Anda di halaman 1dari 17

PAPER

MATA KULIAH AUDIT INTERNAL

UNIT AUDIT INTERNAL


PADA
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK

Disusun oleh:
Kelompok 4
1.
2.
3.
4.
5.

Andiga Wicaksono
Daud Abdul Malik
Iki Rizal Apriandi
Nur Istiqomah
Wita Desitasari

Dosen : Bpk. Muhadi Prabowo


KELAS 8-F PROGRAM DIPLOMA IV AKUNTANSI
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2016

BAB 1
PENDAHULUAN
Audit internal merupakan jaminan, independen objektif dan aktivitas konsultasi yang
dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Ini membantu
organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin
untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas proses manajemen risiko, pengendalian,
dan tata kelola. Audit internal adalah katalis untuk meningkatkan efektifitas organisasi dan
penilaian data dan proses bisnis.
Ruang lingkup audit interal dalam suatu organisasi yang luas mungkin melibatkan
topik-topik seperti efektifitas operasi, keandalan laporan keuangan, menghambat dan
menyelidiki kecurangan serta mengamankan aset, dan juga kepatuhan terhadap hukum dan
ketentuan. Audit internal sering melibatkan pengukuran sesuai dengan kebijakan entitas dan
prosedur. Namun, auditor internal tidak bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
perusahaan, mereka menyarankan manajemen dan Dewan Direksi tentang bagaimana untuk
melaksanakan tanggung jawab mereka.
Pelaksanaan fungsi audit internal tersebut biasanya dilakukan oleh suatu unit tersendiri
di dalam perusahaan yang bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama. Begitu pula
dengan yang ada dalam badan organisasi Bank Rakyat Indonesia, untuk meningkatkan
efektifitas dan menjaga kualitas pelayanannya, Bank Rakyat Indonesia memiliki Satuan Kerja
Audit Intern yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Dan di dalam
makalah ini, penulis akan membahas praktik pelaksanaan fungsi audit internal pada Satuan
Kerja Audit Intern di Bank Rakyat Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. FUNGSI AUDIT INTERN

Fungsi audit intern di BRI dijalankan oleh Satuan Kerja Audit Intern yang
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki akses komunikasi
langsung

(communication

line)

kepada

Komite

Audit

untuk

berkoordinasi

dan

menyampaikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan dan hasil audit. Peran Audit
Intern sangat strategis dalam membantu Perusahaan mencapai tujuan melalui pendekatan
yang sistimatis, teratur dan terstruktur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan risiko, pengendalian intern dan proses governance.
B. DASAR ACUAN
Implementasi fungsi audit intern BRI mengacu pada beberapa peraturan perundangudangan yang berlaku, antara lain :
1. Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan No: KEP- 496/BL/2008 Tanggal 28
November 2008 Tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit
Internal;
2. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 Tanggal 20 September 1999 Tentang
Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB);
3. 3. Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana diubah dengan PBI No
11/25/PBI/2009 tanggal 01 Juli 2009
4. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana diubah dengan SEBI No
13/23/2011 tanggal 28 Oktober 2011
5. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No 5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang
Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum
6. Peraturan Bank Indonesia No.9/30/DPNP Tanggal 12 Desember 2007 Tentang Penerapan
Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum;
7. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007, tanggal 30 November 2007 dan Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 9/30/DPNP, tanggal 12 Desember 2007 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum
8. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/28/DPNP, tanggal 9 Desember 2011, tentang
Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum
9. Serta ketentuan eksternal lainnya yang terkait.
Selain itu referensi dan/atau best practice yang menjadi acuan antara lain:

