Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
ii
PERSETUJUAN
Judul
: SISTEM
KEAMANAN
RUANGAN
DENGAN
: TUGAS AKHIR
Nama
: 052408080
Program Studi
Departemen
: FISIKA
Fakultas
: MATEMATIKA
ALAM
(FMIPA)
DAN
ILMU
PENGETAHUAN
UNIVERSITAS
SUMATERA
UTARA
Diluluskan di
Medan, September 2008
Diketahui
Departemen Fisika FMIPA USU
Ketua Program Studi D3 FIN
Pembimbing
Dra. Justinon, M. Si
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
iii
PERNYATAAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
SYARIF ABDILLAH S.
052408080
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
iv
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahuwataala, sang penguasa
langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya. Yang senantiasa melimpahkan
karunia-Nya dan selalu memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Sallallahualaihiwassalam sang pembawa petunjuk dan selalu menjadi inspirasi dan
teladan bagi penulis.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih
kepada Dekan dan Pembantu Dekan FMIPA USU, Ketua Jurusan DIII Fisika
Instrumentasi Bapak Drs.Syahrul Humaidi,M.Sc. Sekretaris Jurusan Departemen
Fisika Ibu Dra. Justinon,M.Si. sekaligus sebagai Dosen Pembimbing penulis dalam
penulisan dan penyusunan tugas akhir ini yang telah banyak membantu dan
memberikan kepercayaan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Serta kepada seluruh staf dan Dosen pengajar di Departemen Fisika FMIPA USU
yang telah banyak membantu penulis selama menempuh pendidikan di bangku
perkuliahan.
Tak lupa penulis berikan penghargaan dan penghormatan kepada keluarga
tercinta, Ayahanda Juhari Sitorus dan Ibunda Sumisah, serta Abang Surya Alamsyah
S,SE. dan kakak Safrida Mayasari S,SE. yang telah banyak memberikan bantuan moril
maupun materil selama ini. Spesial buat Sri Hariati Anggraini (Ankgrie) yang telah
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama ini. Bang Bryan Habsyah
terima kasih atas segala bantuan dan kerja samanya semoga Allah membalasnya
dengan pahala terbaik. Buat sahabat-sahabat seperjuanganku : Agunk, Choir, Citra,
Poetra, Wahyu, dan anak-anak kos M38 2008, terima kasih untuk semua kebaikan
yang kalian berikan, serta untuk seluruh keluarga besar FIN-05. Semoga Allah
Subhanahuwataala melimpahkan kesejahtraan dan keselamatan kepada kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk perbaikan dan kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini
dimasa yang akan datang. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat kepada
para pembaca dan memberikan suatu inspirasi bagi penerapan teknologi dalam
kehidupan sehari-hari.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk merancang alat keamanan pada gedung, rumah, ataupun
sebuah ruangan, dengan menggunakan sistem pengendalian dari jarak jauh. Alarm
akan aktif dan handphone akan menghubungi pemiliknya jika ada orang yang masuk.
Menggunakan sensor cahaya yang berguna untuk pengamanan sebuah tempat
penyimpanan barang-barang berbahaya, atau untuk menjaga keamanan suatu tempat
penyimpanan barang berharga dari orang-orang yang tidak berwenang terhadap
barang-barang berharga tersebut. Konsep kerja dari alat ini menerima cahaya sebagai
input LDR yang kemudian diinverter oleh LDR juga, sehingga pada saat ada cahaya
yang diterima oleh LDR1, panggilan ini tidak akan bekerja namun akan bekerja pada
saat tidak ada cahaya yang diterima oleh LDR1. LDR2 digunakan sebagai pemicu
pada rangkaian monostabil timer 555. Untuk melakukan pengendalian ini digunakan
handphone sebagai media komunikasinya. Sinyal dari handphone akan diperkuat oleh
Op Amp dan masuk ke DTMF, kalau ternyata sinyal yang diterima merupakan
kombinasi nada yang sesuai dengan ketentuan, DTMF akan mengeluarkan kode biner
sesuai dengan kombinasi nada tersebut. Keluaran dari DTMF ini akan diproses oleh
mikrokontroller AT89S51. Pada mikrokontroler telah dimasukkan program yang akan
mengeksekusi perintah dari DTMF untuk menjalankan saklar yang terhubung pada
pintu.Dengan cara demikian rumah dapat dipantau dari jarak jauh sehingga keamanan
rumah dapat terjaga.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
vi
DAFTAR ISI
Persetujuan ............................................................................................................ ii
Pernyataan............................................................................................................... iii
Penghargaan ........................................................................................................... iv
Abstrak ................................................................................................................... v
Daftar isi ................................................................................................................. vi
Daftar Tabel ......................................................................................................... viii
Daftar Gambar ........................................................................................................ ix
Bab I Pendahuluan
.......................................................................................... 1
2.1.2
2.1.3
2.4.2
2.4.3
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
vii
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
viii
DAFTAR TABEL
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
ix
DAFTAR GAMBAR
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
dan
mengetahui
cara
kerja
rangkaian
sistem
keamanan
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
a. Cara kerja rangkaian yang meliputi analisis rangkaian pada tiap blok, serta
menguraikan secara umum fungsi masing-masing blok.
