Anda di halaman 1dari 182

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KANTOR PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN


UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP)
KELOMPOK KERJA (POKJA) IV

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS (RKS)

PEMBANGUNAN GEDUNG
KANTOR PERTANAHAN KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.

PENDAHULUAN
Syarat-syarat umum pelaksanaan pekerjaan Sipil, Arsitektur dan Instalasi Mekanikal/Elektrikal ini
merupakan bagian dari RKS. Apabila ada klausul dari syarat-syarat umum ini dituliskan kembali dalam
spesifikasi teknis, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul lainnya dari RKS. Gambar-gambar, Spesifikasi Teknis dan RKS ini
merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada suatu bagian dari pekerjaan
atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan
dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi teknis saja, Penyedia Jasa harus tetap
melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.

2.

DOKUMEN PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. RKS dan Spesifikasi Teknis
2.
3.
4.

3.

Gambar-gambar Pelaksanaan
Agreed Bill of Quantity
Berita Acara Aanwijzing

LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan adalah Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pertanahan
Kota Tangerang Selatan, yang meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Beton / Beton Bertulang
Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
Pekerjaan Finishing Arsitektur
Pekerjaan Mekanikal
Pekerjaan Elektrikal
Pekerjaan Halaman

4.

PAPAN NAMA PROYEK


Penyedia Jasa harus membuat papan nama proyek sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah.

5.

PENYERAHAN LAPANGAN/AREA/TEMPAT PEKERJAAN


Lapangan/area/tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Penyedia Jasa terhitung sejak Berita Acara
Serah Terima lahan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pengumuman Pemenang
(SPP) oleh Pemberi Tugas. Dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya kontrak ,
Penyedia Jasa harus sudah mulai melaksanakan pekerjaan di tempat pekerjaan. Penyedia Jasa dianggap
sudah memahami benar-benar mengenai letak, batas-batas maupun kondisi lapangan/tempat
pekerjaan.

6.

PENYERAHAN RENCANA KERJA/TIME SCHEDULE


1. Penyedia Jasa wajib menyerahkan suatu rencana kerja/time schedule dalan bentuk bar chart, S-

2.
3.

7.

curve dan network planning kepada Pemberi Tugas dan Pengawas selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kalender setelah kontrak dikeluarkan, untuk memperoleh persetujuan. S-curve Penyedia Jasa
ditandatangani oleh penandatangan kontrak.
Setelah rencana kerja disetujui, dokumen asli diserahkan Pemberi Tugas dua salinan dicetak dan
diserahkan pada Pengawas, satu salinan ditempelkan di kantor Penyedia Jasa di tempat pekerjaan.
Berdasarkan rencana kerja tersebut, pengawas akan mengadakan penilaian secara periodik
terhadap prestasi kerja Penyedia Jasa.

PENYERAHAN BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PROYEK


1. Bersamaan waktunya dengan penyerahan Rencana Kerja, Penyedia Jasa wajib pula menyerahkan
bagan struktur organisasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek ini, untuk mendapatkan
persetujuan pengawas dan pemberi tugas.
2. Sebagai lampiran dari bagan struktur organisasi tersebut, Penyedia Jasa harus menyerahkan suatu
daftar nama petugas yang akan ditugaskan lengkap dengan fungsi dan pengalaman kerjanya.

8.

PENYERAHAN WEWENANG KEPADA KUASA PENYEDIA JASA


1. Penyedia Jasa wajib menetapkan seorang petugas yang akan bertindak sebagai wakil atau kuasanya
untuk mengatur dan memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
2. Pemberian kuasa ini sama sekali tidak berarti mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa terhadap
pelaksanaan pekerjaan baik sebagian ataupun keseluruhan.

9.

TENAGA AHLI
1. Penyedia Jasa harus menyertakan tenaga ahli yang telah ditunjuk oleh pabrik pembuat
bahan/peralatan yang dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan menyetel pemasangan bahan,
peralatan sehingga bahan/peralatan tersebut dapat berfungsi dengan sempurna.
2. Penyedia Jasa harus menugaskan minimal seorang tenaga ahli yang harus selalu berada di proyek.

10.

PENANGGUNG JAWAB LAPANGAN (SITE MANAGER)


1. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam pekerjaan konstruksi bangunan ini harus diawasi oleh
seorang yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh penandatangan kontrak (Penyedia
Jasa) untuk mengambil keputusan di lapangan. Ia bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
pekerjaan pada proyek ini dan harus selalu berada di lapangan (site). Bila ia akan meninggalkan site
harus ada orang yang secara tertulis diberikan wewenang untuk mewakilinya.
2.

11.

Nama dan curriculum vitae site manager harus disertakan oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran
dilakukan.

PEMBERHENTIAN TENAGA AHLI DAN SITE MANAGER


1. Bila di kemudian hari ternyata tenaga ahli dan site manager yang ditunjuk Penyedia Jasa dianggap
kurang atau tidak mampu, maka pengawas berhak memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengganti
pelaksana/petugas tersebut.

2.

12.

Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah surat perintah pengawas tersebut keluar,
Penyedia Jasa harus sudah menunjuk seorang pelaksana/petugas yang baru.

KOORDINASI DENGAN PIHAK LAIN


1. Untuk kelancaran pekerjaan, Penyedia Jasa mengadakan koordinasi /penyesuaian pelaksanaan
pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli sebelum pengerjaan
dimulai maupun pada saat pelaksanaan. Gangguan dan konflik di antara Penyedia Jasa harus
dihindari. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
2. Penyedia Jasa wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan proyek
3.

4.

5.
6.

7.

8.

9.

ini.
Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau diselesaikan oleh pihak lain atau yang
dibeli dari pihak lain dan termasuk dalam lingkup pekerjaan struktur, maka Penyedia Jasa harus
bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dalam pekerjaan ini.
Penyedia Jasa harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan petunjuk kepada sub Penyedia
Jasanya untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan, sensor-sensor, peletakan
peralatan/instansi, pembuatan sparing dan peralatan mekanikal/elektrikal, sehingga sistem struktur
sipil secara keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna. Dalam hal ini Penyedia Jasa masih tetap
bertanggung jawab penuh atas peralatan-peralatannya tersebut.
Penyedia Jasa wajib melaporkan kepada konsultan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau
gangguan-gangguan yang mungkin terjadi ada saat melaksanakan pekerjaan.
Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi mekanikal/elektrikal
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dan harus dikoordinasikan dengan pihak lain. Penyedia Jasa harus
sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian/pembersihan.
Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding, lantai, langitlangit, untuk jalannya pipa dan kabel dilaksanakan oleh Penyedia Jasa berikut
perapihan/finishingnya kembali.
Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Penyedia Jasa, Penyedia Jasa
harus meminta data-data, ukuran-ukuran dan gambar-gambar yang diperlukan kepada Penyedia
Jasa lain yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut melalui konsultan untuk mendapatkan
persetujuan. Semua data-data, ukuran-ukuran dan gambar-gambar tersebut di atas harus sudah
mendapatkan persetujuan konsultan.
Untuk pipa dan kabel yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain harus diberi lapisan
isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan
pemeliharaan dari segi teknis. Untuk itu Penyedia Jasa diharuskan menyerahkan gambar kerja
kepada konsultan untuk dimintakan persetujuannya. Segala akibat pekerjaannya tersebut harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Penyedia Jasa.

13.

GANTI RUGI
Pengawas dan Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab atas ganti rugi atau gugatan yang diajukan oleh
pekerja/buruh Penyedia Jasa, sub Penyedia Jasa agen-agennya, supplier atau pihak ketiga yang
berhubungan dengan kecelakaan, kerusakan, kerugian lainnya serta gugatan apapun yang berhubungan
dengan kontrak ini, semuanya adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

14.

LEMBUR
Apabila menurut Penyedia Jasa demi untuk mencapai target waktu penyelesaian yang sudah ditentukan
diperlukan pekerjaan lembur, maka seluruh biaya yang timbul adalah tanggung jawab jawab Penyedia
Jasa termasuk biaya personil untuk pengawasan selama kerja lembur.

15.

RAPAT LAPANGAN
Rapat lapangan akan diadakan secara berkala untuk maksud koordinasi, monitoring serta mengevaluasi
program pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa diharuskan mengundang semua sub Penyedia Jasanya
serta mengadakan fasilitas yang diperlukan. Notulen rapat akan dibuat oleh pengawas dan akan
dibagikan kepada semua yang berkepentingan.

16.

BUKU HARIAN
Penyedia Jasa harus menyediakan buku harian di lapangan untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk,
keputusan-keputusan dan detail-detail dari pekerjaan serta kejadian-kejadian di lapangan. Penyedia Jasa
wajib mencatat dalam buku harian ini atas semua kejadian dan kegiatan yang ada di proyek.

17.

PEMBUATAN LAPORAN PEKERJAAN


1. Penyedia Jasa wajib membuat laporan harian dimana tertulis proses kemajuan pekerjaan setiap hari,
bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang didatangkan ke proyek, jumlah tenaga kerja, jenis
pekerjaan yang dilaksanakan serta keadaan cuaca di lapangan.
2. Perintah-perintah/instruksi-instruksi dari pengawas baru berlaku mengikat jika ditulis dalam laporan
harian dan telah dibubuhi tanda tangan dan nama jelas dari petugas pengawas.
3. Pekerjaan tambah kurang harus dicatat pula dalam laporan harian ini dengan teliti.
4.
5.

18.

PEMBUATAN FOTO-FOTO PEKERJAAN


1. Penyedia Jasa wajib membuat foto-foto proyek yang menunjukkan kondisi setiap tahapan
2.
3.
4.

19.

Penyedia Jasa juga wajib membuat laporan mingguan dan bulanan dimana tertulis rekapitulasi
segala kegiatan yang berlangsung dalam minggu atau bulan tersebut.
Kelalaian dalam menyusun laporan akan terkena sanksi, yaitu penundaan pembayaran termijn.
Pembayaran termijn hanya akan dilakukan apabila Penyedia Jasa telah melengkapi seluruh laporan.

pelaksanaan.
Foto-foto proyek ini akan dijadikan lampiran dalam penyusunan laporan bulanan konsultan.
Foto harus dibuat rangkap 4 (empat) dalam ukuran standar dan berwarna, disusun rapi dalam
album.
Pengambilan foto dilaksanakan sesuai dengan petunjuk konsultan dan dilaksanakan setiap 7 (tujuh)
hari kalender dan setiap tahapan pekerjaan mulai sejak dilaksanakan pekerjaan ini.

JAMINAN TERHADAP KESELAMATAN KERJA


1. Penyedia Jasa wajib menyediakan peti yang berisi obat-obatan/alat-alat PPPK, guna pertolongan
pertama pada kecelakaan.
2. Penyedia Jasa wajib menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan guna menjamin keselamatan
kerja baik bagi pekerja-pekerja, pelaksana, petugas dari Penyedia Jasa, dari pengawas maupun dari
pemberi tugas.

3.

Untuk keperluan perencana dan pengawas, Penyedia Jasa wajib menyediakan helm pengaman,
sepatu lapangan, sarung tangan pengaman, dan sebagainya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam Undang-undang Keselamatan Kerja.

4.

Apabila terjadi kecelakaan, Penyedia Jasa wajib mengurus dan menyelesaikan atas biaya dan
tanggung jawab Penyedia Jasa.

20.

PENCEGAHAN BIAYA KEBAKARAN


Penyedia Jasa harus melindungi daerah kerja di dalam gedung/bangunan dengan portable fire
extinguisher kelas ABC (multi purpose dry chemical) ukuran 2,5 kg untuk setiap luasan sesuai peraturan
yang berlaku atas biaya Penyedia Jasa.

21.

PENJAGAAN KEAMANAN DAN PENERANGAN DI TEMPAT PEKERJAAN


1. Penyedia Jasa harus mengusahakan adanya cukup penerangan dan penjagaan di tempat pekerjaan
untuk menghindari terjadinya kehilangan dan pencurian terutama di luar jam kerja.
2. Untuk kepentingan keamanan, Penyedia Jasa harus mengadakan lampu kerja.
3. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh terhadap kehilangan atau kerusakan yang terjadi atas
4.
5.

22.

PENYEDIAAN TEMPAT PERALATAN DAN BAHAN


1.

2.
23.

Penyedia Jasa wajib menyediakan tempat menyimpan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan
dengan bentuk, konstruksi dan ukuran sesuai dengan kebutuhan sehingga memenuhi syarat-syarat
penyimpanan yang ditentukan.
Letak tempat peralatan ini harus disetujui oleh konsultan dan pemberi tugas.

PENYEDIAAN AIR UNTUK KEBUTUHAN KERJA


1. Untuk keperluan kerja kerja, Penyedia Jasa wajib menyediakan air yang sedapat mungkin diambil
2.
3.

24.

barang-barangnya.
Kehilangan yang terjadi atas barang atau alat bantu tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda
pelaksanaan pekerjaan.
Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan atas barang-barang dalam ruang
yang dikerjakan dan wajib menggantinya atas biaya sendiri.

dari sumber air yang sudah ada di lokasi tersebut.


Sumber air selama kerja harus terpisah dari yang akan dilaksanakan.
Pembuangan air hasil pekerjaan harus direncanakan dan disetujui oleh direksi pengawas.

PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK SEMENTARA


1. Seluruh kebutuhan listrik disediakan dan dipasang sendiri oleh Penyedia Jasa dan diketahui direksi
2.
3.

pengawas.
Pelaksana harus meminta ijin sesuai prosedur dengan pihak terkait/PLN untuk penyambungan
listrik.
Masalah keamanan yang menyangkut listrik ditanggung oleh pelaksana.

25.

PENYEDIAAN PERALATAN KERJA


1. Penyedia Jasa harus menyediakan semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pelaksanaan
dan menjamin keamanannya. Peralatan yang hilang karenanya menjadi tanggung jawab Penyedia
2.

3.

26.

PENYEDIAAN BAHAN (MATERIAL APPROVAL)


1. Bahan yang dimaksud di sini adalah bahan yang hanya dipergunakan dalam proyek ini yang
tercantum dalam gambar dan dokumen spesifikasi.
2. Penyedia Jasa harus membuat daftar bahan atau material dan jadwal pemasukan material dan
disetujui direksi pengawas, termasuk cara pengangkutannya.
3. bahan atau material yang sudah masuk tidak boleh keluar tanpa sepengetahuan direksi pengawas.
4.

5.
6.

7.
8.

9.

27.

Jasa sepenuhnya.
Direksi pengawas berhak menolak setiap peralatan yang tidak cocok untuk pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam kontrak. Tidak tersedianya peralatan yang memenuhi persyaratan
tidak dapat dijadikan alasan kelambatan pekerjaan.
adanya perubahan merek peralatan yang telah ditentukan hanya diperkenankan dengan
persetujuan terlebih dulu dari direksi pengawas.

Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke tempat pekerjaan tapi ditolak pemakaiannya oleh
pengawas harus segera disingkirkan dari tempat kerja selambat-lambatnya 24 jam sesudah
penolakan tersebut.
Bagian pekerjaan yang telah dimulai menggunakan bahan yang telah ditolak harus segera dihentikan
dan dibongkar atas biaya Penyedia Jasa.
Bahan-bahan yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar.
Semua bahan harus dalam keadaan baru dan baik. Bilamana ternyata dipakai bahan/peralatan lama,
bekas pakai atau cacat atau rusak, Penyedia Jasa harus menggantinya dengan bahan-bahan atau
peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi gambar-gambar atas biaya dan tanggungan
Penyedia Jasa.
Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung jawab
Penyedia Jasa dan Penyedia Jasa harus mengganti dan memperbaiki hal tersebut di atas.
Penyedia Jasa wajib mengirim contoh bahan tersebut di atas kepada Laboratorium Penelitian Bahan
yang ditentukan oleh pengawas, apabila pengawas sangsi dan merasa perlu meneliti kualitas barang
yang diusulkan tersebut. Biaya penelitian bahan di laboratorium menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.
Seluruh hasil tes laboratorium wajib dikumpulkan dan diserahkan ke pemberi tugas pada waktu
serah terima pekerjaan.

TATA CARA UNTUK MEMULAI SUATU JENIS PEKERJAAN


1. Untuk jenis-jenis pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mengakibatkan pada jenis pekerjaan lain
yang tidak dapat diperiksa/tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut, maka Penyedia Jasa wajib
meminta kepada konsultan secara tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan tertutup
itu. Setelah pekerjaan yang akan tertutup tersebut dinyatakan baik, baru Penyedia Jasa
diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya.

2.

3.

28.

Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut di atas tidak dijawab oleh konsultan dalam
waktu 2x24 jam sejak jam diterimanya permohonan tersebut (tidak terhitung hari libur resmi), maka
Penyedia Jasa boleh melanjutkan pekerjaan tersebut kecuali apabila konsultan tidak meminta
perpanjangan waktu pemeriksaan dan Penyedia Jasa menyetujuinya.
Apabila ketentuan-ketentuan tersebut pada huruf a dan b di atas dilanggar oleh Penyedia Jasa maka
pengawas berhak menginstruksikan untuk membongkar bagian yang sudah dikerjakan baik sebagian
maupun seluruhnya untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan. Biaya pembongkaran dan
pemasangan kembali akan dibebankan kepada Penyedia Jasa.

TATA CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pekerjaan hendaknya dilaksanakan pada jam-jam kerja normal kecuali apabila ada jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan perlu dilakukan di luar jam kerja normal. Pada hari libur resmi, Penyedia Jasa lebih
dahulu harus mengajukan permohonan tertulis minimal 24 jam sebelumnya kepada pengawas dan
segala biaya untuk itu menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

29.

TATA CARA PEMERIKSAAN


1. Konsultan akan melakukan pemeriksaan ketat terhadap kualitas bahan-bahan yang akan digunakan
dalam pekerjaan ini. Untuk ini Penyedia Jasa diharap agar benar-benar memperhatikan ketentuan dalam
pasal tersebut di atas.
2. Pengawas akan melakukan pengawasan ketat terhadap jenis pekerjaan yang akan, sedang maupun yang
sudah dilaksanakan. Untuk itu Penyedia Jasa diharapkan agar benar-benar memperhatikan ketentuan
dalam pasal-pasal tersebut di atas.
3. Penyedia Jasa wajib membantu sepenuhnya agar seluruh proses pemeriksaan/ pengawasan tersebut di
atas berjalan lancar.
4. Segala peralatan, bahan-bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan/ pengawasan tersebut harus
disediakan oleh Penyedia Jasa.

30.

TATA CARA PENILAIAN PRESTASI PEKERJAAN


Pekerjaan-pekerjaan yang sudah terpasang dengan baik dan sudah diterima oleh pengawas dapat dihitung
prestasinya. Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke lokasi proyek tapi belum terpasang tidak dapat
dinilai prestasinya, kecuali apabila ada pertimbangan-pertimbangan khusus dari pengawas dan pemberi
tugas.

31.

TATA CARA PERBAIKAN PEKERJAAN


Penyedia Jasa wajib memperbaiki dan/atau mengulangi semua pekerjaan yang tidak diterima oleh
pengawas. Segala biaya untuk ini menjadi tanggungan Penyedia Jasa. Penyedia Jasa wajib mengatur
koordinasi kerja dengan pihak-pihak ketiga tersebut. Tanggung jawab atas kualitas pekerjaan yang telah
diserahkan pada pihak ketiga ini tetap berada di tangan Penyedia Jasa.

32.

KOORDINASI DENGAN SUB PENYEDIA JASA


Apabila ada bagian-bagian pekerjaan yang diserahkan kepada pihak ketiga (sub Penyedia Jasa) sesuai
dengan ketentuan yang ada dalam Kontrak, maka untuk ini Penyedia Jasa wajib mengatur koordinasi kerja
dengan pihak-pihak ketiga tersebut. Tanggung jawab atas kualitas pekerjaan yang telah diserahkan kepada
pihak ketiga ini tetap berada di tangan Penyedia Jasa.
7

33.

PEMASANGAN IKLAN
Pemasangan segala bentuk iklan dalam lokasi pekerjaan atau di tempat yang berdekatan harus mendapat
ijin tertulis dari pemberi tugas.

34.

PERLINDUNGAN TERHADAP MILIK UMUM DAN LINGKUNGAN / BANGUNAN YANG ADA


Penyedia Jasa wajib menjaga properti pemberi tugas dan properti umum lainnya terhadap gangguangangguan yang diakibatkan pelaksanaan pekerjaan.
2. Penyedia Jasa wajib membongkar, memindahkan dan memperbaiki kembali saluran-saluran air bersih,
saluran air kotor, saluran telepon, listrik dan sebagainya yang mungkin akan terpengaruh dan/atau
1.

3.
4.
5.

mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan.


Penyedia Jasa wajib menjaga kondisi lingkungan selama pekerjaan berlangsung.
Penyedia Jasa wajib memelihara/menjaga bangunan yang ada di sekitar terhadap adanya gangguan yang
diakibatkan pelaksanaan pekerjaan.
Segala biaya yang berhubungan dengan hal-hal tersebut di atas menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

34.

PERLINDUNGAN TERHADAP HASIL PEKERJAAN


Penyedia Jasa wajib mengadakan perlindungan yang diperlukan terhadap hasil pekerjaan yang sedang dan
sudah selesai dilaksanakan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan.

35.

PENCEGAHAN GANGGUAN TERHADAP TETANGGA


Segala jenis pekerjaan yang mungkin akan menimbulkan gangguan terhadap penghuni yang berdekatan
hendaknya dilaksanakan pada jam-jam yang sudah ditentukan sesuai dengan petunjuk yang diberikan
konsultan. Untuk hal tersebut tidak ada pertimbangan perpanjangan waktu maupun penambahan biaya.

36.

PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DAN KERAPIAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib untuk selalu menjaga dan memelihara kebersihan dan
kerapian lokasi pekerjaan. Untuk itu Penyedia Jasa diminta menempatkan petugas khusus untuk
memelihara kebersihan dan kerapian.

37.

PERBEDAAN UKURAN, KETIDAKSESUAIAN ANTARA GAMBAR DAN RKS


1.Ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti daripada ukuran skala dalam gambar. Ukuran-ukuran
yang ada dalam gambar harus diperiksa kembali oleh Penyedia Jasa terhadap keadaan/kondisi di
lapangan.
2.Bila ada keragu-raguan ukuran, ketidaksesuaian dan/atau kekeliruan, maka Penyedia Jasa wajib
memberitahukan dan meminta petunjuk kepada pengawas untuk diselesaikan.

38.

TANGGUNG JAWAB DALAM MASA PEMELIHARAAN


1. Dalam masa pemeliharaan Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab untuk memelihara pekerjaan yang
telah selesai dilaksanakan. Apabila dalam masa pemeliharaan tersebut ada pekerjaan-pekerjaan yang
cacat, rusak dan/atau tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan petunjuk pengawas, maka Penyedia
Jasa wajib memperbaiki pekerjaan tersebut secepatnya.

2.

Apabila dalam masa pemeliharaan ini Penyedia Jasa tidak melaksanakan perbaikan-perbaikan seperti
yang diminta pengawas/pemberi tugas, maka prestasi pekerjaan akan dikurangi sesuai dengan nilai
pekerjaan yang belum diperbaiki tersebut dan penyerahan kedua tidak dapat dilaksanakan.

3.

Penyedia Jasa wajib menempatkan 1 (satu) orang pada setiap hari kerja untuk merawat peralatan
Sipil, Arsitektur dan mengoperasikan /merawat peralatan mekanikal/elektrikal dan mendatangkan 1
(satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa dan melakukan penyetelan peralatan
selama masa pemeliharaan (3 bulan).
Penyedia Jasa harus memberikan service secara Cuma-Cuma untuk seluruh sistem pekerjaan sipil,
arsitektur dan mekanikal/elektrikal selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah
proyek ini diserahterimakan untuk pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun setelah serah terima

4.

kedua.
39. PENYEDIAAN DOKUMEN PELAKSANAAN DI LAPANGAN
1. Penyedia Jasa wajib menyediakan 3 set dari seluruh dokumen pelaksanaan untuk dipegang
Penyedia Jasa di lapangan, pengawas lapangan dan pemberi tugas.
2. Seluruh dokumen tersebut di atas harus dalam keadaan jelas mudah dibaca dan sudah
mencantumkan perubahan-perubahan terakhir.
3. Biaya penyediaan dokumen-dokumen tersebut menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
40. PEMBUATAN GAMBAR PELAKSANAAN/GAMBAR KERJA/SHOP DRAWING
1. Penyedia Jasa wajib membuat gambar-gambar kerja dan detail pelaksanaan (shop drawing) dengan
menggunakan kertas HVS 80 gram ukuran A2 lengkap dengan skala dan perhitungan-perhitungan
yang diperlukan.
2. Gambar-gambar tersebut harus dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini
dan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada.
3. Gambar kerja dan perhitungannya harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) untuk diperiksa dan
disetujui pengawas atau perencana. Pekerjaan baru dapat dimulai bila shp drawing telah diperiksa
dan disetujui oleh pengawas.
41. TESTING/COMISSIONING
1.

2.

3.
4.

5.

Penyedia Jasa harus melaksanakan semua testing dan pengujian yang dianggap perlu untuk
memeriksa dan mengetahui apakah seluruh sistem sudah dapat berfungsi dengan baik dan telah
memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku.
Semua tenaga kerja, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab pihak Penyedia Jasa. Hal ini termasuk peralatan khusus yang
dibutuhkan untuk testing sistem seperti yang dianjurkan oleh pihak pabrik pembuat, juga
disediakan oleh Penyedia Jasa.
Semua biaya, lisensi, testing/pengujian adalah tanggung jawab Penyedia Jasa.
Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sipil, arsitektur dan
mekanikal/elektrikal ini harus dihadiri oleh pihak pemberi tugas, pengawas, konsultan perencana
dan pihak yang ditunjuk untuk itu. Untuk ini harus dibuatkan berita acara bersama pemegang
merk peralatan yang diuji dan dari Penyedia Jasa yang bersangkutan.
Keseluruhan lisensi dan hasil test comissioning harus dikumpulkan dan diserahkan ke pemberi
tugas.
9

6.

Jadwal test comissioning dan uji laboratorium harus disesuaikan dengan kurva S dan persyaratan
yang disyaratkan.

42. PEMBUATAN GAMBAR-GAMBAR TERPASANG (AS BUILT DRAWING)


1. Penyedia Jasa wajib membuat gambar-gambar terpasang (as built drawing) yang disetujui oleh
konsultan.
2. Gambar-gambar terpasang tersebut harus dibuat pada kertas ukuran A1 dan diserahkan
sebanyak 1 (satu) set asli dalam bentuk kalkir dan 1 (satu) set dalam bentuk blue print kepada
pemberi tugas dan 3 (tiga) set blue print beserta soft copy dalam bentuk CD-ROM kepada
konsultan sebelum serah terima pertama pekerjaan.

10

BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIS KHUSUS
PELAKSANAAN DAN PEKERJAAN ARSITEKTUR
A. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, beton ring balok untuk bangunan yang
dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan, dan semua pekerjaan
beton struktur, seperti yang ditunjukkan pada gambar.
1.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merek atas persetujuan Konsultan MK dan harus
memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan.
Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban,
bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
b. Pasir beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan
sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Koral beton split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu
dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang
tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan
bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10.
Apabila dipandang perlu Konsultan MK dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai
diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
e. Besi beton
Digunakan mutu U24 = 016, U39 = 016. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI
1971). Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
1) Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai.
2) Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2.
3) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5.
4) Perturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8.
5) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
6) Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Kontraktor Pekerjaan Umum (AV) No. 9
tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457.
7) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Konsultan
Perencana/Konsultan MK.
8) Standar Normalisasi Jerman (DIN).
9) American Society for Testing and Material (ASTM).
10) American Concrete Institute (ACI).

11

1.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Mutu beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-250 dan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam PBI- 1971.
b. Pembesian
1) Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kaitkait dan pembulatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai PBI-197.
2) Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar konstruksi.
3) Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.
4) Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam
waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan MK.
c.

Cara pengadukan
1) Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2) Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
MK.
3) Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump
pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 5cm dan maksimum 10 cm.

d.

Pengecoran beton
1) Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemerikasaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemerikasaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
2) Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Konsultan MK.
3) Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar
untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti
keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4) Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan MK.

e.

Pekerjaan acuan/bekisting
1) Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan/yang
diperlukan dalam gambar.
2) Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh
dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
3) Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (serbuk
gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan
harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
4) Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split, pasir dan Semen
Portland) kepada Konsultan MK, untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan
dilakukan.
5) Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman,
sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai dengan persyaratan.
6) Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng. Diameter
kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).
7) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
8) Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.

12

f.

Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting


Pembongkaran bekisting hanya boleh, dilakukan dengan ijin tertulis dari Konsultan MK.
g. Kontraktor dan Kualifikasi Pelaksana/Kontraktor
1) Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan saat-saat
penyerahan (selesai).
2) Pekerjaan beton harus dilakukan tenaga-tenaga ahli pada bidangnya. Kontraktor harus
qualified, minimum STM 3 tahun pengalaman kerja tenaga pelaksana lapangan.
3) Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada Uraian dan syaratsyarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam
negeri maupun luar negeri.
4) Kontraktor harus mengikuti kontrak-kontrak yang akan disusun kemudian dengan pemilik, baik
mengenai hal-hal pembayaran maupun hal teknis dan non teknis lainnya.
5) Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan untuk
dapat berdiskusi dan dapat memutuskan administratif.
h. Contoh bahan
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan dulu contoh-contoh material
misalnya : besi, koral, pasir, PC dan bahan finishing lainnya untuk mendapatkan persetujuan
dari Konsultan MK.
2) Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan MK, akan dipakai sebagai standar/pedoman
untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
i. Syarat-syarat pengiriman dan penyimpanan bahan
1) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan
berlabel pabriknya.
2) Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
3) Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
4) Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. Bila
ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.
j. Pengujian Mutu Pekerjaan
1) Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan untuk memberikan pada Konsultan
MK Certificate Test bahan besi beton dari produsen/pabrik.
2) Bila tidak ada Certificate Test, maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi beton
maupun kubus beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
3) Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji berupa
kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat/ketentuan dalam PBI-1971.
Pembuatannya harus disaksikan oleh Konsultan MK. Jumlah dan frekuensi pembautan kubus
beton serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBI-1971.
4) Kontraktor diwajibkan membuat Mix Design/Rencana Campuran Beton terlebih dahulu,
sebelum memulai pekerjaan beton.
5) Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Konsultan MK secepatnya.
6) Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggungjawab
kontraktor.
k. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
1) Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
2) Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan- pekerjaan lain.
3) Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4) Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus
menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI-1971).

13

B. PEKERJAAN KAYU NON STRUKTURAL


2.1.
LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi.
a. Pekerjaan Kayu Kasar :
Klos dan Pekerjaan Kayu Kasar pada umumnya.
b. Pekerjaan Kayu Halus :
1) Pintu berikut rangka.
2) Pekerjaan kusen kayu, kayu halus pada umumnya, yang tertera pada gambar.
2.2.
PERSYARATAN BAHAN
a. Jenis kayu yang dipakai :
1)Kayu Kamper Samarinda, yang diawetkan, Kelas Kuat I-II Kelas awet I, mutu A. Digunakan untuk seluruh
pekerjaan kayu yang disebutkan diatas, terkecuali dinyatakan lain dalam Buku Syarat-syarat Teknis dan
yang dinyatakan dalam gambar.
2)Kayu Kamper Samarinda, Kelas Kuat I-II Kelas Awet I mutu A. Digunakan untuk list akhiran daun pintu dan
bagian lain yag termasuk pekerjaan Kayu Halus, yang dinyatakan dalam Buku Syarat-syarat Teknis dan
yang dinyatakan dalam gambar.
3)Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
4)Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu,
melintang basah dan lapuk.
5)Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PPKI. Untuk kayu Kamper
Samarinda, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12%.
6)Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Konsultan MK.
7)Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan bahan pengawetan mengunakan sistem oven.
b.

Bidang Panel dan Pintu.


1) Bahan yang digunakan untuk bidang panel, kecuali ditentukan lain adalah multiplek 4mm. Jenis bahan
panel yang digunakan adalah multiplek, dengan muka berkualitas baik untuk bidang tampak. Tiap lembar
multiplek yang dipakai harus mempunyai tanda/cap dari pabrik yang dikenal.
2) Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus digalvanisasikan sesuai dengan
NI-5.
3) Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di satu tempat/ruangan
yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari
kerusakan.

2.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :


a. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk detail tertentu
atas persetujuan Konsultan MK.
b. Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai dengan NI-5, Bab
VI, pasal 14, 15 dan 17. Tidak diperkenankan pengerjaan di tempat pemasangan.
c. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk mendapatkan
ketetapan pemasangan di lapangan.
d. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata dan waterpass.
e. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0,5 cm untuk
setiap 2 m.
f. Pekerjaan Kayu Halus
1) Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah diketam halus dan siap difinish). Kontraktor wajib menyerahkan shop drawing dan contoh jadi untuk bagian detail
tertentu kepada Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
2) Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan mesin tanpa kecuali
dan tidak diperkenankan mengerjakannya di tempat pemasangan.
3) Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau cara lainnya yang
disetujui Konsultan MK.
14

4)

Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau sejenisnya yang telah
disetujui Konsultan MK.
5) Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
6) Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap menerima
finish. Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau
sejenis, kecuali disyaratkan lain oleh Konsultan MK.
7) Jika diperlukan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik kualitas
maupun jenisnya kepada Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
8) Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK. Jika
ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus mengganti atas tanggung jawabnya.
9) Semua pekerjaan berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus di galvanisasi sesuai dengan NI5.
10) Setelah dipasang, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan
benda lain dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul
adalah tanggung jawab Kontraktor.
11) Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung pada dinding pasangan bata, partisi dan beton
harus diberi lapisan meni kayu 2 lapis.
C. PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL
3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan metal dalam hal ini meliputi :
Pekerjaan Besi
Pekerjaan Penggantung Rangka Langit-langit.
Pekerjaan lainnya yang tercantum pada gambar.
3.2.

PERSYARATAN BAHAN
a. Besi
1) Baja profil yang digunakan adalah baja ST.37 dengan bentuk dan ukuran sesuai yang tertera
pada gambar.
2) Pipa baja yang digunakan adalah Carbon Steel ST.37, dengan ukuran sesuai yang tertera pada
gambar.
3) Besi yang digunakan adalah besi minimal strip tebal 0.25 mm atau dengan type dan ukuran
sesuai yang tertera pada gambar.

3.3.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pekerjaan Rangka Langit-langit
1) Sebelum pemasangan rangka langit-langit dilaksanakan, perlu diperhatikan pekerjaan lain yang
erat hubungannya dengan pekerjaan ini. Pekerjaan lain yang termasuk di sini adalah :
Elektrikal - Penerangan
Perlengkapan Instalasi yang diperlukan.
2) Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak tercantum pada Gambar Rencana Langit-langit, harus
diteliti dahulu pada Gambar Instalasi pekerjaan yang dimaksud (elektrikal, mekanikal) dengan
Konsultan MK/Konsultan Perencana.
3) Pola pemasangan disesuaikan dengan Gambar Rencana yang ada.
4) Cara pemasangan menurut ketentuan pabrik yang mengeluarkan produk yang akan
dipergunakan.
5) Pada waktu pemasangan rangka langit-langit harus diperhatikan ketinggian ceiling sesuai
dengan gambar.
6) Sebelum pemasangan, Kontraktor harus membuat shop drawing untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan MK.
7) Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan (0,5 cm
untuk setiap 2 m).

15

b.

Pekerjaan Besi
1) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di
lapangan.
2) Bahan-bahan pelengkap lainnya seperti sekrup, baut, mur, paku metal fittings yang akan
berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
3) Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain, dengan
mengikuti semua petunjuk Gambar Rencana secara seksama.
4) Kontraktor diminta untuk menyiapkan shop drawing/gambar kerja untuk pekerjaan-pekerjaan
tertentu dengan petunjuk Konsultan MK/Konsultan Perencana.
5) Pemotongan dengan membakar di bengkel harus dilakukan dengan mesin potong pembakar
yang standar. Pembakaran di bengkel atau di lapangan harus disetujui Konsultan MK.
6) Semua Pekerjaan metal yang terpotong harus disetujui Konsultan MK.
7) Berkas-berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan.
8) Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.
9) Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan las sesuai gambar.
10) Pekerjaan Pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan
pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin pengakhiran yang rata dari cairan elektroda
tersebut. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih dan bebas dari kotoran, cat
minyak dan karat.
11) Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan
berputar atau membengkok. Setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan dengan
baik (wire, brush, ampelas). Cacat pada pengelasan harus dipotong dan dilas kembali atas
tanggung jawab Kontraktor.
12) Tambahan dan angkur yang perlu harus digunakan walaupun tidak termasuk dalam gambar
(lengkap dengan pemakaian ramset untuk beton) meliputi dan tidak terbatas pada dudukan
fixtures (toilet dan cermin).

c. Pekerjaan Kawat Penggantung Rangka Langit-langit


Sistem penggantung langit-langit adalah dengan menyediakan angker besi beton diameter 10 mm pada pelat beton
pada jarak 1.20 x 1.20 m. Pola disesuaikan dengan pola langit-langir dan persyaratan pabrik pembuat rangka
langit-langit, kecuali dinyatakan lain dalam gambar atau petunjuk Konsultan MK.
PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN/LIGHT CONCRETE BLOCK
4.1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Konsultan.
4.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Bata Ringan
Bata ringan terbuat beton ringan dengan proses Autoclaved Aerated Concrete Hebel, Celcon,
Powercon atau setara dengan ukuran 600 x 200 x 75 mm atau sesuai dengan standar ukuran pabrik
pembuat.
Berat jenis kering
: 500 kg +/- 100 / m
Kuat tekan
: 4 N / mm
Daya konduksi panas
: 0.14 W/(m.k)
b. Bahan adukan pasangan bata ringan memakai semen mortal untuk penggunaan dinding dalam dan
dinding luar.
Warna
: Abu-abu muda
Perekat
: Semen Portland
Agregat
: Pasir silika dengan ukuran maksimum 3 mm.
Berat jenis
: Kering 1.6 kg / liter, basah 1.8 kg / liter
16

Kebutuhan air
Kekuatan tekan
c.

: 7.5 liter / 40 kg
: > 7 N / mm

Bahan plesteran bata ringan memakai semen mortal


Warna
: Abu-abu muda
Perekat
: Semen Portland
Agregat
: Pasir silika dengan ukuran maksimum 2.4 mm.
Berat jenis
: Kering 1.5 kg / liter, basah 1.8 kg / liter
Kebutuhan air
: 4.8 kg / liter air
Kekuatan tekan
: 3.4 N / mm setelah 28 hari
Kuat rekat
: > 0.3 N / mm setelah 28 hari
Daya tutup
: untuk ketebalan plesteran 15 mm diperlukan 18 kg / m

d. Bahan acian dinding memakai semen mortal


Warna
: Abu-abu muda
Perekat
: Semen Portland
Bahan pengisi
: Tepung batu kapur
Berat jenis
: Kering 1.1 kg / liter, basah 1.7 kg / liter
Kebutuhan air
: 4.8 kg / liter air
Kekuatan tekan
: > 10 N / mm setelah 28 hari
Daya tutup
: Acian dengan ketebalan 2 mm, diperlukan 3 kg / m
4.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
A. Permukaan harus dalam keadaan bersih dari debu dan kotoran-kotoran lainnya yang dapat
mengurangi efektifitas perekatan.
B. Gunakan tempat adukan yang bersih dan baik sehingga campuran tidak larut keluar dari tempatnya.
C. Tuangkan memakai semen mortal, secara bertahap ke dalam air. Aduk selama 2 menit sampai
menghasilkan campuran yang merata, biarkan 10 menit supaya aditiv menjadi larut. Aduk kembali
sebelum digunakan. Adukan akan baik digunakan selama 3 jam. Sebaiknya menggunakan elektrik
mixer.
D. Untuk lapisan dasar yang berhubungan dengan beton harus mempergunakan memakai semen
mortal, sedangkan untuk plesteran bata ringan kearah horizontal dan diatasnya bisa
mempergunakan memakai semen mortal atau setara tebal plesteran untuk bata ringan antara 12mm. Setalah bata ringan direkatkan satu sama lain dengan presisi dan rata, sisa plesteran harus
segera dibersihkan dengan roskam/trowel yang sesuai.
E. Untuk pemotongan harus menggunakan gergaji yang direkomendasikan pabrik. Demikian pula
dengan roskam/trowel, palu karet, garukan penata dan ampelas harus sesuai rekoemndasi pabrik
pembuat dan disetujui konsultan.
F. Untuk pembuatan lubang/cerukan untuk instalasi mekanikal dan elektrikal harus menggunakan bor
mesin, gergaji mesin/sircular saw sesuai dengan kedalaman yang diperlukan, untuk perapihan
diharuskan menggunakan hand router. Posisi lubang cerukan harus sesuai dengan rekomendasi
konsultan.
G. Untuk penutupan lubang diisi dengan plester memakai semen mortal atau dengan terlebih dahulu
dipasang kawat fibreglass/kasa nyamuk untuk mencegah keretakan.
H. Pemasangan acian dilakukan sekurang-kurangnya 24 jam setelah plesteran.
I. Pekerjaan plesteran dapat dilakuan dengan menggunakan roskam/trowel atau disemprot dengan
menggunakan mesin semprot yang sesuai. Pemasangan plesteran dilakukan sekurang-kurangnya 24
jam setelah pemasangan blok dengan menggunakan memakai semen mortal.
J. Kekentalan campuran harus tetap dijaga untuk menjaga kesetabilan perletakan campuran dan daya
rekat yang baik.

17

E. PEKERJAAN WATER PROOFING


5.1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat
bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat dibawah ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Bagian yang diwater proofing :
1) Daerah WC, kamar mandi, atap beton dan daerah basah lainnya.
2) Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
5.2.

PERSYARATAN BAHAN
a. Water proofing yang dipakai adalah jenis Polyethylene adhesive backed water proofing sheet (jenis
lembaran). Dengan aplikasi pemasangan tanpa pemanasan/pembakaran Ex. Fosroc proofex GPE,
Sika Grout, shell coating. Water Proofing ini dapat diaplikasikan dengan perekat jenis Polyethylene
film. Persyaratan lain adalah sebagai berikut :
Berat minimal dalam 1 roll
: 12 m x 1 m/23 kg standard UEATC
Tebal minimal
: 1.5 mm standard UEATC
Moscure vapour Transmission Rate
: 0.41 gram/m/24 hours standard ASTM E96 (daya
rekat terhadap material yang sama.
Adhesive to Self
: 4.0 N/mm standard ASTM D 1000 (daya rekat
terhadap beton/semen : 4.0 Nmm standard ASTM
D 1000. (Daya tahan terhadap tekanan Hydro
Static)
Resistanse to Hydro Static head
: 30 m standard DIN 1048
Jenis kiriman material
: Non Toxic (tidak beracun)
Suhu pemasangan yang dianjurkan
: 5 - 50 C.
Penyimpanan
: Maksimum 12 bulan disimpan dalam kondisi
kering.
b. Water proofing untuk reservoir dan STP, toilet, dan bagian-bagian yang tidak terexposed langsung
pada matahari. Bahan terbuat dari campuran semen kwarsa halus dan bahan kimia aktif, Ex. Brush
Bond Fosroc, Sika Grout, Shell Coating.
1) Pemakaian lapisan water proofing, dengan komposisi :
Vandex Super 0,75 kg/m.
Vandex Premix 1,00 kg/m.
2) Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi, cara pelapisan, ketebalan
pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti
petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen.
3) Pelaksanaan :
Permukaan harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan menggunakan air
bertekanan tinggi, termasuk juga bagian yang keropos harus dipahat dan dicuci.
Contraction joint harus dipahat dan diberikan special treatment sesuai dengan ketentuan.
Penyemprotan/pengkuasan dilakukan setelah tenggang waktu 15-30 menit sehingga
tercapai ketentuan pemakaian bahan per meter persegi.
Vandex Premix disemprotkan/dikuas di atas lapisan Vandex Super. Permukaan bidang
harus dilindungi terhadap hujan, matahari dan angin dengan penutup plastik.
Kelembaban harus tetap dipertahankan selama 6 hari dan jangka waktu tersebut
permukaan dinding harus disiram air.
Test rendam dilakukan 2 x 24 jam sesudah pemasangan Vandex Premix.
Syarat-syarat Pelaksanaan :
1) Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan MK untuk mendapatkan
persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.
2) Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus dibersihkan
sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Konsultan MK. Peil dan ukuran harus sesuai gambar.
18

3) Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan, dan atas petunjuk Konsultam MK.
4) Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus
segera melaporkan kepada Konsultan MK sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak
dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada kelainan/perbedaan di tempat
itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
5) Kondisi permukaan plat beton harus rata bersih dari air minyak & debu. Dengan kondisi kering
pertemuan sudut tidak ada yang tajam (90).
6) Pemasangan/pengaplikasian water proofing ini harus dikerjakan oleh tenaga yang sudah
berpengalaman yang direkomendasikan olehn pabrik produsen material tersebut dan
mengikuti segala aturan dan spesifikasi teknis dari pihak produsen dari water proofing tersebut.
7) Jika ada terjadi kantung udara/gelembung pada water proofing sheet tersebut pekerjaan harus
diulang kembali untuk mendapatkan kondisi yang sempurna.
8) Pemasangan sambungan diharuskan overlap dengan lembaran kain minimal 75 mm sedangkan
pada bagian ujung pertemuan/dinding minimal 150 mm dari elevasi finish lantai.
9) Setelah pemasangan Kontraktor diwajibkan melaksanakan test rendam selama 2x 24 jam.
Apabila terjadi kebocoran harus segera dilakukan perbaikan sesuai dengan rekomendasi dari
pihak produsen.
10) Bila lantai yang di water proofing sudah di test kebocoran kontraktor diharuskan segera
melaksanakan penutupan water proofing dengan plesteran semen minimal 30 mm pada semua
bagian yang di water proofing.
11) Setelah kering maka kontraktor diperbolehkan malakukan pekerjaan lainnya pada bagian plat
tersebut sesuai dengan gambar kerja/pelaksanaan.
c.

Persyaratan Standar Mutu Bahan


Standar dari bahan dan produser yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar lainnya seperti :
NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan
cara apapun tanpa ijin dari Konsultan MK dan Konsultan Perencana.

d.

Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli


Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan pekerjaan harus
mendapat sertifikat jaminan secara cuma-cuma selama 10 (sepuluh) tahun berupa :
1) Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producers Process Performance Warranty)
2) Jaminan ketepatan aplikasi (Aplicators Workmanship Warranty).

e.

Waterproofing untuk WC, kamar mandi dan daerah basah


1) Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah daerah WC, kamar mandi dan daerah basah
lainnya.
2) Lapisan waterproofing terbuat dari Acrylic Polymer Gel yang diperkuat dengan jaringan serat
kaca (fibre glass mat).
3) Ketebalan waterproofing minimal 1 mm untuk Traffigard dan diberi satu lapis fibre glass mat.
4) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus memastikan bahwa kemiringan plat beton
sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan (kemiringan minimal 2 %).
5) Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan setelah
pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan pabrik/produsen.
6) Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh Perencana, dari pilihan warna
yang tersedia.

f.

Water proofing pada sparing pipa pembuangan air.


Bahan terbuat dari dua komponen epoxy mortar A dan B, setara FOSROC. Pada waktu pelaksanaan
komponen A dan B diaduk menjadi satu bagian dan kemudian dipasang pada setiap sparing pipa
pembuangan air terutama areal toilet/kamar mandi, roof drain. Pemasangan harus mengikuti
petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen.
Pengujian

g.

19

h.

Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air di atas


permukaan yang diberi lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan MK.
Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
1) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus tersegel dan berlabel pabriknya.
2) Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih,
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
3) Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
4) Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik sebelum atau
selama pelaksanaan.

i.

Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan MK untuk mendapatkan
persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.
2) Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus dibersihkan
sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Konsultan MK. Peil dan ukuran harus sesuai gambar.
3) Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan, dan atas petunjuk Konsultan MK.
4) Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus
segera melaporkan kepada Konsultan MK sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak
dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan/perbedaan di tempat
itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

j.

Gambar Detail Pelaksanaan


1) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak dan disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
2) Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
3) Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara
lengkap didalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
4) Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan MK.

k.

Contoh
1) Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan dari
pabrik.
2) Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai.

l.

Cara Pelaksanaan
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman (ahli dari pihak pemberi garansi
pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Konsultan MK. Khusus untuk bahan
waterproofing yang dipasang di tempat yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak
mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar
pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka di bagian lapisan atas dari lembar waterproofing ini
harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed
maupun material finishing.

20

m. Pengamanan Pekerjaan
1) Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan,
terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
2) Apabila terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau pemakai pada
waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan, maka Kontraktor harus memperbaiki/mengganti
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan MK. Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini
adalah tanggung jawab kontraktor.
5.3. PEKERJAAN SEALANT
a. Semua celah pada sambungan unit saniter dan accessoriesnya terhadap dinding, lantai maupun
antara pipa.
b. Semua celah pada kaca dengan rangka dan dinding.
c. Semua celah pada kusen aluminium.
PERSYARATAN BAHAN.
5.3.1. Pekerjaan Sealant.
Bahan sealant harus sesuai dengan kegunaan, fungsi dan bahan / material, tahan cuaca,
kedap air, tahan terhadap garam dan alkali, bersifat elastis untuk menghadapi perubahan
temperatur, tahan benturan dan berdaya lekat tinggi dan bahann dasar dari Poly Urethan.
Produk
: FOSROC, GE, Super Sealant
Nama bahan
: NITOSEAL 118

PERSYARATAN PELAKSANAAN
5.3.2. Pekerjaan Sealant.
Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus benar-benar kering, bersih dan bebas
dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan, partikel bahan / material yang
terlepas maupun noda dan kotoran lainnya. Permukaan material harus sudah di-finish.
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini di dalam ruangan tertutup karena sealant
memerlukan kelembaban atmosfir untuk mengeras.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan cara pemasangan dan jenis
sealant yang dibedakan berdasarkan macam / jenis material yaitu :
Material keramik / kaca.
Material metal.
Material kayu.
Material beton.
Permukaan aduk plesteran dan lain-lain.
Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan / spesifikasi pabrik.
5.4. PEKERJAAN GROUTING
Semua pekerjaan penutup celah yang terjadi pada bahan / material metal yang tertanam dalam
beton maupun pasangan bata.
PERSYARATAN BAHAN.
5.4.1. Pekerjaan Grouting
Bahan grouting dari jenis non-shrink dan non-metallic dengan pemakaian dicampur semen.
Produk
: Fosroc, Sika Grount, Shell
Nama bahan
: Conbextra GP
Bahan grouting untuk penutup / pengisi keretakan
21

beton dari jenis epoxy dengan

pemakaian diinjeksikan kedalam retakan. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplicator dengan
garansi.
Produk
: Fosroc, Sika Grount, Shell
Nama bahan
: Conbextra GP
PERSYARATAN PELAKSANAAN
5.4.2. Pekerjaan Grouting
a.

Persiapan Permukaan.
Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat. Terkecuali untuk baja stainless
steel, persyaratan ini tidak berlaku.
Permukaan lubang pada beton maupun pasangan batu bata harus bersih dan bebas dari
debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan/semen, partikel bahan / material yang
terlepas maupun noda dan kotoran lainnya.
Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahkan terlebih dahulu
tetapi tidak diperkenankan ada butiran air di atas permukaan tersebut pada waktu
pelaksanaan grouting.

b.

Pelaksanaan.
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah / lubang tertutup
padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak terbentuk rongga udara. Apabila celah /
lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat mempergunakan corong atau alat lain.

c.

Perawatan (curing) dan perbaikan.


Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan pengerasan yang terlalu
cepat yaitu dengan ditutup oleh kain basah.

F. PEKERJAAN PELAPIS DINDING


6.1.

PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

6.1.1.

LINGKUP PEKERJAAN
a. Termasuk dalam pekerjaan dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
termasuk alat-alat bantu dan alat-alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

6.1.2.

PERSYARATAN BAHAN
a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d. Penggunaan adukan mortar
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk
Konsultan MK/Konsultan Perencana, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan MK/Konsultan Perencana sesuai Uraian Syarat
Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar Arsitektur
terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk
profilnya.
d. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara pembuatannya
menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan udara
luar, dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari

6.1. 3.

22

permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi, WC/toilet dan daerah
basah lainnya dipakai aduk plesteran 1PC : 3 pasir.
Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 5 pasir.
Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari kering benar.
Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk
perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan
kedap air.

e.

Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa lisrtik
dan plumbing untuk seluruh bangunan.
f. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan
kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau
form tie harus tertutup aduk plester.
g. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat
dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya).
h. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.
i. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur garis
horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya,
kecuali untuk yang menerima cat.
j. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan keping-keping
plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
k. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam
gambar, sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan
melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari
plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan Konsultan MK/Konsultan Perencana.
l. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar,
harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk
lain di dalam gambar.
m. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban memperbaikinya
dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
n. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba,
dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas
matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
o. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar
kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan MK/Konsultan Perencana
dengan biaya atas tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai
kontraktor harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
p. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap
kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
q. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2
(dua) minggu.
r. Apabila ada sambungan plesteran dan acian lama dengan yang baru, permukaan harus rata dan
presisi dengan posisi dan bentuk sesuai dengan rencana dan persetujuan Konsultan MK.

23

6.2.

PEKERJAAN DINDING KERAMIK/GRANIT TILE

6.2.1.

LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Konsultan MK/Konsultan Perencana.

6.2.2.

PERSYARATAN BAHAN
a. Dinding Keramik Tile yang digunakan :
1) Jenis
: Keramik tile, Kaolin putih.
2) Ukuran
: 20 x 40 cm, 40 x 40 cm atau sesuai gambar
perencanaan maupun shop drawing.
3) Finishing Permukaan
: Berglazuur.
4) Produksi
: KIA, Mulia, Roman.
5) Ketebalan
: Minimum 6 mm.
6) Bahan Pengisi siar
: Grout semen warna
7) Bahan Perekat
: Ceramix Adhecive tile (Perekat Keramik)
8) Warna/texture
: Ditentukan kemudian.
b.

Dinding Granit Tile yang digunakan :


1) Jenis
: keramik Tile
2) Ukuran
: 40 x 40 cm atau sesuai gambar perencanaan maupun shop
drawing.
3) Finishing permukaan
: Polished dan Unpolished
4) Produksi
: NiroGranit, Granito, White hourse
5) Ketebalan
: Minimum 6 mm.
6) Bahan Pengisi siar
: Grout semen berwarna.
7) Bahan Perekat
: Ceramix Adhecive tile (Perekat Keramik)
8) Warna/texture
: Ditentukan kemudian.

c.

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan
Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK/Konsultan Perencana.
Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis-operatif dari pabrik
sebagai informasi bagi Konsultan MK/Konsultan Perencana.
Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui Konsultan MK/Konsultan Perencana.

d.
e.
f.

6.2.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a.

b.
c.
d.
e.

f.

Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat langsung diletakkan, dengan
menggunakan perekat spesi 1 PC : 3 Pasir, diaduk baik memakai larutan supercement, jumlah
pemakaian adalah 10 % dari berat semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm
atau bahan perekat khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan ketebalan dinding
seperti tertera pada gambar.
Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik harus
sama tidak boleh retak, gompak atau cacat lainnya.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang akan terpasang di
dinding : Exhaust fan, panel, stop kontak, lemari gantung, stretcherguard dan lain-lain yang tertera
di dalam gambar.
Pengaturan pola warna keramik sesuai gambar dan harus disetujui oleh Konsultan MK.
24

g.
h.

i.
j.

k.
l.

Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.


Awal pemasangan keramik pada dinding dan ke mana sisa ukuran harus ditentukan, harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan Konsultan MK/Konsultan Perencana sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar arah
horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar 4-5 mm setiap perpotongan siar harus
membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga
membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya
akan ditentukan kemudian.
Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersih untuk keramik seperti Forstex buatan Yuri atau sejenis.
Nat-nat pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan grout semen warna.

6.3.

PEKERJAAN DINDING PARTISI

6.3.1.

LINGKUP PEKERJAAN
Berkaitan dengan dinding partisi termasuk didalamnya alat bantu, tenaga, bahan-bahan dan
perlengkapan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan tersebut sebagaimana ditunjukan dalam
gambar dan spesifikasi teknis.
PERSYARATAN BAHAN
a. Rangka partisi menggunakan bahan zinkalume framing system produk dalam negeri setara, yang
persyaratan selanjutnya sama dengan persyaratan pekerjaan pintu dan jendela rangka alumunium.
b. Rangka metal Stud ukuran 89x40 mm tebal min. 0,35 mm dan metal runner ukuran 90x30 mm tebal
min. 0,35 mm, atau mengikuti standart pabrik.
c. Panel gypsum board Panel partisi 2 muka memakai : Elephant. Jaya Board atau setara tebal 12 mm.

6.3.2.

6.3.3.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a.

Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan MK/Konsultan Perencana.
b. Sebelum pekerjaan dilakukan Kontraktor wajib mengadakan pemeriksaan, pengukuran dilapangan
agar mendapat ukuran yang tepat dengan keadaan dilapangan.
c. Kekuatan konstruksi dan rangka partisi harus sesuai gambar dan petunjuk dari konsultan
MK/konsultan Perencana.
d. Pasangan dinding panel partisi harus lurus horizontal/waterpass, permukaan dinding partisi arah
vertikal harus lot dan rata tidak bergelombang.
e. Sudut-sudut dinding harus 90 dan garis pertemuan bidang-bidang pada sudutnya harus lurus dan
presisi.
6.4. PEKERJAAN PENUTUP ALUMUNIUM COMPOSIT PANEL (ACP)
6.4.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi peralatan, bahan, alat bantu dan lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi teknis.
6.4.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Rangka besi hollow 40x40x1 mm minimal dan 40x20x1 mm minimal finish zinkromate dan profil
besi baja lainnya sebagai perkuatan panel partisi sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi
pabrik pembuat alumunium komposi panel yang persyaratan selanjutnya sama dengan persyaratan
pekerjaan logam non struktural.
b. Alumunium komposit panel tebal minimal 4mm, finishing produk Alucubon, Seven, Alucopanel.
c. Skrup, baut terbuat dari galvanis dan stainles steel sesuai peruntukan dan fungsinya, ukuran dan
type dari skrup dan baut harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
d. Untuk penutupan celah/grove harus dengan sealant yang direkomendasikan pabrik untuk exterior
jenis tahan asam dan ultra violet.

25

6.4.3.

6.5.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan MK.
b. Sebelum pekerjaan dilakukan Kontraktor wajib mengadakan pemeriksaan, pengukuran di lapangan
agar mendapat ukuran yang tepat dengan keadaan di lapangan.
c. Kekuatan konstruksi dan rangka panel harus sesuai gambar dan petunjuk dari Konsultan dan
rekomendasi pabrik pembuat.
d. Pasangan dinding panel harus lurus horizontal/waterpass, permukaan dinding panel arah vertikal
harus lot dan rata tidak bergelombang.
e. Pemotongan, bendung/tekukan, pembuatan celah, pembuatan lubang harus lakukan di work shop
dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
f. Penutupan sambungan harus rata dan tertutup sempurna dengan jarak sesuai gambar perencanaan.
g. Semua hubungan panel dengan material lain harus presisi dan rapi tidak ada cacat.

PEKERJAAN CURTAIN WALL

6.5.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi peralatan, bahan, alat bantu dan lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi teknis.
6.5.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Rencana dan spesifikasi pabrik pembuat curtain walll system dengan rangka Exposed Mullion
uk.100x50/ Tr 50x40mm ex Alexindo, YKK, finish powder coating dengan kaca panasap tebal 8 mm
atau mengikuti gambar ex asahimas yang persyaratan selanjutnya sama dengan persyaratan
pekerjaan logam/non struktural.
b. Curtain wall system panel menggunakan kaca ex panasap tebal 8 mm atau mengikuti gambar ex
Asahimas, Mulia Glass, modul ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.
c. Accessories curtain wall system lengkap sesuai dengan gambar rencana dan merupakan satu
kesatuan dari perlengkapan medical wall system.
6.5.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh bahan yang akan digunakan untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan MK/Konsultan Perencana.
b. Sebelum pekerjaan dilakukan Kontraktor wajib mengadakan pemeriksaan, pengukuran dilapangan
agar mendapat ukuran yang tepat dengan keadaan dilapangan.
c. Kekuatan konstruksi dan rangka medical wall system harus sesuai gambar dan petunjuk dari
Konsultan Perencana.
d. Pasangan dinding panel medical wall system harus lurus horizontal/waterpass, permukaan dinding
medical wall system arah vertikal harus lot dan rata tidak bergelombang.
e. Semua pelaksanaan pekerjaan pemasangan yang berhubungan dengan pekerjaan lain/paket lain
harus dikoordinasikan terlebih dahulu dan disetujui oleh Konsultan MK.

G. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI


8.1.

PEKERJAAN SUB-LANTAI/RABAT BETON

8.1.1.

LINGKUP PEKERJAAN
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan yang
baik.
b. Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai
alas lantai finishing.

8.1.2.

PERSYARATAN BAHAN
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2), PVBB 1956
dan NI-8.
26

b.

8.1.3.

Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
kepada Konsultan MK untuk disetujui.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a.

b.

c.
d.

e.

Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang sub-lantai harus dipadatkan
untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh daya dukung tanah yang
maksimum, pemadatan dipergunakan alat timbris.
Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas
alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu pasangan. Tebal lapisan
pasir urug yang disyaratkan minimum 10 cm atau sesuai gambar, disiram air dan ditimbris sehingga
diperoleh kepadatan yang maksimal.
Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan lantai kerja atau sub-lantai setebal 5 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 koral.
Untuk pasangan di atas pelat beton (lantai tingkat), pelat beton diberi lapisan plester (screed)
campuran 1 PC : 2 pasir setebal minimum 2 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai, terutama
di daerah basah dan teras.
Lantai kerja atau sub-lantai beton tumbuk di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat benarbenar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah dan teras.

8.2.

PEKERJAAN LANTAI KERAMIK ,GRANIT TILE

8.2.1.

LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pasangan lantai Keramik dan Granit Tile
ini dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
PERSYARATAN BAHAN

8.2.2.

a.

Lantai Keramik yang digunakan :


1) Jenis
: Ceramic Tile/Rock Tile
2) Ukuran
: 40 x 40 cm, 10 x 40 cm, 10 x 20 cm hospital plint (cove base),
bentuk sudut & jenis texture disesuaikan dengan produk yang
ada.
3) Finishing permukaan
: Glasur, antislip, rock tile (ditentukan kemudian)
4) Produksi
: Mulia, Roman, KIA.
5) Ketebalan
: Minimum 6 mm.
6) Bahan Pengisi siar
: Grout semen berwarna.
7) Bahan Perekat
: Ceramix Adhecive tile (Perekat Keramik)
8) Warna/texture
: Ditentukan kemudian.

b.

Lantai Granit Tile yang digunakan :


1) Jenis
:
2) Ukuran
:
3) Finishing permukaan
:
4) Produksi
:
5) Ketebalan
:
6) Bahan Pengisi siar
:
7) Bahan Perekat
:
8) Warna/texture
:

Granit Tile
60 x 60 cm (homogenious tile) 10 x 20 untuk plint (cove base).
Polished dan Unpolished
NiroGranit, White Hourse, Granito
Minimum 10 mm.
Grout semen berwarna.
Ceramix Adhecive tile (Perekat Keramik)
Ditentukan kemudian.

c.

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan -peraturan


ASTM, peraturan keramik Indonesia ( NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
d. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PVBB 1970 (NI-3) dan PBI 1971 (NI-2) dan ASTM.
e. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh -contohnya kepada Perencana/Pengawas
27

8.2.3.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1)
2)
3)

Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing pola granit tile.
Granit tile yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir pasang dan ditambah bahan
perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan
perekat.
4) Bahan granit tile sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam
alkali) sampai jenuh.
5) Hasil pemasangan lantai granit tile harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata,
tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan teras.
6) Pola, arah dan awal pemasangan lantai granit tile harus sesuai gambar detail atau sesuai petunjuk
Konsultan MK. Perhatikan lubang instalasi dan drainage/bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai.
7) Jarak antara unit-unit pemasangan granit tile satu sama lain (siar-siar), harus sama lebarnya,
maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama
dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.
8) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang telah
disyaratkan diatas.
9) Pemotongan unit-unit granit harus menggunakan alat pemotong keramik/granit khusus sesuai
persyaratan dari pabrik.
10) granit tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan granit
tile, hingga betul-betul bersih.
11) Granit tile yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi
dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
12) Granit tile plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu siku
dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.

H. PEKERJAAN SCREEDING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai beton yang tidak rata/level dan rusak sesuai yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.
2. Persyaratan Bahan
Semen Portland (PC) yang bermutu I dan dari satu produk. Pasir bermutu baik dan air
pencampur/pelarut/pengencer yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a) Screeding lantai dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton plat lantai, dibersihkan dari segala
bongkaran, kotoran, debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain.
b) Bahan screeding merupakan campuran dari bahan PC dan pasir yang sudah diayak halus dan
dilarutkan dengan air.
c) Tebal screeding disesuaikan dengan finishing pelapis lantai yang ditunjukkan oleh gambar rencana. Dan
tergantung dari toleransi kerataan keseluruhan lantai beton.
d) Sebelum dilakukan screeding, alas/dasar lantai harus dibersihkan dengan air bersih. Setelah
dibersihkan, lalu disiram dengan cairan air semen maksimum ditunggu selama 20 menit, setelah itu
baru dilakukan pekerjaan screeding.
e) Pekerjaan dilakukan secara sekaligus pada masing-masing lokasi pemasangan/ruangan.
f) Permukaan lapisan screed harus dibasahi selama beberapa hari untuk kesempurnaan pengeringan.
g) Untuk pemasangan bahan-bahan finishing lantai dapat dilakukan setelah screeding benar- benar
kering atau setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK.

I. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


9.1.

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM


28

a.

Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.

b.

Persyaratan Bahan
1) Bahan Rangka
a) Dari bahan aluminium framing system, dari produk dalam negeri yang ex
Alexindo,
YKK.
b) Bentuk dan profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah disetujui
Perencana/Pengawas.
c) Profil aluminium dan profil alumunium curtain wall framing Anodized colour tebal lapisan
18 mickron atau di sesuaikan dengan standart keluaran pabrik (contoh profil diajukan oleh
Kontraktor untuk disetujui Konsultan MK).
d) Nilai batas deformasi yang diijinkan minimum 1.2 mm.
e) Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai
dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang
disyaratkan oleh Perencana/Pengawas.
f) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
g) Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka aluminium, seperti yang ditunjukkan
dalam gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.

c.

Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
layout/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2) Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3) Harus diperhatikan semua sambungan siku rangka aluminium dan penguat lain yang diperlukan
hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
4) Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

9.2.

PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA KAYU


a. Pembuatan Daun pintu/jendela baik panel atau rangka kaca harus dengan keahlian tinggi terutama
dalam hubungan kayunya tidak boleh longgar, perkuatan dengan pekeras (tidak dengan paku).
b. Semua ketebalan daun pintu jadi harus sama.
c. Pemasangan daun pintu harus tepat pertemuan dengan kusen, setelah diperhitungkan tebalnya cat
dan kemungkinan pengembangan dan pengerutan kayu.
d. Tempat penyimpanan bahan-bahan dan pekerjaan yang sudah distel harus terlindung dari gangguan
cuaca.
e. Daun pintu panel double triplek yang rangka dibuat dari kayu Kamper Samarinda, direkatkan
menggunakan paku dan lem yang rekatnya baik.
f. Pada pembuatan pintu panel lapis double teakwood/pintu kaca dan jendela kaca bidang-bidang
kayu terlihat (expose) betul-betul halus, licin/rata setiap untuk dicat.
g. Bentuk, ukuran, letak serta konstruksi tercantum didalam gambar kerja yang mana segalanya harus
ditaati, kecuali ada ketentuan lain dari Konsultan MK.

9.3.

PEKERJAAN DAUN PINTU LAPIS FORMIKA/HPL


29

a.

b.

c.
d.

9.4.

Rangka daun pintu panel untuk ruang-ruang kamar mandi dibuat dari kayu damar laut dengan
ukuran dan cara pemasangan sesuai dengan gambar. Kayu yang digunakan harus tua, kering, lurus
dan dipasang dengan menggunakan sistem pen, lobang dan lem kayu.
Penutup pintu panel double lapis teakwood dalam dilapisi formika/HPL dengan ukuran dan
motif/warna sesuai dengan gambar dan petunjuk Konsultan Perencana. Formika/HPL dipasang
dengan menggunakan lem herferin sedemikian rupa sehingga melekat dengan kuat pada triplek.
Setelah formika/HPL terpasang bidang permukaan pintu harus rata, seluruh permukaan pintu
tertutup dengan baik oleh formika/HPL, tanpa sambungan.
Bagian bawah pintu diberi lapisan allumunium profil sesuai gambar.
Seluruh permukaan formika/HPL dibersihkan sehingga bersih dan bebas dari bekas-bekas lem, dan
seluruh rangka diberi meni.

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMINIUM


a.

Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.

b.

Persyaratan Bahan
1) Bahan Rangka
a) Dari bahan Zinkalume framing system, dari produk dalam negeri yang ex
Alexindo,
YKK.
b) Bentuk dan profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah disetujui
Perencana/Pengawas.
c) Profil aluminium dan profil alumunium curtain wall framing Anodized colour tebal lapisan
18 mickron atau mengikuti standart pabrik yang di gunakan (contoh profil diajukan oleh
Kontraktor untuk disetujui Perencana).
d) Nilai batas deformasi yang diijinkan Minimum 1,2 mm.
e) Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai
dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang
disyaratkan oleh Perencana/Pengawas.
f) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
g) Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka aluminium, seperti yang ditunjukkan
dalam gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.
2) Bahan panil kaca daun pintu, jendela, partisi.
a) Bahan untuk kaca exterior menggunakan : kaca lembar polos 5 mm, kaca es 5 mm.
b) Bahan untuk kaca interior menggunakan kaca lembar polos 5mm dan kaca es 5mm.
c) Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak lainnya, dari produk Asahimas, Mulia Glass.

c.

Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
layout/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2) Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3) Harus diperhatikan semua sambungan siku rangka aluminium dan penguat lain yang diperlukan
hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
4) Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
30

5) Daun Pintu
Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Perencana/Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak bergelombang dan
tidak melintir.
9.5.

PEKERJAAN PINTU MULTIPLEK/FORMIKA RANGKA KAYU


a.

Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Pekerjaan ini meliputi kusen, daun pintu multiplek/formika seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

b.

Persyaratan Bahan
1) Bahan rangka kayu
a) Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PPKI tahun 1961) dan
persyaratan lain yang harus tertulis dalam pasal material kayu.
b) Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat
seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
c) Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12 %-14%.
d) Untuk rangka kayu yang dipakai adalah kayu Kamper dengan mutu baik, keawetan kelas 1
dan kelas kuat I-II. Ukuran daun pintu yang tertera dalam gambar adalan ukuran jadi.
e) Daun pintu dengan konstruksi lapis multiplek dan almunium laminated sebelah dalam.
Ukuran disesuaikan gambar-gambar detail, tidak diperkenankan menggunakan sambungan,
harus utuh untuk 1 muka (kecuali ditentukan lain dalam gambar).
f) Tebal rangka kayu daun pintu minimum 3,20 cm.
2) Bahan perekat :
a) Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik merek FOX.
b) Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.
3) Bahan panil daun pintu
Daun pintu dengan konstruksi multiplek/plastic laminated dengan bahan-bahan:
a) Plastic Laminated/Formika ketebalan 1 (satu) mm, mutu terbaik buatan merek ex lokal.
b) Multiplek ketebalan 4 mm produk dalam negeri merek ex lokal, yang telah disetujui oleh
Perencana/Pengawas.
c) Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.
d) List akhiran daun pintu digunakan kayu kamper Samarinda.

c.

Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang
ada, kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2) Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.
3) Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
4) Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya, dan
di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
5) Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan
profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/ pemasangan.
31

a)

Daun pintu multiplek/plastic laminated (formika) yang dipasang pada rangka kayu adalah
dengan cara lem, tanpa pemakuan. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized
atas persetujuan Perencana/Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan
yang tampak. Khususnya untuk formika direkatkan dengan lem pada permukaan bidang
multiplek (4 mm) yang telah dipasang pada kerangka daun pintu, keretakan ini harus
dilakukan dengan press di work shop.
b) Pada bagian daun pintu lapis multiplek, harus dipasang rata, tidak bergelombang dan
merekat dengan sempurna.
c) Permukaan multiplek tidak boleh berlubang dan ditutup dempul.
9.6. PEKERJAAN PINTU AYUN
a. Engsel.
1. Mekanisme
Spesifikasi
Pemakaian
Ukuran
Jumlah
Produk
Warna

: Ayun satu arah (single swing).


:Tipe kupu-kupu dengan ring nylon, memenuhi standar SII-0407-80
: Pintu tunggal dan pintu ganda, rangka aluminium.
: 4 x 3 inchi, tebal 3,2 mm. (standar produk).
: 3 (tiga) set per daun pintu.
: Dekson, Fino, Kend.
: Silver.

2. Mekanisme
Spesifikasi

: Ayun dua arah (double swing).


: Khusus untuk pintu kaca tanpa rangka (frameless) dipasang pada sisi
bawah /tertanam di lantai dan sisi atas daun pintu, sekaligus berfungsi
sebagai door closer dengan pengaturan kecepatan menutup dari 115o

Pemakaian
Jumlah
Produk
Warna

:
:
:
:

ke 12o dan 12o ke 0o. Dilengkapi engsel penjepit bagian bawah


(bottom pivot patch) dan atas (top pivot patch).
Pintu masuk utama lantai dasar.
2 (dua) set lengkap per daun pintu.
Dekson Fino, Kend .
Ditentukan kemudian.

b. Kotak Kunci (Lockcase).


1. Mekanisme
: 2 kali kunci (double lock).
Pemakaian
: Semua pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka aluminium.
Spesifikasi
: Lockcase yang mempunyai lidah silang (latch bolt) dan lidah malam
(rolling dead bolt).
Produk
: Dekson Fino, Kend.
Warna
: Silver.

2. Mekanisme
Pemakaian
Spesifikasi
Produk
Warna

: 1 kali kunci (single lock)


: Pintu kaca ganda tanpa rangka (frameless door glass
: Lockcase pada bagian bawah dan atas pintu frameless.
: Dekson Fino, Kend ..
: Silver.

c. Pegangan (Handle).
1. Pemakaian
: Untuk semua pintu kecuali pintu frameless.
Spesifikasi: Handle untuk membuka lidah penahan (Latch Bolt) secara mekanis. Pemasangan
menyatu dengan silinder kunci. Dilengkapi dengan penutup lubang kunci.
Produk
: Dekson Fino, Kend.
32

Warna

: Silver.

2. Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa kaca (frameless) pada pintu masuk utama lantai dasar.
Spesifikasi : Pegangan (Handle) khusus untuk pintu kaca tanpa rangka (frameless).
Produk
Warna

: Dekson, Fino, Kend .


: Ditentukan kemudian.

9.6. PEKERJAAN KAYU


Lingkup Pekerjaan
a
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b
Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu teak plywood/ formika rangka kayu seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
1.

Persyaratan Bahan
a
Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, warna sama, lurus, tanpa cacat mata
kayu, putih kayu dan retak. Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tertera dalam Gambar
Kerja.
b
Referensi bahan sesuai SII No. 0458/81, mutu kelas A, kelas kekuatan II dan keawetan II. Kayu
Kamper yang dipakai berwarna coklat kemerah-merahan merata, sesuai standard yang
digunakan.
c
Kelembaban
1)
Untuk ketebalan kayu < 3 cm, disyaratkan kelembaban kayu tidak lebih dari 14%
terpasang.
2)
Untuk ketebalan >7 cm, diijinkan kelembaban kayu 25% maksimum.
3)
Untuk ketebalan kayu < 7 cm sampai 3 cm diijinkan kelembaban kayu 18% maksimal.
d
Semua kayu yang dipergunakan harus sudah melalui proses pengeringan/dry kiln, diberi bahan
anti rayap sebelum pelaksanaan finishing. Ukuran rangka kayu daun pintu minimum 3,20 cm
e
Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan ini harus diletakkan di
satu tempat, di dalam ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan. Timbunan kayu harus diberi alas sehingga
tidak langsung menyentuh lantai.
f
Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII N0. 0282/80
g
Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, produk HENKEL, AICA AIBON .
h
Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lain harus digalvanisasi
sesuai dengan NI-5.
i
Semua acesories pintu sesuai yang disyaratkan pada Schedule pintu.

2.

Persyaratan Pelaksanaan
a
Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akan diperlihatkan dan
permukaan kayu yang akan dilapis dengan bahan finishing harus diserut halus dan rata.
b
Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu halus harus
menggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak diperkena nkan mengejakan di
tempat pemasangan.
c
Setelah penyerutan mesin, baru kemudian diperkenankan dengan penyerutan tangan.
d
Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala kerusakan baik berupa
benturan, pecah, retak, noda dan cacat-cacat lain. Apabila hal tersebut di atas ditemui, maka
Penyedia Jasa harus membongkar dan mengganti tanpa mengurangi mutu. Biaya untuk pekerjaan
ini adalah mmenjadi tanggungjawab Penyedia Jasa dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.

33

PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. ATAP METAL
a) Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap bangunan.
b) Bahan yang digunakan
Penutup atap menggunakan genteng seng metal zincalume / aluzinc 0 . 3 0 m m atau
sekualitas yang telah disetujui direksi.
c) Pedoman Pelaksanaan
Pasangan genteng seng metal disusun berlapis sesuai dengan bentuk genteng yang ada.
Bubungan ditutup dengan bahan yang sejenis dengan bahan atap.
Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan
kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
J. PEKERJAAN KACA DAN CERMIN
10.1.
LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail
gambar.
10.2.

PERSYARATAN BAHAN
a. Kaca adalah terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan yang sama,
mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan pengambangan (float glass).
b. Toleransi lebar dan panjang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata
dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat
1. Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
2. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat
pada kaca).
3. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan.
4. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal
kaca).
5. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/masuk).
6. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul yang
tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu
pandangan.
7. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
8. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
9. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
10. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan
oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
e.

f.
g.

Bahan kaca flat T=5mm, tempered T=10-12mm, frosted T=5mm, refLected/tinted T= 8mm dan
cermin clear mirror T= 5-6mm, kaca anti radiasi setara 3mm PB, harus sesuai dengan gambar
perencanaan dan SII 0189/78 dan PBVI 1982. Digunakan produk Asahimas, Mulia Glas.
Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Konsultan MK/Konsultan Perencana.
Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digerinda/dihaluskan,
hingga membentuk tembereng/tidak tajam.
34

10.3.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan
dalam buku ini.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan MK.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk
mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari
potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus.
f. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke dalam alur kaca pada
kusen.
g. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan
pembersih kaca merek CLEAR atau setara.
h. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus diisi dengan
lem silikon merek yang direkomendasikan produk kaca tersebut. Warna transparant cara
pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan
pabrik.
i. Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
j. Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua yang terpasang
harus disetujui Konsultan MK, jenis cermin sesuai dengan yang telah disebutkan dalam syarat
pemakaian bahan material dalam uraian dan syarat pekerjaan tertulis ini type VVV polished, tebal 5
mm.
k. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus.
l. Pemasangan Cermin
1) Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada klas-klas di dinding,
kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm. Pemasangan cermin menggunakan penjepit
aluminium siku atau sekrup-sekrup kaca yang mempunyai dop penutup stainless steel.
2) Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang mengandung
amonia merek CLEAR atau setara.
m. Penyedia Jasa diharuskan membuat mock up skala 1 : 1 untuk disetujui Direksi Lapangan dalam
bidang yang cukup lebar dengan konstruksi sendiri di luar bangunan.
n. Bahan kaca yang telah terpasang harus di lindungi dari kerusakan dan benturan yang mungkin
terjadi serta diberi tanda agar mudah diketahui.
o. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas semua kaca yang terpasang sampai penyerahan pekerjaan.
Kerusakan harus diperbaiki / diganti atas biaya Penyedia Jasa.

K. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


11.1.

LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu/daun
jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun
pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang
ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.

11.2.

PERSYARATAN BAHAN
a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam brosur
atau buku Spesifikasi Teknis yang telah disetujui. Bila terjadi perubahan atau penggantian
hardware akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran 3 x 6 cm
dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.
35

c.

11.3.

Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan finishing Backed Enamel Finish yang
dilengkapi dengan kait-kait untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya. Lemari
berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu tunggal memakai
engsel dan handle ex lokal kualitas terbaik.

PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA


a. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
1) Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut :
Lockcase
: Dekson, Fino, Kend
Cylinder
: Dekson, Fino, Kend
Handle
: Dekson, Fino, Kend
Back Plate kupu-kupu
: Dekson, Fino, Kend
Engsel (Buttrply Hinges)
: Dekson, Fino, Kend.
Engsel Lantai (Floor Hinges)
: Dekson, Fino, Kend
2) Untuk pintu-pintu aluminium dan pintu-pintu besi yang dipakai adalah kunci merek Dekson,
Fino, Kend. Pada pintu masuk utama yang terdiri dari masing-masing dua daun pintu, maka
setiap daun pintu dipasangi kunci tersebut. Untuk pintu sorong kunci yang dipakai merek
Dekson, Fino, Kend.
3) Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merek Dekson, Fino, Kend
, MG..
4) Untuk lemari-lemari built in, dipakai kunci tanam silinder jenis kunci furniture. Untuk lemarilemari selang dan tabung pemadam kebakaran dipakai Catch lock (capit udang), begitu pula
untuk lemari-lemari yang tidak menggunakan kunci silinder.
5) Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merek Dekson, Fino, Kend.
6) Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang setinggi 90
cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan MK.
7) Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merek Dekson, Fino, Kend.
b.

Pekerjaan Engsel
1) Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merek Dekson, Fino, Kend,
dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekerup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul minimal 20 kg.
2) Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel lantai (floor hinge) double action, merek
Dekson, Fino, Kend dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan
kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
3) Untuk jendela digunakan Friction Hinge/Casment merek Dekson, Fino, Kend.
4) Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merek Dekson, Fino, Kend.
5) Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel khusus untuk keperluan masing-masing pintu merek
dekson, tiap engsel mampu memikul maksimal 60 kg.

c.

Pekerjaan Door Closer, Door Stopper dan Door Holder


1) Untuk seluruh daun pintu panil-panil dan daun pintu ruang tertentu menggunakan Door Closer
merek Dekson, Fino, Kend, warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus
terpasang dengan baik dan merekat dengan kuat pada batang kusen dan daun pintu, dan
disetel sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat kusen pintu.
2) Untuk seluruh pintu kecuali yang berengsel lantai diberi door stopper merek Dekson, Fino,
Kend. Door stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan sekrup pintu kecuali pintu-pintu
toilet, pintu masuk utama dan pintu-pintu besi. Door holder dengan injakan karet dan spring
pen release merek Dekson, Fino, Kend.

36

d.

Bahan-bahan
Engsel

: -

Floor Hinge dengan hold open, produksi Dekson, Fino, Kend,


type disesuaikan dengan berat dan jenis pintu.
- Engsel kupu-kupu stainless steel, produksi Dekson, Fino, Kend,
type disesuaikan dengan berat dan jenis pintu.
- Engsel jendela, produksi Dekson, Fino, Kend, type disesuaikan
dengan berat dan arah bukaan.
Lock Case
: merek Dekson, Fino, Kend, type disesuaikan dengan arah bukaan
dan jenis/fungsi pintu.
Cylinder
: merek Dekson, Fino, Kend, type disesuaikan dengan jenis dan
fungsi pintu.
Kunci daun jendela kaca
: Dekson, Fino, Kend, warna ditentukan kemudian.
Handle dan Back Plate
: merek Dekson, Fino, Kend, material stainless steel.
Door Closer
: type Hydraulic over head Door Closer, merk Dekson, Fino, Kend
dengan jenis Hold Open. Type disesuaikan dengan berat dan
jenis/fungsi pintu.
Door Stopper
: merek Dekson, Fino, Kend, material stainless steel.
Kunci Gembok (pad lock)
: merek dekson, material stainless steel.
Door Holder
: sesuai dengan rangka dan panel pintu yang terpasang.
Warna akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Perencana.
e. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
MK/Konsultan Perencana.
11.4.

PERSYARATAN PELAKSANAAN
a.
(as)
dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.
b.
dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (handle/full handle) dipasang sesuai posisi lock case.
d. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan
letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan MK. Apabila hal tersebut tidak tercapai,
Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
e. Door stopper dipasang pada dinding atas, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka.
f. Door holder di atas daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan harus baik sehingga
pada saat ditekan ke bawah, karet holder akan menekan lantai pada posisi yang dikehendaki. Door
holder dipasang hanya pada pintu yang tidak menggunakan door closer type hold open.
g. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.
h. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
i. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar
dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Didalam shop drawing harus
jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar dokumen kontrak, sesuai
dengan standar spesifikasi pabrik.
j. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan MK/ Konsultan
Perencana.

37

L. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
PLAFOND GYPSUM BOARD
12.1.

LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi penyediaan bahan langit-langit dan konstruksi penggantungnya, penyiapan tempat serta
pemasangan langit-langit dan konstruksi penggantungnya pada tempat-tempat yang ada pada gambar.

12.2.

PERSYARATAN BAHAN
a. Bahan Panel Gypsumboard ukuran 122 cm x 244 cm, tebal 9 mm produk Elephant, Jaya Board Knaup
yang menggunakan system Hollow 40 x 40 mm dan hollow 40 x 20 mm.
b. Cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik.
c. Panel kalsium silikat yang dipasang telah dipilih dengan baik (tidak cacat tergores, patah) dan telah
dilakukan pengecatan di workshop/pabrik sebelum dipasang dengan persetujuan konsultan.
d. Kerangka langit-langit dibuat dari rangka aluminum suspend ceiling T.Bar sistem setara produk
Elephan. Dengan penggantung rangka plafon sesuai dengan rekomendasi pabrik.
e. Kerangka langit-langit yang dipasang dengan modul 60 x 120 cm, tebal min. 0,35 mm untuk rangka
atas dan rangka bawah (sesuai gambar), dengan finishing electro static powder coating.

12.3.

PEDOMAN PELAKSANAAN
Pekerjaan rangka langit-langit (plafond).
a. Bagian bawah dari rangka langit-langit harus diluruskan. Pemasangan harus rata dan waterpass.
b. Untuk menjaga rangka langit-langit dari lendutan, setiap luas 6 m minimal harus dipasang besi
penggantung yang telah disediakan untuk maksud itu. Balok rangka langit-langit yang lekat ke
tembok harus diperkuat dengan baut/angker yang ditanam dalam tembok/beton.
c. Konstrusi penggantung plafond dibuat dengan memperhatikan dan memperhitungkan faktor
kekuatan perletakan lampu dan lain lain, fixtures yang akan dipasang pada pertemuan plafond.
Pekerjaan list langit-langit.
a. List langit-langit dibuat dari bahan yang sama, berprofil ukuran 100 x 100 mm dipasang pada tepi
langit-langit dengan dinding atau sesuai yang ditunjukan pada gambar.
b. Pemasangan harus rapih, lurus dan semua list tersebut harus berukuran sama.
c. Bahan yang akan dipakai sebelum proses fabrikasi diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi
ukuran ketebalan yang dipersyaratkan kesikuan, kelengkungan yang disyaratkan, kemudian
dikerjakan secara maximum, sehingga hasil yang telah dirangkai mempunyai ukuran yang presisi.
d. Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh pekerjaan lain seperti cipratan
cat, plesteran, dan lain-lain.
e. Sambungan-sambungan sudut maupun silang, harus dipasang sempurna, dangan sekrup-sekrup
pengaku. Dalam hal ini sekrup sekrup tidak boleh kelihatan.
f. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dalam hal pekerjaan ini.

PEKERJAAN PLAFON GRC


1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan pekerjaan
ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan GRC pada lisplang dan plafon atap atau area seperti
yang tertera dalam Gambar Kerja.
2. Persyaratan Bahan
a. Merupakan bahan campuran antara glassfibre, adukan semen dan pasir dengan tebal minimal 4
mm yang mempunyai batas-batas :
1).
Ruang density
: 1,4 g/cm2
2).
Kekuatan lentur
: 190 kg/cm2
3).
Modul elastisitas
: 12 16 x 104
4).
Penyerapan air
: 35%
38

5).
Perubahan bentuk
: 0,15 %
6).
Penghantar panas
: 0,34 kcal/mhC
1.Semua komponen GRC dibuat dengan hasil akhir finishing cat.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan dimulai, pemborong diwajibkan untuk mengaju-kan gambar kerja pelaksanaan
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan / MK /Perencana.
b. Pekerjaan pemasangan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang terlatih untuk jenis pekerjaan ini.
c. Pelaksanaan pekerjaan harus rapi, teliti, bersih dan tidak menodai pekerjaan-pekerjaan lain yang berada
di sekitarnya.
d. Kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan / kecerobohan pada pekerjaan ini yang berakibat
diulangnya pekerjaan menjadi tanggung jawab pemborong dan tidak merupakan pekerjaan tambah.

M. PEKERJAAN PENGECATAN
1.

Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan pekerjaan ini
sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1).
Pekerjaan pengecatan permukaan pasangan batu bata, permukaan beton dan plafon.
2).
Pekerjaan pengecatan besi,
3).
Dan/atau seperti tercantum dalam gambar kerja.

2.

Persyaratan Umum
a. Seluruh pelaksanaan dan bahan untuk pekerjaan ini harus sesuai dengan standard dan/atau
spesifikasi pabrik.
b.
Pabrik dan konraktor harus memberi jaminan minimal selama 5 (lima) tahun terhitung waktu
penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna yang berubah dan
kerusakan cat lainnya.
c. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi Lapangan harus diulang dan diganti. Penyedia Jasa harus
melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau
lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.
d.
Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus diawasi Tenaga Ahli / Supervisi dari pabrik
pembuat.
e.Bahan didatangkan langsung dari pabrik, tiba di Tapak Konstruksi harus masih tersegel baik dalam
kemasannya dan tidak cacat. Penyedia Jasa wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut
diatas mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa segel kaleng, test
BD, test Laboratorium dan hasil akhir pengecatan. Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada
Penyedia Jasa. Hasil test kemurnian harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan
diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan pelakanaan.

3.

Persyaratan Teknis
a.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib melakukan percobaan pengecatan (mock up).
Biaya percobaan ini ditanggung Penyedia Jasa. Hasil percobaan tersebut harus diserahkan kepada
Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan bagi pelaksanaan pekerjaan.
b.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda
sapuan, roller maupun semprotan. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi / finish minimum sama
dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik.
c.
Apabila dari cat yang dipakai ada mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan
keselamatan manusia, maka Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan pelindung misalnya
masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
d.
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab/hujan,
berdebu. Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun
atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup
atau pergantian udara berlangsung lancar. Didalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan
39

e.
f.
g.

h.

4.

13.5.

tertutup, Penyedia Jasa harus memakai kipas angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran
udara.
Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/ vacuum cleaner, semprotan
dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/ mutu terbaik.
Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya boleh dilakukan
apabila disetujui Direksi Lapangan.
Pemakaian amplas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering terlebih
dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan terkecuali disyaratkan lain
dalam Spesifikasi ini.
Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan dasar untuk komponen bahan metal, harus
dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.

Persyaratan Pelaksanaan
a.Pekerjaan Pengecatan Dinding Bata dan Beton
1). Pekerjaan persiapan Sebelum Pengecatan
Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau
nod lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam
kondisi kering.
a).
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller.
b).
Pekerjaan pengecatan semua dinding/permukaan pasangan bata dan permukaan
beton yang tampak/exposed seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2). Permukaan Interior dan Exterior
a).
Lapisan Pertama
(1).
Wallfiller jenis acrylic wallfiller
(2).
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
(3).
Ketebalan lapisan 25 150 micron atau daya sebar 10 m2/liter.
(4).
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
b). Lapisan Ke dua
(1).
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer Sealer
(2).
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
(3).
Ketebalan lapisan 25 40 micron atau daya sebar 13 15 m2/liter.
(4).
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
c). Lapisan ketiga dan keempat
(1).
Cat jenis Vinyl Acrylic Emulsion untuk interior, sedang exterior dari jenis
weathershield;
(2).
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
(3).
Ketebalan lapisan 25 40 micron atau daya sebar 11 17 m2/liter per
lapis.
(4).
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam .
(5).
Warna ditentukan kemudian.

PEKERJAAN CAT LANGIT-LANGIT


a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit bagian lain yang ditentukan
gambar.
b. Cat yang digunakan merek Dulux, Catylax, JOTUN. Warna ditentukan Perencana setelah melakukan
percobaan pengecatan.
c. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding-dinding pasal 12 kecuali
tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer pada pengecatan langit-langit ini.
d. Sambungan-sambungan multiplex harus diberi flexible sealant agar tidak terlihat sebagai retakan
sesudah dicat.
40

13.6.

PEKERJAAN CAT KAYU


a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah plywood, dan/atau bagian-bagian lain yang
ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan adalah merek JOTUN, Dulux, Womilex jenis Synthetic Enamel, warna ditentukan
oleh Konsultan Perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi manie kayu merek CAP KEMBANG, warna merah 1 lapis, kemudian
diplamur dengan plamur kayu merek ISAMU sampai lubang-lubang/pori-pori terisi sempurna.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diampelas besi halus dan dibersihkan dari debu kemudian
dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kwas.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, rata, tidak ada bintik-bintik atau
gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.

13.7.

PEKERJAAN FINISHING MELAMIC


1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang terlihat di dalam
bangunan termasuk kusen, panil-panil, list-list, railling kayu, pekerjaan interior dan mebel, plint,
serta bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
2. Semua permukaan kayu yang hendak dimelamic, dibersihkan dari debu minyak dan kotoran yang
mungkin melekat di situ.
3. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya seluruh permukaan kayu rata
dan licin, tidak lagi terdapar serat kayu yang tidak rata pada permukaan kayu tersebut.
4. Apabila seluruh permukaan kayu sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup dengan melamic wood
filler secukupnya, kemudian digosok dengan kain sampai halus dan rata.
5. Permukaan kayu yang telah diplamur dengan wood filler tersebut, dihaluskan dengan amplas duco
yang halus, kemudian debu bekas amplas tersebut dibersihkan.
6. Pembuatan wood filler dilakukan dengan menggunakan setara merek IMPRA, wood filler
diaplikasikan dengan kape sampai pori-pori tertutup sempurna dengan diamplas duco yang halus
untuk setiap lapisan.
7. Pewarna dipakai setara merek IMPRA daya sebar 5-6 m perliter satu lapis.
8. Sanding sealer setara merek IMPRA sebagai cat dasar dicampur dengan serta thinner ND.
Dibutuhkan 2-3 lapis cat dasar setiap lapisan harus diamplas sempurna sehingga diperoleh
permukaan yang halus dan rata.
9. Cat akhir dipakai melamic setara merek IMPRA semprotkan lapis 1 dengan rata dan sempurna dan
amplas sempurna kemudian semprotkan lapis ke 2 dan yang terakhir lapis 3 adalah lapisan finished
tidak perlu diamplas. Warna akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Perencana.

13.8.

PEKERJAAN CAT BESI


a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar beserta pintunya,
pintu-pintu besi talang-talang dan pekerjaan besi lain ditentukan dalam gambar.
b. Cat yang dipakai adalah merek Dulux, Womilex, JOTUN.
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus dan bebas debu, oli
dan lain-lain.
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las dan ujung-ujung
yang tajam diberi touch up dengan dua lapis cat dasar setelah itu lapisan tebal 40 micron
diulaskan.
e. Setelah kering sesudah 8 jam, dan diamplas kembali maka disemprot 1 lapis. Setelah 16 jam
mengering baru lapisan akhir dengan cat Dulux, Womilex, JOTUN disemprot 3 lapis.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 3 lapis.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada gelembunggelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

41

13.9.

PEKERJAAN MENI KAYU


a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan multiplex plywood yang akan
dicat, rangka langit, rangka-rangka pintu dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Menie yang digunakan adalah menie kayu setara merek Patna warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie di tapak proyek dan mendapat persetujuan Konsultan MK.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar harus diamplas dengan amplas kayu kasar
dan dilanjutkan dengan amplas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
e. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kwas, dilakukan lapis, sedemikian rupa sehingga
bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan menie.

13.10.

PEKERJAAN CAT DUCO


a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan pintu kayu dan pintu besi atau
bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
b. Cat yang dipakai adalah merek NIPON PAINT jenis NIPE 2000, Womilex, Dulux.
c. Sebelum pengerjaan dilakukan, bidang kayu/besi harus diamplas sampai permukaan rata dan licin.
d. Sebagai lapisan dasar dipakai cat dasar merek NIPON PAINT jenis PRIMER COATING, dengan cara
disemprot dengan kompresor sampai permukaan kering.
e. Setelah kering 8 jam, diamplas dan dilakukan pengecatan ulang (seperti point 10.4.).
f. Setelah kering 16 jam, dilakukan pengecatan dengan cat duco sebanyak minimal 3 (tiga) lapis,
sampai rata.
g. Hasil pengecatan harus halus, licin, rata dan mengkilap, tidak ada gelembung dan harus diproteksi
terhadap kotoran dan kerusakan yang menimbulkan goresan.

N. PEKERJAAN SANITARY FIXTURE


1.

Lingkup Pekerjaan
a.
Menyediakan tenaga kerja, bahan -bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
b.Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan alat-alat sanitary pada ruang-ruang yang
tercantum dalam Gambar Kerja.

2.

Persyaratan Bahan
a
Pemasangan sanitary adalah
berfungsi dengan sempurna.
b.
Closet jongkok, Type
c.
Urinal Muslim, Type
d.
Wastafel, Type
e.
Floor drain, Type
f.
Kran, Type
g.
Wash Sink, Type

3.

lengkap dengan accessories seperti standard pabrik sampai dapat


: sesuai gambar kerja
: sesuai gambar kerja
: sesuai gambar kerja
: sesuai gambar kerja
: sesuai gambar kerja
: sesuai gambar kerja

Persyaratan Pelaksanaan
a.
Pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati, rapi dan tidak ada percikan kotoran, seperti
adukan semen pada alat-alat tersebut.
b.
Apabila fixture tersebut dilengkapi dengan peralatan pelindung terhadap tekanan balik/pelepas
vacuum atmosfir, maka pekerjaan tersebut harus dilakukan.
c.
Apabila fixtures tersebut dilengkapi dengan plastik pelindung oleh pabrik, maka pelindung
tersebut baru boleh dibuka pada saat penyerahan pekerjaan dilakukan.
d.
Penyedia Jasa harus melengkapi fixtures tersebut dengan leher angsa hanya jika fixtures
tersebut belum memiliki leher angsa built in.
e.
Seal-seal untuk mengatasi kebocoran, klos-klos penguat dudukan termasuk untuk
kesempurnaan dan berfungsinya peralatan ini.
42

O. PEKERJAAN H A L A M A N
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1.1.1. Pengupasan pelapisan perkerasan permukaan tapak.
Pengupasan pelapisan perkerasan existing dan atau sesuai dengan rencana dalam gambar kerja.
Pekerjaan pengupasan pelapisan perkerasan harus sampai permukaan sub base-nya terlihat.
Apabila pada daerah existing maka pengupasan harus dilakukan sampai permukaan sub grade.
1.2. PERSYARATAN BAHAN.
1.2.1. Sub-base.
Sistem sub base dibuat menggunakan sistim Telford, yaitu terdiri dari batu belah yang
disusun secara kuat / stabil. Batu belah dari jenis batu kali atau batu gunung yang mempunyai
kekerasan cukup kuat dan bukan dari jenis batu muda atau cadas. Batu harus berbentuk runcing /
kasar yang terbentuk karena batu dibelah. Batu bulat yang mempunyai permukaan halus
(sejenis batu kali / boulder) tidak boleh dipakai. Ukuran batu diameter 15 cm. Dibawah batu
belah harus diberi alas pasir urug dengan ketebalan seperti tercantum dalam gambar kerja dan
dipadatkan.
Ketebalan batu belah seperti yang tercantum dalam gambar kerja. Bahan yang dipakai
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
1.3.1. Sub-grade.
Yang dimaksud dengan Sub-Grade adalah permukaan tanah asli dimana perkerasan jalan dibuat.
Sub-grade harus dipadatkan sampai 90% dari maksimum kepadatan (kering) yang didapat
dari percobaan AASTHO T99 sampai kedalaman 30 cm. di bawah permukaan tanah asli
Harus digunakan alat pemadat yang sesuai dengan jenis tanah dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, kemudian permukaan Sub-Grade diratakan dengan
Tandem
Roller.
Setelah permukaan Sub-Grade diratakan dan
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, pasir urug di
dilaksanakan dan dipadatkan hingga mencapai kepadatan kering 95%.

atasnya

baru boleh

1.3.2. Sub-Base dan Base.


Batu belah harus disusun sedemikian rupa hingga satu sama lain saling mengikat / mengunci
hingga dicapai kestabilan yang cukup kuat. Rongga- rongga bagian bawah batu belah harus
terisi oleh pasir urug di bawahnya.
Permukaan batu belah harus terlihat rata kemudian dipadatkan dengan
Tandem Roller minimum 8 ton.
Jumlah lewatan gilasan ditentukan hingga batu belah tidak bergoyang lagi pada saat digilas.
Rongga bagian atas harus diisi dengan batu belah ukuran 2 atau 3 cm. sampai
5 atau 7 cm. sebagai bahan pengunci dan dipadatkan hinggga stabil dan permukaan rata.
Setelah tahapan ini disetujui Konsultan Pengawas, tahapan konstruksi di atas baru boleh
dilaksanakan.

43

P. PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR DAN PERTAMANAN


2.1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan Pasangan Batu Kali / Batu Belah di atas hamparan pasir dan pasangan batu kosong.
Dan pekerjaan lain seperti yang tercantum dalam gambar kerja.
2.2. PERSYARATAN BAHAN.
2.2.1. Semen Portland.
Semen untuk pekerjaan ini sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan
Struktur Beton pada Bab III didalam Buku ini.
2.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih dari
tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5%.
Pasir harus memenuhi persyaratan PUBBI-1970 atau NI-3.
2.2.3. A i r.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
2.2.4. Batu Gunung / Batu Kali
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut runcing dan tidak
porous, harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi persyaratan yang ada di PUBBI-1970 atau
NI-3.
2.2.5. Batu bata.
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu terbaik, setaraf bata
F, ukuran 5,5 x 11 x 23 cm, dengan pembakaran sempurna dan merata.
2.2.6 Keramik Tile.
Jenis
: Sintetis Corak / tekstur
Serat Kadar warna
: Muda
Warna
: Ditentukan kemudian, atau sesuai dengan gambar kerja.
Produk
: Roman, Asia Tile, Mulia.

Q. PEKERJAAN TALANG VERTIKAL


1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
Pekerjaan talang vertikal pada keseluruhan bangunan dan atau seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN.
2.1. Talang Vertikal.
Semua pipa dan pipa penyambung/joint/fitting, adalah pipa PVC tipe AW
untuk bagian yang ditampakkan dan bagian yang ditanamkan ke kolom.
Pipa PVC dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama kelas Heavy Duty
(AW-1), produk RUCIKA, Wavin.
Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.
2. 2. Pipa Sparing.
Pipa sparing dibuat dari pipa GIP.
Ukuran dan diameter sesuai dengan Gambar Kerja.
44

2. 3. Saringan Talang.
Saringan talang dibuat dari stainless steel, produk lokal dengan mutu terbaik.
2. 4. Lem PVC.
Lem PVC harus sesuai dengan lem PVC yang dispesifikasikan pabrik pembuat
pipa PVC yang dipakai.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti dan mempelajari dengan
seksama Gambar Kerja khususnya sanitasi.
3.2.

Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang disyaratkan pabrik
khususnya pada sambungan.

3.3. Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa talang memakai sistim ulir yaitu
pipa talang di-ulir pada bagian / sisi dalam sesuai dengan ulir pada bagian / sisi
luar pipa sparing seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Seluruh pipa sparing untuk talang vertikal harus dilengkapi dengan waterstop,
dibuat dari plat besi yang dilas ke pipa sparing sehingga berbentuk piringan
dengan titik pusat sama dengan titik pusat pipa sparing, radius piringan waterstop
adalah 3 kali radius pipa sparing.
3.4. Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lurus terhadap permukaan plat beton.
Bagian talang yang miring dengan sudut tertentu harus sesuai dengan Gambar Kerja.
3.5. Semua talang pada saat terpasang harus rapi, tidak boleh ada retak, pecah, goresan, cacat
lain, kotor maupun noda.
Apabila terlihat adanya cacat tersebut di atas, maka talang tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki / diganti hingga disetujui Konsultan Pengawas.

45

BAB III
SYARAT-SYARAT TEKNIS KHUSUS
PELAKSANAAN DAN PEKERJAAN STRUKTUR
A. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENGUKURAN
1.
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat ukur dan lain lain yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek ini antara lain pengukuran, pagar proyek, direksi keet, bouwplank, pembersihan
lahan proyek, izin-izin lingkungan, asuransi, listrik dan air kerja, dokumentasi proyek dan pekerjaan lainnya
seperti tercantum di dalam Bill of Quantity (BQ). Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah
pengukuran ulang batas-batas lahan dan posisi bangunan sesuai dengan rencana. Secara prinsip,
Kontraktor wajib mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan proyek ini, agar pekerjaan dapat
berjalan sesuai dengan rencana.
2.

Persiapan lahan proyek.


2.1 Pembersihan bekas-bekas bangunan lama.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus melakukan pembersihan lahan dari bekas-bekas
bangunan lama. Dengan demikian pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar dan sesuai dengan
jadwal.
2.2 Alat Ukur/ Theodolit.
Pengukuran dilakukan selama pekerjaan berlangsung mulai dari awal sebelum pekerjaan
dilaksanakan hingga akhir untuk membuat Gambar Terlaksana (As Built Drawings). Pengukuran harus
dilakukan dengan referensi as-as bangunan pada kedua arah utama bangunan. Untuk itu Kontraktor
harus alat ukur lengkap yang sudah dikalibrasi dan bersertifikat kalibrasi yang masih berlaku,
termasuk ahli ukur yang berpengalaman sehingga setiap saat siap untuk mengadakan pengukuran
ulang jika diperlukan.
2.3 Bouwplank.
Setelah pengukuran (setting out) selesai, maka Kontraktor wajib membuat bouwplank. Bouwplank
harus dibuat dari material yang disetujui oleh Konsultan MK dan harus rata. Bouwplank harus
ditempatkan pada lokasi yang bebas dari gangguan selama pekerjaan berlangsung dan mudah
terlihat. Pada bouwplank dibuat tanda-tanda dengan warna jelas yang menyatakan as-as bangunan
lengkap dengan level/peil-peil yang menyatakan ketinggian. Umumnya bouwplank terbuat dari
papan kayu samarinda berukuran berukuran 2 X 20 cm.
2.4 Rencana kerja berhubungan dengan lahan.
Proyek ini terletak berdekatan dengan bangunan yang masih digunakan oleh Pemberi Tugas dan tidak
boleh terganggu selama pekerjaan pembangunan berlangsung. Kepada Kontraktor akan diserahkan
suatu lahan proyek dengan batas-batas yang jelas. Kontraktor di dalam penawarannya wajib
mengusulkan rencana kerjanya secara jelas, meliputi antara lain mencakup penempatan direksi keet,
gudang, jalan kerja dan hal lain yang berhubungan dengan proyek ini, agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai dengan jadual yang disepakati. Kontraktor harus mengusahakan agar selama
pelaksanaan pekerjaan tidak mengganggu kegiatan operasional Kantor.
2.5 Saluran pembuangan air di dalam dan sekitar lahan proyek.
Kontraktor harus mengusulkan suatu sistem saluran air di dalam lahan proyek. Saluran air ini harus
mampu mengalirkan air secara lancar dan baik, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara lancar.
Air yang berasal dari dalam proyek harus diperhatikan dengan teliti dan tidak diperkenankan untuk
membuang lumpur dan kotoran lainnya ke saluran air di luar proyek. Kontraktor juga harus menjaga
seluruh saluran air di sekitar proyek agar tetap dalam kondisi baik dan dapat mengalir dengan lancar.
Saluran yang kurang baik harus diperbaiki dan hal ini sudah harus diperhitungkan di dalam
penawarannya.
46

3.

4.

5.

Gudang.
3.1 Material dan peralatan yang digunakan harus tersimpan secara aman dan baik, bebas dari air dan
pengaruh cuaca lainnya. Kontraktor wajib membuat gudang dengan ukuran yang memadai, memiliki
sirkulasi udara yang baik.
3.2 Lokasi gudang harus diatur sedemikian rupa sehingga memiliki akses yang baik dan mudah terjangkau
baik dari luar maupun dalam proyek.
3.3 Gudang tersebut harus dibongkar setelah proyek selesai dilaksanakan.
Air, listrik dan alat komunikasi.
Untuk keperluan kerja, Kontraktor perlu dan wajib menyediakan air, listrik kerja dan juga alat komunikasi
baik untuk internal proyek, maupun untuk hubungan ke luar, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan
dengan lancar. Biaya yang timbul sudah harus dipertimbangkan di dalam penawaran.
Kebersihan di sekitar proyek dan keamanan.
5.1. Kebersihan di sekitar proyek. Selama kegiatan proyek, Kontraktor harus menjaga kebersihan
lingkungan di dalam proyek dan lahan Kantor pajak. Selain itu Kontraktor juga harus membersihkan
jalan di sekitar proyek yang digunakan sebagai jalan keluar-masuk kendaraan proyek.
5.2. Keamanan proyek harus dilakukan dengan berkoordinasi dengan pihak keamanan Kantor KPP Pajak
Balikpapan.
5.3. Fire extinguisher dan alat pemadam kebakaran lainnya harus ditempatkan pada direksi keet dan juga
gudang seperti tersebut di atas.

B. PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN


1. PEKERJAAN GALIAN TANAH
1.1. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan
untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Galian tanah pada pondasi bangunan lama.
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pile cap, balok pondasi dan struktur lainnya yang terletak di
dalam atau di atas tanah, seperti tercantum di dalam gambar rencana atau sesuai kebutuhan
Kontraktor agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman. Kontraktor di
dalam penawarannya harus mempertimbangkan kemungkinan adanya pondasi bangunan lama yang
tertanam dan tidak diketahui keberadaannya.
3. Pembersihan akar tanaman dan bekas akar pohon.
Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat membusuk dan menjadi
material organik yang dapat mempengaruhi kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi proyek dimana
tanah berfungsi sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung lantai terbawah, maka akar
tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga bersih. Lubang bekas galian tersebut
harus di isi dengan material urugan yang memenuhi syarat.
4. Pohon-pohon pada lahan proyek.
Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib mempelajari hal ini dengan
teliti sehingga tidak melakukan penebangan pohon tanpa koordinasi dengan Konsultan MK atau
Pemberi Tugas. Pohon yang terletak pada bangunan yang akan dibangun dapat ditebang.
1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan
1.Level galian.
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di dalam gambar rencana.
Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan terhadap level muka
tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus segera mendiskusikan hal ini dengan Konsultan MK
sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2.Jaringan utilitas.
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain, maka Kontraktor
harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Konsultan MK untuk mendapatkan penyelesaian.
Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam mengamankan
jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lokasi
47

pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan MK atas tanggungan
Kontraktor.
3.Galian yang tidak sesuai.
Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus
mengisi/mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang memenuhi syarat dan harus
dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat. Atau galian tersebut dapat dengan material lain
seperti adukan beton atau material lain yang disetujui oleh Konsultan MK.
4.Urugan kembali.
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan pada bab mengenai
"Pekerjaan Urugan dan Pemadatan". Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah
diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
5.Pemadatan dasar galian.
Dasar galian harus rata/ waterpas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan organis
lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
6.Air pada galian.
Muka air tanah letaknya lebih kurang 4.00 meter di bawah muka tanah asli. Kontraktor harus
mengantisipasi hal ini di dalam penawarannya dan wajib menyediakan pompa air atau pompa lumpur
dengan kapasitas yang memadai untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian.
Kontraktor harus merencanakan secara benar, kemana air tanah tersebut harus dialirkan, sehingga
tidak terjadi genangan air/ banjir pada lokasi di sekitar proyek. Di dalam lokasi galian harus dibuat
drainase yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.
7.Struktur pengaman galian dan pelindung galian.
Jika galian yang harus dilakukan ternyata cukup dalam, maka Kontraktor harus membuat pengaman
galian sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi galian. Galian terbuka hanya
diizinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar dari 1 : 2 (vertikal : horisontal). Sisi galian harus
dilindungi dengan adukan beton yang diperkuat dengan jaring tulangan segera setelah galian
dilakukan. Sebelum adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan material
kedap air seperti lembaran terpal/kanvas sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari hujan
maupun sinar matahari. Kelongsoran yang terjadi akibat galian tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
8.Perlindungan benda yang dijumpai.
Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dijumpai selama pekerjaan
galian berlangsung. Selanjutnya Kontraktor harus melaporkan hal tersebut kepada Konsultan MK.
Kecuali disetujui untuk dipindahkan, benda-benda tersebut harus tetap berada di tempatnya dan
kerusakan yang terjadi akibat kelalaian Kontraktor harus diperbaiki/diganti oleh Kontraktor.
9.Urutan galian pada level berbeda.
Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai pada bagian yang lebih
dalam dahulu dan seterusnya.
2. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT
2.1. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk
melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi pekerjaan.
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah lapisan lantai kerja dan
digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan tanah seperti pilecap, balok pondasi
dan pekerjaan beton lain yang berhubungan langsung dengan tanah.
3. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian.
Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar galian tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus dengan material urugan yang
memenuhi syarat.
2.2. Persyaratan Bahan
48

1. Bahan urugan pasir padat.


Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah
lempung dan organis. Bahan ini harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
2. Air kerja.
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis
lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus diperiksa di laboratorium pemeriksaan
bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor wajib mencari air kerja
yang memenuhi syarat.
2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Tebal pasir urug.
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus diberi lapisan pasir urug tebal
15 cm padat atau sesuai dengan gambar. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima
beban yang bekerja.
2. Cara pemadatan.
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui
Konsultan MK. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95 % untuk di luar bangunan dan
90 % untuk di dalam bangunan dari kepadatan optimum laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada
kondisi galian yang memadai agar dapat diperoleh hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut
harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali
jika keadaan tersebut diatas tidak terpenuhi dan biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Air pada lokasi pemadatan.
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor wajib menyediakan pompa dan
dasar galian harus kering sebelum pasir urug diletakkan. Lokasi ini harus selalu dalam kondisi kering
hingga pengecoran beton selesai dilakukan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air
tanah dapat dialirkan ke lokasi yang lebih rendah dari dasar galian, misalnya dengan membuat sump pit
pada tempat tertentu.
4. Tanah di sekitar pasir urug.
Kontraktor harus menjaga agar tanah di sekitar lokasi tidak tercampur dengan pasir urug. Jika pasir urug
tercampur dengan tanah lainnya, maka Kontraktor wajib mengganti pasir urug tersebut dengan bahan
lainnya yang bersih.
5. Persetujuan.
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
3. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN
3.1. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga kerja, bahan dan alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk
melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi pekerjaan.
Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana, dengan elevasi seperti
tertera di dalam peta kontur yang disampaikan pada Berita Acara Rapat Penjelasan.
3. Pembersihan akar tanaman dan sisa galian.
Jika dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut
di atas, dan bekas galian tersebut harus dengan material urugan yang memenuhi syarat.
3.2. Persyaratan Bahan
1. Bahan bekas galian di dalam lokasi proyek.
Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi syarat untuk digunakan.
Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan organis lainnya.
2. Bahan urugan dari luar lokasi proyek.
Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
49

a. memiliki koefisien permeabilitas kurang dari 10-7 cm/detik.


b. mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas dari tanah organis, kotoran dan
batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung kurang dari 10 % partikel gravel.
c. mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 persen. Bahan yang mempunyai PI lebih dari 30 persen
akan sulit dipadatkan.
d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dalam kondisi lepas agar
mudah dipadatkan.
3. Bahan urugan yang tidak memenuhi syarat.
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan diganti dengan bahan
yang memenuhi syarat.
3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Cara pengurugan dan pemadatan..
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan maksimum 20cm lepas dan
pemadatan dilakukan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum yang ditentukan
di dalam gambar rencana. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui
oleh Konsultan MK. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka pemadatan harus dilakukan
sampai mencapai derajat kepadatan 95 % untuk di luar bangunan dan 90 % untuk di dalam bangunan.
2. Pemasangan patok.
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian rencana. Untuk daerah
- daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula.
3. Sistem drainase.
Kontraktor harus membuat saluran sementara sedemikian rupa sehingga seluruh lokasi dapat terus
dalam kondisi kering/ bebas dari air. Pengeringan dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistem drainase
yang direncanakan harus disetujui oleh Konsultan MK. Dan sistem drainase tersebut harus selalu dijaga
selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara effektif untuk menanggulangi air yang ada.
4. Kotoran dan lumpur dan bahan organis.
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan material sejenis. Pengurugan
tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
5. Uji Kepadatan Optimum di laboratorium.
Uji Kepadatan Optimum harus mengikuti ketentuan ASTM.D-1557 atau AASHTO. Hasil uji ini digunakan
untuk menentukan cara pemadatan di lapangan. Uji yang dilakukan antara lain :
a. "Density of soil in place by sand-cone method" AASHTO.T.191.
b. "Density of soil in place by driven cylinder method " AASHTO.T.204.
c. "Density of soil in place by the rubber balloon method" AASHTO.T.205.
6. Kepadatan lapisan dan uji lapangan.
Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus diuji di lapangan, yaitu 1 (satu)
buah test untuk tiap 500 m2, yaitu dengan sistem "Field Density Test". Jika urugan cukup tebal maka
dengan hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam dari 50cm dari permukaan rencana, maka berat jenis
kering tanah padat lapangan harus mencapai minimal 95% dari berat jenis kering laboratorium
yang dihitung dengan Standard Proctor Test.
b. Untuk lapisan 50cm dari permukaan rencana, kepadatannya harus minimal 95% untuk di luar
bangunan dan 90% untuk di dalam bangunan dari Standard Proctor Test.
7. Toleransi kerataan.
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah 50mm terhadap
kerataan yang ditentukan.
8. Level akhir.
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan MK. Semua hasil-hasil pekerjaan harus
diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan
permukaan tanah tersebut.
9. Perlindungan hasil pemadatan.
50

Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan dilindungi agar jangan
sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air hujan, panas matahari dan sebagainya.
Perlindungan dapat dilakukan dengan dengan menutupi permukaan dengan plastik.
10. Pemadatan kembali.
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian
lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya. Bilamana bahan tersebut tidak
mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi kembali pekerjaannya atau diganti,
dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan.
Jadwal pengujian harus diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan MK.
C. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG
I. PONDASI TIANG PANCANG
1. UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini termasuk pembuatan pondasi Tiang Pancang dan , termasuk pekerjaan beton seperti
yang disyaratkan dalam spesifikasi ini. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus menyediakan
semua peralatan, material, tenaga kerja pengawas, alat-alat pengangkutan, alat-alat pemancangan
dan alat-alat lain yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini.
b. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas :
Gambar kerja yang mencakup detail tiang pondasi Tiang Pancang dalam pekerjaan ini.
2. MATERIAL
a. Bahan-bahan :
Harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam code P.B.I.1971 dan SK_SNI T-15-1991-03.
b. Portland Cement
Digunakan portland cement jenis fly ash, Type I menurut ASTM atau minimal memenuhi S.400
menurut ketentuan yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia. Semen yang digunakan harus
keadaan Fresh dan tidak terdapat gumpalan - gumpalan. Merek yang dipakai tidak boleh ditukar tukar kecuali mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana.
c. Agregat
Agregat kasar batu pecah (split) dengan diameter max 3 cm. Agregat halus (pasir) beton biasa
dengan kebersihan yang memenuhi P.B.I 71 Dalam hal gradasi,dapat sedikit menyimpang dari
kriteria normal menururt P.B.I. 71 dengan catatan beton harus massif(padat,tanpa rongga,poripori).
d. Besi Beton
Besi beton biasa (normal round steel bars ),dimana besi yang digunakan mengacu pada ASTM A
706M,1993.Pada jenis besi yang digunakan ini pada masa produksinya mengandung elemen
paduan (alloys) yaitu niobium dan Vanadium yang dimaksudkan untuk menambah kemampuan
kuat leleh dan tidak getas. Untuk jenis BJTD 40 untuk diameter diatas 8 mm dan BJTP 24 untuk
diameter dibawah 8 mm, harus masuk dalam percobaan lengkung 180 derajat tidak menunjukkan
tanda - tanda getas .Pelaksana harus melaksanakan Pengujian tarik dan lengkung untuk setiap 25
ton besi di laboratorium yang disetujui pihak pengawas. Disamping itu harus menyerahkan
jaminan /sertifikat kwalitas besi yang dikeluarkan oleh Pabrik.
4.

PEMANCANGAN
a.
Pelaksana Pekerjaan harus melampirkan usulan teknis pelaksanaan pembuatan Tiang Pancang
.Usulan teknis harus mencangkup :
Cara penanganan Proyek
Pengaturan lokasi kerja
Metode kerja dan urutan pelaksanaan
Cara/metode quality control dan pengukuran kedalaman bor yang akan diterapkan.
Cara pengontrolan adanya necking
Cara pengontrolan homogenitas pile
Cara pengontrolan dimensi pile
51

b.
c.
d.
e.

f.

Batasan - batasan toleransi pelaksanaan.


Sebelum pemancangan dilakukan pengecekan titik koordinat pancang.
Vertikalitas dari auger /kelly bar harus dicheck dengan theodolite dari dua arah yang saling tegak
lurus.
Pelaksana pekerja harus memberikan jaminan dengan cara yang menyakinkan bahwa ketentuan
tersebut diatas telah dipenuhi, antara lain dengan memberikan contoh hasil kalendering
pemancangan.
Kedudukan Tiang Pancang harus vertikal dengan toleransi sbb:

Toleransi lokasi maksimum 5 cm dari lokasi yang ditentukan pada posisi cut of level.

Toleransi lokasi maksimum untuk Tiang Pancang terhadap as pile adalah maksimal 5 cm

Toleransi vertikal maksimum 1 : 150


Kapasitas Tiang Pancang
Kapasitas tekan izin Tiang Pancang mini pile segitiga dengan diameter 32 cm dengan kuat tekan
40 ton

4.

Pelaksanaan Pemancangan
a. Sebelum pemancangan dimulai harus dilakukang land clearing.
b. Penentuan titik pancang ditentukan melalui pengukuran koordinat pancang menggunakan alat ukur
theodolite atau TS.
c. Untuk menentukan vertikaliti pemancangan digunakan 2 alat dari arah X dan Y

5.

LAPORAN
Laporan dari pelaksanaan pembetonan harus meliputi :

Nomor tiang, dimensi tiang

Jenis alat menggunakan tipe hydraulic

Laporan Kalendering

Photo pelaksanaan/kegiatan penting

Catatan dari kejadian - kejadian penting.

6.

Gangguan - gangguan
a. Jika terjadi kerusakan pada bangunan sekitarnya sebagai akibat pelaksanaan pemancangan,
seluruhnya menjadi tanggungjawab Pelaksana.
b. Jika ada gangguan/ hambatan seperti adanya instalasi bawah tanah ( instalasi listrik, kabel data atau
instalasi vital), dalam pelaksanaan pemancangan. Dimana dari segi pelaksanaan tidak bisa diatasi
menurut pertimbangan konsultant MK, maka akan dievaluasi lebih lanjut oleh MK dan Perencana
agar ditentukan penyelesaiannya.

7.

Tanggung Jawab Pelaksana Pekerjaan/Pemborong


a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong bertanggung Jawab atas tercapainya kwalitas dan kapasitas Tiang
Pancang seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini yang tidak terbatas pada masa pemeliharaan.
b. Semua tiang yang dinyatakan gagal oleh Konsultan Pengawas, harus diganti dengan tiang baru atas
biaya pelaksana. Posisi tiang pengganti harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana.
c. Jika terjadi pergeseran posisi titik tiang pancang melebihi 5 cm, maka kontraktor harus mengajukan
review perubahan desain kepada M.K dan seluruh biaya atas pergeseran tersebut menjadi tanggung
jawab pelaksana.
II. PONDASI BATU KALI
1. Lingkup Pekerjaan
Ini meliputi penyediaan bahan dan perekatnya, menyiapkan tempat yang akan dipasang batu kali,
serta pelaksanaan pekerjaan pasang batu kali itu sendiri, sesuai gambar dan spesifikasi ini.
Pasangan batu kali dilaksanakan untuk :
- Pondasi
- Dinding penahan tanah, turap
- dan lain - lain sesuai gambar kerja
52

2. Bahan
Batu yang digunakan harus berkualitas terbaik dan merupakan bahan setempat, padat, bersih, tanpa
retak - retak dan kekurangan - kekurangan lain yang mempengaruhi kwalitas, baik batu gunung maupun
batu kali dapat digunakan.
3. Adukan
Semua pasangan batu kali untuk dinding penahan tanah, pondasi dan pekerjaan batu kali lainya
dilaksanakan dengan adukan 1 pc : 4 pasir.
4. Pelaksanaan
Pasangan batu kali harus diukur dilapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan ketinggian
seperti tercantum pada gambar-gambar. Sebelum pasangan batu kali dilaksanakan, di bawahnya harus
dibuat/ digelar aanstamping batu kali.
5. Perlindungan
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan batu kali yang tidak terlindung, bila hujan maka bagian atas harus
dilindungi.
6. Variasi Kedalaman Pondasi
Denah dan kedalaman pasangan batu kali harus yang diizinkan atau diperintahkan oleh MK/perencana.
Bila kondisi pada suatu bagian membutuhkan perubahan-perubahan kedalaman dan lebar pondasi,
harus dengan izin tertulis dari MK / perencana.
III. PONDASI FOOTPLATE
1.Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan pondasi Foot Plate adalah :
a. Pasir Alas
b. Beton cor lantai kerja
c. Beton kedap air
d. Pondasi Foot Plat
2.Bahan bahan dan Peralatan
2.1. Bahan bahan yang diperlukan adalah :

No.

Bahan

Jenis

Spesifikasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Semen
Besi Tulangan Dia.
12mm
Besi Tulangan Dia.>
12mm Pasir Kerikil
Batu Gunung
Papan

Type 1 / Andalas
U 24 / Polos U 32 /
Ulir Baik
Baik Baik/Keras Kayu
Bekesting

PBI 1971
PBI 1971
PBI 1971
PBI 1971
PBI 1971
PBI 1971
PBI 1971

2.2. Peralatan yang diperlukan :


a. Sendok Semen
b. Molen
c. Vibrator
d. Kunci dan Gunting besi
e. Kereta Sorong
3.Peraturan dan Syarat-syarat
3.1. Peraturan yang harus dipedomani adalahPBI 1971
3.2. Plat poer pondasi beton bertulang dibuat dengan mutu beton K- 250
3.3. Beton lantai kerja dibuat dengan perbandingan 1 PC : 3 PS : 5 KR dengan ketebalan 10 cm
53

4.Tata cara pelaksanaan


4.1. Pembuatan besi plat poer dan persiapan lubang poer pondasi.
4.2. Persiapan lubang poer pondasi meliputi lapisan pasir alas poer pondasi setebal 10 cm dan
pengecoran lantai kerja setebal 10 cm.
4.3. Setelah selesai pembesian dan pembuatan mall/bekesting, dilakulkan pengecoran Plat poer
beton pondasi
4.4. Adukan campuran beton dibuat dengan menggunakan molen.
D. PEKERJAAN BETON BERTULANG
1.
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, serta pengangkutan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, serta pekerjaan
yang berhubungan dengan beton, seperti acuan, besi beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam
lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar dan aman.
2.
Peraturan Peraturan.
Kecuali ditentukan lain di dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan
peraturan sebagai berikut :

Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung, SNI 03-2847-2002

Pedoman Beton 1989 (SKBI 1.4.53.1988).

Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung, SNI 03-1726-2002

Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk
Gedung 1983.

Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/NI-3.

Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8.

Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).

Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).

ASTM C-33 Standard Specification for Concrete Agregat.

Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).

Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83).

American Society for Testing and Material (ASTM).

Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.

Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC : 699.81 : 624.04).
3.

Keahlian dan Pertukangan.


Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
disyaratkan, antara lain ukuran, mutu dan pengamanannya selama pelaksanaan. Semua pekerjaan beton
harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman selama pekerjaan tersebut berlangsung, termasuk
tenaga ahli untuk acuan/ bekisting, sehingga dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain
itu, Kontraktor wajib menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham dengan
pekerjaan yang sedang dilaksanakan, terutama pada saat dan setelah pengecoran berlangsung. Semua
tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton selesai
dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengusulkan
metode kerja dan harus disetujui oleh Konsultan MK. Jika dipandang perlu, maka Konsultan MK berhak
untuk menunjuk tenaga ahli di luar yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua usulan
Kontraktor, dan semua biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor.

4.
4.1

Persyaratan Bahan.
Semen.
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen yang ditentukan dalam SII
0013-81 atau Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986, dan harus memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan dalam standar tersebut. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merek yang
sama dan dalam keadaan baru. Jika semen yang dikirim adalah dalam kantong semen, maka selama
54

4.2

pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan. Semen harus terbungkus dalam sak (kantong) asli dari
pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang
baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga tidak menyentuh lantai dan aman
dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. Sistem
penyimpanan semen harus diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu lama.
Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti membatu, tidak diizinkan
untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu
2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.
Agregat.
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat kasar/batu pecah dan
agregat halus/ pasir beton. Kedua jenis agregat ini disyaratkan berikut ini.
1.Agregat kasar. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak
terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat, atau jarak bersih minimum
antar batang tulangan, berkas batang tulangan atau tendon pratekan atau 30 mm. Gradasi dari
agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh ASTM agar tidak
terjadinya sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut :
sisa di atas
( % berat )
Ayakan 31.50 mm

Ayakan 4.00 mm

90 - 98

Selisih antar 2 ayakan berikutnya


02 10
2.Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4 % berat. Agregat halus harus
terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat sbb.
:

4.3

4.4

sisa di atas

( % berat )

Ayakan 4.00 mm

02

Ayakan 1.00 mm

10

Ayakan 0.25 mm
80 95
Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi ini. Jika sumber
agregat berubah karena sesuatu hal, maka Kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada
Konsultan MK. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan harus
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah.
Air untuk campuran beton.
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali,
garam, zat organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat
diminum umumnya dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada laboratorium yang disetujui oleh
Konsultan MK. Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka Kontraktor
harus mencari air yang memadai untuk itu.
Besi beton.
Besi beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk tulangan utama dan sengkang
kecuali ditentukan lain di dalam gambar. Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus
memenuhi syarat-syarat :
Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat.
Mutu besi beton adalah fy 400 N/mm2 untuk besi ulir ( diameter 13 mm ) dan fy 240 N/mm2 untuk
besi polos ( diameter 12 mm) atau sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar.
Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi.
Diameter besi beton ulir ditentukan sesuai dengan Pedoman Beton 1989.
Pemakaian besi beton dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan
dari Konsultan MK. Besi beton harus berasal dari satu pabrik (manufacture). Tidak dibenarkan untuk
menggunakan merek besi beton yang berlainan untuk pekerjaan ini. Besi beton harus dilengkapi dengan
55

mill certificate/ sertifikat pabrik yang memuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan besi
beton tersebut.
4.5
Admixtures/ material tambahan.
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki sifat suatu
campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan tersebut
harus disetujui oleh Konsultan MK. Manfaat dari bahan tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil uji
dengan menggunakan jenis semen dan agregat yang akan dipakai pada proyek ini. Bahan campuran
tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur, memperlambat atau mempercepat
pengikatan dan/atau pengerasan beton harus memenuhi Specification for Chemical Admixtures for
Concrete (ASTM C494) atau memenuhi Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia.
4.6
Kualitas Beton.
1. Semua kualitas beton dominan K300 (fc = 29 N/mm2) harus sesuai dengan yang ditentukan di dalam
gambar rencana.
2. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Kontraktor harus melakukan
percobaan sesuai dengan yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Untuk itu harus diadakan trialmix di laboratorium.
3. Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja, kolom praktis, ring balok, lantai kerja dan
beton non struktur lainnya harus menggunakan beton mutu K-175
4.7
Desain Adukan Beton.
Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang dihasilkan memberikan
kelecakan (workability) dan konsistensi yang baik, sehingga beton mudah dituangkan ke dalam acuan dan
ke sekitar besi beton, tanpa menimbulkan segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara
berlebihan. Campuran beton harus dirancang sesuai dengan mutu beton yang ingin dicapai, dengan
batasan di bawah ini :
MUTU BETON
Kuat tekan minimum, 7 hari (kg/cm2)
3

K225

K250

K300

K350

K400

158

175

210

245

280

Jumlah semen minimum

(kg/m )

300

300

325

350

375

Jumlah semen maksimum

(kg/m3)

550

550

550

550

550

0.55

0.55

0.55

0.50

0.50

W/C faktor, maksimum

Untuk beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus dipenuhi syarat pada Table
4.5.1 Pedoman Beton Indonesia.
Tabel 4.5.1. Ketentuan minimum untuk beton kedap air.
Jenis Struktur
Kondisi
lingkungan Faktor air semen Jumlah
semen
berhubungan dengan
maksimum
minimum (kg/m3)
Beton Bertulang
Air tawar/ payau
0.50
290
Air laut
0.45
360
Beton Pratekan
Air tawar/ payau
0.50
300
Air laut
0.45
360
Kontraktor harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan MK untuk mendapatkan
persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah semen minimum harus sesuai dengan yang
disyaratkan oleh pemasok waterproofing.

5.
5.1

Pengujian Bahan.
Umum.
1. Ketentuan dan syarat yang tertulis di bawah ini merupakan ringkasan dari Pedoman Beton 1989,
sehingga jika terjadi perbedaan interpretasi atau hal lain yang bertentangan harus dikembalikan
kepada ketentuan dari Pedoman Beton.
56

2.

5.2

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala pengujian termasuk


mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai yang disyaratkan. Kontraktor harus
menyerahkan hasil pengujiannya setelah hasil uji diperoleh untuk persetujuan oleh Konsultan MK.
3. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus melaksanakan
pengujian ulang dengan campuran yang lain dan selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji tersebut
hingga diperoleh hasil yang diinginkan.
4. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai dengan pengarahan Konsultan
MK.
5. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan, Kontraktor harus mendapatkan
salinan sertifikat pengujian dari pabrik, dimana pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara
pengujian sesuai dengan spesifikasi ini.
Laboratorium Penguji.
1. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan suatu laboratorium penguji
untuk melaksanakan pengujian material yang akan digunakan pada proyek ini. Laboratorium ini
bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyediakan peralatan penguji di lapangan seperti tersebut
berikut ini, berikut tenaga ahli yang menguasai bidangnya.
a. Alat penguji agregat kasar dan agregat halus.
b. Alat pengukur kadar air (moisture content) dari agregat.
c. Alat pengukur kelecakan beton (slump)
d. Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpan untuk merawat benda uji pada temperatur
yang normal dan terhindar dari sengatan matahari.
3. Jika menggunakan beton ready mix, maka peralatan yang disebut (a) dan (b) di atas harus disiapkan
di pabrik beton ready mix.

5.3
Pengujian Agregat.
5.3.1 Pengujian Pendahuluan Agregat.
1. Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai berikut :
a. Sieve analysis
b. Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain.
c. Pengujian unsur organis.
d. Pengujian kadar chlorida dan sulfat.
2. Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
3. Pengujian a) dan b) dengan pengujian kadar air dari setiap jenis agregat harus dilakukan terhadap
setiap contoh untuk setiap trial mix.
5.3.2 Benda Uji Agregat.
1. Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan digunakan untuk menghasilkan
beton seperti yang disyaratkan. Jumlah minimum untuk pengujian agregat yang dipakai untuk
pekerjaan beton adalah sebagai berikut :
Tipe Pengujian
Minimum satu contoh
Sieve analysis
Setiap minggu
Moisture content
Setiap minggu
Clay, silt dan kotoran
Setiap hari
Kadar organis
Setiap minggu
Kadar Chlorida dan Sulfat
Setiap 500 m3 beton
2. Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh Kontraktor tidak memuaskan, maka Konsultan MK
berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban biaya Kontraktor. Dan sebaliknya mungkin
jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil yang diperoleh ternyata memuaskan.
5.4
Pengujian Beton
5.4.1 Benda uji beton.
1. Benda uji harus diberi kode/tanda yang menunjukkan tanggal pengecoran, lokasi pengecoran dari
bagian struktur yang bersangkutan.
57

2.

Benda uji harus diambil dari mixer, atau dalam hal menggunakan beton ready mix, maka benda uji
harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi pengecoran, sesuai dengan yang disyaratkan oleh
Konsultan MK.
5.4.2 Jumlah benda uji beton.
3
1. Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1.50 m beton hingga dengan cepat
dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama. Benda uji harus berbentuk kubus berukuran 15cm X
15cm X 15cm. Benda uji bentuk lainnya dapat digunakan jika disetujui oleh Konsultan MK.
Selanjutnya pengambilan benda uji sebanyak 4 (empat) buah dilakukan setiap 25m 3 beton atau 5
mobil mixer yang merupakan 1 pembuat dari batching plant. Benda uji tersebut ditentukan secara
acak oleh Konsultan MK dan harus dirawat sesuai dengan persyaratan.
2. Jumlah benda uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton yang dituang pada satu hari
harus diambil minimal satu kali. Pada setiap kali pengambilan contoh beton harus dibuat dua buah
spesimen kubus. Satu data hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini
yang diuji pada umur beton yang ditentukan, yaitu umur 7 hari dan 28 hari.
3. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan MK dapat meminta jumlah benda uji yang
lebih besar dari ketentuan di atas, dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor.
4. Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan untuk setiap mutu beton adalah :
Jumlah minimum
Waktu perawatan (hari)
Jenis Struktur
benda uji
3
7
28
Beton Bertulang

Beton Pratekan

5.4.3 Laporan hasil uji beton.


Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas hasil uji beton dari laboratorium penguji untuk disahkan
oleh Konsultan MK. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton
karakteristiknya.
5.4.4 Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton.
1. Deviasi Standar - S Deviasi standar produksi beton ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah hasil test
kubus. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 buah harus dikoreksi
dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut :

fc fcr
N 1

Jumlah Benda Uji (N)- buah

Faktor Pengali S

15

1.16

20

1.08

25

1.03

30

1.00

2.

Kuat tekan rata-rata - fcr Target fcr yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan proporsi
campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari formula berikut ini :
fcr = fc + 1.64 S atau fcr = fc + 2.64 S - 40
kg/cm2.
3. Kuat tekan sesungguhnya. Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan memuaskan, jika
kedua syarat berikut dipenuhi :
a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing - masing terdiri dari 4 hasil uji kuat
tekan tidak kurang dari (fc + 0.82 S).
b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 4 benda uji) mempunyai nilai dibawah 0.85 fc.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah untuk
meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas rekomendasi Konsultan Perencana.
5.4.5 Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Tests)
58

Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak dapat dipenuhi, maka jika diminta
oleh Konsultan MK, Kontraktor harus melaksanakan pengujian yang tidak merusak yang dapat terdiri dari
hammer test, pengujian beban dan lain lain. Semua biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Lokasi dan banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat kasus per
kasus.
5.5
Pengujian Besi Beton.
5.5.1 Benda uji besi beton.
1. Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji besi beton masing - masing 2
buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai dengan diameter dan mutu yang akan digunakan.
Selanjutnya benda uji besi beton harus diambil dengan disaksikan oleh Konsultan MK sebanyak 2
buah untuk setiap 25 ton untuk masing - masing diameter besi beton. Uji besi beton terdiri dari uji
tarik dan uji lentur.
2. Pengujian mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Konsultan
MK. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa disaksikan Konsultan MK tidak
diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
3. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal pengiriman, lokasi terpasang,
bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.
4. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka Konsultan MK berhak untuk
meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan di atas, dengan beban biaya
ditanggung oleh Kontraktor.
5.5.2 Laporan hasil uji besi beton.
Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari laboratorium penguji untuk diserahkan
kepada Konsultan MK dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas besi
beton tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.
6.
Syarat syarat Pelaksanaan
6.1
Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan secara khusus adalah antara 12
14 cm. Cara uji slump sebagai berikut. Beton diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton
(bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan sampai
kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk - tusuk 25 kali dengan besi beton diameter
16mm, panjang 30cm dengan ujung yang bulat. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapisan ditusuk - tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu
lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya. Khususnya struktur yang menggunakan waterproofing integral, slump yang digunakan
adalah 6 8 cm.
6.2
Persetujuan Konsultan MK.
Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan MK. Laporan harus diberikan kepada Konsultan MK paling lambat 3 hari sebelum
pekerjaan dilaksanakan. Hal hal khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua pihak yang
berkepentingan. Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas, sehingga
mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan.
6.3
Persiapan dan Pemeriksaan.
Kontraktor tidak diizinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa izin tertulis dari Konsultan MK.
Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan MK tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran
dan laporan tersebut harus disampaikan paling lambat 3 hari sebelum waktu pengecoran, sesuai dengan
kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan Konsultan MK melakukan pemeriksaan sebelum
pengecoran dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang memadai seperti tangga ataupun
fasilitas lain yang dibutuhkan agar Konsultan MK dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan mudah.
Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk melakukan pengecoran. Semua koreksi yang
terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu 1X24 jam dan selanjutnya
Kontraktor harus mengajukan izin lagi untuk dapat melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan adanya
penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan MK.
59

6.4

6.5

6.6

Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
sepenuhnya atas ke tidak sempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran dilakukan
harus dipastikan dan dikoordinasikan dengan Konsultan MK bahwa semua peralatan yang akan tertanam
di dalam beton sudah terletak pada tempatnya, dan semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi
pengecoran. Demikian pula untuk siar pelaksanaan sudah harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan.
Siar Pelaksanaan.
Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar kerjanya. Siar pelaksanaan harus
diusahakan seminimum mungkin, agar perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan tidak
diizinkan untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti toilet, reservoir dll, kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan MK. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar pelaksanaan harus terletak
pada daerah di mana gaya geser adalah minimal, umumnya terletak pada sepertiga bentang tengah dari
panjang efektif elemen struktur.
Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar pelaksanaan harus dipertimbangkan
sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan perbedaan temperatur yang besar pada beton tersebut,
yang dapat berakibat retaknya beton, disamping adanya tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar
pelaksanaan dapat dibuat secara horisontal, dan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi
siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh Konsultan MK. Kontraktor sudah harus mempertimbangkan
di dalam penawarannya, segala hal yang berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti waterstop, perekat
beton, dowel dsb., maupun pembersih permukaan beton agar dapat dijamin lekatan antara beton lama
dan baru. Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak melekat dengan
baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian rupa sehingga agregat besar
menjadi terlihat, tetapi tetap melekat dengan baik.
Pengangkutan dan pengecoran beton.
Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba di lokasi proyek dalam keadaan
yang masih memenuhi spesifikasi teknis. Jika lokasi pembuatan beton cukup jauh dari proyek, maka harus
digunakan admixtures yang dapat memperlambat proses pengerasan dari beton. Pada saat beton diangkut
ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-bahan dasar
pembuat beton.
Pada saat pengecoran tinggi jatuh dari beton segar harus kurang dari 1.50 meter. Hal ini sangat penting
agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat, dengan pasta beton, sehingga mengakibatkan
kualitas beton menjadi menurun. Untuk itu harus disiapkan alat bantu seperti pipa tremie sehingga syarat
ini dapat dipenuhi. Sebelum pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam kondisi plastis dalam waktu
yang cukup, sehingga pengecoran beton dapat dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan
jumlah alat dan personel yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa berdasarkan besarnya
volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai gambaran setiap alat pemadat mampu memadatkan
sekitar 5 - 8 m3 beton segar per jam. Beton segar harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir,
sehingga masalah segregasi dan pengerasan beton dapat dihindarkan, dan selama pemadatan beton masih
bersifat plastis. Untuk menjaga kelangsungan pengecoran beton, Kontraktor harus mempersiapkan alat
pelindung yang mungkin berguna seperti hujan yang dapat terjadi sewaktu - waktu.
Pemadatan Beton.
1. Alat pemadat beton
Beton yang baru dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator) dengan tipe yang
disetujui oleh Konsultan MK. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada beton
yang akan mengurangi kualitas beton. Pemadatan tersebut berkaitan dengan kelecakan (workability)
beton. Pada cuaca panas kelecakan beton menjadi sangat singkat, sehingga slump yang rendah
biasanya merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah yang memadai,
sesuai dengan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Minimal harus dipersiapkan satu
vibrator cadangan yang akan dipakai, jika ada vibrator yang rusak pada saat pemadatan sedang
berlangsung. Alat pemadat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh besi
beton.
2. Lokasi pemadatan yang sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan balok-kolom, dinding
beton yang tipis, dan pada lokasi pembesian yang rapat dan rumit, maka Kontraktor harus
mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan beton yang disampaikan kepada Konsultan MK
60

3.

4.

paling lambat 3 hari sebelum pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton,
sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.
Pemadatan kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka beton tersebut harus
dipadatkan kembali sesuai dengan rekomendasi Konsultan MK agar retak tersebut dapat dihilangkan.
Metode pemadatan lain
Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain yang dipandang dapat
menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara permukaan dan inti beton. Hal ini dapat
menyebabkan keretakan struktur dan terjadinya tegangan menetap pada beton, tanpa adanya beban
yang bekerja.

6.7

Temperatur beton segar.


Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang mempunyai skala -5 s/d 100
derajat C, harus dimasukkan ke dalam contoh tersebut sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil
selama 1 menit, maka temperatur tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1 derajat C.

6.8

Perawatan Beton.
1. Tujuan perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan zat cair pada
saat pengikatan awal terjadi, dan mencegah penguapan air dari beton pada umur beton awal, dan
juga mencegah perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya keretakan
dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton
selesai dilakukan. Untuk itu harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi
penguapan yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru dipadatkan.
2. Lama perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan air bersih selama
minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen vertikal seperti kolom dan dinding
beton, maka beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus menerus selama 7
hari.
3. Perlindungan beton tebal
Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka permukaan beton harus
dilindungi dengan material (antara lain Styrofoam atau metode lainnya) yang disetujui oleh Konsultan
MK, agar dapat memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar
kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan.
4. Acuan metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang sejenis, harus didinginkan
dengan air sebelum pengecoran dilakukan. Acuan tersebut harus dihindari dari terik matahari
langsung, karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan panas. Perlakuan yang kurang
baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan beton.
5. Curing compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan curing compound. Jenis dan
tipe curing compound yang akan digunakan harus disetujui oleh Konsultan MK. Harus diperhatikan
agar tidak terjadi penurunan temperatur yang cepat pada permukaan beton sehingga dapat
menyebabkan keretakan pada permukaan beton.
Cara untuk menghindari keretakan pada beton.
1. Alat Monitoring
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dar 600 mm, Kontraktor harus menyediakan peralatan
yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor segala kejadian yang mungkin terjadi selama
pekerjaan beton berlangsung. Monitoring dilakukan minimal selama 7 hari terhitung sejak
pengecoran selesai. Kontraktor wajib menyediakan alat pengukur temperatur yang akan diletakkan
pada dasar beton, di dalam beton dan di permukaan beton dengan jarak vertikal antara alat
ditetapkan maksimal 50 cm. Sedangkan jarak horisontal antara titik satu dengan lainnya maksimal 10
meter. Lokasi alat pengukur dan metode pengukuran suhu tersebut harus diusulkan kepada
Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.

6.9

61

2.

6.10

Perbedaan temperatur
Umumnya permukaan beton tidak harus didinginkan secara mendadak, yang terpenting adalah tidak
terjadi perbedaan temperatur yang besar (> 20o C) antara permukaan dan inti beton, dan beton
harus dihindarkan dari sinar matahari langsung ataupun tiupan angin.
3. Material Bantu.
Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin dapat dicampur ke dalam
beton maupun yang akan digunakan pada saat perawatan beton untuk mencegah terjadinya
penguapan yang terlalu cepat.
4. Lebar retak
Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan. Dan lebar retak yang diizinkan maksimal
sebesar 0.004 kali tebal selimut beton.
5. Antisipasi perbedaan temperatur
Kontraktor harus menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengatasi jika perbedaan
temperatur menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya dengan mempertebal isolasi yang sudah
digunakan atau membuat isolasi menjadi benar-benar kedap terhadap angin dan udara. Hal ini harus
segera dilakukan agar perbedaan temperatur tidak menjadi lebih besar. Untuk itu harus disiapkan
material isolasi lebih dari kebutuhan sebelum pengecoran dilakukan.
6. Hal-hal lain
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah pengecoran beton
adalah :
a. Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam kondisi terlindung dari sinar
matahari, sehingga temperatur tidak tinggi pada saat pencampuran dimulai.
b. Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan mengganti sebagian air dengan es,
sehingga temperatur menjadi lebih rendah.
c. Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
d. Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran beton.
e. Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi maksimal 2 jam.
f.
Lakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan membuat siar pelaksanaan
secara horisontal pada beton yang tebal, sehingga tebal satu lapis pengecoran menjadi kurang
lebih 1 meter, dan perbedaan temperatur dapat dikontrol.
g. Jika mungkin, diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana temperatur lapangan
sudah lebih rendah dibandingkan pada siang hari.
h. Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada seluruh permukaan beton yang terbuka untuk
mencegah tiupan angin dan menjaga agar temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh
penampang beton.
i.
Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai, dan harus diteruskan sampai sistem
isolasi terpasang seluruhnya.
j.
Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar matahari dan angin. Hal ini
dapat dilakukan dengan membuat dinding pada sekeliling daerah pengecoran dengan plastik
atau material sejenis, demikian juga pada bagian atasnya.
7. Retak di luar batas yang disyaratkan.
Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan di luar batas yang diizinkan, maka Kontraktor
harus melaporkan hal tersebut secara tertulis dan mengajukan perbaikan yang berisi antara lain
metode kerja dan peralatan yang digunakan berikut komposisi campuran yang digunakan, kepada
Konsultan MK untuk dievaluasi lebih lanjut. Kontraktor tidak diizinkan untuk memperbaiki keretakan
tersebut sebelum mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
Adukan Beton yang dibuat di tempat (Site Mixing)
Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat di lapangan harus
memenuhi syarat-syarat :
Semen diukur menurut berat.
Agregat kasar diukur menurut berat.
Pasir diukur menurut berat.
Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete batching plant).
Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
62

6.11

Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk.
Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu, sebelum
adukan beton yang baru dimulai.
Besi Beton
1. Merek besi beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan merek besi beton dilengkapi
dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan digunakan untuk disetujui oleh Konsultan
MK.Besi yang digunakan adalah besi yang sesuai standart ASTM A706M yang mengandung alloy
berupa Vanadium atau niobium pada proses pembuatannya.
2. Penyimpanan
Besi beton harus disimpan pada tempat yang bersih dan ditumpu secara baik sehingga tidak merusak
kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga kemungkinan karat dapat
dihindarkan.
3. Gambar kerja dan bending schedule
Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan berdasarkan standar
detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan alat-alat (bar bender)
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah, retak-retak dan sebagainya. Semua
pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan dingin dan pemotongan harus dengan bar cutter.
Pemotongan dan pembengkokan dengan sistem panas sama sekali tidak diizinkan. Untuk itu
Kontraktor harus membuat gambar kerja pembengkokan (bending schedule) dan diajukan kepada
Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bebas karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan elevasi yang sesuai dengan gambar dan harus sudah
diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum besi beton dipasang, permukaan besi beton harus
bebas dari karat, minyak dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatan besi beton.
5. Selimut beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar standar detail. Sebagai
catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik/tekan penampang beton harus dipasang sejauh
mungkin dari garis tengah penampang, sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuanketentuan tersebut diatas harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
6. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait - kait, panjang penjangkaran, penyaluran, letak
sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standar yang terdapat dalam gambar rencana.
Apabila ada keraguan tentang ini maka Kontraktor harus meminta klarifikasi kepada Konsultan MK.
7. Kawat beton dan penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang kokoh untuk
menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16
gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus ditunjang dengan beton
tahu atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar
standar atau dicantumkan pada spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan
berhubungan dengan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam penampang beton,
sehingga tidak menonjol pada permukaan beton.
8. Sengkang-sengkang.
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka sengkang harus diikat
pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar. Akhiran/ kait sengkang harus dibuat
seperti yang disyaratkan di dalam gambar standar agar sengkang dapat bekerja seperti yang
diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat yang digunakan untuk pengikat tulangan utama.
9. Beton tahu
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, dan minimum
mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor. Jarak antara beton tahu
ditentukan maksimal 100 cm.
10. Penggantian besi
a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang
tertera pada gambar.
63

b.

Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat
kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka Kontraktor
harus dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam
gambar.
c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan
dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat
dengan catatan :

Harus ada persetujuan tertulis dari Konsultan MK.

Jumlah besi per satuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Khusus
untuk balok portal, jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih
besar jauh dari pembesian aslinya.

Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat


tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan pengecoran.

Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.


11. Toleransi Besi
Toleransi berat
Diameter besi (mm)
Toleransi dia (mm)
(%)
10
0.4
7

6.12

6.13

6.14

10 16

0.4

16 < 28

0.5

28
0.6
2
Toleransi dimensi elemen-elemen struktur
Dimensi elemen struktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus memenuhi toleransi sbb. :
Toleransi terhadap
Dimensi Elemen Struktur
Toleransi selimut
B,
(mm)
beton (mm)
(mm)
B 200
9.0
5.0
B 200
12.0
9.0
dimana B adalah dimensi elemen struktur baik untuk lebar maupun tinggi. Pelaksanaan yang tidak
memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh Konsultan MK, untuk selanjutnya diputuskan. Semua
akibat kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pemasangan alat-alat di dalam beton/sparing
1. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat lokasi sparing yang akan
terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib mempelajari gambar M&E dan mendiskusikan
dengan pihak terkait jika terdapat keraguan tentang gambar tersebut. Kebutuhan sparing yang terjadi
akibat perubahan desain harus diinformasikan dan dikoordinasikan segera kepada Konsultan MK
untuk mendapatkan pemecahannya. Pekerjaan membobok, membuat lubang atau memotong
konstruksi beton yang sudah jadi harus dihindarkan dan jika diperlukan harus mendapatkan ijin
tertulis dari Konsultan MK.
2. Ukuran lubang, pemasangan alat-alat di dalam beton, pemasangan sparing dan sebagainya, harus
sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain yang terkait atau menurut petunjuk - petunjuk
Konsultan MK.
3. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M/E harus mengikuti ketentuan
yang terdapat di dalam gambar standar. Jika tidak/ belum tertera di dalam gambar maka Kontraktor
wajib menginformasikan hal tersebut kepada KP/ Konsultan MK untuk mendapatkan
penyelesaiannya.
Beton Kedap Air.
1.Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka waktu yang lama. Untuk itu
Kontraktor wajib mengikuti segala ketentuan yang disyaratkan oleh pemasok bahan kedap air/
waterproofing, termasuk cara pembuatan beton tersebut.
64

2.Pada siar pelaksanaan harus dipasang water stop sesuai dengan spesifikasi pabrik. Waterstop tersebut
harus ditunjukkan di dalam gambar kerja/ shop drawing, sehingga rencana pengecoran harus
direncanakan dengan baik. Biaya waterstop tersebut sudah termasuk di dalam penawaran yang
diajukan oleh Kontraktor.
3.Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka Kontraktor harus mengadakan perbaikanperbaikan dengan biaya Kontraktor. Prosedur perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Kontraktor dan
disetujui oleh Konsultan MK, sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah
selesai.
7.
7.1.

7.2.

Acuan/Bekisting
Umum
1.Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggung jawabkan secara struktur baik kekuatan,
stabilitas maupun kekakuannya serta layak untuk digunakan. Acuan merupakan suatu bagian
pekerjaan struktur yang berguna untuk membentuk struktur beton agar sesuai dengan gambar
rencana
2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini. Kontraktor dapat
mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus disetujui oleh Konsultan MK. Di dalam
penawarannya, Kontraktor wajib menawarkan sesuai dengan yang ditentukan di dalam spesifikasi.
3. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang tertanam di dalam struktur beton.
4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada acuan harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bebas
dari kebocoran. Semua pengikat acuan (ties) harus dilengkapi dengan material tertentu seperti water
stop sehingga pada saat dicor akan menyatu dengan struktur beton.
Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga kerja, bahan dan peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan seperti release agent,
pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai cetakan beton
sesuai dengan gambar-gambar konstruksi dan gambar-gambar disiplin lain yang berhubungan seperti
diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, secara aman dan benar.
2. Detail detail khusus
Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk yang ditawarkan di dalam
penawaran Kontraktor. Termasuk juga jika disyaratkan menggunakan material acuan yang khusus
untuk menghasilkan detail khusus.
7.3.
Persyaratan Bahan
1. Acuan dan Penyanggah.
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja, pasangan bata yang diplester, kayu
atau material lain yang dapat dipertanggung jawabkan kualitasnya. Penggunaan acuan siap pakai
produksi pabrik tertentu diizinkan untuk dipergunakan, selama dapat disetujui oleh Konsultan MK.
Acuan yang terbuat dari multipleks yang dilapisi dengan sejenis kertas film yang khusus digunakan
untuk acuan multipleks dengan tebal minimal 12 mm. Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak
terjadi perubahan bentuk/ ukuran dari elemen beton yang dibuat. Penyanggah yang terbuat dari baja
lebih disukai, walau penggunaan material penyanggah dari kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran
kayu yang digunakan harus mendapatkan persetujuan Konsultan MK. Untuk pekerjaan beton yang
langsung berhubungan dengan tanah, maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton K175.
Sebagai acuan samping dari beton tersebut dapat menggunakan pasangan batu kali, batu bata atau
material lain yang disetujui oleh Konsultan MK. Untuk elemen beton tertentu seperti kolom bulat
disarankan menggunakan acuan baja.
2. Release Agents
Release agent harus merupakan material yang memenuhi ketentuan berikut ini :
Cream emulsion
Neat oil dengan ditambahkan surfactant
Release agent kimiawi yang tidak merusak beton.
65

7.4.

Release agent harus disimpan dan digunakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya.
Kontraktor harus memastikan bahwa release agent yang digunakan cocok dengan bahan finish yang
akan digunakan. Dan jika permukaan beton merupakan finishing atau umum disebut beton exposed
maka Kontraktor harus memastikan bahwa permukaan beton yang dihasilkan sesuai dengan yang
diinginkan KP. Kontraktor harus memastikan bahwa release agent tersebut tidak akan bersentuhan
langsung dengan besi beton.
Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Struktur acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa, sehingga mampu memikul
beban ke semua arah yang mungkin terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan
(kaku), dan juga harus memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari 1/360 bentang.
Peninjauan terhadap kemungkinan beban di luar beban beton juga harus dipertimbangkan, seperti
kemungkinan beban konstruksi, angin, hujan dan lain lain. Semua analisa dan perhitungan acuan
berikut elemen pendukungnya harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk mendapatkan
persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan.
2. Dimensi acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur adalah ukuran bersih penampang
beton, tidak termasuk plaster/finishing. Tambahan elemen tertentu seperti bentuk/ profil khusus
yang tercantum di dalam gambar arsitektur juga harus diperhitungkan baik sebagai beban maupun
dalam analisa biaya.
3. Gambar kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan analisa yang dilakukannya.
Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai ukuran dan detail - detail sambungan yang benar dan
selanjutnya diserahkan kepada Konsultan MK untuk persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut
Kontraktor tidak diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan di lapangan.
4. Tanggung jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan MK, tanggung jawab sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan
dan stabilitas acuan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Kontraktor. Jika terjadi hal-hal yang tidak
sesuai dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya tambah, maka
semua biaya tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Acuan harus dibuat sesuai dengan yang
dibuat di dalam gambar kerja. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera
dibongkar.
5. Stabilitas acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan
selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Konsultan MK berhak untuk meminta Kontraktor
untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak/ kurang sempurna dengan beban biaya Kontraktor.
6. Inspeksi Konsultan MK
Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan
dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan MK.
7. Detail acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan
kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
8. Jumlah pemakaian
Acuan hanya diperbolehkan dipakai maksimum 3 (tiga) kali, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan
MK. Acuan yang akan digunakan berulang harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat
dijamin permukaan acuan tetap rapih dan bersih.
9. Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan/kelurusan, elevasi dan
posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan
yang tercantum di dalam spesifikasi ini.
10. Sistem pengaliran air
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus dipersiapkan sistem
pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat dibasahkan, air dapat mengalir ke tempat yang
diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh air. Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak
66

7.5.

akan terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah
bentuk) dan tidak bergoyang.
11. Ikatan acuan di dalam beton
Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan MK baut-baut dan tie rod yang diperlukan
untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur sedemikian, sehingga bila acuan dibongkar kembali,
tidak akan merusak beton yang sudah dibuat.
12. Acuan beton exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada permukaan acuan yang menempel
pada permukaan beton. Berhubung release agent berpengaruh pula pada warna permukaan beton,
maka pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan dengan seksama. Cara pengecoran beton
harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan tidak merusak penampilan
beton exposed tersebut. Merek dan jenis release agent yang telah disetujui bersama, tidak boleh
diganti dengan merk dan jenis lain. Untuk itu Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu
nama perdagangan dari release agent tersebut, data bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya,
jenis
Lokasi
% terhadap bentang
bahanDi tengah bentang balok
0.3
bahan
Di ujung balok cantilever
0.5
mentah
utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko - resiko dan keterangan - keterangan lain yang dianggap
perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
13. Bukaan untuk pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau dinding harus ada
bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
14. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger besi (scaffolding). Scaffolding
tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur agar mudah diperiksa oleh Konsultan MK.
15. Persetujuan Konsultan MK
Setelah pekerjaan diatas selesai, Kontraktor harus meminta persetujuan dari Konsultan MK dan
minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis untuk
izin pengecoran kepada Konsultan MK.
16. Anti lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk balok dan pelat, harus dipersiapkan
dengan memakai anti lendut dengan besar sbb. :
Pembongkaran Acuan
1. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati - hati, dimana bagian konstruksi yang dibongkar
acuannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
2. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb. :
Elemen Struktur
Waktu minimum

3.
4.

Sisi-sisi balok, kolom dan dinding

3 hari

Balok dan pelat beton (tiang penyanggah tidak dilepas)

7 hari

Tiang-tiang penyanggah pelat beton


21 hari
Tiang-tiang penyanggah balok-balok
21 hari
Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal, dan harus dipertimbangkan secara
khusus jika pada lantai-lantai tersebut bekerja beban yang lebih besar dari beban rencana. Untuk
mempercepat waktu pembongkaran, Kontraktor dapat merencanakan dan mengusulkan metode
dan perhitungan yang akan digunakan, dan usulan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan MK. Tidak ada biaya tambah untuk hal tersebut. Semua akibat yang timbul akibat usulan
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih dahulu secara tertulis untuk
disetujui oleh Konsultan MK.
Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang, berlubang atau
retak-retak dan tidak menunjukan gejala keropos/ tidak sempurna.
67

5.

7.6.

Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati - hati, tidak dengan cara yang dapat menimbulkan
kerusakan pada beton dan material-material lain disekitarnya, dan pemindahan acuan harus
dilakukan sedemikian rupa sehinggah tidak menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat
pemindahan. Perbaikan yang rusak akibat kelalaian Kontraktor menjadi tanggungan Kontraktor.
6. Apabila setelah acuan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang keropos atau cacat
lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus segera
memberitahukan kepada Konsultan MK, untuk meminta persetujuan tertulis mengenai cara
perbaikan, pengisian atau pembongkarannya. Kontraktor tidak diperbolehkan menutup/mengisi
bagian beton yang keropos tanpa persetujuan tertulis Konsultan MK. Semua resiko yang terjadi
sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran, pengisian atau
penutupan bagian tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
7. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari lokasi proyek dan
dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh Konsultan MK sehingga tidak mengganggu
kelancaran pekerjaan.
Alternatif Acuan
Seperti diuraikan di atas, Kontraktor dapat mengusulkan alternatif jenis acuan yang akan dipakai, dengan
melampirkan brosur/gambar acuan tersebut beserta perhitungannya untuk mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan MK. Dengan catatan bahwa alternatif acuan tersebut tidak merupakan kerja tambah dan
tidak menyebabkan kelambatan dalam pekerjaan. Sangat diharapkan agar Kontraktor dapat mengajukan
usulan acuan yang dapat mempersingkat waktu pelaksanaan tanpa mengurangi/membahayakan mutu
beton dan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

E. PEKERJAAN WATERPROOFING
1.
Umum.
1.1
Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan waterproofing berikut segala peralatan pendukung yang
dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari spesifikasi pekerjaan beton.
1.2
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman untuk pekerjaan ini dan
harus disetujui oleh Konsultan MK. Kontraktor harus mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman
untuk melaksanakan pekerjaan ini, sehingga dapat mengatasi seluruh permasalahan yang timbul di
lapangan dengan cepat dan benar.
1.3
Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan Kontraktor harus mengeluarkan surat
pernyataan yang menjamin bahwa personil yang diajukan benar-benar berada di lokasi proyek
selama pekerjaan berlangsung.
1.4
Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan digunakan dalam
proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan pekerjaan.
1.5
Kontraktor wajib mempersiapkan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat pada waktunya
sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.
2.
Lingkup Pekerjaan
2.1
Tenaga kerja, material dan perlengkapannya.
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan gambar rencana
dan spesifikasi ini. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pelindung waterproofing yang terbuat
dari adukan setebal 50 mm.
2.2
Lokasi waterproofing.
Waterproofing ini digunakan pada Lantai Dasar , Ground Water Tank (GWT), Sewage Treatment
Plant (STP), atap beton, talang air, kanopi beton yang berhubungan langsung dengan udara luar.
Termasuk juga untuk lift pit, lantai yang berfungsi sebagai taman, dinding beton seperti tercantum
di dalam gambar rencana. Khusus untuk lantai basement, dan lantai kasanah digunakan
waterproofing tambahan membrane pada sisi bawahnya.
2.3
Garansi.
Pekerjaan waterproofing ini harus dijamin kesempurnaannya dengan suatu masa garansi selama 10
(sepuluh) tahun, terhitung sejak serah terima yang menyatakan bahwa struktur tersebut bebas
68

3.

4.

bocor. Garansi tersebut meliputi garansi dari pihak Kontraktor dan juga dari pihak Pemasok
waterproofing yang dibuat secara legal dan jelas.
2.4
Pengujian hasil pekerjaan.
Hasil pelaksanaan pekerjaan harus diuji untuk mengetahui bahwa pekerjaan sudah dilakukan
dengan benar. Pengujian dilakukan dengan cara yang umum dilakukan untuk menguji hasil
pekerjaan ini dan hal ini sudah harus dipertimbangkan di dalam penawarannya.
Persyaratan Bahan
3.1
Standar Bahan.
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik sesuai dengan yang disyaratkan di
dalam spesifikasi ini. Tidak diperkenankan mengganti tipe bahan dengan bahan lain sehingga tidak
sesuai dengan standar bahan yang sudah ditentukan.
3.2
Waterproofing Semen base (coating) dan integral.
Waterproofing coating dengan kristalisasi terbuat dari bahan cement base sedangkan untuk
integral adalah plastcizer dengan kepadatan optimal yang merupakan antifoam dan hydrophobic
polimer,yang memenuhi ketentuan chloride seseuai Nil to BS 5075 dan harus sesuai British Standar
5337 untuk kandungan cement minimal 350 kg/m3
Waterproofing membrane
Waterproofing membrane dari bahan dasar bitumen polymer yang diperkuat dengan tulangan non
women polyester dengan ketebalan 3 4 mm. Dimana jenis ini memenuhi standart ASTM D 36 dan
ASTM D 5
3.3
Contoh bahan.
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan pemasok yang
menegaskan bahwa material tersebut dapat disediakan sesuai dengan yang sudah disepakati.
3.4
Pengujian
1. Untuk membuktikan bahwa material tersebut memenuhi syarat, maka Kontraktor wajib
mengadakan uji bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Konsultan MK. Untuk ini
Kontraktor harus memperoleh rekomendasi dari laboratorium sebelum memulai pekerjaan.
2. Kontraktor wajib melakukan percobaan-percobaan seperti dengan cara memberi air di atas
permukaan yang diberi lapisan kedap air dengan cara dan prosedur seperti yang ditentukan
oleh Pemasok atau cara yang disyaratkan oleh peraturan internasional.
3. Kontraktor harus membuat mock up sebelum pekerjaan dilaksanakan di lokasi pekerjaan.
3.5
Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
1. Bahan yang dikirim ke proyek harus dalam keadaan baik dan masih tersegel dengan segel
pabrik.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang cukup dan memadai, terlindung, tertutup, tidak lembab,
kering dan bersih sesuai dengan persyaratan pabrik.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik sebelum atau
selama pelaksanaan, dan bahan yang rusak tersebut tidak dibenarkan untuk digunakan.
Syarat-syarat Pelaksanaan
4.1
Persetujuan bahan
Semua bahan sebelum dipesan harus disetujui oleh Konsultan MK. Untuk itu Kontraktor harus
memberikan contoh bahan dan brosur lengkap termasuk cara pemasangannya agar disetujui.
Persetujuan tersebut tidak membebaskan tanggung jawab Kontraktor akan kualitas dan
kesempurnaan pekerjaan.
4.2
Metode pelaksanaan
Sebelum pekerjaan ini dimulai, Kontraktor harus mengusulkan metode pelaksanaan dan
pengawasan yang akan dilakukan. Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dan syarat-syarat dari pabrik yang tertera pada brosur teknis. Pekerjaan baru dapat dilakukan jika
tenaga ahli dari pabrik sudah siap di lokasi pekerjaan.
4.3

Tenaga ahli
Pemasok material waterproofing harus menyediakan seorang ahli yang berpengalaman selama
pekerjaan berlangsung. Biaya yang dibutuhkan untuk itu harus sudah termasuk pada saat
penawaran dimasukkan. Pekerjaan harus dihentikan jika tenaga ahli tidak berada di lapangan.
69

4.4

5.

6.

Gambar kerja
Di dalam gambar kerja harus tergambar secara jelas detail dan lokasi siar pelaksanaan sesuai
dengan rekomendasi pabrik. Demikian juga untuk lokasi yang sulit, maka detail - detail harus
tergambar secara jelas di dalam gambar kerja.
4.5
Waktu pemasangan waterproofing Integral
Waterproofing ini hanya boleh digunakan setelah dicampur terlebih dahulu dengan beton sesuai
aturan pemakaian. Setelah merata beton siap dicor kelokasi yang akan di cor. Setelah itu tetap
dilakukan perawatan beton dengan curing compound atau yang lainnya.
4.6
Waterstop.
Keberhasilan suatu beton kedap air banyak ditentukan oleh jenis waterstop yang digunakan. Untuk
itu Kontraktor harus menggunakan jenis waterstop sesuai dengan yang disyaratkan oleh pemasok
waterproofing. Pemasangan waterstop harus dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan. Biaya
untuk pengadaan dan pemasangan waterstop harus sudah diperhitungkan di dalam penawaran
pekerjaan waterproofing. Waterstop yang digunakan adalah jenis bentonite dengan ukuran 2.5 x 3
cm.
4.7
Siar pelaksanaan.
Posisi siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga proses pengecoran dan juga
pemasangan waterstop tidak terganggu/ sulit. Jika tidak tercantum secara khusus pada gambar
rencana, pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop dengan tipe sesuai dengan waterproofing
yang dipakai. Lokasi siar pelaksanaan harus diusulkan oleh Kontraktor di dalam gambar kerja dan
harus disetujui oleh Konsultan MK.
4.8
Pelindung waterproofing.
Waterproofing yang telah selesai dipasang harus dilindungi dengan pelindung waterproofing agar
waterproofing tidak rusak akibat goresan - goresan yang mungkin terjadi. Jika tidak disebutkan
secara khusus di dalam gambar rencana, maka pelindung waterproofing harus terbuat dari adukan
setebal minimal 50 mm, dibuat berpola dengan ukuran 3 X 3 meter persegi. Celah di antara dua
pola dibuat selebar 20 mm dan dengan bahan bituminous agar dapat mengantisipasi segala
pergerakan yang mungkin terjadi. Pada lapisan screed pelindung waterproofing harus diberi
tulangan susut berupa kawat ayam.
4.9
Perbaikan waterproofing yang rusak.
Kalau terdapat kerusakan pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan MK. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
Subkontraktor Waterproofing
5.1
Garansi sub Kontraktor.
Sub Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya kepada Kontraktor
Utama, sampai dengan saat-saat berakhirnya masa garansi, kecuali ditentukan lain dalam kontrak.
5.2
Kerja sama dengan Kontraktor Utama.
Sub Kontraktor harus dapat bekerja sama dengan Kontraktor Utama dan Konsultan MK. Untuk itu
Sub Kontraktor harus dapat menyesuaikan Jadwal pekerjaannya seperti yang sudah direncanakan
oleh Kontraktor Utama.
Gambar Kerja
6.1
Kontraktor bersama-sama dengan sub Kontraktor wajib membuat gambar kerja/ shop drawing
sesuai dengan gambar rencana dan sudah disesuaikan dengan keadaan sesungguhnya di lapangan.
6.2
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
6.3
Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
6.4
Gambar kerja sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
MK.

70

7.

Pengujian Mutu Pekerjaan


7.1
Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan/ pengetesan terhadap hasil
pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas permukaan yang telah
diberi lapisan kedap air. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah disetujui oleh Konsultan MK.
7.2
Pengujian harus dilakukan dengan merendam beton kedap air tersebut terus menerus selama 48
jam dan harus dipastikan tidak terjadi kebocoran pada masa ini.
7.3
Jika hasil uji dinyatakan gagal, maka Kontraktor harus segera memperbaiki segala kebocoran yang
terjadi, dan setelah itu pengujian harus diulangi hingga dicapai hasil yang baik. Segala biaya yang
timbul akibat kegagalan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

8.

Pekerjaan Water Stop


1. Water stop harus dipasang pada setiap batas pengecoran yang berhubungan dengan air tanah, baik
air tanah maupun air permukaan.
2. Bahan
Dipergunakan waterstop jenis bentonite polyuretane dengan karakteristik sbb:

Tear strength min10 n/mm2

Elongation /swell pada saat penyumbat air

Lebar minimal 25 mm

tebal minimal 10 mm
Produk yang bisa digunakan RX-100,supercast SW
3. Pemasangan

Water stop harus dipasang pada batas pengecoran seperti disebutkan pada butir diatas

Waterstop dipasang tepat ditengah ketebalan plat, dinding seperti ditunjukkan dalam gambar.

Untuk menjaga ketepatan posisi waterstop perlu dipasang pengikat dengan lem atau paku,
sehingga water stop stabil pada saat pengecoran.

Cara penyambungan waterstop dalam arah memanjang harus dengan overlapping yang cukup
sesuai standard aplikasi penggunaan. Minimal 5 cm

9.

Pekerjaan Floor hardener

Floor hardener digunakan pada lantai typical khususnya plat basement (Lantai Remise, Ruang MRUK
dan MSUK, Parker Perkasie, R AHU dan Seluruh ramp.

Material yang digunakan Floor hardener adalah sistim tabur dengan bahan dasar pasir silica(
nonmetallic ) untuk memberikan ketahanan abrasi pada lantai parkir. Konsumsi floor hardener yang
digunakan adalah 5kg/m2.

Digunakkan pada saat beton permukaan mulai mengering dan diratakan dengan mengunakan Power
floating selanjutnya dilakukan curing sesuai petunjuk penggunaan bahan.

Material yang dapat digunakan antara lain : NITROFLOR HARDTOP,SIKA FLOOR ,THORTEX DAN
SETARA.

F. PEKERJAAN SPARING
1.1. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai dengan gambar kerja
dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
1.2. Tempat-tempat dimana sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan Pengawas.
1.3. Bilamana sparing-sparing (pipa dan lain-lain) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja
tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
1.4. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus diperkuat
sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
1.5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

71

G. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA


1. Umum.
1.1. Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan baja berikut segala peralatan pendukung yang
dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari spesifikasi lainnya.
1.2. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman untuk pekerjaan ini dan
harus disetujui oleh Konsultan MK. Kontraktor harus mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman
sehingga dapat mengatasi seluruh masalah lapangan dengan cepat dan benar.
1.3. Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat pernyataan yang menjamin
bahwa personil yang diajukan akan berada di lokasi proyek selama pekerjaan berlangsung.
1.4. Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan digunakan dalam
proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan pekerjaan.
1.5. Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat pada waktunya
sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.
2. Lingkup Pekerjaan
2.3
Tenaga kerja, material dan peralatan.
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk penyediaan tenaga kerja,
pengadaan bahan-bahan baik bahan dasar maupun bahan penyambung, peralatan baja dan alatalat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman
2.4
Pengukuran lapangan.
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti hasil pekerjaan beton
yang sudah dilaksanakan, maupun segala penyimpangan yang terjadi, sehingga dalam gambar kerja
diperlukan penyesuaian.
2.5
Tenaga ahli.
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman di lokasi pekerjaan, sehingga dapat
menyelesaikan segala masalah yang timbul di lapangan secara cepat dan benar.
3.4
Gambar kerja/ shop drawings.
Kontraktor harus membuat gambar kerja secara detail, sebelum pekerjaan dimulai, termasuk
penyesuaian dengan kondisi lapangan sampai mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK.
Gambar terlaksana/ As built drawings.
Setelah pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor wajib membuat gambar terlaksana sesuai dengan
struktur yang dilaksanakan, dan diserahkan kepada Pemberi Tugas sesuai dengan kontrak.
4. Peraturan - Peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan
peraturan sebagai berikut :
2.Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung, SNI 03-1729-2002
3.American Institute of Steel Construction Specification (AISC)
4.American Society for Testing and Materials (ASTM)
5.American Welding Society - Structural Welding Code (AWS)
5.Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI-1982)
5.

Perhitungan Berat Konstruksi Baja


4.1
Berat jenis baja
Berat jenis baja adalah 7800 kg/m3. Satuan berat elemen baja adalah sesuai dengan yang tercantum
di dalam tabel pabrik pembuat.
4.2
Berat baja di dalam BQ.
Di dalam menghitung volume baja di dalam Bill of Quantity (BQ), berat baja dihitung berdasarkan
volume (berat) teoritis sesuai dengan gambar struktur. Berat sisa atau "waste" akibat pemotongan
atau pembentukan elemen-elemen struktur dan juga alat penyambung seperti baut, las, angkur dan
pelat buhul harus diperhitungkan di dalam analisa harga satuan.
6. Material
5.1
Baja
Jika tidak disebutkan secara specific di dalam gambar, maka semua material untuk konstruksi baja
harus menggunakan baja yang baru dan merupakan "Hot rolled structural steel" dengan mutu baja
72

ST 37 (PPBBI-83) atau ASTM A 36 atau SS 41 (JIS. U 3101-1970), yang memiliki tegangan leleh (yield
stress) minimal, Fy = 240 Mpa dan tegangan tarik (tensile stress) Fu = 400 Mpa. Baja jenis ini umum
disebut baja karbon (Carbon Steel) yang mengandung karbon antara 0.25 - 0.29 %. Semua material
baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang - lobang dan kerusakan lainnya, lurus, tidak
terpuntir, tanpa tekukan, serta memenuhi syarat toleransi sesuai dengan spesifikasi ini.
5.2
Baut.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, baut penyambung yang digunakan adalah HTB A325 yang
memiliki tegangan tarik putus nominal antara 105 - 120 ksi (735 - 840 Mpa). Baut penyambung
harus merupakan material baru, dan panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Jika tidak
disebutkan khusus di dalam gambar maka baut yang dimaksud adalah type A325-X (ulir terletak di
luar bidang geser). Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing - masing 1 buah pada kedua sisinya.
Mutu pelat ring harus sesuai dengan mutu baut.
5.3
Elektroda las.
Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar struktur, maka elektoda las yang digunakan
adalah E70XX, sesuai dengan lokasi penggunaannya.
5.4
Angkur.
Kecuali ditentukan lain di dalam gambar, maka angkur yang digunakan harus memiliki kualitas BJTD
40, dengan panjang penjangkaran minimal sedalam 40 kali diameter. Angkur harus memiliki ulir
yang cukup sehingga pada saat digunakan benar-benar dapat berfungsi secara benar.
5.5
Cat dasar/primer dan cat finish.
Seluruh material baja harus dilindungi dengan cat dasar Zinc Chromate dengan tebal seperti tertera
di dalam spesifikasi ini. Sedangkan untuk cat finish tertera di dalam spesifikasi teknis arsitektur dan
jika tidak disebutkan harus mengikuti ketentuan di dalam spesifikasi ini.
5.6
Angkur khusus.
Untuk menghubungkan elemen struktur beton lama dengan yang baru diperlukan suatu angkur
khusus. Angkur tersebut harus termasuk sebagai heavy duty anchor dengan sistem adhesive
(chemical). Kapasitas tarik dan geser angkur yang dipakai mengikuti apa yang tercantum dalam
gambar rencana.
7. Penggantian Profil/ Penampang
Pada prinsipnya dalam tahap perencanaan, profil yang digunakan adalah profil yang diproduksi oleh
pabrik. Apabila ternyata profil tersebut tidak tersedia, maka Kontraktor dapat mengganti profil tersebut
dengan profil lain yang disetujui oleh KP. Usulan perubahan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan
yang menunjukkan bahwa profil pengganti tersebut minimal sama kuat dan kakunya dengan profil yang
digantikan. Juga harus diperhatikan bahwa tinggi profil pengganti harus mempunyai tinggi maksimal sama
dengan profil original, sehingga tidak mengurangi ruang peralatan M&E. Walaupun perubahan profil
tersebut disetujui, Kontraktor tetap harus mengantisipasi perubahan tersebut, agar tidak terjadi klaim
terhadap waktu pelaksanaan maupun biaya.
8. Toleransi dimensi, panjang dan kelurusan
7.1
Toleransi dimensi
Dimensi yang tercantum di dalam gambar rencana adalah dimensi sesuai dengan yang tertera di
dalam tabel pabrik pembuat baja. Di dalam pembuatan terjadi variasi yang menyebabkan terjadinya
perbedaan dengan dimensi rencana. Perbedaan terhadap panjang, lebar serta tebal diizinkan
sebesar harga terkecil antara 1/32 inci (0.75 mm) atau 5 % dari dimensi rencana.
7.2
Toleransi panjang.
Untuk elemen baja (balok, kolom) yang dipasang merangka satu terhadap lainnya, toleransi
panjang diizinkan sebesar 1/16 inci (1.50 mm) untuk elemen dengan panjang kurang dari 9.00
meter dan sebesar 1/8 inci (3.00 mm) untuk panjang lebih dari 9.00 meter.
7.3
Toleransi kelurusan
Kelurusan dari elemen baja dibatasi sebesar 1/500 bentang di antara 2 titik tumpunya, kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Perencana.
9. Uji material
8.1
Contoh Material.

73

Kontraktor wajib menyediakan contoh material (baja, baut dan lain lain) untuk diuji pada
laboratorium yang disetujui oleh KP/ Konsultan MK. Segala biaya pengujian harus termasuk di
dalam penawaran yang diajukan.
8.2
Uji pengelasan.
Apabila dianggap perlu oleh Konsultan MK, maka akan dilakukan testing pada hasil pengelasan. Tipe
dan jumlah test untuk pengelasan disesuaikan dengan kebutuhan sesuai AWS serta dilakukan atas
biaya Kontraktor.
10. Syarat-syarat Pelaksanaan
9.1
Gambar kerja/ shop drawing.
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dan
menyerahkan gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui Konsultan MK. Bilamana disetujui,
Kontraktor dapat mulai pekerjaan fabrikasinya. Pemeriksaan dan persetujuan Konsultan MK atas
gambar kerja tersebut hanya menyangkut segi kekuatan struktur saja seperti :
1. Ukuran/dimensi profil, ketebalan plat-plat, ukuran/jumlah baut/las, tebal pengelasan.
Ketepatan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi dari elemen-elemen konstruksi
baja yang berhubungan dengan pengangkutan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Dengan
kata lain walaupun semua gambar kerja telah disetujui Konsultan MK, tidaklah berarti
mengurangi atau membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab ketidak tepatan serta
kemudahan dalam erection elemen-elemen konstruksi baja.
2. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
3. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang diperlukan untuk
keperluan montase serta cara-cara montase yang direncanakan.
9.2
Fabrikasi
1. Selama proses fabrikasi Konsultan MK harus menempatkan staffnya yang berpengalaman
dalam fabrikasi baja secara penuh untuk mengawasi pelaksanaan fabrikasi di bengkel kerja
Kontraktor.
2. Kontraktor harus memberikan Fabrication Manual Procedure termasuk Procedure Quality
Control kepada Konsultan MK untuk disetujui.
3. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh tukang-tukang yang
berpengalaman dan diawasi oleh mandor - mandor yang ahli dalam konstruksi baja.
4. Semua elemen-elemen harus difabrikasi sesuai dengan ukuran-ukuran dan/atau bentuk yang
diinginkan tanpa menimbulkan distorsi-distorsi atau kerusakan-kerusakan lainnya dengan
memperhatikan persyaratan untuk penanganan sambungan-sambungan serta las di lapangan
dan sebagainya.
5. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi dan pemotongan
besi harus dilakukan dengan alat pemotong (brender) atau gergaji besi. Pemotongan dengan
mesin las sama sekali tidak diperbolehkan.
9.3
Tanda-tanda pada konstruksi baja
1. Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dengan kode yang jelas
sesuai bagian masing - masing agar dapat dipasang dengan mudah.
2. Kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
3. Pelat-pelat sambungan dan bagian elemen lain yang diperlukan untuk sambungan-sambungan
di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada masing - masing elemen dengan tetap
diberi tanda-tanda.
9.4
Pengelasan
1. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC Specification dan baru dapat
dilaksanakan setelah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan MK. Pengelasan harus dilakukan
dengan las listrik, bukan dengan las karbit.
2. Kawat las yang dipakai adalah harus dari produk yang disetujui oleh KP. Ukuran kawat las
disesuaikan dengan tebal pengelasan.
3. Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman yang
baik dalam melaksanakan konstruksi baja sejenis. Hal ini harus dibuktikan dengan
menunjukkan sertifikat yang masih berlaku.
74

4.

9.5

Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama tipe dan ukuran las yang tercantum di
dalam gambar (las sudut, las tumpul dan lain-lain), dan Kontraktor harus mempunyai alat
untuk mengukur tebal las sehingga dengan mudah dapat diketahui apakah tebal las sudah
sesuai dengan gambar atau tidak.
5. Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-bekas
potongan api yang kasar dengan menggunakan mechanical wire brush dan untuk daerah daerah yang sulit dapat digunakan sikat baja. Bekas potongan api harus dihaluskan dengan
menggunakan gurinda agar permukaan baja menjadi baik. Kerak bekas pengelasan harus
dibersihkan dan disikat.
6. Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi dan
tegangan residual pada elemen konstruksi baja yang dilas. Pengelasan pada pertemuan
elemen-elemen yang padat seperti pada tumpuan harus dilakukan dengan teknik preheating.
7. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali), maka
sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu dari
kerak - kerak las/slag dan percikan - percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori - pori
atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
8. Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu pengelasan yang baik, maka pada
dasarnya semua pekerjaan pengelasan harus dilakukan di bengkel. Bila akan mengadakan
pengelasan lapangan harus seijin tertulis dari Konsultan MK.
9. Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang dilakukan di lapangan (field weld), dimana
posisi dari tukang las harus sedemikian sehingga dapat dengan mudah melakukan pengelasan
dengan hasil yang baik tanpa mengabaikan keselamatan kerja.
10. Pada semua pengelasan harus dilakukan pemeriksaan visual untuk mengetahui apakah :
a. persiapan pengelasan sudah dilakukan dengan baik (bersih, gap yang cukup dan lainlain).
b. las yang ada tidak berpori, undercut, retak permukaan atau cacat-cacat lain.
c. ukuran dan tipe las sudah sesuai gambar.
11. Pada jumlah lokasi 30% dari seluruh lokasi pengelasan juga harus dilakukan "Liquid Penetrant
Test" sesuai dengan AWS D 1.1-90. Lokasi pengetesan ditentukan oleh Konsultan MK.
12. Apabila dianggap perlu oleh Konsultan MK atau apabila ada keraguan terhadap hasil "Liquid
Penetrant Test" tersebut, maka Konsultan MK dapat meminta pada Kontraktor untuk juga
melakukan Radiographic Test sesuai dengan AWS D 1.1-90.
13. Laboratorium uji las yang ditunjuk harus mendapat persetujuan Konsultan MK dan semua
biaya pengujian las menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Baut penyambung dan Angkur.
1. Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap baut pada laboratorium yang disetujui oleh
Konsultan MK, sebelum Kontraktor memesan baut yang akan dipakai.
2. Jumlah baut yang diuji untuk masing - masing ukuran adalah minimum 3 (tiga) buah.
3. Walaupun test baut tersebut memenuhi syarat, Konsultan MK berhak untuk meminta
diadakan uji baut lainnya dengan jumlah 1 (satu) baut dari setiap 250 baut yang digunakan.
Biaya pengujian baut tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
4. Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameter baut. Jika
tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar, maka diameter lubang baut maksimal 1.60
mm (1/16 inci) lebih besar dari diameter baut. Kontraktor tidak boleh membuat lubang baru di
lapangan tanpa seijin Konsultan MK.
5. Pembuatan lubang baut harus memakai bor, untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm,
boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.
6. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan dengan kunci momen torsi yang
sebelumnya sudah dikalibrasi, sebagai berikut :

75

Diameter Baut

Torsi

(inci)

(mm)
12

(lbs.ft)
90

(kg.m)
12,454

5/8

16

180

24,908

19

320

44,287

7/8
1

22
25

470
710

65,038
98,249

1 1/8

28

960

132,844

32

1.350

186,872

1
38
2.580
357,018
Setiap pengencangan baut harus dilakukan sampai mencapai gaya tarik baut sesuai dengan
spesifikasi AISC. Pelaksanaannya harus diawasi secara langsung oleh Konsultan MK.
8. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling
sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut. Panjang baut yang tidak memenuhi syarat ini harus diganti dan tidak boleh
digunakan.
9. Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat.
11. Percobaan Pengangkatan di Bengkel
Untuk memudahkan pengangkatan konstruksi baja di lapangan, maka disyaratkan agar dilakukan
percobaan pengangkatan di pabrik (workshop assembly), sehingga dapat diketahui dengan jelas mengenai
ketepatan/keakuratan elemen-elemen konstruksi baja yang terpasang berikut sambungan-sambungannya.
Percobaan tersebut penting untuk dilaksanakan, agar dapat diketahui dengan pasti ketepatan ukuran dan
juga kekuatan konstuksi baja tersebut, serta dapat dilakukan penyempurnaan sebelum baja tersebut
dipasang pada tempatnya.
12. Metode Pengangkatan
11.1 Waktu pengajuan.
Selambat - lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pengangkatan dimulai, Kontraktor harus
mengajukan secara tertulis permohonan untuk hal ini. Metode dan schedule pengangkatan
tersebut harus disetujui oleh Konsultan MK. Metode pengangkatan harus mencakup antara lain:
1. Rencana pengiriman baja dari bengkel.
2. Lokasi penyimpanan elemen baja yang hendak dipasang.
3. Alat-alat bantu yang digunakan berikut perlengkapannya.
4. Urut-urutan pengangkatan.
5. Langkah pengamanan selama pengangkatan berlangsung.
6. Pengaku sementara untuk pengaman konstruksi selama pengangkatan berlangsung.
7. Skedul pengangkatan elemen-elemen baja.
8. Perlengkapan yang diperlukan sebelum dan selama pengangkatan.
11.2 Pemeriksaan akhir sebelum pengiriman.
Kontraktor harus membuat Jadwal rencana pengiriman dari pabrik ke lapangan kepada Konsultan
MK. Dengan Jadwal tersebut, Konsultan MK dapat mengatur waktu untuk pemeriksaan akhir
sebelum baja dikirim. Setiap pengiriman tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dapat ditolak oleh
Konsultan MK dan risiko biaya serta akibat lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
7.

11.3

11.4

Lokasi penempatan baja di lapangan.


Penempatan elemen baja di lapangan harus pada tempat yang kering/ terlindung sehingga elemenelemen tersebut tetap dalam kondisi baik hingga terpasang. Konsultan MK berhak untuk menolak
elemen-elemen baja yang rusak karena salah penempatan atau rusak akibat proses apapun juga.
Waktu pengangkatan.
Pengangkatan elemen-elemen baja hanya boleh dilaksanakan setelah metode dan Jadwal
pengangkatan disetujui oleh Konsultan MK.
76

11.5

Posisi angkur dll.


Sebelum pengangkatan dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali dudukan/ posisi angkurangkur baja untuk memastikan bahwa semuanya dalam kondisi baik dan tidak mengalami
kerusakan, demikian juga dengan jarak dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.
Perhatian khusus dalam pemasangan angkur-angkur untuk rangka baja dimana jarakjarak/kedudukan angkur-angkur harus tetap dan akurat untuk mencegah ketidak cocokan dalam
erection, untuk ini harus dijaga agar selama pengecoran angkur-angkur tersebut tidak bergeser,
misalnya dengan mengelas pada tulangan kolom/balok atap.
11.6 Keselamatan di lapangan.
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di lapangan. Untuk itu
Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman, topi pengaman, sarung tangan dan alat
lain yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung.
11.7 Kegagalan pengangkatan
Kontraktor harus merencanakan pengangkatan ini dengan baik dan mempersiapkan segala alat
penunjang agar proses pengangkatan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Kegagalan
pengangkatan akibat kelalaian maupun sebab lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya, baik terhadap biaya maupun waktu.
11.8 Kerusakan elemen baja
Secara prinsip elemen baja yang rusak baik karena salah pemotongan maupun tidak memenuhi
toleransi yang disyaratkan tidak diizinkan untuk digunakan pada proyek ini, kecuali diizinkan oleh
KP.
11.9 Tenaga ahli untuk pengangkatan.
Untuk proses pengangkatan di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli dalam bidang
konstruksi baja yang senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan ini. Tenaga ahli
untuk mengawasi pekerjaan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
11.10 Las lapangan.
Secara prinsip las di lapangan sedapat mungkin dihindarkan. Jika pengelasan harus dilakukan di
lapangan dengan alasan tertentu, maka Kontraktor wajib membuktikan bahwa hasil las lapangan
tersebut secara teknis memenuhi syarat. Untuk itu Kontraktor harus mengusulkan cara pengujian
atas hasil las lapangan ini, agar dapat disetujui oleh Konsultan MK. Uji las tersebut meliputi antara
lain tebal las, kualitas las dan kepadatan las.
13. Pengecatan
12.1 Persiapan Pengecatan
Semua permukaan elemen baja sebelum dicat harus bebas dari :
1. lapisan mill, yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari pabrik baja.
2. karat
3. minyak dan bahan kimia lainnya.
4. kotoran yang akan mempengaruhi kualitas pengecatan.
Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan "mechanical wire brush" (sikat baja mekanis)
dan tidak boleh menggunakan sikat baja manual, kecuali hanya untuk permukaan-permukaan yang
betul-betul tidak dapat dijangkau oleh "mechanical wire brush" tersebut, sebelum pengecatan
dilakukan. Pembersihan dengan menggunakan sand blasting sangat dianjurkan, terutama untuk
permukaan baja yang mengalami korosi.
12.2

Pengecatan Primer/Dasar
Setelah persiapan pengecatan seperti tersebut di atas, elemen baja dicat dasar sebagai berikut
Item
Cat Dasar
Tipe
Zinc Chromate
Merk

ICI atau Dana paint

Ketebalan

35 micron

Cat dilakukan di

Workshop/ pabrik
77

12.3

Apabila cat dasar yang sudah dilakukan belum sempurna, maka Kontraktor wajib memperbaiki
kondisi ini dengan melakukan pembersihan atas cat dasar tersebut dan pengecatan diulang kembali
sesuai dengan prosedur yang ada.
Cat Finish.
Jika tidak disebutkan secara khusus maka cat finish harus dilakukan 2 (dua) kali dengan ketentuan
sebagai berikut :
Item
Cat Finish I
Cat Finish II
Tipe

Cat dov

Cat dov

Merk
Ketebalan

ICI atau Danapaint


30 micron

ICI atau Danapaint


30 micron

Cat dilakukan di
Pabrik
Pabrik
Sama seperti cat dasar, maka cat finish I maupun cat finish II baru boleh dilaksanakan setelah
lapisan cat-cat sebelumnya betul-betul kering. Kontraktor wajib melakukan pengecatan sehingga
hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. Hasil yang tidak sempurna, harus diperbaiki dan
Kontraktor bertanggung jawab atas segala risiko yang terjadi.
12.4 Pemeriksaan tebal cat.
Untuk memeriksa tebal cat, Kontraktor harus menyediakan alat ukur khusus untuk itu.
12.5 Baja yang dibungkus dan baja sementara.
Khusus untuk elemen baja yang akan dibungkus beton atau baja yang tidak permanen, maka bagian
permukaan tersebut hanya dicat dengan cat dasar saja.
14. Anti Lendut
Secara umum konstruksi baja harus difabrikasi dengan memperhatikan anti lendut khususnya untuk kuda kuda dan cantilever. Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya lendutan akibat beban
mati.
Besarnya anti lendut tersebut dapat dilihat pada gambar atau jika tidak disebutkan secara
khusus besarnya adalah sebesar 1/350 kali bentang.
15. Atap Metal
1.Material atap terbuat dari zing aluminium yang memiliki anti karat .
2.Memiliki gelombang yang sama max jarak 25 cm
3.tebal minimal 0.75 mm
4.sambungan overlapping yang digunakan menggunakan ring aluminium dan baut
5.memiliki sertifikasi ISO 9001
6.Tahan terhadap kebakaran 2 jam hingga temperaturre min 400 C
7.Lebar effektif 90 cm
8.Lokasi penggunaan material metal ini pada lapisan atap setelah gording
9.Sambung terhadap gording menggunakan las atau baut yang cukup kuat memikul berat sendiri dan
atap genting.
H. PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA RINGAN
a) LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, fabrikasi dan ereksi termasuk penggunaan penopang
sementara dan seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam gambar kerja, yang
diantaranya adalah :
1. Pekerjaan rangka atap (roof truss)
2. Pekerjaan reng (roof butten)
3. Pekerjaan jurai dalam (valley gutter)
Lingkup pekerjaan tidak meliputi :
1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang, selain talang jurai dalam
b) PERSYARATAN BAHAN
Material struktur rangka atap
1. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
78

a. Baja mutu tinggi G550


b. Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 MPa
c. Modulus elastisitas 21 x 105 MPa
d. Modulus geser 8 x 104 MPa
2. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating)
Lapisan pelindung seng dan aluminium tangguh ex PT. BlueScope Steel Indonesia dengan komposisi
sebagai berikut :
a. 55% Aluminium (Al)
b. 43,5 % Seng (Zinc)
c. 1,5 % Silicon (Si)
Ketebalan Pelapisan: 100 gr/m2 AZ 100
3. Profil Material:
a. Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-chanel C75.75 (tinggi profil 75 mm dan
ketebalan dasar baja 0,75 mm), panjang material perbatang adalah 11m dan 6m
b. Reng
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik) dan juga dipergunakan untuk ikatan
angin dan ceiling batten PRT 045 (ketebalan dasar baja 0,45 mm), panjang material perbatang adalah
6m
c. Talang
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan 0,45 mm dan telah dibentuk
menjadi talang lembah (valley gutter).
d. Screw
Screw yang digunakan menggunakan self-drilling screw dengan spesifikasi sebagai berikut :
i. Kelas ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum Corrosion Rating)
ii. Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20 (screw kuda - kuda) dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Diameter kepala : 12 mm
2. Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 14
3. Panjang : 20 mm
4. Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel
5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN
6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm
iii. Ukuran baut untuk elemen strktur lainnya adalah 10-16x16 (screw reng) dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Diameter kepala : 10 mm
2. Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 16
3. Panjang : 16 mm
4. Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel
5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kN
c) PERSYARATAN DESAIN
Konfigurasi pembebanan yang digunakan:
Dead Load Top Chord (Beban Mati Batang Utama Atas)
1. Beban Atap
a. Jenis genteng keramik / beton : 60-75 Kg/m2
b. Jenis Asbes : 20 Kg/m2
c. Jenis Metal : 10 Kg/m2
2. Variasi beban tambahan ex.Ornamen GRC, Tangki air panas, dll
Live Load Top Chord (Beban Hidup Batang Utama Atas)
3. Bebah Hujan : 25 Kg/m2
4. Beban terpusat Orang + Alat : 100 Kg
79

5. Beban angin : 30 m/s


Dead Load Bottom Chord (Beban Mati Batang Utama Bawah)
6. Beban Plafon (ceiling) : 20-25 Kg/m2
7. Variasi beban tambahan ex. Lampu gantung, AC cassette, dll : 50 Kg/m2 (pertitik)
d) Atap Metal
a. Material atap terbuat dari zing aluminium yang memiliki anti karat .
b. Memiliki gelombang yang sama max jarak 25 cm
c. tebal minimal 0.75 mm
d. sambungan overlapping yang digunakan menggunakan ring aluminium dan baut
e. memiliki sertifikasi ISO 9001
f. Tahan terhadap kebakaran 2 jam hingga temperaturre min 400 C
g. Lebar effektif 90 cm
h. Lokasi penggunaan material metal ini pada lapisan atap setelah gording Sambung terhadap gording
menggunakan las atau baut yang cukup kuat memikul berat sendiri dan atap genting.

80

BAB IV
SYARAT-SYARAT TEKNIS KHUSUS
PELAKSANAAN DAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A. PERSYARATAN TEKNIS UNTUK ALAT LISTRIK DAN INSTALASI.
1.1
KETENTUAN
Persyaratan teknis pekerjaan Elektrikal secara umum berisi ketentuan standard-standard instalasi yang
berlaku secara nasional maupun internasional. Bilamana terdapat perbedaan arti antara persyaratan
teknis pekerjaan elektrikal dengan persyaratan teknis dari divisi lain maka harus diartikan perbedaan
tersebut harus saling memperbaiki, bukan saling menghilangkan.
1.2

PERATURAN/STANDARD INSTALASI
Semua pekerjaan harus baik serta memenuhi standard dan peraturan yang berlaku. Stadard/peraturan
yang berlaku adalah sebagai berikut :
a. Peraturan pemerintah yang berlaku.
b. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000 atau edisi terakhir.
c. Standard Industri Indonesia (SII) edisi terakhir.
d. Memenuhi persyaratan DIN Standard.
e. Memenuhi standard yang dikeluarkan oleh International Electro-Technical Commission I.E.C.
No. 298
High voltage enclosed switchgear.
No. 694
Basic installation level for 20 kV.
No. 56
Medium voltage circuit breakers
No. 60
Medium voltage test requirements.
No. 185/186
Current transformer
No. 694
Common clause
No. 76
Power transformers
No. 129-265-420 Load breaker fuse combination and isolators
No. 502-540
MV cables lying
No. 28 A
LV creep age distance and clearances
No. 157
LV circuit breakers
No. 158
LV contactors
No. 185
LV current transformers
No. 337
LV auxiliary circuits
No. 439
LV general part
No. 408
LV air breaks switch disconnectors and fuse
No. 144-529
Degree of protection
No. 947-2
LV Breaking Capacity
f. Spesifikasi teknis juga harus memenuhi VDE standard atau persyaratan international lain yang
ekifalen.

1.3

JARINGAN LISTRIK UTAMA


Jaringan listrik secara umum akan mendapat catu dari PLN. Sesuai persyaratan dari PLN catu daya ke
Rumah Sakit Umum Daerah Malingping akan mendapat catu dari sistem catu daya Tegangan Menengah
20 kV.
Karakteristik catu daya adalah sebagai berikut:
a. Tegangan Menengah (Medium Voltage) 20 kV.
20 kv-3 phase, 3 wires, 50 Hz
Fault level 500 MVA-26KA
b.

1.4

Tegangan Rendah (Low Voltage)


380/400 volts-3 phase, 4 wire, 50 Hz plus earth protection
Voltage 5%. Frequency 1%.

MATERIALS
81

Seluruh material yang digunakan/dipasang harus mempunyai kualitas baik, dapat digunakan dalam
waktu lama dan mudah dirawat (easy maintenance). Material terpasang harus betul-betul baru kualitas
nomor satu.
Tidak diizinkan penggunaan material pada komponen kontak dengan yang berbeda material serta
karakter. Bilamana kondisi tidak memungkinkan penggunaan material yang sama maka harus diikuti
ketentuan bahwa bilamana diukur antara beda material tersebut mempunyai nilai tidak lebih 250
milivolt. Atau dengan cara memberi electroplating pada masing-masing material kontak sehingga
dapat menekan perbedaan potential sekecil mungkin. Material yang digunakan harus dari type
penggunaan jangka panjang (heavy duty) untuk penggunaan disemua kondisi serta dilengkapi dengan
sertifikat sesuai standard I.E.C dan sesuai dengan VDE system atau yang setara.
Material dan komponen panel harus mempunyai standard penggunaan didaerah tropis
Komponen listrik yang dipergunakan harus benar-benar telah diuji dan bersertifikat. Semua material
komponen benar-benar dapat bekerja dengan baik serta dapat digunakan pada lokasi temperatur
ataupun kelembaban yang ekstrim.
Untuk komponen listrik harus mampu menahan lonjakan tegangan sesaat yang ekstrim (voltage surge)
dan kondisi fluktuasi tegangan yang tidak menentu.
Komponen listrik dan kabel harus memenuhi standard peraturan listrik setempat (PUIL 2000) atau
Standard-standard international yang berlaku.
1.5

POLARITAS.
Polaritas dari semua peralatan pada pekerjaan ini diatur berdasarkan persyaratan teknis sebagai berikut:
a. Untuk semua peralatan yang terdiri dari kutub fasa/bertegangan harus diposisikan diatas/disisi
kiri dan untuk kutub netral/pembumian diposisikan dibawah/disisi kanan. Pada alat Kotak
kontak dan soket untuk polaritasnya harus mengikuti standard dari IEC dan VDE.
Tabel Pengenal inti/rel (PUIL 2000, tabel 7.2-1)
Pengenal
Inti atau Rel
Dengan
Dengan
Dengan warna
Huruf
lambang
1
2
3
4
A. Instalasi arus bolak balik
- Fase satu
- Fase dua
- Fase tiga
- Netral

L1/R

Merah

L2/S

Kuning

L3/T

Hitam

Biru

U/X

Merah

V/Y

Kuning

W/Z

Hitam

L+
LM

Tidak ditetapkan
Tidak ditetapkan
Biru

D. Penghantar netral

Biru

E.

PE

Loreng hijau-kuning

B.

C.

1.6

Instalasi perlengkapan listrik


- Fase satu
- Fase dua
- Fase tiga
Instalasi arus searah
- Positif
- Negatif
- Kawat tengah

Penghantar pembumian

PENGERJAAN/PELAKSANAAN
Perlu diperhatikan oleh Kontraktor adalah perletakan instalasi kabel, urutan pemasangan kabel harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan sebelum dilakukan pelaksaan pemasangan.
82

Instalasi harus lengkap dan berkualitas baik, harus diperhatikan kelurusan instalasi, susunan instalasi
hingga penyambungan ke peralatan. Untuk instalasi pipa di permukaan harus rapih serta harus
disiapkan/ memungkinkan untuk dihubungkan dengan peralatan instalasi dari type tertanam (flush
installation), pipa instalasi permukaan harus dilakukan pembelokan kedalam dinding menuju box untuk
instalasi tanam.
Untuk instalasi pemasangan ke peralatan harus dibuatkan gambar detail pemasangan secara jelas dan
informatif serta diajukan terlebih dahulu ke Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk mendapat
persetujuan sebelum dilaksanakan.
Semua gambar detail pemasangan berlaku juga untuk seluruh pemasangan saklar, panel, kabel, Circuit
Breaker, Load break switch, fittings, cable tray dan semua pekerjaan yang berkaitan dengan instalasi
listrik.
Semua pembuatan lubang instalasi pada dinding/lantai harus menggunakan mesin bor, tidak diizinkan
pelubangan menggunakan bobokan, pemasangan peralatan yang menempel dinding dipersyaratakan
model sekrup (screw and bolt) atau dengan cara lain yang disetujui.
Penggunaan catridge gun bolt/bolt pemasangan mengunakan mesiu dapat digunakan namun harus
dengan persetujuan Konsultan sebelum dilaksanakan.
Kontraktor dapat menggunakan boks kontrol untuk penyambungan kabel bilamana diperlukan untuk
menyambung sirkuit lain, sebelum dilaksanakan Kontraktor berkewajiban mengajukan shop drawing
terlebih dahulu kepada Konsultan. Kontraktor harus mendapat persetujuan dahulu dari Konsultan
bilamana akan melakukan suatu pelaksanaan pekerjaan. Setiap penyambungan dalam kotak sambung
harus menggunakan penyambungan dobel terminal. Semua kabel instalasi harus terindentifikasi sesuai
sirkuit diagram instalasi dan skedul kabel.
Setiap instalasi listrik yang terpasang di luar bangunan ataupun instalasi dari luar bangunan menuju
kedalam bangunan harus diamankan dari sinar langsung matahari dan hujan, untuk kebutuhan itu harus
dilengkapi dengan pengaman berupa cover/ penutup.
1.7

LEMARI PANEL (SWITCHBOARDS).


Lemari Panel sesuai persyaratan dibawah ini :
a. Konstruksi
Ukuran dan jumlah bagian dari lemari panel distribusi harus sesuai dengan kebutuhan, harus
diperhitungkan juga disipasi panas yang diakibatkan oleh unit peralatan listrik yang dipasang.
Tinggi maximum dari Lemari Panel tidak lebih dari 2.000 mm.
Semua panel Penerangan (LP), Daya (PP), Panel Bagi Bantu (SDP), dll, terbuat dari plat besi dengan
ketebalan minimumm 1,6 mm dengan konstruksi rangka. Untuk instalasi panel berdiri dilantai lemari
panel harus dapat dibuka dari samping dan belakang. Pada fungsi panel control atau panel yang
menggunakan handel diluar, panel harus interlock dengan switch gear (CB/LBS) jika switchgear
dalam posisi ON pintu panel tidak bisa dibuka. Semua pintu panel harus dilengkapi dengan handel
pintu yang dilapisi chromium plated dengan pemasangan tanpa screw/mur baut. Dasar panel
harus dilengkapi dengan plat penutup yang mudah dibuka serta dilengkapi dengan lubang yang
mempunyai kabel gland. Seluruh panel harus dibuat sedemikian rupa sehingga bebas dari debu,
tidak mudah untuk dimasuki binatang kecil (screen penahan serangga), plat dilapisi anti karat.
Penutupan anti serangga diutamakan pada lubang-lubang kabel yang belum terisi kabel.
Semua bagian panel harus di cat anti karat terlebih dahulu sebelum di cat akhir terkecualai pada
bagian-bagian yang dapat dibuka-tutup/bergerak/bergeser harus ditutup dengan fat/grease.
Sisi luar dan dalam panel harus dicat bakar (stove enameled) atau cat Powder coating yang sesuai
dengan standard IEC atau dengan cara lain yang harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan.
Panel harus memenuhi standarad minimal - IP 54
Warna cat panel akan ditentukan kemudian dan diajukan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas/konsultan MK untuk mendapat persetujuan.
Setiap panel dibuat sedemikian rupa agar mudah dimasuki bilamana terjadi perbaikan ataupun
pemeliharaan. Setiap bagian panel dalam lemari panel harus dilengkapi dengan plat penyekat untuk
menjaga keamanan hubungan listrik antara yang satu dengan yang lainnya serta harus sesuai
stadard IEC yang membahas masalah keamanan pemeliharaan. Setiap panel harus dapat dipasang
83

b.

c.

d.

fasilitas pemanas (heating filament) bilamana diperlukan.


Konstruksi lemari panel harus tetap kaku/kokoh bilamana salah satu material switchgear dilepas
atau diperbaiki.
Lemari panel harus dikembangkan bilamana diperlukan.
Batang Tembaga Utama (Bus Bars).
Batang tembaga utama (bus bar) dan bus bar cabang harus mempunyai indentifikasi yang jelas
dengan menggunakan warna berbeda setiap batangnya. Batang tembaga harus dilengkapi dengan
isolator yang baik dan berfungsi sebagai penguat/dudukan serta secara mekanis maupun elektris
memenuhi persyaratan dan breaking capacity yang diminta sesuai perhitungan (spesifikasi
teknis/gambar).
Besaran kemampuan busbar dialiri arus berlaku untuk semua bus bar secara menyeluruh dan
koneksinya. Konstruksi dari perletakan busbar beserta batang penguat isolator harus mampu
menahan arus hubung singkat yang dipersyaratkan serta harus mampu menahan arus kejut (electric
surge) yang akan terjadi.
Batang tembaga utama dan seluruh sistem penyambungan harus sesuai dengan persyaratan DIN
40705 dimana lemari panel merupakan unit berisolasi udara dengan kemampuan sama dengan
rating switchgear yang terpasang.
Batang tembaga utama harus terbuat dari tembaga murni yang disepuh timah sehingga mempunyai
nilai konduktifiti yang baik terutama pada penyambungan, pada titik penyambungan dipersyaratkan
ditutup dengan PVC sheet cover.
Batang tembaga harus dilengkapi dengan lubang-lubang mur-baut (bolted copper bus bars) yang
berfungsi sebagai penghubung dengan fasilitas lain/pengembangan. Titik penghubung tersebut
harus dibuat semudah mungkin di akses bilamana diperlukan, serta pada bagian atas atau depan
panel serta dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci.
Pada lubang-lubang batang tembaga utama yang berfungsi sebagai penghubung harus dilengkapi
juga dengan mur, baut dan ring yang siap pakai.
Sikring (Fuses).
Semua sikring (fuses) harus dari type H.R.C. (High Repturing Capacity) sesuai standard IEC 129,265
dan 420. Setiap sikring yang terpasang masing-masing harus disediakan 1 unit sikring cadangan dan
juga harus disediakan unit pembuka sikring (clipped adjacent/fuse holder).
Pada setiap panel harus dicadangkan sikring pengganti minimal sebanyak 3 buah untuk masingmasing type/kapasitas. Sikring cadangan harus diletakan pada tempat khusus dan tidak mengganggu
sistem kerja panel.
Kutub netral tidak perlu menggunakan sikring, kutub netral dihubungkan dengan sistim mur-baut
yang diletakan sejajar dengan posisi sikring serta dilengkapi dengan dinding pemisah antara masingmasing kutub.
Terminals.
Semua terminal penyambungan masuk maupun keluar (incoming/outgoing) diletakkan disisi bawah
panel, serta dilengkapi dengan tabir/dinding pengaman terhadap sisi atasnya.
Letak terminal penyambungan dari kabel masuk/keluar harus dilengkapi dengan perkuatan yang
baik. Harus memungkinkan disambungkan dengan kabel tanah yang berpelindung Metal Armoured
denagn menambahkan perkuatan-perkuatan pada sisi terminasi. Dinding pemisah anatara terminal
penghubung
dengan
sisi
bagian
atas
dapat
menggunakan
fiber
glass
sheet/hardboard/ebonit/polyetylene dengan ketebalan minimal 4mm atau material lain yang
disetujui oleh Konsultan MK.
Lubang incoming/outgoing harus dilengkapi dengan cable gland dengan ukuran harus sesuai
dengan ukuran kabel incoming/outgoing yang terpasang. Kabel gland harus dipilih yang tipe nonferrous/bukan metal.
Semua metal material harus dihubungkan dengan sistem pembumian/pentanahan
Alat pemutus (disconnecting links) harus dilengkapi dengan tanda yang jelas dan terang agar
diketahui bahwa panel tersebut sedang diisolasi dari catu daya dan sedang di maintenance. Alat
pemutus/disconnecting link harus dilengkapi dengan tulisan ISOLATING LINK/PERBAIKAN dengan
warna yang mencolok, warna akan ditentukan dikemudisn hari dan harus mendapat persetujuan
dari pihak Konsultan MK.
84

e.

f.

g.

h.

Kontak Tambahan (Auxilary Switches).


Kontak tambahan untuk indicator, pengaman, interlocking dan kebutuhan lain harus dilengkapi
dengan penutup/cover yang baik, transparant dan kedap debu hingga mudah dilihat dari luar cara
kerja unit tersebut.
Jumlah kontak tambahan (auxiliary switch) disesuaikan dengan kebutuhan tergantung dari sistem
yang digunakan. Secara umum kontraktor harus menyiapkan jumlah dari kontak tambahan tersebut
sebelum melaksanakan pekerjaan dan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan MK.
Labels.
Kontraktor harus membuat label pada setiap lokasi yang memerlukannya seperti: panel, katup, area,
dll. Judul kalimat, warna pada label tersebut harus di ajukan terlebih dahulu kepada Konsultant MK
sebelum mendapat persetujuan.
Ukuran dari label tersebut tidak lebih dari 100 mm x 50 mm. Label harus dalam bahasa
Indonesia/Inggris.
Label minimal black plastic laminated dengan huruf menonjol serta diberi garis pinggir bersudut
dengan warna chrome.
Untuk panel penerangan, daya, bagi bantu, dll harus dilengkapi dengan label dengan ketentuan
adalah sebagai berikut:
1) Semua label bagian luar dilaminated plastik dengan warna dasar hitam dengan huruf warna
putih berbahasa indonesia atau Inggris. Diberi garis luar (Box) sudut box tumpul (seperempat
lingkaran) dengan warna chrome juga untuk mur bautnya. All internal labels shall be engraved
multi-layered plastic (White Acrylic or similar) affixed with chrome plated nuts and bolts.
2) Setiap daun pintu panel dilengkapi juga dengan label keterangan fungsi (Penerangan, Power,
Control, dll.)
3) Pada bagian dalam panel harus dilengkapi dengan keterangan nomor sirkuit, fungsi, rating,
indentifikasi lain bila diperlukan.
4) Pada kompartemen bagian dalam harus dilengkapi dengan keterangan AWAS BERBAHAYA!
BERTEGANGAN atau DANGER! LIVES TERMINALS dengan warna merah serta dilengkapi
keterangan lain bila diperlukan.
Tambahan pada setiap peralatan dilapangan harus disertakan juga label keterangan seperti dibawah
ini:
1) Nama pabrik dan alamat.
2) Data model dan type.
3) Nomor seri.
4) Tahun pembuatan.
5) Data detail lainnya seperti kapasitas, rating tegangan, arus dll.
6) Keterangan lain yang relevan.
Titik Pembumian.
Batang tembaga pembumian panjang sesuai lebar panel denagn ukuran sama dengan rating batang
tembaga yang bertegangan dilengkapi dengan terminal-terminal penyambungan dengan
mengguanakan mur-baut. Ukuran dapat disesuaikan berdasarkan persyaratan satandard IEC
publication 364-5-54.
Instalasi dalam panel dan Terminal Blok.
Instalasi dalam panel dan instrument dalam panel harus menggunakan kabel tembaga
rambut/stranded berisolasi PVC yang diperuntukan untuk instalasi instrument dalam panel (bukan
kawat tunggal bersolasi PVC).
Ukuran minimal kabel tersebut adalah 1.5mm2.
Semua interkoneksi kabel pada terminal block harus menggunakan konektor kabel (sepatu kabel)
dari bahan melamine ephenol atau bahan lain yang sesuai untuk pengguanaan itu. Pada dasarnya
titik peyambungan pada terminal blok tidak akan mengalami perubahan bentuk maupun kontak
bilamana terjadi penekanan baud pada saat pengencangan terminal. Seluruh terminal blok yang
menggunakan tegangan operasi 220 400V harus dilengkapi dengan plastik penutup transparan
pada sisi atasnya.
Terminal blok harus diletakan sedemikian rupa sehingga memudahkan pada saat membuka ataupun
menutup kembali kabel pada sat maintenance.
85

i.

j.

k.

l.

Koneksi pada terminal blok dari outgoing sirkuit ke kontak tambahan (Auxilary contact) harus
dilengkapi dengan fasilitas Test links.
Setiap kabel yang terhubung dengan terminal blok harus dilengkapi dengan indentitas kabel (flag
number) pada setiap ujung kabel sehingga jelas alur dan hubungannya.
Diagram pengkabelan serta pengkodean warna sesuaikan dengan standard PUIL 2000 atau standard
IEC-445.
Perletakan alur kabel harus dibuat semudah mungkin dan terkelompok sehingga memudahkan
dalam pemeliharaan dan pemeriksaan.
Lampu Tanda.
Lampu tanda dipilih dri type High Grade Light Emiting Diode, dengan catu daya arus searah (DC).
Seluruh lampu tanda harus dilengkapi self contained transformer dengan dilengkapi peralatan
penyearah untuk mendapatkan tegangan catu daya DC.
Rumah lampu tanda dipilih dari type yang cukup ventilasi untuk mengantisipasi kenaikan
temperatur serta pengantian unit lampu dapat dilakukan dari sisi depan daun pintu panel.
Setiap masing-masing lampu tanda harus dilengkapi dengan sikring (sylindrical cartidge fuse)
lengkap dengan rumah-rumahnya.
Penyambungan Kabel.
Incoming kabel pada panel minimal 150mm dari permukaan lantai serta dilengkapi dengan seal
dan cable gland pada setiap incoming/outgoing kabel.
Setiap incoming/outgoing kabel harus dipasang non magnetic gland plate. Untuk kabel ukuran
300mm2 ke atas harus dilengkapi juga dengan gland isolasi.
Terminasi kabel ke unit material pada panel (ACB, MCCB, Bus-bar, dll) harus dilengkapi dengan
sepatu kabel (cable lugs) type koneksi hydraulic (pressure cable lugs).
Pada koneksi yang menggunakan mur baut harus dipilih yang mempunya kwalitas tidak mudah
berkarat (high corrosion resistant) serta dilengkapi dengan ring plat & ring per. washers.
Semua kabel incoming/outgoing yang mempunyai lapisan plat baja/metal (metal sheathed or
armored) harus terhubung dengan sistem pembumian pada masing-masing panel.
Untuk penyambungan yang tidak menggunakan kabel gland harus ditempatkan pada posisi
ketinggian minimal 300 mm dari atas permukaan lantai serta harus dilengkapi dengan penguat
dudukan kabel minimal profil L 400.400.
Sebelum pelaksanaan pemasangan koneksi kabel, Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu
rencana kerja kepada tenaga ahli atau Konsultan untuk mendapat persetujuan.
Saklar Isolasi (Isolating Switches).
Lemari panel yang berfungsi sebagai saklar pemisah (isolating switch) yang dapat memutus catu
daya ke panel sehingga aman bila dilakukan perbaikan/pemeliharaan pada panel tersebut. Panel
isolasi harus dilengkapi dengan tongkat baja pengungkit/handel yang berfungsi sebagai
pengaman/isolator bilamana dilakukan perbaikan/pemeliharaan. Saklar isolasi harus dilengkapi juga
dengan kunci (gembok), penguncian hanya dapat dilakukan pada posisi off. Masing-masing panel
isolator mempunyai satu kunci gembok dan harus dilengkapi dengan 4 (empat) anak kunci.
Alat Ukur (Instruments).
Semua instrumen indicator harus berbentuk kotak bersudut 90 tipe pemasangan rata dan diletakan
pada posisi yang mudah dibaca serta ketinggian sama antara yang satu dengan yang lainnya.
Semua alat instrumen harus memenuhi standard IEC dari kelas industri dengan ketelitian baca yg
tinggi. Instrumen alat ukur harus dari type kedap udara dan diperuntukan untuk pemasangan
daerah tropis. Alat ukur mempunyai alat penyesuai 0 pada sisi luarnya dan berpapan dasar (base)
warna hitam. Perletakan instrumen alat ukur dan sakelar putar tidak kurang dari 500 mm dan tidak
lebih dari 1.600 mm dari muka lantai. Meter harus dilengkapi dengan pemindai maximum dan
pemindai kondisi normal.
Alat ukur yang berbentuk segi empat harus mempunyai ukuran minimal sebagai berikut :
70 mm
Ampermeter hingga 100A, voltmeter hingga 600 V.
100 mm
Untuk instrument ukur lainnya
Disesuaikan
Alat ukur digital
Ampermeter yang digunakan untuk mengukur sirkuit motor harus dilengkapi dengan pemindai
normal dan maximum agar diketahui arus start dan arus maximumnya.
86

1.8

Kilowatt-hour meter dipilih untuk penggunaan sistem 3 fasa 4 kawat untuk beban tidak rata
(unbalanced loads).
Semua instrumen diletakan menempel pada sisi depan panel dan diletakan berdekatan dengan
peralatan lain seperti Circuit Breaker, Motor starter, dll. Atau disesuaikan dengan kondisi setempat
bilamana diletakan di panel lain.
Disediakan terminasi untuk hubungan ke batang tebaga utama (Tegangan Rendah) yang
bertegangan serta dilengkapi dengan Cylindrical HRC Fuse untuk mengamankan circuit control
terhadap gangguan arus pendek.
Untuk instalsi pada lemari panel sikring (HRC cylindrical fuse) harus dilengkapi rumah sikring yang
dapat dibuka dari depan panel. Pada setiap panel harus dilengkapi juga dengan sikring cadangan
yang ditempatkan pada wadah khusus pada sisi dalam panel dan tidak mengganggu instalasi
switchgear.
Diharapkan instrumen pengukuran dipilih tipe digital untuk memudahkan pembacaan dengan
ketelitian minimal 2 (dua) angka dibelakang koma.
m. Trafo Arus (Current Transformers).
Trafo arus harus memenuhi standard IEC-185 serta sesuai dengan kebutuhan yang didinginkan oleh
alat ukur yang dipasang dan keamanan yang dipersyaratkan oleh meter tersebut untuk lebih jelas
lihat gambar skedul diagram.
Waktu tunda arus short circuit tidak boleh lebih dari 3 detik.
Label indentitas/keterangan alat yang berisi : type, rasio pembacaan, ketelitian limit faktor, rating
output dan no. serial harus disertakan.
Duplikasi label sebaiknya disertakan juga dan dipasang disisi luar panel agar untuk mengetahui data
teknis alat tidak perlu membuka penutup lemari panel. Label sangat diutamakan bagi trafo arus
yang mempunyai multi rasio pengukuran sehingga dapat diketahui alternatif rasio yang diinginkan
serta indikasi diagram instalasinya.
Trafo arus dipilih dari tipe menempel pada batang tembaga utama (bus-bar) dan terpasang sesuai
dengan ukuran/ratio yg sesuai denagn kebutuhan. Faktor waktu arus pendek pada ganguan tertinggi
dipersyaratkan max. 3 detik. Untuk pengaman arus lebih dihitung dari jumlah/total VA beban
maximum hingga 150% dari beban nominal atau sesuai yang disetujui oleh Konsultan MK.
Disediakan satu terminal pembumian/pentanahan pada sisi sekunder trafo arus dengan
menggunakan fuse link.
n. Unit pengaman peralatan (Safety notice and equipments).
Untuk masing-masing panel, Kontraktor harus menyiapkan peralatan pengaman sesuai IEC
standards No. 694 and 349 :
1 unit.
Matras karet lebar minimal 1000m
1 unit.
Sarung tangan (Gloves) dari karet/kulit.
1 unit.
Buku panduan penggunaan dan maintenance serta keterangan agar pengguna
terhindar dari sengatan arus listrik.
CIRCUIT BREAKERS.
a. Moulded Case Circuit Breakers (MCCB).
Bilamana tidak terdapat kekhususan maka MCCB tersebut dioperasikan secara manual, maka circuit
breaker harus dilengkapi dengan : Thermal magnetic relay, Inverse time limit overloads,
instantaneous current relay and short circuit protection.
Pemutus daya dari type Moulded Case Circuit Breaker dengan kemampuan 380 volt, 2 atau 3
kutub, 100 AF - lebih . Kemampuan Interupting disisi upstream = 50 KA, downstream = 30 KA
symetrical 380 volts.
Pemutus daya (breakers) yang terpasang harus mengikuti persyaratan kemampuan beban lebih
(overload) dan hubungan pendek (short circuit) seperti dibawah ini :
- 100 amp frame
- fixed long time and instantaneous ampere setting
- 225 amp frame
- Interchangeable long time and adjustable instantaneous
ampere setting
- 400 amp frame
- Interchangeable long time adjustable instantaneous fault
ampere setting
- 600 and 800 amp
- Interchangeable adjustable solid state trip
87

frame

a.
b.
c.
d.
e.

Long time ampere


Long time delay
Instantaneous ampere
Ground fault ampere
Digital/electronic controlling

- 1500 amp frame


and above

b.

c.

d.

e.

f.

- interchangeable adjustable solid state trip


a. Long time ampere
b. Long time delay
c. Instantaneous ampere
d. Ground fault ampere
e. Digital/electronic controlling
Circuit breaker yang dilengkapi dengan solid state trip harus dilengkapi dengan fasilitas testing,
yang secara periodik dapat dilakukan pengetesan dan pengesetan unit trip tersebut.
Kurva waktu tunda, teknikal data gangguan dan keterangan lainnya dari Circuit Breaker tersebut
harus terbaca dengan jelas. Dimana pengukuran beban, arus, tegangan pada MCCB tersebut dapat
dilakukan dengan unit yang sama.
Fuses Switches.
Saklar dilengkapi sikring yang berkemampuan pemutusan tinggi dengan isolasi udara dan sikring
harus memenuhi standard IEC 439 dengan rating yg sesuai kebutuhan. Harus dibuatkan satu
kesatuan sistem koneksi yang dapat terhubung dengan sistem pembumian/pentanahan dan juga
pada terminasi tersebut dapat dilakukan penyambungan lapisan besi pada kabel tanah ataupun
material lain yang bersifat matal sehingga sistem pembumian dapat berfungsi dengan benar dan
baik.
Lemari Panel (Enclosures).
Lemari panel dibuat dengan konstruksi sedemikian rupa sehingga pintu tidak dapat dibuka bilamana
switchgear belum benar-benar lepas dan sebaliknya switchgear belum dapat dioperasikan bilamana
pintu lemari panel belum benar-benar tertutup. Setelah pintu panel tertutup maka untuk
mengamankan operasi selanjutnya maka harus dibuat suatu tanda/indikator yang menyatakan
posisi sebenarnya sehingga tidak mengakibatkan salah pengoperasian.
Sakelar harus dibuatkan indikator ON/OFF secara mekanis untuk mengoperasikan handel lemari
panel.
Penguncian panel dengan menggunakan gembok hanya dapat dilakukan pada posisi OFF saja.
Sikring (Fuses).
Rumah sikring berikut anak sikringnya harus dapat mengisolasi masalah terhadap sistem. Sikring
harus dapat dengan mudah dilepas ataupun ditutup kembali serta harus mempunyai pengaman
yang cukup terhadap bahaya sentuh terhadap material metal lain yang bertegangan seperti sikring
lainnya, kontak lainnya yang terdekat.
Bilamana sikring dalam kondisi terbuka/isolasi maka harus interlock dengan posisi saklar, sehingga
bilamana saklar dalam kondisi benar-benar terbuka maka sikring baru dapat dilepas/dibuka. Saklar
harus benar-benar dapat mengamankan/ mengisolasi sistem bilamana sikring dalam posisi terbuka
dan operator dapat melakukan perbaikan sehingga aman terhadap bahaya tegangan sentuh.
Sakelar Isolasi (Isolating Switch).
Lemari panel isolasi harus bisa memutus semua catu daya menuju seluruh sistem panel tersebut
sehingga aman untuk dilakukan perbaikan/maintenance. Setiap lemari panel isolasi harus dilengkapi
dengan handel besi yang dapat ditaruh sedekat mungkin pada panel tersebut (disiapkan tempat
penyimpan handel) dan gembok hanya dapat dipasang hanya pada posisi OFF. Kontraktor harus
menyiapkan satu gembok dengan 4 (empat) anak kunci untuk setiap lemari panel isolasi.
Sikring (Fuse and Links).
Semua sikring harus dipilih dari type HRC (High Rapturing Capacity) dengan bentuk rumah sikring
memenuhi standard IEC-439 dan cocok digunakan didaerah tropis.
Dudukan/isolator sikring dan penutup sikring harus terbuat dari bahan keramik atau material lain
yang disetujui. Sikring dari tipe plastic cetak tidak dapat digunakan/disetujui. Rumah-rumah sikring
harus diletakan pada posisi yang aman dan dilengkapi dengan dinding pemisah atara sikring yang
88

g.

h.

satu dengan yang lainnya ataupun material lain yang bertegangan sehingga memungkinkan
mengganti sikring secara aman. Untuk setiap lemari panel yang menggunakan sikring harus
dilengkapi juga dengan pembuka (clipped) kelas industri (heavy duty class) dan sikring cadangan.
Pada panel distribusi pembagi, rumah-rumah sikring (base) harus mempunyai nilai : 16, 32, 63, 100
dan 200 amp, dan mata/anak sikring harus mempunyai kapasitas pengaman dibawah rating dari
base-nya.
HRC fuse untuk penggunaan dalam panel distribusi pembagi harus dibuat memenuhi standard IEC
129-265-420 dan 439.
Pemasangan sikring lengkap dengan base pada panel harus terpasang diatas atau dibawahnya
dengan dilengkapi separasi pengaman tidak dibenarkan pada jalur yang sama.
Motor Starters.
Diperlukan lemari panel untuk meletakan motor starter berikut pengaman-pengamannya yang
sesuai standard PUIL 2000, IEC, VDE, BS atau standard lain yang berlaku. Lemari panel harus mudah
di buka sehingga memudahkan bilamana diperlukan pemeriksaan dan pemeliharaan, serta panel
harus tipe damproof, anti karat dan bebas debu.
Motor starter harus mampu mengamankan motor dalam kondisi beban penuh hingga 150% beban
nominsal hingga waktu 10-30 detik. Semua bagian dari sistem motor starter harus mampu bekerja
minimal 40x ON/OFF dalam 1 jam pada beban torque 100%. Motor starter hingga 3 kW dapat
menggunakan DOL (Direct On Line) atau dipersyaratkan lain oleh spesifikasi teknis karena
kebutuhan lain. Motor dengan beban lebih dari 3 kW minimal harus menggunakan Automatik stardelta starter atau soft starter sesuai kebutuhan. Untuk motor-motor yang menggunakan sistem
remote kontrol, sistem koordinasi terpadu dan memang dipersyaratkan karena kebutuhan harus
menggunakan sistem Soft Starter.
Motor Starters Teagangan Rendah (LV).
Masing-masing motor starter harus mempunyai rumah-rumah terpisah dengan persyaratan sebagai
berikut :
Untuk tipe Direct on line motor starter (DOL)
1 bh.
MCCB tiga fasa 380 volt-50Hz yang dapat dioperasikan dari sisi luar serta dilengkapi
dengan instantaneous, short circuit protection. MCCB harus interlocked dengan pintu
lemari panel dan dilengkapi kunci gembok dan mempunyai beberapa kontak bantu
sebanyak jumlah yang diperlukan untuk fungsi-fungsi kontrol/monitoring.
1 bh.
Kontaktor tiga fasa yang berfungsi sebagai saklar langsung on/off sesuai standard IEC 158
dan dilengkapi juga dengan kontak bantu sesuai kebutuhan.
1 bh.
Thermal over current protection untuk tiga fasa.
Untuk tipe Star Delta Starter
1 bh.
MCCB tiga fasa 380 volt-50Hz yang dapat dioperasikan dari sisi luar serta dilengkapi
dengan instantaneous, short circuit protection. MCCB harus interlocked dengan pintu
lemari panel dan dilengkapi kunci gembok dan mempunyai beberapa kontak bantu
sebanyak jumlah yang diperlukan untuk fungsi-fungsi kontrol/monitoring.
1 bh.
Pengaman thermal overload relay, 3 fasa dengan dilengkapi fully adjustable setting,
pengaturan dari relay beban lebih harus disesuaikan dengan kebutuhan besaran trip
motor yang terpasang dan waktu pindai tertinggi disesuaikan dengan karakteristik motor
terpasang yang diizinkan.
Harus dapat dilakukan pengaturan sesuai power output dari motor tersebut.
Data teknis dari pabrik pembuat harus disertakan yang menjelaskan tentang karakteristik
kemampuan waktu untuk menanggung beban lebih, stabilitas temperatur, perbandingan
antara karakter waktu dan arus.
Kontraktor/pabrik pembuat harus memberikan pertimbangan-pertimbangan yang
terbaik kepada konsultan mengenai metoda kerja star delta starter system yang
terpasang.
1 bh.
Terminal block untuk fasilitas remote control dan tombol emergency stop berikut
indikatornya.
1 bh.
Trafo satu fasa 220V, 50 Hz dilengkapi dengan terminal pembumian dengan kapasitas
sesuai kebutuhan untuk mencatu daya sistem kontrol dan lampu tanda. Pada sisi primer
89

1 bh.

trafo harus dilengkapi dengan sikring dengan kapasitas pengaman harus dibawah
kapasitas trafo terpasang, sirkuit kontrol dan lampu tanda harus mempunyai sikring
pengaman masing-masing yang terpisah.
Pemanas anti kondensasi (hanya digunakan pada motor starter tertutup). Pengaman
pemanas harus mempunyai pengaman tersendiri/terpisah (pemasangan unit ini hanya
bila dibutuhkan).

Untuk tipe Soft Starter


1 bh.
Pengaman thermal overload relay, 3 fasa dengan dilengkapi fully adjustable setting,
pengaturan dari relay beban lebih harus disesuai kan dengan kebutuhan besaran trip
motor yang terpasang dan waktu pindai tertinggi disesuaikan dengan karakteristik motor
terpasang yang diizinkan.
Harus dapat dilakukan pengaturan sesuai power output dari motor tersebut.
Data teknis dari pabrik pembuat harus disertakan yang menjelaskan tentang karakteristik
kemampuan waktu untuk menanggung beban lebih, stabilitas temperatur, perbandingan
antara karakter waktu dan arus.
Kontraktor/pabrik pembuat harus memberikan pertimbangan-pertimbangan yang
terbaik kepada konsultan mengenai metoda kerja soft starter system yang terpasang
sehingga penggunaan dan fungsi kerja unit dapat memenuhi kebutuhan serta sesuai.
1 bh
Speed controling system sistem kontrol berdasarkan kontrol frekwensi, tegangan atau
torque, semua referensi kontrol dapat digunakan tergantung dari produk yang diajukan
dan dapt disetujui oleh Konsultan
1 bh.
Cooling fan (sistem pendinginan dapat diajukan dari tipe lain) untuk mengurangi
kenaikan temperatur akibat kerja electronic controlling variable frequency/ voltage
1 bh.
Cable termination.
Persyaratan yang harus terpasang pada muka panael antara lain :
1 bh.
Amper meter yang dilengkapi dengan penala arus maximum.
1 bh.
Lampu tanda yang mengindikasikan SUPPLY ON (hijau) and MOTOR RUNNING (merah).
1 bh.
Lampu tanda yang mengindikasikan MOTOR FAILED (biru).
1 bh.
HAND/OFF/AUTO selector switch.
1 bh.
START/STOP Push button.
1 bh.
Externally operated overload reset push button.
1 bh.
Motor and cubicle heater OFF/AUTO control switch (if necessary).
1 bh.
Penghitung jam operasi terdiri dari 9999 jam (empat digit).
1 bh.
Lebel panel yang berkualitas baik.
Design dari lemari panel harus dibuat sedemikian rupa sehingga overload indikator dan remote
indikator dari kontak bantu setiap motor untuk masing-masing fungsi harus terpampang dengan
jelas.
Motor dapat dibuat dalam beberapa group dan dapat bekerja sesuai urutan kebutuhannya dan juga
harus mempunyai kontak bantu berikut kelengkapannya.
Semua motor starter harus benar-benar tertutup dan bebas debu, dilengkapi dengan kontrol waktu
otomatis yang mempunyai beberapa kontak bantu. Relay waktu tersebut harus dapat
mengamankan motor dari kehilangan daya.
Relay waktu/kontak harus dapat diatur dari 50% - 200% perkiraan maksimum waktu tunda sehingga
motor bekerja dengan baik dan teratur.
Relay waktu/kontak harus dapat diset secara individu untuk masing-masing motor setelah ganguan
catu daya terlewati maka motor kembali siap berfungsi kembali.
Kontaktor harus dipilih dari type yang mempunyai kontak bantu dalam satu rumah-rumah.
Kontaktor harus dapat bekerja dengan tegangan jala-jala 220V AC juga dilengkapi dengan trip
kontak yang dapat dipadukan dengan kerja Circuit Breaker, juga harus mampu bila dibutuhkan
untuk alarm atai indicator lampu dengan menambahkan kontak bantu pada kontaktor tersebut.
Bilamana kontak bantu tersebut bekerja maka secara otomatis akan memberikan tanda secara
visual bahwa kontak tersebut sedang bekerja. Kontak bantu dengan tanda visual tersebut harus
dilengkapi juga dengan tombol mekanis sehingga bilamana diperlukan dapat dilakukan resetting
90

secara manual dari sisi depannya.


Interlocking.
Harus dilengkapi juga dengan Interlocking secara mekanis. Semua interlock secara elektris harus
dapat bekerja dengan mengiijinkan kontak bekerja dan mem-blok pada sisi lainnya.
Secara prinsip adalah dua unit pengaman yang bekerja secara motorized dan bilamana salah satu
device mendapat sinyal perintah maka akan memblok device sisi lainnya (tidak mungkin device
yang satu bertemu dengan device yg lainnya).
j. Pengaman (Protection)
Semua unit pengaman harus memnuhi standard PUIL 2000/IEC standard 157-1 edisi terakhir yang
sesuai kondisi setempat dan menyatakan bebas debu, sesuai pemasangan daerah tropis dan
terlindungi dari kelembaban.
Mampu bekerja pada temperatur 0 55 C.
Unit pengaman diletakan pada rumah-rumah metal dilengkapi dengan jendela kaca.
Unit pengaman harus dari tipe mudah dipasang/diganti.
Setiap unit pengaman dilengkapi juga dengan indikasi visual yang menyatakan bekerja, trip dan
rusak serta harus mempunyai tombol mekanik pada sisi depannya untuk fungsi reset.
k. Pengaman Motor (Motor Protection).
Pengaman motor dipersyaratkan dipasang pada setiap fasa sumber daya, pada setiap line harus
terpasang device pengaman beban lebih yang dapat diatur. Untuk motor diatas 75 kW 3 fasa, akan
tetapi proteksi beban lebihnya hanya dipasang pada salah satu fasanya (hanya diproteksi pada 1
fasa) maka seting pengaman harus diletakan/diset pada posisi beban tertinggi (maksimum).
l. Rele Pengaman (Protection Relay).
Rele pengaman harus dapat secara jelas memperlihatkan urutan sirkuit dibawahnya.
Kontraktor harus menyediakan rele-rele pengaman cadangan untuk short circuit relay dan Earth
fault relay yang dapat disetting sesuai kebutuhan. Rele pada sisi sekunder yang dapat tetap bekerja
dengan baik, sehingga rele yang mendapat gangguan tidak mempengaruhi sistem yang lainnya.
Urutan kerja dari rele-rele tersebut harus diajukan terlebih dahulu kepada Konsultan MK untuk
mendapat persetujuan.
Berdasarkan kebutuhan rele-rele yang bekerja berkaitan dengan koordinasi circuit breaker terhadap
fungsi trafo arus dengan tegangan kerja jala-jala (400V, 3 fasa) harus dipasang sesuai diagram.
1) Rele beban lebih ataupun arus lebih yang mempunyai waktu tunda arus lebih dan waktu tunda
pelepasan arus lebih terpasang, fasilitas tersebut lebih cocok untuk saling menghubungkan ke
sistem.
2) Relay pengaman arus hubung singkat yang bekerja bersamaan dengan pengaman arus lebih.
3) Relay pengaman pembumian atau relay arus bocor yang bekerjasama dengan trafo arus pada
sistem 3 fasa yang mempunyai response arus antara 0,2 hingga 0,7 x arus nominal yang mana
dapat di set sesuai kebutuhan. Waktu tunda untuk melepas dapat set antara 100 500 milidetik
tergantung dari kebutuhan back-up proteksi..
4) Under voltage relays harus terpasang pada Circuit Breaker utama pengaman motor yang
mempunyai fasilitas Automatic Restarting sehingga bilamana tegangan kembali normal akan
beroperasi kembali.
Semua relay harus terhubung juga dengan sistem informasi visual (lampu) dan audible (alarm) yang
diletakan pada ruang kontrol/maintenance secara lengkap dan merupakan bagian dari kontrak.
Kontak bantu yang dibutuhkan pada sistem kerja rele-rele tersebut sudah termasuk pada bagian
penawaran kontraktor seperti rangkaian kontrol, indikasi visual/audible ,pengaman dan penunjang
lainnya.
Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu diagram sistem keseluruhan berikut rangkaian
kontrolnya kepada Konsultan untuk mendapat persetujuan.
MOTOR LISTRIK
Motor-motor yang dipasang harus memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh Pemerintah setempat
(PUIL 2000 edisi terakhir) dan yang mempunyai kebutuhan daya yang rendah effisiensi yang tinggi.
Motor penggunaan dalam bangunan yang mempunyai bukaan ventilasi cukup baik akan tetapi harus
mempunyai pengaman terhadap kelembaban dan debu, minimal harus mempunyai standard pengaman
IP 54.
i.

1.9

91

Untuk motor-motor instalasi luar harus dilengkapi dengan penutup yang baik, terutama harus
mengamankan motor dari sinar matahari langsung.
a. Motor-motor sampai 5 KW harus dari tipe Squirrel Cage untuk mengoperasikan dapat
menggunakan DOL yang arus start-nya tidak boleh lebih dari 6 x arus beban penuh (FLC/Full Load
Current).
b. Motor-motor 5 hingga 37,5 KW arus start dibatasi hingga 4 x FLC, start motor dapat menggunakan
Star Delta starter atau Soft starter. Disarankan harus menggunakan Soft Starter (Solid State
Reduce Voltage/Frequency).
c. Motor-motor diatas 37,5 KW arus start harus dibatasi hingga 2,5 x FLC, start motor harus
menggunakan Soft Starter (Solid State Reduce Voltage/Frequency).
d. Untuk motor-motor pompa Submersible secara umum harus mengikuti standard baku yang
dipersyaratkan oleh pompa tersebut, relay proteksi hanyalah membatasi drop tegangan pada saat
pompa start dan arus lebih bilamana terjadi gangguan pada pompa.
e. Untuk motor-motor pompa sentrifugal unscreened untuk penggunaan pengolahan air kotor/limbah
pada umumnya adalah 100% beban penuh torsi pada saat start. Untuk motor squirrel cage (sangkar
tupai) dan berdaya kurang dari 3 KW pada umumnya menggunakan DOL motor starter terkecuali
untuk motor type rotor slip ring lebih baik menggunakan tahanan rotor starting atau soft starter.
Motor-motor bekerja pada tegangan jala-jala 400V, 50HZ, 3 fasa.
Pemilihan motor-motor harus memenuhi persyaratan seperti disebutkan dibawah ini :
a. IP54 untuk penggunaan umum instalasi dalam bangunan.
b. IP65 untuk penggunaan diluar bangunan yang kemungkinan terkena hujan hingga tersiram.
c. IP68 untuk pompa submersible.
Poros dari motor harus dilengkapi dengan roler atau ball bearing dan berat dari rotor benar-benar
berada pada sentral/pusat bearing yang menumpu rumah motor.
Maximum Continuous Rating (MCR) untuk setiap motor harus mampu bekerja didaerah dengan
temperatur lingkungan 50 C atau didaerah tropis.
Max. Continuous Rating (MCR)
Application
Up to 75kW drive
Above 75kW drive
Untuk semua motor pompa. 10% lebih tinggi dari 5% lebih tinggi dari beban nominal
(terkecuali untuk pompa positive beban
nominal operasi.
suction)
operasi.
Untuk motor pompa positive 25% diatas beban 15% diatas beban kerja max.
suction dan kompresor.
kerja max.
Untuk pompa aerasi.
25% diatas daya maximum yang dizinkan. Berlaku untuk semua
fungsi motor.
Untuk semua motor penggerak 50%
diatas
daya 25% diatas daya normal.
seperti screen, comminotor, tank normal.
scraper dan seluruh proses.
Catatan :
1. Pada perhitungan harus dicadangkan daya untuk antisipasi tambahan daya dikarenakan kenaikan
temperature dilapangan yang berakibat diperlukan daya tambahan untuk pendinginan.
2. Efisiensi dan faktor perbaikan daya motor harus dipilih yang mempunyai standard kwalitas tinggi
dan baik. Motor harus dirancang oleh pabrik memenuhi standard IEC-34 yang diperuntukan
standard motor industri dengan kelas isolasi F dan kenaikan suhu dibatasi pada kelas B.
Arus start tidak melebihi 6 x arus nominal dan motor harus mampu 10x ON/OFF dalam 1 jam.
Motor harus dipilih yang tidak bersuara bising dan rendah getaran, rotor dari motor harus benar-benar
balance baik secara statis maupun dinamis semua harus diback-up dengan sertifikat dari pabrik
pembuat.
Terminal box dilengkapi dengan kabel gland untuk kabel PVC berselimut metal. Motor yang diletakan
pada dudukan metal harus diberi lubang untuk jalan kabel yang diberi pengaman berupa kabel gland
agar kabel tidak luka.
Terminal box harus dilengkapi dengan label keterangan yang jelas dan informatif dalam bahasa Inggris
atau Indonesia.
WARNING LIVE TERMINALS - ISOLATE BEFORE REMOVING COVER HATI-HATI BERTEGANGAN,
92

1.10

1.11

MATIKAN SAKLAR UTAMA SEBELUM MEMBUKA PANEL.


Semua motor harus diberi label agar jelas untuk mengoperasikannya.
Untuk kasus khusus pompa submersible harus dilengkapi dengan detektor temperatur (resistance
thermometer) yang diletakan pada kumparan stator pada setiap fasanya.
Pada pengukuran temperature yaitu minimal menyatakan kenaikan temperature pada salah satu device
yang diperoleh secara thermostatic ataupun electronic sehingga akan mengakibatkan alarm/trip. Device
tersebut harus dapat bekerja sama dengan unit motor starter yang dipasang.
Motor yang menggunakan bearing harus terhubung dengan device thermometer yang berupa thermo
couple/resistance thermometer untuk mengindikasikan adanya gangguan kenaikan temperature pada
titik tersebut.
Pabrik pembuat harus meyertakan system kerja peralatan sebelum dipasang dan mendapat persetujuan
dari Konsultan MK.
PANEL DISTRIBUSI
Semua panel distribusi harus terbuat dari lemari metal tertutup sesuai standard IEC No 28A5,
157,158,185,337,439,144 and 529 dan PUIL 2000 edisi terakhir.
Sikring, MCB's and MCCB's harus dapat dipasang pada lemari panel, untuk switchgear harus dilengkapi
thermal overload, instantaneous magnetic short circuit protection and proteksi arus bocor bilamana
dibutuhkan/dipersyaratkan.
Lemari panel harus terbuat dari lembaran baja ringan dengan ketebalan minimal 0.8 mm yang telah
mengalami galvanisasi/zinc coating, sambungan antar lembar harus bersih/baik dan pintu depan harus
dilengkapi dengan karet (gasket) sehingga pintu dapat tertutup dengan baik. Sisi atas dan bawah harus
dapat dibuka dan dilengkapi dengan lajur kabel input/output serta dipasang kabel gland setiap jalur
kabelnya. Pada bagian bawah panel yang difungsikan sebagai terminasi input harus merupakan kamar
tersendiri dan mempunyai pembatas terhadap ruang lainnya.
Sirkuit breaker 1 fasa untuk jaringan kotak kontak harus dilengkapi dengan pengaman arus bocor
(Residual Current Devices) dengan kapasitas arus penala sebesar max. 30 mA.
Panel distribusi harus dari type menempel dinding atau berdiri dilantai dan untuk panel yang berfungsi
sebagai panel isolasi ke jaringan sistem distribusi pada pintu panel harus dilengkapi dengan kunci
gembok bilamana pada posisi OFF dan harus dilengkapi juga dengan indikator pada posisi ON/OFF.
Pada lemari panel distribusi memungkinkan untuk dipasang sikring HRC yang mengamankan setiap fasa
maupun netral atau dikombinasikan dengan Circuit Breaker bila diperlukan.
Setiap kelompok Circuit Breaker/Sikring harus jelas dan lengkap dengan keterangan fungsi dan
penggunaanya. Setiap sambungan ke sistem jaringan dalam panel harus dilengkapi dengan warna-warna
fasa sesuai persyaratan yang berlaku. Pada bagian depan dari ACB/MCCB/MCB/HRC Fuse harus
dilengkapi dengan penutup sehingga bilamana diperlukan pada saat pemeriksaan ataupun pemeliharaan
sangat mudah untuk dibuka. Setiap terminal yang bertegangan harus mempunyai sekat pengaman
terhadap terminal lain yang bertegangan sehingga bilamana perlu dilakukan penggantian ataupun
perbaikan tidak akan terjadi arus hubung singkat. Instalasi dalam panel harus aman terhadap sistem
jaringan dalam panel dan teknisi yang melakukan perbaikan, item ini adalah persyaratan mutlak yang
harus dipenuhi.
Pembuatan HRC fuse harus memenuhi stadard IEC dengan pengamanan 1,5 x rate kemampuan titik
lebur sikring tersebut pada saat menutup, kemampuan over current harus sesuai standard IEC No. 408.
Terminal/batang tembaga netral (N) harus dilengkapi sekat pengaman terhadap sikring bertegangan
yang lainnya.
Pemasangan kabel pada terminal Bus-bar harus betul-betul kencang/kuat tidak boleh kendor, inspeksi
dari terminasi tersebut harus dilaporkan kepada Konsultan MK dan harus dibuat laporan. Penyambungan
tersebut harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan/peruntukan-nya, kabel fasa R harus tersambung
ke terminal bus-bar R dan seterusnya.
Setiap panel harus dilengkapi dengan gambar diagram panel secara lengkap berikut catatan-catatan
pada masing-masing sirkuitnya. Besaran rating circuit breaker, besaran trip ampere setiap circuit breaker
dan pemasangan label pada panel dalam bahasa Indonesia/Inggris.
REMOTE CONTROL PUSH BUTTON STATION.
Semua motor yang terpasang harus tersambung dengan satu panel kontrol secara terpusat dan
keterangan fungsi motor berikut keterangan fungsi motor harus jelas dan keterangan harus dalam
93

1.12

bahasa Indonesia/Inggris. Setiap tombol ON/OFF harus dipilih dari type tahan air (water proof) dan
berkualitas tinggi. Emergency stop push button harus berwarna merah mencolok dan dilengkapi dengan
tulisan STOP yang terang. Panel kontrol pompa harus dilengkapi dengan diagram sistem pompa
berikut kontrol dan urutan kerja dari sistem, diagram ini harus diletakan pada panel.
Untuk masing-masing pompa ataupun fungsi lain harus dilengkapi dengan tombol Start dengan warna
tombol berwarna hijau, Stop dengan tombol berwarna kuning dan Emergency Stop dengan tombol
berwarna merah.
Panel kontrol saklar push button untuk mengoperasikan motor/fungsi lain harus terbuat dari plat yang
metal yang telah digalvanisasi, sistem galvanisasi dapat digunakan dengan sistem hot deep method
atau electroplate anodized method. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu type, bentuk dan
pabrik pembuat dari panel kontrol tersebut kepada Konsultan MK untuk mendapat persetujuan. Semua
biaya pengadaan dan jaminan dari pabrik pembuat seluruhnya adalah tanggung jawab kontraktor.
KABEL
Semua kabel yang digunakan harus memenuhi standard IEC, BS, VDE, PUIL 2000 atau standard lain yang
berlaku.
Semua kabel yang digunakan harus dapat memenuhi sistem tegangan yang digunakan dilokasi proyek,
terdiri dari kabel tembaga berserabut dan semua mempunyai sertifikat pengetesan pabrik pada
tegangan test 1000 volt, semua kabel harus mendapat persetujuan dahulu dari Konsultan MK sebelum
didatangkan ke site.
Semua kabel yang digunakan harus sesuai dengan tegangan kerja yang dipersyaratkan dan harus
dilengkapi dengan sertifikat pengujian dari pabrik pembuat kabel. Untuk ukuran kabel 2,5 6 mm2
berbentuk kabel tunggal (single core), 10 mm2 s/d ke atas harus berbentuk kabel pilin (stranded copper),
untuk penggunaan kabel ditanam dalam tanah harus menggunakan kabel berpenutup plat baja.
Tegangan kerja adalah 600/1000 Volt, semua kabel yang akan digunakan harus diajukan terlebih dahulu
kepada Konsultan untuk mendapat persetujuan sebelum didatangkan ke lapangan. Kemampuan dialiri
arus untuk setiap ukuran kabel harus memenuhi satndard VDE 0271, IEC 502 dan 228 dan PUIL 2000
edisi terakhir.
Kontraktor harus yakin dan bertanggung jawab terhadap kabel yang didatangkan memenuhi standard
spesifikasi yang dipersyaratkan dan benar-benar baru.
Untuk ukuran melintang, rating, type kabel dan derating factor setiap kabel akan memenuhi :
a. Fault level.
b. Kondisi temperatur yang diizinkan untuk penanam dalam tanah, pasangan pada kabel tray,
pasangan diatas plafond atau posisi lain yang dipersyaratkan.
c. Drop tegangan.
d. Penurunan tegangan pada saat starting unit.
e. Setting arus lebih pada circuit breaker.
f. Peralihan kabel dari tanah ke gedung.
Untuk pemilihan kabel minimal berdasarkan kondisi seperti dibawah ini :
a. Ground temperature
35oC
b. Air temperature
50oC
c. Thermal Resistivity
2.5oC m/w
d. Untuk kabel berisolasi PVC, circuit protection will normally be Close with fusing or tripping at 1.3
times the cable rating within 4 hours.
Kontraktor harus menyiapkan data skedul kabel secara teknis untuk kabel daya dan kabel kontrol yang
akan dipasang, berikut panjang dan ukuran kabel.
Yang tercantum dalam skedul kabel adalah sebagai berikut :
a. Indentitas kabel (merek, tahun pembuatan, dll)
b. Dari dan ke
c. Type kabel
d. Derating factor yang digunakan
e. Ukuran kabel (mm2)
f. Panjang (meter)
g. Jumlah urat kabel (P+N+E)
h. Jumlah cadangan kabel (untuk kabel kontrol)
94

Format kabel harus jelas dan informatif, format tersebut merupakan bagian dari Bill of Quantity
sehingga antara Spesifikasi Teknis merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan BoQ.
Kelengkapan instalasi kabel sudah termasuk dalam penawaran yang diajukan, penawaran yang diajukan
adalah penawaran pekerjaan terpasang.
Kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap pengukuran panjang kabel yang termasuk dalam
kontrak, bilamana ternyata panjang kabel yang ditawarkan lebih pendek dari yang dilaksanakan maka
kekurangan dari panjang kabel tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor untuk memenuhi
kekurangan tersebut tanpa menambah biaya.
Pemasangan kabel harus menerus, tidak diizinkan melakukan penyambungan bilamana standard panjang
kabel dari pabrik masih memenuhi. Terkecuali bilamana panjang kabel yang dibutuhkan diatas panjang
standard yang dibuat oleh pabrik. Untuk kasus tersebut Kontraktor diwajibkan membuat contoh gambar
penyambungan secara benar dan diajukan terlebih dahulu kepada Konsultan MK untuk mendapat
persetujuan.
Penyambungan kabel harus menggunakan peralatan yang benar-benar diperuntukan untuk kebutuhan
tersebut, sistem penyambungan kabel harus menggunakan sistem hydraulic pressed connector tidak
dizinkan untuk menggunakan sitem lain. Rumah-rumah sambungan (jointing box) harus memenuhi
standard IEC, VDE dan PUIL 2000. Posisi kabel Fasa, Netral dan Pembumian (kalau dibutuhkan) harus
benar-benar terpisah antara yang satu dengan yang lainnya serta harus mempunyai media isolator yang
memenuhi syarat sebelum penutup luar dari sistem penyambungan tersebut ditutup.
Kontraktor berkewajiban melengkapi instalasi kabel input ke panel dengan pengaman kabel terhadap
lubang panel berupa kabel gland/sealed sehingga kabel tidak akan terluka oleh ketajaman metal dari
lubang. Material gland/sealed kabel harus dipilih type kualitas tinggi dan dijamin oleh pabrik pembuat
tidak akan terjadi oxidasi (karat) pada pertemuan metal dengan material tersebut.
a. Kabel berlapis pita baja berpenutup PVC/Polyetilene (NYFGbY/NYY/XLPE).
Kabel dengan isolasi thermoplastic/polyvinyl Chloride (PVC) untuk penggunaan distribusi tegangan
rendah (LV) 230/400V atau kabel dengan isolasi Cross Link Polyetheline (XLPE) untuk penggunaan
Tegangan Menengah (MV) 20KV .
Semua kabel tersebut diatas harus memenuhi standard VDE 0271, IEC 502, IEC 228 class 1 & 2, PUIL
2000 edisi terakhir. Kabel berurat banyak dipilin (stranded) berisolasi PVC atau XLPE kadang-kadang
dilengkapi dengan selimut pita baja (armoured) dan mempunyai selimut luar PVC. Untuk kabel
tegangan rendah harus mampu bekerja pada tegangan 400/1000V dan untuk tegangan menengah
harus dapat bekerja pada tegangan kerja 20/33 KV.
Semua ketentuan diatas harus dilengkapi denga sertifikat pabrik pembuat.
b. Kabel tunggal berisolasi PVC (NYA).
Kabel berisolasi yang sesuai dengan stadard VDE, IEC502, IEC 228 class 1 & 2 dan PUIL 2000 yang
bekerja pada tegangan rendah 600/1000V. Diameter minimal adalah 1,5 mm2.
c. Instalasi dalam bangunan.
Kabel instalasi dalam bangunan secara umum menggunakan kabel NYFGbY, NYY and NYA tergantung
dari posisi instalsi dan kepentingan dari instalasi. Instalasi dalam bangunan secara teknis
menggunakan pelindung PVC HI (High Impact PVC) dengan ukuran diameter minimal adalah 19 mm.
Ukuran minimal instalasi dalam bangunan adalah 2,5 mm2.
Setiap penyambungan kabel instalasi harus dalam junction box, setiap penyambungan harus
menggunakan peralatan sambung yang benar minimal dipilin dan ditutup setiap sambungan dengan
twisted cap insulator yang terbuat dari thermo plastic atau ceramic. Junction box dipilih yang
berbentuk persegi empat dan mempunyai lubang-lubang untuk memasang sekrup penguat ke
dinding/atap/beton. Perlrtakan dari junction box harus diletakan pada posisi yang tidak mudah
dilihat akan tetapi mudah untuk dilakukan pemeriksaan/maintenance bila diperlukan. Setiap titik
instalasi tidak boleh langsung berada pada jalur instalasi pipa akan tetapi setiap tititk instalasi harus
tersambung melalui pipa flexibel menuju junction box.
Kontraktor harus memastikan bahwa dalam jalur pipa instalasi itu benar-benar terdiri dari satu fasa.
Instalasi penerangan maupun kotak kontak setiap satu sirkuit tidak boleh dibebani melebihi
kemampuan dari kabel instalsi 2,5 mm2, bilamana dalam kalkulasi kontraktor bahwa salah satu
sirkuit melebihi beban kemampuan kabel maka kontraktor harus segera memberitahukan kepada
Konsultan MK untuk mendapat petunjuk dan perubahanannya.
95

2.13.

Diagram dari pengabelan harus mengikuti kode warna dari peraturan pemerintah setempat atau
memenuhi standard dari peraturan IEC & PUIL 2000.
Jarak maximum titik instalasi lampu maupun kotak kontak dari panel maximum tidak lebih dari 60
m, bilamana ada titik instalasi melebihi batas tersebut harus dihitung ulang apakah dengan
memperbesar atau memperkecil beban, segera lakukan hitungan drop tegangan dan segera
laporkan kepada Konsultan MK untuk mendapat petunjuk.
Kombinasi dari kabel multi core dengan kabel tunggal tidak diizinkan, sekalipun dengan dimensi
lebih tinggi dari kabel multi core, kontraktor harus memenuhi peraturan yang berlaku.
Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama bahwa pengaman arus pada setiap sirkuir tidak
boleh melampaui 25 amp/sirkuit, terkecuali untuk sirkuit-sirkuit tertentu yang sudah mendapat
persetujuan dari Konsultan MK.
METODA INSTALASI
Semua kabel instalasi harus memenuhi standard IEC, PUIL 2000, VDE dan standard lainnya yang berlaku.
Setiap kabel instalasi harus dapat dipasang secara horizontal, vertical dan juga dapt dipasang paralel
mengikuti alur dinding, balok, kolom atau metrial lain dimana instalasi tersebut dipasang.
Secara umum kabel instalsi harus mendapat selimut/tutup pengaman bilamana dipasang pada
permukaan tanah, lantai atau sisi luar permukaan beton terhadap sinar matahari langsung. Pengaman
kabel untuk kebutuhan diatas harus cukup ventilasi, kokoh, estetis dan mendapat persetujuan dahulu
dari Konsultan MK sebelum dilaksanakan.
Semua kabel instalasi yang terhubung langsung dengan peralatan harus duduk pada terminasi yang
benar, bilamana pada peralatan tidak dilengkapi dengan terminasi tersebut maka Kontraktor
berkewajiban meyediakan junction box yang sudah termasuk dalam perhitungan kontrak. Alur kabel
instalasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga alur kabel masuk ke peralatan tidak semrawut dan harus
rapih serta indah untuk dipandang.
Setiap jointing box harus dilengkapi dengan isolasi kabel input/ouput sehingga junction box tersebut
memenuhi standard IP 65. Akhiran kabel instalasi yang terhubung pada peralatan selain dilengkapi
dengan kabel gland pada lubang input juga harus diletakan pada terminasi pada satu ruangan yang
tersekat dengan bagian lain. Semua kabel instalasi harus dilengkapi dengan penguat/suport, detail
penguat instalasi harus diajukan dahulu kepada Konsultan MK sebelum dilaksanakan. Kabel gland dipilih
yang tidak mudah berkarat.
Kabel berisolasi PVC/XLPE harus terpasang dengan mekanikal kabel gland sesuai standard IEC No. 502
dan 540 yang mana pada standard tersebut tercantum aturan mekanik support yang terpasang dimana
mekanik support akan mengunci pada rumash-rumah panel sehingga membuat koneksi langsung dengan
sistem pembumian
Setiap lubang dimana kabel masuk ataupun keluar dari bangunan harus ditutup dengan baik, penutupan
antara kabel dengan lubang sebaiknya menggunakan campuran semen atau sealent dari bahan fire
break atau dari bahan lain yang disetujui oleh Konsultan MK. Berhati-hati pada saat pemasangan
pelapis anti bocor jangan sampai melukai PVC sheet yang menutup kabel bagian luar, terutama perlu
diperhatikan adalah penggunaan meterial sealant yang mengunakan panas pada saat pemasangannya.
Bilamana memang terpaksa PVC sheet yang membungkus kabel harus dikupas sehingga terlihat batang
tembaga dari kabel tersebut maka kontraktor harus menutup kembali kabel tersebut dengan bahan
penutup PVC tape yang diperuntukan untuk kebutuhan tersebut (biasanya digunakan untuk
penyambungan kabel tanah) pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dahulu dari Konsultan MK.
Semua kabel yang didatangkan dari pabrik harus menggunakan drum kabel yang setiap ujungnya ditutup
dengan PVC seal yang efektif menutup kabel dari kelembaban sekelilingnya. Bilamana kabel harus
dipotong karena kebutuhan maka kontraktor harus segera menutup potongan kabel tersebut dengan
PVC seal kembali sehingga tidak mengakibatkan terjadinya titik embun masuk di sela-sela kabel, semua
penutupan kembali kabel harus dikoordinasikan dengan Konsultan MK untuk mendapat persetujuan.
Semua kabel yang datang dari pabrik harus dilengkapi indentitas pada kabel tersebut seperti : type
kabel, ukuran kabel, nama dari produsen, jumlah urat kabel, dll. Tanda tersebut tercetak dengan jelas
dan tidak mudah hilang, indentitas kabel tersebut dipasang berulang sepanjang kabel. Type kabel yang
dipasang harus sesuai skedul kabel.
Tanda dari jalur kabel yang ditanam dalam tanah harus dilengkapi dengan tonggak tanda terbuat dari
beton yang dipasang menerus sepanjang kabel tersebut ditanam sehingga mudah untuk melacak jalur
96

kabel tersebut. Semua kabel daya yang terhubung antara panel dengan panel harus dijaga urutan
fasanya sehingga fasa R/S/T/N/E pada stu panel akan sama dengan panel lainnya. Urutan warna dari
sistem kabel tidak boleh berbeda antara kabel yang satu dengan yang lainnya artinya kabel harus datang
dari satu produsen.
Kabel kontrol yang dipasang masing-masing urat kabel harus mempunyai tanda yang jelas sehingga
tanda diujung yang satu sama dengan tanda diujung yang lain, tanda dimasing-masing urat tersebut
harus dibuat sangat berbeda dengan tanda yang lainnya atau diberikan tanda dengan nomor.
Tanda/nomor pada kabel harus sesuai dengan gambar diagram kontrol pada shop drawing sehingga
memudahkan pada saat pelaksanaan atau bilamana melakukan perubahan..
Pembacaan dari kabel kontrol adalah dimulai dari sisi luar untuk masing-masing kelompok/inti. Pada saat
penyambungan kabel kontrol ke terminasi kadang kadang sering terjadi kesalahan baca dari masingmasing pemasang maka sebelum dilakukan penyambungan lakukan koordinasi dengan seksama dan
diawasi oleh Konsultan MK, sehingga dapat memperkecil kesalahan baca.
Jika diperlukan pemasangan kotak sambung maka indentitas pencabangan harus jelas dan harus di
terapkan pada diagram kontrol urutan dari kabel utama dan urutan dari kabel cabang sehingga
perubahan kode kabel akan terlihat pada diagram tersebut, semua informasi pada diagram harus
disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan MK. Type junction box harus type yang menempel pada dinding
dan terminasi dipilih dobel terminasi jadi penyambungan harus menggunakan kabel jumper.
a. Pekerjaan Parit/Penanaman Kabel.
Kontraktor harus menyiapkan terlebih dahulu gambar rencana secara detail parit kabel secara tapak,
potongan dan detail. Gambar detail tersebut merupakan salah satu item pekerjaan dari dokumen
rencana kerja yang menjadi bagian dari dokumen kontrak. Semua gambar program kerja harus
diajukan dahulu kepada Konsultan MK untuk mendapat persetujuan sebelum dibukukan menjadi
acuan pelaksanaan yang merupakan bagian dari kontrak kerja.
Pekerjaan penggalian dan pengurugan kembali adalah merupakan tanggung jawab kontraktor dan
juga pembuangan tanah bilamana ditemukan kelebihan tanah urug. Untuk pembuangan tanah
adalah bagian dalam kontrak.
Kontraktor bertanggung jawab atas kekurangan atau kelebihan dari pekerjaan galian parit kabel
sesuai gambar rencana kerja yang diajukan berikut perubahan-perubahannya.
Kontraktor harus menyediakan pasir urug untuk menutup kabel, menyediakan dan melaksanakan
penanaman kabel, menyediakan peralatan lain yang berkaitan erat dengan pelaksanaan penanaman
kabel, batu baton pengaman kabel, beton tanda untuk route kabel dan perizinan yang harus
dipenuhi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Cara dan persyaratan-persyaratan penanaman kabel yang harus diperhatikan dan dipenuhi adalah
sebagai berikut :
1) Penanaman kabel untuk tegangan rendah (LV) sedalam minimal 80 cm dan untuk tegangan
menengah (MV) adalah sedalam mimnimal 120 cm. Kedalaman diukur dari garis tengah kabel
tertanam hingga permukaan tanah final. Rencana penanaman kabel harus dibuat gambar kerja
dan disetujui oleh Konsultan MK.
Secara umum penanaman kabel LV dan MV tidak boleh ditanam dalam satu parit dan satu
elevasi, bilamana terjadi persilangan yang satu harus dibawah yang lainnya dan pada titik
persilangan harus ditaruh pipa/batu pengaman sehingga kabel yang satu tidak pernah akan
saling bersinggungan.
2) Sebelum meletakan kabel didalam parit, Kontraktor harus yakin bahwa dasar galian harus
benar-benar rata dan bersih dari bebatuan.
3) Dasar parit harus dilapisi dahulu pasir setebal minimal 10 cm sebelum kabel digelar.
4) Kabel yang digelar/ditanam harus memperhitungkan peregangan kabel setelah ditutup tanah
oleh karena itu kontraktor harus memberikan ruang gerak yang cukup bagi kabel.
Untuk keperlu diatas Kontraktor harus mempersiapkan peralatan untuk kebutuhan itu seperti
silinder pembawa kabel, roda-roda pemutar, motor penarik kabel, peralatan penunjang lainnya
dan tenaga kerja yang cukup.
5) Kontraktor harus mempersiapkan prasarana dan sarana peralatan selengkap mungkin untuk
menanggulangi genangan air pada parit kabel bilamana terjadi, kemungkinan terburukpun
sudah harus difikirkan dan masuk dalam buku rencana kerja.
97

Skedul pemasangan penanaman kabel harus dibuat oleh Kontraktor dan diajukan terlebih
dahulu kepada Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan. Diusahakan dalam satu sesi
penanamna kabel harus terpasang berikut pengaman kabel dan dalam kondisi tertutup kembali,
tidak dibenarkan meninggalkan pekerjaan penanaman kabel dalam kondisi terbuka.
6) Pada waktu penanaman kabel mulai dari pemasangan pasir, perletakan kabel, pemasangan
pengaman kabel, pemasangan marking hingga penutupan kembali harus di bawah pengawasan
dari Konsultan MK. Sebelum pelaksanaan Kontraktor berkewajiban melapor kepada Konsultan
MK untuk mengawasinya. Setelah selesai pelaksanaan semua pekerjaan tersebut harus
dibuatkan berita acara pemasangan berikut dokumentasi dari pekerjaan tersebut.
7) Setelah menggelar kabel selesai diatas kabel tersebut harus ditutup/diurug lagi dengan pasir
minimal setebal 10 15 cm.
8) Setelah dilakukan pengurugan pasir setebal 10-15 cm maka diatas pasir sepanjang kabel harus
diletakan batu pengaman berupa semen cor ukuran minimal 20 x 10 x 5 cm (ukuran pengaman
kabel dapat diusulkan kontraktor kepada Konsultan MK untuk disetujui) dipasang diatas pasir
sepanjang kabel dan selebar galian secara rapat pengaman kabel sesuai standard DIN 4124,
PUIL 200 atau peraturan PLN setempat.
9) Setelah dipasang pengaman kabel diatas pengaman tersebut diurug oleh tanah urug setebal 10
cm dan diratakan, diatas tanah urug tersebut kemudian digelar lapisan plastik tanda (marking)
berwarna terang dan mencolok (kuning) dengan tulisan Awas Kabel Bertegangan sepanjang
kabel tersebut ditanam.
10) Setelah semua terpasang maka diatas marking tersebut diurug dengan tanah sisa galian
sehingga rata dan dimampatkan dengan alat yang sesuai untuk kebutuhan tersebut.
Kontraktor berkewajiban memasang patok tanda sepanjang penanaman kabel minimal setiap
20m atau pada ujung belokan kabel bilamana penanaman kabel tersebut berubah arah.
Sebelum pemasangan patok tanda dari beton bermarking, kontraktor diharuskan membuat
patok sementara dahulu dan ditarik secara lurus dengan tarikan tali sehingga penanaman patok
tanda tersebut benar-benar lurus.
Batu pengaman kabel harus diberi simbol sesuai dipersyaratkan oleh PLN, patokpatok/pengaman kabel beserta simbolnya harus diajukan dahulu kepada Konsultan MK untuk
mendapat persetujuan.
Secara umum route kabel dan perletakan patok tanda berikut keterangan harus tertera pada
shop drawing dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK/Konsultan Perencana.
b. Pekerjaan Kabel Tray.
Kontraktor harus mempersiapkan juga penarikan dan pemasangan Cable Tray.
Besar cable tray berdasarkan kebutuhan harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1) Jumlah kabel daya & kontrol yang lewat pada lajur pada setiap kabel tray.
2) Jalur kabel Listrik arus kuat betul-betul terpisah dengan jalur Elektronik.
3) Instalasi kabel pada cable tray/rack harus bener-benar memenuhi standard pemasangan yang
baku dan harus memperhatikan kenaikan temperatur dinatar kabel instalasi tersebut (lihat
persyaratan yang di buat oleh pabrik pembuat cable tray dikaitkan dengan syarat kebutuhan
dari kabel itu sendiri.
4) Memperhatikan pengembangan selanjutnya.
5) Memperhatikan jumlah dan panjang kabel yang lewat.
Kabel tray harus dibuat mampu menampung kabel yang lewat dan memperhatikan persyaratan
kenaikan temperatur dan pengembangan selanjutnya.
Tebal plat tidak kurang dari 2mm lengkap dengan penggantung, penyambung, penguat kabel tray
dan disetujui oleh Konsultan MK.
Kabel tray dilengkapi juga penguat dan dudukan/kanal C dari bahan yang digalvanized.
Lebar dudukan maximum tidak lebih dari 80 cm.
Belokan dan sambungan T harus dibuat di pabrik dengan radius minimal tidak kurang dari 30 cm
dan persyaratan minimal dari radius kabel yang lewat harus terpenuhi.
Kabel harus dilengkapi dengan klem penguat atau dapat menggunakan cable tie dengan ukuran
yang sesuai. Pada kondisi tertentu kabel tray dapat digantikan dengan tangga kabel (cable ladder)
98

atas persetujuan dari Konsultan MK.


Semua kabel dilengkapi pelana atau dudukan pada posisi tertentu sepanjang kabel itu terpasang
pada kabel tray.
Untuk instalasi tunggal (kabel tunggal pada pipa) dapat diletakan pada kabel tray juga dengan
mengelompokan instalasi tersebut..
Pada keadaan khusus instalasi kabel tray dapat dilakukan secara vertikal, untuk kebutuhan tersebut
instalasi harus lengkapi dengan penguat sehingga instalsi tersebut dapat bener-benar menempel
dengan baik dan aman pada kabel tray.
c. Sistem Pemipaan.
Secara umum pipa instalasi penerangan maupun kotak kontak menggunakan pipa Non Metalic
seperti HI PVC (High Impact PVC). Pipa instalasi dapat dipasang pada permukaan atau ditanam
dalam dinding dan diatur sedemikian rupa sehingga secara estetik terlihat cukup baik, penarikan
mulai dari titik instalasi hingga lemari panel. Ukuran dari pipa instalasi tergantung jumlah kabel
instalasi yang melewati pipa tersebut dan semua memenuhi standard dari PUIL 2000, IEC standard
dan VDE, secara umum ukuran minimal yang digunakan adalah 20 mm. Semua instalasi yang
ditanam ataupun disembunyikan harus mendukung sistem dapat bekerja dengan baik.
Semua pipa instalasi harus memenuhi persyaratan teknis dan harus memperhatikan juga masalah
ventilasi dan buangan dari pipa instalsi. Semua instalasi pipa menggunakan fitting tekukan (knee)
sesuai untuk peruntukan itu, junction box tidak disarankan pada instalsi pipa yang menuju lemari
panel. Radius pipa tidak kurang dari persyaratan yang berlaku dan memenuhi standard IEC, PUIL
2000 dan persyaratan lain yang berlaku.
Bilamana ada permintaan dari Konsultan MK untuk menggunakan pipa metal maka pipa tersebut
harus memenuhi dan sesuai dengan standard BS 31 (untuk pipa baja kaku berikut fittingnya), BS
4568 (untuk pipa baja kaku ulir metrik diujungnya) atau BS 731 Part 1 (untuk pipa baja flexible dan
adaptornya). Semua pipa metal harus dipilih yang telah digalvanisasi (Hot Deep atau Electroplating).
Pipa galvanized harus dari type screw type atau joint dengan fitting yang diperkuat dengan screw
serta lengkap dengan accessoriesnya.
Pipa instalasi akan dipasang menempel dipermukaan dinding atau disembunyikan/ ditanam untuk
pemasangan di bawah lantai pada umumnya disimpan pada pasangan adukan di bawah lantai dan
melintas di bawahnya.
Secara umum seluruh sistem instalasi pipa harus lengkap dengan accessoriesnya seperti fitting, klem
dan kelengkapan lainnya, sebelum instalasi kabel ditarik kondiisi pipa harus benar-benar bersih. Pipa
instalasi yang terpasang dan tersambung ke panel box, switch box, junction box dan lain-lainnya
harus dilengkapi dengan penguat pipa berupa socket ulir sehingga pipa dapat terpasang dengan
kuat menempel ke panel box. Pipa instalasi harus benar-benar aman terhubung dengan piranti lain
melalui beberapa cara seperti pipa di sekrup dari dalam, disiapkan soket beruilir dan dikencangkan
dari sisi dalam dan menggunakan perangkat mekanis hingga berbunyi klik bilamana terhubung
(clip on).
Pipa instalasi harus dilengkapi dengan klem pipa dengan jarak sebagai berikut :
Ukuran
Jarak Interval
20 mm
1.2 m
25 mm
2.0 m
32 mm
2.5 m
Posisi knee/bend terakhir minimal berjarak tidak lebih dari 50 cm terhadap lemari panel, secara
teknis pipa instalasi dapat terpasang dengan kencang dan kaku.
Junction box atau kotak sambung harus disiapkan untuk penggunaan sambungan atau merubah
arah untuk kondisi yang bersifat khusus dan semua harus diinformasikan kepada Konsultan MK.
Junction box hanya terpasang menghubungkan satu jalur pipa instalsi, tidak ada pemasangan
junction box di bawah lantai. Untuk pipa instalasi yang melintas pada junction box harus dilengkapi
dengan coupling yang disediakan oleh pabrik pembuat juga disediakan terminasi untuk pembumian
yang terhubung dengan kabel sistem pembumian.
Ujung pipa instalasi yang disiapkan untuk cadangan instalasi harus ditutup dengan penutup pipa
yang diperuntukan untuk kebutuhan tersebut (Solid brass plug).
99

2.14.

Semua instalasi pemipaan secara keseluruhan harus mendapat persetujuan dahulu dari Konsultan
MK.
Untuk pemasangan di permukaan dinding harus menggunakan klem dengan pengatur jarak relatip
sama/rata, pemasangan menggunakan sekrup bukan tipe paku. Dimana instalasi pipa harus sedapat
mungkin disembunyikan atau berada pada konstruksi lantai (pada beton/di bawah pasangan lantai)
dengan penguatan instalasi pipa disesuaikan kondisi lapangan sebelum dipasang harus disetujui
dahulu oleh Konsultan MK.
Metal Junction box dari type yang terbaik ketebalan plat minimal 2 mm dan dilengkapi juga dengan
lubang-lubang koneksi untuk pipa masuk maupun keluar, minimal masing permukaan ada 2 (dua)
fasilitas lubang untuk pipa instalasi. Setiap penyambungan pipa terhadap junction box harus rapat
dan tipe ulir.
Untuk junction box yang dipasang diluar bangunan harus mempunyai IP 65, instalasi pipa untuk
diluar bangunan harus mempunyai IP 65 juga, semua harus memnuhi standard yang diterapkan
pada spesifikasi teknis atau gambar.
Semua pipa instalsi terpasang dengan baik dan telah diizinkan oleh Konsultan MK sehingga tidak
mennganggu terhadap disiplin lain.
Dalam satu pipa tidak boleh dilewati lebih dari instalasi 1 (satu) fasa, tidak ada sambungan kabel
dalam pipa instalasi, semua sambungan instalsi harus dalam junction box.
d. Pipa Fleksibel.
Setiap pipa instalasi yang terhubung dengan peralatan harus dilengkapi dengan junction box dan
dari junction box tersebut dihubungkan ke peralatan menggunakan flexible conduit/pipa flexible.
Pipa flexible dari type PVC atau PVC dilapisi flexible metal sheet pada sisi luarnya dan dilengkapi
koneksi adapter.
Setiap penyambungan peralatan harus dilengkapi dengan pipa fleksibel dengan panjang tidak lebih
dari 40 cm untuk setiap titik penyambungan. Untuk instalasi pembumian dapat dilakukan diluar pipa
instalasi yang terhubung dengan terminasi pembumian peralatan dan ditarik ke panel box untuk
instalasi pembumian tidak perlu menggunakan pipa flexibel.
e. Instalasi kabel berpenutup (Cable Trunking).
Kabel trunking harus terbuat dari PVC kaku dan berkualitas tinggi, Kabel trunking harus dari type
tahan sinar matahari langsung dan konstruksi tahan siraman air hujan. Material kabel trunking
harus mampu menahan panas hingga 65 C. Setiap batang kabel trunking harus mempunyai
kelengkapan fitting sambungan yang baik dan kaku.
Sepanjang instalasi kabel trunking harus dilengkapi dengan penutup yang baik dan kuat, system
penutupan dapat menggunakan klik system atau model sekrup.
Sistem trunking kabel harus lengkap berikut dengan set belokan, pencabangan dan tekukan dan
dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diinstalasi dan kabel yang diinstalasi pada trunking tersebut
dapat duduk dengan baik dan kuat.
Bilamana instalasi kabel trunking dipasang vertikal maka harus mempunyai fasilitas klem setiap jarak
50 cm secara menerus.
Trunking sistem akan terpasang secara menerus seperti halnya sirkuit listrik dan setiap batang
trunking akan terhubung dengan lainnya bersamaan dengan tembaga strip yang terhubung pula
anatara tembaga trunking yang satu dengan yang lainnya, hubungan setiap trunking akan diperkuat
dengan sekrup kuningan lengkap dengan ring dan bautnya.
Trunking sistem harus mampu menampung jumlah kabel yang melewati trunking tersebut dengan
ukuran minimum adalah 5 cm. Untuk accessories seperti belokan, lengkungan, T soket harus
sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh standard pabrik pembuat. Instalasi trunking secara umum
diletakan diatas plafond lengkap dengan penggantung serta penguatnya, pada dinding lengkap
dengan klem/support dan semua instalasi trunking harus disetujui dahulu oleh Konsultan MK.
KOTAK KONTAK (SOCKET OUTLETS)
Pemilihan Kotak Kontak untuk memenuhi kebutuhan ini harus memenuhi spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan seperti kotak kontak harus dari type yang tidak mudah berkarat karena kelembaban yang
diakibatkan oleh lingkungan sekeliling untuk pemasangan instalasi 40 cm dari muka lantai, ketentuan
yang dipersyaratkan seperti disebutkan dibawah ini :
100

a.

2.15.

2.16.

240 Volt, 10 amper, 3 pin (P,N & E) socket outlet sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan IEC 309-2/81, PUIL 2000, standard warna fungsi catu daya (Full Emergency = merah;
Emergency = Abu-abu; Stadard = putih, atau ditentukan kemudian oleh Konsultan) harus sama
dengan warna plugnya.
b. 240 Volt, 16 amper, 3 pin (P,N&E) socket outlet sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
IEC 309-2/81, PUIL 2000, standard warna fungsi catu daya (Full Emergency = merah; Emergency =
Abu-abu; Stadard = putih, atau ditentukan kemudian oleh Konsultan) harus sama dengan warna
plugnya.
c. 400 Volt, 10A s/d 63A, 5 pin (P,N&E) kotak kontak dilengkapi dengan penutup sistem mekanik
interlock, dimana bilamana plug dimasukan maka plug tersebut secara otomatis akan terkunci.
Untuk kotak kontak 3 fasa warna adalah menunjukan besaran rating kapasitas dari kotak kontak.
Semua kotak kontak 3 fasa berikut plunya harus sesuai dengan standard IEC 309-2/81, PUIL 2000
and VDE.
d. Untuk kebutuhankebutuhan khusus kotak kontak harus dilengkapi juga dengan fasilitas Earth
Leakage Circuit Breaker dengan arus pengaman 30 m Amper seperti penggunaan di R. Operasi yang
digunakan untuk mencatu X-Ray mobile, Storage dimana X-Ray mobile diletakan.
SAKELAR PENERANGAN (LIGHTING SWITCHES)
Saklar yang dipasang harus rata permukaan dan box menggunakan type metal box yang telah di
galvanized kelas terbaik. Jumlah dan ukuran box harus sesuai dengan kebutuhan dimana saklar tersebut
ditempatkan dan harus dapat menampung jumlah saklar hingga dsri yang multi gang.
Saklar untuk penggunaan diluar (exterior type) harus dari type tahan air berikut metral boxnya,
disarankan type exterior dipilih saklar rotary (operasi dengan memutar) atau dengan cara lain yang
disetujui. Bilamana instalasi saklar dipasang menempel pada dinding maka instalasi pipa harus
disembunyikan dengan baik.
Saklar yang dipasang minimal harus memenuhi standard IEC 364-3-1, PUIL 2000 dan VDE. Saklar harus
type instalasi rata dinding, hevy duty moulded thermo plastic, warna saklar tergantung kebutuhan
(harap disesuaikan setelah mendapat persetujuan Konsultan MK), pemasangan pada metal box harus
type sekrup (type cakar tidak akan mendapat persetujuan), dapat dipasang indicator lamp bilamana
diperlukan.
Sangat harus diperhatikan adalah meletakan saklar harus betul-betul tegak lurus terhadap garis referensi
berupa garis dinding, lantai, garis keramik dan garis referensi terdekat, posisi cover saklar harus
sepenuhnya menutupi metal box sehingga betul-betul sepenuhnya garis cover yang terlihat
dipermukaan dinding, bilamana terdapat kesulitan pada pemasangan harus dikoordinasikan dengan
konsultan/Konsultan MK.
Secara umum perletakan saklar adalah minimal 1.50 meter dari permukaan lantai atau disesuaikan
dengan kondisi lapangan yang mempunyai kendala referensi khusus (misal pada dinding berkeramik
harus diletakan pada sudut keramik sehingga akhiran dari saklar harus sama dengan akhiran dari
keramik).
Jumlah lampu pada satu sirkuit yang melewati satu saklar dengan rating kapasitas 10A maka arus yang
boleh lewat pada saklar tersebut adalah tidak boleh melebihi dari 8A (setelah dihitung dengan eff. 0,8).
Penggunaan/distribusi saklar terhadap titik lampu harus dibuat sedemikian rupa sehingg saklar dapat
mengatur penyalaan/mematikan lampu secara merata pencahayaan pada ruang tersebut.
FITING LAMPU (LIGHTING FITTINGS)
Fiting lampu harus terpasang secara lengkap dengan support, pengantung, penyambung flexibel, dan
connector. Semua kabel tersambung dengan jaringan instalasi sirkuit pada fixture lampu dengan
menggunakan kabel flexible tahan panas dengan ukuran minimum 1,5 mm2 dengan isolasi silicon
rubber.
Koneksi lampu ke sirkuit instalasi lampu menggunakan lubang lampu yang diberi shield/pengaman karet
pada lubang keluar kabel dan dari lubang tersebut masuk ke plafond dan melalui kabel yang masuk pipa
instalasi fleksible menyambung ke junction box.
Sistem pembumian untuk fitting lampu harus menggunakan kabel terpisah untuk dihubungkan dengan
terminal pembumian.
Untuk fitting lampu neon/fluorescent harus dilengkapi dengan 2 fitting yang dipasang di masing-masing
ujung lampu.
101

2.17.

2.18.

Untuk semua fixture lampu yang digantung harus menggunakan penggantung yang baik dan terpasang
dengan pola tali yang menggenggam/mencengkeram sedangkan untuk fixture lampu terbuka atau
pasangan dinding harus dengan cara yang sesuai untuk pasangan dinding. Semua fitting lampu
neon/fluorescent harus type sarung bayonet.
Fixture lampu dan kelengkapannya harus terpasang sesuai dengan skedul waktu instalasi yang telah di
koordinasikan dengan disiplin lain untuk menjaga agar pemasangan fixture lampu mengganggu program
pekerjaan lain. Pemasangan metarial lampu, cover, diffuser dan kelengkapan lain sebaiknya dipasang
setelah pekerjaan pemasangan fixture lampu berikut pemasangan plafond telah selesai secara lengkap.
Semua fixture lampu harus benar-benar bersih dari debu, cat, minyak dll baik sisi luar maupun sisi
dalamnya. Semua fixture lampu yang terpasang harus sesuai dengan type fixture lampu yang ditawarkan
atau direncanakan dan sesuai dengan katalog yang diajukan.
Semua fixture lampu dan tabung lampunya yang terpasang adalah benar-benar sesuai dengan pabrik
pembuat yang diajukan dan telah mendapat persetujuan dari konsultan atau Konsultan MK baik type
dan bentuknya.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan pemasangan fixture lampu dan semua lampu
benar-benar sesuai dengan spesifikasi teknis yang diajukan, lampu fluorescent yang terpasang dalam
kondisi 100% baru. Semua kwalitas pemasangan maupun kwalitas dari fixture lampu dinilai terhitung
pada saat penanda tanganan penyerahan pekerjaan.
Konstruksi atau type lampu sesuai untuk pemasangan daerah tropis.
LAMPU EMERGENCY (EMERGENCY LIGHTINGS)
Unit pemilihan lampu emergency yang disediakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
konsultan atau Konsultan MK, kuat cahaya yang dihasilkan harus sesuai dengan standard IEC 598-2-22.
Lampu emergency harus dari type yang mempunyai kelengkapan self contained, Tubular lamp, battery,
charger dan mains failure relay.
Unit lampu harus dapat bekerja secara otomatis menyala apabila catu daya dari PLN jatuh/mati dan juga
secara otomatis pula bilamana catu daya PLN kembali nyala akan mengisi kembali battery agar kembali
ke posisi stand-by. Charger battery harus dilengkapy cut-out apabila kapasitas battery telah mencapai
100%.
SYSTEM PEMBUMIAN SECARA UMUM.
Semua peralatan listrik mulai dari Panel TM, Panel TR, Trafo, peralatan listrik dan semua material metal
yang menggunakan catu daya listrik harus terhubung secara menerus dengan sistem pembumian. Untuk
menjaga agar semua material listrik itu berada pada kondisi aman dari tegangan sentuh maka semua
harus dihubungkan dengan titik pembumian bilamana pada posisi normal sebagai contoh : circuit
breaker isolasi, lemari panel juga pintu metal pada gardu.
a. Sistem Pembumian (Earth System).
Sistem pembumian harus memenuhi standarad IEC PUBLICATION 364-5-54, PUIL 2000. Plat tembaga
pembumian pada area sistem 20 KV minimum 50mm x 6 mm sedangkan pada area sistem 400V
minimal 36mm x 5mm.
Semua material metal yang tidak dialiri arus listrik harus benar-benar terhubung dengan terminal
sistim pembumian dengan baik, semua penjelasan tersebut diatas sudah tertuang dalam kontrak
pekerjaan sehingga semua ketentuan sudah termasuk dalam tanggung jawab kontraktor.
Selimut baja dari kabel distribusi harus benar-benar terhubung dengan baik pada terminal sistem
pembumian baik dalam panel maupun pada sistem pembumian yang terpisah terkecuali
pembumian dari sumber daya emergency/gen-set. Untuk sistem sumber daya genset yang bersifat
stand-by, sistem pembumian gen-set harus terisolasi terhadap sistem pembumian jaringan.
Bilamana selimut metal kabel sulit untuk dihubungkan langsung maka kontraktor berkewajiban
membuatkan sistem kontak tambahan yang terpisah terbuat dari tembaga sehingga selimut dari
kabel tersebut dapat terhubung dengan sistem pembumian dengan baik dan benar.
Bilamana selimut lembaran metal kabel terhubung dengan sistem pembumian maka hasil
pengukuran tidak boleh lebih dari 1 ohm, bilamana tidak tercapai maka akan dibuatkan kembali
tambahan terminasi yang dipasang secara paralel.
Sangat perlu diperhatikan adalah kontinuity hubungan pembumian dari peralatan terhadap sistem
pembumian secara keseluruhan (equipotential concept) dimana secara konsep sistem pembumian
yang dianut adalah menyamakan potential disetiap titik, sehingga hubungan yang satu dengan yang
102

b.

lainnya benar-benar tehubung dengan baik. Penambahan jepitan kontak pembumian perlu
ditambahkan bilamana memang diperlukan, setiap titik pembumian pada batang tembaga terminasi
harus disiapkan cadangan lubang untuk terminasi pembumian bilaman diperlukan dikemudian hari.
Batang tembaga pembumian harus diamankan terhadap kemungkinan korosi dan harus dilengkapi
juga terminal pengetesan/pengukuran. Batang tembaga tersebut dipasang pada dinding dengan
ketinggian minimal 40 cm dari muka lantai dilengkapi dudukan berupa isolator dan sepanjang
batang tembaga diberi lubang lengkap dengan ring, mur-baut dan sepatu kabel.
Koneksi menggunakan sepatu kabel yang dikencangkan oleh mur-baut pada batang tembaga
tersebut. Koneksi dari batang tembaga ke sistem pembumian harus dapat dibuka agar secara
periodik dapat dilakukan pengukuran dan pembersihan koneksi agar dapat dibersihkan dari sifatsifat korosi.
Sistem koneksi harus benar-benar sesuai dengan persyaratan koneksi untuk sistem pembumian.
Semua penggalian, urug kembali dan pemasangan BCC 50mm2 untuk sistem pembumian di site
berikut bak-bak kontrol sesuai gambar kerja merupakan tanggung jawab kontraktor secara
keseluruhan.
Sebagai kelengkapan dan persyaratan kontraktor berkewajiban membuat catatan rekaman datadata instalasi pembumian secara keseluruhan dan data tersebut harus didokumentasi dan
dimasukan dalam laporan penyerahan pekerjaan dikemudian hari. Perizinan dari Departemen
terkait berikut biaya administrasi adalah merupakan bagian dari kontrak kerja kontraktor
bersangkutan. Setiap segment pekerjaan pembumian harus dibuat laporan pengetesan selain
dokumentasi pekerjaan dan semua terlampir pada laporan dan ditanda tangani oleh pihak
Kontraktor, Pengelola teknis, Pemilik pekerjaan, Konsultan Perencana dan Konsultan MK/Konsultan
MK.
Kontraktor harus menyiapkan semua peralatan yang diperlukan pada saat pengetesan, peralatan
pengukuran yang digunakan harus benar-benar sesuai untuk keperluan tersebut.
Posisi dari cincin Pembumian (Ring Earth System).
Sistem pembumian/Earthing harus terhubung dengan baik, selain pembumian dalam bangunan
harus terhubung juga dengan sistem pembumian keseluruhan bangunan (ring grounding). Ring
grounding adalah BCC 50 mm2 tertanam sedalam 80cm ditanam mengelilingi bangunan dan
interkoneksi juga dengan sistem pembumian secara keseluruhan site (equipotential earthing
system).
Pembumian yang diletakan/ditanam disekeliling bangunan akan berada sangat dekat dengan
bangunan sehingga memudahkan penyambungan ke rumah panel bangunan ataupun peralatan lain
yang membutuhkan sambungan ke sistem pembumian tersebut.
Pada jarak tertentu atau pada ujung koneksi ke bangunan akan diletakkan titik sambungan yang
diletakkan dalam bak kontrol terbuat dari beton ringan sehingga bila diperlukan bisa dilakukan
pengetesan/pengukuran besaran tahanan pembumian secara rutin.
Bak kontrol beton ringan harus dilengkapi dengan penutup yang dapat dibuka dan pada bak kontrol
tersebut adanya koneksi pembumian ke bangunan dengan sistem pembumian seluruh area site.
Level permukaan bak kontrol sama rata dengan elevasi tanah sekelilingnya.
Besaran BCC antara pembumian bangunan dan sistem interkoneksi pembumian harus dengan
ukuran yang sama (BCC 50mm2) dan pada bak kontrol tersebut diletakan titik test link.
Klem koneksi, baut, baut pengunci dan ring harus terbuat dari bahan oerunggu atau bahan lain yang
disetujui oleh Konsultan/Konsultan MK.
Plat tembaga penghubung sistem pembumian harus tersambung dengan cara pengelasan
temperatur rendah sehingga hubungan BCC dengan plat penghubung dapat tersambung dengan
baik, pada titik test link dapat dipasang U klem sehingga plat strip dapat tersambung dengan
sistem pembumian dengan mengencangkan baut-baut pada U klem tersebut.
Pada sambungan U klem tersebut setiap saat dapat dilakukan pengujian/pengetesan secara
periodik.
Pada area koneksi/test link harus dilengkapi juga pengaman terhadap korosi dengan menggunakan
pasta untuk kebutuhan tersebut, sebelum dilaksanakan pemasangan pasta harus diajukan dahulu
kepada Konsultan/Akhli untuk mendapat persetujuan terlebih dahulu.
103

2.19.

3.1.

3.2.

3.3.

3.4.

BATTERY UNITS
Battery dan charger set harus diletakan pada satu lemari panel yang cukup ventilasinya dan diletakan
pada satu base/dasar yang kuat dan diletakan diatas lantai, posisi battery ditempatkan pada dasar lemari
panel.
Unit battery & charger terpasang secara lengkap berikut pengaturan tegangan konstan output dengan
tegangan kerja 240V AC, 1 fasa, 50 Hz. Charger harus mampu bekerja pada rating beban normal terus
menerus. Charger di design dapat menjaga tegangan output konstan + 3% dan tidak tergantung dari
fluktuasi tegangan input.
Peralatan dari Charger battery terdiri dari :
1 bh.
Supply ON Indicating Lamp
1 bh.
ON/OFF Switch
1 bh.
Charger Ammeter
1 bh.
Capacity of Ampere hour meter
1 bh.
OFF/FLOAT/BOOST Switch
1 bh.
Charger failure alarm relay and lamp
1 bh.
Of Cable terminals and fuses.
Battery dipilih type struktur Nickel Cadmium dengan elektrolit alkaline dan wadah dari thermo plastik
atau Termopolimer ABS (Akrilonitril, Butadien, Stiren).
Battery harus mempunyai kapasitas ampere jam dan pada jaringan output dari baterry harus dilengkapi
dengan meter yang menyatakan kapasitas dari battery tersebut dalam % dan coil cut off bila kapasitas
telah mencapai 100% sehingga bilamana terjadi arus charging tidak berlebihan.
Tegangan dari battery/charger harus diset pada tegangan 12V DC disesuaikan dengan kebutuhan. Set
alat yang disediakan harus dari type 1 fasa.
PEKERJAAN PENGUJIAN DAN BIAYA PEMERIKSAAN
Kontraktor harus melengkapi sertifikat hasil pengujian semua pekerjaan. Seperti tes beban termasuk
didalamnya penyediaan pompa, generator, diesel motor, trafo dan switchgear.
Kontraktor harus menyertakan laporan metoda pengetesan peralatan dari pabrik dan harus dilaporkan
terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk mendapat persetujuan.
Semua yang termasuk dalam penawaran kontraktor adalah pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut : semua
pekerjaan pengetesan, pekerjaan yang sifatnya sementara, pekerja, bahan bahan untuk instalasi, bahan
bakar untuk power selama proyek, alat ukur, biaya untuk pengetesan ataupun inspeksi peralatan selama
persiapan untuk mendapatkan sertifikat dari pabrik.
PERALATAN UNTUK MENGETES
Pabrik pembuat peralatan akan menyediakan Konsultan MK untuk melakukan pengujian dan pengetesan
secara baik dan akurat terhadap peralatan pengukuran, semua biaya untuk pengujian tersebut sudah
menjadi tanggung jawab kontraktor bersangkutan.
kWH meter harus diperiksa putarannya, benar dan sesuai fungsinya. Pengetesan unit harus secara teliti,
kWH meter tidak boleh bekerja berdasarkan input tegangan langsung akan tetapi bekerja berdasarkan
perbandingan tegangan yang dikeluarkan transformer sehingga bilamana tegangan input di sisi primer
jatuh maka disisi sekunderpun harus mati.
SERTIFIKAT PENGETESAN.
Sertifikat test berikut data hasil test secara elektrik maupun mekanik dari pabrik peralatan bersangkutan
harus disertakan seperti : Tangki, kabel, tangki tekan, Generator, trafo dll.
Foto copy sertifikat test uji tekan juga harus disertakan.
Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu semua rencana pengetesan semua item pekerjaan kepada
Konsultan Pengawas/Konsultan MK untuk mendapat persetujuan dan juga Kontraktor menjamin semua
pengetesan sesuai prosedure dari pebrik pembuat.
Foto copy sertifikat pengetesan secara garis besar termasuk juga dalam instruction manual untuk
perawatan dan pemeliharaan.
INSPEKSI PEKERJAAN PENGETESAN DAN GARANSI
Semua skedul pengadaan berikut garansi dari peralatan tertentu yang dipasang harus dilengkapi dengan
segera sesuai dengan persyaratan teknis, semua merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
kontrak pekerjaan dan telah diperiksa serta disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan MK.
Semua peralatan listrik harus sudah dilengkapi oleh sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat serta
104

3.5.

3.6.

3.7.

mampu bekerja untuk daerah tropis (temperatur kerja +/- 40 C).


Semua laporan pengetesan berikut foto copy setifikat yang berisi laporan hasil standard pengetesan
jaminan garansi dari pabrik untuk peralatan-peralatan sebagai berikut :
a. Pompa-pompa
b. Motor listrik sesuai penggunaan
c. Diesel Alternator set
d. Panel kontrol
e. Transformers
f. Alat pengangkat, pengangkut serta peralatan bantu lainnya.
Inspeksi, pengujian ataupun pengetesan peralatan merupakan kewajiban kontraktor untuk
melakukannya bekerjasama dengan penyalur dan pabrik pembuat.
Bilamana dalam pengujian peralatan ternyata tidak mungkin dapat memenuhi standard minimal
pengujian maka dengan persetujuan Konsultan Pengawas/Konsultan MK akan dicarikan material
pengganti yang memenuhi syarat, sekalipun demikian pabrik pembuat harus dapat memenuhi
persyaratan teknis minimal yang dipersyaratkan dan standard pengujian peralatan harus dilakukan dan
dibuatkan sertifikat laporan pengujian secara lengkap dan detail.
Bilamana setelah inspeksi, pengujian atau testing ada peralatan atau material tidak memenuhi
persyaratan teknis atau cacat maka Konsultan Pengawas/Konsultan MK dapat menolak
peralatan/material tersebut. Pabrik pembuat dapat mengantinya dengan peralatan/material baru dan
harus dilakukan kembali pengujian/test peralatan baru tersebut hingga memenuhi persyaratan teknis
yang berlaku, semua biaya akibat dari rusak/tidak memenuhi persyaratan merupakan tanggung jawab
pabrik/kontraktor.
Semua peralatan/material yang telah lulus pengujian harus dibuatkan laporan tertulis oleh Kontraktor
dan ditanda tangani olek Konsultan, Konsultan MK, Instansi terkait dan Pemilik Proyek.
POMPA-POMPA
Dengan menyaksikan pengujian pompa di pabrik/workshop Konsultan akan mendapat jaminan kapan
pompa sampai dilapangan, karakteristik pompa menyangkut head performance, kW input, efisiensi
pompa dan dengan menyaksikan pengujian tersebut diatas Konsultan mendapat jaminan tentang
kehandalan unit baik secara mekanis maupun elektris dan kemampuan-kemapuan lain yang telah
memenuhi persyaratan.
Sebaiknya pengujian pompa menggunakan perangkat motor bawaannya, bilamana karakteristik pompa
dengan menggunakan motor bawaanya tidak tercapai maka pabrik harus segera mencoba dengan motor
lainnya sehingga karakteristik pompa sesuai dengan yang diinginkan oleh Konsultan
Perencana/Konsultan MK. Semua perubahan dari pompa penggerak pompa akibat dari pengujian
tersebut akan dilaporkan dalam suatu berita acara pengujian yang ditanda tangani oleh Konsultan,
Pemilik Proyek, Instansi terkait, Kontraktor dan Konsultan MK yang ditunjuk pabrik. Semua biaya akibat
hasil pengujian tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.
Pabrik berkewajiban memberikan saran-saran yang terbaik bilamana hasil pengujian tidak tercapai akan
tetapi tidak boleh merubah kwalitas peralatan yang telah tertera pada spesifikasi teknis.
MOTOR PENGGERAK POMPA
Untuk motor pompa submersible harus dilakukan pengujian kemampuan secara lengkap dan pengujian
itu harus disaksikan oleh Konsultan MK di pabrik/workshop pembuatnya. Motor dengan kapasitas 5,5
kW sampai dengan 22 kW harus dilakukan pengetesan di workshop/pabrik dengan penawasan dari
Konsultan MK.
Sedangkan motor dibawah 5.5 kW dapat dilakukan dilapangan dengan standard pengujian dibawah
pengawasan Konsultan/Konsultan MK.
Pengujian motor sesuai persyaratan Standard BS 4999. Pengujian secara menyeluruh yang menyangkut
efisiensi dan garansi dari pabrik pembuat. Setiap motor yang dipasang harus disertakan sertifikat dari
pabrik sesuai dengan besaran motornya.
DINAMO ARUS BOLAK BALIK (ALTERNATOR)
Semua dinamo arus bolak balik (alternators) diuji secara terpisah sesuai standar BS 4999 berupa
standard pengujian tersendiri, yang menyatakan effisiensi dan karakter dari mesin pada pengujian input
atau output test. Dinamo arus bolak balik yang mendapat catu utama berupa AC (Alternating Current)
atau DC (Direct Current) sehingga arus masukan dapat terukur yang akhirnya dapat diketahui berapa
105

3.8.

3.9.

3.10.

3.11.

3.12.

3.13.

besaran output dari dinamo bolak-balik tersebut.


Setelah laporan pengujian dari pabrik yang menyatakan besaran dari alternator, effisiensi yang didapat,
performa dari dinamo sudah memenuhi maka Konsultan MK segera mengijinkan pabrik/suplier untuk
mendatang unit alternator tersebut.
MESIN DIESEL
Semua mesin telah mengalami pengujian di pabrik pembuat sesuai dengan standar pengujian yang
dukeluarkan oleh BS 649. Kebutuhan bahan bakar, kebutuhan oli pelumasan harus tercantum dalam
spesifikasi peralatan. Sertifikat pengujian harus disertakan pada saat penyerahan pekerjaan.
DIESEL ALTERNATOR SET
Setelah dilakukan pengujian secara individu dan data teknis sudah dicantumkan pada unit secara
lengkap berikut peralatan bantunya, alternator dapat dinyatakan telah melewati uji fungsi dan
dinyatakan dapat dipasang/dikirim di proyek, semua pekerjaan tersebut harus mendapat persetujuan
dari Konsultan atau Konsultan MK.
Berdasarkan konfirmasi tersebut diatas maka Diesel Alternator set berikut kelengkapannya dapat
dipasang dan dilakukan test uji fungsi.
PANEL KONTROL
Setelah semua unit switch gear dan control gear telah terbangun dan telah memenuhi pengujian sesuai
standard BS 587 dan siap untuk dioperasikan maka semua sistem operasi harus diasiapkan berupa
diagram listrik berikut diagram kontrol. Diagram listrik dan kontrol harus diajukan dahulu kepada
Konsultan MK untuk mendapat persetujuan. Setelah terbangun dan diletakan pada pondasinya maka
pengujian yang harus dipenuhi adalah :
a. Melakukan Primary injection tests kepada sistem kontrol sehingga dapat memperlihatkan sistem
kontrol benar-benar dapat mengoperasikan relay pengaman arus dan kumparan penggerak operasi
(starting unit) berikut pengesetan kontrol dapat berjalan dengan baik
b. Pengujian stabilitas arus bocor antara fasa dengan pembumian yang menggunakan catu daya
primary sebagai triger/pemicu. Harus memperhatikan kemampuan kabel yang terpasang terhadap
beban yang harus ditanggung oleh besaran kabel yang terpasang tersebut. Dan harus dilakukan
pengujian polaritas kabel sebelum dilakukan uji fungsi.
c. Pengujian sistem kontrol relay utama pada normal tegangan operasi berikut sistem kontrol secara
keseluruhan.
d. Periksa kebenaran urutan operasi dari sirkuit kontrol utama berkomunikasi dengan unit kontrol lokal
pada tegangan kerja normal dan lakukan simulasi operasi dari posisi remote control /alat kontrol
jarak jauh.
CIRCUIT BREAKERS
Semua Circuit Breaker harus memenuhi pengujian sebagai berikut :
a. Quick make dan quick break test, Mili-Volt drop test dan test mekanis.
b. Memastikan bahwa kumparan penutup catu daya DC dan penutupan kumparan Circuit Breaker
masih bekerja pada 80% tegangan nominal dan tidak pula terjadi gangguan pada kumparan bila
tegangan mencapai 120% dari tegangan nominal.
Juga memastikan bahwa kumparan Trip bekerja pada 50% tegangan nominal.
c. Kemampuan loading and unloading Circuit Breaker yang withdrawable baik secara mekanias dan
elektris dapat bekerja dengan baik, indikator, kunci dan kelengkapannya dapat bekerja dengan baik.
Contoh pengujian misalnya pengujian pembebanan pada setiap panel harus dilakukan.
ALAT PENGUNGKIT/PENGANGKAT (LIFTING EQUIPMENT)
Alat pengangkat/pengungkit yang digunakan harus mampu bekerja minimal 125% dari beban yang di
tuliskan pada data teknisnya dan pengujian tertulis pada sertifikat peralatan.
TANGKI BAHAN BAKAR (FUEL TANKS)
Sebelum tangki dikirim kelapangan, harus diperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Tangki bahan bakar bulanan harus diuji tekan hingga 0,7N/mm selama 1 x 24 jam dan dari hasil uji
tersebut menyatakan tangki tidak mengalami penurunan tekanan maka tangki dinyatakan tidak
bocor dan dinyatakan lulus. Pernyataan lulus di sertakan dalam sertifikat pengujian tangki dari
pabrik pembuat.
106

b.

3.14.

3.15.

3.16.

3.17.

Tangki bahan bakar harian harus diuji tekan hingga 0,4N/mm selama 1 x 24 jam dan dari hasil uji
tersebut menyatakan tangki tidak mengalami penurunan tekanan maka tangki dinyatakan tidak
bocor dan dinyatakan lulus. Pernyataan lulus di sertakan dalam sertifikat pengujian tangki dari
pabrik pembuat.

KABEL (CABLES)
Semua kabel arus kuat yang ber-armour ataupun tanpa armour harus mengikuti test sesuai
persyaratan yang ditentukan dalam British Standard, VDE standard, PUIL 2000 dan persyaratan lain yang
setara.
Test sertifikat akan dipasang pada drum masing-masing kabel atau tertulis disepanjang kabel.
Sertifikat pengujian yang tercantum pada masing-masing drum kabel dan yang tertulis disepanjang kabel
adalah meliputi :
a. Test isolasi tegangan tinggi DC (Arus Searah) antara kabel fasa dengan kabel fasa, kabel fasa dengan
netral, semua kabel dengan metal sheet/armour, semua kabel dengan sistem pembumian.
b. Pengujian tahanan isolasi
c. Kontinuity test setiap urat kabel dan penandaan setiap urat kabel.
d. Pengujian tahanan koduktivitas
SAKLAR TEKAN DAN INDIKATOR TEKANAN
Semua saklar tekanan, alat pengukur tekanan + / - harus memenuhi test rutin sesuai spesikasi teknis dari
British Standard.
Sertifikat uji fungsi harus ada untuk setiap peralatan.
KOORDINASI PENGUJIAN LAPANGAN
Kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap rencana uji fungsi dilapangan, menyiapkan semua
persyaratan administratif dan mengundang semua instansi terkait dan menyiapkan alat-alat pengujian
secara lengkap dan memenuhi persyaratan.
PENGUJIAN KABEL PADA SAAT PEMBANGUNAN
Sepanjang periode pelaksanaan instalasi Konsultan/Konsultan MK akan melakukan pemeriksaan seluruh
pekerjaan apakah sesuai dengan spesifikasi teknis atau tidak. Dan bilamana dalam inspeksi tersebut
ditemukan suatu pekerjaan tidak sesuai dengan persyaratan atau pelaksanaannya kurang baik menurut
Konsultan/Konsultan MK maka Kontraktor dalam hal ini Pekerja/mandor harus segera memperbaiki dan
melaporkan kembali kepada Konsultan bahwa pekerjaan tersebut telah diperbaiki dan sesuai psesifikasi
teknis. Semua perbaikan tersebut harus dibuatkan berita acara secara tertulis dan ditanda tangani oleh
Konsultan yang menyatakan bahwa pekerjaan tersebut dapat diterima.
Kontraktor harus menyiapkan :
a. Peralatan untuk pengujian DC (Arus Searah) Tegangan Tinggi (dilakukan pengujian setelah kabel
diisolasi terhadap sistem), tegangan uji : 11.000 volt. Pengukuran tegangan tembus dilakukan yaitu
antara kabel fasa dengan fasa dan kabel dengan pembungkus harus mempunyai resistansi minimal
adalah :
Antara kabel
34 M ohm
Antara kabel dengan pembungkus
25 M ohm
b. Melakukan pengujian fasa setiap ujung kabel dengan menggunakan peralatan Phasing sequence
tester sehingga akan menghasilkan standard warna kabel untuk masing-masing urat kabel.
c. Melakukan pengujian tahanan isolasi dengan menggunakan alat Insulation tester (Meger) 1000
volt
d. Melakukan pengujian Ground Resistivity test pada titik batang pembumian dengan menggunakan
alat ukur yang diperuntukan untuk mengukur hambatan titik pembumian (alat ukur yang digunakan
adalah meter Jembatan Wheatstone).
Bilamana ditemukan satu kegagalan pada pengujian peralatan maka Pabrik berkewajiban melakukan
pengujian kembali pada waktu yang ditentukan kemudian dengan metoda dan kondisi yang sama.
Semua hasil pengujian harus dibuatkan berita acara pengujian yang berisi tempat, tanggal, nama alat
yang diuji, peralatan uji yang digunakan dan ditanda tangani oleh Konsultan MK penguji, Konsultan,
Pemilik Proyek dan instansi terkait.

107

3.18.

3.19.

PENGUJIAN LAPANGAN
Setelah dibangun secara lengkap Kontraktor akan melakukan pengujian dari semua item pekerjaan
berikut peralatannya, item pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengujian semua peralatan dan fungsi sistem yang akan dilakukan oleh Staff Kontraktor yang
berkwalitas dan sesuai dengan kemampuan disiplinnya.
b. Penyiapan bahan habis pakai sudah termasuk dalam tanggung jawab Kontraktor seperti : bahan
bakar, pelumas, air kerja, izin-izin, listrik kerja dll.
c. Semua pengukuran, alat ukur untuk pengujian/test serta kelengkapannya sehingga uji fungsi dapat
dipenuhi.
d. Menyiapkan beban statik untuk pengujian pembebanan berikut peralatan-peralatan penunjang
lainnya seperti : alat pembawa, alat pengangkat dan alat ukur beban.
e. Semua peralatan untuk pengujian tangki bulanan dan harian dari bahan bakar Generator-set berikut
bahan bekas pakai yang diperlukan dalam pengujian dan perlengkapan bantunya.
Semua pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Konsultan, Staff Teknis
dari pemilik proyek dan Konsultan MK, pengetesan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Alat Pengangkat
Masing-masing peralatan pengangkat seperti rel dan balok harus sudah mengalami pengetesan
dilapangan dengan hasil pengujian mempunyai kemampuan minimal 25% diatas kemampuan yang
dicantumkan dan semua pengujian dicatat pada laporan pengujian material.
b. Kabel-kabel
Uji semua kabel terhadap kontinuitas kabel, armour dan periksa kondisi selimut PVC sepanjang
kabel. Kabel harus diuji juga dengan DC High Voltage Test yang sesuai dengan type dan jenis kabel.
c. Pompa-pompa.
Masing-masing unit pompa harus diuji kapasitas, tinggi tekan, daya listrik dan kehandalan.
d. Unit peralatan
Semua unit peralatan harus diauji sesuai peruntukannya seperti harus stabil, bebas getaran pada
saat beroperasi penuh dan handal produknya.
e. Panel kontrol dan panel distribusi
Masing-masing panel dapat bekerja dengan baik dan dapat bekerja sesuai dengan pengendalian
peralatan. Semua peralatan pemutus, sikring saklar dan circuit breaker telah diuji fungsi kerjanya.
Semua pemasangan kabel sesuai dengan peruntukan fasanya.
f. Tangki penyimpanan bahan bakar
Setelah diletakan pada tempatnya dan dipasang perlengkapannya tangki harus benar-benar telah
mengalami pengujian tekan sebesar 0.7N/mm2 dan pada instalasi tidak terjadi penyimpangan
ataupun kebocoran.
g. Sistem pembumian
Uji hambatan (resistansi) di sistem pembumian dan elektroda pembumian sesuai dengan yang
dipersyaratkan.
h. Diesel generator-set
Masing-masing peralatan diuji sepenuhnya berdasarkan fungsi dan urutan
PENGAWASAN PEKERJAAN
Kontraktor harus menempatkan tenaga pengawas yang cakap dalam melakukan instalasi peralatan agar
menghasilkan pekerjaan yang terbaik dan maksimal, sebelum melakukan pekerjaan instalasi ataupun
melakukan pengujian kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu izin pekerjaan berikut
menyampaikan shop drawing (gambar kerja) untuk disetujui. Pengajuan izin kerja harus diajukan
minimal 7 (tujuh) hari kerja sebelum kontaraktor akan melaksanakan pekerjaanya, semua pekerjaan
tanpa izin kerja maka konsultan berhak memberhentikan pekerjaan tersebut.
Kontraktor harus menyiapkan tenaga engineering dan pemeliharaan peralatan dilapangan secara
lengkap sehingga dapat membantu berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan secara baik dan
berkesinambungan.
Penyediaan suku cadang, peralatan dan bahan habis pakai harus disiapkan oleh kontraktor, semua
kebutuhan itu harus dilaporkan kepada konsultan MK dalam laporan mingguan sehingga penujang
keberlangsungan pekerjaan dapat selalu terawasi.
108

3.20.

PENGECATAN AKHIR
Semua peralatan yang di telah di cat dan dan kemudian dilakukan pengujian hingga terdapat cacat-cacat
akibat dari tahap pengujian tersebut maka Kontraktor berkewajiban mengecat kembali peralatan
tersebut sesuai dengan aslinya baik warna, kwalitas cat dan sesuai spesifikasi teknis. Semua pekerjaan
tersebut harus mendapat izin dan pengawasan dari pihak Konsultan.

3.21.

KEGAGALAN PEKERJAAN.
Bilamana hasil pengujian ataupun peralatan yang dipasang mengalami kegagalan dan tidak berhasil
sesuai persyaratan teknis maka kontraktor harus memperbaiki atau mengganti alat tersebut atas biaya
kontraktor atau kontraktor akan memodifikasi sistem tersebut atas izin dari konsultan sehingga akan
menghasilkan hasil pekerjaan sesuai performa yang diinginkan.
Setelah semua dilakukan penyesuaian dilaksanakan maka harus dilakukan kembali pengujian sistem
bersama-sama, setelah pengujian dilaksanakan dan menghasilkan pekerjaan sesuai performa yang
diinginkan maka semua akan dibuatkan berita acara pemeriksaan dan ditandatangani bersama
Bilaman jaminan performa dari alat dari awal hingga setelah dimodifikasi masih tidak memenuhi
persyaratan teknis yang diizinkan kmaka onsultan/pemilik proyek berhak menolak pekerjaan
tersebut.aIn
GARANSI DAN PELATIHAN (GUARANTEE & TRAINING).
Selama masa pemeliharaan pekerjaan selama 1 (satu) tahun terhitung dari penyerahan pekerjaan yang
telah ditandatangani dan disetujui bersama, Kontraktor berkewajiban memberikan pelatihan kepada
team petugas Rumah Sakit yang telah ditunjuk (Hospital Enggineer Representative and team) serta
menjelaskan semua sistem yang terpasang berikut penjelasan Manual Operation Book.
Pada tahap ini pula kontraktor bersama Konsultan MK dari pabrik pembuat alat (Manufacturer
Engineer) harus menjelaskan secara rinci tetang prosedur perawatan peralatan (Maintenance
Operation Procedure).
Semua ketentuan tersebut diatas (skedul pelatihan) merupakan persyaratan yang mutlak harus dipenuhi
dan harus tercantum pada pembuatan skedul rencana kerja yang diajukan pada saat penanda tanganan
Dokumen Tender.

3.22.

4.1

LINGKUP PEKERJAAN
a. Penyediaan jasa listrik dan distribusi (dari 600 Volt ke bawah) sesuai dengan persyaratan kerja pada
dokumen kontrak.
b. Mengacu kepada Dasar Kebutuhan Listrik secara umum dan kebutuhan lainnya yang sesuai dengan
sertifikasi jaminan kwalitas dan pemeliharaan.

4.2

REFERENSI
Tambahan persyaratan yang berdasarkan kebutuhan mengacu kepada aturan dan spesifikasi teknis yang
berlaku.

4.3

URAIAN SISTEM
a. Pelayanan Distribusi Listrik bekerja pada sistem tegangan 400/230V, 3 fasa, siatem 4 kawat, 50 Hz
yang secara umum distribusi listrik seluruh bangunan akan dilayani oleh LV-MDP (Low Voltage Main
Distribution Panel).
b. Secara umum adalah pekerjaan-pekerjaan penunjang lainnya yang berkaitan dengan sistem
distribusi listrik yang tercantum dalam perjanjian kerja yang tercantum dalam dokumen Kontrak.
c. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) : Kontraktor harus menyiapkan gambar pelaksanaan berupa
detail pemasangan, ukuran, diagram sesuai pekerjaan yang akan dikerjakan. Gambar pelaksanaan
harus baru dan disiapkan oleh Kontraktor tidak boleh menggunakan fotocopy/reproduksi dari
gambar kalkir Arsitek. Dalam mempersiapkan gambar pelaksanaan keterangan dan dimensi dari
detail gambar harus jelas dan lengkap dan memungkinkan digabungkan dengan gambar
pelaksanaan yang lainnya bilamana diperlukan. Gambar denah untuk pelaksanaan harus
menggambarkan sistem yang direncanakan berikut tata letak dari R. Panel, dan lain lain. Gambar
denah minimal dalam skala 1 : 50, pada gambar tersebut akan memperlihatkan jaringan instalasi
pipa, titik penerangan, titik kotak kontak, kabel tray, trunking dan material lain, semua
109

d.

e.

f.

4.4

penggambaran harus dikoordinasikan dengan disiplin lain. Ketinggian dan potongan harus dilengkapi
dengan panjang atau jarak dari suatu refernsi sehingga mudah untuk dimengerti dan dibuat sejelas
mungkin serta informatif, detail tampak dan potongan minimal skala 1 : 25 diutamakan untuk area
yang khusus instalasi yang penting untuk dijelaskan
Yang termasuk dalam gambar pelaksanaan adalah sebagai berikut :
1) Gambar detail denah perletakan, tampak potongan, pondasi lengkap dengan ukuran dan
ketinggian, berat dan ukuran alat.
2) Skema diagram pengabelan
3) Detail terminal kabel, kabel gland dan kelengkapannya
4) Detail konstruksi dasar pemasangan
5) Rak kabel, kabel tray dan saluran pipa penyeberangan.
6) Data peralatan secara lengkap
7) Diagram satu garis, skematik dan skedul diagram lengkap dengan koneksi-koneksinya dilenkapi
dengan keterangan dan simbol dan tingkatan kesalahan simetis berikut skedul peralatan.
8) Sistem pembumian dan detail pemasangannya.
Data teknis peralatan yang harus diajukan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan MK adalah sebagai berikut :
1) Motor Controls :
a) Motor starter.
b) Pusat kontrol motor.
2) Panel Utama Teg. Rendah (LV-MDP)
a) Study relay pengaman dan grafik koordinasi kerja sistem kontrol
b) Detail konstruksi
Tampak dan potongan, ukuran bus-bar dan rating
Skema diagram pengabelan
3) SDP (Panel Bagi Bantu), PP (Panel Daya) dan LP (Panel Penerangan)
a) Denah, tampak depan lengkap dengan ukuran.
b) Ukuran bus-bar dan kemampuan dialiri arus.
c) Kelengkapan panel.
d) Skema diagram satu garis lengkap dengan dengan detail-detail penyambungan dan diagram
skedul beban.
4) Sikring berikut kelengkapannya.
5) Sistem pembumian.
6) Detail kabel incoming dan outgoing.
Sertifikasi yang harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK dan telah mendapat legalisasi dari
AKLI atau instansi pemerintah yg terkait.
a. Sertifikat dari PLN atau AKLI atau instansi pemerintah yang ditunjuk untuk pekerjaan instalasi
distribusi listrik didalam bangunan dan luar bangunan.
b. Sertifikat yang dilengkapi dengan laporan pengukuran untuk pekerjaan sistem pembumian
(Grounding/Earthing System).
c. Sertifikat dan laporan pengetesan tahanan isolasi untuk semua pekerjaan jaringan utama
Tegangan Rendah hingga peralatan panel.
d. Setifikat laporan pengetesan untuk Panel Tegangan Rendah, Transformator daya, Kabel
distribusi, dan semua peralatan listrik.
Laporan pengujian dan inspeksi untuk kontrol kualitas.
Harus dilengkapi dengan foto copy sertifikat yang menyatakan bahwa peralatan yang akan dipasang
telah diuji oleh pabrik atau badan pemerintah yang terkait dan menyatakan bahwa produk tersebut
telah lulus uji fungsi serta short circuit duty test. Sertifikat harus disertakan pada setiap unit
material masing-masing sesuai kapasitas dan besarannya, sertifikat tidak diperbolehkan penggunaan
1 sertifikat untuk beberapa unit peralatan.

PEMELIHARAAN/MAINTENANCE/TRAINING.
Setelah instalasi dipasang dengan lengkap dan benar sesuai perencanaan dan penyesuaian kemudian
kontraktor harus melakukan uji fungsi yang dihadiri oleh Konsultan/Konsultan MK, pemilik Proyek,
110

instansi terkait dan Staff teknis dari pemilik proyek. Semua sistem dan peralatan harus harus
dioperasikan secara benar dan baik sesuai dengan dokumen kontrak yang dibuat.
Semua sistem dan peralatan harus mempunyai kelengkapan Operation manual, Maintenance
manual dan garansi dari pabrik pembuat, semua dokumen diserahkan ke Konsultan yang kemudian
akan diserahkan kepada pemilik proyek.

4.5

PANEL DISTRBUSI UTAMA (LV-MDP) , SUB DISTRIBUTION PANEL (SDP), PANEL PENERANGAN DAN DAYADAYA KECIL (LP).
a. Panel Distribusi Utama.
Panel Distribusi Utama (LV-MDP) harus terbuat dari type lemari metal box yang diperkuat dengan
rangka, pada umumnya circuit breaker utama menggunakan ACB (Air Circuit Breaker)/MCCB
(Moulded Case Circuit Breaker) seperti terlihat pada gambar kerja. Panel tersebut harus dapat
bekerja pada sistem tegangan 230/400 V, 3 fasa, 4 kawat, 50 Hz. Untuk circuit breaker utama
menggunakan Circuit Breaker 4 kutub serta harus mempunyai kemampuan fault current secara
individu ataupun sistem, dimana main circuit breaker berada pada posisi Upstream yang harus
mampu menanggung fault current sistem dibawahnya (downstream) semua kemampuan tersebut
tertulis pada unit yang terpasang. Kemampuan tersebut terindikasi pada circuit breaker sebesar 50
KA. Mengikuti hasil studi arus hubung singkat yang dilakukan kontraktor, Circuit Breaker Utama
untuk panel distribusi utama yang tersambung ke sirkuit cabang harus dilengkapi dengan alat
pengaman berupa Shunt trip relay, auxilary earth fault protection relay, under voltage relay
dan aplikasi lain yang berupa sensor sensitifitas yang dapat diatur juga time delay relay. Dan
Circuit breaker utama harus dilengkapi juga dengan fasilitas motorized operation mengingat
circuit breaker tersebut harus dapat di-remote.
1) Lemari Panel.
Lemari panel harus mempunyai base plate dari kanal U dibagian bawahnya mengingat panel
tersebut dipasang berdiri dilantai. Panel terbuat dari galvanized metal sheet dengan perkuatan
struktural dengan bahan profil L atau kanal U, plat penutup panel dibuat sedemikian rupa
sehingga permukaan penutup dengan rangka struktural betul-betul rata, pemasangan plat
penutup menggunakan baut atau metoda lain yang sesuai dan diperuntukan untuk kebutuhan
tersebut. Lemari panel sesuai dan memenuhi ukuran yang dibutuhkan dan dilengkapi dengan
kabel trunking ukuran 100mm diletakan sekeliling panel. Ukuran kabel trunking harus
disesuaikan dengan kebutuhan, bilamana kebutuhan kabel kecil ukuran kabel trunking dapat
diperkecil tapi apabila kebutuhan kabel instalasi banyak maka ukuran kabel trunking dapat
diperbesar dengan catatan kondisi dalam panel masih cukup dan tidak sesak serta tidak akan
menimbulkan disipasi panas tinggi.
Penyelesaian dari panel seperti pengecatan luar & dalam, penyelesaian sambungan panel,
pemasangan komponen, pengetesan, uji fungsi seluruhnya harus diselesaikan di pabrik.
Permukaan plat panel harus mengalami pembersihan secara kimia serta bebas dari karat dan
lembab setelah itu harus dilakukan pelapisan cat film. Kemudian dilakukan pengecatan dengan
metode cat bakar atau electrostatic powder coating dengan ketebalan minimum 50 micron.
2) Pemasangan dan kelengkapan lainnya.
Ukuran lemari panel harus disesuaikan dengan ukuran yang ada pada gambar kerja/kontrak.
Kelengkapan panel harus disesuaikan dengan kebutuhan, setiap panel harus dilengkapi dengan
2 (dua) anak kunci untuk membuka panel. Untuk pemasangan diatas lantai base plate harus
harus diangker ke lantai.
3) Sirkuit Utama.
Type Circuit Breaker utama harus sesuai dengan kebutuhan, dapat dilihat pada gambar kerja
yang menyatakan kemampuan, jumlah kutub, dll.
4) Sirkuit Cabang.
Jumlah sirkuit cabang dapat dilihat pada gambar kerja.
5) Busbar dan penyambungan ke busbar.
LV-MDP dilengkapi dengan batang tembaga (square) dengan ukuran sesuai dalam gambar kerja,
perletakan busbar harus diajukan terlebih dahulu kepada Konsultan/ Konsultan MK oleh
pembuat panel untuk mendapat persetujuan. Busbar terdiri dari 3 alur batang tembaga untuk
111

b.

fasa, 1 alur batang tembaga untuk netral dan 1 alur batang tembaga untuk pembumian yang
diletakan disisi bawah panel, jarak antara batang tembaga busbar harus disesuaikan dengan
persyaratan dan dilengkapi dengan isolator. Busbar harus di sesuaikan untuk bekerja pada
sistem tegangan 230/400 Volt, 3 fasa, 4 kawat seperti yang tertera pada gambar kerja. Setiap
pipa ataupun trunking dari kabel incoming ataupun outgoing harus dihubungkan dengan busbar
pembumian.
6) Skedul diagram.
Panel Utama harus dilengkapi dengan skedul diagram yang lengkap, diagram tersebut harus
menyatakan besaran circuit breaker cabang, besaran busbar, KA, keterangan circuit, urutan
kabel kontrol, dll. Semua gambar keterangan tersebut yang berupa diagram skedul diletakan
pada kantung plastik transparan dengan kunsi klip dan diletakan pada kantung metal pada
plat pintu panel.
Panel Distribusi Bantu dan Panel Daya.
Panel Distribusi Bantu (SDP) dan Panel Daya (PP) harus terbuat dari type lemari metal box yang
diperkuat dengan rangka, circuit breaker utama menggunakan MCCB (Moulded Case Circuit
Breaker) seperti terlihat pada gambar kerja. Panel Distribusi Bantu dan Panel Daya harus dapat
bekerja pada sistem tegangan 230/400V, 3 fasa, 4 kawat, 50Hz serta dilengkapi dengan busbar
untuk fasa, netral, pembumian dan peralatan pengaman jaringan berupa MCB/ELCB/MCCB/FUSE
dengan kapasitas sesuai kebutuhan.
Untuk panel distribusi bantu (SDP) harus dilengkapi dengan MCCB utama 4 kutub dengan fasilitas
pengaman tegangan jatuh secara individu dan menyeluruh pada sisi upstreamnya. Mengikuti hasil
studi arus hubung singkat yang dilakukan kontraktor, Circuit Breaker Utama untuk panel distribusi
bantu yang tersambung ke busbar harus dilengkapi dengan alat pengaman berupa Shunt trip
relay, auxilary earth fault protection relay, under voltage relay dan aplikasi lain yang berupa
sensor sensitifitas yang dapat diatur juga time delay relay. Dan Circuit breaker utama harus
dilengkapi juga dengan fasilitas motorized operation mengingat circuit breaker tersebut harus
dapat di-remote. Panel dapat dilengkapi dengan sikring pengaman utama sesuai kebutuhan serta
telah di test dan disetujui pabrik yang menyatakan test arus pemutusan hingga 50 kA RMS.
Untuk panel daya (PP) harus dilengkapi dengan MCCB utama 4 kutub dengan fasilitas pengaman
tegangan jatuh secara individu dan menyeluruh pada sisi upstreamnya. Untuk sisi bawahnya
(downstrean) dapat mengguanakan MCB/MCCB sesuai kebutuhan beban/peralatan.
1) Lemari Panel.
Lemari panel dapat dipasang menempel pada dinding terbuat dari plat baja yang telah
digalvanized dengan hubungan antara lembaran panel dapat menggunakan rivet atau
penguatan dapat dilakukan dengan metoda lain yang dapat disetujui oleh konsultan/tenaga
ahli.
Dalam lemari panel harus disediakan kabel trunking untuk meletakan wiring kabel cabang juga
kabel kontrol sehingga wiring instalasi tidak semrawut dan akan tertata rapih, ukuran kabel
duct/trunking minimal 100mm atau bilamana tidak mencukupi dapat diganti dengan ukuran
lebih besar dengan catatan pemasangan kabel duct/trunking tidak boleh mengganggu luasan
ruang panel yang akan berakibat menaikan suhu ruang panel menjadi naik serta menyulitkan
maintenance panel. Pembuatan dan perakitan panel harus di pabrik, tidak diizinkan perakitan
dilakukan dilapangan. Plat panel harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara pembersihan
kimiawi dan harus dilakukan pencegahan terhadap kelembaban dengan cara melapisi plat panel
dengan anti karat setelah selesai pemasangan anti karat kemudian plat panel dilapisi dengan cat
film agar menambah kuat pelapisan anti karat pada plat panel tersebut. Terakhir pelapisan
panel dengan cat akhir dengan cara/metoda cat bakar atau dengan electrostatic powder
coating dengan ketebalan minimum 50 micron.
2) Pemasangan dan kelengkapannya.
Lemari panel dipasang menempel atau rata dinding seperti yang tercantum dalam gambar
detail atau disesuaikan dengan kondisi lapangan. Seting posisi masing-masing lemari panel
harus disesuaikan dengan type dari pemasangan panel bilamana pemasangan menempel
dinding harus dilengkapi dengan bolt & screw minimum ukuran 6 mm dan bilamana
pemasangan rata dinding harus dilengkapi dengan angker. Setiap panel harus menggunakan
112

c.

engsel yang telah dilapisi chrome untuk pemasangan pintu, kunci pintu panel model rata plat
pintu dan juga dilengkapi kunci lidah untuk membuka panel. Untuk panel dengan ukuran diatas
1.200mm harus menggunakan kunci dari type handel yang mempunyai lidah pengunci pada tiga
posisi yaitu di tengah, atas dan bawah. Setiap panel harus dilengkapi dengan 2 (dua) anak kunci
untuk membuka panel. Type kunci panel yang terpasang harus mempunyai konstruksi
sedemikian rupa sehingga bilamana dilepas ataupun diperbaiki dapat dikerjakan dengan mudah
yaitu dengan memutar sekrup penguat pada dinding pintu dari sisi dalam panel.
Khusus untuk panel yang terpasang dilantai harus dilengkapi denga perkuatan pada setiap sudut
panel dengan penguat batang profil L atau besi kanal U sebagai kerangka serta pada bagian
sisi bawah harus dipasang kerangka dasar terbuat dari besi kanal U. Kerangka di cat sesuai
seperti cat panel.
3) Sirkuit Utama
Type Circuit Breaker utama harus sesuai dengan kebutuhan, dapat dilihat pada gambar kerja
yang menyatakan kemampuan, jumlah kutub, dll.
4) Sirkuit cabang.
Jumlah dari sirkuit cabang dapat dilihat pada gambar kerja. Semua Circuit Breaker cabang
seperti telah dijelaskan diatas untuk penyambungan ke outgoing circuit breaker dapat
menggunakan terminasi kabel atau terminasi sepatu kabel, titik terminasi harus disesuaikan
dengan besaran dari Circuit breaker tersebut.
5) Busbar dan penyambungan ke busbar.
Setiap panel harus dilengkapi dengan busbar dari batang tembaga kotak (square) dengan rating
kemapuan minimum 100 amp hingga sesuai kebutuhan seperti tercantum dalam gambar kerja,
terdiri dari 3 alur batang untuk fasa, 1 alur batang untuk netral dan 1 alur untuk pembumian
yang diletakan disisi bawah panel, jarak antara batang tembaga busbar harus disesuaikan
dengan persyaratan dan dilengkapi dengan isolator. Busbar harus di sesuaikan untuk bekerja
pada sistem tegangan 230/400 Volt, 3 fasa, 4 kawat seperti yang tertera pada gambar kerja.
Setiap pipa ataupun trunking dari kabel incoming ataupun outgoing harua dihubungkan dengan
busbar pembumian.
6) Skedul diagram.
Panel Utama harus dilengkapi dengan skedul diagram yang lengkap, diagram tersebut harus
menyatakan besaran circuit breaker cabang, besaran busbar, KA, keterangan circuit, urutan
kabel kontrol, dll. Semua gambar keterangan tersebut yang berupa diagram skedul diletakan
pada kantung plastik transparan dengan kunsi klip dan diletakan pada kantung metal pada
plat pintu panel.
Panel Penerangan dan daya kecil.
Panel penerangan dan daya kecil harus dapat bekerja pada sistem tegangan 230/400V, 3 fasa, 4
kawat, 50Hz serta dilengkapi dengan busbar untuk fasa, netral, pembumian dan peralatan
pengaman jaringan berupa MCB/ELCB/MCCB//FUSE dengan kapasitas sesuai kebutuhan. Setiap
panel harus dilengkapi dengan CB/MCCB utama 4 kutub dan untuk circuit cabang mengunakan 2
kutub untuk satu fasa (MCB/ELCB) atau 4 pole untuk 3 fasa (MCB), jumlah dan ukuran sesuai dengan
kebutuhan. Circuit breaker cabang harus dilengkapi dengan pengaman arus bocor dengan arus
penala sebesar 30 mA dan diindikasikan berupa code atau tulisan. Panel dapat dilengkapi dengan
sikring pengaman utama sesuai kebutuhan serta telah di test dan disetujui pabrik yang menyatakan
test arus pemutusan hingga 50 kA RMS.
1) Lemari Panel.
Lemari panel dapat dipasang menempel dinding, terbuat dari plat baja yang telah digalvanized
dan setiap ujungnya atau akhiran plat ditekuk untuk dapat dihubungkan dengan plat lainnya
dan dikencangkan rivet atau dikencangkan dengan metoda lain yang sesuai dengan
peruntukannya. Lemari panel sesuai dan memenuhi ukuran yang dibutuhkan dan dilengkapi
dengan kabel trunking ukuran 100mm diletakan sekeliling panel. Ukuran kabel trunking harus
disesuaikan dengan kebutuhan, bilamana kebutuhan kabel kecil ukuran kabel trunking dapat
diperkecil tapi apabila kebutuhan kabel instalasi banyak maka ukuran kabel trunking dapat
diperbesar dengan catatan kondisi dalam panel masih cukup dan tidak sesak serta tidak akan
menimbulkan disipasi panas tinggi.
113

4.6

Penyelesaian dari panel seperti pengecatan luar & dalam, penyelesaian sambungan panel,
pemasangan komponen, pengetesan, uji fungsi seluruhnya harus diselesaikan di pabrik.
Permukaan plat panel harus mengalami pembersihan secara kimia serta bebas dari karat dan
lembab setelah itu harus dilakukan pelapisan cat film. Kemudian dilakukan pengecatan dengan
metode cat bakar atau electrostatic powder coating dengan ketebalan minimum 50 micron
2) Pemasangan dan seting posisi.
Lemari panel dipasang menempel atau rata dinding seperti yang tercantum dalam gambar
detail atau disesuaikan dengan kondisi lapangan. Seting posisi masing-masing lemari panel
harus disesuaikan dengan type dari pemasangan panel bilamana pemasangan menempel
dinding harus dilengkapi dengan bolt & screw minimum ukuran 6 mm dan bilamana
pemasangan rata dinding harus dilengkapi dengan angker. Setiap panel harus menggunakan
engsel yang telah dilapisi chrome untuk pemasangan pintu, kunci pintu panel model rata plat
pintu dan juga dilengkapi kunci lidah untuk membuka panel. Untuk panel dengan ukuran diatas
1.200mm harus menggunakan kunci dari type handel yang mempunyai lidah pengunci pada tiga
posisi yaitu di tengah, atas dan bawah. Setiap panel harus dilengkapi dengan 2 (dua) anak kunci
untuk membuka panel. Type kunci panel yang terpasang harus mempunyai konstruksi
sedemikian rupa sehingga bilamana dilepas ataupun diperbaiki dapat dikerjakan dengan mudah
yaitu dengan memutar sekrup penguat pada dinding pintu dari sisi dalam panel.
Khusus untuk panel yang terpasang dilantai harus dilengkapi denga perkuatan pada setiap sudut
panel dengan penguat batang profil L atau besi kanal U sebagai kerangka serta pada bagian
sisi bawah harus dipasang kerangka dasar terbuat dari besi kanal U. Kerangka di cat sesuai
seperti cat panel.
3) Sirkuit Cabang.
Jumlah dari sirkuit cabang dapat dilihat pada gambar kerja. Semua Circuit Breaker cabang
seperti telah dijelaskan diatas untuk penyambungan ke outgoing circuit breaker dapat
menggunakan terminasi kabel atau terminasi sepatu kabel, titik terminasi harus disesuaikan
dengan besaran dari Circuit breaker tersebut.
4) Busbar dan penyambungan ke busbar.
Setiap panel harus dilengkapi dengan busbar dari batang tembaga kotak (square) dengan rating
kemapuan minimum 100 amp hingga sesuai kebutuhan seperti tercantum dalam gambar kerja,
terdiri dari 3 alur batang untuk fasa, 1 alur batang untuk netral dan 1 alur untuk pembumian
yang diletakan disisi bawah panel, jarak antara batang tembaga busbar harus disesuaikan
dengan persyaratan dan dilengkapi dengan isolator. Busbar harus di sesuaikan untuk bekerja
pada sistem tegangan 230/400 Volt, 3 fasa, 4 kawat seperti yang tertera pada gambar kerja.
Setiap pipa ataupun trunking dari kabel incoming ataupun outgoing harua dihubungkan dengan
busbar pembumian.
5) Skedul diagram.
Setiap panel harus dilengkapi dengan skedul diagram yang lengkap, diagram tersebut harus
menyatakan besaran circuit braker cabang, besaran busbar, KA, keterangan circuit, urutan kabel
kontrol, dll. Semua gambar keterangan tersebut yang berupa diagram skesdul diletakan pada
kantung plastik transparan dengan kunsi klip dan diletakan pada kantung metal pada plat
pintu.
6) Setiap panel harus dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik pembuat panel yang menyatakan
bahwa sisi pengaman incoming telah mengalami pengujian dan dinyatakan lulus uji test arus
pemutusan hingga 50 kA RMS
7) Kontraktor harus menyiapkan semua panel dengan dry contact pada sisi incoming untuk
difungsikan pada pekerjaan pengontrolan, minimal 2 dry contact.
SIKRING
a. Umum.
Sikring harus dipilih dari tipe kapsitas pemutusan tinggi. Sikring HRC harus dipasang sesuai
kebutuhan dan besaran dari kapasitas dan tegangan kerja dapat dilihat dalam gambar kerja, harus
mampu mengamankan kabel dari beban lebih terkecuali dibutuhkan hanya untuk mengamankan
terhadap hubung singkat saja seperti pada ujung sirkuit untuk mengamankan motor. Semua sikring
harus mempunyai kemampuan interrupting fault tidak kurang dari 80 kA.
114

4.7

1) Sikring harus berasal dari satu pabrik.


2) Tidak diizinkan untuk memparalel sikring.
3) Untuk setiap pemasangan sikring ada yang memerlukan pintu bukaan atau setiap saat pelu
diperiksa maka harus disiapkan untuk kebutuhan itu. Data dari sikring yang berada dibalik
penutup tersebut harus diindikasikan pada muka pintu berupa rating capacity, jrnis sikring, teg.
kerja dan ukuran sehingga mudah untuk penggantian sikring dengan jenis yang benar. Sikring
pengganti harus sesuai dengan buatan pabrik bersangkutan beik type, kapasitas dan ukuran,
bilamana tidak didapat dari pabrik yang sama maka pabrik harus memberikan catatan bahwa
type tersebut dapat diganti dari produk lain dengan type yang ekivalen.
4) Pengecekan di lapangan mengenai kesesuaian penggunaan besaran sikring terhadap
pengamanan motor terhadap pengaman arus hubung pendek.
b. Pekerjaan penggantian type peralatan listrik.
Bilamana Kontraktor akan mengganti type unit pengaman listrik yang sudah dipersyaratkan dalam
spesifikasi teknis, semua dapat dilakukan dengan menyatakan alasan secara tertulis kepada
Konsultan dan semua hanya dapat dilakukan pada saat perjanjian kontrak kerja ditanda tangani.
Pengajuan penggantian peralatan harus harus dilengkapi dengan data teknis yang memenuhi tapi
tidak boleh merubah sistem yang telah direncanakan. Data studi pemilihan secara lengkap adalah
salah satu poin penilaian untuk persetujuan penggantian. Data lengkap tersebut harus diserahkan
kepada Konsultan seperti detail data teknis pabrik, kontrol kwalitas, kurva kerja arus dan waktu,
kurva arus limit yang memenuhi, tabel pemilihan, kemampuan kapasitas membuka, data
pemeliharaan yg lengkap dan keterangan lain yang diminta oleh Konsultan untuk melengkapi
pesetujuan penggantian alat yang ekivalen.
c. Sikring dan rumahnya.
Sikring dan rumah-rumah sikring harus sesuai dengan kapasitas yang di rencanakan.
d. Cadangan.
Setiap kapasitas harus mempunyai cadangan minimal 25% dari jumlah sikring yang digunakan,
semua diserahkan ke pemilik proyek setelah serah terima pekerjaan dilaksanakan.
SAKLAR JARAK JAUH DAN RELAY.
a. Saklar jarak jauh.
Seperti terlihat pada gambar kerja penggunaan sakelar secara lokal atau panel lokal berfungsi
sebagai pengendali saklar (kontaktor utama) jarak jauh pada panel lainnya. Saklar yang berupa
kontaktor harus dari type 4 kutub dengan operasi operasi secara listrik, mengunci/memegang secara
mekanis. Penguncian yang bagus harus tidak menggunakan kaitan akan tetapi mengunci
berdasarkan kerja magnetik yang tidak permanen. Kontrol pengendali sesaat harus sesuai dengan
yang dibutuhkan. Kontak utama harus berbentuk doubel kontak dengan bahan kontak dari bahan
perak serta mempunyai pengaman terhadap percikan bunga api. Kontak material harus mudah
dilakukan penggantian bilamana rusak. Koneksi kontrol harus ditandai dengan jelas L untuk line,
C untuk kondisi menutup, O untuk kondisi membuka. Pengungkit untuk penggunaan secara
manual harus disediakan. Pengontrol kontaktor mungkin harus disiapkan sikring adaptor dan
penutup percikan bunga api. Kontaktor harus dapat bekerja pada 600 volt, 50 Hz untuk sistem
kontaknya dan 220 volt, 50 Hz untuk sistem kontrolnya, kapasitas kontak dapat dilihat pada gambar
kerja.
b. Relay kontak banyak untuk penerangan (Kontaktor).
Kontaktor akan mengontrol sirkuit lampu dari dalam panel (sebagai kontaktor utama pengendalian)
dari Panel Penerangan Luar, rating kontaktor sesuai kebutuhan, 600 V tegangan kerja dan 220V
tegangan operasi kumparan kontaktor. Kontaktor terpasang pada standard panel penerangan yang
akan bekerja seperti persyaratan yang ditentukan dibawah ini :
1) Kontraktor harus bekerja secara listrik dengan operasi dual action bekerja, singel selenoid
mekanik yang tidak terpisahkan sehingga dapat bekerja terbuka maupun menutup dalam satu
poros. Kontaktor harus membuka dan menutup berdasarkan kendali catu daya. Kontak utama
mengunci/bekerja (energised) bukan karena gravitasi akan tetapi harus berdasarkan magnet
sementara yang diakibatkan oleh kumparan yang mendapat catu daya. Kontaktor harus mampu
bekerja pada semua posisi. Pengujian maupun operasi harus sesuai manual operation yang ada
selama pemeriksaan dan pemeliharaan.
115

4.8

2) Kontak utama harus dapat bekerja secara double Break , harus mampu dibebani sesuai rating
capacity yg tercantum dalam gambar kerja dan mampu pada tegangan kerja 600V AC, 50 Hz.
Jumlah maksimum dari pembebanan kontaktor harus 80% dari masimum kemampuan dari
rating kontaktor tersebut. Pengoperasian kontaktor dapat menggunakan menggunakan saklar
atau LDR (Light Depnding Resistor) seperti yang terlihat pada gambar perencanaan.
3) Sediakan terminasi tambahan terminasi bilamana diperlukan penyambungan secara paralel
dengan sistem lain, konektor dapat diletakan menempel pada kontaktor tersebut. Penggunaan
tegangan sistem kontrol dan wiring harus dikoordinasikan dengan pembuat panel. Kontrol
modul harus dapat bekerja pada 80% hingga 125% dari tegangan nominal dan temperatur
operasi 0 C s/d + 45 C.
SISTEM PEMBUMIAN
a. Umum.
1) Untuk setiap bangunan harus dilengkapi dengan sistem pembumian yang baik untuk
mengamankan manusia dan peralatan terhadap arus bocor dari jaringan instalasi listrik. Semua
peralatan dalam bangunan berupa material yang terbuat dari bahan metal seperti : besi
struktur beton, panel, struktur atap baja, pipa metal, pipa gas, pipa ledeng, kotak sambung dari
metal, kotak kontak, cable tray, cable trunking, cable ladder, rangka baja, HVAC equipment,
rangka mesin lift dan semua material yang bersifat konduktif serta posisinya berdekatan dengan
peralatan yang mendapat catu daya listrik secara terus menerus sehingga dapat berakibat
menimbulkan beda potential diantaranya dengan bumi yang mana akan berakibat rendahnya
impedansi antara alat dengan bumi, hal ini mempunyai potensi terjadinya arus bocor sehingga
membahayakan kepada manusia maupun peralatan. Sistem pembumian harus memenuhi
persyaratan IEC standard, PUIL 2000 dan satndard internasional lain yang diperuntukan
pekerjaan pembumian.
2) Terkecuali dipersyaratkan lain karena kebutuhan pengamanan kontak tidak langsung terhadap
manusia maupun alat sehingga sehingga akan menyamakan potensial disetiap titik dan bila
terjadi perbedaan potensial akan membuka catu daya secara otomatis dengan menggunakan
sebuah alat pengaman berupa penala arus lebih/bocor.
3) Sistem pembumian dari pekerjaan besi harus menjadi bagian dari sistem instalasi listrik dengan
(diluar bagian listrik yang bertegangan) termasuk juga semua selimut metal pelindung kabel,
armour kabel, pipa metal instalasi, trunking dan semua terminal pembumian dari peralatan
harus mampu menanggung kegagalan diskoneksi waktu pengamanan.
4) Semua metal work yang termasuk dalam lingkup koneksi kesistem pembumian adalah seperti
instalasi air panas dan air dingin, HVAC sistem, instalasi pipa besi untuk air kotor, zink unit, dsb.
Bilamana material tersebut diatas berada minimal 2 meter dari instalasi listrik berupa saklar,
stop kontak peralatan electrik lainya sistem pembumian dapat disatukan/dihubungkan menjadi
stu kesatuan pembumian sesuai standard dan peraturan yang berlaku
5) Penyediaan extra kabel penghubung perlu dipersiapkan bagi peralatan yang secara elektris
mempunyai impedansi tinggi terhadap titik equipotential pembumian maka harus dihubungkan
dengan kawat penghubung secara terbuka dengan peralatan listrik terdekat atau disediakan
terminasi pembumian pada tempat-tempat tertentu sesuai kebutuhan. Extra hubungan
pembumian seperti telah disebut diatas adalah sebagai berikut :
a) Penutup atap dari bahan metal
b) Sruktur baja
c) Sistem penggantung dan rangka plafon
d) Kusen pintu dan jendela besi
e) Handrail pada tangga, dll.
6) Tahanan (resistansi) antara titik ke kelompok sistem pembumian hingga titik pembumian tidak
lebih dari 0,5 ohm denga pengukuran sesuai standard pengukuran dan menggunakan alat yang
diperuntukan untuk itu.
b. Sistem utama Pembumian
1) Jaringan ring pembumian.
Sesuai dengan kabel pembumian yang mengelilingi bangunan dan masing-masing saling
terhubung. Box kontrol harus dipersiapkan pada umumnya pertemuan/ peyambungan antara
116

c.

sistem pembumian dari bangunan ke sistem pembumian site. Kedua sistem harus menyatu
antara kebutuhan pembumian sistem listrik dengan pembumian sistem penangkal petir.
2) Batang tembaga pembumian utama dan koneksinya.
Masing-masing batang tembaga pembumian berukuran minimum 50mm x 10mm x 2.000mm
terpasang 40 cm dari muka lantai lengkap dengan insulator dipasang menempel pada dinding.
Batang tembaga pembumian dipasang di R. Panel, R. MVMDP, R. Genset, R. LV-MDP, R. Trafo
dan ruang-ruang lain sesuai gambar rencana. Semua batang temabaga pembumian terhubung
langsung dengan jaringan pembumian dibawah lantai bangunan yang terpasang dengan
kedalaman 80 cm menggunakan BCC 50 mm2. Hubungan anatara kabel BCC 50mm2 adari
batang tembaga pembumian dengan BCC 50mm2 jaring pembumian dibawah bangunan
menggunakan klem terbuat dari perunggu.
3) Penyambungan ke pipa metalik pengaman kabel dan penangkal petir, dll.
Selimut kabel berupa lapisan tembaga yang menghubungkan panel utama dengan panel dalam
bangunan, pipa metal jaringan air bersih, pipa tembaga jaringan pipa gas medik, sistem
pembumian untuk penangkal petir, pembumian sistem komunikasi, pembumian sistem
pengindera kebakaran, kabel tray sistem, dsb. Harus terhubung secara menyeluruh dengan
sistem pembumian dengan menggunakan kabel BCC ukuran 50 mm2.
4) Hubungan ke pembumian dari sistem kelistrikan.
Sesuai dengan persyaratan pada PUIL 2000 kawat penghantar untuk sistem pembumian diatur
berdasarkan tabel yang tercantum dalam halaman 14 (PUIL 2000) yaitu sebagai berikut:
Luas penampang penghantar fasa instalasi Luas penampang minimum penghantar proteksi
S
yang berkaitan
(mm2)
Sp
(mm2)
S < 16
S
16 < S < 35
16
S > 35
S/2
Tabel ini hanya berlaku untuk jenis kabel yang sama.
5) Pembumian peralatan.
Batang tembaga pembumian pada masing-masing panel tegangan rendah, panel bagi bantu,
panel kontrol generator-set, panel daya yang terhubung ke masing-masing sirkuit, ukuran
batang tembaga pembumian pada panel sesuai kebutuhan seperti di singgung diatas.
Sedangkan untuk peralatan utama sistem pembumian harus disiapkan berupa batang tembaga
terbuka lengkap dengan mur-baut untuk meletakan pembumian peralatan pada batang
tembaga tersebut, letak & ukuran dapat dilihat pada gambar rencana.
Pembumian yang terkumpul pada satu tempat terminasi bagi material metal yang tidak dialiri arus
listrik yang terdiri dari :
1) Semua pipa instalasi metal (termasuk kabel tray and trunking), sistem kabel dan peralatan
metal yang tidak dialiri arus untuk semua peralatan.
2) Semua material metal pada semua panel-panel yang bukan bagian dialiri arus harus
dihubungkan dengan sistem pembumian panel masing-masing.
3) Semua kabel incoming maupun outgoing yang memakai pipa pengaman ataupun tidak selama
kabel-kabel tersebut mengandung meterial metal yang tidak dialiri arus, semua harus
terhubung dengan baik ke batang tembaga pembumian panel.
4) Untuk menjaga kesinambungan, sistem pembumian harus meyediakan sarana yang bersifat
mengamankan yang sesuai dengan standard yang berlaku (PUIL 2000, IEC, VDE, dll) yang harus
diikuti seperti tarcantum dibawah ini :
a) Sediakan kawat/kabel terpisah yang menghubungkan terminal pembumian sakelar
pemutus, starter motor, kotak sambung langsung dengan teminal pembumian motor
dengan pelindung pipa flexible.
b) Sediakan kawat/kabel terpisah untuk dihubungkan dengan terminal sistem pembumian
pada kotak kontak.
c) Sediakan kawat/kabel terpisah untuk menghubungkan terminal pembumian dalam masingmasing fiting lampu ke sakelar hing ke sirkuit dalam panel.
117

4.9

d) Sediakan kawat/kabel terpisah dari masing-masing peralatan listrik terhubung langsung


dari terminal pembumiannya ke teminal pembumian dari kotak sambung, kotak kontak,
saklar pemutus atau darimana saja peralatan tersebut mendapat catu daya melalui pipa
instalasi.
e) Sediakan konduktor pengaman sepanjang jaringan kabel trunking, tray dan rack dimana
kabel instalasi tersebut terpasang.
5) Ukuran konduktor harus sesuai dengan standard peraturan yang berlaku.
6) Semua bahan metal dari semua peralatan yang terpasang disemua arae seperti stailess steel
zink, pipa besi instalasi air bersih, wastafel, dll harus terhubung dengan sistem pembumian.
Juga yang termasuk dalam bahan metal tersebut seperti ducting HVAC, Air Handling Unit,
pompa, dll harus dilengkapi dengan kabel pengaman pembumian dengan ukuran kabel sesuai
standard yang berlaku.
7) Titik pembumian equipotential yang berupa batang tembaga harus disediakan sesuai standard
yang berlaku. Semua pipa pelindung instalasi baik incoming ataupun outgoing, semua instalasi
HVAC, material besi pada konstruksi bangunan harus terhubung dengan sistem pembumian
sehingga konsep equipotensial pembumian tersebut dapat dipenuhi dan akan benar-benar
aman bagi manusia disekelilingnya. Ukuran dari kabel koneksi masing-masing titik pembumian
harus sesuai denga standard peraturan yang berlaku seperti PUIL 2000, IEC standard, VDE
standard, dll.
8) Kabel instalasi pembumian harus kabel berpenutup PVC dengan warna kabel kuning hijau.
d. Untuk menghubungkan semua material metal konduktif dan bukan bagian yang dialiri arus serta
harus memenuhi standard persyaratan yang berlaku dapat menggunakan kabel tembaga
berpenutup PVC ukuran minimal 4 mm2 yang disatukan dalam pipa instalasi catu daya peralatan
bersangkutan.
e. Lain-lain.
1) Untuk sistem Pengindera Kebakaran harus dipasang kabel pembumian dengan menggunakan
kabel tembaga perpenutup PVC dengan ukuran minimal 10 mm2 yang menghubungkan titik
pembumian pada panel MCFA ke teminal pembumian panel dimana sistem tersebut mendapat
catu daya.
2) Untuk sistem Telephone seperti pada sistem Pengindera Kebakaran hubungkan titik
pembumian dari PABX ke terminal pembumian di panel dengan menggunakan kabel tembaga
berpenutup PVC ukuran minimal 10 mm2.
3) Sediakan batang tebaga persegi empat dengan ukuran 25 mm x 6 mm x 600 mm sebagai
terminal pembumian. Hubungkan terminal tersebut menggunakan BCC 50 mm2 dengan sistem
pembumian terdekat yang ditanam berupa jaring dibawah lantai dengan kedalama + 80 cm.
4) Semua batang temabaga pembumian tersebut diatas harus dilengkapi dengan terminasi
pembumian yang dapat berupa lubang-lubang dengan mur-baut atau dengan cara lain yang
sesuai dengan kebutuhan itu serta telah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan/Konsultan MK.
KEBUTUHAN LAIN-LAIN
a. Catu daya untuk kebutuhan sistem kontrol HVAC dari master control ke peralatan seperti tertera
dibawah ini :
1) Seluruh mekanikal room (AHU room disetiap bangunan) disediakan jaringan catu daya 1 fasa,
230V, 50 Hz, catu daya tersebut adalah merupakan catu daya yang menerus terhadap operasi
motor kontrol damper, catu ke panel I/O untuk data kontrol, dll.
2) I/O panel disetiap bangunan yang berfungsi sebagai komunikasi data kontrol HVAC yang tidak
boleh terputus.
b. Instalasi untuk Lift sistem.
1) Secara umum setiap unit lift mempunyai Panel Kontrol, Saklar pemutus, instalasi daya dan
peralatan tambahan lainnya untuk penggunaan kontrol lift semua dapat dilihat pada gambar
perencanaan/pabrik pembuat lift. Setelah data dari pabrik pembuat lift di konfirmasikan kepada
Konsultan MK dan telah disetujui untuk dilaksanakan maka Kontraktor dapat melaksanakan
sesuai manual instruction yang dikeluarkan pabrik pembuat.
118

4.10

4.11

2) Sediakan pada panel kontrol lift berikut saklar pemutus instalasi kontrol untuk masing-masing
lift sesuai gambar kerja yang diajukan.
3) Sediakan kelengkapan lain yang dibutuhkan untuk instalasi unit lift sesuai gambar pengajuan.
ELECTRONIC SUB-METERING SYSTEM
a. Yang termasuk dalam pekerjaan sub metering adalah sebagai berikut :
- Pusat kontrol peralatan
- Sub- metering modul
- Trafo arus.
- Unit pengulang (repeater) sesuai kebutuhan.
- Instalasi dalam sesuai kebutuhan.
b. Untuk modul metering pada panel dipilih dari type microprocessor berupa digital meter, komunikasi
data dapat dilakukan secara dua arah melalui kabel power dan catu daya. Unit modul untuk setiap
fungsi yang terhubung dengan trafo arus tegangan catu daya tersambung dengan :
1) Meter yang terhubung dengan trafo arus dan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan.
2) Unit meter harus dapat memonitor Arus, Tegangan, Power Faktor bahkan sampai kWh
penggunaan daya. Untuk kWh dapat dilperlihatkan dan komando dari tempat lain seperti :
a) Meter itu sendiri dengan menggunakan integral push button.
b) Di R. Kontrol dengan cara memasukan password berupa nomor digit pada integral keypad.
3) Modul tersebut harus mendapat catu daya back-up berupa battry atau UPS agar data informasi
kWh tetap tersimpan sekalipun catu daya jatuh.
4) Unit modul harus dapat bekerja dan melakukan pengukuran pada sistem tegangan 230/400V, 3
fasa, 50 Hz, 4 kawat, dengan ketelitian hingga 2%.
5) Unit modul dapat melakukan pengiriman data ke pusat penyimpanan data yang merekam
semua kWh dari masing-masing meter yang tersambung sehing semua data input tersebut
dapat dikolektif yang akhirnya dapat dirangkum menjadi laporan.
c. Bilamana dibutuhkan unit pengulang dapat dipasang pada jarak-jarak tertentu dengan lengkap
berikut catu dayanya sehingga komunikasi data dapat dilakukan.
d. Semua sistem dan komponen yang terpasang harus dilengkapi dengan sertifikat data original dari
pabrik pembuat dan disertakan juga sertifikat dari instansi terkait dengan instalasi sistem ini.
e. Pembuat sistem harus menggaransi semua pekerjaannya berupa diagnostic analysis of sistem yang
terpasang dan selama 1 tahun pelayanan pemeliharaan sistem secara gratis baik penggantian
ataupun perbaikan terhitung dari setelah peyerahan pekerjaan.
f. Siapkan perkiraan biaya maintenance untuk jangka waktu 1 tahun, masukan ini merupakan
persyaratan pemenang tender.
CAPACITOR BANK
a. Capacitor bank tepasang pada panel yang menyatu dengan panel utama Teganagn rendah (LVMDP). Pada panel utama control capacitor bank dilengkapi dengan MCCB 3 kutub dengan
kemampuan dialiri arus 1,25 % x total kapasitas dari bank.
b. Untuk setiap tahap kelompok dari capasitor masing-masing diamankan oleh sikring (min. 1,6 x Ic)
dan kontaktor (min. 1,8 x Ic pada beban 3 fasa) dikontrol dengan automatic reactive power
regulator. Juga disediakan fasilitas manual operation yang munkin digunakan bilamana regulator
dalam kondisi malfunction.
c. Panel harus dilengkapi dengan exhaust fan yang bekerja secara otomatis untuk menjaga agar
temperatur didalam panel tidak melebihi 45 C.
d. Setiap tahap pada bank kapasitor harus dilengkapi dengan 1 meter pemanjangan kabel koneksi guna
mengantisipasi korosi pada terminasi akibat dari sering ON/OFF nya koneksi.
e. Setiap tahap dari kapasitor group harus mempunyai kapasitas yang sama, besaran per group adalah
50 KVAR atau desetujui lain oleh Konsultan MK.
1) CAPACITOR :
The elements made by metallized polypropylene film, self healing, dry type, in sheet casing/
container, complete with external discharge resistors.
Losses = max. 0.5 W / KVAR
Cont. over voltage = 1.1 x Un.
119

4.12

Cont. over current = 1.3 x Ic.


Rated voltage = 525 V.
Output at 400 V 50 Hz = 20 KVAR
Temperature = -40 - 50 C.
2) REACTIVE POWER REGULATOR :
Insensitive to harmonics.
Continuous Digital power Factor Display, also with reactive Current Display and total Current
Display.
Adjustable time Delay Setting.
C/K Capacitive and C/K Inductive can be adjusted independently.
6 steps or 12 steps.
5 A, operation range 0.1 - 5A.
Control Voltage 220 V, 50 Hz.
Temperature: -5 - 60
Solid State design.
PANEL TEGANGAN RENDAH (230/400V).
a. Persyaratan Lemari Panel
Harus mempunyai fasilitas sebagai panel yang handal dan aman.
1) Sesuai standard Internasional dan Nasional.
2) Pengujian sesuai standard Internasional.
3) Pabrik pembuat panel sudah memiliki sertfikat ISO
Peralatan yang diajukan harus direncanakan dengan baik dan telah mengalami test uji fung si di
pabrik serta memenuhi satandar dibawah ini :
1) LV Switchgear and Control gear Assemblies
IEC 60439 - 1
2) Degrees of Protection provided by enclosures
IEC 60529
3) Resistance to salt nits
IEC 6068-2-11
4) Resistance to clamp heat
IEC 6068-2-30
Sebagai item tambahan selain telah diuji berdasarkan item tersbut diatas Blokset harus juga diuji
berdasarkan beberapa pengujian lain seperti :
1) Internal Arc. AS 3439
2) Earthquakes CBC ( California Building Code )
b. Perawatan Plat Panel Dan Pengecatan
Semua material panel harus dibersihkan dahulu sebelum di cat dengan cara proses kimia dan
terakhir di tratment menggunakan Zn Phospat yang selanjutnya di dilapisi anti karat.
Seluruh permukaan peralatan metal panel akhirnya baru dicat dengan metoda electrostatic Epoxy
Polyester Powder coating pada panas antara 180 C - 200 C yang akan memberikan hasil akhir dari
pengecatan baik dan keras. Ketebalan pengecatan tidak kurang dari 50 micron dengan standard
warna cat RAL 9002 atau diminta lain oleh konsultan MK.
Untuk memastikan hasil akhir dari kwalitas pengecatan maka harus dilakukan pengujian seperti
dibawah ini :
1) Hardness test by Perzoz pendulum ( min : 300 Second )
2) Adherence test by Cross CUT ( GTO )
3) Impact test ( min : 50 kg cm )
4) Brilliancy check ( 28 % - 32 % )
5) Bending test by Mandrel Bending ( 0 10 mm )
c. Karakteristik Secara Umum
1) Standard Manufacturing
2) Design System
3) Type Panel
4) Degrees of Protection
5) Ambient Air Temperature
Altitude

: IEC 60439 - 1, IEC 60529


: Modular
: Indoor & outdoor
: See technical standard
: 35 C
: Up to 2000 m
120

Relative Humidity
o
o

6)
7)
8)
9)

0
0

C = Less than 50 %
C = Less than 90 %

Rated Insulation Voltage


: 1000 VAC
Rated Operational Voltage
: 380 VAC
Rated Short Time Withstand Current : 50kA - 1s/ 35KA-1s/25ka-1s/10ka-1s
Rated Current:

: 1250A/1000A/630A

: 600A/400A/300A/200A/100A
Material
Enclosures
Bus bars
Cable Connection Access
Cable Connection Access

4.13

: Folded Metal Sheet Thickness 2 mm


: Copper
: Bottom (front Access)
: TOP ENTRY BY BUSDUCT

PANEL KONTROL ARUS BOCOR


a. Umum
Sistem ini adalah bersifat memonitor dan mengamankan terhadap terjadinya arus bocor pada
system instalasi listrik untuk pelayanan ke manusia (pasien).
Unit ini secara khusus di pasang di Ruang Operasi, Ruang ICU/ICCU/PICU/NICU, Ruang Melahirkan
dan Ruang Gawat Darurat (Emergency).
b. Modul monitor isolasi 107TD47:
Alat monitor isolasi ini adalah alat yang vital untuk menjamin keamanan dan kelangsungan supply
listrik medik, dimana alat tersebut harus dapat memonitor nilai isolasi secara akurat dan terusmenerus. A-Isometer 107TD47 yang memiliki sistem pengukuran AMP dapat memantau nilai
isolasi secara akurat, walaupun pada jaringan listrik yang terkontaminasi dengan tegangan kotor
(tegangan dc yang ditimbulkan oleh power supply dari peralatan listrik). A-Isometer ini juga
dilengkapi alat monitor beban arus, suhu temperature, digital display dengan nilai/ data yang jelas,
key pad dan tombol uji. Untuk memenuhi standard internasional/ nasional yang ada, maka
107TD47 memiliki spesifikasi Sbb:
- Internal Impedans
: > 240 KOhm
(IEC60364-7-710: tdk boleh kurang dari 100
KOhm)
- Tegangan uji
: < 12 V AMP
(IEC 60364-7-710: tidak boleh lebih dari 25
V)
- Arus uji
: < 0,05 mA
(IEC60364-7-710: tidak boleh lebih dari 1
mA)
- Isyarat gangguan isolasi
: > 50500 KOhm
(IEC60364-7-710: tdk boleh kurang dari 50
KOhm)
- Tombol Uji
: Tersedia
(IEC60364-7-710: disyaratkan)
- Monitor koneksi kabel
: Tersedia
(IEC60364-7-710: disyaratkan)
- Monitor beban arus
: Tersedia
(IEC60364-7-710: disyaratkan)
- Monitor Suhu Trafo
: Tersedia
(IEC60364-7-710: disyaratkan)
- Sistem Pengukuran
: AMP Measuring
(IEC 61557-8) IT AC with galvanically DC
Principle
circuit
c. Trafo Isolasi ES710
Sesuai dengan standard IEC60364-7-710 bag.512.1.6, dengan spesifikasi sbb:
1) Reinforced isolated
2) Fixing angles are isolated
3) Windingsre galvanically isolated protection by PTC-Resistor
4) Arus input : 22,5 A
121

5) Arus Output : 21,7 A


6) Inrush current : 12 x n
7) Leakage Current : < 0,5 mA
8) No Load Input Current Io <=2,8 %
9) Tegangan input : 230 VAC
10) Tegangan output : 230 VAC
11) Short circuit Voltage <=2,6 %
12) Induction : 1T
13) Resistancy of Primary <=0,1 Ohm
14) Resistancy of secondary <=0,09 Ohm
15) Efficiancy 96%
16) Fe Loss : 80 W
17) Cu loss : 125 W
18) Full-load temperature rise: 68 grd C
d. Modul Isyarat MK 2007
Alat isyarat ini harus terpasang di tempat-tempat yang mudah terpantau oleh staff rumah sakit, agar
supaya gangguan pertama dapat diketahui sedini mungkin, sebelum terjadinya gangguan kedua
yang dapat mengakibatkan terputusnya listrik dan hal-hal yang tidak diinginkan. Alat isyarat ini telah
dilengkapi dengan digital display untuk menunjukan nilai isolasi secara jelas dan nilai beban arus
dalam persen pemakaian. Untuk memenuhi standard internasional/ nasional yang ada, maka
MK2007 ini memiliki spesifikasi Sbb:
- Digital display untuk nilai isolasi & beban arus
- Tombol tekan uji
: menguji sistem secara remote
(IEC60364-7-710:
disyaratkan)
- Lampu warna hijau
: Sistem sedang digunakan
(IEC60364-7-710:
disyaratkan)
- Lampu warna kuning
: Sistem sedang gangguan
(IEC60364-7-710:
disyaratkan)
- Isyarat bunyi yg nyala paralel akan tetapi lampu warna kuning (IEC60364-7-710:
dgn lampu kuning dan tdk dapat dipadamkan selama disyaratkan)
dapat di-hentikan dgn gangguan masih ada.
tombol
e. Circuit Breaker
Untuk pemutusan otomatis pada lokasi gangguan, maka selektifitas pemilihan spek MCB harus
diperhatikan. Hal ini berguna untuk menghindari terjadinya kesalahan pemutusan listrik pada lokasi
yang aman (tidak ada gangguan) yang dapat menganggu kelangsungan operasional. Selain dari pada
tersebut diatas, kententuan waktu trip (waktu pemutusan otomatis) juga harus diperhatikan sesuai
dengan persyaratan yang berlaku untuk proteksi gangguan kedua. Untuk melindungi kabel dari
kelebihan arus, maka ukuran MCB harus disesuaikan dengan ukuran penampang kabel dan
diusahakan tidak ada pencabangan.
MCB input pada Trafo Primer
: 2 pole/32 A/ 10 kA/ curve C
MCB Pusat output trafo Sekunder : 2 pole/25 A/ 10 kA/ curve C
MCB Distribusi houtput trafo
: 2 pole/ 6 A/ 4,5 kA/ curve C
f. Selector Switch OFF-ON-BY PASS
Untuk menjamin kelangsungan operasional di dalam ruang OK atau ICU jika terjadinya kerusakan
Isolating Transformer, maka dibutuhkan suatu selector switch yang dapat mengalikan listrik secara
langsung keruang yang bersangkutan tanpa harus lama menunggu waktu perbaikan/pengantian
transformer tersebut. Disamping itu juga selector switch tersebut dapat mempermudah dan
menjamin keamanan si Maintenance pada saat penggantian trafo tanpa ada sentuhan tegangan
listrik.
g. Wiring & Panel Enclosure
Untuk mempermudah perawatan, maka semua kabel wiring harus diberi label/marking dgn kode
122

yang jelas dan diterminasi dengan Terminal Block yang anti electrolytic corrosion dan berlebel jelas.
Disamping itu dengan Panel dengan modular knock down system dapat mempermudah pekerjaan
Maintenance dalam perawatan, pengantian dan pengembangan selanjutnya.
Specifikasi Panel :
Indoor used
Modular knock down system
Material sheet steel 1,5 2 mm
IP 40
Door with Hinged Type Lochable
Powder Coating Epoxy polyester Colour Ral 7032 Tex, thickness 80 microns
Finishing metal surface treatment: Degreasing + Rust removing, Rinsing, Surface conditioning,
rinsing, Zins phosphating, Rinsing by spraying high pressure clean water.
Specifikasi Terminal Block
The screws are prevented from loosening by locking technique (Reakdyn principle)
Metal parts of screw made of high-grade, strain-crack and corrosion-proof copper alloys
Insulating housing of terminal block made of recyclable PA 6.6 halogen free & UV-resistant
PA 6.6 is certified for inflammability class V0 in acc. with UL 94.
h. Rangkuman
Sumber Listrik untuk masing-masing ruang OK atau ICU tersebut diproteksi dengan Sistem IT-Medis
yang mengunakan trafo isolasi medis ES710. Untuk alasan kontinuitas suplai, maka nilai isolasi,
beban dan suhu trafo harus dipantau secara terus menerus dengan alat 107TD47 untuk
menunjukkan terjadinya gangguan pertama. Disarankan agar gangguan pertama dihilangkan dengan
penundaan sesingkat mungkin, sebelum terjadi gangguan kedua. Sesudah terjadinya gangguan
pertama dari isolasi pada bagian aktif ke bumi, maka untuk proteksi terjadinya gangguan kedua
digunakan Circuit Breaker untuk pemutusan suplai listrik, dengan ketentuan sbb:
U0 x 3
Zs
, Jika netral tidak terdistribusi
---------2 Ia
U0
---------, Jika netral terdistribusi
1.Ia
Untuk kedepannya jika diperlukan, bahwa setiap aplikasi monitoring pada masing-masing Sumber
Listrik IT-Medis dapat diintegrasikan secara keseluruhan dengan Bender-Gateway OPC, sehingga
memungkinkan untuk dapat dikembangkan pada pemantauan terpusat dengan jaringan berbasis PC
via ISDN, Ethernet TCP/IP dan mengunakan standard protokol OPC dengan Software-Visualisasi yang
ada dipasaran.
LAMPU PENERANGAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta pemasangan berikut
penyerahan seluruh system penerangan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b. Standar / Rujukan
1) Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000).
2) International Electrotechnical Commision (IEC).
3) Standar Nasional Indonesia (SNI).
4) Spesifikasi Teknis :

09910 Cat

16400 Distribusi Tegangan Rendah


c. Prosedur Umum
1) Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan.
a) Sebelum diadakan ke lapangan, contoh dan/atau brosur/data teknis bahan/peralatan untuk
pekerjaan ini harus diajukan dahulu kepada Konsultan untuk disetujui.
Zs

4.14

123

b) Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan dan


menyerahkannya kepada Konsultan untuk disetujui.
2) Gambar Detail Pelaksanaan.
a) Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada
Konsultan untuk disetujui.
Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan sehingga
diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor
bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi tata letak dan detail-detail yang
diperlukan.
b) Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang lain atau
antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus menyampaikannya
kepada Konsultan untuk dicarikan jalan keluarnya.
Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan peralatan, jalur kabel dan
sambungan-sambungan.
Gambar Kerja ini harus diikuti dengan se-seksama mungkin.
c) Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang
digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang
berkaitan, harus diperiksa.
d) Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Kontraktor lain yang
mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua bahan dapat
dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
3) Pengiriman dan Penyimpanan.
a) Semua bahan dan peralatan yang didatangkan dan harus dalam keadaan baik, baru, bebas
dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
b) Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang aman
dan terlindung dari kerusakan.
4) Ketidaksesuaian.
a) Konsultan berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau dipasang yang tidak
memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan yang dinilai
tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
b) Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dari yang
ditentukan, Kontraktor harus membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan usulan
penggantian berikut alasan penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera
diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal diatas, Kontraktor bertanggung
jawab melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja.
d. Bahan Bahan
1) Umum
Semua bahan penerangan harus berasal dari produk yang dikenal luas serta dalam keadaan
baru, bebas dari segala cacat dan disetujui Konsultan.
2) Penerangan
a) Lampu
Untuk memastikan kemampuan distribusi cahaya, semua supplier produk harus
menyertakan perhitungan pencahayaan dengan sampling area untuk menunjukkan kontur
isoline dari penyebaran distribusi cahaya, kurva fotometrik termasuk Light Output Ratio
LOR, DLOR, ULOR & TLOR, supplier juga harus menyertakan jaminan keaslian produk dan
garansi untuk semua tipe armature.
Untuk produk indoor, kesilauan diindikasikan dengan UGR - Unified Glare Rating (mengacu
kepada standar dan rumus CIE) harus disertakan untuk setiap armature indoor untuk
menunjukkan pengukuran terhadap gangguan yang diakibatkan oleh kesilauan dengan
skala penilaian dari 10 (unnoticeable) to 30 (unbearable).
Semua armature lampu harus dibuat oleh satu pabrikan dengan kualitas yang sesuai
dengan Standar IEC.
124

6.16.

1. Lampu TLD super


Lampu TLD super (36 Watt & 18 Watt) warna putih (cool white/865) atau warna
kuning (warm white/827) memiliki indeks colour rendering (C.R.I>80) dan Lumen
output sebesar 1350 lumen untuk TLD 18Watt dan 3350 lumen untuk TLD 36Watt.
Fitting (cap/base) menggunakan fitting G13 Philips. Lampu harus menggunakan
komponen seperti ballast low loss, kapasitor dan starter yang sesuai, semuanya buatan
Philips.
2. Armature Lampu Clean Room (Ruang Operasi).
Housing Armatur lampu harus terbuat dari baja Cold Rolled dengan finishing cat putih.
Armature dilengkapi dengan Louver double parabolic terbuat dari pre-anodized
alumunium kemurnian tinggi.
Housing juga harus dilengkapi dengan cover PMMA berwarna bening dengan gasket
EPDM untuk menjamin debu dan kotoran tidak masuk ke dalam kompartment
armature tersebut dan Housing juga harus sesuai dengan klasifikasi proteksi (IP 54)
dan mengacu kepada standar Internasional IEC 598.
Untuk menjamin kompartment lampu yang kedap, maka tidak terdapat lubang untuk
pemasangan cover. Cover dipasang hanya dengan 4 buah baut khusus. Untuk
membuka cover, tidak diperlukan peratan tambahan.
Armature cleanroom/Operating Room dipasang masuk ke dalam plafond (Recessed)
e. Bahan Elektrikal.
Bahan-bahan elektrikal seperti kabel daya, conduit, saklar, soket dan lainnya harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.
f. Penumpu/Penopang.
Semua penumpu/penopang yang dibutuhkan peralatan dalam Spesifikasi Teknis ini harus
disediakan.
Penumpu/penopang dapat terdiri dari rangka baja, pelat, rak dan bentuk lain dengan ukuran yang
memadai, dan harus dipasang dengan baut, sekrup atau las. Semua penumpang/penopang baja
dan/atau metal harus memenuhi ketentuan Gambar Kerja.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Pemasangan Penerangan
1) Kontraktor harus melengkapi semua armature, perlengkapan penerangan, komponen, tenaga
kerja dan bahan pemasangan yang diperlukan agar system penerangan terpasang dengan
lengkap seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2) Semua armatur dan peralatan penerangan harus dipasang lengkap dengan aksesori
penggantung, rumah lampu, soket, pemegang, reflektor, penyebar cahaya, balas, kapasitor dan
komponen lain yang diperlukan serta seluruh pengkabelan yang dibutuhkan.
3) Armatur dan lampu untuk daerah berbahaya harus dari jenis yang sesuai untuk tujuan tersebut.
4) Perlengkapan penerangan yang tidak sesuai dengan ketentuan tidak diijinkan dipasang.
5) Jika Kontraktor bermaksud menggunakan perlengkapan penerangan selain dari yang telah
ditentukan, perlengkapan pengganti berikut data fotometrik harus diserahkan kepada
Konsultan untuk disetujui dengan mengacu pada ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Informasi tambahan seperti cara menggantung, penyelesaian dan/atau contoh bahan
perlengkapan harus diserahkan atas permintaan.
b. Pengujian dan commissioning/Testing.
1) Setelah selesainya pekerjaan dan sebelum penyerahan, Kontraktor harus melakukan pengujian
lengkap dan pengukuran yang dianggap perlu dengan dihadiri Konsultan. Semua sistem dan
peralatan harus dioperasikan agar berfungsi sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
2) Peralatan, fasilitas pengujian, pengawasan pengujian dan pemeliharaan peralatan agar tetap
dalam kondisi baik, harus diadakan oleh Kontraktor.
3) Catatan pengujian harus dibuat Kontraktor dan diserahkan secara resmi kepada Konsultan
sebelum serah terima pekerjaan.
4) Pengujian dan uji pengoperasian harus ditentukan oleh Konsultan.
5) Semua peralatan harus lulus uji fungsional.
125

6) Kontraktor bertanggung jawab untuk mengganti setiap peralatan/perlengkapan yang rusak,


termasuk kaca, plastik atau penyebar cahaya sampai pada saat pemeriksaan terakhir dan
penyerahan kepada Konsultan.
c. Pembersihan
Kontraktor dari waktu ke waktu harus menjaga agar tempat kerja dan sekitarnya bersih dari segala
bahan-bahan terbuang atau kotoran yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Pada akhir pekerjaan, Kontraktor harus menyingkirkan semua kotoran, alat-alat, perancah dan
bahan sisa dari lokasi pekerjaan, sehingga pekerjaan terlihat bersih dan siap untuk digunakan.

d. Lapisan Pelindung
Kecuali ditentukan lain, semua bahan metal yang terlihat, seperti penopang/ penumpu, conduit dan
lainnya, harus diberi lapisan pelindung cat anti karet dalam warna sesuai Skema Warna.
Bahan cat dan cara pengecatan harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis .
6.17. PERSETUJUAN PABRIK PEMBUAT
a. Component manufacturer
: Schneider Indonesia, Siemens, GE, dan ABB.
b. Cubicle Manufacturer
: Schneider Indonesia, PT. Siemens Indonesia/PT. Dian Graha
Elektrika, ABB Indonesia.
c. Component Motor control Manufacturer : Schneider Indonesia, GE, Siemens.
d. Capacitor Bank
: Schneider Indonesia, Siemens, ABB.
e. Pembuat Panel
: PT. Sinar Metrindo Perkasa (Simetri), PT. Sinar Inti Electrindo
Raya (SIER) dan ABB
f. Lighting Fixture
: Philips
Panel kontrol arus bocor
: Bender (PT. Pengsulindo)
SISTEM TELEPHONE
5.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi telepon adalah pemasangan dan pengadaan termasuk testing dan comissioning peralatan
dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya seperti yang diterangkan dalam
pembahasan terdahulu, sehingga diperoleh instalasi telepon yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama
siap untuk digunakan, yang terdiri dari :
1. Pemasangan trunk line (co line).
2. Pemasangan Peralatan Utama (PABX atau Key Telephone), termasuk komponen utama dan material
bantu, sistem yang dipasang harus mencakup :
a) Sistem PABX (baik hardware maupun software) dengan semua fitur seperti yang tercantum
pada spesifikasi tanpa dikenakan biaya tambahan apapun pada kapasitas terpasang yang
diminta.
b) Operator console lengkap dengan handset dan pilihan headset tambahan yang ada.
c) Features telephone set
d) Biaya pemasangan PABX dan semua peralatan tambahan harus mencakup pula biaya
penyambungan dari PABX ke MDF.
e) Sistem proteksi terhadap petir dan tegangan surja.
f) Backup battery.
3. Pengadaan dan pemasangan Kerangka Distribusi Utama/saluran (MDF) 100 pairs, Kerangka
Distribusi Lanjutan (IDF) dan kotak terminal..
4. Pemasangan instalasi kabel telepon dari Terminal Box (TB) ke outlet-outlet telepon seperti yang
tercantum pada gambar perencanaan.
5. Instalasi kabel dari MDF kesetiap Terminal Box (TB) yang ada disetiap lantai.
6. Pemasangan outlet outlet telepon seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.
7. Perawatan dan peralatan dari panel kepemakaian .
8. Pemasangan dan pengadaan soket & outlet serta kelengkapannya.
9. Pengadaan dan pemasangan instalasi grounding instalasi telepon.

126

10. Melakukan pengurusan izin-izin / sertifikat dengan pihak PT. Telkom setempat sehubungan dengan
pekerjaan ini.

11. Pemasangan instalasi lain yang belum tercantum didalam spesifikasi ini tetapi ada di gambar
perencanaan.

5.2

Syarat Umum
1. Keseluruhan peralatan utama yang membangun sistem ini harus dari merk yang sama
2. Kontraktor harus merupakan dealer produk atau perusahaan yang mendapatkan Surat Dukungan dari
Dealer. Yang dimaksud Dealer adalah Perusahaan yang mendapatkan Surat Penunjukan dari
Distributor serta mendapatkan Surat Dukungan dari Principal (Agen Tunggal Pemegang Merk) di
Indonesia.

5.3

GambarGambar Instalasi
1. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan sesuatu yang
tercantum dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.
2. Gambar- gambar instalasi menunjukkan secara teknis pekerjaan instalasi yang harus dilaksanakan
dimana dicantumkan ukuran bahan-bahan instalasi serta keterangan lain yang diperlukan.
3. Pelaksanaan dilapangan selain yang tertera pada gambar disesuaikan dengan kondisi lapangan atas
petunjuk direksi / pengawas lapangan secara tertulis / lisan.
4. Bila kontraktor menganggap perlu adanya perubahan ukuran / konstruksi dalam pelaksanaan,
kontraktor diwajibkan mengajukan alternatif atau Shop drawing yang dikehendaki dan mendapat
persetujuan dari Pengawas / Pemilik Proyek.
5. Segala perubahan yang disengaja dilakukan kontraktor tanpa ijin Direksi / Pengawas lapangan adalah
resiko Kontraktor.
6. Bila nantinya tidak disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan maka terpaksa harus dibongkar.
Kontraktor hal ini tidak diperkenankan menuntut ganti rugi

5.4

Pelaksanaan Pekerjaan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana harus memeriksa kondisi lahan untuk memastikan

2.

pekerjaan instalasi dapat dikerjakan, misalnya :


a. Pekerjaan instalasi kabel dan konduit : area yang akan dipasang harus sudah bersih dari puingpuing, kayu-kayu bekisting bekas pengecoran, scaffolding, atau material lain yang dapat
menghalangi pekerjaan.
b. Pekerjaan pemasangan panel MDF dan PABX, pekerjaan finishing dan M/E lainya didalam ruang
kontrol untuk posisi panel-panel diatas sudah selesai dan pintu ruangan sudah dipasang kunci. Hal
ini untuk mengantisipasi rusak atau hilangnya peralatan yang telah dipasang karena masih ada
pekerjaan lain dan beberapa tenaga kerja yang bekerja diruangan tersebut.
Menyiapkan tenaga kerja yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Mengerti dan menguasai lingkup pekerjaan instalasi telepon yang akan dikerjakan dengan baik
oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman.
b. Pelaksana yang dianggap tidak cukup ahli / perpengalaman oleh Direksi / Pengawas Lapangan,
harus segera diganti dengan orang lain setelah mendapat persetujuan Direksi / Pengawas
lapangan.
c. Kontraktor harus menempatkan seorang Supervisor yang ahli, berpengalaman dan profesional
untuk masing-masing bidang yang bertanggung jawab untuk menjadi supervisi, management
proyek.
d. Tenaga kerja harus berpengalaman dan ahli di bidangnya, bila tidak berpengalaman & ahli harus
diganti. Bila tidak dihiraukan pengawas akan mengambil tindakan untuk mengatasi permasalahan
yang ada.
e. Segala sesuatu yang diperlukan guna kesempurnaan pekerjaan harus, dilengkapi sesuai
permintaan pengawas dengan biaya dibebankan kepada Kontraktor.
127

f.
g.
h.
i.

Mempunyai alat kerja yang memadai.


Mudah diberi pengarahan.
Dapat melakukan koordinasi dengan tenaga kerja lain.
Terampil.

5.5

Persyaratan Bahan
1. Bahan yang dibutuhkan kwantitasnya dihitung (estimasi) sesuai jalur instalasi pada gambar kerja.
Bahan-bahan yang sudah dikirim kelapangan (on site) agar diperiksa kondisinya apakah ada kerusakan
pada saat pengangkatan, pengangkutan, atau kerusakan dari pabrik pembuat. Bahan-bahan yang
kondisinya baik dapat dipasang, sedangkan yang rusak atau cacat agar tidak dipasang dan
dikembalikan kepada pemasok / supplier.
2. Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh bahan / barang yang disebut dalam lingkup pekerjaan
kepada Direksi / Pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum dipasang. Apabila hal
tersebut tidak memungkinkan, minimal brosur spesifikasi teknis harus ditunjukkan dan disetujui oleh
Direksi / Pengawas lapangan.
3. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan bahan / material serta peralatan kerja (gudang) agar
rapi aman dan memudahkan pemeriksaan.
4. Jika bahan / material dan peralatan kerja tersebut harus melewati jalanan umum, Kontraktor harus
menjaga ketertiban dan kelancaran serta mengganggu lalu lintas.
5. Pengawas / Direksi berhak menambah peralatan yang dipergunakan atau menolak peralatan yang
tidak memenuhi syarat.
6. Bila pelaksanaan pekerjaan telah selesai, maka kontraktor harus segera mengeluarkan atau
memindahkan peralatan tersebut, kerusakan akibat penggunaan peralatan kerja tersebut harus
diperbaiki kembali atas beban biaya Kontraktor.

5.6

Instalasi
1. Kabel Instalasi
a. Kabel intalasi telepon yang digunakan harus sesuai dengan standard Indoor Telephone Cable (ITC)
(STEEL-K-011) yang berlaku yang diakui di negara Republik Indonesia.
b. Ukuran kabel untuk instalasi telepon yang digunakan harus sesuai dengan gambar Perencanaan.
Kabel telepon yang digunakan harus sudah direkomendasi oleh TELKOM produksi ex. Supreme,
Kabelindo atau setara.
c. Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus ada surat keterangan dari
distributor / pabrik.
d. Sistem penyambungan didalam main distribution frame dan junction box harus
mempergunakan sistem slip (solderless) dengan alat connection / disconnection produksi ex.
Krone atau setara.
e. Penyambungan kabel didalam junction box harus mempergunakan sistem slip solderless, sesuai
dengan persyaratan PT. Telkom. (Reference: Krone)
f. Kabel yang masuk keluar ke/dari MDF, junction box harus memakai kabel gland dan tanda untuk
mengindentifikasikan route kabel dan nomor pesawat dengan memakai "cable marking" merk 3
M atau setara.
g. Semua kabel yang dipasang menembus dinding harus dipasang sleeve pipa galvanized minimum
2,5 kali penampang kabel.
h. Penyambungan kabel ke terminal panel / peralatan di semua bangunan adalah tanggung jawab
kontraktor.
i. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik, cukup kuat / erat sesuai dengan model terminal
peralatan yang terpasang.
j. Kabel yang dipergunakan untuk dari Terminal Box (TB) menuju MDF (Feeder) menggunakn kabel
dengan jenis ITC Cable Multi pairs antara 10 pairs sampai dengan 40 pairs atau sesuai dengan
gambar perencanaan.
128

k. Kabel yang dipergunakan untuk instalasi dari Terminal Box (TB) menuju ke Outlet Telepon
menggunakan kabel dengan jenis ITC Cable 2 pairs (2 x 2 x 0.6 mm) di dalam pipa conduit.

l. Kabel feeder yang digunakan adalah jenis indoor telephone cable, dengan kapasitas sesuai gambar

2.

rencana.
m. Kabel distribusi dari junction box tiap-tiap outlet memakai indoor telephone cable sebanyak 2 pair
diameter core 0,6 mm (1 pair dipakai untuk cadangar/spare), dan dimasukkan dalam konduit.
n. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking
kabel/Tray.
o. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga kabel.
p. Semua kabel yang dipasang diatas trunking kabel harus didalam conduit.
q. Semua outlet kabel yang penempatan instalasinya hanya sampai diceiling saja, harus memiiiki
spare panjang minimum 10 m dari titik instalasi outlet pada gambar rencana.
r. Isolasi antara urat-urat kabel, dan isolasi antara urat kabel terhadap ground
minimum
20 M ohm.
s. Pemasangan kabel dalam
Semua kabel dalam akan dipasang dengan menggunakan saluran PVC High Impact Conduit BS
6099 Fire Retardant dengan diameter dalam min 1.5 kali diameter kabel dan minimum diameter
dalam 19 mm. Untuk keperluan maintenance, wama PVC High Impact conduit yang dipasang
untuk instalasi telepon hanus berbeda dengan PVC High Impact yang dipasang untuk instalasi
listrik (wama putih atau hitam ).
t. Pemasangan kabel luar.
Secara umum pemasangan kabel luar harus sesuai dengan standard yang dapat digunakan
dan disetujui oleh engineer.
Secara langsung kabel dikubur harus dilindungi dengan batu bata yang didesain khusus
untuk pemasangan kabel telepon bawah tanah.
Batu bata diatas, warna merah plastik dengan ketebalan dan lebar yang sesuai harus
dipasang dengan tanda peringatan yang diperlihatkan pada pemasangan kabel telepon di
bawah.
Tanda kabel harus juga dipasang sepanjang rute kabel, sebaiknya pada setiap
perubahan arah.
Pipa Konduit
a. Konduit yang digunakan biasanya dari type high impact conduit. Selain high impact dari konduit
ini harus memenuhi ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :
1) Tidak mudah terbakar.
2) Tidak merambatkan api.
Bila terbakar tidak mengeluarkan gas beracun, dan api dapat padam dengan sendirinya. Kabel
yang biasa dilindungi oleh konduit ini adalah kabel dari Terminal Box (TB) ke outlet telepon.
Ukuran diameter dalam konduit adalah :

b.
c.
d.
5.7

DP DK2 / 0,5
Dimana : DP = diameter dalam konduit (mm).
DK = Diameter luar kabel (mm)
Konduit yang dipakai adalah conduit PVC High Impact dengan diameter dalam minimum 1 1/2 kali
diameter kabel, dipergunakan produksi ex. CLIPSAL, EGA atau setara yang sudah direkomendasi
oleh LMK, bila diperlukan kontraktor harus dapat menunjukkan bukti rekomendasi tersebut.
Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi klem.
Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan pada tembok harus
menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan menggunakan paku tidak dibenarkan.

Gambaran Umum PABX


1. Rancangan PABX harus bersifat modular dengan semua komponen tersusun pada printed circuit
boards (PCBs) yang dapat dengan mudah dimasukkan dan dipindahkan dari masing-masing posisi /
129

2.
3.
4.

5.

6.
7.
8.
9.
10.
11.
5.8

slot (plug in). Slot slot yang ada harus bersifat universal, yaitu tidak ada batasan bahwa card
interface tertentu harus dipasang pada slot tertentu, kecuali pada base unit.
Card-card yang terpasang pada PABX harus dapat dipergunakan kembali untuk keperluan ekspansi
PABX sehingga lebih ekonomis.
PABX memiliki embedded applications yang ditujukan untuk aplikasi pada industri health-care dan
hospital, yang meliputi fitur dan layanan khusus telephone untuk hospitality industries, fungsi
manajemen (check in/out) serta interface dengan Front Office System.
PABX harus menggunakan teknologi IP Communication Server serta mampu dihubungkan dengan
berbagai macam perangkat :
Telephone Sets TDM
Telephone Sets Digital e-reflexes
MultiMedia PC
SIP Phone
H.323,XML,LDAP Terminal Devices
PABX dilengkapi dengan Media GateWay sehingga memungkinkan konfigurasi dengan kombinasi
dengan teknologi TDM (Time Division Multiplexing) serta koneksi dengan berbagai macam interface
sebagai berikut :
a. Koneksi ke external network (public atau private):
T0 ISDN
E1-CCS ISDN (T2)
E1-CAS
T1 CCS (PRI)
T1 CAS
DDI / DID or NDDI / non-DID analog networks
b. Koneksi ke digital Reflexes phones, attendant operator positions (UA interfaces)
c. Koneksi ke analog devices seperti telephone analog, modem, mesin facsimile (z-analog
interfaces)
d. Koneksi DECT/PWT base stations
e. IP connectivity (Voice Over IP)
f. Voice compression channels: G.711, G.723, G.729
g. DSP resources for media services seperti voice guides, conferencing.
PABX harus mempunyai kemampuan switching dengan non blocking system.
Cabinet PABX berukuran standard rack 19inch.
Untuk mengakomodasikan ISDN maka PABX harus dapat digunakan pada jaringan ISDN melalui PCM
link 64 Kbps, basic rate access 144 Kbps (2B + D) dan primary rate access 2 MBps (30B + D) dengan
hanya menggantikan dan atau menambah card yang berhubungan dengan jaringan ISDN tersebut.
PABX harus memiliki kemampuan cordless DECT untuk mendukung mobilitas pengguna.
PABX harus dapat digunakan lebih dari satu kelompok pemakai ataupun departemen-departemen
dalam suatu organisasi besar sehingga lebih ekonomis. Console-console operator harus dapat
digunakan secara bersama atau dialokasikan kepada masing-masing kelompok pemakai.
PABX harus dapat dirangkaikan dengan paging module, untuk keperluan paging Public Address
melalui ekstension PABX.

Kapasitas System
1. PABX yang dipasang harus bersifat modular dan memiliki kemampuan untuk dikembangkan dengan
penambahan module peripheral saja, tanpa penambahan modul kontrol hingga mencapai kapasitas
maksimumnya.
2. PABX harus memiliki kapasitas yang mampu diperluas untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan
5,000 users pada satu node.
3. PABX yang dipasang harus dapat diperbaharui atau dikembangkan ke model PABX mutakhir guna
peningkatan kapasitas sistem.
4. PABX yang dipasang harus termasuk :
130

5.
5.9

a. Maintenance Terminal untuk mendiagnosa kesalahan PABX dan melakukan reprogramming.


b. Voice Mail untuk minimal 500 users.
c. Remote Maintenance Access.
d. Baterai untuk pasokan daya cadangan bagi sistem selama minimal 4 jam.
e. Alat penangkal petir untuk semua saluran induk.
Card-card yang digunakan harus memiliki sirkuit yang cukup besar (Min. 16 sirkuit untuk ekstension
card dan 8 sirkuit untuk trunk card) agar PABX memiliki kapasitas yang cukup.

Fitur System
1)
PABX yang dipasang harus dilengkapi dengan fitur-fitur untuk Kemudahan panggilan keluar / masuk
sebagai berikut :

Customized Organizational Greetings, automatic day / night / break / holiday greetings dengan
built-in Real Time Clock. Kemampuan transfer dengan SuperVised sistem.

Customized Music on Hold, 2 systems language.

Multi Tenant, memungkinkan adanya operator/ automatic attendant greetings tersendiri


untuk masing-masing grup trunk number dalam satu sentral PABX.

Integrated Voice Mail 2port, 60minutes storage untuk kondisi Busy, No Answer, Do Not
Disturb (DND).

Automatic Route Selection (ARS) sistem secara otomatis akan mencari rute panggilan yang
paling ekonomis.

Personal Assistant dengan lima pilihan transfer pada kondisi No Answer : Voice Mail, GSM,
External Number (telepon rumah, etc), Internal Number (secretary) atau ke Operator.

Dial by Name dengan entry initial, kemampuan sampai dengan 3000 centralized directory
internal/external.

Direct Inward System Access Transit, memungkinkan transit atas incoming call ke nomor
external. .
2)
PABX yang dipasang harus dilengkapi dengan fitur-fitur hospitality sebagai berikut:
a) Automatic Wake-Up Calls
Fitur ini memungkinkan operator tamu atau tamu bersangkutan mampu menset wake up call
(panggilan untuk membangunkan) secara otomatis pada waktu yang telah ditentukan. Bila
panggilan tersebut tidak dijawab setelah selang waktu tertentu, maka system akan mengulangi
panggilan tersebut untuk beberapa kali. Bila panggilan masih tidak dijawab, maka operator
akan diberitahu dan setelah itu system akan membatalkan setting panggilan tersebut.
b) Call Restriction
Operator dapat membatasi jenis panggilan keluar yang diperbolehkan bagi kamar tamu
tertentu. Batasan untuk panggilan keluar tersebut adalah :
Internal
Local
SLJJ
SLI
c) Check-In / Check-Out
Fitur ini memungkinkan pelaksanaan prosedur check-in / check out tamu yang cepat dan
sederhana dengan hanya menekan satu tombol pada operator console atau front desk
terminal, maka :
Kondisi kamar bersangkutan berubah dari vacant ke occupied dan sebaliknya.
Status kamar yang bersangkutan diset ke clean atau sebaliknya.
Nama tamu bersangkutan dimassukkan atau sebaliknya
Telepon bersangkutan diset menjadi barring / unbarring
d) Do Not Disturb
Fitur ini memungkinkan operator atau tamu bersangkutan untuk memblokir semua panggilan
masuk yang ditujukan padanya.
e) Hot Station
Fitur ini memungkinkan tamu untuk menghubungi nomor ekstension tertentu dengan hanya
131

mengangkat handset tanpa perlu menekan tombol apapun.


f)

3)

4)

5)

6)

7)

8)

Centrallized Name Number Display


System harus memiliki database terpusat berisi nama pemakai, nomor sambungan, nama
departemen, dan lokasi dari semua ekstension pada system.
g) Message waiting
System harus mampu memberi indikasi adanya pesan melalui lampu message waiting pada
pesawat telepon bagi tamu yang bersangkutan.
h) PMS Interface
System harus memiliki fasilitas untuk berhubungan dengan system Property Management
System (PMS) untuk mengintegrasikan fungsi-fungsi PABX dan PMS
i) Room Status
System PABX harus mampu memberikan melalui layar monitor / LCD console atau front desk
terminal informasi mengenai status dan kondisi kamar, nama tamu bersangkutan, kebangsaan,
dan kelas pelayanan dari nomor sambungannya. Informasi kamar yang telah ada dapat diubah
atau ditambah oleh operator atau front desk officer dengan informasi baru.
Voice Mail
a) Voice Mail untuk minimal 500 users yang terintegrasi dengan system.
b) Kotak pesan dapat di akses secara mudah oleh user dan dapat di aksed dengan satu tombol
saja melalui pesawat jenis e-reflexes.
Alarm Display
Alarm, baik major maupun minor harus dapat ditampilkan pada cabinet system PABX dan operator
console
Authorization Code
System akan dilengkapi dengan authorization code yang memungkinkan seorang pemakai tertentu
membatalkan untuk sementara waktu batasan-batasan fasilitas yang diterapkan pada ekstension
manapun.
Bridging
System PABX harus memiliki kemampuan ringing up sampai minimal 4 pesawat telepon analog
standar yang terhubung parallel.
Calling Name Number Display
a) PABX harus dapat menampilkan nama si pemanggil beserta nomor.
b) Nama yang terlihat pada layar saat pesawat telepon berbunyi memudahkan penyampaian
salam yang tepat. Nama pemanggil harus ditampilkan kembali bila pembicaraan yang di hold
berlanjut lagi.
Call Accounting (Metering)
PABX harus mampu melakukan pengukuran traffic pada kelompok saluran induk (trunk group),
operator console, dan ekstension tertentu. PABX juga harus mampu melakukan pencatatan selektif
untuk panggilan masuk dan keluar melalui saluran induk (trunk) maupun panggilan antar
ekstension. Data-data tersebut harus dapat dipindahkan ke printer untuk hard copy atau alat
perekam lainnya untuk diproses lebih lanjut. Pencatatan meliputi tetapi tidak terbatas detil sebagai
berikut :
a) Tanggal dan waktu panggilan terjadi
b) Nomor yang dipanggil
c) Nomor saluran cabang yang memanggil
d) Lama pembicaraan
e) Tarif pembicaraan
f) Dapat melakukan semua pembicaraan local, nasional, ataupun international yang dilakukan
melalui :
Operator Console
Ekstension dalam PABX
Panggilan-panggilan yang dibantu operator
g) Rekaman harus proposional dengan lamanya pembicaraan pada setiap pesawat cabang ketika
terjadi transfer panggilan.
132

9)

10)

11)

12)

13)

14)

15)

16)

17)

h) System memiliki kemampuan untuk mendeteksi pulsa 16 KHz dari Telkom.


Class of Service (COS)
Jumlah kelas pelayanan (COS) yang tersedia dalam PABX minimal sebanyak 20.
Dengan
demikian dapat dirancang aneka kelas pelayanan, masing-masing dengan fasilitas pelayanan
berbeda sesuai yang dibutuhkan kelompok pemakai.
Tiap-tiap ekstension, saluran induk atau console dapat diberikan COS tertentu yang akan
menentukan fasilitas apa saja yang berlaku baginya.
Customer Data Backup / Restore
a) System harus memungkinkan data langganan yang disimpan dalam RAM untuk di back-up
dalam suatu alat simpan (disket). Data ini akan dipakai kemudian untuk memulihkan kerja
system secara cepat bila terjadi data pada pada memori RAM hilang atau rusak.
b) System mampu memback-up semua perubahan pada konfigurasinya secara otomatis pada hari
yang sama kecuali telah dilakukan secara manual.
CTI (Computer Telephony Integration)
System yang akan dipasang memiliki kemampuan untuk memadukan pekerjaan piranti komputer
dan layanan telepon dengan berbagai macam protocol CSTA, TAPI, TSAPI, XML/SOAP. Contoh
aplikasi yang menggunakan protocol TAPI seperti : SAP, SideKick, Goldmine, Act, Outlook,
Schedule+, Access, Lotus Notes, Word, Excel, Herold, TwixTel.
System harus menyediakan InfoCenter yang mampu menyimpan status tiap user pada waktu
melakukan perjalanan dinas dan menampilkan pada layar console pada tiap-tiap kondisi sebagai
berikut : Sedang Dinas Luar, Waktu Kembali serta tujuan bepergian.
Direct Line
Panggilan masuk dari jaringan STO harus mampu memanggil ekstension yang dapat dikehendaki
secara langsung tanpa melalui operator. PABX harus mampu menangani fitur tersebut.
Emergency Power Failure Transfer Circuits
System PABX harus dapat menghubungkan saluran-saluran induk yang ada ke ekstension yang telah
ditentukan sebelumnya bilamana terjadi keadaan darurat, misalnya kegagalan pada system
pasokan daya atau modul CPU. Hubungan langsung antara saluran induk dengan saluran cabang ini
dapat terbentuk secara otomatis atau secara manual.
Flexible Numbering Plan
System harus mempunyai rancangan penomoran yang flexible, sebagai contoh :
Kontraktor harus menjamin bahwa system yang dipasang mampu membedakan nomor ekstension
yang konflik, seperti 52345 dan 5234. Ini berarti bahwa ekstension dapat diprogram dengan
nomor panggil yang terdiri dari 1, 2, 3, 4, atau 5 digit dengan digit-digit pertama sama. System PABX
akan memilih nomor ekstension yang lebih singkat jika digit selanjutnya tidak diterima dalam waktu
tertentu.
Hunting
System harus mampu meneruskan panggilan masuk yang ditujukan kepada kelompok ekstension
(Hunt group) ke salah satu ekstension dalam hunt group yang tidak sibuk.
Ada dua jenis hunting :
a. Circular hunting
Hunting dimulai pada ekstension yang berada pada urutan berikut dari ekstension terakhir
pada grup itu yang berhasil dipanggil dan berlanjut pada ekstension berikutnya dalam urutan
yang sudah terprogram.
b. Terminal hunting
Hunting dimulai pada ekstension pertama yang berada pada urutan pertama dalam grup dan
berhenti pada ekstension pertama yang tidak sibuk.
Integrated Service Digital Network (ISDN)
System PABX yang dipasang harus mendukung ISDN PRI (30B + D) dan ISDN BRI (2B + D) tanpa
adanya perubahan dalam arsitekturnya. Implementasi ISDN harus dapat dicapai melalui
pengembangan-pengembangan dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Kontraktor harus menyatakan semua pengembangan system yang diperlukan untuk memungkinkan
system PABX yang dipasang bekerja dengan Primary Rate Access (PRA) dan Basic Rate access (BRA)
Remote Maintenance Access (RMA)
133

18)

19)

20)

Berikut adalah fitur yang harus dilengkapi :


a) Kemampuan untuk menjalankan tes keamanan dengan verifikasi sebelum dilakukan remote
access meliputi user login dan password.
b) Kemampuan untuk membuat perubahan ke database customer yang sudah ada pada system
tanpa mengganggu fungsi pemrosesan panggilan.
Music on Hold
a) Kontraktor harus memasang perangkat musik on Hold yang berfungsi :
Ketika operator meng-hold panggilan internal maupun eksternal.
Ketika ekstension meng-hold paggilan internal maupun eksternal pada saat mengakses fitur
atau saat memindahkan panggilan.
Ketika telepon masuk terlambat dijawab oleh operator dan sesudah menerima
pemberitahuan dari mesin perekam, jika diperlukan.
Ketika panggilan masuk dihubungkan dengan ekstension yang sibuk.
Sebagai background music pada pesawat telepon digital.
b) Kontraktor memasang dari perlatan sumber musik serta persyaratan yang diperlukan untuk
menyambung peralatan tersebut ke PABX
Networking
a)
PABX yang dipasang harus memungkinkan sambungan langsung ke tipe PABX yang sama
melalui media Leased-Line, Switched Line, IP Network untuk membentuk jaringan ABC-F2,
maupun ke perangkat PABX merk lain dengan protocol QSIG.
b)
Konfigurasi jaringan seperti tersebut diatas memungkinkan semua ekstension pada jaringan
itu untuk memanggil ekstension lain dalam jaringan itu sendiri secara langsung tanpa kode
tambahan.
c)
Juga harus dimungkinkan untuk memusatkan semua attendant console pada suatu tempat
atau pada tempat yang berbeda untuk membantu menjawab panggilan-panggilan masuk
dari mana pun juga asalnya pada jaringan tersebut.
d)
Fitur jaringan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
Kontraktor harus mencantumkan system yang dapat dioperasikan tanpa attendant console
dan bagaimana system bekerja untuk menggantikan aktivitas attendant console.
Automatic Networking Dialing
Fitur ini memungkinkan keseragaman rancangan nomor panggilan terdiri dari 3 atau 4 digit
untuk dipakai pada jaringan tersebut sehingga jika pemakai ekstension disalah satu PABX
ingin menghubungi ekstension lain di PABX lainnya maka si pemakai cukup memutar nomor
sambungan si pemakai saluran cabang yang dituju. System harus mampu menerjemahkan
dan menghubungkan si pemakai secara otomatis.
Automatic Redial
Memanggil kembali nomor terakhir yang telah dipanggil harus dapat dilakukan oleh
pesawat telepon pada kedua sisi PABX
Call Transfer
Pemindahan pembicaraan (baik berasal dari jaringan atau dari saluran induk) dari satu
ekstension pada satu PABX ke ekstension lain pada PABX lainnya dapat dilakukan.
Call Forward
System juga harus mendukung fitur call forwarding dari salah satu ekstension pada satu
PABX ke ekstension lain pada PABX lainnya.
Camp On
System juga harus dapat mendukung fitur camp on dari satu ekstension pada satu PABX
ke ekstension lain pada PABX lainnya.
Hot Station
System juga harus dapat mendukung fitur hot station dari satu ekstension pada satu
PABX ke ekstension lain pada PABX lainnya.
Night Service
a) Panggilan masuk melalui beberapa atau semua saluran induk harus dapat dialihkan ke
ekstension-ekstension yang ada dengan basis hubungan satu-satu.
134

21)

22)

b) Panggilan masuk melalui semua atau beberapa saluran induk dapat dialihkan ke hanya datu
cabang saja.
c) Fitur Night Service diatas harus dapat berubah-ubah sesuai dengan waktu secara otomatis
sehingga panggilan masuk dapat dialihkan ke ekstension yang sesuai pada waktunya.
Restriction
Semua pesawat ekstension harus dapat diklarifikasikan dalam salah satu kategori berikut :
a) Terbatas secara keseluruhan
Tidak dapat melakukan panggilan keluar maupun menerima panggilan dari luar.
b) Setengah terbatas
Tidak dapat memanggil ke luar tetapi dapat menerima panggilan dari luar melalui operator
c) Lokal
Dapat melakukan maupun menerima panggilan local.
d) Interlokal
Dapat melakukan dan menerima panggilan SLJJ.
e) International
Dapat melakukan dan menerima panggilan International.
Traffic Measurement
System harus mampu mengukur tingkat kesibukkan (traffic) yang dialami system.

