Anda di halaman 1dari 9

SAP 1: Keberadaan Birokrasi dalam Negara

1. Asas utama demokrasi


a. Pengakuan atas hak asasi, martabat, kebebasan, dan partisipasi rakyat
dalam pengambilan keputusan di pemerintahan suatu Negara
b. Menempatkan rakyat sebagai pemilik Negara dan berhak untuk
melakukan kontrol atas segala sesuatu yang dilakukan oleh Negara
2. Model umum demokrasi (David Held)
a. Demokrasi Partisipatif : Pengambilan keputusan melibatkan warga
negara secara langsung
b. Demokrasi Liberal : Menggunakan pejabat yang dipilih untuk mewakili
kepentingan warga negara dalam kerangka aturan undang-undang
3. Demokrasi Langsung Birokrasi
a. Weber berpendapat bahwa birokrasi tidak dapat tumbuh dalam
demokrasi langsung, karena sulit mengatur administrasi untuk struktur
massa. Demokrasi langsung berjalan dengan syarat:
i. Organisasi bersifat lokal atau terbatas jumlah anggotanya
ii. Kedudukan sosial tidak boleh berbeda
iii. Fungsi administrative harus sederhana dan stabil
iv. Harus ada pengembangan dengan jalan dan cara yang objektif
4. Demokrasi Tidak Langsung
a. Rakyat tidak selalu harus terlibat langsung dalam tata kelola
pemerintahan
b. Pemerintah dipilih untuk mewakili rakyat, bertindak, dan
bertanggungjawab terhadap rakyat
5. Makna Birokrasi
Ada 3 makna birokrasi (Farashmand)
a. Batasan birokrasi dalam pandangan tradisional. Dalam konteks ideal,
birokrasi adalah gambaran efisiensi organisasi untuk pelaksanaan
kebijakan yang terkait dengan fungsinya sebagai mesin tata kelola
b. Mengacu pada organisasi yang besar, memiliki struktur yang komplek,
lengkap dengan visi-misi, fungsi-fungsi dan proses bisnis di dalamnya,
serta dampaknya yang signifikan terhadap lingkungan internal maupun
eksternal. Konsep birokrasi dengan demikian menjadi konsep sistem
yang terbuka, di mana birokrasi diasumsikan dapat bekerja
menyesuaikan dengan dinamika lingkungannya.
c. Perluasan pemaknaan birokrasi yang juga terdapat di tata kelola
lembaga militer dan keamanan pemerintahan, di sektor publik maupun
swasta.
6. Pemerintahan oleh rakyat hubungannya dengan birokrasi
Dalam arti luas maknanya adalah Pemerintah yang diberikan mandat oleh
rakyat melalui sistem pemilihan umum, harus bekerja untuk dan atas nama
kehendak dan keinginan rakyat. Birokrasi ada di dalam unit-unit organisasi
pemerintah yang berperan memperlancar, mendukung dan membantu
mewujudkan kehendak rakyat
7. Tipe ideal birokrasi
a. Pembagian kerja
b. Seleksi dan promosi berbasis system merit
c. Remunerasi

d. Hirarki
e. Patuh pada wewenang
f. Rantai Komando
g. Formalisasi, mengutamakan aturan dan disiplin
8. Kritik terhadap birokrasi (Niskanen)
Birokrasi dengan sumber daya maksimum dan kekuatan monopoli oleh
penguasa, distribusi penyediaan barang dan jasa dibuat tidak efisien dan
tidak responsif untuk masyarakat maupun politisi
9. Rasionalitas Peran Birokrasi dalam Pemerintahan
a. Negara sebagai the big organization memiliki struktur yang rumit
dengan tata kelola yang dinamakan birokrasi.
b. Birokrasi bercirikan pada formalization, centralization dan complexcity
yang rigid. Padahal peran birokrasi harus efisien dan efektif
10.Kedudukan Birokrasi dalam Pemerintahan Demokrasi
a. Aliran Neo-Liberalisme mempengaruhi ide-ide tentang bagaimana
seharusnya birokrasi dalam konteks demokrasi
b. Konteks Demokrasi Liberal, birokrasi diharapkan dapat menjalankan
administrasi secara efisien dan efektif dan memihak rakyat dan bukan
tuannya
11.Implikasi dari definisi Administrasi Negara
a. Birokrasi terdapat di unit organisasi/instansi/lembaga pemerintah
b. Birokrasi bertugas sebagai:
i. Supporting system organisasi pemerintah
ii. Sebagai pelayanan public
12.Kedudukan Birokrasi terhadap cabang kekuasaan dalam negara
(eksekutif,legislative,yudikatif)
SAP 2. Patologi Birokrasi
1. Teori Kurva J Birokrasi
a. Birokrasi Weberian ternyata memiliki hubungan yang tidak linier
dengan kinerja dan efisiensi
b. Pada organisasi besar, hirarkhi seharusnya menghasilkan efisiensi,
akan tetapi jika berlebihan maka menghasilkan sebaliknya.
c. Spesialisasi seharusnya menghasilkan kinerja, namun yang terjadi
sebaliknya
2. Kecenderungan Birokrasi Patologi
a. Penerapan prinsip birokrasi Weberian yang berlebihan seperti :
hirarkhi, SOP, Peraturan-peraturan, dan Standar, serta interaksi
dengan lingkungan pemerintahan yang tidak atau kurang kondusif.
(Caiden, Bosman, Sondang, dalam Dwiyanto, 2011)
3. Siagian : Patologi Birokrasi
Patologi birokrasi dapat muncul karena beberapa hal yaitu;
a. Persepsi dan gaya manajerial pejabat
b. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
c. Tindakan birokrat yang melanggar norma hukum
d. Manifestasi perilaku birokrasi yang bersifat disfungsional
e. Akibat situasi internal dalam berbagai instansi dalam lingkungan
pemerintahan.
4. Akibat Patologi Birokrasi

a.
b.
c.
d.

Perilaku Paternalistik
Hirarki ketergantungan bawah pada atasan
Kinerja tidak menjadi penting
Rekruitmen birokrat lebih tergantung pada spoil system ketimbang
merit system
e. Budget maximazing
f. ABS (Asal Bapak Senang)
g. Mal administrasi dan disfungsional
5. Model Kinerja Birokrasi Indonesia

6. Politik dan Birokrasi


Birokrasi memiliki kekuatan besar :
1. Tenure (Masa jabatan) yang panjang
2. Size atau ukuran atau skala cakupan baik jumlah birokrat maupun varian
tugas
3. Salaries secara full-time
4. Spesialis/expertise
5. Dekat dengan Kewenangan Pengambil Keputusan baik di eksekutif,
legislatif dan yudikatif
7. Hubungan politik dan birokrasi
a. Dengan kekuatan tersebut birokrasi menjadi suatu organisasi formal
pemerintahan yang mampu mempengaruhi berbagai keputusan
penting termasuk dalam hal politik, ekonomi, hukum, sosial dan
hankam. Politik adalah the use of power
b. Kekuatan birokrasi dalam menguasai power akan menghasilkan
abuse of power yakni birokrasi yang korup
c. Politik-birokrasi menempatkan pengambilan keputusan bukan pada
mekanisme demokrasi dan pasrtisipasi, melainkan pada kekuasaan
internal segelintir elit-elit penguasa dalam negara, sehingga hilangnya
representasi keinginan masyarakat.
8. Patologi Birokrasi Positif
a. Dapat menjadi koreksi atau evaluasi terhadap birokrasi itu sendiri
b. Masyarakat atau lingkungan birokrasi akan bersikap kritis menentang
dan melakukan reformasi birokrasi. Keberhasilan reformasi sangat
tergantung pada bekerjanya sistem demokrasi dan hukum secara adil.
9. Patologi Birokrasi Negatif
a. Inmobilism-inability to function
b. Partisipasi yang sangat kecil, dan dalam bentuk procrastination (sering
menunda-nunda) yaitu bentuk partisipasi dengan penurunan mutu
atau kualitas pelayanan.

c. Masalah Koordinasi yang menghambat


d. Diskrepansi kewenangan
e. Resistensi terhadap perubahan
SAP 3. Nilai-Nilai Publik
1. Pengertian Nilai Publik
Nilai-nilai publik adalah kebiasaan, norma perilaku, konvensi,budaya, yang
berasal dari individu, keluarga, masyarakat dan umum baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis.
2. Nilai dalam Public Service (OECD, 2000)
Pelayanan public adalah kepercayaan masyarakat. Masyarakat berharap
aparat pemerintah melayani kepentingan public dengan keadilan dan
mengatur sumber daya secara tepat dalam kehidupan sehari-hari. Adil dan
tepercaya kepentingan publik mengilhami kepercayaan publik. Etika
pelayanan public adalah prasyarat untuk mendapat dukungan kepercayaan
public, dan kunci dari good gocernance
3. Dimensi Etika Publik dalam Pelayanan Publik

4. Budaya-Etnik dalam Pelayanan Publik


a. Etik berarti bahwa fungsi pelayanan publik akan berjalan baik
tergantung pada trust.
b. Standar tinggi dalam pelayanan publik dapat menembus persepsi
publik tentang pelayanan
5. Etika dan Mindset
a. Etika: Tertulis
b. Mindset: Ada di dalam pemikiran seseorang
6. Fungsi Etika dalam Birokrasi

7. Nilai dalam Pelayanan Publik


Tolok ukur perilaku etis adalah menggambarkan perasaan dan pemikiran
seseorang. Apakah berupa kecenderungan bertindak atau tidak bertindak
secara etis (Cooper, 1987).
8. Tindakan Etis
a. Reflektif: Didasarkan pada pemikiran dan alasan
b. Berprinsip: Mengacu pada nilai,norma dan hukum
c. Normatif: Pilihan-pilihan bertindak atau sebaliknya

9. Perubahan Mindset
a. Penguasa menjadi pelayan
b. Wewenang menjadi peranan
c. Jabatan adalah amanah yang harus dipertanggunjawabkan

10.Kerangka dinamis system governance

SAP 4. Birokrasi dan Governance


1. Definisi Governance
Governance adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan
sosial yang melibatkan sektor negara dan sektor non-negara dalam
suatu usaha kolektif.
Terminologi governance membantah pemahaman formal tentang
hanya bekerjanya institusi-institusi negara di mana aktor lain pasif.
Governance mengakui bahwa didalam masyarakat terdapat banyak
pusat pengambilan keputusan yang bekerja pada tingkat yang
berbeda.
2. Good Governance
Good Governance juga mencapai hasil yang diinginkan dengan cara yang
konsisten dengan nilai-nilai organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku
3. Karakteristik Good Governance (UNDP)
a. Mengikut sertakan semua, transparansi dan bertanggung jawab, efektif
dan adil.
b. Menjamin adanya supremasi hukum.
c. Menjamin bahwa prioritas-prioritas politik, sosial dan ekonomi didasarkan
pada konsesus masyarakat.
d. Memperhatikan kepentingan mereka yang paling miskin dan lemah dalam
proses pengambilan keputusan menyangkut alokasi sumber daya
pembangunan
4. Standar tinggi etika perilaku
a. Komitmen pada tujuan, nilai, dan dipandu oleh rencana strategis
b. Kejelasan peran dan tanggung jawab
c. Kontrol finansial yang efektif
d. Fokus pada sumber daya manusia
e. Transparan dan akuntabel terhadap hasil
5. Dinamika Governance

a. Governance bukan sesuatu yang terjadi secara chaotic, random atau


tidak terduga
b. Ada aturan-aturan main yang diikuti oleh berbagai aktor yang berbeda
adanya wewenang yang dijalankan oleh negara. Wewenang
diasumsikan tidak diterapkan secara sepihak, melainkan melalui
semacam konsensus dari pelaku-pelaku yang berbeda maka pelaku
diluar pemerintah harus memiliki kompetensi untuk ikut membentuk,
mengontrol, dan mematuhi wewenang yang dibentuk secara kolektif

6. Governance dalam konteks pembangunan


a. Dalam konteks pembangunan, governance didefinisikan : mekanisme
pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial untuk tujuan
pembangunan
b. Good governance : adalah mekanisme pengelolaan sumber daya
ekonomi dan sosial yang substansial dan penerapannya untuk
menunjang pembangunan yang stabil dengan syarat utama efisien dan
(relatif) merata.
7. Governance menurut UNDP
Tata pemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi politik dan
administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat.
Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembagalembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan
kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan
menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka.
8. Membangun Good Governance
Dengan mengubah cara kerja Pemerintah, Membuat pemerintah accountable,
Membangun pelaku-pelaku di luar negara cakap untuk ikut berperan
membuat sistem baru yang bermanfaat secara umum.
9. Prinsip-Prinsip Good Governance
a. legitimasi politik
b. Kerjasama dengan institusi masyarakat sipil
c. Kebebasan berasosiasi dan berpartisipasi
d. Akuntabilitas birokratis dan keuangan (financial)
e. Manajemen sektor publik yang efisien
f. Kebebasan informasi dan ekspresi
g. Sistem yudisial yang adil dan dapat dipercaya
10.Peran Masyarakat dalam Good Governance
Untuk mengimbangi peran negara, masyarakat/ warga yang kompeten
dibutuhkan melalui diterapkannya sistem demokrasi, rule of law, hak asasi
manusia, dan dihargainya pluralisme.
11.Model Good Enough Governance
a. Perlu adanya intervensi untuk menyumbang pemikiran pada praktik
GG selama ini, yang ternyata masih banyak dipertanyakan
b. Memberikan perhatian langsung untuk mempertimbangkan kondisi
minimal dari model tata kelola yang sejalan dengan pembangunan
ekonomi dan politik saat ini

c. Konsep good enough governance menyediakan suatu model atau


platform untuk menjawab pertanyaan yang ada seputar Good
Governance terkait dengan perubahan institutional dan inisiatif
capacity building pemerintah yang saat tersebut dipandang penting
dan esensial bagi pembangunan
SAP 5. Partisipasi Masyarakat
1. Bureaucratic Polity
a. Kekuasaan sepenuhnya oleh birokrat (sipil maupun militer) atau juga
oleh individu (kelompok) yang memperalat birokrasi sebagai mesin
politik. Jadi pemegang kekuasaan bukanlah rakyat, melainkan para
birokrat itu sendiri. Tidak ada Kedaulatan Rakyat . Artinya praktik
Politik oleh rakyat melalui perwakilan rakyat bersifat semu
b. Dampak Bureaucratic Polity
i. Pemerintahan yang otoriter
ii. Matinya partisipasi publik dalam pengambilan keputusan
iii. Tidak ada kontrol terhadap birokrasi.
iv. Tugas sebagai pelayanan publik digantikan dengan tugas
sebagai pelayan kekuasaan
v. Hilangnya rasionalitas manajemen
vi. Hilangnya netralitas politik
c. Dimensi Partisipasi
i. Jenis partisipasi apa yang dipertimbangkan;
ii. Siapa yang berpartisipasi di dalamnya,
iii. Bagaimana partisipasi terjadi (metode)
iv. Alasan mengapa diperlukan partisipasi
v. Bagaimana mengontrol partisipasi
d. Partisipasi dalam Pembangunan
Kontribusi masyarakat untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pembangunan dalam mempromosikan proses-proses demokratisasi
dan pemberdayaan dikenal sebagai partisipasi dalam dikotomi
instrumen (means) dan tujuan (ends).
e. Urgensi Partisipasi Masyarakat
i. Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan, implementasi, dan
evaluasi kebijakan (pertanda negara demokrasi)
ii. Kontrol masyarakat terhadap pemerintah
iii. Kekuasaan ditangan rakyat dan bukan di tangan sekelompok
elite
iv. Efisiensi dan efektifitas pembangunan dan pelayanan public
f. Metode Partisipasi Masyarakat
i. Inisiatif berpartisipasi datang dari pemerintah atau masyarakat
local
ii. Bersifat sukarela atau terpaksa/dipaksa
iii. Partisipasi bersifat top-down atau bottom-up
iv. Bentuk partisipasi, individu atau kolektif, formal atau informal,
langsung atau tidak langsung
SAP 6. Public Trust

1. Background Pemahaman
a. Kepercayaan publik tergantung pada integritas para pemangku
kepentingan
b. Mengandung nilai-nilai kejujuran, transparansi yang dapat dilihat dan
dirasakan oleh masyarakat atas pekerjaan/tugas-tugas pemerintah.
Berimplikasi terhadap pemilu dan melibatkan suatu relasi 2
pihak/individu.
2. Hubungan Trust terhadap Organisasi (Meyer, 1995)
Mengambil konsensus secara umum diantara para peneliti dan praktisi,
bahwa trust / kepercayaan adalah penting dalam ranah aktivitas dan proses
organisasi seperti tim kerja, kepemimpinan, goal setting, penilaian kerja, dan
perilaku kerjasama
3. Hubungan Trust terhadap Individu
Menurut Mishra (1996), sebagai suatu keinginan keikhlasan individu terhadap
keikhlasan individu lain berdasarkan (a) kompetensi, (b) keterbukaan (c)
perhatian, dan (d) reliability. Menurut Lewicki, McAllister, dan Bies, sebagai
keyakinan seseorang, dan kesediaan untuk bertindak atas dasar katakata,tindakan, dan keputusan
4. Trust: Kepercayaan rakyat secara rasional terhadap pemerintah karena
kinerja yang baik dalam delivery barang-jasa kebutuhan rakyat (Job, 2005)
5. Konsep Public Trust

6. Public Trust: Suatu hubungan relasional dan rasional antara pemerintah dan
warganegaranya, yang didasarkan atas kepercayaan bahwa pemerintah
mampu bekerja dengan baik dalam memenuhi kebutuhan rakyat,
memberikan dukungannya dalam bentuk kesediaan untuk partisipasi dan
menaati semua regulasi
7. Membangun Citra dan Opini
a. Citra pelayanan publik yang di branding (branding images)
b. Research kepuasan pelanggan secara rutin
c. Membangun opini dan relasi publik
d. Membangun partisipasi publik
e. Membangun social-trust
8. Hubungan antara Good Governance dan Kepercayaan Publik (Seppo Tiihonen,
2004)
Prinsip dasar dalam era pemerintahan politikal baru adalah kepercayaan,
menciptakan modal sosial dan jaringan. Melihat bahwa kepercayaan
menciptakan rekan-rekan, komunitas, kreativitas, membangun pembelajaran
dan sinergi
9. Kompetensi Kelembagaan Governance

a. People tidak akan trust bila kelembagaan pemerintah tidak bisa


diandalkan. Kelembagaan yang competence adalah kelembagaan yang
terpercaya dan mampu
10.Integritas Praktik Hubungan Antaraktor Governance
Hubungan antar aktor governance pada dasarnya interaksi yang bersifat
relasional dan saling menguntungkan, tergantung pada kejujuran masingmasing aktor dalam membagiinformasi. Praktik asymetric relationship
antar aktor akan menghilangkan trust. AR adalah ketimpangan dalam
penguasaan informasi
11.Dampak Kepercayaan Publik terhadap Birokrasi
a. Positif
i. Memiliki modal public trust yang menghasilkan umpan balik
bagi birokrasi untuk menjadi lebih baik lagi
ii. Dukungan untuk government akan lebih kuat dan tidak mustahil
terpeilih lagi
b. Negatif
i. Hilangnya kepercayaan publik menyebabkan hilangnya
dukungan rakyat terhadap penguasa dan hilangnya kesempatan
untuk mempertahankan kekuasaan melalui pemilu

Anda mungkin juga menyukai