Anda di halaman 1dari 16

FILOSOFIL ZAKAT PROFESI

BAYU DEFITRA
153610529
GENTA RIER LENNO AGATHA
153610528
GEOLOGI II B

PRODI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam menyelesaikan tugas ini penulis mungucapkan terima kasih
kepada :
1. Pak Drs. H. M. Ali Noer ,Ma. sebagai dosen pembimbing
2. Teman-teman yang ikut berpartisipasi
3. Dan orang tua murid yang sudah membantu dan mendukung dalam
pembuatan tugas ini.
Berkat beliaulah sehingga tugas makalah ini dapat di selesaikan dengan
baik dan benar.
Penulis menyadari sepenuh hati bahwa dalam pembuatan tugas
yang dibuat oleh penulis jauh dari kesempurnaan yang diharap kan dalam
semua pihak, khususnya pembaca. Untuk itu penulis membutuhkan saran
dan kritikan dari pembaca, agar tugas yang dibuat oleh penulis menjadi
sempurna dan bermanfaat bagi semua.
Terima kasih,

Pekanbaru, 20 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................4
1.2. Tujuan Penulisan................................................................................4
1.3. Ruang Lingkup...................................................................................4
1.4. Rumusan Masalah..............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
1.1. Pengertian...........................................................................................6
1.2. Pembahasan........................................................................................7
1.3. Pendapat Para Ahli.............................................................................13
BAB III PENUTUP
1.1. Kesimpulan.........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa wacana yang tengah
hangat dalam dunia zakat selama beberapa dekade terakhir ini adalah
diperkenalkannya instrument zakat profesi di samping zakat fitrah dan
zakat maal (zakat harta). Dengan munculnya zakat profesi ini
memunculkan banyak perbincangan. Mereka yang menentang penerapan
syariat zakat profesi ini beranggapan bahwa zakat profesi tidak pernah
dikenal sebelumnya di dalam syariat Islam dan merupakan hal baru yang
diada-adakan. Sedangkan mayoritas ulama kontemporer telah sepakat akan
legalitas zakat profesi tersebut.
Zakat profesi itu sendiri merupakan zakat yang dikeluarkan dari
penghasilan profesi atau hasil profesi bila telah sampai pada nisabnya.
Zakat profesi memang belum dikenal dalam khazanah keilmuan Islam,
jadi banyak diperdebatkan.
Maka dari itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
pengertian zakat profesi, profesi apa yang harus dizakati dan ketentuan
dalam zakat profesi.
2. Tujuan Penulisan
a. Untuk memahami pengertian dari zakat profesi
b. Untuk memahami profesi apa saja yang harus dizakati
c. Untuk memahami ketentuan-ketentuan dari zakat profesi
3. Ruang Lingkup
Penyaji akan membatasi materi mengenai Zakat, Terutama Zakat Profesi

4. Rumusan Masalah
a. Dasar Hukum Zakat Profesi
b. Tujuan Zakat Profesi
c. Sasaran Utama Zakta Profesi
d. Ancaman Bagi Yang Tidak Menunaikan
e. Hikmah Zakat

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
Profesi atau profession, dalam terminologi Arab dikenal dengan
istilah al-mihn. Kalimat ini merupakan bentuk jama dari al-mihnah yang
berarti pekerjaan atau pelayanan. Profesi secara istilah berarti suatu

pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, keahlian, dan kepintaran.


