mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Halaman yang kami sertakan ini adalah fotokopi dari buku tua yang
kami temukan di loteng rumah kami. fotokopinya tidak bagus, karena
kami tidak pandai menggunakan mesinnya. Buku itu memberitahu
orang cara mengenali makhlu-makhluk seperti peri dan bagaimana
melindungi diri mereka sendiri.
Maukah kalian memberikan buku ini kepada penerbit kalian? kalau
kalian bisa, tolong masukkan surat ke amplop ini dan kembalikan ke
toko. kami akan mencari jalan untuk mengirimkan buku itu. pos biasa
terlalu berbahaya.
Kami hanya ingin orang-orang tahu tentang ini. Apa yang terjadi
pada kami bisa terjadi pada siapa pun.
Salam hormat,
Malloy, Jared, dan Simon Grace
Bab Satu
Ketika Ada Pertengkaran dan Duel
MESIN station wagon sudah menyala. Mallory bersandar di pintu,
sepatu sehari-harinya tampak kusam dibandingkan warna putih kaus
kaki anggarnya yang panjang. Rambutnya diberi gel dan diikat
menjadi ekor kuda yang sangat erat sehingga membuat matanya
tampak melotot. Mrs. Grace berdiri di sisi pengemudi sambil
berkacak pinggang.
"Aku menemukannya!" Jared terengah-engah saat berlari
menghampiri mereka.
"Simon," panggil ibu mereka. "Kau di mana? Kami sudah mencari di
mana-mana!"
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Jared membuka salah satu bilah nya. "Kenapa kalian tidak pergi
saja?"
Makhluk itu mendongak dan tertawa. "Kau takkan pernah bisa pergi
dari dirimu sendiri."
"Diam! Kau bukan aku." Jared mengacungkan pisau itu kepada
kembarannya.
"Singkirkan mainan itu," kata Bukan-Jared, suaranya rendah dan
kasar.
"Aku tidak tahu siapa kau, atau siapa yang mengirimmu, tapi aku
berani bertaruh aku tahu apa yang kaucari," kata Jared. "Panduan
Lapangan. Well, kau takkan mendapatkannya. "
Seringai makhluk itu melebar menjadi sesuatu yang masih tidak
terlalu mirip senyuman. Kemudian tiba-tiba dia mengerutkan tubuh
seolah ketakutan. Jared menatap heran saat tubuh Bukan-Jared
mengerut, rambutnya memucat menjadi pirang pasir, dan matanya
yang sekarang berwarna biru melebar ketakutan.
Sebelum Jared benar-benar mengerti apa yang dilihatnya, dia
mendengar suara wanita di belakangnya.
"Apa yang terjadi? Singkirkan pisau itu."
Wakil Kepala Sekolah buru-buru mendekat, mencengkeram
pergelangan tangan Jared. Pisau saku itu terjatuh ke lantai linoleum.
Jared menatap pisau tersebut saat anak laki-laki berambut pirang
pasir itu lari menjauh, suara tangisannya lebih mirip suara tawa.
"Aku tak percaya kau membawa pisaumu ke sekolah," bisik Simon
kepada Jared saat mereka duduk berdua di luar kantor Wakil Kepala
Sekolah.
Jared memelototi saudaranya. Dia sudah menjelaskan beberapa kalibahkan sekali kepada polisi-bahwa dia hanya memamerkan pisau
tersebut pada anak itu, tapi mereka tidak bisa menemukan anak itu
untuk memperkuat cerita tersebut. Kemudian Wakil Kepala Sekolah
meminta Jared menunggu di luar. Ibu mereka sudah lama berada
http://inzomnia.wapka.mobi
dalam kantor Wakil Kepala Sekolah, tapi Jared tak bisa mendengar
apa yang terjadi di dalam.
"Menurutmu peri jenis apa dia?" tanya Simon.
Jared mengangkat bahu. "Coba aku punya Panduan Lapangan supaya
bisa mencari tahu."
"Kau tidak ingat apa pun yang bisa berubah bentuk seperti itu?"
"Entahlah." Jared mengusap wajahnya.
"Dengar, aku sudah bilang pada Mom itu bukan salahmu. Kau hanya
harus menjelaskan."
Jared tertawa pendek. "Yeah, kayak aku bisa bercerita apa yang
sebenarnya terjadi saja."
"Aku bisa bilang anak itu mencuri sesuatu dari tas Mallory." Saat
Jared tidak bereaksi, Simon mencoba lagi. "Aku bisa berpura-pura
aku yang melakukannya. Kita bisa bertukar kaus dan sebagainya."