b. Pemanfaatan sensor optik (LDR) dan IC Timer sebagai suatu komponen pada
rangkaian system keamanan.
c. Pengendalian keamanan dari jarak jauh menggunakan handphone berbasis
basis AT 89S51.
1.5. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini diperoleh melalui beberapa
metode. Adapun metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan.
Penulis mengumpulkan data dan teori yang dibutuhkan dalam penulisan tugas
akhir melalui buku-buku dan referensi lainnya yang berkaitan dengan tugas
akhir ini.
2. Lembar data (Datasheet) komponen yang dipakai pada alat
Lembar data (Datasheet) merupakan data-data yang dikeluarkan oleh produsen
komponen elektronika mengenai fungsi, karakteristik dan data-data penting
lainnya tentang komponen hasil produksi dari produsen komponen elektronika
yang bersangkutan
3. Pengujian Alat.
Data diperoleh setelah alat yang dibuat diuji dan diambil kesimpulan kemudian
dilakukan pengujian tersebut.
4. Berkonsultasi dengan Dosen pembimbing.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
PENDAHULUAN
Dalam hal ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan,
batasan masalah, metode pengumpulan data untuk penulisan tugas
akhir, serta sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan
untuk pembahasan meliputi gambaran umum, prinsip kerja, spesifikasi
dan keunggulan sensor yang digunakan, teori pendukung itu antara lain
tentang power supply, rangkaian monostabil, IC Timer 555, LDR, relay
dan komponen pendukung lainnya.
BAB III
RANCANGAN SISTEM
Pada bab ini dipaparkan mengenai rangkaian-rangkaian yang
digunakan pada sistem keamanan dan pengendaliannya dari jarak jauh
yang meliputi prinsip kerja dan fungsi rangkaian.
BAB IV
PENGUJIAN RANGKAIAN
Pembahasan rangkaian yang dijalankan serta pengujian rangkaian.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
BAB V
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
BAB II
LANDASAN TEORI
Sensor cahaya berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang ada di sekitar kita. Sensor
yang terkenal untuk mendeteksi cahaya ialah LDR. LDR adalah singkatan dari light
dependent resistor yaitu resistor yang tergantung pada cahaya.
LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Saklar
cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat yang menggunakan
LDR. Akan tetapi karena responsnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR tidak
digunakan pada situasi dimana intesitas cahaya berubah secara drastis.
LDR merupakan sebuah sensor jenis semikonduktor yang dibuat dari cadmium
selenoide dan timah sulfida. Sebuah light dependent resistor (LDR) terdiri dari sebuah
piringan bahan semilkonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. LDR
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
tergantung pada cahaya, artinya nilai tahanannya akan berubah-ubah apabila terkena
cahaya yang diterima.
Dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya
mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil. Hanya tersedia
sedikit elektron bebas untuk mengalirkan muatan listrik. Hal ini berarti bahwa, bahan
bersifat sebagai konduktor yang buruk untuk arus listrik. Dengan kata lain, nilai
tahanan bahan sangat tinggi.
