Disusun oleh:
Kelompok 4
1.
2.
3.
4.
5.
Andiga Wicaksono
Daud Abdul Malik
Iki Rizal Apriandi
Nur Istiqomah
Wita Desitasari
BAB 1
PENDAHULUAN
Audit internal merupakan jaminan, independen objektif dan aktivitas konsultasi yang
dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Ini membantu
organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin
untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas proses manajemen risiko, pengendalian,
dan tata kelola. Audit internal adalah katalis untuk meningkatkan efektifitas organisasi dan
penilaian data dan proses bisnis.
Ruang lingkup audit interal dalam suatu organisasi yang luas mungkin melibatkan
topik-topik seperti efektifitas operasi, keandalan laporan keuangan, menghambat dan
menyelidiki kecurangan serta mengamankan aset, dan juga kepatuhan terhadap hukum dan
ketentuan. Audit internal sering melibatkan pengukuran sesuai dengan kebijakan entitas dan
prosedur. Namun, auditor internal tidak bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
perusahaan, mereka menyarankan manajemen dan Dewan Direksi tentang bagaimana untuk
melaksanakan tanggung jawab mereka.
Pelaksanaan fungsi audit internal tersebut biasanya dilakukan oleh suatu unit tersendiri
di dalam perusahaan yang bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama. Begitu pula
dengan yang ada dalam badan organisasi Bank Rakyat Indonesia, untuk meningkatkan
efektifitas dan menjaga kualitas pelayanannya, Bank Rakyat Indonesia memiliki Satuan Kerja
Audit Intern yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Dan di dalam
makalah ini, penulis akan membahas praktik pelaksanaan fungsi audit internal pada Satuan
Kerja Audit Intern di Bank Rakyat Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi audit intern di BRI dijalankan oleh Satuan Kerja Audit Intern yang
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki akses komunikasi
langsung
(communication
line)
kepada
Komite
Audit
untuk
berkoordinasi
dan
menyampaikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan dan hasil audit. Peran Audit
Intern sangat strategis dalam membantu Perusahaan mencapai tujuan melalui pendekatan
yang sistimatis, teratur dan terstruktur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan risiko, pengendalian intern dan proses governance.
B. DASAR ACUAN
Implementasi fungsi audit intern BRI mengacu pada beberapa peraturan perundangudangan yang berlaku, antara lain :
1. Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan No: KEP- 496/BL/2008 Tanggal 28
November 2008 Tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit
Internal;
2. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 Tanggal 20 September 1999 Tentang
Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB);
3. 3. Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana diubah dengan PBI No
11/25/PBI/2009 tanggal 01 Juli 2009
4. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana diubah dengan SEBI No
13/23/2011 tanggal 28 Oktober 2011
5. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No 5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang
Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum
6. Peraturan Bank Indonesia No.9/30/DPNP Tanggal 12 Desember 2007 Tentang Penerapan
Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum;
7. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007, tanggal 30 November 2007 dan Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 9/30/DPNP, tanggal 12 Desember 2007 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum
8. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/28/DPNP, tanggal 9 Desember 2011, tentang
Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum
9. Serta ketentuan eksternal lainnya yang terkait.
Selain itu referensi dan/atau best practice yang menjadi acuan antara lain:
I.
pengembangan dan operasional aplikasi Core Banking dan Non Core, operasional
infrastruktur TSI pada DC, DRC & seluruh Unit Kerja, pengamanan informasi,
aplikasi, infrastruktur TSI, strategi, kebijakan, manajemen resiko dan penunjang,
dan sebagiannya.
b. Fungsi Audit KP/KCK/UKLN & PA
Fungsi Audit KP/KCK/UKLN & PA memiliki ruang lingkup audit yang terdiri
atas Unit Kerja Kantor Pusat, Kantor Cabang Khusus, Unit Kerja Luar Negeri,
dan Perusahaan Anak.
c. Fungsi Audit Kanins (Kantor Inspeksi)
Fungsi Audit Kanins memiliki ruang lingkup audit yang terdiri atas Kanwil,
Kanca, KCP, KK, dan BRI Unit.
d. Fungsi Audit Investigasi
Fungsi Audit Investigasi secara khusus melakukan investigasi dengan ruang
lingkup audit yang tidak terbatas.