Jared hanya menggeleng.
Akhirnya ibu mereka keluar dari kantor Wakil Kepala Sekolah. Dia
tampak lelah.
"Aku minta maaf," kata Jared.
Dia kaget mendengar suara ibunya yang tenang. "Aku tidak ingin
membicarakannya, Jared. Panggil kakakmu, kita pulang saja."
Jared mengangguk dan mengikuti Simon, menoleh tepat saat ibu
mereka terduduk di kursi yang ditinggalkannya. Apa yang dipikirkan
ibunya? Mengapa dia tidak marah-marah? Jared tersadar dia
berharap ibunya marah-paling tidak dia mengerti itu. Kesedihannya
yang tenang lebih menakutkan. Seolah hanya inilah yang bisa ibunya
harapkan dari dirinya.
Simon dan Jared berjalan menelusuri sekolah, berhenti untuk
bertanya pada para anggota tim anggar apakah mereka melihat
Mallory. Tidak ada yang melihatnya. Mereka bahkan berhenti untuk
bertanya pada Chris-si-kapten. Chris tampak tidak nyaman saat
mereka bertanya tentang Mallory, tapi cowok itu menggeleng.
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
Saat melihat ke tengah batu, dia bisa melihat bagian atas hurufhuruf yang diukir ke batu. Dia menyorotkan senter tepat ke arah
huruf-huruf itu.
SEEM TO TRIK HEN TOOK PENSEPERTI MENIPU AYAM BETINA AMBIL KANDANG
"Teka-teki," kata Jared.
"Tidak ada artinya," kata Simon.
"Siapa yang peduli? Bagaimana kita memecahkannya?" Mereka tidak
bisa membuang waktu lagi. Mereka hampir berada di dalam, hampir
bertemu Mallory.
"Kau kan berhasil menguraikan teka-teki yang di rumah," kata
Simon, duduk membelakangi saudaranya. "Kau saja yang berpikir."
Jared menarik napas dalam-dalam. "Dengar, aku benar-benar
menyesal tentang apa yang kukatakan tadi. Kau harus menolong,"
Jared memohon. "Semua orang tahu kau lebih pintar daripadaku."
Simon mengeluh. "Aku juga tidak mengerti teka-teki ini. Ayamnya
betina, kan? Dan kandang itu mungkin tempat mereka memelihara
ayam-ayam itu. Aku tidak tahu selebihnya."
Jared menatap kata-kata itu lagi. Dia tidak bisa berkonsentrasi.
Memangnya ayam bisa apa? Mungkin mereka harus memberi telur di
depan pintu? Apakah Panduan Lapangan menceritakan sesuatu
tentang ayam dan peri? Dia berharap buku itu ada padanya saat
itu....
"Hei, tunggu sebentar," kata Simon, ber-balik dan berlutut. "Berikan
senter itu."
Jared memberikan senter dan memandang saat Simon menuliskan
pesan itu pada tanah
dengan jarinya. Kemudian Simon mulai mencoreti huruf-huruf
tertentu dan menuliskannya dengan pola yang berbeda.
http://inzomnia.wapka.mobi
MITES OPEN THREE TOCK KONSARUNG TANGAN BUKA TIGA TOCK KON
"Apa yang kaulakukan?" Jared duduk di sebelah saudara kembarnya.
"Kurasa kau harus menyusun ulang huruf-huruf ini supaya mendapat
pesan yang sebenarnya. Seperti teka-teki dalam koran yang selalu
dikerjakan Mom." Simon menuliskan kalimat ketiga di tanah.
KNOCK THREE TIMES TO OPENKETUK TIGA KALI SUPAYA TERBUKA
"Wow," kata Jared. Dia tak percaya Simon telah memecahkannya.
Dia sendiri mungkin takkan pernah bisa memecahkannya.
Simon tersenyum. "Mudah," katanya, berjalan ke pintu dan mengetuk
tiga kali pada permukaan batu yang keras.
Kemudian tanah bergetar di bawah mereka, dan kedua saudara
kembar itu terjatuh ke lubang yang terbuka di bawah kaki mereka.
Bab Empat
Ketika Si Kembar Menemukan Pohon yang Lain dari yang Lain
MEREKA terjatuh ke dalam jaring yang terbuat dari benang besi.
Sambil berteriak dan menendang, Jared berusaha berdiri, tapi dia
tak bisa mendapat pijakan. Tiba-tiba dia berhenti memberontak dan
telinganya terkena siku saudaranya. "Simon, stop! Lihat!"
