Luka bakar derajat kedua dan ketiga lebih besar dari 10% luas permukaan
tubuh pada anak lebih muda dari 10 tahun dan orang tua lebih dari 50
tahun.
Luka bakar derajat kedua dan ketiga lebih besar dari 20%Second and third
degree burns greater than 10%
Luka bakar derajat ketiga lebih besar dari 5%
Luka bakar pada wajah, tangan, kaki, genital, perineum, dan sendi-sendi
besar
Luka bakar listrik (termasuk cedera karena petir)
Luka bakar kimia
Cedera inhalasi
Pasien dengan kondisi yang mendasari
Luka bakar derajat ketiga melingkar pada ekstremitas atau dada
Luka bakar melibatkan trauma dengan risiko besar morbiditas dan
mortalitas (contoh : trauma ledakan)1
Luka Bakar derajat pertama : Kemerahan dan nyeri pada bagian kulit yang
terkena. Kerusakan epitel minor terjadi tanpa pembentukan bula. 1
Biasanya terjadi karena sinar matahari, atau bersentuhan dengan
substansi panas, cairan, atau api. Luka bakar derajat pertama sembuh
tanpa meninggalkan bekas, perubahan tekstur atau ketebalan kulit. 7
Luka Bakar derajat kedua superfisial : Kerusakan epitel komplit dan hanya
kerusakan dermal papiler terjadi. Derajat ini tidak meninggalkan
kerusakan neurovaskuler. Karenanya, terjadi nyeri, perdarahan dan hadir
dengan bulla. Perbaikan epitel terjadi dalam 14 hari. Sebagian besar tidak
meninggalkan jaringan parut setelah penyembuhan. Kadang-kadang hadir
perubahan warna. 1
Luka bakar derajat kedua profundus : kerusakan epitel komplit dan
kerusakan dermis retikular hadir. Menghasilkan kerusakan neurovaskuler.
Karenannya, biasanya hadir tanpa perdarahan atau sensasi dan hadir
berwarna putih. Bula juga bisa hadir namun lebih besar dari luka bakar
derajat kedua profundus. Penyembuhan dapat berlangsung lebih lama dari
14 hari dan menghasilkan jaringan parut. 1
Luka bakar derajat ketiga : melibatkan epidermis, dermis dan jaringan
subkutis. Kulit nampak seperti kulit terdiri dari pembuluh darah trombosis.
1
Sebagai akibatnya kulit tidak dapat beregenerasi sendiri tanpa ada donor kulit.
Pada orang dewasa, luka bakar derajat ketiga terjadi dalam waktu 60 detik
paparan terhadap air panas 53C. Jika dinaikkan menjadi 61C maka hanya
diperlukan 5 detik sampai terjadi luka bakar. Pada anak kecil, waktu yang
diperlukan separuh dari yang diperlukan oleh orang dewasa. 7
Diestimasi bahwa tiap tahun lebih dari 300000 orang meninggal dari cedera
terkait api. Cedera akibat luka bakar kebanyakan (lebih dari 95%) terkait luka
bakar karena api terjadi pada negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Tingkat mortalitas karena api khususnya tinggi pada negara-negara
di Asia Tenggara (11.6 kematian per 100000 populasi per tahun), Mediterania
Timur (6.4 kematian per 100000 populasi per tahun) dan Afrika (6.1 kematian
per 100000 populasi per tahun)2
Luka bakar lebih besar dari 20 sampai 25% luas anggota gerak tubuh diasosiasikan
dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan defisit volume intravaskuler yang paling
parah pada 24 jam pertama setelah cedera. Kekurangan resusitasi menyebabkan
berkurangnya perfusi, acute renal failure, dan kematian. Karena adopsi dari formula
resusitasi berdasarkan berat dan ukuran cedera, disfungsi organ multipel yang
disebabkan oleh resusitasi yang inadekuat telah menjadi kurang umum pada perawatan
luka bakar Amerika moderen. Sebaliknya, administrasi cairan lebih dari 4 cc/kg/% luka
bakar telah dilaporkan oleh banyak pusat cedera luka bakar mayor menyebabkan sebuah
penurunan pada potensal transmembrane seluler pada baik jaringan yang cedera dan
tidak cedera. Gangguan dari aktivitas natrium-ATPase transembran berkontribusi
terhadap peningkatan natrium intraseluler, sebuah efek yang perlahan normal selama
beberapa hari kemudian.