1. The Internal Audit Function In Bank - Basel Committe On Banking Supervision;


2. International Standards For The Professional Practice of Internal Auditing of Internal
Auditing (Standards);
3. 3. Practice Advisories Under International Professional Practice Framework (IPPF);
4. 4. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Intern Indonesia. 2004. Standar Profesi Audit
Intern. Jakarta. Yayasan Pendidikan Internal Audit;
5. 5. Final Document The Internal Audit Function In Bank Basel Committe On Banking
Supervision, June 2012.
6. 6. International Standards For The Professional Practice of Internal Auditing of Internal
Auditing (Standards), Revised October 2010.
C. PIAGAM AUDIT INTERN BRI (AUDIT CHARTER)
Audit Intern BRI memiliki Piagam Audit Intern yang dituangkan dalam Surat
Keputusan Direksi Nokep.S.53-DIR/AlN/07/2008 tanggal 28 Juli 2008 Tentang Piagam Audit
Intern serta Kebijakan dan Prosedur Audit Intern PT BRI dan diperbaharui dalam Surat
Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nokep.B.802-DIR/AIN/11/2013 Tanggal
22 November 2013 Tentang Piagam Audit Intern PT.Bank Rakyat Indonesia. Piagam audit
intern (internal audit charter) dibentuk guna memberikan gambaran dan pedoman mengenai
tujuan, wewenang, tanggung jawab dan ruang lingkup pekerjaan audit intern dalam
organisasi.
Piagam Audit Intern terdiri dari aspek-aspek yang berkaitan dengan visi, misi, atribut,
kode etik auditor, kedudukan, peran, fungsi, tugas, tanggung jawab, wewenang, ruang
lingkup audit, independensi, objektivitas, persyaratan professional, komunikasi & pelaporan,
dan pelaksanaan fungsi audit intern oleh pihak eksternal (outsourcing), quality assurance &
improvement program, dan kebijakan & prosedur yang digunakan oleh Auditor sebagai acuan
dalam menjalankan fungsinya.

I.

STRUKTUR ORGANISASI DAN KEDUDUKAN SKAI DALAM ORGANISASI


a. Struktur Organisasi
Struktur dan kedudukan Audit Intern diatur dalam:
1. SK Struktur Organisasi Audit Intern BRI Nokep. S.129-DIR/REN/08/2012 tanggal 9
Agustus 2012 tentang Organisasi Audit Intern PT. BRI (Persero) Tbk.
2. Piagam Audit Intern BRI No.S 53-DIR/AIN/07/2008 tanggal 28 Juli 2008.

Gambar 1. Struktur Organisasi dan Kedudukan Audit Intern


Audit Intern BRI secara struktural berada di bawah pengawasan langsung
Direktur Utama, bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki
garis komunikasi dengan Komite Audit (Dewan Komisaris) Audit Intern
melaksanakan kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif yang
dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasional.
Audit Intern membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu
pendekatan yang sistimatis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektifitas pengelolaan risiko, pengendalian intern dan proses governance
Audit Intern BRI secara struktural berada di bawah pengawasan langsung
Direktur Utama. Namun, dalam kegiatan operasional, Direktur Kepatuhan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional

Audit Intern BRI sesuai

kewenangannya, dan memiliki garis komunikasi dengan Komite Audit (Dewan


Komisaris) sehingga Kepala Audit Intern dapat berkomunikasi langsung dengan
Komite Audit untuk melaporkan/ menginformasikan masalahmasalah yang berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan audit.
Audit Intern BRI secara struktural terdiri atas Unit Kerja Audit Bidang Delivery dan
Unit Kerja Audit Bidang Support dengan rincian:
1. Fungsi Delivery Audit mencakup:
a. Fungsi Audit TSI
Fungsi Audit TSI memiliki ruang lingkup audit yang terdiri atas unit kerja yang
terlibat dalam proses pengelolaan