Yusuf al-Qardhawi lebih jelas mengemukakan bahwa profesi adalah
pekerjaan atau usaha yang menghasilkan uang atau kekayaan baik
pekerjaan atau usaha itu dilakukan sendiri, tanpa bergantung kepada orang
lain, maupun dengan bergantung kepada orang lain, seperti pemerintah,
perusahaan swasta, maupun dengan perorangan dengan memperoleh upah,
gaji, atau honorium. Penghasilan yang diperoleh dari kerja sendiri itu,
merupakan penghasilan proesional murni, seperti penghasilan seorang
dokter, insinyur, deseiner, advokat, seniman, penjahit, tenaga pengajar
(guru, dosen, dan guru besar), konsultan, dan sejenisnya. Adapun hasil
yang diperoleh dari pekerjaan yang dilakukan dengan pihak lain adalah
jenis-jenis pekerjaan seperti pegawai, buruh, dan sejenisnya. Hasil kerja
ini meliputi upah dan gaji atau penghasilan-penghasilan tetap lainnya yang
mempunyai nisab.
Adapun yang dimaksud dengan profesi dalam hal ini terbagi
menjadi dua macam yaitu:
1. Profesi yang penghasilnya diperoleh dengan cara usaha sendiri seperti
dokter, pengacara, kontraktor, arsitek, penjahit dan lain sebagainya.
2. Profesi yang penghasilannya diperoleh dengan cara bekerja pada orang
lain sehingga ia memperoleh gaji/imbalan, seperti pegawai negeri,
karyawan BUMN/BUMS, dan lain sebagai.
Menurut kaidah pencetus zakat profesi, bahwa orang yang
menerima gaji atau yang lainnya dikenakan zakat sebesar 2,5% tanpa
menunggu haul. Dalam hal ini, jelas tergambar bahwa zakat profesi
diambil sebesar 2,5% dari gaji pokok/penghasilan yang didapatkan. Zakat
profesi ini juga lahir dengan didasari bahwa apabila profesi petani dan
pedagang saja harus dikenai wajib zakat, maka penghasilan dokter,
kontraktor, pengacara atau lain sebagainya yang notabene memperoleh
penghasilan lebih besar dari petani dan pedagang seharusnya juga wajib
membayar zakat.

Adapun zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada tiap


pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendiri
maupun yang dilakukan bersama dengan orang/lembaga lain, yang
mendatangkan penghasilan (uang) yang memenuhi nisab (batas minimum
untuk bisa berzakat). Contohnya adalah profesi dokter, konsultan, advokat,
dosen, seniman, dan lain-lain.
2. Pembahasan
a. Dasar Hukum Zakat Profesi
1. Perintah untuk mengeluarkan infaq dari kasab yang dikaruniakan
oleh Allah kepada manusia sebagaimana Allah berfirman QS. Al
Baqarah 267.
Artinya :Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan
Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian
dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan
janganlah

kamu

memilih

yang

buruk-buruk

lalu

kamu

menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau


mengambilnya

melainkan

dengan

memincingkan

mata

terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha


Terpuji
2. Peringatan Allah terhadap orang yang menumpuk emas dan perak
dan tidak membelanjakannya di jalan Allah. Allah berfirman :
dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih (QS. At
Taubah : 34).
3. Hadits tentang orang yang wajib dipungut zakatnya: Rasulullah
saw bersabda kepada Muadz bin Jabal ketika diutus ke Yaman :
Sesungguhnya kamu akan mendatangi kaum Ahli Kitab. Jika kamu
datang kepada mereka, maka ajaklah mereka untuk mengucapkan
syahadatain. Jika mereka taat kepadamu, sampaikan kepada
mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka sholat lima waktu
sehari semalam. Jika mereka menuruti perintahmu, maka

samapaikan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan ke atas


mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya mereka dan
dikembalikan kepada orang-orang fakir di kalangan mereka. Jika
mereka menuruti perintahmu, maka hati-hatilah kamu dari harta
mereka yang berharga, dan hindarkanlah doa dari orang yang
terdzalimi, karena tidak ada hijab antara dia dengan Allah. (HR
Bukhari)
b. Tujuan Zakat Profesi
berdasarkan tujuan

