Anda di halaman 1dari 6

KAJIAN TEORITIS TERHADAP PERBANDINGAN

STRUKTUR ALAMAT PADA IPV4 DAN IPV6


Diki Arisandi
(Staff dosen Prodi Teknik Informatika Universitas Abdurrab)
diki@univrab.ac.id / diki1985@gmail.com
ABSTRAK
Semakin berkembangan Internet, pengguna disajikan oleh berbagai
informasi, baik tertulis maupun visual setiap hari. Salah satunya adalah Internet,
dimana pengguna dapat melakukan berbagai aktivitas seperti browsing, chatting,
surfing, blogging dan lain sebagainya. Pertumbuhan Internet yang cepat
mengakibatkankan hampir habisnya alamat terutama alamat IPv4 (Internet protocol
versi 4) serta membutuhkan keamanan yang lebih terjamin pada IP level ini. Untuk
itu dibangun sebuah protokol dan standar yang dikenal sebagai IPv6 (Internet
Protocol versi 6) untuk meminimalkan kelemahan dari protokol versi sebelumnya.
Kata kunci :Alamat, Internet protokol, IPV4, IPV6, Bit

PENDAHULUAN
Perkembangan dunia Internet
semakin
maju
dan
berkembang,
perkembangan sekarang sudah sampai
kepada tahap yang memungkinkan
pengguna dapat mentransfer sumberdaya
tidak hanya data namum suara,
streaming video, gambar dan lain
sebagainya. Dalam melakukan aktivitas
dengan internet, dibutuhkan Internet
Protocol (IP) sebagai pengalamatan
untuk pihak yang mengirim dan
menerima sumberdaya. IP merupakan
salah satu lapisan internet referensi
model DoD (setaraf dengan OSI model)
yang berfungsi memberikan alamat atau
identitas logis sehingga pengguna dapat
melakukan aktivitas Internet.
Dengan
menggunakan
notasi
angka berjumlah 32 bit, IP dikatakan
alamat logis karena dibuat oleh
perangkat lunak dan secara dinamis
dapat berubah jika peralatan dipindah ke
jaringan lain. IP memiliki tiga fungsi
utama :

1. Servis yang tidak bergaransi


(connetionless oriented).
2. Pemecahan (Fragmentation) dan
penyatuan (integration) paket.
3. Fungsi routing (meneruskan
paket).
Saat ini yang banyak dipakai
adalah IPV4 (IP version 4) yang tidak
banyak mengalamai perubahan sejak
RFC 791 dipublikasikan pada tahun
1991. IPV4 telah terbukti tangguh,
mudah diimplementasikan dan berperan
dalam membesarkan Internetwork yang
kecil menjadi Internet yang global
seperti sekarang ini. Sayangnya, dalam
desain awalnya ada beberapa hal yang
tidak diantisipasi dan kini justru menjadi
kelemahannya, yaitu :
1. Pertumbuhan Internet yang cepat
karena
permintaan
content
maupun aplikasi berbasis web
lainnya, sehingga mengakibatkan
hampir habisnya alamat IPV4.
2. Router
yang
menangani
Backbone. Internet kini harus
menangani routing tables yang

sangat besar akibat pertumbuhan


Internet yang sangat cepat.
3. Kebutuhan untuk konfigurasi
yang lebih mudah.
4. Support yang lebih baik untuk
pengiriman paket data yang
secara real-time.
Untuk mengatasi kelemahan yang
dimiliki oleh IPV4, maka para penyedia
layanan internet harus mulai memikirkan
untuk melakukan migrasi ke IPV6 (IP
version 6) yang memiliki rentang
pengalamatan yang lebih besar yaitu 128
bit. Sehingga diharapkan setelah
dilakukan migrasi dari IPV4 ke IPV6,
permintaan akan layanan sumberdaya
internet dapat menjangkau pengunna
yang lebih banyak, tentunya disertai
dengan pelayanan yang lebih baik.
Karena IPV6 dilengkapi dengan
beberapa fitur QOS (Quality of Service)
dan keamanan yang lebih baik daripada
IPV4.
STUDI PUSTAKA
a. Tentang Protokol Internet
Internet terbentuk dari jaringankomputer yang tersebar di seluruh
dunia. Masing-masing jaringankomputer terdiri dari tipe-tipe
komputer yang berbeda dengan
jaringan yang lainnya. Maka
diperlukan sebuah protokol yang
mampumengintegrasikan
seluruh
jaringan
komputer
tersebut.
Solusinya adalah sebuah protokol
pengiriman data yang tak bergantung
pada jenis komputer dan digunakan
oleh semua komputer untuk saling
bertukar data.
Protokol pengiriman merupakan
sebuah konvensi (kesepakatan) yang
menetapkan dengan cara apa data
dikirimkan dan bagaimana kesalahan
yang
terjadi
dikenali
serta
dipecahkan. Secara sederhana prose
pengiriman data terdiri atas dua