dan penggunaan TSI meliputi proses

pengembangan dan operasional aplikasi Core Banking dan Non Core, operasional
infrastruktur TSI pada DC, DRC & seluruh Unit Kerja, pengamanan informasi,
aplikasi, infrastruktur TSI, strategi, kebijakan, manajemen resiko dan penunjang,
dan sebagiannya.
b. Fungsi Audit KP/KCK/UKLN & PA
Fungsi Audit KP/KCK/UKLN & PA memiliki ruang lingkup audit yang terdiri
atas Unit Kerja Kantor Pusat, Kantor Cabang Khusus, Unit Kerja Luar Negeri,
dan Perusahaan Anak.
c. Fungsi Audit Kanins (Kantor Inspeksi)
Fungsi Audit Kanins memiliki ruang lingkup audit yang terdiri atas Kanwil,
Kanca, KCP, KK, dan BRI Unit.
d. Fungsi Audit Investigasi
Fungsi Audit Investigasi secara khusus melakukan investigasi dengan ruang
lingkup audit yang tidak terbatas.
2. Fungsi Support yaitu Audit Bidang PSKA
Melaksanakan pengkajian organisasi Audit Intern, pengembangan kebijakan, prosedur
dan sarana penunjang audit (audit tools), pengembangan kualitas audit serta
perancangan software maupun hardware sesuai ketentuan dan best practices Audit
Intern.
Untuk mendukung fungsinya Audit Intern Bank BRI memiliki 19 Unit Kerja Audit
Bidang Delivery (unit kerja yang melaksanakan kegiatan audit) yang tersebar di seluruh
Indonesia yang bertugas untuk mengawali setiap Kantor Wilayah beserta Unit Kerja
Operasionalnya.
b. Ketua Audit Intern Dan Pengangkatan Ketua Audit Intern
Audit Intern ini dipimpin oleh Kepala Audit Intern yang diangkat dan diberhentikan
oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris.Hal ini diatur dalam PB1 No
1/6/PBI/1999 Tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan
Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum. Selain itu diatur pula
pada Piagam Audit Intern BRI dalam Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan
Direksi Nokep.B.802DIR/AIN/11/2013 Tanggal 22 November 2013 Tentang Piagam
Audit Intern PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
SKAI BRI dipimpin oleh Kepala SKAI setingkat Senior Executive Vice President
yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan
Komisaris dan dilaporkan ke Bank Indonesia & Bapepam Lembaga Keuangan (saat ini

OJK) sesuai dengan SK Direksi No.626-DIR/KPS/10/2015 dan Surat Dewan Komisaris


No.R. 24/KOM/07/2015.
II.

SUMBER DAYA MANUSIA DAN KUALIFIKASI AUDIT INTERNAL


Audit Intern terus berupaya untuk memenuhi / menyediakan auditor yang berkualitas,
memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan, rentang kendali, dan tingkat risiko di
masing-masing wilayah kerja audit.
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) terus berupaya untuk memenuhi / menyediakan auditor
yang berkualitas, memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan, rentang kendali, dan
tingkat risiko di masing-masing wilayah kerja audit
Sampai dengan 31 Desember 2014 posisi SDM Audit Intern terdiri atas 1 Orang
Kepala Audit Intern, 19 Orang Inspektur, 25 Orang Wakil Inspektur, 2 Orang Kepala
Bidang, 80 Orangg Grup Head, 687 Orang Auditor (melipuit Senior Auditor, Auditor,
Junior Auditor, dan Associate Auditor). Audit Intern juga memiliki 445 Orang Resident
Auditor Kantor Cabang, dan 1210 orang Resident Auditor Unit

Gambar 2. Sumber Daya Audit Intern Bank BRI


a. Sertifikasi Profesi Audit Intern
Untuk memastikan pelaksanaan tugas audit yang berkualitas, Audit Intern BRI
didukung tenaga audit profesional yang sebagian telah bersertifikat nasional maupun
internasional sebagai berikut:

Gambar 3. Sertifikasi Profesi Audit Intern Bank BRI


b. Tugas Dan Tanggung Jawab
Tugas dan tanggung jawab Kepala Audit Intern
1. Kepala Audit Intern mengelola fungsi Audit Intern secara efektif dan efisien untuk
memastikan bahwa fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi BRI.
2. Kepala Audit Intern bertanggung jawab untuk merencanakan audit, mengarahkan
kegiatan audit, melaksanakan audit, mengatur dan mengarahkan audit dan
mengevaluasi prosedur yang ada untuk memperoleh keyakinan bahwa tujuan dan
3.

sasaran dari BRI akan dapat dicapai secara optimal.