Pergeseran natrium intraseluler berkontribusi terhadap hipovolemia dan edema seluler.
Cedera akibat panas mengaktivasi pelepasan mediator inflamatori dan vasoaktif yang
bertanggung jawab untuk vasokonstriksi lokal dan vasodilasi sistemik, seperti
peningkatan permeabilitas transkapiler. Sel endotel dan nervus sensori pada luka bakar
akan berkontribusi terhadap respon inflamatori lokal dan sistemik. Pelepasan mediator
termasuk protein komplemen, kinin, histamin, serotonin, prostaglandin, dan radikal
bebas yang diturunkan dari oksigen, dan neuropeptida. 12,13 Terganggunya integritas
kapiler menyebabkan ekuilibrasi secara cepat dari air, solute inorganik, dan protein
plasma (namun tidak elemen seluler) antara rongga intravaskuler dan interstisial. Even
ini menyebabkan hipovolemia intravaskuler dan hemokonsentrasi yang maksimal pada
12 jam setelah luka bakar.14,15 Hipovolemia yang diinduksi cedera thermal terdiri dari
sebuah kekurangan volume intravaskuler yang menyebabkan penggantian berkelanjutan
untuk mencegah hipoperfusi organ akhir dan iskemia. Di sisi lain, tujuan dari resusitasi
cairan yang sesuai untuk mencegah daripada menerapi shock akibat luka bakar.
Berkurangnya cardiac output adalah tanda dari fase setelah cedera awal. Walaupun
mekanisme yang sesuai tetap tidak jelas, penelitian pada preparat jantung yang sudah
diisolasi setelah luka bakar kurit menyebabkan bahwa kontraktilitas miokard intrinsik
cenderung disebabkan oleh mediator yang bersirkulasi.2
Dari sebuah titik pandang klinis, berkurangnya cardiac output adalah kombinasi hasil dari
penurunan voluma plasma, peningkatan afterload, dan penurunan kontraktilitas.
Resusitasi oral juga sesuai untuk luka bakar 20% karena luka bakar ini tidak diasosiasikan
dengan inflamasi sistemik parah, pembentukan cepat dari edema, dan vasodilasi dari
jaringan yang tidak terbakar. Hanya subgrup spesifik dari pasien membutuhkan
peningkatan kebutuhan volume, yaitu 1) luka bakar 2) penundaan resusitasi 3) cedera
inhalasi.
Klasifikasi berdasarkan mekanisme atau sebab
Secara sebab, luka bakar dapat diklasifikasikan sebagai thermal atau inhalasi.
Luka bakar termal : melibatkan kulit dan mungkin hadir sebagai :
- Melepuh : disebabkan oleh cairan panas atau uap
- Luka bakar kontak : disebabkan oleh benda solid panas atau benda-benda
seperti setrika panas dan alat masak, juga rokok ringan.
- Luka bakar api : dikarenakan api seperti api rokok, lilin, lampu, atau kompor;
Luka bakar kimia : disebablan oleh paparan substansi kimia reaktif seperti
asam atau alkali kuat
- Luka bakar elektrik : disebabkan oleh sebuah arus elektrik yang melewati dari
sebuah cokolokan, kabel, atau alat ke tubuh
Luka bakar inhalasi : adalah hasil dari bernafas pada gas yang dipanaskan, uap,
cairan panas atau produk noksius dari pembakaran yang inkomplit. Mereka
menyebabkan cedera thermal atau kimia terhadap jalan lahir dan paru-paru dan
menyertai luka bakar kulit kira-kira 20%-35% kasus. Luka bakar inhalasi adalah
penyebab kematian paling sering cedera terkait luka bakar. 2
Manajemen
Penilaian :
- Airway : luka bakar ekstensif menyebabkan edema masif. Obstruksi akan
menyebabkan edema jalan napas atas. Tanda-tanda obstruksi jalan napas
: kekasaran atau perubahan pada suara, penggunaan otot napas
tambahan, kecemasan tinggi. Risiko obstruksi jalan napas atas meningkat
dengan : luka bakar masif, semua pasien dengan luka bakar dalam (>3540% luas permukaan tubuh seharusnya diintubasi), luka bakar di kepala,
luka bakar di dalam mulut. Intubasi awal jika ada luka bakar masif atau
tanda-tanda obstruksi. Jika ada kekhawatiran terhadap jalan napas, lebih
aman untuk intubasi lebih awal daripada pasien mulai untuk
dekompensasi. Trakeotomi tidak diperlukan selama periode resusitasi. 9
- Breathing : Gangguan dikarenakan keracunan karbokmonosida dan
trauma inhalasi.
Patofisiologi keracunan karbokmonosida adalah dikarenakan merupakan
produk pembakaran tidak sempurna, berikatan dengan hemoglobin 200 kali
dibandingkan afinitas oksigen, menyebabkan oksigenasi inadekuat.
Diagnosis dengan PaO2, Oksimeter, Kadar karboksihemoglobin. Kadar
karboksi hemoglobin <10% normal, >40% intoksikasi parah. Terapinya adalah
menghilangkan penyebab, oksigen 100% hingga kadar CO < 10%,
pertimbangkan terapi hiperbarik.
Patofisiologi trauma inhalasi : partikel asap masuk ke bronkiolus distal, terjadi
pelepasan epitel, atelektasis distal, peningkatan risiko pneumonia. Diagnosis :
riwayat berada dalam ruangan tertutup yang diisi asap, foto polos dada awal,
analisis gas darah awal, bronkoskopi. Terapi : manajemen pulmonari suportif,
terapi respiratori agresif, IV steroid.
- Circulation : Pasang akses Intravena bila mungkin. Lokasi area yang tidak
terbakar lebih diinginkan. Area yang terbakar dapat diterima. Akses sentral
lebih dapat diandalkan. Resusitasi oral juga sesuai untuk luka bakar <
20% karena luka bakar ini tidak diasosiasikan dengan inflamasi sistemik
parah, pembentukan edema yang cepat, dan vasodilatasi pada jaringan
yang tidak terbakar.Cairan resusitasi yang paling populer adalah Ringers
Lactate yang berisi natrium 130mEq/L. Walaupun cairan ini sedikit
hipotonis dibandingkan plasma, cairan ini efektif untuk menerapi baik
hipovolemia dan defisit natrium ekstraseluler yang disebabkan oleh cedera
thermal. Cairan hipertonis bervolume lebih kecil dibutuhkan untuk
mempertahankan urine output dengan resusitasi cairan hipertonid.
Hiperosmolaritas secara efektif membantu memperluas volume plasma
karena air bergeser ke ruang intravakuler dan menyebabkan
berkurangnya cairan intraseluler. Keuntungan dari resusitasi cairan
hipertonis adalah mengurangi edema ekstremitas dan meningkatkan
- ABCDE
- Menentukan presentasi luas luka bakar (Rule of
9)
- Pasang IV line dan resusitasi cairan
Keparahan luka bakar ditentukan oleh :
- Luas permukaan luka bakar
- Kedalaman luka bakar
- Pertimbangan lain
Kecuali pada luka bakar yang sangat kecil, pecahkan semua bulla.
Eksisi jaringan nekrotik dan hilangkan semua jaringan nekrotik dalam
beberapa hari. 5
Setelah debridement, bersihkan luka bakar dengan 0.25% (2.5
gram/liter) larutan chlorhexidine 0.1% (1g/liter) larutan cetrimide, atau
larutan antiseptik lain berbasis air. 5
Jangan menggunakan larutan berbahan dasar alkohol.
