Anda di halaman 1dari 12

Tugas Paper Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi

Green Computing Pada Perusahaan Google

Nama Kelompok
Christian Tang (1501170822)
Rahman (1501167746)
Martin Sinaga (1501172191)
Hans Sihuandy (1501158464)
Susan Prasetio (1501143632)

Abstrak

Pada zaman modern saat ini, Teknologi semakin maju dan berkembang,
dimana teknologi tersebut membantu memudahkan pekerjaaan yang dikerjakan pada
kehidupan sehari-hari, sehingga para user terus melakukan inovasi pada bidang teknologi.
Salah satu perkembangan teknologi yang diterapkan yaitu pada bidang Teknologi
informatika, perkembangan teknologi informatika diliat dari berbagai sudut pandang, salah
satunya pada lingkungan sehari-hari. Oleh karena itu maka dibuatkan suatu cara yang
disebut Green Computing. Green Computing merupakan suatu cara dimana para user
menggunakan suatu perangkat komputerisasi dengan memanfaatkan sumber daya energi
sebaik mungkin sehingga menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.
Paper ini berfokus pada sejarah perkembangan Green Computing , konsep
Green Computing, solusi Green Computing, serta contoh perusahaan yang menerapkan
Green Computing.
Kata Kunci : Green Computing, Data Center, Prinsip Green Computing

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Teknologi semakin maju dan berkembang bersamaan dengan perkembangan zaman,
teknologi telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari dimana teknologi berperan
besar dalam berbagai kegiatan yang dikerjakan sehari-hari, oleh karena itu teknologi saat ini
berkembang menjadi lebih canggih dan berdasarkan perkembangan teknologi, penggunaan
energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari teknologi tersebut juga sangat besar.
Salah satu perangkat teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari
yaitu komputer, komputer merupakan salah satu perangkat teknologi yang penggunaan
energy nya sangat besar sehingga dapat membuat pihak pengguna merasa terbebani dalam
faktor penggunaan biaya.
Oleh karena itu pada zaman modern ini banyak user yang mulai memikirkan cara
dalam penghematan energy pada suatu teknologi yang semakin lama semakin lebih canggih,
Green Computing merupakan salah satu metode yang diciptakan untuk membantu para user
dalam penghematan energi dan biaya pada zaman modern saat ini, karena dengan
melakukan penghematan biaya maka dapat membantu dunia yang kita tempati saat ini
menjadi lebih effisien, salah satu nya untuk menghadapi Global Warming.
Green Computing adalah suatu metode dimana para user menggunakan suatu
perangkat komputerisasi dengan memanfaatkan sumber daya energi sebaik mungkin
sehingga menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Biasanya Green Computing diterapkan
pada lingkungan kerja yang lebih banyak menggunakan energi dalam pengoperasian
peralatan elektronik seperti komputer dan peralatan elektronik lain nya.

1.2 Ruang Lingkup


Ruang Lingkup yang akan dibahas pada Paper ini yaitu terdiri dari :
1.
2.
3.
4.

Sejarah Green Computing


Statistik Sampah Elektronik
Contoh Perusahaan yang menggunakan Green Computing
Menjelaskan cara dan bagaimana mengajak Client dalam menerapkan Green

Computing
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
1. Memperkenalkan metode Green Computing
2. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai Green Computing
3. Memberikan informasi data perhitungan mengenai sampah elektronik
4. Memberikan contoh mengenai perusahaan yang menggunakan Green
Computing
1.3.2 Manfaat
1. mengajak masyarakat untuk lebih berhemat dalam penggunaan energy
2. membantu masyarakat untuk lebih efisien
1.4 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam pembuatan paper ini yaitu
menggunakan metode studi pustaka, dengan melakukan pencarian pada situs-situs
pengetahuan pada mesin pencarian (browser)
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang, ruang lingkup penulisan,
tujuan dan manfaat pda paper, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan
mengenai Green Computing.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori umum mengenai Green Computing
berdasarkan pengertian para ahli yang membahas teori Green Computing, dimana teori
tersebut dapat membantu untuk memberikan penjelasan yang bermanfaat
BAB 3 : Pembahasan Green Computing
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sejarah Green Computing, statistik sampah
elektronik (e-waste), tentang Penghematan Energi yang dilakukan perusahaan, Bagaimana
perusahaan tersebut mengajarkan kliennya untuk ikut serta berhemat energy
Bab 4 : KESIMPULAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang diambil dari penjelasan
berdsarkan penjelasan yang telah dicantumkan

BAB 2
Landasan Teori
Green Computing atau Green IT telah dipelajari sejak dulu dan beberapa ahli telah
mengemukakan

beberapa

teori

mengenai Green

Computing, beberapa

teori Green

Computing tersebut adalah:

Young Yi Cara untuk menggunakan komputer lebih berkelanjutan


Wachara Chantatub Teknologi informasi adalah ramah lingkungan

dan hemat energy


San Murugesan Belajar

dan

praktek

merancang,

membuat,

menggunakan, dan membuang komputer, server, dan terkait subsistem


seperti monitor, printer, penyimpanan perangkat, dan jaringan dan
komunikasi sistem efisien dan efektif dengan minimal atau tidak

berdampak terhadap lingkungan


Jordi Torres Mengurangi penambahan jumlah dari data/ kerja yang
tidak berguna

Berdasarkan beberapa teori dari parah ahli yang disebutkan diatas, Green
Computing yaitu penciptaan teknologi yang ramah lingkungan yang hemat energi serta
pemanfaatan teknologi secara efisien.