Jamur-jamur bercahaya menutupi berbagai tempat di dinding,
menerangi wajah tiga pria kecil dengan kulit sekelabu batu. Pakaian
mereka jelek dan dijahit dari bahan yang kasar, tapi gelang perak
mereka, diukir berbentuk ular, begitu bagus sehingga sepertinya
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
kandang. Tangan dan lutut Jared langsung terasa sakit lagi. Dia
memukul lantai besi itu.
Jared dan Simon diam saat mereka didorong melalui gua-gua
berudara lembap dan berdinding basab. Mereka bisa mendengar
suara pukulan-pukulan palu, lebih keras dan jelas sekarang setelah
mereka berada di bawah tanah, dan raungan sesuatu yang mungkin
api besar. Di atas dalam keremangan, beberapa tempat yang
diterangi sedikit fosfor menunjukkan ujung-ujung stalaktit besar,
menggantung di atas mereka seperti hutan tiang es yang membeku.
Mereka melewati gua besar tempat kelelawar menjerit di atas, dan
lantai tanah gelap dan berbau busuk karena kotoran mereka. Jared
berusaha menahan diri supaya tidak gemetar. Semakin dalam mereka
bergerak, gua semakin dingin. Kadang-kadang Jared melihat bayangbayang bergerak di keremangan dan mendengar ketukan berulang.
Saat mereka bergerak melalui koridor sempit, melewati tiang-tiang
yang basah, Jared mencium aroma mineral yang lembap dengan lega
setelah lama sekali mencium bau busuk kelelawar. Ruang berikut
sepertinya penuh barang berdebu yang terbuat dari metal. Tikus
emas dengan mata safir keluar dari piala malachite-sejenis mineral
berwarna hijau tua, dan menatap mereka lewat. Kelinci perak
berbaring miring, lehernya dilingkari kunci, sementara sekuntum lili
platinum terbuka, kemudian tertutup, kemudian terbuka lagi. Simon
memandang tikus metal itu dengan tatapan ingin.
Kemudian mereka bergerak ke dalam gua besar tempat mereka
melihat para dwarf menatah patung dwarf lain dalam dinding-dinding
granit. Cerahnya cahaya lentera yang tiba-tiba muncul menyakiti
mata Jared, tapi saat dia melewati para dwarf, dia merasa melihat
salah satu lengan yang ditatah itu bergerak.
Dari sana mereka bergerak ke dalam ruangan sangat besar tempat
pohon raksasa tumbuh dalam tanah. Batangnya yang tebal begitu
tinggi sampai tidak kelihatan di antara bayang-bayang, cabang-
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
koral mematuki tikus tembaga yang diam di atas vas dengan cara
yang lebih seperti bosan dan bukannya jahat.
Dwarf berjenggot putih menatap mereka saat yang lain keluar. Dia
menyeringai kepada mereka dengan gembira. "Aku akan mencari
tahu apakak aku bisa menemukan sesuatu yang bisa kalian gunakan
untuk bermain. Mungkin batu-batu kecil? Batu-batu itu bahkan bisa
berdiri dan berputar sendiri."
"Aku lapar," kata Simon. "Kami bukan mesin. Kalau kalian mau
menyekap kami di sini, kalian harus memberi makan kami."
Si dwarf menyipitkan mata. "Memang benar. Aku akan membawakan
bubur labah-labah dan lobak. Itu akan langsung membuat kalian
kenyang."
"Bagaimana kau akan memberikannya pada kami?" tanya Jared tibatiba. "Tidak ada pintu."
"Ok, tentu saja ada pintu," kata si dwarf.
"Aku sendiri yang membuat kandang itu. Kuat, kan?"
"Yeak," kata Jared. "Benar-benar kuat." Dia memutar matanya.
Belum cukup burukkah keadaan mereka yang tertipu dan terkurung
dalam kandang? Apakah si dwarf harus membesar-besarkannya?
"Lihat, kuncinya dalam jeruji yang ini." Si dwarf mengetuk pelan
salah satu jeruji dengan jarinya. "Aku harus membuat peralatannya
benar-benar kecil-harus bekerja dengan palu seukuran jarum. Kalau
kalian memerhatikan, kalian bisa melibat engsel pintu. Lihat? Di
sini."
"Bisakah kau membukanya?" tanya Simon. Jared menatapnya dengan
terkejut. Apakah Simon sudah membuat rencana selama ini,
sementara Jared sibuk merasa kesal?
"Kau ingin melihatnya bekerja?" tanya si dwarf.
"Yeah," kata Jared, tidak terlalu percaya mereka bisa seberuntung
ini.
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi
http://inzomnia.wapka.mobi