Di bawah cahaya yang cukup terang, lebih banyak elektron yang melepaskan
diri dari atom-atom bahan semikonduktor ini. Terdapat lebih banyak elektron bebas
yang dapat mengalirkan muatan listrik. Dalam keadaan ini, bahan bersifat sebagai
konduktor yang baik. Semakin terang cahaya yang mengenai bahan, semakin banyak
elektron bebas yang tersedia, dan semakin rendah pula tahanan listrik bahan.
Prinsip kerjanya bila sinar atau cahaya mengenai permukaan yang kondusif
dari LDR, maka tahanannya menjadi lebih kecil dan arusnya menjadi lebih besar
sedangkan bila tidak ada sinar yang mengenai permukaan maka nilai tahanannya akan
menjadi besar tergantung dari intensitas cahaya yang masuk pada permukaan kondusif
dari LDR.
Sebuah LDR dirangkai seri dengan satu resistor yang nilainya dapat diubah
dan satu resistor yang nilainya tetap. Rangkaian seri ini berfungsi sebagai pembagi
tegangan.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
Saat LDR terkena cahaya tegangan yang ada pada resistor R1 menjadi besar
karena tahanan pada R1 lebih besar dari tahanan LDR akibatnya transistor dalam
keadaan saturasi (jenuh), dan tegangan kolektor TR (Vc) sebesar 0 VOLT. Tegangan
0 Volt ini tidak menggerakan SCR sehingga SCR dalam keadaan off dan relay tidak
bekerja sehingga lampu padam.
Pada saat LDR tidak terkena cahaya maka tegangan yang ada pada R1 menjadi
kecil. Karena nilai tahanan pada LDR menjadi lebih besar daripada tahanan R1.
akibatnya transistor berubah menjadi cut off (terputus) dan tegangan kolektor R1 (Vp)
menjadi sama dengan Vcc. Tegangan ini dapat menggerakkan SCR, sehingga SCR
dalam keadaan ON ( bekerja ) dan dapat mengaktifkan relay.
IC timer 555 adalah salah satu komponen yang sangat luas pengunaannya. Komponen
ini pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Sugnetic, tetapi saat ini sudah
diproduksi hampir setiap pabrik-pabrik semikonduktor.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
IC logika biasanya dikendalikan oleh suatu detak (Clock) dari sumber detak
(Oscilator). Periksa bagian-bagian pembangkit detak, misalnya IC NE 555. Untuk
memeriksa keluaran detak dari NE 555, periksa pin 3 dari IC NE 555, sudah
menghasailkan detak berupa pulsa atau belum.
Timer 555 beroperasi pada power supply dc +5v s.d. +18V dengan stabilitas
temperatur 50ppm/C(0,005%/C). Output 555 dapat berupa arus sink/source hingga
200mA. IC 555 kompatibel dengan komponen-komponen TTL, CMOS, op-amp,
transistor dan jenis IC linear lain.
Timer 555 dapat beroperasi baik sebagai monostabil maupun astabil. Keluaran
gelombang kotak yang dihasilkan dapat memiliki variasi duty cycle mulai dari 50
99.9% dan frekuensi kurang dari 0,1Hz sampai dengan lebih dari 100KHz.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
10
Operasi monostabil (gambar) membutuhkan masukan pulsa trigger pada pin2 dari IC
555. Masukan trigger berupa drop level tegangan lebih dari+2/3Vcc menuju tegangan
kurang dari +Vcc/ 3.
Rangkaian 555 terdiri atas dua buah komparator tegangan (COMP1 dan
COMP2), sebuah flip-flop kontrol R-S(reset/set) yang dapat direset dari luar melalui
pin 4, sebuah penguat pembalik output (A1), dan sebuah transistor discharge (Q1).
Level bias kedua kompartor ditentukan oleh resistor-resistor pembagi tegangan (Ra,
Rb, dan Rc) yang terdapat antara Vcc dan ground. Input inverting komparator1 diberi
masukan 2/3Vcc dan input noninverting dari komparator2 diberi masukan 1/3Vcc.
Ground (pin1)
Pin ini merupakan titik referensi untuk seluruh sinyal dan tegangan pada
rangkaian 555, baik rangkaian intenal maupun rangkaian eksternalnya.