langkah. Pertama, data yang akan


dikrimkan (misalnya sebuah file
teks) dibagi ke dalam paket data
berukuran data berukuran sama
(paket), kemudian dikirimkan satu
per satu.
Di Internet, protokol ini disebut
IP (Internet Protocol). Kedua, harus
dijamin setiap paket data sampai ke
alamat yang benar dan semuanya
benar diterima. Untuk itu diperlukan
protokol lainnya, yaitu Transmission
Control Protocol (TCP) mengaitkan
sebuah blok data pada paket data IP,
yang antara lain mengandung
informasi mengenai alamat, jumlah
total paket data dan urutan setiap
paket yang membentuk paket
tersebut. Hanya secara bersamaan
kedua protokol membentuk kesatuan
yang berfungsi, karena itu biasanya
disebut TCP/IP.
b. Tentang IPV4
IPV4 adalah sebuah jenis
pengalamatan
jaringan
yang
digunakan di dalam protokol
jaringan TCP/IP yang menggunakan
protokol IP versi 4. IP versi ini
memiliki keterbatasan yakni hanya
mampu mengalamati sebanyak 4
miliar host komputer di seluruh
dunia. Contoh alamat IPv4 adalah
192.168.0.3
Pada IPV4 ada 3 jenis Kelas,
tergantung dari besarnya bagian host,
yaitu kelas A (bagian host sepanjang
24 bit , IP address dapat diberikan
pada 16,7 juta host) , kelas B (bagian
host sepanjang 16 bit = 65534 host)
dan kelas C (bagian host sepanjang 8
bit = 254 host ).
Pemberian
alamat
dalam
internet mengikuti format IP address.
Alamat ini dinyatakan dengan 32 bit
(bilangan 1 dan 0) yang dibagi atas 4
kelompok (setiap kelompok terdiri
dari 8 bit atau oktet) dan tiap

kelompok dipisahkan oleh sebuah


tanda titik. Untuk memudahkan
pembacaan,
penulisan
alamat
dilakukan dengan angka desimal,
misalnya 100.3.1.100 yang jika
dinyatakan dalam binary menjadi
01100100.00000011.00000001.0110
0100. Dari 32 bit ini berarti
banyaknya jumlah maksimum alamat
yang dapat dituliskan adalah 2
pangkat 32, atau 4.294.967.296
alamat. Format alamat ini terdiri dari
2 bagian, net id dan host id. Net id
sendiri menyatakan alamat jaringan
sedangkan host id menyatakan
alamat lokal (host/router). Dari 32
bit ini, tidak boleh semuanya angka 0
atau 1 (0.0.0.0 digunakan untuk
jaringan yang tidak dikenal dan
255.255.255.255 digunakan untuk
broadcast).
c. Tentang IPV6
IPV6
merupakan
metode
pengalamatan IP yang perlahanlahan mulai menggantikan IPv4.
IPV6
digunakan
sebagai
pengalamatan karena keterbatasan
jumlah IP yang dimiliki oleh IPv4,
mengingat semakin bertambahnya
perangkat berbasis IP saat ini. IPv6
atau Internet Protocol version 6
adalah protokol Internet terbaru yang
merupakan pengembangan lebih
lanjut dari protokol yang dipakai saat
ini, IPV4 (Internet Protocol version
4). Pengalamatan IPv6 menggunakan
128-bit alamat yang jauh lebih
banyak
dibandingkan
dengan
pengalamatan 32-bit milik IPv4.
Dengan kapasitas alamat IP
yang sangat besar pada IPv6, setiap
perangkat yang dapat terhubung ke
Internet (komputer desktop, laptop,
personal digital assistant, atau
telepon seluler GPRS/3G) bisa
memiliki alamat IP yang tetap.
Sehingga, cepat atau lambat setiap
perangkat elektronik yang ada dapat

terhubung dengan Internet melalui


alamat IP yang unik.
PEMBAHASAN
a. Struktur Alamat pada IPV4
Penulisan IPV4 terbagi 4 blok
yaitu x.x.x.x dimana setiap blok
merupakan penjumlahan bilangan
biner (0 dan 1) yg terdiri dari 8 bit,
sehingga jumlah bit keseluruhannya
adalah 32 bit. Hasil dari bilangan
biner per bit direpresentasikan
kedalam bilangan desimal. jadi jika
ditulis dalam bit aturannya sebagai
berikut:
Format:
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxx
xxxx
Bilangan
biner:
10100111.
11001101. 00001001. 00100011
Hasil konversi biner ke desimal:
167.205.9.35
Secara implementasi, Alamat IPV4
terdiri dari 3 kelas, yaitu:
1) Kelas A
Jika bit pertama dari IP Address
adalah 0, address merupakan
network kelas A. Bit ini dan 7 bit
berikutnya (8 bit pertama)
merupakan
bit
network
sedangkan 24 bit terakhir
merupakan bit host. Dengan
demikian hanya ada 128 network
kelas A, yakni dari nomor
0.xxx.xxx.xxx
sampai
127.xxx.xxx.xxx, tetapi setiap
network dapat menampung lebih
dari 16 juta host.

Gambar 1. IPV4 Kelas A


2) Kelas B

Jika 2 bit pertama dari IP


Address adalah 10, address
merupakan network kelas B. Dua
bit ini dan 14 bit berikutnya (16
bit pertama) merupakan bit
network sedangkan 16 bit
terakhir merupakan bit host.
Dengan demikian terdapat lebih
dari 16 ribu network kelas B (64
x 256), yakni dari network
128.0.xxx.xxx

191.255.xxx.xxx. Setiap network


kelas B mampu menampung
lebih dari 65 ribu host.

Gambar 2. IPV4 Kelas B


3) Kelas C
Jika 3 bit pertama dari IP
Address adalah 110, maka
address merupakan network
kelas C. Tiga bit ini dan 21 bit
berikutnya (24 bit pertama)
merupakan
bit
network
sedangkan
8
bit
terakhir
merupakan bit host. Dengan
demikian terdapat lebih dari 2
juta network kelas C (32 x 256 x
256),
yakni
dari
nomor
192.0.0.xxx
sampai
223.255.255.xxx. Setiap network
kelas
C
hanya
mampu
menampung sekitar 256 host.

IPV4 dapat diimplementasikan


pada properti koneksi jaringan
seperti tampilan gambar berikut:

Gambar 4. Tampilan Properti Untuk


Memasukkan IPV4
b. Struktur Alamat Pada IPV6
Alamat
pada
IPv6
direpresentasikan dalam format
heksa desimal bertitik. Dari 128
bit
yang
ada,
dilakukan
pemotongan menjadi 8 blok sama
besar, masing-masing terdiri dari
16 bit dan dipisahkan oleh titik
dua (:). Contoh:
00100001110110100000000011010011
00000000000000000010111100111011
000000101010101000000000111111111
1111110001010001001110001011010

Pembagian 8 blok, perblok 16 bit.

Gambar 3. IPV4 Kelas C


4) Sedangkan address 127.0.0.1
adalah
localhost
(komputer
sendiri), tidak dapat digunakan
untuk koneksi jaringan komputer.

0010000111011010
0000000011010011
0000000000000000
0010111100111011
0000001010101010
0000000011111111
1111111000101000
1001110001011010

:
:
:
:
:
:

Hasil konversi ke bilangan heksa


desimal:

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:0
0FF:FE28:9C5A
Alamat pada IPv6 dapat
disederhanakan
dengan
menghilangkan angka 0 yang
berada
didepan.
Walaupun
demikian, setiap blok harus
memiliki minimal 1 digit.
Contoh:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:0
0FF:FE28:9C5A
Menjadi
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:
9C5A
Disamping itu, alamat IPv6
dapat disederhanakan dengan
melakukan Zero Compression,
yaitu
suatu
metode
menghilangkan 0 jika terdapat
deretan 0 yang panjang per 16
bit. Deretan 0 yang panjang ini
kemudian diganti dengan simbol
::. Contoh:
1) FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4
CA2
menjadi
FE80::
2AA:FF:FE9A:4CA2
2) FF02:0:0:0:0:0:0:2 menjadi
FF02:::2
Pada IPv6 terdapat
alamat khusus, yaitu:
1) ::/128, artinya semua
alamat
adalah
0
dengan netmask 128
2) ::1/128,
alamat
loopback
3) ::/96,
alamat
yang
digunakan untuk IPv4
4) 2001:db8::/32, alamat
global
dan
yang
digunakan untuk IPv6
5) fe80::/64,
alamat
linklocal
6) ff00::/8,
alamat
multicast untuk IPv6

Address IPv6 dapat dibagi


menjadi 4 jenis, yaitu :
1) Alamat
Unicast,
yang
menyediakan
komunikasi
secara point-to-point, secara
langsung antara dua host
dalam sebuah jaringan.
2) Alamat
Multicast,
yang
menyediakan metode untuk
mengirimkan sebuah paket
data ke banyak host yang
berada dalam group yang
sama. Alamat ini digunakan
dalam komunikasi one-tomany.
3) Alamat
Anycast,
yang
menyediakan
metode
penyampaian paket data
kepada anggota terdekat dari
sebuah group. Alamat ini
digunakan dalam komunikasi
one-to-one-of-many. Alamat
ini juga digunakan hanya
sebagai
alamat
tujuan
(destination address) dan
diberikan
hanya
kepada
router, bukan kepada hosthost biasa.
Selain itu, IPV6 memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki
oleh IPV4. Diantaranya adalah:
1) Jumlah IP address yang
sangat banyak, 3.4 x 1038
alamat.
2) Konfigurasi secara statefull &
stateless.
Statefull
yaitu
konfigurasi
alamat
menggunakan server DHCP.
Sedangkan Stateless adalah
pengalamatan
tanpa
menggunakan server DHCP,
IP address langsung diberikan
router.
Cocok
untuk
pengguna mobile internet,
karena
tidak
perlu
dikonfigurasi ulang sewaktu
berpindah tempat / jaringan.
3) Dilengkapi protokol IPsec,
sehingga cocok untuk e-

commerce
yang
membutuhkan
keamanan
dalam bertransaksi.
4) Quality of service (Qos),
Perbaikan layanan data yang
sensitif
terhadap
delay,
seperti VOIP dan streaming
video.
IPV6
dapat
diimplementasikan pada properti
koneksi jaringan seperti tampilan
gambar berikut:

terdapat pada IPv4, QOS yang lebih


baik, dan keamanan dalam pergerakan
informasi di internet yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Cisco. 2011. Solution Overview
Getting Started with IPv6: Artikel
[diakses 7 Januari 2016]
2. Cisco. 2010. Enterprise IPv6
Transition Strategy: Artikel [diakses
7 Januari 2016]
3. Cisco. 2015. IPv6 for the Enterprise
in 2015: Artikel [diakses 7 Januari
2016]
4. Heriyanto, Fikri. Perbandingan
Internet Protocol Versi 4 Dan Versi 6
(IPv4 Vs IPv6). Jurusan Teknik
Informatika,
Fakultas
Ilmu
Komputer, Universitas Sriwijaya:
Artikel [Diakses 21 Februari 2014]
5. Irawan, Budi. 2005. Jaringan
komputer. Penerbit Graha Ilmu.
Jakarta.

Gambar 5. Tampilan Properti Untuk


Memasukkan IPV6
KESIMPULAN
IPv4 telah mendekati batas dari
kemampuannya,
dan
IPv6
yang
merupakan protokol baru telah dirancang
untuk dapat menggantikan fungsi IPv4.
Tujuannya yaitu untuk mengganti IPv4
adalah karena keterbatasan dari panjang
addressnya yang hanya 32 bit saja.
IPv6 yang memiliki kapasitas
address 128 bit, mendukung penyusunan
address
secara
terstruktur,
yang
memungkinkan
Internet
terus
berkembang serta mampu mendukung
kebutuhan akan komunikasi yang aman,
routing
yang
fleksibel
maupun
pengaturan lalu-lintas data yang tidak

6. Pratama, I Putu Agus Eka. 2015.


Handbook Jaringan komputer , Teori
dan praktek berbasis Open Source.
Penerbit Informatika, Bandung.
7. Stallings, W. 2003. Data and
Computer Communications (7th
edition). E-Book.
8. Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar
Jaringan komputer. Penerbit Andi,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai