Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Pengertian dan Epidemiologi
Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf,
disamping tumor spinal dan tumor saraf perifer. Tumor otak bersifat jinak maupun
ganas dan timbul didalam otak, meningen dan tengkorak. Tumor ini dapat bersifat
primer ataupun merupakan metastase dari tumor pada organ lainnya.1
Tumor otak primer (80 %), sekunder (20 %). Tumor primer kira-kira 50%
adalah glioma, 20 % meningioma, 15 % adenoma dan 7 % neurinoma. Pada orang
dewasa 60 % terletak di supratentorial, sedangkan pada anak-anak 70 % terletak di
infratentorial. Tumor yang paling banyak ditemukan pada anak adalah tumor
serebellum yaitu meduloblastoma dan astrositoma.Statistik primer adalah 10 % dari
semua proses neoplasma dan terdapat 3 7 penderita dari 100.000 orang penduduk.6
Diagnosis tumor intrakranial ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan
pemeriksaan klinis sulit menegakkan diagnosis tumor intrakranial dan membedakan
benigna atau maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi
tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor, dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi
intrakranial serta efek dari masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan
kompresi, infasi, dan destruksi dari jaringan otak. Walaupun demikian ada beberapa
jenis tumor yang mempunyai predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang
spesifik dari tumor intrakranial. Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi
dapat dibedakan tumor benigna dan maligna.2
B. Penanganan
Tindakan terhadap tumor otak adalah paliatip dan melibatkan penghilangan atau
mengurangi simtomatologi serius. Pendekatan terapeutik ini mencakup radiasi, yang

menjadi dasar pengobatan, pembedahan (biasanya pada metastase intrakranial


tunggal), kemoterapi.1
Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor,
antara lain:8

Kondisi umum penderita


Tersedianya alat yang lengkap
Pengertian penderita dan keluarganya
Luasnya metastasis.

BAB II
2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Anatomi dan Fisiologi Otak


Otak merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang terletak di cavum
cranii, otak dibentuk oleh cavum neuralis yang membentuk 3 gelembung embrionik
primer,

yaitu

prosenchephalon,

mesensephalon,

rhombhencephalon,

untuk

selanjutnya berkembang membentuk 5 gelombang embrionik sekunder, yaitu


telencephalon, dienchephalon, mesencephalon, metenchepalon, dan myelencephalon.
Telencephalon membentuk Hemispaherum cerebri, corteks cerebri. Diencephalon
membentuk epithalamus, thalamus, hipothalamus, subthalamus, dan methatalamus.
Didalam diencephalon terdapat rongga; vebtriculus tertius yang berhubungan dengan
ventriculus lateralis melalui foramen interventriculare (Monroi). Mesencephalon
membentuk corpora quadgemina dan crura cerebri, dalam mesencephalon terdapat
kanal sempit aquaductus sylvii yang menghubungkan ventriculus tertius dengan
ventriculus quartus. Metencephalon membentuk cerebellum dan pons, sedangkan
Myelencephalon membentuk medulla oblongata.3

Gambar.2.1.Anatomi Otak Manusia

Berat otak saat lahir 350 gram, dan berkembang hingga saat dewasa seberat
1400-1500 gram.. Otak di bungkus oleh meninges yang terdiri dari 3 lapis. Di dalam
otak terdapat rongga : systerna ventricularis yang berisi liquors erebrospinalis yang
lanjut

ke

rongga

antar

meninges,

cavum

subarachnoidea.

Fungsi

utama

liquorserebrospinalis yaitu melindungi dan mendukung otak dari benturan.3


Hemisphaerum cerebri jumlahnya sepasang, dipisah secara tidak sempurna
oleh fissura longitudinalis superior dan falx serebri, belahan kiri dan kanan
dihubungkan oleh corpus callosum. Hemisphaerum cerebri dibentuk oleh cortex
cerebri, substantia alba, ganglia basalis, dan serabut saraf penghubung yang dibentuk
oleh axon dan dendrit setiap sel saraf. Cortex cerebri terdiri dari selapis tipis
substantia grissea yang melapisis permukaan hemisphaerum cerebri. Permukaannya
memiliki banyak sulci dan gyri, sehingga memperbanyak jumlah selnya.diperkirakan
terdapat 10 milyar sel saraf yang ada pada kortek cerebri.3
Hemispaerum cerebri memiliki 6 lobus; lobus frontalis, lobus parietalis, lobus
temporalis, lobus occipitalis, lobus insularis dan lobus limbik. Lobus frontalis, mulai
dari sulcus sentralis sampai kapolus centralis, terdiri dari gyrus precentralis, girus
frontalis superior, girus frontalis media, girus frontalis inferior,girus recrus, dirus
orbitalis, dan lobulus paracentralis superior. Lobus parietalis, mulai dari sulcus
centralis menuju lobus occipitalis dan cranialis dari lobus temporalis, terdiri dari girus
post centralis, lobulus parietalis superior,dan

lobulus parietalis inferior-inferior-

posterior. Lobus temporalis, terletak antara polus temporalis dan polus occipitalis
dibawah sulcus lateralis. Lobus occipitalis terletak antara sulcus parieto occipital
dengan sulcus preoccipitalis, memiliki dua bangunan, cuneus dan girus lingualis.
Lobus insularis, tertanam dalam sulcus lateralis. Lobus limbik, berbentuk huruf C dab
terletak pada dataran medial hemisfer cerebri.4
Lobus oksipitalis yang terletak di sebelah posterior (di belakang kepala)
bertanggungjawab untuk pengolahan awal masukan penglihatan. Sensasi suara mulamula diterima oleh lobus temporalis, yang terletak di sebelah lateral (di sisi kepala).3

Lobus parietalis terutama bertanggung jawab untuk menerima dan mengolah


masukan sensorik seperti sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri dari permukaan
tubuh. Sensasi-sensasi ini secara kolektif dikenal sebagai sensasi

somestetik

(perasaan tubuh). Lobus parietal juga merasakan kesadaran megenai posisi tubuh,
suatu fenomena yang disebut propriosepsi.3
Kesadaran sederhana mengenai sentuhan, tekanan, atau suhu dideteksi oleh
thalamus, tingkat otak yang lebih rendah. Thalamus membuat anda sadar bahwa
sesuatu yang panas versus sesuatu yang dingin sedang menyentuh badan anda, tetapi
tidak memberitahu dimana atau seberapa besar intentitasnya.3
Lobus frontalis bertanggungjawab terhadap tiga fungsi utama: (1) aktivitas
motorik volunteer (2) kemampuan berbicara (3) elaborasi pikiran. Daerah di lobus
frontalis belakang tepat di depan sulkus sentralis akhir di neuron-neuron motorik
eferen yang mencetuskan kontraksi otot rangka.3
Area Broca yang betanggung jawab untuk kemampuan berbicara, terletak di
lobus frontalis kiri dan berkaitan erat dengan daerah motorik korteks yang
mengontrol otot-otot penting untuk artikulasi.3
Daerah Wernicke yang terletak di korteks kiri pada pertemuan lobus-lobus
parietalis, temporalis, dan oksipitalis berhubungan dengan pemahaman bahasa.
Daerah ini berperan penting dalam pemahaman bahasa baik tertulis maupun lisan.
Selain itu, daerah ini bertanggung jawab untuk memformulasikan pola pembicaraan
koheren yang disalurkan melalui seberkas saraf ke daerah Broca, kemudian
mengontrol artikulasi pembicaraan.4
Daerah motorik, sensorik, dan bahasa menyusun hanya sekitar separuh dari
luas korteks serebrum keseluruhan. Daerah sisanya, yang disebut daerah asosiasi
berperan dalam fungsi yang lebih tinggi (fungsi luhur).3

Korteks asosiasi prafrontalis adalah bagian depan dari lobus frontalis tepat di
anterior korteks motorik. Peran sebagai: (1) perencanaan aktivitas volunteer (2)
pertimbangan konsekuensi-konsekuensi tindakan mendatang dan penentuan pilihan
(3) sifat-sifat kepribadian.3
Korteks asosiasi parietalis-temporalis-oksipitalis dijumpai pada peetemuan
ketiga lobus. Di lokasi ini dikumpulkan dan diintegrasikan sensasi-sensasi somatic,
auditorik, dan visual yang berasal dari ketiga lobus untuk pengolahan persepsi yang
kompleks.3
Korteks asosiasi limbic di bawah dan dalam antara kedua lobus temporal.
Daerah ini berkaitan dengan motivasi dan emosi. 3
Pembentuk susunan saraf pusat adalah neuron yang jumlahnya mencapai 100
milyar, didukung oleh sel glia yang jumlahnya 10 kali lipat dari neuron. Setiap
neuron memiliki tonjolan panjang , akson yang berfungsi membawa informasi keluar
dari neuron (serabut eferen). Selain itu terdapat tonjolan pendek, dendrit yang
berfungsi membawa informasi menuju neuron (serabut aferen).4
Sel glia, atau neoroglia (hanya berada pada susunan saraf pusat) berfungsi untuk
menyangga dan dukungan metabolik terhadap neuron. Ada 2 macam sel glia;
makroglia dan microglia. Mikroglia berfungsi sebagai sel fagosit yang sangat besar
jika terjadi infeksi atau kerusakan pada susunan saraf, sedangkan makroglia berfungsi
sebagai

penyangga

dan

fungsi

nutritif.

Mikroglia

ada

macam,

yaitu

Oligodendroglia, sel schwann, sel astrosit, dan sel ependyma. Bersama-sama mereka
dipandang sebagai suatu sistem yang dinamik bermakna fungsional dalam pertukaran
metabolik antara neuron sistem saraf pusat lingkungannya. Terdapat tiga jenis sel
glia, mikroglia, oligodendroglia, dan astrosit. Mikroglia secara embriologis berasal
dari lapisan mesodermal sehingga pada umumnya tidak diklasifikasikan sebagi sel
glia sejati. Mikroglia memasuki SSP melalui sistem pembuluh darah dan berfungsi
sebagai fagosit, membersihkan debris dan melawan infeksi.4

Astrosit
Astrosit merupakan neuroglia terbesar, berbentuk bintang , berinti besar, bulat
atau lonjong, sitoplasmanya mengandung banyak ribosom dan nukleoli tidak jelas.
Astrosit protoplasma terutama terdapat dalam substantia grissea otak dan medulla
spinalis, sedangkan astrosit fibrosa terutama dalam substantia alba. Karena
banyaknya prosesproses sitoplasma yang luar, astrosit penting sebagai struktur
penyokong dan struktural dalam SSP. Fungsi astrosit masih diteliti;bukti-bukti
memperlihatkan bahwa sel-sel ini mungkin berperan dalam menghantarkan impuls
dan transmisi sinaptik dari neuron dan bertindak sebagai saluran penghubung antara
pembuluh darah dan neuron3
Oligodendrosit
Disebut juga oligodendroglia, lebih kecil dari astrosit dengan cabang-cabang
yang lebih pendek dan jumlahnya lebih sedikit. Intinya kecil, lonjong, sitoplasma
lebih padat dengan ribosom bebas dan terikat dalam jumlah besar. Oligodendrosit
terutama terdapat dalam 2 lokasi, di dalam substansia grissea dan di antara berkasberkas akson di dalam substantia alba. Lainnya terletak dalam posisi perivascular
sekitar pembuluh darah. Oligodendroglia dan astrosit merupakan neuroglia sejati dan
berasal dari lapisan embrional ektodermal (sama seperti neuron). Oligodendroglia
berperan dalam pembentukan myelin.3

Gambar.2.2. Sel Glia Otak

Sel Ependim
Sel ependim berasal dari lapisan dalam tabung neuralis dan mempertahankan
susunan epitel mereka . sel ependim melapisi rongga otak dan medulla spinalis dan
terendam dalam cairan serebrospinal uang mengisi rongga-rongga ini. Meskipin
ujung apikal sel ependim melapisi rongga tersebut, namun dasarnya tidak seragam
dan terdiri dari procesus panjang yang meluas dari pusat otak ke jaringan
penyambung perifer, akibatnya procesus sel ependim berjalan di antara unsur saraf
dan merupakan matriks penyokong yang mirip dengan sel glia lainnya.3
Sel schwann
Sel schwann membungkus semua serat saraf dari susunan saraf perifer, dan
meluas sampai perlekatannya masuk atau keluar dari perlekatannya di medulla
spinalis dan batang otak sampai ke ujungnya. Sel swhann memperlihatkan inti yang
heterochromatik, biasanya gepeng, dan terdapar di tengah sel dengan banyak
mitokondria, mikrotubul dan mikrofilamen.3
Pembuluh darah yang mendarahi otak terdiri dari :4
a. Sepasang pembuluh darah karotis : denyut pembuluh darah besar ini dapat
kita raba dileher depan, sebelah kiri dan kanan dibawah mandibula, sepasang
pambuluh darah ini setelah masuk ke rongga tengkorak akan bercabang
menjadi tiga :
1. Sebagian menuju ke otak depan (arteri serebri anterior)
2. Sebagian menuju ke otak belakang (arteri serebri posterior)
3. Sebagian menuju otak bagian dalam (arteri serebri interior)
Ketiganya akan saling berhubungan melalui pembuluh darah yang disebut
arteri komunikan posterior.
8

b. Sepasang pembuluh darah vertebralis : denyut pembuluh darah ini tidak dapat
diraba oleh karena kedua pembuluh darah ini menyusup ke bagian samping
tulang leher, pembuluh darah ini mendarahi batang otak dan kedua otak kecil,
kedua pembuluh darah tersebut akan saling berhubungan pada permukaan otak
pembuluh darah yang disebut anastomosis.
2.2. Definisi Tumor Otak
Tumor adalah adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang disebabkan
oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan
munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA
repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan
apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif
kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi
kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen
untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.1,5
Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan

abnormal di dalam otak

merupakan penyakit yang menyerang otak manusia, yang merupakan pusat kendali
dari tubuh manusia, sehingga tumor otak pada umum nya dapat mengganggu fungsi
organ tubuh lain bahkan dapat menyebabkan kematian. Tumor otak dapat bersifat
benigna dan maligna.1,2Tumor intrakranial (termasuk lesi desak ruang) bersifat jinak
maupun ganas, dan timbul dalam otak, meningen, dan tengkorak. Tumor otak berasal
dari jaringan neuronal, jaringan otak penyokong, sistem retikuloendotelial, lapisan
otak dan jaringan perkembangan residual, atau dapat bermetastasis dari karsinoma
sistemik.1

Gambar 2.3.Tumor Otak

2.3.Epidemiologi
Tumor primer biasanya timbul dari jaringan otak, meningen, hipofisis dan
selaput myelin. Tumor sekunder berasal adalah tumor metastasis yang biasa berasal
dari hampir semua tumor pada tubuh. Tumor metastasis SSP yang melalui perderan
darah yaitu yang paling sering adalah tumor paru-paru dan prostat, ginjal, tiroid, atau
traktus digestivus, sedangkan secara perkontinuitatum masuk ke ruang tengkorak
melalui foramina basis kranii yaitu infiltrasi karsinoma anaplastik nasofaring. 5
Pada umumnya tumor otak primer tidak memiliki kecenderungan bermetastasis,
hanya satu yaitu meduloblastoma yang dapat bermetastasis ke medulla spinalis dan
kepermukaan otak melalui peredaran likuor serebrospinalis. Perbandingan tumor otak
primer dan metastasis adalah 4 : 1.
Tumor otak primer (80 %), sekunder (20 %). Tumor primer kira-kira 50%
adalah glioma, 20 % meningioma, 15 % adenoma dan 7 % neurinoma. Pada orang
dewasa 60 % terletak di supratentorial, sedangkan pada anak-anak 70 % terletak di
infratentorial. Tumor yang paling banyak ditemukan pada anak adalah tumor
serebellum yaitu meduloblastoma dan astrositoma.Statistik primer adalah 10 % dari
semua proses neoplasma dan terdapat 3 7 penderita dari 100.000 orang penduduk.6

10

Glioma Jumlah tumor otak Tumbuh pada tiap jaringan dari otak. Infiltrasi
dari terutama ke jaringan hemisfer cerebral.Tumbuh sangat cepat, sebagian orang bias
hidup beberapa bulan sampai tahun. Meningoma 13 % sampai 18 % tumor primer
intrakranial Tumbuh dari selaput meningeal otak. Biasanya jinak tapi bisa berubah
menjadi maligna. Biasanya berkapsul dan penyembuhan melaui bedah sangat
mungkin dan pertumbuhan kembali mungkin terjadi.6
Tumor Pituitari merupakan tumor pada semua kelompok umur, tapi lebih
sering pada wanita. Tumbuh dari berbagai jenis jaringan. Tumor otak mewakili
sebanyak 20% dari semua kanker pada anak-anak. Pada kelompok usia ini 70% tumor
primer tumbuh di daerah fosa posterior, sementara pada orang dewasa, proporsi yang
sama tumbuh di atas tentorium. Pada orang dewasa terdapat insiden tumor primer dan
metastatik yang hampir sama.6

2.4. Etiologi Tumor Otak


Penyebab tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena :7
a. Genetik
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggotaanggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat
dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang
jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk
memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.

b. Bagian embrional yang tersisa.


Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada kalanya
sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan merusak
11

bangunan di sekitarnya seperti meningioma, astrositoma, raniofaringioma, teratoma


intrakranial, kordoma
c. Radiasi
Pada manusia susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak menyebablkan
terbentuknya neoplasma setelah dewasa. Radiasi dengan dosis terapeutik dapat
merangsang sel-sel mesenkhimal. Beberapa laporan bahwa radiasi berperan
timbulnya meningioma.
d. Trauma
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma
selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat
belum diketahui.
e. Kimia dan Virus
Zat-zat karsinogenik methylcholanthrone dan nitro-ethyl-urea dapat
menyebabkan tumor otak primer. Sedangkan virus (virus Epstein Barr) disangka
berperan dalam genesisnya Burkitts lymphoma juga karsinoma anaplastik
nasofaring.Pada binatang telah ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus
menyebabkan

terbentuknya

neoplasma

primer

susunan

saraf

pusat

tetapi

hubungannya dengan tumor pada manusia masih belum jelas.


f. Metastase
Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma
metastase lebih sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari tumor
otak metastase berasal dari paru-paru dan payudara.

12

2.5. Patofisiologi Tumor Otak


Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal
secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus
berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi
gangguan neurologis. Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap
disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebebkan oleh tumor dan kenaikan
tekanan intracranial.7
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan
infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan serebrovaskuler primer.7
Serangan kejang sebagai gejala perubahan kepekaan neuron dihubungkan
dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor
membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga
memperberat ganggguan neurologist fokal.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor:
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan
perubahan sirkulasi cairan serebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan
bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang
tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak.
Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih
osmotik yang menyebabkan perdarahan. 6,7
Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah
otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan meningkatkan
tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke
13

ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus. Mekanismenya belum seluruhnya


dipahami, tetapi diduga disebabkan oleh selisih osmotik yang menyebabkan
penyerapan cairan tumor. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari
atau berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila
tekanan intrakranial timbul cepat.6
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah
intracranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi
sel-sel parenkim, kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus
atau serebelum yang timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior
melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan
mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga.
Kompresi

medula

oblogata

dan

henti

pernafasan

terjadi

dengan

cepat.

Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah
bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan
pernafasan. 6
2.6. Klasifikasi Tumor Otak 9
1. Berdasarkan jenis tumor
Jinak
a. Acoustic neuroma
b. Meningioma
c. Pituitary adenoma
d. Astrocytoma (grade I)
Malignant
a. Astrocytoma (grade 2,3,4)
b. Oligodendroglioma
c. Apendymoma

14

2. Berdasarkan lokasi
Tumor intradural
a. Ekstramedular
b. Cleurofibroma
c. Meningioma
d. Intramedular
e. Apendymoma
f. Astrocytoma
g. Oligodendroglioma
h. Hemangioblastoma
Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara,
prostal, tiroid, paru paru, ginjal dan lambung.
Tumor glioma terdiri dari:
Glioma
Jumlah

glioma

adalah

sekitar

40-50%

dari

tumor

otak.

Glioma

dikelompokkan berdasarkan asal embriologis. Pada orang dewasa sel neuroglia


sistem saraf pusat berfungsi untuk memperbaiki, menyokong dan melindungi sel-sel
saraf yang lunak. Glioma terdiri dari jaringan penyambung dan sel-sel penyokong.
Neuroglia mempunyai kemampuan untuk terus membelah selama hidup. Sel-sel glia
berkumpul membentuk parut sikatriks padat dibagian otak dimana neuron
menghilang oleh karena cedera atau penyakit. Tumor glia merupakan penyebab dari
hampir separuh tumor otak pada anak. Sebagian besar tumor glia pediatrik
merupakan tumor derajat rendah yang paling sering terletak di fossa posterior dan
regio diensefalon.7
Astrositoma
Astrositoma sering menginfiltrasi otak dan sering berkaitan dengan kista
dalam berbagai ukuran.walaupun menginfiltrasi bagian otak namun efeknya pada

15

fungsi otak hanya sedikit sekali pada permulaan penyakit.

Pada umumnya

astrositoma tidak bersifat ganas, walaupun dapat mengalami perubahan keganasan


berupa glioblastoma, yaitu suatu astrositoma yang sangat ganas.tumor-tumor ini
pada umumnya tumbuh

lambat. Oleh karena itu

penderita sering tidak datang

berobat walaupun tumor sudah berjalan bertahun-tahun. Astrositoma derajat I


memperlihatkan gambaran astrosit yang tidak banyak berbeda dengan

astrosit

normal, hanya saja jumlahnya berbeda, sehingga kepadatannya dalam suatu daerah
menonjol.7
Astrositoma derajat II,III, dan IV secara berturut-turut memperlihatkan segisegi keganasan yang meningkat. Astrositoma derajat III menggambarkan gambaran
histologik yang sudah mitotik, infiltratif dan ekspansif sehingga banyak necrosis
dan hemoragik terjadi. Apalagi astrositoma derajat IV, berbagai jenis sel dalam tahap
mitosis dijumpai baik dalam formasi yang khas, maupun yang tersebar secara tidak
teratur dengan banyak nekrosis dan hemoragi.maka astrositoma derajat III dan IV
diberi nama tersendiri yaitu Glioblastoma multiform. Sampai timbul gejala (misal:
serangan epilepsi maupun nyeri kepala). Eksisi bedah lengkap pada umumnya tidak
dapat dilakukan karena tumor bersifat invasif, tapi bersifat residif terhadap radiasi.7
Glioblastoma multiform
Glioblastoma multiform adalah jenis gliom ayang paling ganas. Tumor ini
memiliki kecepatan pertumbuhan yang sangat tinggi. Dan eksisi bedah yang lengkap
tidak mungkin dilakukan. Harapan hidup pada umumnya sekitar 12 bulan. Tumor ini
dapat timbul dimana saja tetapi predileksi utamanya adalah lobus frontalis. dan
sering menyebar ke sisi kontralateral melalui korpus kalosum.7
Oligodendroglioma
Oligodendroglioma merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai
astrositoma, tetapi terdiri dari sel-sel oligodendroglia. Tumor relatif avaskular dan
cenderung mengalami kalsifikasi; biasanya dijumpai pada hemisfer otak dewasa
muda. Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang timbul hingga
16

10 tahun, secara klinis bersifat agresif, dan menyebabkan simptomatologi bermakna


akibat peningkatan intrakranial.di dalam daerahnya terdapat kista, perkapuran dan
hemoragi.7
Oligodendroglioma merupakan pada manusia yang paling bersifat
kemosensitif. Regimen kemoterapi yang paling sering digunakan adalah melfalan,
thiotep, temozolomide, paklitaksel ( taxol) dan regimen berdasar platinum. Diyakini
bahwa sel neoplasma dari oligodendroglia rentan terhadap efek alkilasi dari
kemoterapi sitotoksik. Penjelasan yang lebih lengkap masih menunggu hasil dari
penelitian genetik lebih lanjut.7
Ependimoma
Ependimoma adalah tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari
hubungan erat pada ependim yang menutupi ventrikel, paling sering terjadi pada
fossa posterior, tetapi dapat terjadi dari setiap bagian fossa ventrikularis. Tumor ini
lebih sering terjadi ada anak maupun orang dewasa. Dua faktor utama yang
mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan bertahan hidup jangka
panjang adalah usia dan letak anatomis tumor. Makin muda usia pasien maka makin
buruk prognosisnya (biasanya terlihat pada usia anak kurang dari 7 tahun) alasan
prognosis yang buruk masih belum diketahui.7
Diyakini bahwa tumor embrional pada anak berbeda dari tumor pada dewasa
dan semakin imatur jaringan tumor pada anak menyebabkan makin agresifnya sifat
tumor yang memperburuk prognosisnya. Penderita tumor yang terletak pada dasar
dan atap ventrikel dapat direseksi secara sempurna daripada penderita tumor di
processus lateralis. Perbedaan ini darena dasar dan atap tumor cenderung
menginfiltrasi struktur pedunculus cerebri dan pons sehingga menyebabkan tidak
mungkin dilakukan pengangkatan sempurna.pengobatan radiasi dilakukan pasca
operasi, kecuali pada anak usia kurang dari 3 tahun yang menjalani kemoterapi.7

17

2.7. Gejala Tumor Otak


Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi
berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien.
Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Tumor otak
menunjukkan gejala

klinis

yang

tersebar

bila tumor

ini

menyebabkan

peningkatan TIK serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor yang
mengganggu bagian spesifik dari otak.2
a)

Gejala peningkatan tekanan intrakranial


Gejala gejala peningkatan tekanan intracranial disebabkan oleh tekanan
yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya
adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak, cairan serebrospinal
dan darah serebral. Semua terletak di tengkorak.2

Sakit kepala
Meskipun tidak selalu ada tetapi ini banyak terjadi pada pagi hari
dan menjadi buruk oleh karena batuk,menegang atau melakukan
gerakan yang tiba-tiba. Keadaan ini disebabkan oleh serangan tumor,
tekanan atau penyimpangan struktur sensitive nyeri, atau oleh karena
edema yang mengiringi adanya tumor. terdapat nyeri kepala (terus
menerus, difus yang pada umumnya nocturnal dan membaik pada
siang hari). Nyeri kepala merupakan gejala yang paling sering
dijumpai pada penderita otak. Nyeri dapat digambarkan bersifat
dalam, terus menerus, tumpul, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri
ini paling hebat pada waktu pagi hari dan menjadi lebih berat oleh
aktivitas yang biasanya dapat meningkatkan tekanan intrakranial
seperti membungkuk, batuk, atau mengejan sewaktu buang air besar.
Nyeri kepala yang dihubungkan dengan tumor otak disebabkan oleh
traksi dan pergeseran struktur peka nyeri dalam rongga intrakranial.
Struktur ini termasuk arteri, vena, sinus-sinus venadan saraf otak
18

Muntah
Muntah terjadi sebagai akibat rangsangan pada pusat muntah pada
medulla oblongata akibat terjadinya peningkatan TIK. Muntah dapat
terjadi tanpa didahului mual dan dapat proyektil. Kadang-kadang
dipengaruhi oleh asupan makanan, yang selalu disebabkan adanya
iritasi pada pusat vagal di medulla.

Papiledema (edema pada saraf optic)


Papiledema disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan
pembengkakan papilla saraf optikus. Bila terlihat pada pemeriksaan
funduskopi, hal ini mengisyaratkan peningkatan TIK. Ada sekitar
70%-75% dari pasien dan dihubungkan dengan gangguan penglihatan
seperti penurunan tajam penglihatan, diplopia (pandangan ganda) dan
penurunan lapang pandangan.

Perubahan kepribadian dan perubahan mental (iritabilitas, mudah


lelah, perubahan perilaku), dementia, apatia, gangguan watak dan

intelegensia, bahkan psikosis tidak peduli lokasinya


Kejang lokal. Dapat merupakan manifestasi

pertama

tumor

intrakranial pada 15% penderita. Kejang umum dapat timbul sebagai


manifestasi tekanan intrakranial yang melonjak secara cepat terutama
bagi manifestasi glioblastoma multiform. Kejang tonik yang sesuai
dengan serangan rigiditas deserebrasi biasanya timbul pada tumor

b)

fossa franii posterior dan secara tidak tepat dinamakan cereberal fits.
Adanya variasi penurunan focal motorik,sensor dan disfungsi saraf

cranial
Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak
yang terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan lokal, seperti
pada ketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan
kejang.5

19

Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan


gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh yang disebut

kejang jacksonian.
Tumor lobus oksipital menimbulkan manifestasi visual, hemianopsia
homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang
pandangan pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi

penglihatan.
Tumor serebelum

menyebabkan

pusing,

ataksia

(kehilangan

keseimbangan) atau gaya berjalan yang sempoyongan dengan


kecenderungan jatuh kesisi yang lesi, otot-otot tidak terkoordinasi dan
nistagmus (gerakan mata berirama tidak disengaja) biasanya

menimbulkan gerakan horizontal.


Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian,
perubahan status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku

mental, pasien kurang merawat diri.


Tumor sudut serebropontin biasanya diawali pada sarung saraf akustik
dan memberikan rangkaian gejala yang timbul dengan semua
karakteristik gejala pada tumor otak. Yaitu: tisnitus dan kelihatan
vertigo, serta diikuti perkembangan saraf-saraf yang mengarah
terjadinya tuli (gangguan fungsi saraf cranial VIII). Berikutnya
kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah (berhubungan dgn
saraf cranial V). Selanjutnya terjadi kelemahan atau paralysis
(keterlibatan saraf cranial VII). Akhirnya karena pembesaran tumor
yang menekan serebelum, mungkin ada abnormalitas pada fungsi

motorik.
Tumor intrakranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian,
konfusi, gangguan funsi bicara dan gangguan gaya berjalan teutama
pada pasien lansia.

Tipe tumor yang paling sering adalah meningioma, glioblastoma, dan


metastase serebral dari bagian lain. Beberapa tumor tidak selalu mudah
ditemukan, karena tumor-tumor tersebut berada pada daerah tersembunyi dari
20

otak (daerah yang fungsinya tidak dapat ditentukan dgn pasti). Perkembangan
dan gejala menentukan apakah tumor tersebut berkembang atau menyebar.9
Manifestasi Klinis: 6
1. Sakit kepala merupakan gejala umum yang paling sering dijumpai pada
penderitatumor otak. Rasa sakit dapat digambarkan bersifat dalam dan terus
menerus, tumpul dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini paling hebat pada
pagi hari dan lebih menjadi lebih hebat oleh aktivitas yang biasanya
meningkatkan TIK seperti membungkuk, batuk, mengejan pada waktu BAB.
Nyeri sedikit berkurang jika diberi aspirin dan kompres dingin pada tempat
yang sakit.
2. Nausea dan muntah. Terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada
medulla oblongata. Muntah paling sering terjadi pada anak-anak berhubungan
dengan peningkatan TIK disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi
tanpa didahului nausea dan dapat proyektif.
3. Papiledema disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan
papilla

nervioptist.

Bila

terlihat

pada

pemeriksaan

funduskopi

akan

mengingatkan pada kenaikan TIK. Seringkali sulit untuk menggunakan tanda


ini sebagai diagnosis tumor otak oleh karena pada beberapa individu fundus
tidak memperlihatkan edema meskipun TIK tidak amat tinggi. Dalam hubungannya
dengan papil edema mungkin terjadi beberapa gangguan penglihatan. Ini termasuk
pembesaran bintik buta dan amaurusis fugun (perasaan berkurangnya penglihatan).
2.8. Pemeriksaan Diagnostik
Bagi seorang ahli bedah saraf dalam menegakkan diagnosis tumor otak adalah
dengan mengetahui informasi jenis tumor, karakteristiknya, lokasinya, batasnya,
hubungannya dengan system ventrikel, dan hubungannya dengan struktur vital otak
misalnya sirrkulus willisi dan hipotalamus. Selain itu juga diperlukan periksaan
radiologist canggih yang invasive maupun non invasive. Pemeriksaan non invasive
21

mencakup CT scan dan MRI bila perlu diberikan kontras agar dapat mengetahui
batas-batas

tumor. Pemeriksaan

invasive

seperti

angiografi

serebral

yang

dapatmemberikan gambaran system pendarahan tumor, dan hungannya dengan


system pembuluh darah sirkulus willisy selain itu dapat mengetahui hubungan massa
tumor dengan vena otak dan sinus duramatrisnya yang vital itu.8
Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor
otak yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti, adapun
pemeriksaan penunjang yang dapat membantu yaitu CT-Scan dan MRI.

Dari

anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita yang
mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah diuraikan diatas. Misalnya ada
tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik
neurologik mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan deficit
lapangan pandang.8
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan yang dilakukuan untuk mengobservasi tumor
otak adalah: 1
o Observasi saraf pergerakan mata Penglihatan : penurunan lapang
pandang, penglihatan kabur
o Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
o Reflek Keseimbangan dan koordinasi
o Penciuman dan sentuhan
o Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi Jantung : bradikardi,
hipertensi. Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea,
potensial obstruksi jalan nafas, disfungsi neuromuskuler Sistem
hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes mellitus
Untuk membantu menentukkan lokasi tumor yang tepat, dilakukan beberapa
pemeriksaan tambahan, yaitu: 8

22

CT- Scan memberikan info spesifik mengenai jumlah, ukuran dan kepadatan
jejas tumor serta meluasnya edema serebral sekunder

Gambar 2.4 Hasil CT-Scan tumor otak

MRI membantu mendiagnosis tumor otak dengan cara mendeteksi jejas tumor
yang kecil dan tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis.

Gambar 2.5 Hasil MRI Tumot Otak (tampak samping)

23

Gambar 2.6 Hasil MRI Tumor Otak (tampak atas)

Biopsy stereotaktik bantuan computer (3 dimensi) dapat digunakan untuk


mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikandasardasar pengobatan dan informasi prognosis
Angiografi serebral memberikan gambaran tentang pembuluh darah serebral
dan letak tumor serebral.
EEG dapat mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati
tumor dan dapatmemungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada
waktu kejang. Penelitian pada cairan serebrospinal (CHF) dapat dilakukan
untuk mendeteksi sel-sel ganas, karena tumor-tumor pada system saraf pusat
mampu menggeser sel-sel kedalam cairan serebrospinal
Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan
intraserebral
Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal
dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak
yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif
Rontgen foto X-ray tengkorak. Erosi posterior atau adanya kalsifikasi
intracranial dan X-ray dada untuk mendeteksi tumor paru primer atau
penyakit metastase

24

2.9. Penatalaksanaan Tumor Otak


Tindakan terhadap tumor otak adalah paliatip dan melibatkan penghilangan
atau mengurangi simtomatologi serius. Pendekatan ter apeutik ini mencakup radiasi,
yang menjadi dasar pengobatan, pembedahan (biasanya pada metastase intrakranial
tunggal), kemoterapi.8
Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor,
antara lain:8

Kondisi umum penderita


Tersedianya alat yang lengkap
Pengertian penderita dan keluarganya
Luasnya metastasis.

Penatalaksanaan Menurut Brunner dan Suddarth 1987 : 9


1. Pembedahan
Merupakan pilihan pertama bagi pasien dengan tumor otak. Tujuan
diagnosis definitive dan memperkecil tumor tersebut. Pengangkatan dari
semua tumor menimbulkan defisit neurologis yang berat. Banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilan suatu pembedahan tumor otak yakni:
diagnosisyang tepat, rinci dan seksama, perencanaan dan persiapan pra
bedah yang lengkap, teknik neuroanastesi yang baik, kecermatan dan
keterampilan dalam pengangkatan tumor, serta perawatan pasca bedah
yang baik, berbagai cara dan teknik operasi dengan menggunakan
kemajuan teknologi seperti mikroskop, sinar laser, ultrasound aspirator,
bipolar coagulator, realtime ultrasound yang membantu ahli bedah saraf
mengeluarkan massa tumor otak dengan aman.

2. Radiotherapi

25

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak


jarang pula merupakan therapy tunggal. Indikasi radioterapi

Glioma

maligna, Oligodendroglioma, Dysgerminoma, Limfoma SSP primer,


Meduloblastoma, Ependimoma, Meningioma (maligna, inoperable),
Adenoma

hipofise

(sesudah

pembedahan

sebagain

dan

sesudah

pengobatan yang gagal), Kordoma basis kranii, sedagkan Radioterapi


(sesudah komfirmasi biopsi) pada profilaksis iradiasi kranium dan
corpus vertebralis. Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri

karena

inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,

radang tenggorokan.8
3. Kemotherapy
Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan,
kemoterapi tetap diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode
yang beragam. Pada tumor-tumor tertentu seperti meduloblastoma dan
astrositoma stadium tinggi yang meluas ke batang otak, terapi
tambahan berupa kemoterapi dan regimen radioterapi dapat membantu
sebagai terapi paliatif. Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah
menyebar dalam aliran darah. Obat-obatan yang digunakan : Nitroseurea,
BCNU dan CCNU karena obat ini mampu melewati sawar darah / otak.
Selama pemberian obat-obatan ini pasien harus menghindari makanan
yang tinggi tiramin (misalnya anggur, yogurt, keju, hatiayam, pisang) dan
alcohol, karena pokorbazine menghambat dan melemahkan aktivitas
inhibitor monoamine oksidase (MAO). Prokabazine dikaitkan dengan
mual dan muntah yang mungkin hilang atau berkurang saat pertama kali
atau saat pengobatan sedang dilakukan. Efek samping : lelah,
mual,muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang
penyakit.8
Glioma maligna : BCNU intravena (kasus-kasus yang terseleksi)
26

Limfoma SSP : MTX (metotrexate) + cytosine-arabinoside (ArAC)


intravena
Infiltrasi tumor mening : MTX + ArA CIV + iradiasi kraniospinalis
4. Manipulasi hormonal dan imunoterapi
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah
bermetastase. Sedangkan untuk imunoterapi

dengan menggunakan

antibody monoclonal yang diciptakan secara khusus untukmenyerang dan


menghancurkan sel tumor otal.b. Interleukin-2 digunakan untuk
mengganti lesi-lesi metastatic dari kanker primer ginjal dan melanoma,
akan tetapi kemanjurannya masih perlu dibuktikan.9
5. Terapi Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat membantu mengurangi sakit kepala dan
perubahan

kesadaran.

Hal

ini

dianggap

bahwa

kortikosteroid

(deksametason, prednison) menurunkan radang sekitar pusat metastase


dan menurunkan edema sekitarnya. Obat-obat lain mencakup agen-agen
osmotic (manitol, gliserol) untuk menurunkan cairan pada otak, yang
ditunjukkan dengan penurunan TIK. Obat-obat anti kejang (penitoin)
digunakan untuk mencegah dan mengobati kejang.

Bila pasien

mempunyai nyeri hebat, morfin dapat diinfuskan kedalam ruang epidural


atau subaraknoid melalui jarum spinal dan kateter sedekat mungkin ke
segmen spinal dimana nyeri dirasakan. Morfin disis kecil diberikan pada
interval yang ditentukan.9

2.10. Diagnosa Banding


Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan
27

intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses
desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala diatas, sehingga agak sukar
membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut :10

Abses intraserebral
Epidural hematom
Hipertensi intrakranial benigna
Meningitis kronik.

2.11. Komplikasi Tumor Otak


Komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :9
a. Gangguan fisik neurologist disebabkan peningkatan TIK dari tumor dalam ruang
kranium yang terbatas sehingga mengganggu fungsi normal yang dikontrol oleh
bagian otak tersebut.
b.Gangguan kognitif disebabkan pertumbuhan tumor yang semakin mendesak bagian
otak disekitarnya
c. Gangguan tidur dan mood.
d. Disfungsi seksual

2.12.Prognosis Tumor Otak

28

Berdasarkan data di Negara-negara maju, dengandiagnosis dini dan juga


penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka
ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan
hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-40%.9
Terapi tumor otak di Indonesia secara umum prognosisnya masih buruk,
berdasarkan tindakan operatif yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Jakarta.
Meskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup
setelah 2 tahun. Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan
oligodendroglioma, dimana kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun
setelah pengobatan. Sekitar 50% penderita meduloblastoma yang diobati bertahan
hidup lebih dari 5 tahun. Pengobatan untuk kanker otak lebih efektif dilakukan
pada:10

a.

Penderita yang berusia dibawah 45 tahun.

b.

Penderita astrositoma anaplastik.

c.

Penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah diangkat


melalui pembedahan.

BAB III

29

KESIMPULAN

Tumor otak termasuk penyakit yang sulit terdiagnosa secara dini. Secara
klinis sukar membedakan antara tumor otak yang benigna atau yang maligna, karena
gejala yang timbul ditentukan pula oleh lokasi tumor, kecepatan tumbuhnya,
kecepatan terjadi tekanan tinggi intrakranial dan efek masa tumor ke jaringan otak.
Dipikirkan menderita tumor otak bila didapat adanya gangguan cerebral umum yang
bersifat progresif, adanya gejala tekanan tinggi intrakranial dan adanya gejala
sindrom otak yang spesifik. Pemeriksaan radiologi, dalam hal ini CT Scan berperan
dalam diagnosa tumor otak, sedang diagnosa pasti tumor otak benigna atau maligna
dengan pemeriksaan patologi-anatomi.

DAFTAR PUSTAKA

30

1. Harsono, Tumor Otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, 1999 : 201 207
2. Mahar, M., Proses Neoplasmatik di Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis
Dasar edisi 5, Dian Rakyat, Jakarta, 2000 : 390 402
3. Uddin,Jurnalis. Kerangka Umum Anatomi Susunan Saraf dalam Anatomi
susunan saraf manusia. Langgeng sejati. Jakarta; 2001: 3-13
4. Price,Sylvia A.Tumor Sistem Saraf Pusat dalam Patofisiolosi edisi 6, EGC.
Jakarta.2005. 1183-1189
5. Stephen,Huff. Brain neoplasms.Access on www.emedicine.com. March, 9th
2012
6. Informasi tentang Tumor Otak access on http://www.medicastore.com March,
6th 2012.
7. Syaiful

Saanin,

dr,

Tumor

intrakranial

Access

on

www.angelfire.neurosurgery. March 6th 2012.


8. Japardi, Iskandar. Gambaran CT SCAN Pada Tumor Otak Benigna. Access on
www.usudigitallibrary.com. March, 6th 2012
9. National Center for Biotechnology Information, Brain Tumor Primary
Adults, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0004485/ (diakses
8 Maret 2012).
10. S.C., Brain Tumor Survival Rate, http://www.buzzle.com/articles/braintumor-survival-rate.html (diakses 5 Maret 2012).

31

Anda mungkin juga menyukai