Kepala Audit Intern mempertanggungjawabkan kegiatannya secara berkala kepada

Direktur Utama
c. Persyaratan Kompetensi Audit Intern
Secara umum terdapat 6 (enam) kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh Auditor
dalam menunjang penugasan auditnya yaitu :
a. Core Hard Competency
meliputi General Audit, Risk Management, IT Audit, dan IT Risk Management
b. Complementary Hard Competency (Supporting Audit & Audit Tools)
meliputi Komunikasi Audit, Fraud Audit, Risk Based Audit, COSO ERM Frame
Work, Teknik Wawancara Investigasi, dan Audit Tools.
c. Complementary Hard Competency (Banking Industry)
meliputi Pengetahuan Umum Perbankan, proses bisnis perbankan, perkreditan,
pendanaan, dsb.
d. Complementary Hard Competency (Profil Bisnis Tertentu)

meliputi profil bisnis sesuai dengan segmentasi pasar baik dibidang perkreditan,
pendanaan, dan jasa.
e. Information System & Technology
meliputi IT Strategy Execution & IT Architecture Development (including SOA
Architecture, SOA Project Development), Renstra, Manajemen & Operasional IT
BRI, SDLC, Disaster Recovery, dsb.
f. Complementary Hard Competency (Support)
meliputi Aspek Hukum, Hukum Pinjaman/Simpanan/ Jasa, logistik, SDM,
perpajakan, dsb.
Tingkat kedalaman atas kompetensi yang harus dimiliki oleh Auditor berbeda-beda
sesuai dengan level jabatan serta memperhatikan bidang penugasan auditnya.
Dalam rangka mengakselerasi dan memastikan jajaran SKAI memiliki kompetensi
yang mendukung penugasannya, telah dilakukan sustainable education meliputi:
1. Penugasan langsung baik sesuai dengan bidang pekerjaan dan diluar bidang
pekerjaan untuk meningkatkan skill auditor melalui On The Job Training
2. Program Pendidikan (In House training, Public Course, Seminar, & Workshop)
3. Program sertifikasi profesi (a.l. Certified Internal Auditor, Qualified Internal
Auditor, Certified Fraud Examiner, dan Certified Information System Auditor)
4. Pembinaan dan supervise secara berkesinambungan atas penugasan yang diberikan.
III.

METODOLOGI AUDIT
BRI menerapkan metodologi risk based internal audit (RBIA) dengan pendekatan
proses bisnis. RBIA tersebut diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan tingkat
kematangan manajemen risiko secara korporat. Dengan metodologi tersebut, maka
proses bisnis dan unit bisnis yang diperkirakan memiliki risiko yang signifikan dalam
pencapaian tujuan perusahaan lebih diprioritaskan untuk diaudit, sehingga dapat diyakini
bahwa seluruh potensi risiko dapat diminimalkan sesuai dengan toleransi risiko yang
telah ditetapkan. Untuk mendukung efisiensi dan efektifitas pelaksanaan risk based audit
serta untuk meningkatkan peran audit sebagai Strategic Business Partner (SBP), dalam
proses analisa data didukung denganpenggunaan Computer Assissted Audit Technique
(CAATs).
a. Uraian Pelaksanaan Tugas Audit
Tugas dan tanggung jawab Audit Intern BRI yaitu melaksanakan audit di semua
Manajemen Lini BRI. Hal ini tertuang dalam ruang lingkup kegiatan audit yang terdapat
dalam Perencanaan Audit Tahunan yang disetujui oleh Direktur Utama dan Komisaris
Utama yang terdiri atas kegiatan Reguler Audit yang dilakukan kepada semuaManajemen

Lini, serta Special Audit, Surprise Audit, dan Mandatory Audit. Penetapan ruang lingkup
audit adalah berdasarkan pada hasil asesmen atas risiko.
Audit Intern secara rutin melakukan pemantauan atas pelaksanaan komitmen
manajemen untuk memperbaiki kelemahan pengendalian intern yang ada sesuai target
waktu yang telah disepakati, dan memberikan opini atas kecukupan pelaksanaan tindak
lanjut

perbaikan

oleh

manajemen.

Opini

Audit

Intern

atas

pelaksanaan

komitmenmanajemen berupa surat pernyataan MEMADAI atau TIDAK MEMADAI.


IV.