disyariatkannya

zakat,

seperti

untuk

membersihkan dan mengembangkan harta serat menolong para


mustahik, zakat profesi juga mencerminkan rasa keadilan yang
merupakan ciri utama ajaran islam, yaitu kewajiban zakat pada semua
penghasilan dan pendapatan.
c. Sasaran Utama Zakat Profesi
1. Fakir dan Miskin
Fakir miskin adalah orang pertama yang diberi saham zakat oleh
Allah. Menurut Sayyid Sabiq, fakir miskin adalah orang-orang
yang ada dalam kebutuhan dan tidak mendapatkan apa yang
mereka perlukan. Sedangkan Imam asy-Syafii memberikan
pengertian tersendiri terhadap fakir miskin. Fakir adalah orang
yang tidak mempunyai harta dan tidak pula mempunyai mata
pencaharian. Sedangkan miskin adalah orang yang mempunyai
harta atau mata pencaharian tetapi di bawah kucukupan.
Oleh karena golongan fakir miskin ini adalah orang-orang
pertama yang diberi saham zakat oleh Allah, maka sasaran utama
zakat adalah untuk menghapuskan kemiskinan dan kemelaratan
dalam masyarakat Islam.
2. Amil zakat
Yang dimaksud amil zakat adalah orang-orang yang melaksanakan
kegiatan urusan zakat mulai dari para pungumpul sampai
bendahara dan penjaganya juga mulai dari pencatat sampai kepada

penghitung yang mencatat keluar masuknya zakat dan membagi


pada mustahiqnya
3. Muallaf
Adapun yang dimaksud muallaf adalah mereka yang diharapkan
kecenderungan atau keyakinannya dapat bertambah terhadap Islam,
atau terhalangnya niat jahat mereka atas orang miskin, atau
harapan akan adanya kemanfaatan mereka dalam membela dan
menolong kaum muslimin dari musuh
4. Riqab
Riqab adalah memerdekakan budak belian, hal ini
diambilkan

dalam

penggalan

ayat

adapun

penyaluran dana zakat pada golongan riqab masa sekarang dapat


diaplikasikan untuk membebaskan buruh-buruh kasar atau
rendahan

dari

belenggu

majikannya

yang

mengeksploitasi

tenaganya, atau membantu orang-orang yang tertindak dan


terpenjara, karena membela agama dan kebenaran.
Kondisi seperti ini banyak terjadi pada zaman sekarang,
apalagi melihat kondisi perekonomian negara dan masyarakat
semakin sulit diatasi. Dengan demikian pengembangan riqab
semakin luas sesuai dengan perkembangan sosial, politik dan
perubahan waktu
5. Garimin
Menurut Imam Malik, asy-Syafii dan Ahmad, bahwa orang
mempunyai hutang terbagi dua golongan. Pertama, orang yang
mempunyai hutang untuk kemaslahatan dirinya sendiri, dan kedua
adalah orang yang mempunyai hutang untuk kemaslahatan
masyarakat.
6. Fi Sabilillah
Di antara ulama dulu dan sekarang ada yang meluaskan arti
sabilillh, tidak khusus pada jihad yang berhubungan dengan
Tuhan, tetapi ditafsirkan pada semua hal yang mencakup
9

kemaslahatan taqarub dan perbuatan baik, sesuai dengan


penerapan arti asal kalimat tersebut.Menurut Zakiyah Darajat,
penggunaan kata sabilillh mempunyai cakupan yang sangat luas,
dan bentuk praktisnya hanya dapat ditentukkan pada kondisi
kebiasaan waktu. Kata tersebut dapat digunakan dalam istilah jalan
yang menyampaikan kepada keridaan Allah baik berupa
pengetahuan atau amal perbuatan.
7. Ibnu Sabil
Yang dimaksud Ibnu Sabil menurut ulama ialah qiyasan untuk
musafir, yaitu orang yang melintas pada suatu daerah ke daerah
lain untuk melaksanakan suatu hal yang baik, tidak untuk
kemaksiatan. Menurut golongan Syafii ada dua macam, yaitu:
orang yang akan bepergian dan yang sedang dalam perjalanan,
mereka berhak meminta bagian zakat meskipun ada yang
menghutanginya dengan cukup. Menurut golongan ini ibnu sabil
diberi dana zakat untuk nafkah, perbekalan dan apa saja yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.[10]
Zakiyah Darajat memasukkan dalam golongan ini adalah para
penuntut ilmu yang jauh dari orang tua dan kehabisan bekal dalam
rantauannya.
d. Ancaman Bagi Yang Tidak Menunaikan
Di dalam Al-Quran dan As-Sunnah banyak ancaman yang sangat
keras terhadap orang yang enggan membayar zakat, antara lain :
1. Harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, nanti pada hari Kiamat
akan dikalungkan di leher pemiliknya.
Firman Allah :
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil
(kikir) dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi
mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi
mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan
di lehernya kelak pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-

