Unilever Indonesia
PT. Unilever Indonesia (ULI) merupakan cabang dari perusahaan
Multinasional Inggris-Belanda. Dengan mempekerjakan karyawan sebanyak 2000
orang, ULI memproduksi barang kebutuhan sehari-hari (Consumer Goods) seperti
Lux, Lifeboy, Rinso, Sunlight, Blue Band, Flora, Royco, Walls, Lipton,
Pepsodent, Close Up, Sunsilk, Dimension, Brisk, Citra, Ponds, Rexona dan Axe.
Produk yang dihasilkan ULI merupakan hasil lisensi dari perusahaanperusahaan lain yang telah memiliki patent, copyright, dan tradename. Dengan
lisensi tersebut ULI mempunyai hak untuk memproduksi, memakai merk dan
memasarkan produk dari lisensor dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati dengan memberikan imbalan berupa royalti.
Sejak berdiri sampai dengan saat ini ULI menunjukkan perkembangan
usaha yang pesat dilihat dari skala usaha dan hasil usaha. Salah satu kunci sukses
ULI terletak pada strategi pengembangan Sumber Daya Manusianya, yaitu
penerapan program indonesianisasi manajemennya.
B. Cara Perekrutan Karyawan PT. Unilever Indonesia
PT. Unilever Indonesia merupakan perusahaan swasta yang memiliki
tingkat perkembangan yang cukup pesat. Hal ini tentunya berjalan bersamaan
dengan peningkatan kebutuhan akan tenaga kerja. Permasalahan yang muncul
adalah karyawan hasil proses rekrutmen secara reguler kurang mampu untuk
beradaptasi dengan tanggung jawab pekerjaan dan lingkungan yang baru. Pekerja
yang tidak produktif merupakan kerugian yang besar terhadap perusahaan. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, Human Resources Department, PT. Unilever
Indonesia mendesain suatu program perekrutan, seleksi, dan pelatihan yang
tergabung dalam program Latihan Kerja (LATKER). Program LATKER adalah
suatu program yang merupakan bagian dari proses rekrutmen dan seleksi
karyawan yang didalamnya dilakukan suatu pemberian keahlian yang dibutuhkan
perusahaan. Peserta program ini memiliki status tidak terikat kerja dengan
perusahaan.
Dengan desain program LATKER, PT. Unilever Indonesia berharap
mendapatkan karyawan dengan tingkat kemampuan yang sesuai dengan
Dengan adanya pelatihan atau training tersebut maka perusahaan telah ikut
serta dalam mengembangkan karir para karyawannya baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui program pelatihan dan pendidikan tersebut. Hal
ini tentu saja akan menambah keahlian dan dapat membuka kesempatan berkarir
yang lebih tinggi bagi para karyawannya. Sehingga hal ini perlu dilakukan oleh
berbagai perusahaan yang ingin meningkatkan mutu sumber daya manusianya
demi kemajuan perusahaan juga.
Dalam bidang atau masalah keselamatan dan kesehatan, perusahaan ini
memiliki misi tersendiri untuk menjadi perusahaan dengan tingkat kecelakaan nol.
Jadi perusahaan ini tak kenal kompromi dalam mendukung dan memfasilitasi
kesehatan dan karyawan di seluruh operasional perusahaan dengan cara memupuk
budaya perilaku aman dikalangan karyawan dan mitra usaha. Semakin
berkembangnya perusahaan ini maka resiko kecelakaan kerja juga akan
meningkat. Oleh karena itu, kesadaran akan keselamatan kerja menjadi semakin
penting dalam aktivitas bisnis dalam kegiatan sehari-hari perusahaan. Selama tiga
tahun terakhir, melalui kampanye keselamatan From Zero to Hero perusahaan
ini telah meningkatkan kesadaran karyawan dalam menjaga keselamatan diri
sendiri maupun orang-orang lain di sekitar mereka.
Pada Tahun 2013, Perusahaan Unilever ini meluncurkan BESAFE
(Behaviour-Based-Safety), sebuah program yang berfokus untuk menanamkan
perilaku aman/safety behavior dalam diri karyawan. Jadi pada intinya, program
ini, yang mengacu pada program Behavioural Safety Excellence, yang
mengharuskan seluruh karyawan perusahaan untuk mengetahui risiko pekerjaan
mereka; dan untuk selalu berperilaku aman untuk menghindari risiko atau bahaya,
baik untuk diri mereka sendiri maupun orang-orang lain di sekitar mereka.
Program BESAFE meliputi pelatihan bagi semua orang mulai dari pekerja pabrik
hingga jajaran Direksi.