KOORDINASI DENGAN EKSTERNAL AUDITOR


Pemeriksaan terhadap akurasi data keuangan dan operasional BRI dilakukan pula oleh
eksternal auditor yakni Bank Indonesia (BI), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan
Kantor Akuntan Publik (KAP).Dalam kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh
eksternal auditor, Audit Intern berperan sebagai liaison officer untuk mengkoordinir
kelancaran pelaksanaan audit serta melakukan pemantauan atas tindak lanjut perbaikan
dari temuan eksternal auditor oleh unit kerja terkait.
Pemantauan bertujuan untuk memastikan bahwa manajemen telah melakukan perbaikan
atas kelemahan pengendalian intern yang ditemukan oleh eksternal auditor.

a. Imbalan Jasa
Imbalan jasa yang diberikan BRI kepada KAP-PSS-EY adalah

sebesar Rp

6.775.000.000,(Enam Milyar Tujuh Ratus Tujuh Puluh Lima Juta rupiah) sudah termasuk
PPN sebesar 10% (sepuluh persen) dan pajak lainnya yang terkait. Imbalan jasa tersebut
sudah termasuk out of pocket expenses (OPE) dimana didalamnya termasuk biaya untuk
kunjungan cabang yang berada di Indonesia serta review atas laporan keuangan cabang
dan perwakilan luar negeri. Tidak terdapat jasa lain yang diberikan selain jasa financial
auditing.
Penugasan telah dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang berlaku dan memenuhi
aspekaspek sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001
tanggal 13 Desember 2001 sebagaimana diubah dengan PBI No: 7/50/ PBI/2005 tanggal
29 November 2005 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dan SE BI No: 3/32/
DPNP/IDPnP tanggal 14 November 2001 tentang Hubungan Antara Bank, Akuntan
Publik dan Bank Indonesia.

Gambar 3. Opini Auditor Eksternal


Hasil Pemeriksaan Ernst & young

Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun Buku 2011 Dari seluruh hasil
pemeriksaan tersebut yag berjumlah 34 (tiga puluh empat) temuan, 31 (tiga puluh
satu) temuan dapat dinyatakan SELESAI (S) dan 3 (tiga) temuan dengan status
PANTAU (P) yang saat ini masih dalam proses penyelesaian dan tindak lanjut oleh
unit kerja terkait.

Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun Buku 2012 Dari seluruh hasil
pemeriksaan tersebut yang berjumlah 38 (tiga puluh delapan) temuan, 28 (dua puluh
delapan) temuan dapat dinyatakan SELESAI (S) dan 10 (sepuluh) temuan dengan
status PANTAU (P) yang saat ini masih dalam proses penyelesaian dan tindak lanjut
oleh unit kerja terkait.

Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun Buku 2013 Dari hasil


pemeriksaan terdapat 33 (tiga puluh tiga) temuan, 23 (dua puluh tiga) temuan dapat
dinyatakan SELESAI (S) dan 10 (sepuluh) temuan dengan status PANTAU (P) yang
saat ini masih dalam proses penyelesaian dan tindak lanjut oleh unit kerja terkait.
V.

QUALITY ASSURANCE / SISTEM MANAJEMEN MUTU


a. Evaluasi Audit

Dalam rangka menjamin kualitas pelaksanaan audit, dilakukan penilaian kualitas


(quality assurance) oleh pihak internal melalui internal quality assurance review maupun
eksternal. Penilaian

kualitas

oleh

pihak eksternal dilakukan oleh PT. SGS

Indonesiamelalui surveillance ISO 9001. Hasil surveillance ISO 9001:2008 visit 2/2012
oleh PT SGS Indonesia tidak ada temuan major maupun minor.
Efektivitas pelaksanaan kerja dan kepatuhan terhadap Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern Bank (SPFAIB) dievaluasi oleh Auditor Ekstern (pada tahun 2011 kegiatan
evluasi dilaksanakan oleh PricewaterhouseCoopers ), hasilnya menunjukkan bahwa
fungsi Audit Intern BRI telah mampu menjalankan peranannya sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan serta mendapatkan predikat good practices apabila dibandingkan
dengan industri sejenis.
Sedangkan kepatuhan praktik-praktik audit terhadap Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern Bank (SPFAIB) dan Penerapan Manajemen Risiko dalam penggunaan
Teknologi Informasi untuk Bank Umum telah dievaluasi oleh Konsultan Independen
(PricewaterhouseCoopers) pada tahun 2014 dengan hasil secara umum telah sesuai
dengan SPFAIB. Sedangkan apabila dibandingkan dengan leading practice, secara
umum telah berada pada level 3, dan umumnya sesuai dengan standar IIA.
b. Peningkatan Kualitas Audit
Untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses audit, BRI menyusun rencana
strategis untuk unit Audit Intern, meliputi:
1. Peningkatan Internal Bisnis Proses.
Upaya yang direncanakan untuk meningkatkan internal bisnis proses meliputi:
a) Melakukan pengkinian Strategi Audit Intern BRI yang selaras dengan visi,
misi dan strategi BRI serta tingkat kematangan implementasi proses
manajemen risiko.
b) Menyiapkan kajian secara berkesinambungan atas praktek2 Audit Intern
sebagai bahan penyempurnaan PAI, baik melalui seminar, benchmarking &
sumber2 lainnya.
c) Melakukan review terhadap Panduan Audit Intern/PAl (Kebijakan dan
Prosedur) sesuai ketentuan dan best practices.
d) Melakukan penyusunan dan penetapan BPO untuk :

