Anda di halaman 1dari 5

Musik Barok (1600 1750)

Oleh: Tono Rachmad P.H.


(Terjemahan bebas dari buku Music Anappreciation by Roger
Kamien, Mc Graw-Hill Book Company, New York, 1998)

1.

Musik Dalam Kehidupan Masyarakat Jaman Barok

Sebelum tahun 1800, kebanyakan musik dibuat atas pesanan dari


kalangan bangsawan maupun gereja. Gedung-gedung opera dan
lembaga-lembaga pemerintah juga membutuhkan musik. Para pendengar
senantiasa menantikan musik yang baru, mereka kurang menyukai musik
yang sudah lama atau old fashion style.
Kalangan penguasa pada masa itu, memiliki adalah lapisan masyarakat
yang memiliki kekayaan dan kekuatan. Sebagai gambaran keadaan di
Jerman yang pada waktu itu terbagi menjadi 300 wilayah pemerintahan.
Para penguasa di masing-masing wilayah ini hidup dalam kemewahan,
ditandai oleh tempat tinggal yang bagus, dan sajian musik yang istimewa.
Mereka amat membutuhkan hiburan untuk mengisi waktu luang dan
menghilangkan kejenuhan.
Musik menempati posisi tersendiri dalam kehidupan kaum
bangsawan/penguasa pada waktu itu. Di satu istana paling tidak memiliki
satu grup orchestra, satu grup paduan suara untuk peribadatan dan para
penyanyi opera. Semakin kaya bangsawan tersebut maka semakin besar
pula jumlah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan music di istana.
Sebagai gambaran, Bach memimpin delapan belas orang pemain orkes
pada tahun 1717 di sebuah istana kecil di Jerman. Bangsawan lain bisa
memiliki pegawai music lebih dari delapan puluh orang. Di setiap istana
tersebut ada music director yang bertugas untuk mengarahkan para
pemain musik, mencipta dan menyiapkan music untuk berbagai keperluan
seperti keperluan ibadah, jamuan makan, opera maupun konserl di istana.
Pekerjaan ini masih ditambah lagi dengan tanggung jawab terhadap
disiplin para musisi, pemeliharaan peralatan musik, dan perpustakaan
musik.
Pekerjaan sebagai music director di satu sisi merupakan pekerjaan yang
menguntungkan, karena memperoleh gaji yang cukup tinggi, dan setiap
karya yang diciptakannya akan dimainkan. Namun demikian mereka tetap
merupakan lapisan masyarakat pekerja, yang tugasnya melayani

kalangan atas/aristokrat. Mereka bekerja untuk memenuhi selera kaum


bangsawan.
Gereja juga membutuhkan music. Masyarakat umum memperoleh layanan
music melalui gereja, karena jarang gedung pertunjukan musik untuk
masyarakat. Mereka juga jarang diundang untuk menikmati musik di
istana. Di Gereja juga ada music director yang bertugas untuk membuat
musik, dan bertanggung jawab terhadap paduan suara anak laki-laki
(choirboys) gereja.
Musisi gereja memperoleh penghasilan yang lebih rendah dibandingkan
mereka yang bekerja di istana. Untuk bertahan hidup mereka mencari
kayu bakar dan biji-bijian, serta memperoleh penghasilan tambahan bila
ada pernikahan atau pemakaman.
Di sejumlah kota besar, kebutuhan musik lebih bervariasi. Para musisi
bekerja untuk gereja, prosesi pemakaman, pernikahan, acara wisuda atau
konser menyambut tamu agung. Mereka bermain musik dengan para
mahasiswa atau pemain musik amatir lainnya di kedai kopi atau di rumah.
Bagaimana seseorang bisa menjadi musisi pada era Barok? Sebagian
composer merupakan anak dari keluarga musisi pula, contohnya adalah
Bach, Vivaldi, Purcell dan Rameau. Mereka belajar dari orangtua atau
kerabat mereka. Di kota, anak laki-laki memiliki kesempatan untuk
magang dari para musisi, sebagai timbal baliknya mereka membantu para
musisi ini untuk foto copi partitur. Di Italy para musisi juga datang
membantu mengajar paduan suara untuk anak-anak yatim dan orang
miskin di panti asuhan. Sebagian dari mereka juga berhasil menjadi
pemain musik dan penyanyi opera.
Untuk menjadi musisi, seseorang harus melampaui tes yang sulit,
membuat komposisi dan menyajikan musik. Mereka dituntut untuk bisa
memenuhi kebutuhan musik yang diinginkan, dengan kualitas yang tinggi.
Komposer merupakan bagian yang integral dalam kehidupan masyarakat
barok, yang bekerja untuk Istana, gereja, kebutuhan kota dan pertunjukan
opera yang komersial.

2.

Karakteristik Umum Musik Barok

a.

Unity of mood

Kebanyakan karya-karya barok khususnya instrumental memiliki satu


kesan mood atau perasaan yang menyatu. Misalnya suatu karya musik

diawali dengan rasa bahagia, maka musik tersebut juga terus berlangsung
untuk membangun rasa bahagia dari awal hingga akhir. Komposer
menggunakan irama dan pola melodi tertentu untuk menggambarkan
suatu perasaan tertentu.
Karakteristik ini tidak berlaku untuk kebanyakan karya vocal jaman Barok.
Syair lagu akan menentukan perubahan mood. Perubahan mood yang
drastis dapat terjadi bila syair lagu menggambarkan perubahan pula.
Namun demikian kebanyakan perubahan itu terjadi setelah satu
gambaran perasaan dinyanyikan dalam durasi waktu yang panjang.

b.

Irama

Pola ritmik yang terdapat pada bagian awal sebuah karya musik barok,
biasanya akan diulangi terus sepanjang karya. Keberlanjutan gerak ritmik
tersebut memungkinkan musik barok memperoleh energi dan arah untuk
terus bergerak maju. Jarang ada karya Barok yang aliraran musiknya
terganggu. Perasaan ketukan/beat pada karya-karya jaman Barok lebih
nyata dibandingkan karya pada masa renaissance.

c.

Melody

Melodi pada musik barok juga menghasilkan perasaan berkelanjutan.


Suatu melodi yang diperdengarkan diawal karya akan terdengar lagi
secara berulang di sepanjang karya. Melalui pengolahan melodi seperti
repetisi, sekuens dan ornamentasi, sebuah frase melodi pendek akan
menjadi lebih panjang dan mengalir. Melodi jaman Barok memberikan
impresi ekspansi dinamika dibandingkan keseimbangan dan simetri.

d.

Terraced dinamik

Sejalan dengan pengolahan irama dan melodi, dinamika pada musik barok
juga mementingkan aspek kontinuitas atau keberlanjutan terus menerus.
Volume suara dipertahankan pada level tertentu untuk waktu yang agak
panjang. Bila terjadi perubahan maka perubahan itu memasuki level yang
lebih tinggi biasanya terjadi secara langsung tidak bertahap, seperti
pindah dari satu tingkat kekuatan/volume bunyi ke tingkat volume bunyi
yang lebih tinggi di atasnya. Perubahan cresscendo dan decressendo tidak
lazim pada musik Barok.

e.

Tekstur

Musik akhir jaman Barok kebanyakan memiliki tekstur poliphoni, dimana


dua atau lebih jalur suara saling berkompetisi untuk menarik perhatian
pendengar. Biasanya jalur suara sopran dan bas adalah jalur suara yang
penting. Imitasi melodi pada jalur suara satu ke jalur suara yang lain
adalah fenomena yang lazim. Walaupun demikian tidak semua musik
akhir jaman Barok bertekstur poliphoni. Ada juga karya yang
menggunakan kombinasi poliphoni dan homophoni, seperti pada
beberapa karya Handel dan karya-karya vocal jaman Barok
f.

Akor dan Basso Continuo

Akor (Chord) menjadi sesuatu yang penting mulai jaman Barok. Bila pada
masa sebelumnya keberlanjutan nada yang membentuk keindahan satu
alur melodi secara horisontal lebih dipentingkan, pada jaman Barok
perhatian dalam membuat melodi sudah didasari oleh keberadaan suara
bas sebagai dasar dalam penyusunan melodi. Seringkali composer
menciptakan melodi yang sesuai dengan akor yang diinginkan.
Perhatian terhadap akor juga berimplikasi pada munculnya karakteristik
lain yakni basso continuo.Basso continuo atau figured bass merupakan
iringan (accompaniment) yang ditulis dalam bentuk suara bas dan symbol
angka yang menggambarkan nada-nada bagian suatu akor yang boleh
dimainkan dalam bentuk improvisasi. Biasanya dimainkan paling tidak
oleh dua instrument yakni organ atau harpsichord dan instrument yang
bersuara rendah seperti cello atau bassoon. Dengan tangan kirinya para
pemain organ memainkan suara bass demikian pula dengan pemain cello
atau bassoon, sementara tangan kanan memainkan improvisasi akor.
Dengan basso continuo ini para pemain musik tidak direpotkan dengan
tulisan yang kompleks karena mereka cukup membaca symbol angka
saja.

g.

Syair dan Musik

Sebagaimana halnya komposer jaman renaissance, komposer jaman


barok juga menggunakan musik untuk menggambarkan kata-kata.
Misalnya surga digambarkan dengan nada tinggi, sementara neraka
dengan nada-nada yang rendah. Komposer barok seringkali menggunakan
not yang banyak dan padat untuk satu suku kata, untuk mendorong
penyanyi menunjukkan virtuositas atau kehebatannya dalam teknik
menyanyi. Kata-kata atau kalimat tertentu dapat diulangi beberapa kali
sepanjang musiknya.

h.

Orkestra Barok

Pada periode Barok orchestra masih didominasi oleh string


instrument. Dalam standard modern, orchestra barok terdiri dari sepuluh
sampai tiga puluh atau empat puluh pemain. Inti orchestra yakni basso
continuo (harpsichord dengan cello, double bass atau bassoon) dan upper
strings ( violin satu, violin 2 dan viola).Penggunaan instrument tiup kayu,
tiup logam dan perkusi bervariasi tergantung karya dan komposer.

3.

Fugue

Fugue adalah satu komposisi poliphoni yang didasari oleh satu tema
utama disebut subject. Fugue bisa dibuat untuk karya instrumen maupun
karya vokal. Tekstur fugue biasanya terdiri dari tiga, empat atau lima jalur
suara. Subject bisa diimitasi oleh berbagai jalur suara. Walaupun
keberadaan subject di sepanjang fugue menyiratkan keberlanjutan, tetapi
variasi ritmik, melodi dan perpindahan tangga nada memberikan kesan
makna yang berbeda di sepanjang karya.
Pada banyak fugue subject pada satu jalur suara biasanya diringi oleh
jalur melodi lain yang memiliki ide melodi berbeda disebut counter
melody. Counter melody selalu hadir bersama-sama subject baik dalam
jalur suara di bawahnya maupun di atasnya.
Sesudah pembukaan saat setiap suara mendapatkan giliran menyajikan
subject, composer bebas untuk memutuskan berapa banyak subject
diulangi, pada jalur suara mana, dan dalam tonalitas apa saja

Anda mungkin juga menyukai