10

lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan


Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali
Imran : 180).
2. Bila harta yang tidak dikeluarkan zakatnya berupa binatang,
maka binatang itu nanti di hari kiamat akan datang dengan
jumlah yang lebih banyak, lalu menanduk dan menginjak-injak
pemiliknya.
3. Orang yang tidak mengeluarkan zakat akan diseterika lambung,
dahi, dan punggungnya sebagai azab nanti di hari kiamat.
Firman Allah :
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. pada
hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung
mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah
sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu. (QS. AtTaubah : 34-35)
4. Orang yang tidak menunaikan zakat, badannya akan ditembus
batu bata yang telah dipanaskan dalam neraka jahannam, mulai
dari pentil susu (payudara) hingga pangkal bahu
e. Hikmah Zakat
Hikmah dari zakat antara lain:
1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan
mereka yang miskin.
2. Pilar amal jamai antara mereka yang berada dengan para mujahid
dan dai yang berjuang dan berdawah dalam rangka meninggikan
kalimat Allah SWT.
3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk

11

4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.


5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
6. Untuk pengembangan potensi ummat
7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna
bagi ummat.

3. Pendapat Para Ahli


Menanggapi persoalan zakat profesi ini, para ulama ahli fiqih
zaman dahulu dan zaman sekarang berpendapat mengenai zakat profesi
ini. Berdasarkan dalil-dalil yang mereka pahami, maka pandangan ulama
tentang permasalahan ini terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Para ulama menolak adanya zakat profesi ini.
Sebab Pendapat & Dalil Penentang Zakat Profesi Mereka
mendasarkan pandangan bahwa masalah zakat sepenuhnya
masalah 'ubudiyah. Sehingga segala macam bentuk aturan dan
ketentuannya hanya boleh dilakukan kalau ada petunjuk yang jelas
dan tegas atau contoh langsung dari Rosulullah SAW. Bila tidak
ada, maka tidak perlu membuatbuat aturan baru. Diantara mereka
yang berada dalam pandangan seperti ini adalah Fuqaha kalangan
Zahiri seperti Ibnu Hazm dan lainnya dan juga Jumhur Ulama,
kecuali Mazhab Hanafiyah yang memberikan keluasaan dalam
kriteria harta yang wajib dizakati. Umumnnya Ulama Hijaz seperti
Syaikh Abdullah bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin,
dan lainnya tidak menyetujui zakat profesi. Bahkan Syaikh Dr.
Wahbah Az-Zuhaily pun menolak keberadaan zakat profesi sebab
zakat itu tidak pernah dibahas oleh para ulama salaf sebelum ini.

12

Umumnya Kitab FiqihKlasik memang tidak mencantumkan adanya


zakat profesi.
b. Para ulama mendukung adanya zakat profesi.
Pendapat ini dikemukakan oleh Syaikh Abdur Rahman
Hasan, Syaikh Muhammad Abu Zahrah, Syaikh Abdul Wahab
Khalaf dan Syaikh Yusuf Qaradhawi. Mereka berpendapat bahwa
semua penghasilan melalui kegiatan profesi dokter, konsultan,
seniman, akunting, notaries, dan sebagainya, apabila telah
mencapai nishab, maka wajib dikenakan zakatnya. Para Peserta
muktamar Internasional Pertama tentang zakat di Kuwait pada 29
Rajab 1404 H / 30 April 1984 M juga sepakat tentang wajibnya
zakat profesi bila mencapai nishab, meskipun mereka berbeda
pendapat dalam cara mengeluarkannya. Pendapat ini dibangun
berdasarkan :
1. Ayat-ayat

Al-Quran

yang

bersifat

umum

yang

mewajibkan semua jenis harta untuk dikeluarkan


zakatnya, seperti dalam QS. At-Taubah (9) :103, QS.
Al-Baqarah (2) : 267, dan QS. Adz-Zaariyat (51) : 19.
2. Dari sudut keadilan yang merupakan cirri utama ajaran
Islam penetapan kewajiban zakat pada setiap harta yang
dimiliki akan terasa sangat jelas, dibandingkan dengan
hanya menetapkan kewajiban zakat pada komoditikomoditi tertentu saja yang konvensional. Petani yang
saat ini kondisinya secara umum kurang beruntung,
tetap harus berzakat, apabila hasil pertaniannya telah
mencapai nishab. Karena itu sangat adil pula, apabila
zakat inipun bersifat wajib pada penghasilan yang
didapatkan para dokter, konsultan, seniman, akunting,
notaries, dan profesi lainnya.
3. Sejalan dngan perkembangan kehidupan ataumanusia,
khususnya dalam bidang ekonomi, kegiatan penghasilan
melalui keahlian dan profesi ini akan semakin
berkembang dari waktu ke waktu. Bahkan akan menjadi
13

kegiatan ekonomi yang utama, seperti terjadi di Negaranegara industry sekarang ini. Penetapan kewajiban
zakat kepadanya, menunjukkan betapa hukum Islam
sangat aspiratif dan responsive terhadap perkembangan
zaman. Afif Abdul Fatah Thabari menyatakan bahwa
aturan dalam Islam itu bukan saja sekedar berdasarkan
pada keadilan bagi seluruh umat manusia, akan tetapi
sejalan dengan kemaslahatan dan kebutuhan hidup
manusia, sepanjang zaman dan keadaan, walaupun
zaman itu berbeda dan berkembang dari waktu ke
waktu (Ruuh al-Dien al-Islamy, hal. 300)

BAB III
14

PENUTUP
1. Simpulan
Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan
profesi ( guru, dokter, aparat, dan lain-lain ) atau hasil profesi

bila telah sampai pada nisabnya


Profesi yang dizakati adalah profesi yang dikerjakan sendiri
tanpa tergantung kepada orang lain, berkat kecekatan tangan
ataupun otak. Dan profesi yang dikerjakan seseorang buat
pihak lain-baik pemerintah, perusahaan, maupun perorangan
dengan memperoleh upah, yang diberikan, dengan tangan,

otak, ataupun kedua-duanya


Ketentuan-ketentuan zakat profesi adalah ditentukan batas
minimal nishab dan harus menjalani haul (putaran satu tahun)

DAFTAR PUSTAKA
1. Lambara,

Zarkoni.

2014.

http://ronylambara.blogspot.co.id/2014/12/makalah-zakat-profesi.html.
Diakses pada 20 Maret 2016 jam 14:29 di Pekanbaru.
2. Sadudin,
2013.
sadudinm.wordpress.com/resensi-film/zakat-profesidalam-perspektif-hukum-islam-fiqh/. Diakses pada 20 Maret 2016 jam
13:40 di Pekanbaru.

15

3. Saputra, Denny. 2012. kerandamimpi.blogspot.co.id/2012/03/makalahzakat-profesi.html. Diakses pada 20 Maret 2016 jam 14:24 di Pekanbaru.
4. Solikh, 2014. solikhaton.blogspot.co.id/2014/04/makalah-tentang-zakatprofesi-yang-ada.html. Diakses pada 20 Maret 2016 jam 13:55 di
Pekanbaru.

16

Anda mungkin juga menyukai