UKA-Fungsi Delivery

UKA - Fungsi Non Delivery.


e) Melakukan penyusunan dan pengkinian Program Audit (manual control diluar
proses bisnis IT) untuk memastikan tersedia pedoman teknis pelaksanaan audit
sesuai ketentuan yang berlaku dan target yang ditetapkan.
f) Menyiapkan pengkinian parameter (Key Risk Indicator) unit assessment dan
mengembangkan polapola pengawasan baru atau indikator data (transaksi)

anomaly untuk mendukung implemetasi continuous auditing melalui Pusat


Data Elektronik/PDE.
g) Melakukan quality assurance review (QAR) terhadap pelaksanaan audit di
seluruh Unit Kerja Delivery untuk memberikan kepastian bahwa pekerjaan
audit dan kegiatan organisasi lainnya yang dilakukan oleh jajaran Audit Intern
sudah efektif, efisien serta sesuai dengan Kebijakan dan Prosedur Audit Intern
dan BRI secara keseluruhan
h) Melaksanakan surveillance ISO 9001:2008 visit 5 dan Resertifikasi ISO 9001 :
2008 periode ke-5 dari tahun 2014 s/d 2017
i) Melakukan proses kompilasi penilaian survey kepuasan customer/ pelanggan
(CSS) dari auditee dan melaporkan hasilnya kepada seluruh UKA.
j) Melaksanakan review kesesuaian fungsi Audit Intern BRI dengan SPFAIB dan
quality assurance review (QAR)
c. Kebijakan, prosedur, petunjuk baru guna menunjang pelaksanaan Audit Intern
1) Surat Audit Intern No. B.08AIN/SKA/05/2014, tanggal 16 Mei 2014, tentang
Aplikasi AIN Elektronik Register (AER).
2) Surat Audit Intern No. B.942AIN/SKA/07/2014, tanggal 14 Juli 2014, tentang
Standard Operating Procedure (SOP) BRISMA KP.
3) Surat Audit Intern No. B.1057-AIN/SKA/08/2014, tanggal 13 Agustus 2014,
tentang Panduan Perawatan Laptop.
4) Surat Audit Intern No. B.1158-AIN/SKA/09/2014, tanggal 8 September 2014,
tentang Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Tim Auditor UKA Fungsi Delivery.
5) Surat Audit Intern No. B.1157-AIN/SKA/09/2014, tanggal 8 September 2014,
tentang Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Resident Auditor Kanca.
6) Surat Audit Intern No. B.1159-AIN/SKA/09/2014, tanggal 8 September 2014,
tentang Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Resident Auditor Unit.
7) Surat Audit Intern No. B.1273-AIN/SKA/10/2014, tanggal 3 Oktober 2014,
tentang Manual Pengguna BrideX BRI Data Extractor.
8) Surat Audit Intern No. B.1374-AIN/SKA/10/2014, tanggal 24 Oktober 2014,
tentang Petunjuk Pelaksanaan Quality Assurance Assessment Resident Auditor
Kanca.
9) Surat Audit Intern No. B.1375-AIN/SKA/10/2014, tanggal 24 Oktober 2014,
tentang Petunjuk Pelaksanaan Quality Assurance Assessment Resident Auditor
Unit.
d. Learning & Growth
Terkait dengan pengembangan kuantitas dan kualitas SDM Audit Intern, program
yang akan dilakukan adalah:

a. Pemenuhan SDM Audit Intern secara berkala sesuai dengan formasi yang telah
ditetapkan melalui berbagai strategi pemenuhan formasi.
b. Peningkatan kompetensi auditor melalui sustainable education yang diharapkan
dapat memberikan pembekalan secara proporsional kepada auditor dalam
menjalankan tugas auditnya.
c. Pengembangan karier SDM jajaran audit
D. AUDITOR EKSTERN DAN AKUNTAN PERSEROAN
Pengawasan terhadap BRI, selain dilaksanakan oleh auditor internal BRI juga
dilaksanakan oleh auditor eksternaldiantaranya oleh Bank Indonesia (BI), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Sesuai keputusan RUPS
tertanggal

26

Maret

2014,

BRI

berdasarkan

surat

Dewan

Komisaris

No

B.101KOM/07/2013 tanggal 31 Juli 2013 tentang Penetapan KAP General Audit


Laporan Keuangan BRItelah menunjuk KAP Purwantono, Suherman dan Surja - Enrst
and Young (PSS-EY), salah satu dari 4 (empat) KAP berskala internasional (The Big
Four) untuk melakukan audit atas laporan Keuangan BRI tahun buku 2014. Penunjukan
ini merupakan periode ke-4(empat) dari KAP PSS-EY untuk melakukan audit laporan
keuangan BRI, serta penunjukkan yang ke-4(empat) dari akuntan publik yang melakukan
audit laporan keuangan BRI.
Penunjukan KAP tersebut telah berpedoman pada regulasi yang berlaku dan dipilih
melalui tahapan proses seleksi dengan pelelangan terbatas/tender berdasarkan
pemenuhannya terhadap kriteria:
1. Berpengalaman sebagai auditor perbankan
2. Memahami regulasi perbankan di Indonesia, perusahaan masuk bursa serta
3.
4.
5.
6.

peraturan lainnya yang relevan.


Berpengalaman dan memahami sistem aplikasi dan teknologi perbankan.
Memahami produk perbankan.
Berpengalaman dan paham mengenai manajemen risiko.
Ketentuan internal lain yang dijadikan acuan adalah tidak melakukan penunjukan
KAP yang sama untuk periode audit 5 (lima) tahun berturut-turut dan dengan partner
yang sama selama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

VI.

PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI & INFORMASI AUDIT.


Dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan efisiensi penerapan Risk Based
Audit, dengan beberapa program yang direncanakan meliputi.
a. Pengembangan Aplikasi Sistem Manajemen Audit (BRISMA) yang mengintegrasikan
seluruh proses audit mulai dari perencanaan audit tahunan (PAT), perencanaan audit

individual, pelaksanaan audit individual, pelaporan dan dokumentasi. Pada aplikasi


tersebut akan dilakukan

Evaluasi aplikasi audit manajemen sistem Brisma.

Menyusun BRS enhance pengembangan aplikasi BRISMA

Melakukan update data Reference Brisma

Melaksanakan User Forum BRISMA


b. Pengelolaan User dan Operasional Aplikasi Audit
c. Melaksanakan Implementasi dan Sosialisasi Aplikasi AER (Audit Intern Electronic
Register). Aplikasi ini menangani inventarisasi infrastruktur IT (hardware) yang ada
di masing-masing kantor audit.
d. Melaksanakan Sosialisasi Aplikasi BrideX 2.0 sebagai analytical tools sehingga
peningkatan indikator risiko dapat diidentifikasi.
e. Pengembangan secara berkesinambungan Pusat Data Elektronik (PDE) tahap III
untuk auditor. PDE menangani pengolahan data yang digunakan untuk audit secara
terpusat. Hasil pengolahan data oleh PDE dapat diakses oleh masingmasing auditor
sesuai wilayah auditnya masing-masing. Bila auditor mempunyai data mentah yang
perlu diolah lebih lanjut (pengolahan adhoc), auditor dapat memanfaatkan BrideX
sebagai aplikasi offline yang menangani pengolahan data secara desentralisasi.
f. Penyusunan manual control untuk proses bisnis Infrastruktur IT. Manual control
merupakan panduan langkah-langkah minimal yang dapat digunakan dalam
melaksanakan kegiatan audit.
VII.