2. Fungsi Support yaitu Audit Bidang PSKA
Melaksanakan pengkajian organisasi Audit Intern, pengembangan kebijakan, prosedur
dan sarana penunjang audit (audit tools), pengembangan kualitas audit serta
perancangan software maupun hardware sesuai ketentuan dan best practices Audit
Intern.
Untuk mendukung fungsinya Audit Intern Bank BRI memiliki 19 Unit Kerja Audit
Bidang Delivery (unit kerja yang melaksanakan kegiatan audit) yang tersebar di seluruh
Indonesia yang bertugas untuk mengawali setiap Kantor Wilayah beserta Unit Kerja
Operasionalnya.
b. Ketua Audit Intern Dan Pengangkatan Ketua Audit Intern
Audit Intern ini dipimpin oleh Kepala Audit Intern yang diangkat dan diberhentikan
oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris.Hal ini diatur dalam PB1 No
1/6/PBI/1999 Tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan
Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum. Selain itu diatur pula
pada Piagam Audit Intern BRI dalam Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan
Direksi Nokep.B.802DIR/AIN/11/2013 Tanggal 22 November 2013 Tentang Piagam
Audit Intern PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
SKAI BRI dipimpin oleh Kepala SKAI setingkat Senior Executive Vice President
yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan
Komisaris dan dilaporkan ke Bank Indonesia & Bapepam Lembaga Keuangan (saat ini
Direktur Utama
c. Persyaratan Kompetensi Audit Intern
Secara umum terdapat 6 (enam) kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh Auditor
dalam menunjang penugasan auditnya yaitu :
a. Core Hard Competency
meliputi General Audit, Risk Management, IT Audit, dan IT Risk Management
b. Complementary Hard Competency (Supporting Audit & Audit Tools)
meliputi Komunikasi Audit, Fraud Audit, Risk Based Audit, COSO ERM Frame
Work, Teknik Wawancara Investigasi, dan Audit Tools.
c. Complementary Hard Competency (Banking Industry)
meliputi Pengetahuan Umum Perbankan, proses bisnis perbankan, perkreditan,
pendanaan, dsb.
d. Complementary Hard Competency (Profil Bisnis Tertentu)
meliputi profil bisnis sesuai dengan segmentasi pasar baik dibidang perkreditan,
pendanaan, dan jasa.
e. Information System & Technology
meliputi IT Strategy Execution & IT Architecture Development (including SOA
Architecture, SOA Project Development), Renstra, Manajemen & Operasional IT
BRI, SDLC, Disaster Recovery, dsb.
f. Complementary Hard Competency (Support)
meliputi Aspek Hukum, Hukum Pinjaman/Simpanan/ Jasa, logistik, SDM,
perpajakan, dsb.
Tingkat kedalaman atas kompetensi yang harus dimiliki oleh Auditor berbeda-beda
sesuai dengan level jabatan serta memperhatikan bidang penugasan auditnya.
Dalam rangka mengakselerasi dan memastikan jajaran SKAI memiliki kompetensi
yang mendukung penugasannya, telah dilakukan sustainable education meliputi:
1. Penugasan langsung baik sesuai dengan bidang pekerjaan dan diluar bidang
pekerjaan untuk meningkatkan skill auditor melalui On The Job Training
2. Program Pendidikan (In House training, Public Course, Seminar, & Workshop)
3. Program sertifikasi profesi (a.l. Certified Internal Auditor, Qualified Internal
Auditor, Certified Fraud Examiner, dan Certified Information System Auditor)
4. Pembinaan dan supervise secara berkesinambungan atas penugasan yang diberikan.
III.
METODOLOGI AUDIT
BRI menerapkan metodologi risk based internal audit (RBIA) dengan pendekatan
proses bisnis. RBIA tersebut diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan tingkat
kematangan manajemen risiko secara korporat. Dengan metodologi tersebut, maka
proses bisnis dan unit bisnis yang diperkirakan memiliki risiko yang signifikan dalam
pencapaian tujuan perusahaan lebih diprioritaskan untuk diaudit, sehingga dapat diyakini
bahwa seluruh potensi risiko dapat diminimalkan sesuai dengan toleransi risiko yang
telah ditetapkan. Untuk mendukung efisiensi dan efektifitas pelaksanaan risk based audit
serta untuk meningkatkan peran audit sebagai Strategic Business Partner (SBP), dalam
proses analisa data didukung denganpenggunaan Computer Assissted Audit Technique
(CAATs).
a. Uraian Pelaksanaan Tugas Audit
Tugas dan tanggung jawab Audit Intern BRI yaitu melaksanakan audit di semua
Manajemen Lini BRI. Hal ini tertuang dalam ruang lingkup kegiatan audit yang terdapat
dalam Perencanaan Audit Tahunan yang disetujui oleh Direktur Utama dan Komisaris
Utama yang terdiri atas kegiatan Reguler Audit yang dilakukan kepada semuaManajemen
Lini, serta Special Audit, Surprise Audit, dan Mandatory Audit. Penetapan ruang lingkup
audit adalah berdasarkan pada hasil asesmen atas risiko.