Trigger (pin2)
Masukan trigger biasanya dijaga pada tegangan lebih dari 1/3Vcc agar output
pin3 dari IC555 low. Jika masukan trigger menjadi low (<1/3Vcc) mengakibatkan
output pin3 menjadi high. Otput pin3 akan bertahan high selama masukan
triggernya low, tetapi tidak serta merta menjadi low ketika pin2 kembali high.
Output (pin3)
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
11
a)
Sebuah beban luar (Rl) dihubungkan antara output 555 dan Vcc.Maka, arus hanya
akan mengalir melalui beban tersebut jika output 555 dalam keadaan low. Pada
saat tersebut Rl dgroundkan melalui pin1 sehingga mengalir arus Rs1 dari pin3 ke
pin1(ground).
b)
RL dihubungkan antara pin3 dan ground, maka ketika output pin3 high maka Rl
terhubung dengan Vcc melalui Rs2 dan pin8.
Reset (pin4)
Pin reset ini terhubung dengan input preset dari R-S flip-flop kontrol. Jika pin4
diberi masukan low output dari 555 akan serta merta menjadi low. Biasanya, jika
tidak digunakan pin4 dihubungkan ke Vcc untuk menjaga agar tidak terjadi keadaan
low.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
12
akan mengubah duty cycle outputnya. Jika pin5 tidak digunakan harus dihubungkan
dengan decoupling kapasitor 0,01-0,1mikroFarad.
TreshHold (pin6)
Discharge (pin7)
Pin ini terhubung ke kaki kolektor transistor NPN Q1 dan kaki emiter Q1
terhubung ke groud, basis Q1 terhubung dengan Qnot R-S flip-flop. Ketika output 555
high maka Qnot low menyebabkan resistansi CE sangat besar sehingga Q1 off.
Ketika Qnothigh CE resistensinya sangat kecil menyebabkan CE grounded sehingga
Q1 on. Dengan kata lain, pin7 grounded (arus mengalir dari pin7 lewat CE ke pin1)
Vcc(pin8)
Vcc (sumber tegangan dc) dihubungkan antara pin8 dengan pin1 (ground).
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
13
outputnya akan kembali low. Outpt oneshot akan tetap low sampai ada trigger
lainnya. IC 555 dapat dioperasikan sebagai MMV dengan menambahkan rangkaian
eksternal yang sesuai.
tegangan,
input
inverting
Apabila pin2 dieri masukan trigger, pada saat pulsatrigger bergerak menuju
tegangan kurang dari 1/3Vcc seperti yang terlihat pada gambar, maka input
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
14
2/3 = 1 - (-t/RC)
-1/3 = -(-t/RC)
1/3 = (-t/RC)
ln(1/3) = -t/RC
-1.0986123 = -t/RC
t = 1.0986123RC
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
15
t = 1.1RC
nomalnya
tertutup yang lama, bila kumparan 1 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke
terminal A, sebaliknya bula kumparan 2 dialiri arus maka saklar akan terhubung
ke terminal B.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
16
Sebuah relay yang tipikal dari jenis ini dapat diaktifkan dalam waktu sekitar 10
ms. Sebagian besar relay modern ditempatkan di dalam sebuah kemasan yang
sepenuhnya tertutup rapat. Relay-relay yang berukuran lebih besar dapat
menyambungkan arus hingga 10 A pada tegangan 250 V AC. Tegangan maksimum
untuk pensaklaran DC selalu jauh lebih rendah, seringkali bahkan hanya setengah,
dari tegangan maksimum untuk AC.
Keuntungan relay :
Kekurangan relay :
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
17
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
18
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
19
oscilator
pembentuk
clock
yang
menentukan
kecepatan
kerja
Microcontroller.
Memori merupakan bagian yang sangat penting pada Microcontroller.
Microkontroller memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.
Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC
kehilangan catu daya. Sesuai dengan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori
penyimpanan program ini dinamakan sebagai memori program.
Random Access Memory (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu
daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang dipakai
untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.