PELAPORAN, TUGAS, DAN TANGGUNGJAWAB AUDIT INTERN


a. Independensi Audit Intern
SKAI sebagai 3rd line of defense secara struktural telah independen terhadap fungsi
1st line of defense (Unit Kerja Operasional) dan fungsi 2nd line of defense (Jajaran
Manajemen Risiko, dan Jajaran Kepatuhan). Kedudukan SKAI dalam perusahaan yang
berada dibawah Binaan Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama, serta memiliki akses
komunikasi (communication line) dengan Dewan Komisaris (dalam hal ini dengan
Komite Audit), maka hal tersebut mendukung independensi & objektivitas pelaksanaan
dan pelaporan audit, sehingga dapat mengungkapkan pandangan dan pemikirannya tanpa
pengaruh ataupun tekanan dari manajemen ataupun pihak lain yang terkait dengan BRI.
b. Tugas Dan Tanggungjawab SKAI
Dalam rincian tugas dan tanggungjawab SKAI BRI dijelaskan bahwa Audit Intern
harus menyampaikan laporan kepada Direktur Utama dan Komisaris Utama. Tugas dan

tanggung jawab Audit Intern BRI sebagaimana diatur didalam Piagam Audit Intern
mencakup:
1. Audit Intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
2. Membantu tugas Direktur Utama dan Komisaris Utama dalam melakukan
pengawasan dengan cara menjabarkan secara operasional baik perencanaan,
pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit.
3. Membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan
kegiatan lainnya melalui pemeriksaan langsung dan pengawasan secara tidak
langsung.
4. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya dan dana.
5. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang
diperiksa pada semua tingkatan manajemen.
6. Dalam melaksanakan tugasnya Audit Intern harus menyampaikan laporan kepada
Direktur Utama dan Komisaris Utama.
7. Meyakinkan kualitas pelaksanaan tugas manajemen lini atas proses manajemen risiko,
sistem pengendalian intern dan tata kelola usaha telah dilaksanakan secara cukup dan
efektif.
8. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan Rencana Kerja Bank BRI untuk
meyakinkan bahwa semua kegiatan bisnis BRI dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan harapan para stakeholders.
9. Menyerahkan hasil audit kepada pihak internal dan eksternal secara tepat waktu
sesuai dengan kebijakan, peraturan dan prosedur yang berlaku.
10. Menjaga hubungan baik dengan Auditee, Eksternal Auditor dan pihak ketiga dalam
pelaksanaan kerja Audit Intern.

BAB III
PENUTUP

Audit Intern BRI secara struktural berada di bawah pengawasan langsung Direktur
Utama, bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki garis komunikasi
dengan Komite Audit (Dewan Komisaris) Audit Intern melaksanakan kegiatan assurance dan
konsultasi yang independen dan obyektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kegiatan operasional. Audit Intern BRI secara struktural terdiri atas Unit Kerja
Audit Bidang Delivery dan Unit Kerja Audit Bidang Support. Audit Intern ini dipimpin oleh
Kepala Audit Intern yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan
Dewan Komisaris.
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) terus berupaya untuk memenuhi / menyediakan
auditor yang berkualitas, memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan, rentang kendali, dan
tingkat risiko di masing-masing wilayah kerja audit. Untuk memastikan pelaksanaan tugas
audit yang berkualitas, Audit Intern BRI didukung tenaga audit profesional yang sebagian
telah bersertifikat nasional maupun internasional.
Dalam pelaksanaannya, BRI menerapkan metodologi risk based internal audit (RBIA)
dengan pendekatan proses bisnis. RBIA tersebut diimplementasikan secara bertahap sesuai
dengan tingkat kematangan manajemen risiko secara korporat. Dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya, SKAI BRI harus menyampaikan laporan kepada Direktur Utama dan
Komisaris Utama. Tugas dan tanggung jawab Audit Intern BRI sendiri diatur di dalam
Piagam Audit Intern
Selain dari auditor internal BRI sendiri, pemeriksaan terhadap akurasi data keuangan
dan operasional BRI dilakukan pula oleh eksternal auditor yakni Bank Indonesia (BI), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP).

Anda mungkin juga menyukai