BAB 3
Pembahasan Green Computing

Ide green computing sendiri mulai dirintis tahun 1990-an, yang dimana mulai terasa
pemborosan energi yang ada. Kabar buruknya, banyak sumber energi yang kita pakai
sekarang ini merupakan jenis yang tidak dapat diperbarui, seperti penggunaan PLTD
(Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) yang jelas-jelas menggunakan bahan bakar fosil yang
membutuhkan jutaan tahun untuk pembentukannya. Demikian juga PLTU (Pembangkit
Listrik Tenaga Uap) yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Sejarah Green Computing
Untuk mendukung green computing, dibentuklah sebuah badan di Amerika Serikat
yang bernama US Environmental Protection Agency (US EPA) pada tahun 1992. Dan
beberapa peralatan elektronik dan komputer yang telah berusaha mengefisiensikan
penggunaan energi dilabeli dengan stiker Energy Star. Dan di stiker Energy Star pun ada
tanda rating-nya, yang dimana penggunaan energi yang paling efisien akan diganjar dengan
rating besar. Salah satu untuk menaikkan rating Energy Star adalah dengan menambahkan
fitur Sleep Mode, yang dimana bisa mematikan peralatan itu sendiri apabila tidak digunakan
oleh pengguna dalam jangka waktu tertentu. Namun pada tahun 2007, direvisilah standar
Energy Star, yang dimana perusahaan manufaktur peralatan elektronik dan komputer juga
harus memperhatikan hal-hal berikut seperti pengurangan sampah elektronik atau e-waste,
virtualisasi resource sejumlah server, pendataan biaya pemakaian energi, dll.
Di sisi lain, gebrakan penting dalam sejarah green computing adalah pembentukan
Kyoto Protocol pada tahun 1997, yang bertujuan menekan emisi karbon. Aturan ini membuat
perusahaan manufaktur peralatan elektronik dan komputer menghitung pemakaian listrik
selama pengoperasian pabriknya dan menentukan jumlah emisi karbon dioksida yang
terbuang demi menindaklanjuti solusinya.
Pengefisienan energi ternyata tak cukup untuk sebuah program green computing,
maka dibentuklah kebijakan Restriction of Hazardous Substances (RoHS) oleh Uni Eropa
pada Februari 2003. Kebijakan ini melarang penggunaan material yang berbahaya bagi

lingkungan pada setiap peralatan elektronik dan komputer seperti timbal, cadmium, merkuri,
dll. Tak puas sampai di situ, dibentuk juga program yang bernama Waste Electrical and
Electronic Equipment Directive (WEEE) pada tahun 2005, yang bertujuan mengelola
pengumpulan dan daur ulang sampah elektronik.
Di Amerika Serikat sendiri ada juga standar lainnya selain "Energy Star", yaitu
Electronic Products Environmental Assessment (EPEAT), yang dimana akan memberikan
insentif pasar sebesar 60 miliar dolar Amerika untuk perusahaan yang bisa memproduksi
peralatan yang tak hanya memininalkan penggunaan energi, tetapi juga meminimalkan
perawatan dan mempunyai masa pakai yang panjang.
Statistik sampah elektronik (e-waste)
Berdasarkan statistic fakta tentang e-waste yang dihimpun www.dosomething.org,
80-85% peralatan elektronik dibuang sembarangan di Tempat Pembuangan Akhir yang
sebenarnya dapat mencemarkan udara berupa racun. Di Amerika Serikat sendiri, e-waste
mewakili 2% dari total pembuangan sampah, tetapi juga mewakili 70% dari sampah beracun.
Jumlah timbal yang besar di peralatan elektronik menyebabkan kerusakan syaraf tubuh
manusia, darah dan ginjal. Di seluruh dunia, ada sekitar 20-50 juta ton sampah elektronik
dibuang setiap tahunnya. Di antara sampah elektronik yang dibuang, ponsel mengandung
banyak logam berharga seperti emas dan perak. Sampai saat ini, baru 1/8 sampah elektronik
yang dapat diperbarui. Dan masih banyak lagi.
Tentang Penghematan Energi yang dilakukan Google
Google, salah satu perusahaan IT terbesar di dunia, telah menyadari bahwa biaya
operasional perusahaannya dapat ditekan semaksimal mungkin dengan penerapan green
computing, Segala aspek energi tak luput dari penghematan yang telah dilakukan Google.
Berikut beberapa upaya penghematan kontinu yang telah dilakukan Google.
Pertama, penggunaan energi di Data Center Google. Menurut Google, mereka
mengklaim hanya menggunakan separuh dari energi yang digunakan di data center lain
dengan kemampuan dan performa yang sama. Untuk mewujudkan hal ini, Google selalu
mengawasi penggunaan energi oleh server secara realtime, mengatur sirkulasi udara, bahkan
menghindari penggunaan AC.

Kedua, sumber energi. Google diklaim telah memaksimalkan energi terbarukan


seperti energi angin dan surya (matahari) untuk data center mereka dan juga kantorkantornya.
Ketiga, aktivitas yang hemat energi. Google mengklaim telah memboyong
karyawannya di seluruh dunia untuk menerapkan energi terbarukan di kantor-kantor mereka
di seluruh dunia dan melestarikan bersepeda untuk bekerja (bike to work).
Keempat, desain bangunan di kantor-kantor Google di seluruh dunia. Tak hanya
aktivitas yang hemat energi yang diembani karyawannya, tetapi juga struktur bangunannya
yang harus nyaman sepanjang hari dan mempunyai pencahayaan yang cukup pada siang dan
malam hari serta meminimalkan penggunaan lampu terutama di siang hari.
Di samping upaya-upaya itu, Google juga berupaya meminimalkan pembelian baru
peralatan yang digunakan untuk mendukung siklus hidup Google, dan bahkan semaksimal
mungkin merekondisikan peralatan-peralatan yang rusak sehingga masih tetap digunakan
dalam waktu yang lama. Atas usaha penghematan energi yang dilakukan Google, Google
diganjar berbagai sertifikat-sertifikat yang berkaitan dengan lingkungan, seperti ISO 14001,
OHSAS 18001 dan ISO 50001.
Bagaimana Google mengajarkan kliennya untuk ikut serta berhemat energi
Google tak hanya mementingkan diri sendiri dalam berhemat energi, tetapi juga orang
lain yang menggunakan produk Google, khususnya dalam hal cloud computing. Beberapa
contoh tersebut adalah:
Pertama, penerapan cloud storage. Google mengajak para stakeholders untuk ikut
serta berhemat energi dengan menggunakan penyimpanan data melalui jaringan internet
(cloud). Hal ini bertujuan untuk meminimalisir risiko kehilangan data di media simpan
pribadi masing-masing penggunanya. Dan Google sendiri pun menyimpan data secara
redundan di beberapa data center untuk file pengguna yang sama. Hal ini bertujuan jika salah
satu data center mengalami kerusakan / bencana, masih ada cadangannya di data center di
tempat lain. Keuntungan lainnya yang bisa dirasakan pengguna adalah kemudahan untuk
mengakses data di manapun dan kapanpun, jadi tidak ada lagi cerita ketinggalan media
simpan.

Kedua, penerapan cloud apps. Tahukah anda bahwa setiap komputer kira-kira
membutuhkan 80 GB di hard disknya hanya untuk menampung aplikasi? Melalui Google
Apps, pengguna tidak perlu dipusingkan dengan itu. Semua aplikasi yang dijalankan akan
ditampilkan berbasis web. Dengan demikian, tidak ada lagi cerita kerusakan software di
komputernya.
Ketiga, Chromebook. Berbeda dengan laptop lainnya, laptop besutan Google ini tidak
menggunakan hard disk yang berkapasitas besar, melainkan hanya menggunakan SSD
berkapasitas 32-64 GB. Dan kapasitas seperti ini hanya muat untuk sistem operasi dan
beberapa aplikasi pendukung cloud computing. Hal ini sengaja dilakukan oleh Google untuk
memotivasi pengguna untuk menyimpan segalanya melalui jaringan internet (cloud).
Dengan penerapan cloud computing, risiko kehilangan data dan keribetan instalasi
aplikasi di komputer dapat diminimalisir. Upaya-upaya tersebut juga telah menunjukkan
kepedulian bagi Google dan orang lain untuk berupaya menghemat energi.

BAB 4
KESIMPULAN
Dari sekian banyak usaha-usaha penghematan yang dilakukan Google, tampaknya
Google benar-benar serius dalam mendukung aktivitas green computing, sambil menghemat
biaya operasionalnya.
Pepatah berkata,
"Sedikit-sedikit lama kelamaan akan menjadi bukit"
Pepatah tersebut menunjukkan bahwa dampak besar dapat dimulai dari hal-hal kecil.
Dan ini juga bisa diterapkan dalam upaya penghematan energi. Jadi, mulailah dari hal-hal
kecil, seperti mematikan lampu di siang hari dan menggunakan lanpu hemat energi yang
dampaknya pada penggunaan energi yang sedikit. Penghematan energi juga dampaknya akan
dirasakan oleh anak cucu kita di kemudian hari.

Referensi
http://www.brighthub.com/environment/green-computing/articles/71176.aspx
http://www.dosomething.org/actnow/tipsandtools/11-facts-about-e-waste
https://www.google.com/green/
https://www.google.com/chromebook/

Anda mungkin juga menyukai