Ada berbagai jenis ROM. Untuk Microcontroller dengan program yang sudah
baku dan diproduksi secara massal, program diisikan kedalam ROM pada saat IC
Microcontroller dicetak dipabrik IC. Untuk keperluan tertentu Microcontroller
menggunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang
disingkat menjadi PROM (PEROM). Dulu banyak UV-EPROM (Ultra Violet
Eraseable Programble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah
ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
20
Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S51 adalah flash
PEROM, program untuk mengendalikan Microcontroller diisikan ke memori itu lewat
bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89C4051 flash PEROM Programmer.
Memori data yang disediakan dalam chip AT*(S51 sebesar 128 kilo byte
meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah
cukup.
AT89S51 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver/Transmiter)
yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data
seri (RXD dan TXD) diletakkan berhimpitan dengan P1.0 dan P1.1. pada kaki nomor
2 dan 3, sehingga kalau sarana input/output bekerja menurut fungsi waktu. Clock
penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau clock yang
diumpan dari luar lewat T0 dan T1/T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5,
sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/output paralel kalau T0
dan T1 dipakai.
AT89S51 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya
adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini
berhimpitan dangan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur
input/output paralel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi.
Port1 dan 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya merupakan yang
secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Function Register
(SFR).
2.4.2 Pin-Pin pada Mikrokontroler AT89S51
Deskripsi pin-pin pada Microcontroller AT89S51 :
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
21
AT89S8252
1
2
3
4
5
6
7
8
P1.0
Vcc
P1.1
P0.0 (AD0)
P1.2
P0.1 (AD1)
P1.3
P0.2 (AD2)
P1.4
P0.3 (AD3)
P1.5
P0.4 (AD4)
P1.6
P0.5 (AD5)
P1.7
P0.6 (AD6)
9
10
11
12
13
14
15
16
17
RST
P0.7 (AD7)
P3.0 (RXD)
EA/VPP
P3.1 (TXD)
ALE/PROG
P3.2 (INT0)
PSEN
P3.3 (INT1)
P2.7 (A15)
P3.4 (T0)
P2.6 (A14)
P3.5 (T1)
P2.5 (A13)
P3.6 (WR)
P2.4 (A12)
P3.7 (RD)
P2.3 (A11)
18
19
20
XTAL2
P2.2 (A10)
XTAL1
P2.1 (A9)
GND
P2.0 (A8)
40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
22
Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat
mengaksememori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan
mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull
up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini
dapat memberikan output sink keempat buah input TTL.
Port 3 (Pin 10 pin 17)
Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga
mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut :
Nama pin
Fungsi
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
23
Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat
selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG)
selama memprogam Flash.
PSEN (pin 29)
Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.
EA (pin 31)
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan
menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika
kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada
memori internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12
Volt.
XTAL1 (pin 19)
Input untuk clock internal.
XTAL2 (pin 18)
Output dari osilator.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
24
MOV R0,#80h
Loop: ...........
............
DJNZ R0,Loop
............
R0 -1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan
meneruskan ke perintah pada baris berikutnya.
3. Instruksi ACALL
Instruksi ini berfungsi untuk memanggil suatu rutin tertentu. Contoh :
.............
ACALL TUNDA
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
25
.............
TUNDA:
.................
4. Instruksi RET
Instruksi RETURN (RET) ini merupakan perintah untuk kembali ke rutin
pemanggil setelah instruksi ACALL dilaksanakan. Contoh,
ACALL TUNDA
.............
TUNDA:
.................
RET
5. Instruksi JMP
(Jump)
(Jump if bit)
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang
dimaksud berlogika high (1). Contoh,
Loop:
JB P1.0,Loop
.................
7. Instruksi JNB
Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang
dimaksud berlogika Low (0). Contoh,
Loop:
JNB P1.0,Loop
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
26
.................
8. Instruksi CJNZ
R0 = 20h
................
DEC R0
R0 = R0 1
.............
R0 = 20h
................
INC R0
R0 = R0 + 1
.............
