiri, jadi cenderung berpikir instan, sedangkan pasien berpendidikan tinggi lebih menghargai
proses untuk hasil yang sempurna. Disini dapat terjadi juga ketidakseimbangan tentang definisi
sembuh sendiri bagi dokter dan juga bagi pasien. Terutama ketika dokter menghadapi pasien
yang berpendidikan tidak tinggi. Dokter beranggapan untuk sembuh perlu mengetahui diagnosis
yang tepat dengan alat investigasi diagnosis yang memadai sedangkan pasien perlu segera

mendapatkan terapi agar keluhan yang dirasakannya hilang. Sekali lagi tidak ada yang salah
dalam hal ini.
Seni dalam hubungan dokter pasien adalah salah satunya mengenai hal ini, ketidakseimbangan
agenda antara dokter dan pasien. Tetapi hal yang perlu diingat adalah bahwa ketika pasien datang
menemui dokter, itu artinya dia percaya bahwa dokter itu dapat membantunya menyelesaikan
permasalahan tentang kesehatannya. Atas dasar kepercayaan itulah dokter dengan segala niat
baiknya perlu memenuhi kebutuhan dan agenda pasien tersebut tentu juga disesuaikan dengan
agenda dokter. Dalam kata lain, agenda pasien adalah sebenarnya merupakan keinginan pasien,
sedangkan agenda dokter adalah kewajiban dokter.Apa yang menjadi kewajiban dokter untuk
menyampaikan diagnosis dan terapi yang tepat pada pasien, sebenarnya adalah kebutuhan pasien
ketika datang berobat. Untuk itulah dokter perlu dengan baik menyampaikan hal ini kepada
pasien agar apa yang pasien inginkan sesuai dengan apa yang dia butuhkan.
Apa yang dapat pasien lakukan agar apa yang dia inginkan sesuai dengan apa yang dia
butuhkan? Tentu saja seperti judul diatas yaitu menjadi pasien cerdas.
Untuk menjadi pasien cerdas, tentu terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan. Ada sebuah

Anda mungkin juga menyukai