Audit Intern secara rutin melakukan pemantauan atas pelaksanaan komitmen
manajemen untuk memperbaiki kelemahan pengendalian intern yang ada sesuai target
waktu yang telah disepakati, dan memberikan opini atas kecukupan pelaksanaan tindak
lanjut
perbaikan
oleh
manajemen.
Opini
Audit
Intern
atas
pelaksanaan
a. Imbalan Jasa
Imbalan jasa yang diberikan BRI kepada KAP-PSS-EY adalah
sebesar Rp
6.775.000.000,(Enam Milyar Tujuh Ratus Tujuh Puluh Lima Juta rupiah) sudah termasuk
PPN sebesar 10% (sepuluh persen) dan pajak lainnya yang terkait. Imbalan jasa tersebut
sudah termasuk out of pocket expenses (OPE) dimana didalamnya termasuk biaya untuk
kunjungan cabang yang berada di Indonesia serta review atas laporan keuangan cabang
dan perwakilan luar negeri. Tidak terdapat jasa lain yang diberikan selain jasa financial
auditing.
Penugasan telah dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang berlaku dan memenuhi
aspekaspek sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001
tanggal 13 Desember 2001 sebagaimana diubah dengan PBI No: 7/50/ PBI/2005 tanggal
29 November 2005 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dan SE BI No: 3/32/
DPNP/IDPnP tanggal 14 November 2001 tentang Hubungan Antara Bank, Akuntan
Publik dan Bank Indonesia.
Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun Buku 2011 Dari seluruh hasil
pemeriksaan tersebut yag berjumlah 34 (tiga puluh empat) temuan, 31 (tiga puluh
satu) temuan dapat dinyatakan SELESAI (S) dan 3 (tiga) temuan dengan status
PANTAU (P) yang saat ini masih dalam proses penyelesaian dan tindak lanjut oleh
unit kerja terkait.
Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun Buku 2012 Dari seluruh hasil
pemeriksaan tersebut yang berjumlah 38 (tiga puluh delapan) temuan, 28 (dua puluh
delapan) temuan dapat dinyatakan SELESAI (S) dan 10 (sepuluh) temuan dengan
status PANTAU (P) yang saat ini masih dalam proses penyelesaian dan tindak lanjut
oleh unit kerja terkait.
kualitas
oleh
Indonesiamelalui surveillance ISO 9001. Hasil surveillance ISO 9001:2008 visit 2/2012
oleh PT SGS Indonesia tidak ada temuan major maupun minor.
Efektivitas pelaksanaan kerja dan kepatuhan terhadap Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern Bank (SPFAIB) dievaluasi oleh Auditor Ekstern (pada tahun 2011 kegiatan
evluasi dilaksanakan oleh PricewaterhouseCoopers ), hasilnya menunjukkan bahwa
fungsi Audit Intern BRI telah mampu menjalankan peranannya sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan serta mendapatkan predikat good practices apabila dibandingkan
dengan industri sejenis.
Sedangkan kepatuhan praktik-praktik audit terhadap Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern Bank (SPFAIB) dan Penerapan Manajemen Risiko dalam penggunaan
Teknologi Informasi untuk Bank Umum telah dievaluasi oleh Konsultan Independen
(PricewaterhouseCoopers) pada tahun 2014 dengan hasil secara umum telah sesuai
dengan SPFAIB. Sedangkan apabila dibandingkan dengan leading practice, secara
umum telah berada pada level 3, dan umumnya sesuai dengan standar IIA.
b. Peningkatan Kualitas Audit
Untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses audit, BRI menyusun rencana
strategis untuk unit Audit Intern, meliputi:
1. Peningkatan Internal Bisnis Proses.
Upaya yang direncanakan untuk meningkatkan internal bisnis proses meliputi:
a) Melakukan pengkinian Strategi Audit Intern BRI yang selaras dengan visi,
misi dan strategi BRI serta tingkat kematangan implementasi proses
manajemen risiko.