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
27
BAB III
RANCANGAN SISTEM
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
28
rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan (+) 12 volt DC langsung dihasilkan
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
29
oleh regulator tegangan LM7812. Dan tegangan (-) 12 volt dihasilkan oleh regulator
tegangan LM7912
Pin 18 dan 19
dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33 pF. XTAL ini akan mempengaruhi
kecepatan
program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke
tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang
merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai
multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program
eksternal. Pada port 0 ini masing masing pin dihubungkan dengan resistor 4k7 ohm.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
30
Resistor 4k7 ohm yan dihubungkan ke port 0 befungsi sebagai pull up( penaik
tegangan ) agar output dari mikrokontroller dapat mntrigger transistor. Pin 1 sampai 8
adalah port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3.
Pin 39 yang merupakan P0.0 dihubungkan dengan sebuah resistor 330 ohm dan
sebuah LED. Ini dilakukan hanya untuk menguji apakah rangkaian minimum
mikrokontroller AT89S51 sudah bekerja atau belum. Dengan memberikan program
sederhana pada mikrokontroller tersebut, dapat diketahui apakah rangkaian minimum
tersebut sudah bekerja dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubug ke Pin 39
sudah bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum
tersebut telah siap digunakan. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground
pada power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan
+ 5 volt dari power supplay.
3.4 Rangkaian DTMF Dekoder.
Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah nada tone yang diterima menjadi 4
bit data biner. Rangkaian DTMF decoder datunjukkan oleh gambar berikut ini :
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
31
Pengua tan A
R2 220.000
733 kali
R1
300
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
32
Driver ini berfungsi untuk memutar motor stepper searah dengan jarum jam atau
berlawanan arah dengan jarum jam. Rangkaian ini akan dikendalikan oleh
mikrokontroler AT89S51. Jadi dengan memberikan sinyal high secara bergantian ke
input dari rangkaian driver motor stepper tersebut, maka pergerakan motor stepper
sudah dapat dikendalikan oleh mikrokontroler AT89S51.
Rangkaian driver motor stepper ini terdiri dari empat masukan dan empat
keluaran, dimana masing-masing masukan dihubungkan dengan mikrokontroler
AT89S51 dan keluarannya dihubungkan ke motor stepper. Rangkaian ini akan bekerja
memutar motor stepper jika diberi sinyal high (1) secara bergantian pada ke-4
masukannya.
Rangkaian ini terdairi dari 4 buah transistor NPN TIP 122. Masing-masing
transistor dihubungkan ke P0.0, P0.1, P0.2 dan P0.3 pada mikrokontroler AT89S51.
Basis dari masing-masing transistor diberi tahanan 10 Kohm untuk membatasi arus
yang masuk ke transistor. Kolektor dihubungkan dengan kumparan yang terdapat pada
motor stepper, kemudian kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan 12 volt.dan
emitor dihubungkan ke ground.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
33
Jika P0.0 diberi logika high (1), yang berarti basis pada transistor TIP 122
mendapat tegangan 5 volt, maka transistor akan aktip. Hal ini akan menyebabkan
terhubungnya kolektor dengan emitor, sehingga kolektor mendapatkan tegangan 0 volt
dari ground. Hal ini menyebabkan arus akan mengalir dari sumber tegangan 12 volt ke
kumparan, sehingga kumparan akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini
akan menarik logam yang ada pada motor, sehingga motor mengarah pada kumparan
yang memiliki medan magnet tesebut.
Jika kemudian P0.0 di beri logika low (0), yang berarti transistor tidak aktip
dan tidak ada arus yang mengair pada kumparan, sehingga tidak ada medan magnet
pada kumparan. Dan disisi lain P0.1 diberi logika high (1), sehingga kumparan yang
terhubung ke P0.1 akan menghasilkan medan magnet. Maka motor akan beralih
kearah kumparan yang terhubung ke P0.1 tersebut.
diberikan secara bergantian pada input dari driver motor stepper, maka motor stepper
akan berputar sesuai dengan arah logika high (1) yang diberikan pada inputnya.
Untuk memutar dengan arah yang berlawanan dengan arah yang sebelumnya,
maka
logika high (1) pada input driver motor stepper harus diberikan secara
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
34
Hand
Phone
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
35
Output rangkaian (pin 3) biasanya berada pada level 0 V. Output ini akan naik
dalam sekejap hingga mencapai level tegangan catu positif, ketika timer dipicu
menjadi aktif . Output akan jatuh, juga dalam sekejap, ke titik 0 V di akhir pulsa.
Akibat cahaya dari LED yang mengenai permukaan kondusif dari LDR, maka
tahanannya menjadi lebih kecil dan arusnya menjadi lebih besar sehingga rangkaian
ini dapat dimanfaatkan sebagai input pemicu rangkaian monostabil timer 555,
sedangkan bila tidak ada sinar yang mengenai permukaan maka nilai tahanannya akan
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
36
menjadi besar tergantung dari intensitas cahaya yang masuk pada permukaan kondusif
dari LDR2.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
37
BAB IV
PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM
Mov r6,#255
Djnz r6,$
Djnz r7,tnd
Ret
menerus. Perintah Setb P0.0 akan menjadikan P0.0 berlogika high yang menyebabkan
transistor aktif, sehingga LED menyala. Acall tunda akan menyebabkan LED ini
hidup selama beberapa saat. Perintah Clr P0.0 akan menjadikan P0.0 berlogika low
yang menyebabkan transistor tidak aktif sehingga LED akan mati. Perintah Acall
tunda akan menyebabkan LED ini mati selama beberapa saat. Perintah Sjmp Loop
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
38
akan menjadikan program tersebut berulang, sehingga akan tampak LED tersebut
tampak berkedip.
Lamanya waktu tunda dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut :
Kristal yang digunakan adalah kristal 12 MHz, sehingga
membutuhkan waktu =
Mnemonic
1 siklus mesin
12
1 mikrodetik.
12 MHz
Siklus
Waktu Eksekusi
MOV
Rn,#data
DJNZ
2 x 1 d = 2 d
2 x 1 d = 2 d
RET
1 x 1 d = 1 d
= 130.054
djnz r7,loop3
djnz r2,loop8
ret
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan program di atas adalah 130.054 detik
atau 0,130054 detik dan dapat dibulatkan menjadi 0,13 detik.
Jika program tersebut diisikan ke mikrokontroller AT89S51, kemudian
mikrokontroller dapat berjalan sesuai dengan program yang diisikan, maka rangkaian
minimum mikrokontroller AT89S51 telah bekerja dengan baik.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
39
4.2
Rangkaian driver motor stepper ini terdiri dari empat masukan dan empat keluaran,
dimana masing-masing masukan dihubungkan dengan mikrokontroler AT89S51 dan
keluarannya dihubungkan ke motor stepper. Rangkaian ini akan bekerja memutar
motor stepper jika diberi sinyal high (1) secara bergantian pada ke-4 masukannya.
Rangkaiannya seperti gambar di bawah :
Rangkaian ini terdiri dari 4 buah transistor NPN TIP 122. Masing-masing transistor
dihubungkan ke P0.0, P0.1, P0.2 dan P0.3 pada mikrokontroler AT89S51. Basis dari
masing-masing transistor diberi tahanan 10 Kohm untuk membatasi arus yang masuk
ke transistor. Kolektor dihubungkan dengan kumparan yang terdapat pada motor
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
40
diberikan secara bergantian pada input dari driver motor stepper, maka motor stepper
akan berputar sesuai dengan arah logika high (1) yang diberikan pada inputnya.
Untuk memutar dengan arah yang berlawanan dengan arah yang sebelumnya,
maka
logika high (1) pada input driver motor stepper harus diberikan secara
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
41
Program diawali dengan memberikan nilai 11h pada pada accumulator (a),
kemudian program akan memasuki rutin buka pintu. Nilai a diisikan ke port 0,
sehingga sekarang nilai port 0 adalah 11h. Ini berarti P0.0 dan P0.4 mendapatkan
logika high sedangkan yang lainnya mendapatkan logika low, seperti table di bawah
ini,
P0.7 P0.6 P0.5 P0.4 P0.3 P0.2 P0.1 P0.0
P0
Rl
a
Dst..................
Gambar 4.2 Perputaran Nilai pada Accumulator
Nilai pada accumulator (a) yang awalnya 11h, setelah mendapat perintah Rl
a, maka nilai pada accumulator (a) akan merubah menjadi 22h. Kemudian program
akan melihat apakah kondisi sensor buka pintu dalam keadaan high (1) atau low (0).
Jika high (1),
Nilai yang ada pada accumulator (a), akan kembali diisikan ke port 0, maka
nilai di port 0 akan berubah menjadi 22h, ini berarti P0.1 dan P0.5 mendapatkan
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
42
logika high sedangkan yang lainnya mendapatkan logika low, seperti table di bawah
ini,
P0.7 P0.6 P0.5 P0.4 P0.3 P0.2 P0.1 P0.0
P0
Rr
a
Dst...................
Gambar 4.3. Perputaran Perintah Rr
4.3. Pengujian Rangkaian Penguat
Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan cara mengukur tegangan
pada input dari Op-Amp dan tegangan pada outputnya. Dari hasil pengukuran didapat
nilai tegangan sebagai berikut :
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
43
Kondisi
Input
Output
0,9 mV
172,2 mV
Ada sinyal
18,3 mV
1,93 V
Tombol
LED1
LED2
LED3
LED4
ON
OFF
OFF
OFF
OFF
ON
OFF
OFF
ON
ON
OFF
OFF
OFF
OFF
ON
OFF
ON
OFF
ON
OFF
OFF
ON
ON
OFF
ON
ON
ON
OFF
OFF
OFF
OFF
ON
ON
OFF
OFF
ON
OFF
ON
OFF
ON
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
44
ON
ON
OFF
ON
OFF
OFF
ON
ON
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Nilai tahanan LDR akan berubah apabila terkena cahaya yang diterima.
Karakteristik inilah yang dapat digunakan untuk memicu rangkaian
monostabil.
2. Panjang pulsa yang dihasilkan oleh rangkaian monostabil timer 555 ditentukan
oleh resistor pewaktu (timing) R dan kapasitor pewaktu C. Panjang pulsa itu
sendiri adalah: t = 1,1RC.
3. DTMF decoder dapat merubah tone yang ada pada inputnya menjadi 4 bit data
biner. Output dari rangkaian ini dihubungkan ke mikrokontroler sehingga
mikrokontroler dapat mengenali data yang dikirimkan oleh rangkaian ini untuk
kemudian diolah oleh mikrokontroler untuk melaksanakan instruksi yang
diinginkan
4. Driver motor stepper yang digunakan untuk menggerakkan motor stepper
menggunakan prinsip transistor sebagai saklar elektronik. Jika basis pada
transistor mendapat tegangan 5 volt, maka transistor akan aktif. Hal ini akan
menyebabkan terhubungnya kolektor dengan emitor, sehingga kolektor
mendapatkan tegangan 0 volt dari ground. Hal ini menyebabkan arus akan
mengalir dari sumber tegangan 12 volt ke kumparan, sehingga kumparan akan
menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini akan menarik logam yang ada
pada motor stepper, sehingga motor stepper mengarah pada kumparan yang
memiliki medan magnet tersebut.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
46
5.2 Saran
1. Sumber cahaya yang digunakan untuk mengenai sensor LDR sebaiknya
berasal dari cahaya sinar laser, karena cahaya ini tidak begitu jelas terlihat oleh
mata.
2. Penggunaan kartu pada handphone pengirim sebaiknya menggunakan kartu
pasca bayar, agar pemanggilan ke handphone pemilik tidak terganggu oleh
jumlah pulsa yang dimiliki handphone pengirim.
3. Sumber arus listrik yang digunakan sebaiknya berasal dari baterai, hal ini
untuk menghindari terjadinya pemadaman listrik utama.
4. Dalam pengembangan selanjutnya, rangkaian ini dapat digunakan untuk sistem
kontrol otomatis dari jarak jauh, dan agar rangkaian yang digunakan tidak
terganggu, sebaiknya alat ini dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan
terlindungi, sehingga penggunaannya dapat lebih efektif.
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009
47
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: gramedia
Syarif Abdillah Sitorus : Sistem Keamanan Ruangan Dengan Sensor LDR Dan Handphone, 2008.
USU Repository 2009