5.10 Fitur Ekstention


1)
2)

3)

4)

5)

6)

7)

Alternate Attendant
Setiap ekstension harus dapat dijadikan sebagai console alternative.
Broken Dial Tone
System harus mampu memberikan nada pilih lain dengan nada pilih biasa bila telepon diangkat
pemakai sebagai petunjuk untuk pemakai bahwa kondisi forward untuk pesawatnya masih aktif
atau ada pesan menunggu.
Call Back
System harus memungkinkan pemakai yang menemukan kondisi sibuk atau tak ada jawaban pada
ekstension atau saluran induk yang dituju, meminta system untuk memonitor saluran tersebut dan
membentuk hubungan yang diinginkan bila saluran tersebut selesai melakukan pembicaraan.
Call Forward / Remote Call Forward
a) Fasilitas ini memungkinkan semua panggilan masuk (internal / eksternal) ke ekstension untuk
dialihkan (forward) ke ekstension lain yang telah ditentukan terlebih dahulu, jika panggilan
masuk itu tidak dijawab dalam periode tertentu atau ketika saluran bersangkutan sedang sibuk.
b) Fasilitas ini memungkinkan semua panggilan masuk (internal / eksternal) ke saluran cabang
untuk dialihkan (forward) ke nomor sambungan diluar system PABX bersangkutan, jika
panggilan masuk itu tidak dijawab dalam periode tertentu atau ketika saluran bersangkutan
sedang sibuk.
c) Fasilitas harus memungkinkan semua panggilan masuk untuk dialihkan ke ekstension lain sesuai
dengan jenis panggilan (internal / eksternal).
Call Hold
Fitur ini memungkinkan pemakai setiap ekstension untuk menempatkan lawan bicaranya dalam
posisi hold. Sambungan yang di-hold dapat diambil kembali di ekstension tersebut dan atau di
ekstension lainnya.
Call Pick Up
Fitur ini memungkinkan pemakai ekstension untuk menjawab panggilan masuk yang ditujukan pada
ekstension lainnya yang termasuk maupun tidak termasuk kelompoknya.
Camp-On
System PABX harus memungkinkan pemakai ekstension yang sedang terlibat pembicaraan untuk
mengetahui, melalui nada peringatan, bahwa ada panggilan lain menunggu untuk dihubungkan
dengannya. Pemakai saluran telepon boleh melakukan hold pada pembicaraan pertama dan
menjawab panggilan masuk tersebut. Bila tidak, maka saat on-hook, pesawat akan berdering secara
otomatis.
135

8)

Conference
System harus mampu menghubungkan secara bersamaan 3 pembicara (baik internal maupun
eksternal) yang menggunakan pesawat manapun juga pada system.

9)

Consultation Hold
Ekstension yang sedang terlibat pembicaraan, dapat berkonsultasi dengan pihak ketiga, lalu
kemudian melanjutkan kembali pembicaraan. Selama konsultasi, pihak kedua tidak dapat
mendengar pembicaraan pihak pertama dan ketiga.
Dial Access to Operator
Semua ekstension dalam system harus dapat dihubungkan ke operator dengan memutar satu atau
dua digit saja.
Executive Busy Override (Ekstension)
System PABX harus memungkinkan sebuah ekstension dengan fasilitas ini untuk masuk ke dalam
pembicaraan yang sedang berlangsung. Sebelum masuk, system akan memberikan nada peringatan
pada pihak-pihak yang sedang terlibat pembicaraan bahwa ada pihak lain yang akan masuk dalam
pembicaraan.
Integrated Password Dialling.
Fitur ini memungkinkan seorang pengguna menggunakan pesawat telepon ekstension lain untuk
melakukan panggilan dengan fasilitas Class of Service yang sama seperti ekstension miliknya,
dengan memasukkan nomor ekstensionnya beserta passwordnya. Biaya percakapan tetap
dibebankan pada ekstension asal miliknya, bukan pada ekstension yang digunakan.
Follow Me
Fasilitas ini memungkinkan satu ekstension mengaktifkan fitur Call Forward untuk dirinya dari
pesawat ekstension lain.
Hot Station
Fasilitas ini memungkinkan satu ekstension untuk secara otomatis terhubung dengan ekstension
lain segera setelah handset diangkat atau setelah suatu delay tertentu.
Keypad Lock
Fitur ini memungkinkan pesawat telepon suatu ekstension dikunci tombol-tombol keypadnya
sehingga tidak dapat digunakan oleh orang lain yang tidak berhak.
Last Number Redial
System harus dapat mengingat nomor sambungan terakhir yang diputar oleh pemakai dan akan
memutar kembali bila si pemakai mengaktifkan kode untuk fasilitas redial.
Paging Access
Ekstension harus dapat mengakses system eksternal voice paging yang terhubung ke PABX.
Private Password
Setiap pesawat ekstension harus dapat menciptakan dan memasukkan sendiri nomor passwordnya
secara langsung dari pesawat telepon di ekstension mereka tanpa harus melalui orang lain
(administrator) yang memasukkannya kedalam system PABX.

10)

11)

12)

13)

14)

15)

16)

17)
18)

19)

20)

21)
22)

Silent Monitor
Fasilitas ini memungkinkan suatu ekstension memasuki pembicaraan lain yang sedang berlangsung
dan berbicara dengan salah satu pihak tanpa diketahui oleh pihak lain.
Station Override Security
System harus mampu memberikan fasilitas security pada ekstension sehingga mampu mencegah
masuknya pemakai lain yang memiliki executive busy override.
Saved Number Repeat
Nomor yang dipanggil dapat disimpan dan dihubungi kembali.
Station Class of Service Changeover
Ekstension harus dapat memilih class of service yang dikehendaki dengan memanggil suatu kode
tertentu dan memasukkan password.

136

5.11 Fitur Khusus IP Terminal


Pada terminal IP harus terdapat fitur sebagai berikut :
1)
PFTP (Trivial File Transport Protocol)
Sistem secara otomatis melakukan download software files ke IP terminal, termasuk bilamana
terdapat update software version serta perubahannya.
2)
DHCP Server (Dynamic Host Control Protocol)
System harus mampu melakukan pengaturan serta memberikan alamat IP secara otomatis pada
tiap-tiap IP terminal, tanpa memerlukan keterlibatan system administrator.
3)
AVA (Automatic VLAN Assignment)
System harus memungkinkan pengenalan pesawat IP serta membentuk konfigurasi terhadap
pesawat IP tersebut secara otomatis pada waktu dipindahkan pada jaringan yang berbeda. Sifat
Plug and Play ini memudahkan pada waktu terdapat migrasi user.
4)
SoftPhone
Fitur ini memungkinkan pemakai setiap computer menambahkan layanan telepon yang terintegrasi,
baik pada waktu di kantor maupun waktu mobile (web softphone).
5)
PoE (Power over Ethernet)
Fitur ini memungkinkan suplai catu daya untuk pesawat IP melalui Ethernet.

5.12 Fitur Operator


Sistem PABX harus mencakup operator console dengan fitur seperti disebutkan dibawah ini. Operator
console harus dirancang dengan memperhatikan segi-segi ergonomic dan efisiensi operasi. Disamping itu
console harus memiliki control dan layar peraga untuk mengawasi dan mengkoordinasi fungsi-fungsinya
yang beraneka ragam.
1) Operator Console Traffic Handling Capability
a) Prinsip operasi console dalam menangani panggilan-panggilan masuk dan meng-hold panggilan
pada console.
b) Jumlah maksimum pembicaraan yang dapat di-hold pada tiap console pada satu waktu.
c) Hubungan operator dengan panggilan masuk terputus :
Ketika panggilan masuk tersebut dialihkan ke ekstension yang sibuk.
Ketika panggilan masuk tersebut dialihkan ke ekstension yang bebas.
d) Penyaluran panggilan-panggilan yang masuk ke console yang berbeda (dengan menggunakan
prinsip panggilan yang telah menunggu paling lama ke operator pertama yang bebas, dsb)
2) Display
Operator console harus dilengkapi dengan layar 2x40 character untuk menampilkan karakterkarakter alphanumeric sehingga operator dapat mengetahui jenis panggilan (internal/eksternal)
yang masuk, nama pemakai/department/perusahaan (multi-tenant) internal serta external dengan
ISDN, dan nomor sambungan sumber panggilan masuk internal.
3) Alternate Answering
Fitur ini memungkinkan sebuah pesawat telepon alternatif berfungsi sebagai back-up operator.
Panggilan masuk yang ditujukan untuk operator dan tidak dijawab dalam jangka waktu tertentu
akan dialihkan ke pesawat telepon tersebut.
4) Attendant Bussy Override
Operator harus memiliki fasilitas untuk masuk ke dalam pembicaraan yang sedang berlangsung.
Sebelum operator masuk, semua pihak yang terlibat pembicaraan yang sedang berlangsung akan
mendengar nada peringatan.
5) Queue Length
System PABX harus mampu menempatkan panggilan-panggilan yang masuk (internal/eksternal) ke
dalam antrian dan memperagakan informasi tentang jumlah panggilan dalam antrian ini pada layar
console.
6) Busy Lamp Field
Operator console harus memiliki kemampuan untuk mengetahui ekstension-ekstension yang
sedang sibuk.
7) Attendant Jacks
Operator console harus dapat dilengkapi dengan jack untuk peralatan headset pada sebelah kiri
137

8)

9)
10)

11)

12)

13)

14)

15)
16)
17)

18)

19)
20)
21)

22)

23)
24)

atau kanan console. Ini memungkinkan operator untuk bekerja dengan lebih efisien.
Attendant Time Display
Operator console harus dilengkapi dengan jam digital yang menampilkan informasi waktu dalam
jam maupun menit secara terus menerus. Waktu boleh ditampilkan dalam mode 12 jam atau 24
jam dan dapat diubah melalui console.
Attendant Headsets
Semua oprator console harus dapat dilengkapi dengan lightweight headset
Attendant Individual Trunk Access
PABX harus mempunyai fasilitas untuk memungkinkan operator mengakses setiap saluran induk
atau tie-line pada system PABX untuk melakukan uji nada pilih untuk melakukan panggilan keluar.
Call Park
Operator harus mampu menempatkan untuk sementara waktu panggilan yang masuk dalam
kondisi hold dengan menekan satu tombol saja dan berhubungan kembali dengan menekan
tombol yang sama.
Camp-On Busy
Fitur ini memungkinkan operator console untuk melakukan camp terhadap panggilan yang masuk
ke suatu ekstension yang sibuk secara otomatis.
Control of Overflow
Operator console harus dapat mengalihkan panggilan tertentu ke ekstension tertentu pula dengan
menekan sebuah tombol atau ketika panggilan masuk tidak dijawab operator setelah selang waktu
yang ditentukan sebelumnya.
Control of Station Features
Fitur-fitur ekstension tertentu dapat dapat dikontrol dari/oleh operator console. Fitur-fitur ini
termasuk call forwading dari ekstension, tujuan saluran induk, ringdown, station blocking, dan
station restriction.
Control of Trunk Access
Operator console harus dapat memblock akses ke suatu saluran induk.
Control of Trunk Group Access
Operator console harus dapat memblock akses ke suatu grup saluran induk.
Controlled Outgoing Restrictions
Operator console harus dapat memblock satu ekstension tertentu untuk melakukan panggilan ke
luar.
Dual Night Answer Mode
System harus dapat beroperasi dalam salah satu dual mode night answer (N1 atau N2). Transfer
menuju kedua mode ini dapat diperintahkan oleh operator console atau diaktifkan secara otomatis
dengan system waktu.
Multiple Console Operation
System PABX yang dipasang harus dapat menangani lebih dari satu console.
Night Answering Destinations
Operator console harus dapat mengubah ekstension tujuan dari panggilan night answer.
Automatic Call Back on Busy or No Reply
Panggilan yang jatuh ke extension yang sibuk atau tidak dijawab oleh ekstension yang bersangkutan
harus dapat dikembalikan lagi kepada operator untuk ditangani lebih lanjut.
Split Function
Operator console harus dapat menginterupt suatu pembicaraan yang sedang berlangsung dan
berbicara dengan kedua belah pihak namun kedua belah pihak tersebut tidak dapat berbicara satu
sama lain.
Station Blocking
Console harus dapat memblok fasilitas-fasilitas pesawat ekstension.
Station Flexibility
Operator console harus dapat berfungsi sebagai ekstension biasa selama tidak berfungsi sebagai
operator console.

138

5.13 Pesawat Telepon


1)

2)

Pesawat Cabang Analog minimum memiliki kelengkapan : Message Waiting Indicator, Data Port,
Tombol-tombol Recall, Mute, Pause, Last Number Redial, selectable ringing volume 3 level, selectable
ringing melodi 4 macam, programmable flashing duration, tone/pulse dialling, model desk-top namun
dapat dipakai wall-mounting.
Pesawat Cabang Digital minimum memiliki semua kelengkapan yang terdapat pada pesawat cabang
analog ditambah 1x20 character display, Handsfree, Loudspeaker, 2-direction navigation key, Direct
Access to Mail-Box, 6 programmbale shortcut keys.

5.14 Power Supply


1)
2)

PABX harus dapat dioperasikan pada AC power 230 V (+10% , -15%), 50Hz dan / atau DC power 42-60
Volt
PABX harus memiliki backup battery (minimal 4 jam) agar tetap dapat beroperasi walaupun listrik
padam

5.15 Surge Protection


1)

PABX yang dipasang mempunyai solid state dan peralatan lain yang akan terganggu tegangan surja,
untuk melindunginya diperlukan alat. Harga alat tersebut harus sudah termasuk dalam harga peralatan.
2) MDF PABX tersebut harus dipasang dengan lightning protector arrester pada tiap line circuit,
tidak
dibedakan apakah itu hubungan internal atau eksternal.
3) Tipe arrester yang digunakan adalah 3 pole Gas Tube Arresteor, 230V, 10kA/10A dilengkapi dengan
eksternal fail safe.
4) Peralatan power supply hanus terpadu dengan semua peralatan lainnya untuk melindungi semua item
pada peralatan tersebut dan sistem PABX, untuk menghadapi adanya tegangan surja yang dikarenakan
oleh kilat, switching, transient, atau sebab-sebab lainnya.
5.16 Environment
1) Peralatan PABX dan attendant console harus berfungsi secara baik sesuai dengan kemampuannya atau
kemampuan maksimum pada temperatur hingga 45 oC dan
kelembaban relatif (non
condensing) antara 10% sampai 85%. Peralatan tersebut harus berfungsi normal tanpa adanya
kerusakan apapun atau penurunan performance di kemudian hari.
2) Alat tersebut harus tahan debu. Semua permukaan harus tertutup rapat, label-label atau terminalterminal sedapat mungkin tersusun secara vertical
3) Semua metal work harus dilindungi untuk menghindari korosi dan karatan.
4) Panas yang dihasilkan oleh peralatan tersebut harus dapat dihilangkan secara efisien.

5.17 Testing & Commissioning


1.

2.

Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan setelah instalasi kabel dan pemasangan peralatan utama telah dilaksanakan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat dan memastikan bahwa pekerjaan instalasi telepon telah
dikerjakan sesuai spesifikasi dan peraturan yang berlaku. Hasil pemeriksaan direkam pada format
daftar simak (check list). Beberapa hal yang harus dilakukan pemeriksaan meliputi :
a. Pemasangan unit PABX dan terminasi kabelnya.
b. Pemasangan MDF dan terminal box.
c. Instalasi kabel telepon dan konduit.
d. Instalasi rak kabel.
e. Pemasangan outlet-outlet telepon pada dinding atau lantai.
f. Pemasangan pesawat telepon.
Pengujian
a. Setelah semua telah selesai terpasang, dengan persetujuan dan disaksikan oleh Direksi
Lapangan dilakukan pengujian dengan cara mencoba sistem yang telah diprogram pada PABX
atau Key Telephone sampai kesetiap pesawat telepon yang dipakai.
b. Pengujian yang berhasil dan dapat diterima oleh Direksi Lapangan yang bertindak mewakili
pemberi tugas (Owner), harus dilengkapi dengan berita acara yang telah ditanda tangani oleh
139

pihak-pihak yang berkepentingan. Setelah ini dilanjutkan dengan pemberian buku petunjuk
pengoperasian dan pemeliharaan serta melaksanakan training kepada pengelola gedung.
Sesudah semua ini dilaksanakan maka dapat diadakan serah terima pertama dari kontraktor ke
Pemberi Tugas.
c. Pengujian sistem harus dilakukan sekurang kurangnya sebagai berikut:
Pengujian simulasi telepon system.
Pengujian harus dilakukan oleh spesialis vendor sebagai authorized dealer penjualan
peralatan tersebut dan harus menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instansi
yang berwenang.
3. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal
hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel kabel.
b. Hasil pengetesan peralatan peralatan.
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran pengukuran dan lain - lain
e. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
4. Pelatihan
a. Satu set dokumen jaminan garansi dari dealer yang ditunjuk resmi oleh distributor serta
mendapatkan surat dukungan dari Principal (ATPM) di Indonesia harus diberikan dan
diserahkan ke pihak owner.
b. Semua drawing, rancangan peralatan drawing tersebut, diagam, dan informasi yang tercetak
harus dilengkapi. Dokumen harus berisi penjelasan umum sistem itu. Penjelasan umum ini
harus memperkenalkan sistem dan harus termasuk konfigurasi sistem, kemampuan sistem
lainnya, seperti numbering scheme, fasilitas operasi, layout operator console, dan spesifikasi
teknis.
c. Kontraktor harus menunjukkan jumlah hari yang diperlukan untuk training
- Operator telepon
- Pemakai ekstension
- Pemakai ekstension features phone
Semua pelatihan diatas harus dilakukan tanpa dipungut biaya.

6.1

6.2

SISTEM kabel data lan (local area network)


Spesifikasi Umum
a. Kontraktor menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang sudah dijelaskan dalam spesifikasi dan
Gambar Rencana, dengan bahan-bahan, peralatan dan pengerjaan yang sesuai dengan yang tertera
dalam spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang disyaratkan dalam pembahasan ini, maka Kontraktor wajib untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sesuai ketentuan dengan tanpa adanya tambahan biaya.
b. Secara umum pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan infrastruktur jaringan untuk kabel
data (komputer), dimungkinkan untuk voice dan CCTV serta penyediaan dan pemasangan perangkat
active sesuai spesifikasi. Sistem infrastruktur merupakan konsep structure cabling, dimana jaringan
dapat digunakan untuk data, voice dan CCTV dengan memindahkan patch cord pada koneksi patch
panel pada masing-masing lantai.
c. Komunikasi data menggunakan server yang terletak di lantai 1 Gedung Administrasi (ruang server) dan
komunikasi voice menggunakan PABX yang terpasang di lantai 1 (ruang kontrol).
d. Perencanaan dan pemasangan untuk structured cabling ini harus dilakukan oleh kontraktor spesialis
yang mempunyai tenaga ahli bersertifikasi Network Design and Installer dari pemegang merk
(principle), copy sertifikat harus dilampirkan pada saat penawaran tender dengan membawa aslinya
untuk ditunjukkan
Lingkup Pekerjaan
a. Kontraktor wajib memberikan alternatif sistem yang simple dalam hal maitenance dan mempunyai :
a. Performance minimal 100 Mbps untuk jalur data horizontal.
b. Performance mencapai 1000 Mbps untuk jalur data riser backbone.
140

b. Sebagaimana yang tertera pada Gambar Rencana, Kontraktor pekerjaan Jaringan Komputer harus
melakukan pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem secara keseluruhan. Garis besar lingkup
pekerjaan Jaringan Komputer yang dimaksud adalah sebagai berikut :
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian perangkat Jaringan Komputer (network devices) yang meliputi:
Gigabit Ethernet Switch, Fast Ethernet Switch, Media transmisi, konektor dan aksesoris tambahan
lainnya.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian jaringan kabel distribusi antar perangkat jaringan atau
perangkat jaringan ke konektor komputer di ruang-ruang yang ditentukan dengan menggunakan Alat
uji untuk UTP Cable Channel Link Category 6 (Microtest Omniscanner dengan firmware minimal versi
6.10).
e. Pengesetan atau pemrograman perangkat Jaringan Komputer inti (Gigabit Ethernet Switch, Fast
Ethernet Switch) sesuai dengan feature-feature yang ditentukan.
f. Pemberian paket training kepada sekelompok Engineer/Teknisi pemilik dengan materi: pengesetan,
pemrograman serta trouble shooting sederhana dari Jaringan Komputer yang dipasang.
6.3

Sistem Jaringan Komputer


Sistem Jaringan Komputer yang akan dipasang dapat dilihat pada Gambar. Beberapa poin penting yang
perlu diperhatikan adalah:
a. Sistem jaringan minimal harus mampu mensupport aplikasi-aplikasi berbasis Novell Netware ( IPX ),
Windows Network (NETBEUI), dan TCP/IP (INTERNET).
b. Menggunakan sistem jaringan backbone berkecepatan 2 x 1GBPS dengan media transmisi UTP cable
Category-6, untuk menghubungkan simpul interkoneksi antar lantai .
c. Pusat Jaringan Komputer terletak di lantai 1. Melalui media Gigabit Ethernet Switch, dihubungkan ke
beberapa Fast Ethernet Switch untuk distribusi horizontal cablenya.
d. Distribusi pada jaringan local per lantai menggunakan FO kabel Category-6, sehingga memungkinkan
berjalan pada kecepatan minimal 1 GBPS.
e.Seluruh perangkat jaringan (Gigabit Switch, Fast Ethernet Switch) menggunakan Network Management
System sehingga dapat dimonitor dan diconfigure secara remote melalui sebuah Network
Management Console yang terletak pada jaringan.
f. Instalasi network termination (konektor jaringan) menggunakan sistem inbow.

6.4

Bahan dan Peralatan


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi atau mendekati persyaratan teknis sebagai
berikut:
a. Semua peralatan dan instalasi yang dipasang haruslah baru sama sekali dan tidak terdapat cacat
sedikitpun. Terhadap ketidak-sempurnaan/kekurangan-baikan barang / peralatan yang dikirim,
Pengawas / Direksi berhak untuk menolak dan Kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai
persyaratan.
b. Untuk alasan kompatibilitas dan keseragaman dalam pengesetan, seluruh perangkat jaringan inti
(Gigabit Ethernet Core Switch dan Fast Ethernet Edge Switch) harus memiliki standarisasi yang sama.
c. Perangkat jaringan inti beserta dengan pengkabelan, konektor dan asesoris lainnya yang dibutuhkan
haruslah kompatibel satu sama lainnya, sehingga dapat menghasilkan unjuk kerja yang maksimum.
d. Kabel-kabel distribusi horizontal Jaringan Komputer di dalam gedung menggunakan jenis UTP
Category-6 yang dijamin bekerja pada kecepatan maksimum sampai 1 GBPS. Kabel ditempatkan
dalam conduit dan diterminasi pada konektor Modular Jack yang dipasang secara inbow dan patchpanel dalam rack 19. Konektor Modular Jack yang digunakan harus memenuhi spesifikasi Category 6.
e.Konduit: Jenis konduit yang dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dalam minimum 20mm high
impact. Pipa, elbow, socket, junction box dan accessories lainnya haruslah sesuai satu dengan
lainnya.
f. Peralatan Active yaitu Active Switch dengan 12/24/48 port 10/100Base-TX dan 2 port 10/100/100 BaseT.

141

g. Perlengkapan lain yang belum disebutkan disini, namun merupakan kebutuhan pokok agar sistem
tersebut bisa beroperasi secara sempurna, harus dilengkapi oleh Kontraktor dan diinformasikan
kepada Pengawas / Direksi.
6.5

Spesifikasi Teknis
Spesifikasi peralatan yang dipilih harus memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Untuk peralatan jaringan
inti (Gigabit Core Switch dan Fast Ethernet Edge Switch) ex. 3COM, Allied Telesyn International atau
setara.
a. Vendor Structure Cabling System :
a. AMP Netconnect
b. Belden IBDN
b. UTP Category 6:
a. AMP Cat -6
b. Belden IBDN Cat-6
c. Patch panel, patch cord, modular outlet:
a. AMP Cat-6
b. Belden IBDN Cat -6
d. Rack:
a. ABBA Series Rack
b. Fortuna Series Rack.
c. V Series Rack.
e.Pemipaan ( Konduit )
a. Konduit digunakan untuk melindungi kabel yang ada didalamnya, yang umum digunakan pada
bangunan tinggi adalah Isolasi PVC High Impact (HI) yang khusus digunakan untuk instalasi
penerangan saja.
b. Pipa PVC HI yang dipergunakan produksi ex. CLIPSAL, EGA atau setara yang sudah
direkomendasi oleh LMK, bila diperlukan kontraktor harus dapat menunjukkan bukti
rekomendasi tersebut.
c. Berhubung untuk instalasi penerangan hanya terdapat 1 (satu) kabel untuk 1 (satu) konduit, maka
sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987) berlaku faktor pengisian maksimum = 50 %.
Luas penampang luar kabel
Faktor pengisian : --------------------------------------- x 100%
Luas penampang dalam konduit
d.
e.

6.6

Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi klem.
Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan pada tembok harus
menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan menggunakan paku tidak dibenarkan.
Untuk kabel berpenampang 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk
terminasinya.

Pemasangan dan Pengetesan


a. Semua kabel yang dipergunakan harus ditempatkan dalam konduit PVC high impact dan dipasang
tertanam. Konduit harus diklem pada struktur bangunan dengan sadle klem. Bila diperlukan (mis.
pada lintasan melingkar) konduit PVC bisa dikombinasikan dengan pipa fleksibel. Untuk setiap 3 titik
menggunakan 1 pipa conduit Clipsal atau yang setara, dilengkapi dengan klem untuk pipa lurus
setiap 1 meter. Untuk sambungan sudut diberi pipa flexibel Clipsal atau yang setara.
b. Semua peralatan Jaringan Komputer harus dipasang pada tempat-tempat yang sesuai seperti
ditunjukkan dalam Gambar Rencana, dimana koordinat yang tepat dapat dilihat lebih jelas dalam
Gambar rencana titik komputer. Bagi penempatan perangkat jaringan yang belum jelas atau pada
penempatannya mengakibatkan masalah dengan armature penerangan atau peralatan yang terdapat
di plafon lainnya, agar dibicarakan dengan Pengawas / Direksi.
142

6.7

c. Pemasangan Fast Ethernet Edge Switch yang tersebar harus berdekatan dengan supply listrik (koordinasi
dengan pemasang jaringan listrik).
Testing & Commissioning
a. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan setelah instalasi kabel dan pemasangan peralatan utama telah dilaksanakan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat dan memastikan bahwa pekerjaan instalasi telepon telah
dikerjakan sesuai spesifikasi dan peraturan yang berlaku. Hasil pemeriksaan direkam pada format
daftar simak (check list). Beberapa hal yang harus dilakukan pemeriksaan meliputi :
1) Pemasangan unit Server dan terminasi kabelnya.
2) Pemasangan Patch Panel.
3) Instalasi kabel data / LAN dan konduit.
4) Instalasi rak kabel.
5) Pemasangan outlet-outlet data / LAN pada dinding atau lantai.
b. Pengujian
1) Setelah semua telah selesai terpasang, dengan persetujuan dan disaksikan oleh Direksi
Lapangan dilakukan pengujian dengan cara mencoba sistem yang telah diprogram pada Server
sampai ke setiap unit komputer yang dipakai.
2) Pengujian yang berhasil dan dapat diterima oleh Direksi Lapangan yang bertindak mewakili
pemberi tugas (Owner), harus dilengkapi dengan berita acara yang telah ditanda tangani oleh
pihak-pihak yang berkepentingan. Setelah ini dilanjutkan dengan pemberian buku petunjuk
pengoperasian dan pemeliharaan serta melaksanakan training kepada pengelola gedung.
Sesudah semua ini dilaksanakan maka dapat diadakan serah terima pertama dari kontraktor ke
Pemberi Tugas.
3) Pengujian sistem harus dilakukan sekurang kurangnya sebagai berikut:
Pengujian simulasi komunikasi data system.
Integrasi jaringan komputer dengan sistem yang ada (existing network).
Uji pengesetan feature-feature perangkat jaringan sesuai spesifikasi yang ditentukan,
misalkan: VLAN, dll.
Uji koneksi pada tiap-tiap titik komputer : untuk cable UTP menggunakan Microtest
Omniscanner dengan Module Channel Link Category 6 dan minimum firmware versi 6.10.
Uji aplikasi berbasis Netware, Windows Network, dan Internet
Uji Network Management system untuk seluruh perangkat jaringan: (configuring,
monitoring dan traffic analysis).
Pengujian harus dilakukan oleh spesialis vendor sebagai authorized dealer penjualan
peralatan tersebut dan harus menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instansi
yang berwenang.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal hal
sebagai berikut :
1) Hasil pengetesan kabel kabel.
2) Hasil pengetesan peralatan peralatan.
3) Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
4) Hasil pengukuran pengukuran dan lain - lain
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

PUBLIC ADDRESS SYSTEM/SISTEM TATA SUARA


8.1.
LINGKUP PEKERJAAN
Bagian kerja dan dokumen yang termasuk dalam lingkup kerja :
a. Lingkup kerja pada bagian ini termasuk didalamnya perlengkapan pe kerja,
alat-alat, perlengkapan, material dan performa semua operasi yang
berhubungan dengan instalasi sound system telah ditunjukan pada gambar
dan detail perencanaan.
b. Kebutuhan terkondisi dalam kontrak, kebutuhan tambahan, dan pemenuhan kebutuhan utama
terlampir didalam spesifikasi kerja pada bagian ini
143

c. Persyaratan ruang kerja pada bagian ini harus sesuai dengan gambar kerja yang dipersyaratkan
spesifikasi proyek.

d. Selama tahap penawaran, kontraktor harus mendeskripsikan sistem dan konsep yang diajukan

8.2.

8.3.

secara lengkap dan akurat pada dokumen penawaran.


e. Kontraktor harus menyediakan gambaran lengkap, spesifikasi dan lembar katalog yang
menggambarkan berbagai komponen dari sound system yang ditawarkan dan diberi tanda.
f. Selama tahap kontrak, pabrikan harus menyediakan dokumen lengkap yang mengacu pada konsep,
pola instalasi, pengawasan dan perawatan dari seluruh sistem dan komponennya.
g. Dokumen yang terlampir telah memenuhi kebutuhan minimum komponen per sistem:
1) Deskripsi sistem peralatan dan prinsip operasi dari petunjuk instalasi baru.
2) Diagram sitem instalasi
3) Instruksi pemasangan.
4) Petunjuk pengoprasian
5) Rencana tata letak.
6) Instalasi interkoneksi dari ruang kontrol utama ke STB disetiap gedung (distribusi utama lihat
gambar rencana)
h. Lampiran gambar yang memenuhi kebutuhan minimum
1) Diagram sistem blok
2) Diagram tataletak kabel
3) Diagram hubungan (koneksi)
4) Rencana persiapan utama, gambar layout dan outline dari sistem komponen.
5) Rencana tata letak dan detail potongan pemasangan peralatan.
6) Diagram fungsi dari semua sistem yang dipasang dan penambahan perlengkapan penghubung
dengan sistem yang lainnya.
7) Penyediaan dan pemasangan peralatan utama yang terdiri dari power amplifier lengkap dengan
aksesorisnya.
8) Testing dan peningkatan semua sistem sehingga tercapai performa sistem yang dibutuhkan.
9) Tanggal perjanjian untuk persiapan dokumen harus mengacu kepada jadwal yang sesuai dengan
program instalasi.
10) Peninjauan dan versi terakhir dokumentasi sistem as-built harus disertakan oleh pabrikan
kepada pembeli dalam waktu 3 bulan setelah penyelesaian, pemasangan dan percobaan
operasi sistem.
CODE AND STANDARD
Sistem harus sesuai dengan aturan kebutuhan sebagai berikut:
a. Buku Pedoman K & KK Depnaker No.17 tahun 1980.
b. Depnaker Regulation No .116?DP/1983.
c. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.
JAMINAN KUALITAS
a. Sesuai permintaan pabrikan harus menyediakan salinan sertifikat legal yang menunjukan keaslian
peralatan.
b. Jaminan kualitas dari pabrik (program) harus ditunjukan dalam buku manual/sertifikat kualitas atau
dokumen serupa yang mana dikeluarkan oleh institusi berwenang yang ditujuk pemerintah, maksud
dan prosedur diterangkan dengan lengkap. Dokumen ini harus dapat tersedia atas permintaan
pemilik proyek
c. Lokasi dimana pabrikan memerlukan pengkondisian udara yang dibutuhkan oleh alat sebelum dia
melakukan pekerjaannya harus dinyatakan pada saat penawaran.
d. Tes sistem sementara harus dikerjakan untuk menunjukan bahwa sistem mampu untuk menunjukan
syarat penawaran spesifikasi original dari:
Kuantitas
fungsi
144

8.4.

8.5.

8.6.

8.7.

desain
kualitas
TEST PABRIK
a. Semua peralatan sound system harus diinspeksi menyeluruh dan dites fungsinya oleh perwakilan
pabrik dan agen yang ditunjuk sebelum dikirim ketujuan
b. Kontraktor harus menyediakan waktu untuk tahap pengujian peralatan di pabrik/workshop dengan
disaksikan oleh pemilik proyek, dinas terkait, konsultan dan staff yang ditunjuk oleh pemilik proyek
pada saat pengetesan peralatan sound system.
c. Seluruh peralatan Sound system yang dikirim harus memiliki identitas pabrik dan tersedianya data
yang lain yang dapat mengidentifikasi barang dan peralatan yang akan dipasang.
d. Pabrikan harus menjamin ketersediaan perangkat keras termasuk komponen pengganti hingga
diatas periode 10 tahunan.
e. Pabrikan harus menyatakan dengan jelas pada waktu pengiriman barang dengan menyertakan
daftar/list penggantian komponen sistem atas suku cadang yang disarankan.
f. Pabrikan harus menyatakan dengan jelas banyaknya pengiriman untuk pergantian komponen sistem
yang tidak terdaftar dan tidak disarankan sebagai suku cadang (optional).
g. Pabrikan menyatakan dengan jelas banyaknya pengiriman untuk pergantian peralatan tes sistem
yang disarankan.
h. Pabrikan harus menjamin adanya piranti lunak (program Package) termasuk versi lanjutan
(compatible) diatas priode 10 tahun mendatang.
PENGAJUAN
a. Data produk: Ajukan data produk pabrik dan instruksi instalasi untuk setiap produk khusus untuk
Sound system
b. Ajukan gambar kerja yang mana mengindikasikan ukuran dan nomor model dari sound system
sebelum dinyatakan bahwa peralatan yang diajukan telah disetujui dan siap untuk dirangkai.
c. Ajukan skala gambaran berdasarkan permintaan pemilik proyek/konsultan MK untuk dilaksanakan di
lapangan, yang mana mengindikasikan layout dan detail utama dari pekerjaan sound sistem, ajukan
satu bulan sebelum pelaksanaan instalasi sesungguhnya agar mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari konsultan/ pemilik.
d. Ajukan brosur/katalog peralatan sound system dan aksesorisnya (ditandai dengan marker) untuk
mendapat persetujuan, sebelum dilakukan pemesanan.
e. Setelah penyelesaian pekerjaan dan dinyatakan dapat diterima dan telah dilewati masa
pemeliharaan, kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai pelaksanaan (asbuilt drawing)
sebanyak 5 (lima) salinan kepada konsultan/pemilik proyek..
KOORDINASI
a. Kontraktor harus berkoordinasi masalah pekerjaan dengan semua pihak terkait untuk memastikan
ketentuan-ketentuan yang berlaku pada bagian ini.
b. Tentukan letak instalasi dari elemen dan peralatan sound system.
JAMINAN/GUARANTEE/TRAINING.
a. Pabrikan harus menjamin bahwa seluruh pekerjaan sound/public address system mengacu kepada
penerapan kode dan standar yang berlaku, sesuai dengan kegunaan dan kualitas yang dinyatakan
pada spesifikasi teknis dan pengoperasian sistem dapat berjalan baik tanpa kesalahan.
b. Pabrikan harus menyediakan detail penawaran pelayanan, perawatan, dan fasilitas latihan di
Indonesia. Kontraktor harus mempersiapkan juga kontrak perawatan selama 2 (dua) tahun terhitung
setelah melewati masa pemeliharaan.
c. Pabrikan harus menyediakan jaminan penuh, untuk komponen sistem dalam piranti keras untuk
periode setidaknya 12 bulan.
d. Selama masa garansi, pabrikan harus mengganti secara Cuma-cuma semua komponen yang rusak
atau gagal beroperasi. Bagaimanapun juga, komponen sistem yang rusak atau hilang selama
pengiriman atau pemasangan atau kelalaian pemasangan harus merupakan bagian dari masa
garansi.
145

e. Setelah instalasi dipasang dengan lengkap dan benar sesuai perencanaan dan penyesuaian

8.8.

kemudian kontraktor harus melakukan uji fungsi yang dihadiri oleh Konsultan/Konsultan MK, pemilik
Proyek, instansi terkait dan Staff teknis dari pemilik proyek. Semua sistem dan peralatan harus harus
dioperasikan secara benar dan baik sesuai dengan dokumen kontrak yang dibuat.
Semua sistem dan peralatan harus mempunyai kelengkapan Operation manual, Maintenance
manual dan garansi dari pabrik pembuat, semua dokumen diserahkan ke Konsultan yang kemudian
akan diserahkan kepada pemilik proyek.
f. Selama masa pemeliharaan pekerjaan selama 1 (satu) tahun terhitung dari penyerahan pekerjaan
yang telah ditandatangani dan disetujui bersama, Kontraktor berkewajiban memberikan pelatihan
kepada team petugas Rumah Sakit yang telah ditunjuk (Hospital Enggineer Representative and
team) serta menjelaskan semua sistem yang terpasang berikut penjelasan Manual Operation
Book.
Pada tahap ini pula kontraktor bersama Konsultan MK dari pabrik pembuat alat (Manufacturer
Engineer) harus menjelaskan secara rinci tetang prosedur perawatan peralatan (Maintenance
Operation Procedure).
Semua ketentuan tersebut diatas (skedul pelatihan) merupakan persyaratan yang mutlak harus
dipenuhi dan harus tercantum pada pembuatan skedul rencana kerja yang diajukan pada saat
penanda tanganan Dokumen Tender.
g. Setelah masa pemeliharaan selama satu tahun telah terlewati/dipenuhi, pada pekerjaan ini
kontraktor berkewajiban mengajukan kontrak perawatan alat (Maintenance Contract equipment)
selama 2 (dua) tahun termasuk penyiapkan SOP & MOP dan peralatan habis pakai untuk menunjang
operasi sistem Pengindera Kebakaran secara baik dan optimal, biaya ini termasuk yang ditawarkan
oleh kontraktor.
PRODUKSI PERALATAN PUBLIC ADDRESS
a. Deskripsi Sistem
Diagram satu garis dari sistem semi-distribusi harus bisa mensuplai satu arah komunikasi panggilan
darurat, panggilan kepada publik dan sistem latar belakang musik. Sistem ini harus fleksibel dan
mudah digunakan. Fungsi spesifik harus bisa diprogram dengan mudah dan diganti oleh personel
yang awam.
Sistem yang memenuhi kebutuhan sebagai berikut:
1) Bersih, pemberitahuan tanpa distorsi untuk area yang dipilih selama pemanggilan publik.
2) Bersih, halaman tak terdistorsi di area terpilih. Hal ini termasuk mengesampingkan kontrol
volume, memudahkan pemberitahuan darurat dapat didengar dengan volume penuh
3) Musik latar untuk are terpilih ketila fungsi lain tidak terpilih.
b. Spesifikasi Teknis Peralatan Utama
PA SYSTEM
1) Speaker Selector
Input
: 10-individual speaker selector switch
1-All Call
Power Requirements
: 24V DC
Dimensions
: 483 x 88.5 x 265.3 mm (W x H x D)
2) Ceiling Speaker
Rated Input
: 6W max. (100V Line)
Freq. Response
: 100-12k Hz
SPL
: 90dB
Speaker Components
: 12 cm
External Dimension
: 191 x 74 mm ( x D)
Finish
: Panel; ABS Resin, Off White
3) Wall Box Speaker
Rated Input
: 6W max. (100V Line)
Freq. Response
: 100-12k Hz
SPL
: 90dB
Speaker Components
: 12 cm
146

Dimension
Material
4) Horn Speaker
Rated Input
Freq. Response
SPL
Weight
Dimension
Material

8.9.

: 290 x 214 x 150 mm (W x H x D)


: Enclosure; Wood, Grille; Cloth
: 10W max. (100V Line)
: 375-10,511 Hz
: 107dB
: 1,2 kg
: 172 x 216 x 188 mm (W x H x D)
: Horn Flare; Aluminum/ Horn Inner & Cover; ABS
resin/ Bracket; Steel

EKSEKUSI
a. Garansi / Perawatan / Suku Cadang
1) Perawatan
a) Pabrikan harus menyediakan informasi lengkap tentang perusahaan perawatan dan
layanan purna jual dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kualifikasi staff pekerja
teknis dalam pekerjaannya.
b) Kontraktor harus menawarkan kontrak pemeliharaan selama 2 (tahun)..
c) kontrak perawatan harus mencantumkan semua material dan pekerja untuk
mempertahankan sistem dalam kondisi sempurna dan dalam melaksanakan perawatan dan
tes prosedur diperlukan oleh persyaratan/standard setempat dan telah disarankan oleh
dokumentasi standar pabrikan.
d) kualitas perlengkapan harus dapat dipergunakan dalam usaha peraatan tingkat rendah.
e) Jadwal perawatan untuk bagian sistem yang berbeda yang ditawarkan harus dicantumkan
dengan jelas pada saat penawaran.
f) pabrikan harus menjamin ketersediaan suku cadang, peralatan tes dan piranti lunak untuk
setidaknya 10 tahun setelah pengiriman peralatan sound sistem kepada pembeli.
2) Suku Cadang
a) Pabrikan harus menjelaskan kebutuhan suku cadang yang paling dibutuhkan untuk periode
dua tahun. Daftar ini harus menunjukan jumlah set suku cadang dan dicantumkan dalam
proposal penawaran.
b) Suku cadang set harus dipisahkan dalam bagian sebagai berikut:
Power Amplifier
Mixer Pre-Amplifier
Speakers
Microphone
Auxiliary equipment

3) Garansi
a) Kontraktor harus menyediakan jaminan kerja, peralatan tes dan perawatan untuk semua
sistem operasi setidaknya 2 tahun setelah pernyataan serah terima, kontraktor harus
menyediakan surat kontrak perlindungan kepada peusahaan supplier peralatan yang
bersangkutan.
b) Kontrak garansi perlindungan dari supplier peralatan merupakan aturan yang mutlak yang
harus dipenuhi (dikerjakan) sebelum serah terima ditandatangani.
b. Spesifikasi Teknis Instalasi
1) Umum
Sistem dipasang sebagaimana yang telah ditentukan. Kontraktor menyediakan seluruh
dokumen teknis instalasi yang diperlukan, seperti situasi rencana dan diagram yang
memungkinkan digunakan untuk berkoordinasi. Kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap
lokasi yang sebenarnya bagi seluruh peralatan. Bilamana ada ketidaksesuaian antara detail
dalam proposal dengan dimensi peralatan yang sebenarnya, dimensi ruang bangunan dan
147

lainnya, maka harus segera dilaporkan kepada pihak Konsultan.


2) Materi Instalasi
a) Arrestor Unit :
Arrestor ini harus bisa melindungi peralatan Power Amplifier Rack (CRPS) dari sentakan
tegangan asing, switching dan gelombang elektro magnetis. Instalasi harus di buat
berdekatan dengan sumber panel power dan tersambung secara paralel dengan power
load.
Unit harus dihubungkan dengan sistem pembumian.
Pabrik pembuat : Lightning Protection Cooperation Franklin France Component Resources,
ABB, MG atau yang setara. Pada item pekerjaan ini kontraktor harus memasang arrestor
baru dan diuji berdasarkan persyaratan standard pabrik.
b) Saluran yang fleksibel diperuntukan untuk semua koneksi didalam rak peralatan utama.
c) SMDB (main Distribution Box) harus terbuat dari bahan besi tahan karat dengan ketebalan
minimum 2.0 mm dan diwarnai cat bakar acrylic abu-abu.
d) Terminal strip pada SMDB dan kotak sambung harus menggunakan type sekrup tekan
untuk penyambungan menggunakan solder tidak diizinkan.
e) Semua jaringan instalasi harus dipasang pada rack kabel (cable tray) semua instalasi harus
terhubung dengan sistem pembumian pada rak kabel. Maximum tahanan pembumian
adalah 2 ohm dan tahanan isolasi yang diizinkan adalah 20 Mohm.
f) Junction Box.
Junction Box harus terbuat dari bahan besi tahan karat dengan ketebalan minimum 2.0 mm
dan diwarnai cat acrylic abu-abu
g) Spesifikasi teknis dan pemasangan rak/tangga kabel adalah sebagai berikut :
Rak/tangga terbuat dari lembaran baja galvanizer dengan 5 cm tinggi dan lebar 60
cm/40 cm.
Jarak minimum antara kabel elektrikal dan elektronik sebesar 200 mm.
Rak kabel/tangga kabel harus disuplai dengan dukungan penggantung dan asesoris
lainnya. Seluruh material ini juga terbuat dari lembaran baja galvanizer.
Rak kabel diproduksi oleh Interrack, Negurose, Denko, Nohbi, and Tosan.
Kabel multi-core NYMHY digunakan sebagai kabel distribusi untuk instalasi Public
Address dari STB hingga titik instalasi peralatan.
Seluruh kabel dipasang di dalam saluran HI PVC dengan diameter bagian dalamnya
tidak kurang dari 19 mm.
Faktor pengisian pipa harus 60 % dari ukuran luasan pipa.
Pada saluran yang horizontal, saluran ditempatkan pada posisi tertinggi.
c. Kontrol Kualitas di Lapangan
Pabrikan sistem yang bersangkutan harus mencantumkan dengan secara tulisan bahwa tes kontrol
lapangan telah dilaksanakan. Hasilnya harus dicatat untuk pemilik dan/ atau untuk pihak yang
berkepentingan dalam pengecekan sistem.
d. Test Kinerja, Tes Lapangan dan Pengawasan
1) Pabrikan harus bertanggungjawab terhadap tingkatan sistem yang sempurna setelah
recondition and reinstalling CRPS (Control Rack PA System) didalam ruang kontrol baru,
termasuk:
a) Power Amplifier
b) Mixer
c) All Speaker & Microphone
d) Auxiliary equipment.
2) Saat penawaran, pabrikan harus mencantumkan program lengkap dengan jadwal waktu untuk
tingkatan sound sistem.
3) Rangkaian tingkatan sistem harus termaktub didalam operasi percobaan semua peralatan
utama, termasuk pengaturan yang diperlukan oleh pabrikan dan memastikan bahwa sistem
sesuai dengan tingkatannya.
148

4) Jumlah tingkatan engineer yang layak harus bisa disediakan untuk menjamin tingkatan dan
permulaan sistem.

5) Pabrikan / distributor utama harus menyediakan cadangan yang dibutuhkan. Suku cadang yang

8.10.

diberi tanda untuk perawatan tidak digunakan selama periode ini.


6) Setelah instalasi dirasa memuaskan, meningkat dan dimulai, pabrikan harus
mendemonstrasikan tugas sistem yang tercantum didalam spesifikasi dengan sukses.
7) Setelah pengujian dinyatakan sukses, sistem harus diserahkan kepada klien yang bersangkutan.
8) Laporan secara detail harus dibuat bersama berdasarkan tes yang berhasil, tingkatan dan
operasi pecobaan antara klien yang bersangkutan dan engineer penanggung jawab dari
pabrikan /distributor utama.
9) Setelah masa pemeliharaan selesai Kontraktor bersama staf akhli dari pabrik pembuat harus
menyiapkan laporan yang berisi laporan operasi system secara keseluruhan, selesainya laporan
pengawasan, penyerahan suku cadang yang harus dipenuhi semasa pelaksanaan dan berta
acara tersebut akan ditandatangani secara bersama.
10) Setting.
Kontraktor harus turut mengatur perletakan peralatan bersama pengguna peralatan setelah
berkoordinasi dengan konsultan dan disetujui bersama pada saat pemasang-an instalasi.
Pemasangan volume control setiap zone harus di atur sedemikian rupa sesuai kebutuhan
sehingg menghasilkan kwalitas suara cukup jelas dan baik. Matching transformer harus diset
sesuai dengan kebutuhan sistem sehingga akan menghasilkan noise level sekecil-kecilnya.
11) Pengujian
Sebelum serah terima ataupun pengujian sistem secara keseluruhan, kontraktor berkewajiban
melakukan pengujian instalasi dan pemipaan instalasi sesuai persyaratan yang berlaku. Semua
hasil pengujian harus dibuat berita acaranya dan ditangani olek Konsultan dan instansi terkait.
Pengujian dilakukan berdasarkan area per area, pengajuan laporan pengujian secara
keseluruhan (dalam satu waktu) tidak akan diizinkan.
Kontraktor sebelum melakukan penyerahan pekerjaan sistem PA diharuskan melakukan
performance test disaksikan oleh Konsultan.
Semua sistem operasi, line microphone and amplifier harus di uji dan berfungsi dengan baik.
Setiap lantai dan kamar harus di uji semua fungsi dari mulai dari pemasangan speaker, volume
control semua sudah sesuai dengan manualnya serta kualitas dan kuat suara untuk semua
tempat harus sama semua hasil uji harus dibuatkan laporannya dan ditandatangani bersama.
Sebelum diadakan pengujian semua peralatan PA sistem harus dikalibrasi dahulu.
PABRIKAN YANG DISETUJUI
Kontraktor akan mengajukan dan memasang semua peralatan dan kelengkapannya untuk pekerjaan
Pablic Address merupakan paket kesatuan yang akan di supali oleh pabrik pembuat sebagai berikut :
a. Manufacturer of sound equipment.
TOA or equal as approved.
b. Manufacturer of cable
Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Tranka Kabel.

SISTEM MASTER ANTENNA TELEVISION (MATV)


1.
LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam dokumen kontrak adalah sebag ai berikut:
1. Spesifikasi kerja yang tercakup dalam bagian ini antara lain penyediaan tenaga kerja,
peralatan, material, dan performa dari setiap operasi kerja yang berhubungan dengan
proses instalasi Sistem Master Antenna Television (MATV) sebagaimana dipe rlihatkan
pada gambar yang tercantum dalam dokumen tender.
2. Keperluan dari berbagai kondisi kontrak, kondisi penunjang, dan keperluan umum terkait dengan lingkup
pekerjaan tercantum di bagian ini.
3. Pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini sebaiknya dikoordinasikan dengan bagian kerja lain yang saling
terkait di bawah spesifikasi proyek yang sama.
149

4. Selama masa tender, kontraktor memberikan deskripsi terhadap sistem dan konsep yang diajukan secara
akurat dan berimbang.

5. Kontraktor harus menyediakan satu set lengkap gambar-gambar, spesifikasi, dan dokumen katalog yang
6.
7.

8.

menjelaskan berbagai jenis komponen MATV System yang diajukan.


Selama masa kontrak, Pihak manufaktur harus menyediakan set lengkap dokumen yang menjelaskan konsep,
instalasi desain, pembagian kerja dan maintenance dari sistem secara keseluruhan beserta komponenkomponen yang terlibat di dalamnya.
Dokumen-dokumen di bawah ini merupakan syarat minimum yang harus dimiliki per komponen sistem:
Deskripsi Sistem Peralatan (Equipment System) dan prinsip dasar operasi dari instruksi Instalasi.
Diagram Koneksi
Instruksi pembagian kerja
Instruksi Operasi
Lokasi penayangan rencana-rencana.
Instalasi interkoneksi dari ruang kontrol utama ke outlet TV di tiap gedung (distribusi utama) - lihat
gambar rencana.
Penyediaan gambar-gambar berikut ini merupakan standar minimum:
Diagram sistem blok.
Diagram perkabelan dan jaringan (wiring)
Diagram koneksi
Rencana pengaturan umum, gambar layout dan garis besar komponen-komponen sistem
Rencana posisi dan detail instalasi perbagian.
Diagram fungsional untuk setiap fungsi dari berbagai sistem dan sebagai lingkup pembatas.
Penyediaan dan penginstalasian perlengkapan utama yang meliputi MATV Master Control dilengkapi
dengan berbagai aksesori penunjangnya.
Pengetesan dan pembagian kerja untuk sistem secara keseluruhan sampai mencapai tahap sistem itu
sendiri bekerja sebagaimana sebuah sistem yang diharapkan.
Pengajuan tanggal untuk dokumentasi awal harus disesuaikan dengan jadwal penginstalasian program.
Penyesuaian dan versi final dokumentasi sistem as built harus diajukan oleh pihak manufaktur kepada
buyer dalam jangka waktu 3 bulan setelah penyelesaian, pembangunan, dan percobaan pengoperasian
sistem.

2.
PERATURAN DAN STANDARD.
Sistem harus dilengkapi dan meliputi persyaratan sebagai berikut:
1.
Buku Pedoman K & KK Depnaker No.17 tahun 1980.
2.
Depnaker Regulation No .116?DP/1983.
3.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.
4.
CCIR Standard Installation.
5.
IEC Standard for Television installation.
3.

1.
2.
3.
4.

JAMINAN KUALITAS
Pihak manufaktur harus menyediakan kopi dari sertifikat yang legal dan resmi yang diperlukan untuk
memastikan adanya sertifikasi terhadap peralatan yang digunakan.
kepastian kualitas konsep (program) pabrik harus dipastikan dengan adanya manual kualitas atau dokumen
serupa yang mendeskripsikan tabel rencana pengorganisasian, tujuan dan prosedur yang berlaku. Dokumen
ini harus disediakan sehubungan dengan permintaan klien.
Lokasi di mana pihak manufaktur hendak menyediakan Sistem MATV harus disebutkan secara jelas pada
masa tender sebelum proses kerja dimulai.
Harus diadakan uji coba sistem sementara (provisional) untuk menunjukkan bahwa sistem yang terkait
mampu memenuhi spesifikasi tender yang telah disetujui, yang antara lain meliputi standar sebagai berikut:
a. Kuantitas.
b. Fungsi.
c. Desain
d. Kualitas.
150

4.
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
5.
1.
2.

3.
4.
6.
1.
2.
7.
1.

2.
3.
4.
5.

6.

TEST PABRIK
Setiap perlengkapan Sistem MATV harus melewati suatu inspeksi menyeluruh dan pengetesan fungsional
oleh suplier dan berbagai tes lainnya yang dilaksanakan sebelum dikirimkan ke lokasi sistem.
Pekerja atau pelaksana terkait harus memiliki hak untuk menunjuk perwakilan yang diposisikan sebagai saksi
pada tahap pengetesan final perlengkapan Sistem MATV.
Seluruh perlengkapan Sistem MATV yang dikirimkan ke lokasi harus diidentifikasi oleh pihak manufaktur
yang terkait dan harus disediakan berbagai data penunjang yang mungkin akan diperlukan untuk
mengidentifikasi material dan perlengkapan yang ada di dalamnya.
Pihak manufaktur harus menjamin ketersediaan perangkat keras yang diperlukan, termasuk berbagai
komponen mekanik dalam jangka waktu 10 tahun.
Pihak manufaktur harus dengan jelas memberitahukan waktu pengiriman komponen-komponen sistem
sesuai dengan yang tercantum dalam daftar spare-part yang diperlukan.
Pihak manufaktur harus dengan jelas memberitahukan waktu pengiriman komponen-komponen sistem yang
tidak tercantum dalam daftar spare-part yang diperlukan.
Pihak manufaktur harus dengan jelas menjelaskan waktu pengiriman perlengkapan sistem pengganti yang
telah direkomendasikan sebelumnya.
Pihak Manufaktur harus menjamin ketersediaan software (paket program) termasuk versi update
(kompatibel) dalam jangka waktu 10 tahun.
PENGAWASAN PEKERJAAN.
Pengajuan gambar shop (proses produksi) yang mengindikasikan ukuran dan nomor model Sistem MATV
sebelum produk di approve untuk dilanjutkan ke proses manufaktur (fabrikasi).
Pengajuan skala gambar shop sesuai dengan permintaan engineer dari pihak Owner untuk pertimbangan
keputusan di lapangan, untuk menentukan garis besar dan detail dari produk ini, harus dilakukan sebulan
sebelum tanggal instalasi yang disetujui oleh engineer pihak Owner.
Pengajuan persetujuan Brosur atau katalog perlengkapan Sistem MATV dan aksesorisnya, sebelum brosur
diterbitkan untuk pemesanan.
Sebagai penanda terlengkapinya pekerjaan dan sebagai syarat diterimanya pekerjaan tersebut, buat dan
kirimkan 5 set gambar kerja kepada Engineer milik Owner.
KOORDINASI.
Kontraktor harus mengkoordinasikan pekerjaan dengan setiap bagian kerja yang memiliki keterkaitan
dengan spesifikasi kerja terkait, untuk memastikan persiapan yang baik.
Koordinasikan penginstalasian setiap elemen dan perlengkapan dari MATV System.
GARANSI.
Pihak Manufaktur harus menjamin bahwa seluruh system sesuai dengan peraturan dan standar umum, juga
kualitas yang sesuai standardisasi, dan pengoperasian sistem dapat dipastikan akan berjalan lancar tanpa
gangguan sama sekali.
Pihak Manufaktur harus mengajukan detail tender dengan perwakilan lokal dari organisasi yang dimilikinya.
Pihak manufaktur harus menyediakan detail tender dari servis yang diajukan, perawatan, dan fasilitas
pelatihan yang tersedia di Indonesia.
Pihak Manufaktur harus menyediakan garansi penuh, adanya manufaktur untuk seluruh komponen
hardware sistem selama periode waktu setidaknya 12 bulan.
Selama masa garansi yang telah disetujui, pihak manufaktur harus mengganti komponen yang rusak tanpa
dikenai biaya. Meski demikian, komponen sistem yang hilang atau rusak pada saat proses transport atau
rusak dan hilang di lapangan sebelum atau sesudah instalasi yang disebabkan oleh ketidaksengajaan pihak
lain harus dimasukkan juga ke dalam persetujuan garansi.
Kontraktor Sistem MATV harus menjamin ketersediaan kerja, perlengkapan tes dan perawatan untuk
seluruh pengoperasian sistem selama jangka waktu setidaknya dua tahun setelah serah terima perjanjian,
juga harus menyediakan perlindungan surat kontrak bagi perusahaan suplier perlengkapan. Perlindungan
kontrak garansi dari pihak suplier perlengkapan Sistem MATV merupakan representasi dari peraturan
mutlak yang harus dipenuhi sebelum serah terima perjanjian.

151

8.
PRODUK.
DESKRIPSI SISTEM.
Secara umum Sitem MATV akan melayani seluruh bangunan, dari ruang kontrol yang terletak di ruang kontrol
lantai 1 , seluruh sinyal televisi akan diterima oleh antena parabola; (3,7-4,5 GHz) yang diletakkan di atas atap
ruang mesin. Dengan menggunakan kabel RG-11 sinyal akan dikirimkan ke Panel kontrol MATV utama. Dari
Kontrol Panel utama yang berfrekuensi 3,7-4,5 GHZ akan diturunkan menjadi 47-862 MHZ, setelah itu sinyal
televisi akan didistribusikan ke seluruh bagian gedung melalui kabel RG-6.
Untuk menghubungkan ke Outlet TV, instalasi harus didistribusikan oleh penghubung (konektor/coupler) atau
pembias (spliter) sesuai dengan yang tercantum di gambar.
MAIN EQUIPMENT SPECIFIKATION.
1. Parabola
Parabola dipasang diatap dan dihubungkan ke ruang
RG-11 Polyethylene jacketing dalam HI PVC 20mm.
Diameter
:
Frequency
:
Input Level
:
LNB
:
Finishing
:
2. Receiver Digital.
Input Frequency
:
Modulation
:
LNB control
:
References
:
3. Modulator
Mounting
:
Video input level
:
Audio input level
:
Video signal to noise ratio
:
Differential gain
:
Differential phase
:
Analogue modulation standard
:

4.

Output channels
Output Level
Output Level adjustment
Output loop through losses
Output return losses
Output RF connector
RF loop through in connector
In-band spurious distance
Modulation depth
Modulation depth adjustment
Video Carrier to Audio carrier ratio adjustment
Audio in video
Consumption
+5VDC, + 30VDC and data bus connection
Working environment
Protection category
Power Supply
Input voltage
Max. current @ DC voltage
Max. current @ DC voltage
Max. current @ DC voltage
152

control menggunakan kabel instalasi Coaxial cable


6 feet (1,8 m) Fixed mount solid
C Band (3,7 4,5) GHz
40 80 dB
Double Polarity
Powder coating paint
950 2.150 MHz
NTSC / PAL Video Auto selection
13/18 VDC, 22 KHz
DSR 2882s

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Modulator
1 Vpp 75 ohm
0.5 Vpp to 2.5 Vpp. > 10 Kohm
51 dB
< 4%
< 4
PAL B, G, D, K, I, SECAM L, y NTSC, Double
side band.
C5 S21
80 dBV + dB
- 18 dB
< 1,5 dB
> 15 dB
F female
9.5 IEC female
> -60 dB
85 %
Yes (Extended programming mode)
Yes (Extended programming mode)
> 54 dB
90 mA @ + 5VDC, 2 mA @ 30VDC
Ribbon Cable
-10 up to 55C, up 90% RH
IP 50 indoor mounting

:
:
:
:

90VAC 264VAC
6 Amps. @ + 5VDC
3 Amps. @ + 12VDC
50 mA @ + 30VDC

5.

6.

7.

8.

9.

Efficiency (typical)
Power consumption
Control bus

:
:
:

Programming through serial port


Max. number of programmable module
Working temperature

:
:
:

Protection category
Scope of delivery

:
:

Head-end Amplifier
Channels/Band
Bandwidth (MHz)
Gain
Gain Regulation
In band flatness (dB)
Return loss (dB)
Output level DIN45004K
Noise figure (dB)
Current consumption
Supply voltage
RF connector
Supply connector
Working environment
Protection category
Scope of delivery
Booster Amplifier
Number of input
Frequency band (MHz)
Gain
Gain Regulation
Flatness (dB)
Equalizer range
Output level
Noise figure
Return loss
Mains voltage
Protection category
Splitter
Frequency range
Available port
Ref.
Directional Coupler
Frequency range
Available port
Ref.
Coaxial cables.
Feeder

153

72%
64 VA
12C It is not permitted hot connection/
disconnection
RS 232 cable Null Modem
16 (8 right side + 8 left side)
0C a+50C up 90% RH no condensing.
Operational at up to 60C possible by derating the max. current of each DC output to
75% of its nominal value
IP 30 indoor mounting
4 short DC-DC cables, 2 long DC-DC cables, 2
12C bus cable, 1 instruction manual

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

47 862 MHz
47 - 862
37 dB
-20 dB
+ 0,5
>12
115 dBV (DIN 45004B)
< 8dB
270 mA
+ 15VDC
IEC female; 9,5 mm
Faston 6.3 mm male double
-10 a + 55C, up 90% RH
IP30 indoor mounting
1 feeder cable

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

1
47 - 860
35 dB
-20 dB
+1
-16dB a 47 MHz
116 dBV DIN 45004B @ -60 dBc
< 7dB
>= 10dB
230 VAC +/- 10%; 9 VA
IP30 indoor mounting

:
:
:

5 2.400 MHz
2W, 4W, 6W, 8W
DS-2, DS-4, DS-6, DS-8

:
:
:

5 2.400 MHz
2W, 4W, 6W
DT2-10, DT4-10, DT6-10

Coaxial cables RG-11, Bonded foam, Braid


60% PVC Jacket (indoor), Polyethylene
(outdoor)

Distribution

Coaxial cables RG-6, Bonded foam, Braid


60% PVC Jacket (indoor)

APPROVAL MANUFACTURER.
Kontraktor harus merekomendasikan dan menyediakan setiap peralatan dan komponen-komponen MATV sistem
yang diproduksi oleh pihak manufaktur.
1. Perlengkapan utama MATV .
Triax, IRCO, Tonna atau produk senilai yang telah disetujui sebelumnya.
2. Kabel buatan pabrik. Camscope, Belden, Pacific dan Feeder
9.
EKSEKUSI.
GARANSI/PERAWATAN/SUKU CADANG.
1. Perawatan
Pihak manufaktur harus menyediakan informasi mendetail sehubungan dengan pelayanan setelah
penjualan dan pihak yang akan menyediakan perawatan produk, kualifikasi dan juga ketersediaan
sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas-tugas ini.
Sesuai permintaan, pihak manufaktur harus mengajukan proposal kontrak perawatan.
Kontrak perawatan harus mengikutsertakan berbagai material dan sumber daya manusia yang akan

memelihara sistem untuk bekerja dengan baik dan memperlihatkan performa perawatan yang sesuai
dengan dokumen standar yang diajukan pihak manufaktur.
Kualitas peralatan harus memenuhi nilai tertentu sehingga dapat meminimalisasi perlunya upaya
perawatan.
Pengajuan jadwal perawatan untuk sistem yang berbeda harus dinyatakan pada saat masa tender
sedang berlangsung.
Pihak manufaktur harus menjamin ketersediaan suku cadang, peralatan pengetesan dan piranti lunak
(software) dalam jangka waktu setidaknya sepuluh tahun setelah pengiriman produk sound sistem
kepada pihak buyer.
2. Suku Cadang.
Pihak manufaktur harus menjelaskan secara rinci suku cadang apa saja yang akan dibutuhkan dalam
jangka waktu dua tahun ke depan. Daftar ini harus memperlihatkan set suku cadang yang diperlukan dan
diajukan bersama dengan proposal tender.
Daftar suku cadang harus dikategorisasi ke dalam beberapa bagian, seperti berikut ini:
a. Modulator
b. Receiver Digital
c. Power Supply
d. Head-end Amplifier
e. Consumable part!
f.
dll.
SPESIFIKASI INSTALASI.
1. UMUM.
Sistem harus dipasang sesuai dengan ketentuan. Pihak kontraktor harus menyediakan dokumen-dokumen
yang diperlukan berkaitan dengan instalasi secara teknis, seperti misalnya diagram rencana situasi dan harus
disertai dengan rekomendasi atau usulan tambahan. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas lokasi
pemasangan perlengkapan. Jika ditemukan inkonsistensi antara apa yang tertera pada proposal pengajuan
dengan kenyataan di lapangan, maka harus segera dilaporkan kepada engineer yang bersangkutan.
2. MATERIAL INSTALASI:
a. Unit Arrestor
Unit Arrestor harus melindungi power supply dari arus sementara, switching atau perubahan mendadak,
dan aliran elektro magnetis. Instalasi harus ditempatkan dekat dengan panel tempat masuknya daya dan
terhubungkan secara paralel dengan kapasitas daya.
Unit ini hraus dibumikan.
Jalur fleksibel harus tersedia untuk koneksi di kerangka utama perlengkapan.

154

b. MDB (Main Distribution Box) harus dibuat dari plat besi anti karat dengan ketebalan minimum sebesar
2.0 mm dan dilapisi dengan Baked Acrylic paint/ Powder Coating (warna panel ini harus melalui
persetujuan dari engineer lapangan terlebih dahulu).
c. Strip terminal pada MDB dan kotak penghubung harus dilengkapi dengan terminal tipe tekanan, dan
tidak diperkenankan menggunakan penghubung berupa baud yang disolder.
d. Setiap perlengkapan yang dipasang di kerangka harus dihubungkan pada titik-titik rangka. Nilai resistan
penghubung adalah sebesar 2 ohm sementara nilai resistan jalur isolasi adalah sebesar 20 M ohm.
e. Boks penghubung.
Boks penghubung harus dibuat dari plat besi anti karat dengan ketebalan minimum 2 mm dan dilapisi
oleh cat akrilik berwarna abu-abu.
f. Spesifikasi teknis dan pemasangan piringan/tangga kabel adalah sebagai berikut:
a) piringan/tangga terbuat dari lempeng besi elektris dengan ketebalan tiap lempeng setebal 2 inci
atau 60mm/40mm.
b) piringan kabel dipergunakan untuk jalur komunikasi, alarm pemadam kebakaran, dan sound sistem.
c) jarak minimum antara kabel elektrikal dan kabel elektronik adalah sejauh 200mm.
d) piringan/tangga kabel harus dilengkapi dengan perlengkapan penunjang, gantungan, dan aksesori
lainnya. Semua material ini terbuat dari lempeng besi elektris.
e) Piringan kabel merupakan hasil produksi Interrack, Negurose, Denko, Nohbi, atau Tosan.
g. Semua kabel harus dipasang pada PVC tahan tekanan dengan diameter tidak boleh kurang dari 19 mm.
Nilai initial filling factor maksimum sebesar 60 %.
h. Pada arah horizontal jalur harus dipasang pada posisi yang lebih tinggi.
i. Ditekankan agar tidak ditemukan gangguan suara elektromagnetis dalam sistem.
j. Tindakan precaution harus diambil untuk menghindari adanya konflik di dalam dan di antara satu sistem
dengan sistem lainnya.
KONTROL KUALITAS DILAPANGAN.
Perwakilan pihak manufaktur sistem harus dilengkapi sertifikat tertilis yang menyatakan bahwa tes kontrol di
lapangan telah terlaksana. Hasil tes ini telah didokumentasi sebelumnya oleh pihak owner dan juga oleh pihak
yang memiliki otoritas yurisdiksi di tempat sistem tersebut diperiksa.
TEST ALAT/TEST LAPANGAN/PENGAWASAN PEKERJAAN.
Pihak manufaktur bertanggung jawab atas mekanisme kerja dari keseluruhan sistem, termasuk di dalamnya:
a) Master Control MATV System
b) Installation system.
c) Operation procedure.
d) Training untuk operator/tim teknis.
e) Dan lain lain
SISTEM CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV)
10.1.
Umum
1. Kontraktor harus mendapatkan surat dukungan dari Principal dan dealer wilayah setempat untuk
menjamin peralatan dapat disuplai tepat waktu serta digunakan secara optimal.
2. Surat Jaminan Garansi dari Dealer wilayah setempat harus diserahkan pada waktu serah-terima
pekerjaan untuk menjamin kelangsungan layanan purna-jual.
3. Pengalaman minimum 10 [sepuluh] tahun dalam manufacture dan design Video Surveillance
Devices.
4. Minimum [5] tahun pengalaman instalasi Video Surveillance System
10.2.
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan perlengkapan System CCTV ini meliputi pekerjaan pengadaan peralatan berikut
pemasangan dan instalasi kabel.
10.3.
Penjelasan Sistem
1. Sistem closed circuit television, dipergunakan untuk membantu pengawasan dengan cara
mengamati kegiatan operasi suatu gedung melalui video camera. Hasil gambar dapat diamati
melalui TV monitor. Sistem CCTV ini terdiri dari Camera, Monitor, Digital Video Recorder (DVR).
2. Seluruh peralatan yang membangun system CCTV ini harus memenuhi standard industri Indonesia,
dari satu merk atau lebih dan disaat serah terima harus dilampirkan surat garansi 1 (satu) tahun dari
155

10.4.

10.5.

Authorized Dealer (agen tunggal) di Indonesia (bermaterai). Merk yang digunakan adalah produksi
ex. Hyundai, Bosch, Sony, Phillips atau setara.
3. Standard manufaktur memenuhi I.S. /ISO 9001/EN 29001, QUALITY SYSTEM.
4. Garansi pabrikan 3 tahun tahun untuk replacement dan repair defective equipment, terkecuali
battery yang bergaransi 1 tahun.
Instalasi
Sistem cabling tiap tiap kamera CCTV menggunakan system topologi star, artinya seluruh kabel coaxial
kamera CCTV dari tiap tiap titik ditarik menuju masing masing sentral CCTV. Demikian juga untuk
penarikan kabel power tiap tiap kamera CCTV menuju ke Power Suplay yang berada di Sentral. Masing
masing kabel power dan kabel coaxial yang ditarik dimasukkan dalam pipa conduit PVC High Impact,
yang harus diperhatikan disini adalah antara kabel power dan kabel coaxial tidak diperbolehkan ditarik
dalam satu pipa conduit dan bersilangan dengan kabel power listrik lainnya. Hal ini untuk menghindari
induksi power listrik terhadap signal video.
Adapun material kabel yang dipergunakan system ini adalah :
1. Kabel Video Coaxial Cabel type 7C 2V isyarat video dan untuk keperluan kontrol menggunakan awg
18 pair produksi ex. Belden, Pacific, Feeder RG 6/5C
2. Kabel Power NYM 3 x 2,5 mm produksi ex. Supreme, Kabelindo atau setara.
Spesifikasi Teknis
1. Fixed camera indoor
Scanning System : 1/3 Sony superhad color day & night
Power source
: 12V DC ,1A
Scanning Method : 2 : 1 interface
Focal Length
: 2,8-10mm Autoiris varifocal
Resolution
: 700 TVL
Min Illumination : 0,3 lux @ F1,2 ( color)
0,002 lux@F1.2 (Sens-up)
SSNR
: Off/Low/Middle/High selectable ( noise control)
2. Fixed camera outdoor
Scanning System : 1/3 sony superhad color day & night
Power source
: 12V DC
Scanning Method : 2 : 1 interface
Focal Length
: 2,8-10mm Autoiris Varifocal
Resolution
: 600 TVL
Min Illumination : 0,3 lux @ F1,2 ( color)
0,002 lux@F1.2 (Sens-up)
SSNR
: Removed noise & ghost image
Day & night capability
3. Dome camera indoor ( Wide angle)
Scanning System : 1/3 sony superhad color
Power source
: 12V DC
Scanning Method : 2 : 1 interface
Focal Length
: 4-9mm varifocal autoiris
Resolution
: 600 TVL
Min Illumination : 0,3 lux @ F1,2 ( color)
0,002 lux@F1.2 (Sens-up)
SSNR
: Off/Low/Middle/High selectable ( noise control)
Day & night capability
4. Dome camera indoor
Scanning System : 1/3 sony superhad color
Power source
: 12V DC
Scanning Method : 2 : 1 interface
Focal Length
: 3,6 mm varifocal autoiris
Resolution
: 600 TVL
156

10.6.

Min Illumination : 0,3 lux @ F1,2 ( color)


0,002 lux@F1.2 (Sens-up)
SSNR
: Off/Low/Middle/High selectable (noise control)
Day & night capability
5. Speed Dome camera indoor
Scanning System : 1/4 sony superhad color
Power source
: 24V AC
Scanning Method : 2 : 1 interface
Focal Length
: 27x optical zoom ( 3,84-88,4mm) 10x digital zoom
Resolution
: 600 TVL
Min Illumination : 0,7 lux @ F1,6 ( color)
0,005 lux@F1.6 (Sens-up)
0,1 lux@F1.6 (b/w)
Day & night with ICR ( Infrared cutfilter removal )
Max 240/sec pan speed & 360 continous rotation
6. Speed Dome camera indoor
Scanning System : 1/4 sony superhad color
Power source
: 24V AC
Scanning Method : 2 : 1 interface
Focal Length
: 30x optical zoom ( 3,3-99mm) 8x digital zoom
Resolution
: 600 TVL
Min Illumination : 0,4 lux @ F1,6 ( color)
0,003 lux@F1.6 (Sens-up)
0,08 lux@F1.6
Day & night with ICR ( Infrared cutfilter removal )
Max 240/sec pan speed & 360 continous rotation
7. Monitor
Screen Size
: LED 22
Resolution
: SXGA
Power Source
: 12VDC, 50-75 Hz
Built-in Speaker
Power Consumption
: Max 42W
Video input
: 2 BNC , 1VHS
Video output
: 2BNC
8. Digital Video Recorder ( DVR)
Input
: 16 Channel Camera Input 16 Looping
Hardisk
: 2000 Gb
Feature
: Digital Action Detection
Synhronization : 625 Line, 50 Hz
Digital Memory : 720 H x 567 V
Display Speed
: 480 FPS
Recording Speed : 240 FPS
9. Controller Speed dome & DVR
Power sources
: 12VDC
PTZ Control
: Joy stick ( 3axis twist zoom )
LCD Display
: 20 x 4 Character LCD
Multiprotocol support
Testing & Commissioning
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan setelah instalasi kabel dan pemasangan peralatan utama telah dilaksanakan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat dan memastikan bahwa pekerjaan instalasi sistem CCTV
telah dikerjakan sesuai spesifikasi dan peraturan yang berlaku.
2. Pengujian
157

d. Pengujian yang berhasil dan dapat diterima oleh Direksi Lapangan yang bertindak mewakili
pemberi tugas (Owner), harus dilengkapi dengan berita acara yang telah ditanda tangani oleh
pihak-pihak yang berkepentingan. Setelah ini dilanjutkan dengan pemberian buku petunjuk
pengoperasian dan pemeliharaan serta melaksanakan training kepada pengelola gedung.
Sesudah semua ini dilaksanakan maka dapat diadakan serah terima pertama dari kontraktor ke
Pemberi Tugas.
e. Pengujian sistem harus dilakukan sekurang kurangnya sebagai berikut:
Pengujian simulasi CCTV terhadap system.
Semua peralatan dalam sistem tata suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dengan disaksikan oleh MK/Direksi.
Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor wajib memberitahu MK/Direksi terlebih dahulu.
Setiap pengujian yang dilakukan tanpa disaksikan oleh MK/Direksi akan dinyatakan tidak
sah dan harus diulang kembali.
Pengujian dapat dilakukan per bagian pekerjaan, namun akhirnya tetap dilakukan
pengujian sekaligus secara keseluruhan.
Semua biaya yang diperlukan untuk dapat dilakukannya pengujian, baik untuk daya listrik
dan peralatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Apabila terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka
Kontraktor wajib memperbaikinya dengan biaya yang sepenuhnya menjadi tanggungan
Kontraktor.
Apabila karena perbaikan yang dilakukan menyebabkan kerusakan pada bagian paket
pekerjaan Kontraktor lain, maka biaya perbaikannya tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor sistem tata suara.
Pengujian harus dilakukan oleh spesialis vendor sebagai authorized dealer penjualan
peralatan tersebut dan harus menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instansi
yang berwenang.
3. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal
sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel-kabel.
b. Hasil pengetesan peralatan-peralatan.
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain - lain
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

158

BAB V
PEKERJAAN MEKANIKAL
PEKERJAAN PLUMBING
1.

2.

SYARAT-SYARAT UMUM
1.1.

Syarat-syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada beberapa klausulklausul dari syarat umum yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

1.2.

Klausul-klausul dari syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila dinyatakan secara tegas dalam
persyaratan teknis ini.

1.3.

Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat mengetahui halhal yang akan mempengaruhi atau mengganggu pekerjaan Mekanikal.

1.4.

Apabila timbul persoalan, Kontraktor wajib mengajukan saran penyelesaian paling lambat seminggu
sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.

1.5.

Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar kerja (shop
drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK/Konsultan Perencana
dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal 2 minggu sebelum dilaksanakan.

1.6.

Pemasangan instalasi, testing, dan desinfeksi pekerjaan plumbing mengikuti peraturan SNI 03-64812000 sistem plambing 2000. dan SNI 03-7065-2005 Tata cara perencanaan sistem plumbing.

PERATURAN, IZIN DAN STANDAR


2.1.

Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan dan undangundang yang berlaku, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Departemen Tenaga
Kerja (Depnakertrans).

2.2.

Kontraktor harus mengurus izin-izin kepada instansi yang bersangkutan yang mungkin diperlukan
untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan sendiri.

2.3.

Kontraktor harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan agar peralatan-peralatan, saluran-saluran


(ducts), pipa-pipa dan lain-lain dapat dipasang pada tempat-tempat dan ruangan-ruangan yang telah
disediakan.

2.4.

Kontraktor sebelumnya harus mengajukan contoh bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang akan
digunakan. Cara pelaksanaan pengerjaan harus dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik, dan
bahwa instalasi yang diserahkannya adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik, tanpa mengurangi
atau menghilangkan bahan-bahan atau peralatan-peralatan yang sewajarnya disediakan, walaupun
tidak disebutkan secara nyata dalam persyaratan ini ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam
gambar-gambar yang menyertai persyaratan teknis ini.

2.5.

Kontraktor harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat pengaman tambahan yang
diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.

2.6.

Gambar-gambar dan persyaratan teknis perencanaan ini merupakan suatu kesatuan dan tidak dipisahpisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar
instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan
atau persyaratan teknis perencanaan saja, Kontraktor harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya
tambahan.

2.7.

Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa, fitting, katup-katup
dan fixtures secara terperinci. Semua bagian-bagian tersebut diatas walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik, namun apabila untuk berfungsinya sistem maka harus disediakan dan
159

dipasang oleh Kontraktor dengan baik dan sesuai dengan pelaksanaan yang wajar dan berlaku untuk
pekerjaan plambing pada umumnya.

3.

4.

LINGKUP PEKERJAAN
3.1.

Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pengadaan material, penyimpanan, pemasangan,


penyambungan, tenaga kerja, peralatan bantu agar seluruh instalasi penyediaan air bersih dan
pembuangan dapat dipasang, diuji, dibersihkan dan siap untuk digunakan dengan kualitas bahan dan
kualitas pengerjaan pemasangan yang terbaik sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan yang
ditentukan dalam perencanaan ini.

3.2.

Persyaratan teknis ini dan gambar-gambar yang menyertai dimaksudkan untuk menjelaskan dan
menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
pemasangan, pengujian dan penyetelan dari seluruh sistim agar lengkap dan siap untuk bekerja dan
dapat digunakan dengan baik.

3.3.

Secara umum bagian-bagian pekerjaan utama yang termasuk dalam Persyaratan Teknis dan adalah
sebagai berikut :

3.4.

Pemasangan, uji tekan, pembersihan dan disinsfeksi pipa-pipa, elbow, fitting-fiting, pemasangan
support atau gantungan, clamp pipa, pemasangan sanitary fixtures dan semua pekerjaan plambing
yang diperlukan untuk berfungsinya system distribusi air bersih.

3.5.

Pemasangan, pembersihan dan uji kebocoran pipa-pipa, elbow, fitting-fitting, penyangga atau
penahan pipa air buangan, penyetelan kemiringan atau elevasi pipa buangan dan semua pekerjaan
plambing yang diperlukan untuk berfungsinya system pipa pembuangan.

3.6.

Pengadaan, pemasangan sanitary fixture seperti washtafel, closet, service sink, slop sink, kitchen sink,
shower, faucet, floor drain, stop valve dan lain lain, dengan kualitas pemasangan yang baik dan benar
dari segi teknis maupun artistik.

3.7.

Pengadaan, pemasangan, penyambungan, pengujian pipa-pipa, vent cup, elbow dan fiting pemipaan
vent.

KETENTUAN DAN PERSETUJUAN BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT


Dalam waktu yang secepat mungkin setelah Kontraktor memperoleh kontrak pekerjaan, Kontraktor harus
mengajukan contoh-contoh bahan dan alat yang lengkap dengan brosur dari pabrik-pabrik atau perusahaanperusahaan yang membuat bahan-bahan dan alat-alat yang akan dipasang dalam instalasi ini, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan MK/ Konsultan Perencana.
Setelah daftar tersebut diatas disetujui dan sebelum melakukan pembelian atas bahan-bahan dan alat-alat,
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan daftar yang lengkap dari peralatan-peralatan dan bahanbahan yang akan digunakan dalam instalasi ini, lengkap dengan brosur dan atau gambar kerja dari pabrik
atau perusahaan yang membuat serta schedule pembelian, pengiriman dan pemasangannya.

4.1. INSTALASI AIR BERSIH


a. Pipa-pipa air bersih dan fittings baik yang utama maupun pipa-pipa cabang sampai ke fixturefixture, ditegaskan pada standard ISO 3212, ISO7279 dan DIN 8070,DIN 8078, DIN 16962 berbahan
dasar Polypropylene Random Type 3 (PPR), dengan tekanan nominal 10 Bar (PN10).
b. Pemotongan pipa PPR tidak diperbolehkan menggunakan gergaji akan tetapi menggunakan alat
pemotong khusus untuk pipa jenis tersebut, penyambungan antara dua pipa harus sentris (satu
sumbu) apabila diperlukan menggunakan guider.
c.

Material atau bahan-bahan yang belum digunakan atau di pasang seperti pipa, fitting dan lain-lain
harus disimpan ditempat yang terlindungi.

160

d. Fitting atau sambungan untuk sanitary fixtures yang menggunakan sambungan jenis ulir metal
insert yang dilapisi dengan nickel-plated-brass, harus menggunakan teflon sealed yang
direkomendasikan pabrik.
e. Apabila ada keadaan lapangan memaksa dilakukannya pembengkokan dengan cara pemanasan,
maka tidak dibenarkan menggunakan api secara langsung, akan tetapi menggunakan udara panas
(hot blow air) dengan radius pembengkokan maksimum 8 kali diameter pipa.
f.

Stop Valve menggunakan setara produk KITAZAWA /TOYO.

g. Jarak penggantung pipa di sebutkan pada Pasal 4, 4.4 Sambungan, Gantungan dan Klem.
h. Hindari pengangkutan pipa PVC dengan menggusur untuk menghidari scratch pada pipa,
pengangkutan hanya di ijinkan dengan cara diangkat.
i. Sambungan dengan material lain harus menggunakan sambungan ulir atau flange. Jangan
menyambung menggunakan proses polyfusion dengan material yang berbeda jenis misalnya PPR
dengan PVC atau PE.

4.2. INSTALASI AIR BUANGAN, VENT, TALANG AIR HUJAN


a. Pipa-pipa dan fittings instalasi air buangan, vent dan talang air hujan menggunakan pipa
unplastisized Poly-Vinyl Chloride (uPVC) sesuai standar SNI 06-0084-1987. dengan tekanan
nominal 10 kg/cm.
b. Pipa-pipa dan fittings instalasi air buangan laboratorium menggunakan pipa jenis polypropilene
rubbering joint system chemical resistant setara Wavin AS.
c.

Semua percabangan air buangan harus mengunakan Y large radius buatan pabrik dengan
standar produksi JIS K-6741/2 dengan tekanan nominal 10 kg/cm2.

d. Sebelum di timbun tanah dan dipadatkan, pipa air buangan bawah tanah harus dipasang adukan
pada tiap sambungan, belokan, bentang panjang yang memungkinkan terjadinya lendutan dan
dilapisi dengan pasir bagian atas dan bawah. Penentuan elevasi harus menggunakan waterpas
untuk mendapatkan kemiringan pipa sesuai yang di rencanakan.
e. Semua floor drain harus diberi "water trap" PVC.
f.

Pada setiap belokan yang mendapat gaya sentrifugal harus dipasang penahan beton atau support
atau gantungan.

g. Instalasi pipa air buangan harus di rencanakan dan di koordinasikan dengan disiplin lain sehingga
tidak terdapat pipa yang menembus ducting, kolom, kabel tray dan lain-lain kecuali yang di
sebutkan khusus.
h. Jarak antar pengantung pipa disebutkan pada Pasal 4, 4.4 Sambungan,Gantungan dan Klem.

4.3. BAHAN-BAHAN SANITARY FIXTURES


a. Semua plambing fixture berikut fittings atau kran yang akan dipasang harus setaraf dengan
fixture-fixture buatan TOTO.
b. Lavatory setara produk TOTO type :
1.

Counter lavatory (public toilet/nurse/doctor).


- Lavatory L 521V1A
- Soap dispenser TS 126AR (deck type)
- Faucet TX 109LD (cold) atau TX 108 LDN (hot/cold)
- Aksesoris pelengkap lainnya.

2.

Wall fung lavatory (nurse/doctor room).


161

c.

Lavatory L 237V3
Soap dispenser TS 125R (wall fung)
Faucet TX 109LD (cold) atau TX 108 LDN (hot/cold).
Aksesoris pelengkap lainnya.

3.

Wall fung lavatory (patient toilet/staff toilet).


- Lavatory L 240
- Soap dispenser TS 125R (wall fung)
- Faucet TX 109LD (cold)
- Aksesoris pelengkap lainnya.

4.

Counter lavatory (nurse/doctor).

Lavatory (wastafel type counter) stara produk TOTO type L 521V1A lengkap dengan soap
dispenser dan kran.

d. Urinal setara dengan buatan TOTO Type UW 447 JT.1M.


e. Kloset duduk type CW 420J /SW 420JP dan aksesoris pelengkap lainnya setara buatan TOTO.
f.

Kloset jongkok type CE 9 / TV150NWV12J dan aksesoris pelengkap lainnya setara buatan TOTO.

g. Semua "floor drain" (FD) terbuat dari logam dilapisi nikkel chrome, dilengkapi dengan "Water
Trap" type TX 1 BN setara buatan TOTO.
h. Semua "Clean Out" (CO) terbuat dari pelat yang dilapisi chrome, dilengkapi dengan "slot", seperti
buatan SAN-EI atau setara.
i.

Sink stainless steel minimal SUS 304 setara Kris/Royal dengan ukuran minimal 480 x 620 x 180
(dalam) lengkap dengan plug dan p-trap, untuk faucet pantry setara TOTO type T 30AR13V7N
(cold) dan TX 607KES (hot/cold).

j.

Sink keramik setara Bromo AMSTAD KAK 4AODXX kedalaman minimal 170 mm, dan faucet setara
San-ei type Y952.

k. Wall Faucet yang dipasang di dinding T23B13V7 setara produk TOTO type
l.

T 23B13V7.

Tissue holder dengan bahan stainless steel type TS 116 R TOTO atau setara.

m. Cermin wastafel dengan ketebalan 5 mm type TS 119 AS5 TOTO atau setara.
n. Shower spray type TB 19 CSNCR setara produk TOTO.
o. Head Shower setara produk TOTO type TX436, dengan stop valve setara TX 405SP (hot/cold).
p. Slop Sink type SK 33 setara produk TOTO.
q. Service Sink type SKW 322 B setara produk TOTO.
r.

Faucet/slop sink/service sink type T30ARQ13N setara produk TOTO.

s.

Towel Ring type TS 155 S setara produk TOTO.

t.

Soap holder setara TOTO type S 156N.

162

4.4. SAMBUNGAN, GANTUNGAN DAN KLEM

Setiap percabang, belokan harus dipasang gantungan atau diklem yang dilengkapi dengan
dudukan klem dengan jarak tertentu dijelaskan pada pasal ini, dan kontraktor bertanggung jawab
atas penyediaan dan lokasi pemasangan yang tepat.

Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun balok, tanpa
mendapat izin tertulis dari Konsultan MK.

Apabila digunakan baut tembus (through bolt) harus dipasang pelat penahan pada sisi yang lain
dari dinding atau lantai tersebut.

Insert (tempat menyekrupkan) harus tertanam dengan baik dalam dinding atau lantai dan rata
dengan permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai tersebut, dan setelah alat-alat tersebut
terpasang, insert harus tidak kelihatan.

Semua baut, mur dan sekrup yang kelihatan (exposed) harus dibuat dengan lapisan Chromium
atau Nikkel, demikian pula cincin (washer) untuk pemasangannya.

Sambungan ulir harus dilapisi seal teflon (teflon sealed).

Klem dan gantungan yang digunakan untuk pipa tembaga (copper pipe) harus dilengkapi dengan
plastik atau karet supaya tidak terjadi kontak langsung antara dua material logam.

Semua pipa harus diikat atau ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang
cukup kokoh (rigid). Pipa-pipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya,
agar iklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran dan harus sedemikian sehingga masih
memungkinkan konstruksi dan expansi oleh perubahan temperature.

Semua gantungan harus bisa diatur (adjustable) dan dilapisi zinkchromat lalu dicat termasuk klem
dan dudukannya. Pipa atau penggantung tambahan harus disediakan pada perubahan-perubahan
arah, titik percabangan, beban-beban terpusat karena katup (valve), saringan, meteran dan hal
lain yang sejenis.

Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromate sebelum dipasang.

Pengapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.

Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger bracket atau sadel dengan tepat dan
sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemakaian atau perenggangan pada jarak yang
tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini :

Jenis Pipa

Ukuran Pipa (mm)

GSP

Sampai dengan 20
25 s/d 75
100 s/d 150

Jarak Maximum antar Gantungan


Interval Mendatar (cm) pada temp 20C
1,8
2,4
3,0

20
25
32
40
50
63
75
90
110

80
85
100
110
125
140
155
165
185

PPR -PN10

163

4.5. RESERVOIR AIR


a.

Kontraktor harus melaksanakan pemasangan Storage Tank seperti yang diminta dalam spesifikasi
maupun BoQ sesuai lokasi yang tertera dalam gambar rencana.

b.

Storage tank harus dilengkapi dengan inlets, outlets, pipa overflow, soket untuk floating level
switch. Lubang-lubang overflow dan vent harus dilengkapi dengan kawat anti nyamuk yang
terbuat dari bahan anti karat

c.

Storage tank harus buatan pabrik dengan perbandingan rasio FRP 35% glass, 65% resin dan resin
merupakan dari jenis orthopthalic grade yang dilengkapi dengan UV protection. Dimensi masing
masing panel 1m x 1m dilengkapi dengan pipa penguat vertikal dan horisontal dari pipa galvanized
diameter 1.25 inch dan dilapisi dengan FRP, dilengkapi dengan manhole untuk masing2
kompartement. Ukuran dan kapasitas lihat di gambar, plat penghubung panel baja galvanis
200x200x5 mm lapis FRP. Skid base UNP-150 dicat polyester resin. Celah antara panel atap harus
di isi resin dilengkapi juga dengan tangga luar dan dalam untuk tiap kompartement.

d.

Kontraktor harus menyiapkan shop drawing dimana posisi dan outlet, inlet, manhole serta posisi
angkur sudah tepat.

e.

Kontraktor harus melakukan test uji kebocoran (hydrostatic test) termasuk penyediaan air untuk
test kebocoran tanpa ada biaya tambahan.

4.6. PENGGANTIAN MATERIAL ATAU ALAT


a. Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan atau peralatan untuk instalasi ini dari
pencurian dan kerusakan. Bahan dan peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
Kontraktor tanpa tambahan biaya.
b. Sesuatu bahan, peralatan yang akan digunakan dalam proyek dan tidak disebutkan dalam
persyaratan ini, hanya diperbolehkan apabila ada persetujuan secara tertulis dari Konsultan MK
dan biaya pengujian bahan atau peralatan tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
c.

Apabila diperlukan pengujian atas bahan, peralatan, fixtures, harus dilakukan oleh bahan-bahan
atau lembaga yang ditentukan oleh Konsultan MK dengan cara pengujian standar yang berlaku
dan apabila cara-cara standar tidak ada, Konsultan MK berhak menentukan prosedur
pengujiannya.

d. Setiap bahan (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan peralatan-peralatan yang akan dipasang
pada instalasi ini harus mempunyai tanda-tanda yang jelas dari pabrik pembuatnya. Fitting dan
fixtures yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut harus diganti atas tanggung jawab Kontraktor.
e. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang perlu karena timbulnya
perubahan-perubahan yang perlu sebagai akibat dari adanya bahan atau peralatan lain atau
pengganti yang disetujui tetapi berbeda dengan yang dinyatakan dalam gambar atau persyaratan
Konsultan Perencana.
f.

5.

Apabila peralatan dan instalasi plumbing tidak ada dipasaran dan ada usulan untuk diganti dengan
merek lain, maka harus ada keterangan tertulis dari supplier atau distributor bahwa material
dimaksud tidak diproduksi lagi.

TENAGA AHLI
Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skilled labour) agar dapat
memberikan jaminan hasil kerja yang terbaik dan rapih.

6.

PEMASANGAN
6.1.

Pemasangan hanya boleh dilakukan setelah ada izin tertulis dari Konsultan MK. Gambar-gambar
pemasangan instalasi secara mendetail harus dibuat oleh Kontraktor sambil melaksanakan
pembangunan struktur bangunan. Hal ini agar dapat diketahui dengan tepat letak atau ukuran
lubang-lubang pada dinding dan lantai yang diperlukan untuk lewatnya pipa-pipa.
164

6.2.

Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang tersebut dan apabila
perlu harus melakukan pembobokan atau penambalan merupakan tanggungan Kontraktor dan tanpa
tambahan biaya.

6.3.

Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan harus bebas dari kotoran yang akan mengganggu
aliran atau kebersihan air.

6.4.

Semua floor drain harus dilengkapi dengan u-trap.

6.5.

Harus terpasang secara kokoh (tight) ditempatnya dengan tumpuan yang sesuai (bracket, cleat, plate,
anchor).

6.6.

Kontraktor bertanggung jawab atas komponen-komponen yang perlu (misalnya: fixture fitting, seal,
elbow, cap) untuk melengkapi instalasi.

6.7.

Semua sambungan yang menghubungkan pipa dengan luas penampang yang berbeda harus
digunakan "Reducer" atau "Increaser".

6.8.

Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan "long radius". Belokan-belokan dari jenis
"short radius" hanya boleh digunakan apabila kondisi tempat tidak memungkinkan menggunaan
belokan jenis long radius, dan Kontraktor harus memberitahukan hal ini kepada Konsultan MK.

6.9.

Fittings atau alat-alat yang akan menimbulkan tahanan aliran-aliran yang tidak wajar, tidak boleh
digunakan.

6.10. Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun balok, tanpa mendapat
izin tertulis dari Konsultan MK.
7.

PEMBERSIHAN DAN PENGECATAN

7.1. Pembersihan.
a.

Semua bagian terlindung dinding harus bebas dari lemak dan kotoran-kotoran lain.

b.

Semua bagian yang dilapisi Chromium atau Nikkel harus digosok bersih dan mengkilap setelah
selesai pemasangan instalasi. Semua bagian pipa, katup-katup alat-alat lainnya harus
dibersihkan dahulu dari lemak, lumpur dan kotoran-kotoran lainnya yang telah terbawa masuk.

c.

Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finishing arsitektural atau
timbulnya kerusakan lainnya yang semuanya atas kelalaian Kontraktor atau karena tidak
membersihkan sistim pemipaan dengan baik, maka semua perbaikan adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

d.

Semua permukaan sanitary fixtures harus bebas dari kotoran-kotoran, lemak dan lain lain.

7.2. Pengecatan.

8.

a.

Penggantung atau penumpu pipa dan peralatan-peralatan terbuat dari logam lainnya yang akan
tertutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapis dengan cat pencegah karat.

b.

Pada semua pipa baik air bersih air kotor atau vent yang tersusun di shaft diberi tanda
peruntukan dan arah aliran.

PENGUJIAN DAN DESINFEKSI

8.1. Pengujian Sistem Pembuangan (hydrostatic test)


a. Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup (plugged)
agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang "vent" tertinggi.
b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas minimum selama
30 menit tanpa ada kebocoran.
165

c.

Apabila terdapat kebocoran baik di pipa, sambungan, belokan dan lain-lain maka Kontraktor wajib
untuk memperbaikinya dan dilakukan pengujian ulang.

d. Kerusakan yang ditimbulkan akibat pengujian ini menjadi tanggungan kontraktor dan tidak ada
penambahan biaya untuk hal ini.
e. Penyediaan air dan peralatan uji yang diperlukan untuk pengujian ini menjadi tanggungan
Kontraktor.
f.

Pengujian ini dilakukan sebelum seluruh pipa ditimbun dan di tutup.

g. Apabila diperlukan pengujian lain disamping pengujian diatas yang diminta Konsultan MK,
Kontraktor harus melakukannya tanpa tambahan biaya.

8.2. Pengujian dan Desinfeksi Instalasi Air Bersih


a. Setelah penyambungan selesai dilakukan dan sebelum memasang "fixture" atau peralatan,
seluruh sistim distribusi air harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar dua kali tekanan
kerjanya (working pressure), minimum 7 bar, tanpa mengalami kebocoran.
b. Penyediaan air dan peralatan uji yang diperlukan untuk pengujian ini menjadi tanggungan
kontraktor.
c.

Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari
sesuatu bagian dari instalasi atau suatu bahan dari instalasi, maka Kontraktor harus mengganti
bagian atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan atau pengujian dilakukan lagi
sampai memuaskan Konsultan MK.

d. Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang rusak atau gagal tersebut harus dengan pipa atau
bahan yang baru. Penambalan (caulking) dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
e. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air sebelum
diserahkan kepada Konsultan MK.
f.

Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan "Chlorine" kedalam sistem pipa, dengan cara
atau metoda yang disetujui Konsultan. Dosis chlorine adalah sebesar 50 mg/l.

g. Setelah 24 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar
chlorine menjadi tidak lebih dari 0,2 mg/l.
h. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut harus dibuka
dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 24 jam tersebut di atas.
i.

9.

Kontraktor harus memberikan garansi tertulis bahwa seluruh instalasi distribusi air bersih dan
instalasi pembuangan air kotor akan bekerja dengan memuaskan dan bahwa Kontraktor akan
menanggung semua biaya atas kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu 1 (satu)
tahun.

AS-BUILT DRAWINGS
9.1.

Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tanda-tanda
dengan pensil atau tinta merah pada 2 set gambar plambing, atas segala perubahan, penghapusan
atau penambahan pada rencana instalasi atau dari gambar tersebut.

9.2.

Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan MK gambar instalasi sesungguhnya sebagaimana yang
terpasang pada bangunan, memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan atau as-built
drawing atau gambar terlaksana.

9.3.

Ukuran kertas untuk as-built drawing adalah sesuai dengan ukuran kertas gambar rencana.

9.4.

As-built drawing yang telah disetujui diserahkan lengkap dengan soft copynya dalam compact disk
(CD) atau DVD disk.
166

PEKERJAAN TATA UDARA

1. PERSYARATAN UMUM
1.1.

Semua persyaratan umum maupun suplementer yang ada merupakan pula bagian dari persyaratan
sistem instalasi Tata Udara ini sejauh yang berlaku bagi pekerjaan ini. Apabila ada beberapa hal dari
persyaratan umum yang dituliskan kembali dalam spesifikasi ini, berarti hanya menghilangkan hal-hal
lainnya dari persyaratan umum maupun suplementer tidak berlaku lagi untuk sistem instalasi ini.

1.2.

Kontraktor atas bebannya harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk
melengkapi pekerjaan sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.

1.3.

Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan dan instalasi sistem.
Lokasi yang ditunjuk adalah merupakan posisi-posisi perkiraan. Kontraktor atas bebannya harus
memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasanganpemasangan yang sempurna/baik dari peralatan-peralatan sistem.

1.4.

Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tetapi tidak ditunjuk dalam gambar, atas beban
Kontraktor seperti pekerjaan lain yang disebut oleh spesifikasi dan ditunjukkan oleh Persyaratan
umum dari sistem Tata Udara.

2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan disini termasuk pengadaan, pemasangan, test, garansi, sertifikasi, service, maintenance,
mempersiapkan as-built drawings, operation and maintenance manual dan training untuk para staff
engineering rumah sakit .
Kontraktor bertanggung jawab atas semua persyaratan yang disebutkan dalam spesifikasi, termasuk gambargambar, bills of quantity, standard dan peraturan yang terkait, instruksi dari pabrik pembuat, peraturan lokal,
kondisi lapangan untuk tujuan pengangkutan unit ke dalam ruangan atau lokasi dari pemasangan dan
pengarahan dari MK Lapangan selama berlangsungnya pekerjaan.
Semua claim yang tidak memenuhi hal di atas tidak akan diterima. Jika terdapat perbedaan antara spesifikasi
dari peralatan dan material yang terpasang dan spesifikasi yang diminta, Kontraktor bertanggung jawab
untuk mengganti semua peralatan dan material sesuai dengan spesifikasi yang diminta tanpa biaya
tambahan.

3. AIR COOLED PACKAGED (Split Duct DX System)


3.1.

Umum

Fan dan coil performance dari FCU Split Type harus sesuai dengan ARI Standard 441. Spesifikasi
teknis yang diuraikan dibawah adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Persyaratan
spesifikasi dari unit performance dapat dilihat di gambar design Daftar Peralatan atau Daftar
Peralatan & Bahan yang disetujui yang merupakan lampiran dokumen ini.

FCU dan kelengkapannya harus di supply oleh pabrik pembuat yang ber kualifikasi dan spesialis,
yang secara rutin membuat produk ini, dimana produknya telah digunakan secara memuaskan
dalam bidang yang sama selama paling sedikit 5 (lima) tahun.

FCU sebaiknya dari merk yang sama dengan outdoor unit

Persetujuan FCU data harus lengkap dengan sound pressure level dalam dB atau dBA dengan Re10-12 Watt.

Semua FCU dan kelengkapannya harus mempunyai low noise level, dan non-vibrating dalam
operasinya, dan dapat diterima dalam batas yang diijinkan sebagai standard terhadap noise
criteria yang ada.

Pada dasarnya FCU yang di supply dan dipasang harus meliputi: Fan, cooling coil lengkap dengan
drain pan, driving motor, filter lengkap dengan panel, dan Diffuser, return grille.
167


3.2.

3.3.

Memiliki effisiensi tinggi minimal KW/TR 1.2

Outdoor units

Outdoor units yang dimaksud memiliki type, kapasitas pendinginan design tercantum dalam
gambar rencana dan rencana angaran dan biaya (RAB)

Dudukan outdoor units merupakan bawaan pabrik dan bukan rakitan di site

Compressor unit memiliki efisiensi tinggi dengan biaya operasional rendah

Casing dari heavy gauge hot deep galvanised steel dengan ketebalan minimum 1.2mm dan di cat
dengan cat anti karat dan baked enamel, di isolasi di bagian dalam dengan elastomeric rubber

Cooling coil dari bahan copper tube, dengan aluminium fins yang secara mekanis melekat dengan
tube tanpa soldering atau tinning.

Fan dari tipe centrifugal forward curved dan dirancang untuk quiet operation.

Fan shaft menggunakan bearing yang dapat dengan mudah diberi lubrikasi dari bagian luar

Indoor units

Indoor unit lengkap dengan :


-

3.4.

3.5.

Remot control yang dapat mengatur temperatur, kecepatan alir dan arah udara , pengatur
waktu, kelembaban , dan lain-lain.

Indoor unit merupakan pasangan (compatible) dengan outdoor

Cooling coil dari bahan copper tube, dengan aluminium fins yang secara mekanis melekat dengan
tube tanpa soldering atau tinning.

Fan dari tipe centrifugal forward curved dan dirancang untuk quiet operation.

Fan shaft menggunakan bearing yang dapat dengan mudah diberi lubrikasi dari bagian luar

Refrigerant Pipe dan isolasi

Pipa refrigeran yang digunakan adalah sesuai dengan standard ASTM B.88 type L lengakp dengan
isolasi

Pipa refrigerant dari outdoor ke indoor tidak terdapat sambungan yang dapat mempengaruhi
aliran fluida.

Testing
Lihat pasal pekerjaan testing, adjusting & balancing

3.6.

Referensi Produk
Peralatan dan bahan yang dgunakan harus sesuai dengan spesifikasi. Kontraktor diijinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang serupa dan hanya boleh menggunakan alternatif ini setelah mendapat
persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan.

4.

PEKERJAAN DUCTING

4.1. Spesifikasi Teknis


a.

Umum
1.

Kecuali disebutkan lain, pada umumnya ducting berarti pekerjaan ducting, fitting, damper,
support dan komponen atau asesoris lain yang diperlukan untuk menyelesaikan instalasi.

2.

Semua garis ducting yang ada dalam gambar rencana adalah gambar dasar yang
menunjukkan jalur dan ukuran ducting.
168

b.

3.

Kontraktor harus mempertimbangkan shop drawing dan jalur instalasi yang lain, lengkap
dengan gambar detail yang diperlukan dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK
sebelum pelaksanaan.

4.

Dimensi yang ada dalam gambar adalah dimensi bagian dalam dari aliran udara. Jika
diperlukan lining untuk ukuran ducting, maka diameter harus disesuaikan dengan tebal dari
lining.

Publikasi, standard yang digunakan


1. ASHRAE, the Guide and Data Book.
2. SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National Association).

c.

Konstruksi Ducting
1. Konstruksi adalah untuk low velocity (low pressure duct) dengan static pressure didalam
ducting sampai 75mm wg atau 3 wg.
2. Konstruksi ducting harus mengikuti standard SMACNA, kecuali disebutkan lain.
3. Semua sambungan melalui ducting untuk ukuran diatas 600mm harus menggunakan flange
connection dari besi siku, dengan tebal 2mm rubber packing.
4. Dimensi ducting dan sheet metal yang digunakan sbb:
Dimensi dari sisi terpanjang Galvanised sheet metal (BJLS):
- sampai 30
- 31 sampai 44
- 45 sampai 84
- diatas 85

: BJLS 60
: BJLS 80
: BJLS 100
: BJLS 120

5.

Semua sambungan ducting (flange connection, slip joint, pittsburg lock seam, dll) harus tidak
bocor dengan menggunakan sealant untuk mencegah kebocoran udara.

6.

Take off harus menggunakan spliter damper yang adjustable dan kokoh.

7.

Reducer (transition), duct pitch tidak boleh lebih dari 14.

8.

Jika kedua ujung ducting mempunyai dimensi yang berbeda, ketebalan ducting (BJLS)
berdasarkan dimensi yang ujung.
Lobang untuk testing
Testing hole di main supply dan return duct harus disediakan untuk menguji suhu, static dan
velocity pressure, dan lobang harus ditutup kembali dengan plastic probe.
Duct Support
Semua permukaan ducting dengan ukuran lebih dari 20 harus dibuat cross broken
Duct hanger
Duct hanger harus kuat, seperti yang ditunjukkan dalam gambar detail
Semua harus mengikuti yang berikut ini:
Ukuran Ducting
Hanger
Steel angle
Sampai 12
iron rod 25 x 25 x 3
2m
13-30
iron rod 30 x 30 x 3
2m
31-54
iron rod 40 x 40 x 5
1.5m
55-84
iron rod 40 x 40 x 5
1.5m
Diatas 85
iron rod 40 x 40 x 5
1.5m

trapeze Jarak
0-5/16
0-3/8
0-1/2
0-5/8
0-5/8

Elbow, sesuai gambar spesifikasi atau gambar detail


Semua elbow harus tipe elbow dengan radius penuh, dimensi dalam (Rt) sama dengan lebar
169

ducting. Tuning vanes diperlukan jika menggunakan radius elbow yang pendek ( Rt lebih kecil
dari lebar ducting).
Jumlah tuning vanes ditentukan oleh logarithm chart berdasarkan (RT)/(RH). Straight elbow
harus menggunakan guide vanes double thickness, seperti yang ada di gambar detail.
Ramset / dynabolt digunakan untuk mengencangkan konstruksi hanger ke beton.
Flexible connection

d.

Kontraktor harus memasang flexible connection dari double sheet glass cloth, dengan
ketebalan 0.65mm atau lebih, fire resistant kedalam/keluar ducting dari Fan, AHU atau
FCU.

Panjang dari flexible connection tidak boleh lebih dari 30mm dan tidak boleh ada
kebocoran dalam sambungan.

Instalasi harus dilaksanakan dengan benar dan lurus.

Aluminium Flexible Round Duct


Aluminium flexible round duct dari 2 lapis aluminium laminated incapsulating dengan steel spring
helix dan wire spacing 2mm, tipe fire resistant. Maximum working pressure 5 inch H2O dan
lengkap dengan isolasi (spesifikasi sama dengan isolasi ducting). Flexible duct ke peralatan
menggunakan metal quick clamp.

e.

f.

Fire Resistant Duct


1.

Semua pekerjaan ducting yang berhubungan dengan fire control, smoke (stairwell
pressurization, smoke dust, ducting melalui fire wall) harus fire rating untuk 2 (dua) jam.

2.

Konstruksi duct adalah zinc coated sheet metal (BJLS 140 tebal 1.37mm) dengan
sambungan las untuk sambungan horisontal dan gasket untuk sambungan cross.

3.

Duct dihubungkan langsung dengan fan, tidak boleh ada canvass flexible joint.

Volume Dampers
Volume dampers dipasang sesuai spesifikasi dalam gambar. Volume dampers dari tipe single /
multi blade. Blades 1.6mm plat besi, dan harus dapat beroperasi dengan baik. Konstruksi harus
kokoh, tanpa getaran yang disebabkan oleh aliran udara, dan dapat di pasang di mounting yang
diminta.

g.

Fire Dampers
1. Fire dampers dipasang sesuai dengan gambar. Fire dampers terbuat dari tipe single/ multi
blade. Fire dampers harus lengkap dengan fusible link bar dan fusible link frame, dan blade
terbuat dari plat baja 1.6mm. Fuse harus mempunyai 70C melting point. Konstruksi dari
blade sedemikian rupa sehingga dalam posisi horisontal, titik berat dari blade akan otomatis
jatuh dan menutup ketika fuse link diputus. Rangka dan blade lengkap dengan angle stop,
spring catch, dsb (Gambar konstruksi harus disetujui oleh Konsultan MK sebelum dipasang).
2. Setiap fire damper harus lengkap dengan access duct dan access door pada ceiling untuk
maintenance.

h.

Grille, Register, Diffuser, Louvers


1.

Diffuser, grille, dan register harus terbuat dari aluminium anodized profile. Diffuser/grille
dipasang di ceiling menggunakan rubber sponge, tebal 6mm.

2.

Diffuser, grille, dan register di cat dengan powder coating. Warna ditentukan oleh
Arsitek/Pemilik.

3.

Supply air diffuser harus menggunakan volume damper.


170

4.

Supply air diffuser untuk ruang operasi dan isolasi (OT dan Isolation) harus terbuat dari
stainless steel SS 304, perforated dengan panjang=600mm dan lebar=600mm, lengkap
dengan box dan HEPA filter. Ukuran HEPA filter : panjang=600mm/1200mm, lebar=600mm,
dan tebal=150mm.

5.

Supply air register harus mempunyai vertical dan horizontal blade dengan adjustable
deflections dan menggunakan volume damper.

6.

Return air dan exhaust air grille mempunyai konstruksi yang sama seperti supply air register,
tapi tanpa volume damper.

7.

Damper dari diffuser/register dari galvanized iron sheet BJLS 80, dengan tipe: Opposed blade
damper. Finishing: cat hitam. Konstruksi harus kuat, non vibration yang disebabkan oleh
aliran udara, dan duduk diatas mounting yang dibutuhkan. Tidak boleh ada baut pada
permukaan diffuser/grille/register.

8.

Tipe diffuser adalah 1,2,3 dan 4 slot, bahan dari aluminium anodized dan di cat powder
coating dengan warna yang ditentukan oleh Arsitek/Pemilik.

9.

Slot harus mempunyai deflector yang baik dalam konstruksinya sehingga pola aliran
mengikuti standard yang diminta dan tidak bergeser karena aliran udara.

10. Jika slot diffuser adalah continuous, maka sambungan diantaranya harus menggunakan
alignment strip.
11. Linear grille adalah tipe 1,2,3 dan 4 bar, bahan dari aluminium anodized dan di cat dengan
powder coating dengan warna yang ditentukan oleh Arsitek/Pemilik.
12. Jika linear grille adalah continuous, maka sambungan diantaranya harus menggunakan
alignment strip.
13. Linear grille harus mempunyai fixed flow direction dalam bentuk stretching BAR dalam
konstruksinya, sehingga aliran yang dihasilkan memenuhi standard yang diminta.

i.

Louvers
Louvers dari galvanized atau aluminium seperti disebutkan dalam gambar atau seperti yang
diminta oleh Arsitek, dengan tebal 1mm. Setiap instalasi louver harus lengkap dengan bird (insect)
screen pada bagian dalam. Louvers effective area harus lebih besar dari 50% surface area.

4.2. Instalasi
a.

Umum
Semua peralatan dan kelengkapannya harus dipasang sesuai dengan instruksi instalasi yang
terdapat di brosur atau publikasi dari pabrik pembuat dan diterima secara teknis dan praktikal.

b.

Pondasi Peralatan
Semua fondasi untuk peralaan dan kelengkapannya harus sedemikian rupa sehingga semua
bagian dari peralatan berada didalam fondasi. Berat berarti berat operasi dari peralatan.

c.

Platform
Untuk peralatan, ducting, piping, asesoris dan peralatan yang bergantung lainnya dan terpasang
pada suatu platform, maka platform harus diperkuat dengan rangka kanal baja, di las atau di baut,
atau melekat dengan kuat pada rangka, dan dijamin tidak ada getaran selama operasi.

5.

PEKERJAAN TESTING, ADJUSTING & BALANCING

5.1. Umum
171

Pekerjaan Testing, Adjusting dan Balancing (TAB) pada dasarnya mengikuti standard/instruksi umum
seperti NEBB, ASHRAE, dan SMACNA dengan menggunakan peralatan ukur yang sesuai untuk
pekerjaan TAB.

5.2. Peralatan Ukur


Kontraktor paling tidak harus mempunyai alat ukur sbb:
a.

Pengukuran air flow velocity


- Pitot tube with inclined manometer
- Anemometer
- Hood untuk mengukur air flow di diffuser

b.

Pengukuran temperatur udara


- Sling psychrometric
- Thermometer

c.

Pengukuran rotasi (rpm)


- Tachometer atau sejenis

d.

Pengukuran listrik
- Voltmeter
- Amperemeter

e.

Pengukuran tekanan
- Barometer / pressure gauge

5.3. Pelaksanaan TAB


a.

TAB harus dilaksanakan secara detail terhadap seluruh sistem dan bagiannya, sehingga
pengukuran seperti yang ada dalam rencana dapat tercapai atau mendekati.

b.

Dalam pelaksanaan TAB, pengukuran dilakukan tidak hanya terhadap apa yang telah disebutkan
dalam rencana, tetapi juga terhadap apa yang dibutuhkan untuk menentukan posisi dan
kemampuan peralatan, dan yang diperlukan untk pemeliharaan dan operasi.

c.

Semua pelaksanaan dan pengukuran terhadap hal yang tidak disebutkan dalam gambar rencana
harus dijelaskan dalam formulir, dimana formulir ini harus telah disetujui oleh Konsultan MK
sebelumnya.

d.

Pelaksanaan TAB dilakukan oleh ahli yang berpengalaman dan mempunyai keahlian dalam bidang
masing-masing.

e.

Konsultan MK harus hadir pada pelaksanaan TAB, dimana hasil pengukuran harus disaksikan dan
di tanda tangani oleh Konsultan MK.

f.

Sebelum pelaksanaan TAB, Kontraktor harus mempersiapkan rencana kerja dari prosedur
pelaksanaan setiap pekerjaan, dan prosedur ini harus di diskusikan dan disetujui oleh Konsultan
MK.

g.

Sebelum TAB, Kontraktor harus mempersiapkan semua hal yang akan diukur dalam sebuah daftar.

5.4. Air Distribution Sistem Balancing


Prosedur Testing dan Balancing
a.

Test dan setel blower rotation dengan design condition

b.

Test dan catat motor full load ampere

c.

Ukur dengan pitot tube (tube reverse) untuk mendapatkan cfm dari fan seperti rencana.

d.

Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan (blower).
172

e.

Test dan setel cfm untuk sirkulasi udara.

f.

Test dan setel dengan persyaratan diluar untuk setiap FCU atau Indoor unit.

g.

Test dan catat temperatur dry bulb dan wet bulb dari udara yang masuk dan keluar dari coil.

h.

Setel cfm yang diperlukan oleh semua main branch.

i.

Setel kebutuhan cfm untuk setiap zone (ruangan).

j.

Test dan setel setiap diffuser/grille dan lakukan re checking terhadap performance dari
diffuser/register/grille.

k.

Identifikasi ukuran dan tipe dari setiap diffuser/register/grille dan lakukan re-checking terhadap
performance dari diffuser/register/grille.

5.5. Air Flow Sistem Balancing


Prosedur Testing dan Balancing
a.

Tahap 1

b.

Tahap 2

c.

Buka semua valve fully open, termasuk valve dalam area cooling coil
Buka dan bersihkan semua strainer
Periksa apakah kondisi udara didalam sistem telah bersih dan treated.
Periksa rotasi underneath
Periksa apakah ada gelembung udara dalam expansion tank dan apakah air sudah penuh.
Periksa apakah ada udara yang terperangkap dalam sistem untuk seluruh ventilasi udara
dalam circuit.
Periksa apakah ada udara yang terperangkap dalam system circuit, jika ada, pasang air vent.
Setel semua temperature control sehingga cooling coil akan bekerja (control valve akan fully
open).
Sebelum pelaksanaan air flow balancing system ini, yakinkan bahwa air flow sebelumnya
telah di balance dengan benar.

Chilled water flow sesuai design


Setel chilled water flow yang melalui AHU/FCU.
Lakukan balancing untuk mendapatkan jumlah aliran dalam coil.
Jika hasil balancing sesuai design, buat marking pada setting dan catat semua data.

Tahap 3
Setelah Tahap 1 dan 2 selesai dikerjakan, lakukan hal berikut :

Setelah semua adjustment pada cooling coil, periksa lagi setting di pompa. Adjust ulang jika
perlu.

Periksa dan catat kondisi berikut pada setiap cooling coil:


- Entering dan leaving chilled water temperature.
- Entering dan leaving air temperature pada cooling coil.
- Pressure drop pada setiap coil.
- Tekanan pada suction dan discharge dari pompa dan final t.d.h.
- Rated dan running ampere dari pompa.

173

6.

SPESIFIKASI TEKNIS

No

Deskripsi

Air Handling Unit

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Spesifikasi

Type

DX System

Frame

Anodized Thermal Break Extruded Aluminum

Finishing

Precoated Galvanized/Polyester Powder Coating

Panel Thickness

2" Double Skin Polyurethane (INJECTED) Insulated Panel

Blower

Centrifugal Backward Double Inlet/Plug Fan direct drive (motor dan


blower, dikopel secara langsung)
TEFC Motor (Belt Drive Inside Installatio)

Motor
Outdoor Unit
Type
Compressor
Fan Condensor
Control System
Supply Fan
Exhaust Fan
Variable Speed Drive
Flow Measuring System
Differential Pressure Gauge
Indoor Unit
Outdoor Unit
Pre Filter
Medium filter
HEPA Filter (Ceiling Type)

Air Cooled Condensing Unit


Hermetic Scroll Type/ M
Direct Driven Propeller
HPS, LPS, Thermal Overload, Phase Failure Protection
Centrifugal Cabinet
Centrifugal Cabinet
Altivar 2.1 (HVAC Application)
Magnasense
Magnehelic, 0 60 Pa for room, 0 500 Pa for filter
VRF
Air Cooled Condensing Unit VRF
Washable, efisiensi 25 45 %, Alumunium Frame with guard
Efisiensi 85 95%, disposable, plastic frame
Micro fibre media, efisiensi 99.99% DOP Test @ 0.3 micron (H13).
Alumunium frame, dove tail interlocking gasket

13

HEPA Filter Ceiling Module


Zincalum 1.5 mm thickness powder coating finished
Mild Steel, powder coating
Laminated Foam with aluminum foil face

14

Body Material
Perforated Material
Insulation Material
Pre/Medium Filter Housing

Anodized Thermal Break Extruded Aluminum


Precoated Galvanized/Polyester Powder Coating
2" Double Skin Polyurethane (INJECTED) Insulated Panel

15

Frame
Finishing
Panel Thickness
Ducting

16
17
18
19
20
21
22
23

Material
Thickness
Duct Insulation (Supply AC)
Duct Insulation (Return & Exhaust)
Return Air Grille
Fresh Air Grille
Volume Damper
Refrigerant Pipe
Refrigerant Pipe Insulation
Drainage Pipe

Galvanized sheet
0.5 ~ 0.8 mm
PE Insulation 20 mm
PE Insulation 13 mm
SS304 Area OT & Isolasi
Alluminum Natural Anodized Corridor Clean&Corridor Semi Clean
Alluminum Natural Anodized
Copper Tube (ASTM B280)
Closed-cell elastomeric
Poly Vinile Chloride
174

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
7.

Drainage Pipe Insulation


Filter Drier
Sight glass
Refrigerant
Power Panel Box
Main Component
Power Cable
Control Cable
Thermostat
Kabel Leader

Elastomeric Nitrile Foam, 10 mm thickness


Hermetic Liquid Line Filter Drier
Hermetic Moisture Indicator
Suitable
Mild Steel Powder Coating (tekstur kulit jeruk)
MCB, MCCB, Contactor
NYY.NYM
NYMHY/ Belden
Digital
Galvanil steel

GARANSI, PEMELIHARAAN DAN TRAINING OPERATOR


Kontraktor harus memberikan Garansi-garansi berupa: Sertifikat of origin, jaminan ketersediaan spare part
selama minimal 10 tahun, jaminan atau garansi pabrik pembuat peralatan utama selama 5 tahun dan
jaminan masa pemeliharaan selama 1 tahun dan kontaktor harus memberikan buku buku panduan dan tata
cara standard untuk mengoperasikan (Standards Operational Procedures, SOP), tata cara standard
pengoperasian pada keadaan-keadaan emergensi atau darurat (Standards Emergency Procedures, SEP) dan
tata cara standard untuk perawatan (Standards Maintenance Procedures, SMP).

8.

KONTRAKTOR

14.1. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang dan peraturan-peraturan,
persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan pabrik pembuat unit-unit Air Conditioning,
exhaust fan, ceiling fan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta petunjukpetunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.

14.2. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor
lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak-pihak lain dapat mempengaruhi
kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan maka Kontraktor wajib memberikan
saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.

14.3. Kontraktor harus memiliki sertifikasi iso untuk kualitas pekerjaan yang di laksanakan
9.

KOORDINASI DENGAN PIHAK LAIN

9.1. Kontraktor wajib berkoordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan
proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak kontraktor sipil, elektrikal, perlindungan terhadap
kebakaran dan interior.

9.2. Kontraktor wajib konsultasi dengan pihak-pihak lainnya agar supaya sejauh mungkin dipergunakan
peralatan-peralatan yang seragam dan merek yang sama untuk seluruh bangunan proyek ini agar
mudah pemeliharaannya, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan MK.

9.3. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau diselesaikan oleh pihak lain atau yang dibeli
dari pahak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala peralatan dan pekerjaan ini.
10.TESTING
Pekerjaan Testing, Adjusting dan Balancing (TAB) pada dasarnya mengikuti standard/instruksi umum seperti
NEBB, ASHRAE, dan SMACNA dengan menggunakan peralatan ukur yang sesuai untuk pekerjaan TAB.

175

11. AS-BUILT DRAWINGS


11.1. Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tanda-tanda
dengan pensil atau tinta merah pada 2 set gambar Air Conditioning system diantaranya pemipaan
Chilled water, ducting, electrical wire, BAS dan lainnya atas segala perubahan, penghapusan atau
penambahan pada rencana instalasi atau dari gambar tersebut.
11.2. Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan gambar instalasi sesungguhnya sebagaimana yang
terpasang pada bangunan, memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan atau as-built
drawing atau gambar terlaksana.
11.3. Ukuran kertas untuk as-built drawing adalah sesuai dengan ukuran kertas gambar rencana.
11.4. As-built drawing yang telah disetujui diserahkan lengkap dengan soft copynya dalam compact disk
(CD) atau DVD disk.
12. PERSETUJUAN PABRIK PEMBUAT
Khusus Pekerjaan Air Conditioning
No

Material

Manufactured/Brand

Air Handling Unit

Ezone atau setara

Outdoor Unit

Ezone atau setara

Pre Filter

Lokal

Medium filter

Lokal

HEPA Filter (Ceiling Type)

Lokal

Pre/Medium Filter Housing

Lokal

Ducting

Lokfom (CBM/JFK/AMI) atau setara

Duct Insulation (Supply AC)

Meriba + AB Tape (AMI) atau setara

Duct Insulation (Return & Exhaust)

Meriba + AB Tape (AMI) atau setara

10

Return Air Grille

Lokal

11

Fresh Air Grille

Lokal

12

Volume Damper

Lokal

13

Refrigerant Pipe

Crane/Nippon Stell/Muller atau setara

14

Refrigerant Pipe Insulation

Insulflex /Superlon atau setara

15

Drainage Pipe

Wavin (Indonesia) atau setara

16

Drainage Pipe Insulation

Superlon (Malaysia) atau setara

17

Filter Drier

Emerson Control (USA) atau setara

18

Sight glass

Emerson Control (USA) atau setara

19

Refrigerant

Dupont (USA) atau setara

20

Power Panel Box

Local

21

Main Component

Telemechanique/Schneider Electric / setara

22

Power Cable

Supreme,Kabelindo (Indonesia) atau setara

23

Control Cable

Supreme, Jembo (Indonesia) atau setara

24

Thermostat

Carel Italy, digital, rail mounted atau setara

25

Kabel Leader

Local
176

13. AS-BUILT DRAWINGS

13.1. Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tanda-tanda
dengan pensil atau tinta merah pada 2 set gambar Air Conditioning system diantaranya pemipaan
Chilled water, ducting, electrical wire, BAS dan lainnya atas segala perubahan, penghapusan atau
penambahan pada rencana instalasi atau dari gambar tersebut.

13.2. Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan gambar instalasi sesungguhnya sebagaimana yang
terpasang pada bangunan, memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan atau as-built
drawing atau gambar terlaksana.

13.3. Ukuran kertas untuk as-built drawing adalah sesuai dengan ukuran kertas gambar rencana.
13.4. As-built drawing yang telah disetujui diserahkan lengkap dengan soft copynya dalam compact disk
(CD) atau DVD disk.
14.KONTRAKTOR

14.1. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang dan peraturan-peraturan,
persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan pabrik pembuat unit-unit Air Conditioning,
exhaust fan, ceiling fan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta petunjukpetunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.

14.2. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor
lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak-pihak lain dapat mempengaruhi
kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan maka Kontraktor wajib memberikan
saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.

14.3. Kontraktor harus memiliki sertifikasi iso untuk kualitas pekerjaan yang di laksanakan
15.KOORDINASI DENGAN PIHAK LAIN

15.1. Kontraktor wajib berkoordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan
proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak kontraktor sipil, elektrikal, perlindungan terhadap
kebakaran dan interior.

15.2. Kontraktor wajib konsultasi dengan pihak-pihak lainnya agar supaya sejauh mungkin dipergunakan
peralatan-peralatan yang seragam dan merek yang sama untuk seluruh bangunan proyek ini agar
mudah pemeliharaannya, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan MK.

15.3. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau diselesaikan oleh pihak lain atau yang dibeli
dari pahak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala peralatan dan pekerjaan ini.
16.TESTING
Pekerjaan Testing, Adjusting dan Balancing (TAB) pada dasarnya mengikuti standard/instruksi umum
seperti NEBB, ASHRAE, dan SMACNA dengan menggunakan peralatan ukur yang sesuai untuk pekerjaan
TAB.

177

BAB VI
SPESIFIKASI BAHAN dan PERALATAN
Penyedia Jasa harus menawarkan atau mengajukan daftar produk peralatan dan bahan yang digunakan dalam
spesifikasi sesuai daftar dibawah ini.
Penyedia Jasa dimungkinkan mengajukan alternatif, bilamana produk peralatan dan bahan dibawah ini tidak ada
dipasaran atau tidak diproduk lagi dan harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas atau Konsultan
Perencana .
A).

PEKERJAAN STRUKTUR
1.

2.

B).

PEKERJAAN BETON
2.1. Batu split
2.2. Pasir beton
2.3. Semen

:
:
:

ex lokal standar PBI 1971


ex lokal standar PBI 1971
ex lokal standar PBI 1971, NI-8/1964, SII 0013-81
ex lokal standar PBI 1971

2.4.
2.5.

:
:

KS, SNI

Air
Baja tulangan

PEKERJAAN BAJA
Baja profil

KS, Gunung Garuda, SNI standar PPBBI, SNI

PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. PEKERJAAN PASANGAN
1.1. Batu bata ringan
1.2. Adukan instan
1.3. Plesteran

:
:
:

Hebel, Celcon, Citicon, Hebel, Primacon


Semen Mortar
Pasir, semen dan air ex lokal standar PBI 1971

Mulia, KIA, Asia Tile, Roman


Nero Granite, Granito, White Horse
Semen Mortar
Ex Lokal
Fosroc, Sika, Shell
Fosroc, Sika MU

2.

PEKERJAAN FINISHING
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.

Keramik tile
Homogenous tile
Perekat homogenous
Granit
Water proofing
Floor harderner

:
:
:
:
:
:

2.7.
2.8.
2.9.

Kosen pintu
sealent
Kayu

:
:
:

2.10. Kunci dan Penggantung


2.11. Kaca

:
:

2.12. Pintu tahan api / besi

Alexindo, YKK
GE, Super Sealant
K a m p e r S a m a r i n d a , k e l a s k u a t I I s t a n da r P P K I
1961, PUBI 1972, SII.0458 -S1, Plywood ex
Lokal
Fino, Dekson, Kend
Ex Asahimas, Mulia Glass
Lion, Bostico
178

2.13. Cat interior


Cat exterior
Cat besi
Plafon gypsum
Plafon GRC
Sanitary
Baja ringan
Genteng Metal

:
:
:
:
:
:

Elephan, Jaya Board, Knaup


GRC Board, Calsiboard
American Standart, Toto
CBM, Taso, Sky Truss
Sakura roof, Rainbow, Multi Roof

PEKERJAAN HALAMAN LUAR


3.1. Paving grass block
3.2. Kanstin beton

:
:

ex Lokal
Ex Lokal , standar PBI 1971

2.14.
2.15.
2.16.
2.17.
2.18.

3.

C).

:
:

Catylax, Jotun, Dulux


Jotun, Dulux, Womilex
Nippe 2000, Kansai, Dulux

PEKERJAAN MEKANIKAL dan ELEKTRIKAL


MEKANIKAL : Plambing dan Pemadam Kebakaran
I. PERALATAN UTAMA & POMPA-POMPA
Pompa Air Bersih ( Pompa Booster,
Transfer ), Pompa Sumpit & Deep Well

Ebara IBB, Sanyo, DUB

II. MATERIAL - PIPA & VALVE VALVE / AKSESORIS


Galvanized Iron Pipe ( GIP )

SPINDO, Bakri

Black Steel Pipe ( BSP )

SNI

Pipa PVC

WAVIN, Rucika

Valve - Valve :
Gate Valve, Check Valve, Strainer
Flexible Joint, Foot Valve, Test Valve
Aksesoris Valve :
Air Release Valve, Pressure Switch,
Pressure Gauge, Flexible Joint

179

NO.
6.

PEKERJAAN

PRODUK MATERIAL

Control Valve dan Aksesoris :


Main Control & Branch Control Valve,
Safety Valve, Flow Switch

7.

Tangki Air FRP

LOKAL

C.

ELEKTRIKAL
I. PERALATAN UTAMA

1.

Panel Tegangan Rendah ( TR ) & PKG

Snaeder , Panelindo dan Unindo

2.

Panel Tegangan Menengah ( TM )

Snaeder, Panelindo dan Unindo

3.

Kabel Tegangan Rendah / Menengah

4.

Komponen Panel

5.

Trafo ( Transformator )

6.

Diesel Generator

7.

Diesel Engine

8.

Lampu dan Komponen

9.

Armature Lampu

10.

Capacitor Bank

11.

Unit kWh meter Digital

SUPREME, Kabelindo, Tranka


Snaeder, 4BB

PERKINS, MAN, CUMMINS


AVK, STAMFORD, LEROY SUMMER
ONILITE, Artolite
Artolite, Onlite
Snaeder, Panelindo dan Unindo
DMM , SCHNEIDER

II. MATERIAL UTAMA & AKSESORIS


1.

Grid Switch

Broco , Clipsal

2.

Saklar & Stop kontak

Broco , Clipsal

NO.

PEKERJAAN

3.

Busbar Trunking

4.

Rak Kabel

5.

Konduit & T-Dosh / Inbow Dosh

6.

Penangkal Petir

7.

Isolasi Kabel

8.

Tangki Solar

PRODUK MATERIAL

LOKAL

180

PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur di dalam Rencana Kerja dan Syarat syarat (RKS) ini,
akan diatur lebih lanjut di dalam Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak).

POKJA IV
Kantor Pertanahan Kota
Tangerang Selatan
Ttd

181

Anda mungkin juga menyukai