Pada anak-anak
- Jaringan parut tidak dapat meluas untuk menyesuaikan dengan
pertumbuhan anak dan menyebabkan kontraktur. 5
- Rencanakan untuk pembedahan untuk melepaskan kontraktur sebelum
mengganggu pertumbuhan. 5
Luka bakar pada wajah menyebabkan deformitas kosmetik, ektropian
dan kontraktur lidah. Ektropion dan luka bakar pada wajah dapat
menyebabkan keratitis paparan dan kebutaan dan deformitas bibir
membatasi makan dan perawatan bibir. 5
Pertimbangkan perawatan pasien-pasien ini untuk donor kulit untuk
mengkoreksi deformitas wajah. 5
Nutrisi
kebutuhan energi dan protein pasien akan sangat tinggi karena katabolisme trauma,
kehilangan panas, infeksi, dan permintaan regenerasi jaringan. Bila perlu, beri
makaan pasien melalui Nasogastric Tube untuk memastikan cukupnya asupan
kalori (hampir sampai 6000 kcal per hari ) 5
Anemia dan malnutrisi mencegah penyembuhan luka dan menghasilkan kekagagalan
donor kulit. Telur dan minyak kacang serta suplemen yang tersedia lokal baaik untuk
kesehatan.5
Produk dengan aksi antrimikroba (seperti krim silver sulphadiazine) untuk semua luka bakar 72 jam
setelah cedera luka bakar.
Rujukan akut ke fasilitias kesehatan sekunder dibutuhkan untuk orang dengan luka bakar dengan
tanda-tanda infeksi serius atau sistemik.
Tanda-tanda dan gejala infeksi adalah sebagai berikut :
kehangatan dan/atau kemerahan di sekitar luka
meningkatnya nyeri
meningkatnya eksudat, bau, atau pus dari lokasi luka
meningkatnya bengkak atau nyeri tekan
demam atau temperatur luka lokal meningkat
lymphangitis
meningkatnya iritabilitas pada anak kecil.8
Ada kekurangan bukti bahwa produk kassa yang tersedia di pasaran lebih baik dari kapas parafin
dalam mengurangi waktu penyembuhan 8
Produk Hydrocolloid dapat diganti setiap tiga sampai lima hari pada luka yang tidak terinfeksi
atau memiliki eksudat yang berat. 8
Luka bakar superfisial dan mid dermal harusnya ditinjau setiap hari untuk 3 hari pertama,
kemudian selanjutnya tiap tiga hari. Biarkan bula kecil intak kecuali mengganggu pergerakan sendi
. Bila perlu, drainase bula dengan membuat lubang pada blister
Luka bakar yang tidak sembuh dalam waktu 21 hari tanpa donor seharusnya dirujuk untuk
manajemen luka pada hari 10-14.8
Kulit atau matriks pengganti dapat digunakan bila sejumlah besar area luka bakar ada.
Berikut ini adalah beberapa contoh :
Biobrane: Pembalut luka biosintetis yang terdiri dari sebuah film silikon dengan sebuah
kain nilon Biosynthetic
Suprathel: Pengganti kulit inovatif yang dibuat dari polylactide untuk terapi luka dermal
superfisial khususnya luka bakar derajat kedua superfisial.
Alloderm: Dermis yang dikultur dan diproses yang digunakan di bawah donor kulit untuk
mereproduksi struktur berlapis dari dermis dan epidermis pada seorang donor.
Integra: matriks luka bilayer yang terdiri dari matriks berpori dari kolagen tendon sap
dan glikosaminoglikan dan polysioxane (silikon) semipermeabel. Harus digunakan pada
prosedur 2 tahap.
Matriderm: matriks tiga dimensi terdiri dari kolagen dan elastin. Menggunakan sel
autolog untuk konstruksi neodermis. Dapat digunakan pada langkah tunggal atau pada
prosedur 2 tahap.1