b) Menyiapkan kajian secara berkesinambungan atas praktek2 Audit Intern
sebagai bahan penyempurnaan PAI, baik melalui seminar, benchmarking &
sumber2 lainnya.
c) Melakukan review terhadap Panduan Audit Intern/PAl (Kebijakan dan
Prosedur) sesuai ketentuan dan best practices.
d) Melakukan penyusunan dan penetapan BPO untuk :
UKA-Fungsi Delivery
a. Pemenuhan SDM Audit Intern secara berkala sesuai dengan formasi yang telah
ditetapkan melalui berbagai strategi pemenuhan formasi.
b. Peningkatan kompetensi auditor melalui sustainable education yang diharapkan
dapat memberikan pembekalan secara proporsional kepada auditor dalam
menjalankan tugas auditnya.
c. Pengembangan karier SDM jajaran audit
D. AUDITOR EKSTERN DAN AKUNTAN PERSEROAN
Pengawasan terhadap BRI, selain dilaksanakan oleh auditor internal BRI juga
dilaksanakan oleh auditor eksternaldiantaranya oleh Bank Indonesia (BI), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Sesuai keputusan RUPS
tertanggal
26
Maret
2014,
BRI
berdasarkan
surat
Dewan
Komisaris
No
VI.
tanggung jawab Audit Intern BRI sebagaimana diatur didalam Piagam Audit Intern
mencakup:
1. Audit Intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
2. Membantu tugas Direktur Utama dan Komisaris Utama dalam melakukan
pengawasan dengan cara menjabarkan secara operasional baik perencanaan,
pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit.
3. Membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan
kegiatan lainnya melalui pemeriksaan langsung dan pengawasan secara tidak
langsung.
4. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya dan dana.
5. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang
diperiksa pada semua tingkatan manajemen.
6. Dalam melaksanakan tugasnya Audit Intern harus menyampaikan laporan kepada
Direktur Utama dan Komisaris Utama.
7. Meyakinkan kualitas pelaksanaan tugas manajemen lini atas proses manajemen risiko,
sistem pengendalian intern dan tata kelola usaha telah dilaksanakan secara cukup dan
efektif.
8. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan Rencana Kerja Bank BRI untuk
meyakinkan bahwa semua kegiatan bisnis BRI dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan harapan para stakeholders.
9. Menyerahkan hasil audit kepada pihak internal dan eksternal secara tepat waktu
sesuai dengan kebijakan, peraturan dan prosedur yang berlaku.
10. Menjaga hubungan baik dengan Auditee, Eksternal Auditor dan pihak ketiga dalam
pelaksanaan kerja Audit Intern.
BAB III
PENUTUP
Audit Intern BRI secara struktural berada di bawah pengawasan langsung Direktur
Utama, bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki garis komunikasi
dengan Komite Audit (Dewan Komisaris) Audit Intern melaksanakan kegiatan assurance dan
konsultasi yang independen dan obyektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kegiatan operasional. Audit Intern BRI secara struktural terdiri atas Unit Kerja
Audit Bidang Delivery dan Unit Kerja Audit Bidang Support. Audit Intern ini dipimpin oleh
Kepala Audit Intern yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan
Dewan Komisaris.
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) terus berupaya untuk memenuhi / menyediakan
auditor yang berkualitas, memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan, rentang kendali, dan
tingkat risiko di masing-masing wilayah kerja audit. Untuk memastikan pelaksanaan tugas
audit yang berkualitas, Audit Intern BRI didukung tenaga audit profesional yang sebagian
telah bersertifikat nasional maupun internasional.
Dalam pelaksanaannya, BRI menerapkan metodologi risk based internal audit (RBIA)
dengan pendekatan proses bisnis. RBIA tersebut diimplementasikan secara bertahap sesuai
dengan tingkat kematangan manajemen risiko secara korporat. Dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya, SKAI BRI harus menyampaikan laporan kepada Direktur Utama dan
Komisaris Utama. Tugas dan tanggung jawab Audit Intern BRI sendiri diatur di dalam
Piagam Audit Intern
Selain dari auditor internal BRI sendiri, pemeriksaan terhadap akurasi data keuangan
dan operasional BRI dilakukan pula oleh eksternal auditor yakni Bank Indonesia (BI), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP).