Rang Kuman
Rang Kuman
d. Hirarki
e. Patuh pada wewenang
f. Rantai Komando
g. Formalisasi, mengutamakan aturan dan disiplin
8. Kritik terhadap birokrasi (Niskanen)
Birokrasi dengan sumber daya maksimum dan kekuatan monopoli oleh
penguasa, distribusi penyediaan barang dan jasa dibuat tidak efisien dan
tidak responsif untuk masyarakat maupun politisi
9. Rasionalitas Peran Birokrasi dalam Pemerintahan
a. Negara sebagai the big organization memiliki struktur yang rumit
dengan tata kelola yang dinamakan birokrasi.
b. Birokrasi bercirikan pada formalization, centralization dan complexcity
yang rigid. Padahal peran birokrasi harus efisien dan efektif
10.Kedudukan Birokrasi dalam Pemerintahan Demokrasi
a. Aliran Neo-Liberalisme mempengaruhi ide-ide tentang bagaimana
seharusnya birokrasi dalam konteks demokrasi
b. Konteks Demokrasi Liberal, birokrasi diharapkan dapat menjalankan
administrasi secara efisien dan efektif dan memihak rakyat dan bukan
tuannya
11.Implikasi dari definisi Administrasi Negara
a. Birokrasi terdapat di unit organisasi/instansi/lembaga pemerintah
b. Birokrasi bertugas sebagai:
i. Supporting system organisasi pemerintah
ii. Sebagai pelayanan public
12.Kedudukan Birokrasi terhadap cabang kekuasaan dalam negara
(eksekutif,legislative,yudikatif)
SAP 2. Patologi Birokrasi
1. Teori Kurva J Birokrasi
a. Birokrasi Weberian ternyata memiliki hubungan yang tidak linier
dengan kinerja dan efisiensi
b. Pada organisasi besar, hirarkhi seharusnya menghasilkan efisiensi,
akan tetapi jika berlebihan maka menghasilkan sebaliknya.
c. Spesialisasi seharusnya menghasilkan kinerja, namun yang terjadi
sebaliknya
2. Kecenderungan Birokrasi Patologi
a. Penerapan prinsip birokrasi Weberian yang berlebihan seperti :
hirarkhi, SOP, Peraturan-peraturan, dan Standar, serta interaksi
dengan lingkungan pemerintahan yang tidak atau kurang kondusif.
(Caiden, Bosman, Sondang, dalam Dwiyanto, 2011)
3. Siagian : Patologi Birokrasi
Patologi birokrasi dapat muncul karena beberapa hal yaitu;
a. Persepsi dan gaya manajerial pejabat
b. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
c. Tindakan birokrat yang melanggar norma hukum
d. Manifestasi perilaku birokrasi yang bersifat disfungsional
e. Akibat situasi internal dalam berbagai instansi dalam lingkungan
pemerintahan.
4. Akibat Patologi Birokrasi
a.
b.
c.
d.
Perilaku Paternalistik
Hirarki ketergantungan bawah pada atasan
Kinerja tidak menjadi penting
Rekruitmen birokrat lebih tergantung pada spoil system ketimbang
merit system
e. Budget maximazing
f. ABS (Asal Bapak Senang)
g. Mal administrasi dan disfungsional
5. Model Kinerja Birokrasi Indonesia
9. Perubahan Mindset
a. Penguasa menjadi pelayan
b. Wewenang menjadi peranan
c. Jabatan adalah amanah yang harus dipertanggunjawabkan
1. Background Pemahaman
a. Kepercayaan publik tergantung pada integritas para pemangku
kepentingan
b. Mengandung nilai-nilai kejujuran, transparansi yang dapat dilihat dan
dirasakan oleh masyarakat atas pekerjaan/tugas-tugas pemerintah.
Berimplikasi terhadap pemilu dan melibatkan suatu relasi 2
pihak/individu.
2. Hubungan Trust terhadap Organisasi (Meyer, 1995)
Mengambil konsensus secara umum diantara para peneliti dan praktisi,
bahwa trust / kepercayaan adalah penting dalam ranah aktivitas dan proses
organisasi seperti tim kerja, kepemimpinan, goal setting, penilaian kerja, dan
perilaku kerjasama
3. Hubungan Trust terhadap Individu
Menurut Mishra (1996), sebagai suatu keinginan keikhlasan individu terhadap
keikhlasan individu lain berdasarkan (a) kompetensi, (b) keterbukaan (c)
perhatian, dan (d) reliability. Menurut Lewicki, McAllister, dan Bies, sebagai
keyakinan seseorang, dan kesediaan untuk bertindak atas dasar katakata,tindakan, dan keputusan
4. Trust: Kepercayaan rakyat secara rasional terhadap pemerintah karena
kinerja yang baik dalam delivery barang-jasa kebutuhan rakyat (Job, 2005)
5. Konsep Public Trust
6. Public Trust: Suatu hubungan relasional dan rasional antara pemerintah dan
warganegaranya, yang didasarkan atas kepercayaan bahwa pemerintah
mampu bekerja dengan baik dalam memenuhi kebutuhan rakyat,
memberikan dukungannya dalam bentuk kesediaan untuk partisipasi dan
menaati semua regulasi
7. Membangun Citra dan Opini
a. Citra pelayanan publik yang di branding (branding images)
b. Research kepuasan pelanggan secara rutin
c. Membangun opini dan relasi publik
d. Membangun partisipasi publik
e. Membangun social-trust
8. Hubungan antara Good Governance dan Kepercayaan Publik (Seppo Tiihonen,
2004)
Prinsip dasar dalam era pemerintahan politikal baru adalah kepercayaan,
menciptakan modal sosial dan jaringan. Melihat bahwa kepercayaan
menciptakan rekan-rekan, komunitas, kreativitas, membangun pembelajaran
dan sinergi
9. Kompetensi Kelembagaan Governance