Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Nama
NIM
Kelas
Asisten
Prodi
: Nadya Awaliah
: 155040201111216
:G
: Fachrurozi Ubaidillah
: Agroekoteknologi
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pertanian, tanam dan pola tanam sangat diperlukan. Tanam dan
pola tanam yang berbedaadapat menentukan tingkat produksi dalam kualitas
maupun kuantitas. Ada banyak jenis pola tanamdalam dunia pertanian. Ada
yang
menguntungkan
kita
namun
merugikan
alam,
ada
juga
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum tanam dan pola tanam ini adalah
untuk mengetahui pengertian pola tanam, fungsi pola tanam dan macammacam pola tanam. Serta mengetahui bagaimana teknik penanaman dan
perbandingan pola tanam monokultur dan pola tanam tumpang sari pada
tanaman jagung dan kedelai.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
seragam.
Kelemahan
utamanya
adalah
menjadikan
penggunaan
lahan
efisien
karena
panen yang beragam. Ini menguntungkan karena bila harga salah satu
komoditas rendah, dapat ditutupi oleh harga komoditas lainnya.
Menurut Harjadi, S.S, (1989), kelemahan dari adanya pola tanam
polikultur adalah :
1.
Pemilihan komoditas
Diperlukan wawasan yang luas untuk memilih tanaman selah
Permintaan pasar
Pada pola tanam tumpangsari, tidak selalu tanaman yang
air
yang
ada
selama
pertumpbuhan.
Hal
ini
30C. Curah
7,5 (Malti
et al., 2011)
Menurut Nuning dkk. (2012) t eknik dan proses dari budidaya
tanaman jagung adalah sebagai berikut :
1. Persiapan benih
Syarat benih jagung yang digunakan adalah yang mempunyai daya
tumbuh dan virgor yang cukup tinggi, kualitas fisiologi yang tinggi (daya
tumbuh minimal 90%).
2. Pengolahan lahan
Lahan untuk penanaman bisa diolah dengan menggunakan cangkul
atau dengan bajak.
3. Penanaman
Penanaman pada jagung ada beberapa pola tanam yang biasa
diterapkan yaitu tumpang sari (intercropping), tumpang gilir (Multiple
Cropping), tanaman bersisipan (Relay Cropping), dan tanaman campuran
(Mixed Cropping). Lubang tanam yaitu dengan kedalaman 3-5 cm. Jarak
tanam tanaman jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin
panjang umurjagung maka jarak tanamnya semakin lebar. Jagung yang
berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya adalah
40100 cm, sedangkan Jagung yang berumur panen 80 -100 hari, jarak
tanamnya adalah 2575 cm.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan Penjarangan dan
Penyulaman,
penyiangan,
pembumbunan,
dan
pemupukan
serta
penyakit
bercak
daun
(Leaf
bligh),
penyakit
karat
96 hari setelah
tanam. Jagung untuk sayur seperti jagung muda dan baby corn dipanen
sebelum bijinya terisi penuh, sedangkan untuk jag ung rebus atau bakar,
dipanen saat jagung sudah matang susu. Cara panennya yaitu dengan
memutar tongkol dan mematahkan tangkai buah jagung. Jagung dikupas
ketika masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai,
supaya kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan
tidak tumbuh. Pengeringan jagung dengan sinar matahari. Setelah kering
jagung dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.
17 kg/ha.
2.
Penanaman Kedelai
1. Gunakan varietas kedelai yang toleran naungan, diantaranya
Dena-1 atau Dena-2. Jumlah benih yang dibutuhkan 15 - 20 kg/ha
2. Benih dicampur dengan inokulan Rh izobium sp (nodulin,
rhizogin dll) 5 kg benih per 10 g (1 saset), caranya adalah benih
dibasahi kemudian ditiriskan, inokulan ditaburkan dan diaduk
merata hingga
3.
3.1.1
Alat
Dalam praktikum Dasar Budidaya Tanaman pada materi tanam dan pola
tanam alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Cangkul
b. Tugal
c. Tali rafia
d. Ember
e. Plastik
f. Botol plastik
g. Penggaris
h. Alat tulis
i. Gunting
j. Kamera
3.1.2 Bahan
Selain alat-alat yang telah disebutkan, bahan-bahan yang digunakan pada
praktikum tanam dan pola tanam adalah sebagai berikut.
a. Benih jagung
b. Benih kedelai
c. Cocopeat
d. Kompos
e. Serbuk Gergaji
f. Sekam
g. Pupuk Urea
h. Pupuk KCL
i. Pupuk SP36
Menentukan jarak tanam , jarak antar baris 70 cm dan jarak dalam baris 30
cm
Memasukkan benih jagung pada lubang dengan kedalaman satu ruas jari,
dan tutup kembali lubang
3.2.2
Menentukan jarak tanam jagung, jarak antar baris 70 cm dan jarak dalam
baris 30 cm
Memasukkan benih jagung pada lubang dengan kedalaman satu ruas jari,
dimana antara dua jagung ditanami kedelai. Kemudian tutup kembali
lubang
1 mst
5,5
4,125
2 mst
12,375
8
7 mst
-
Data diatas terlihat tinggi tanaman jagung terus meningkat pada setiap
media tanamnya. Data diatas terlihat pada pola tanam monokultur rata r ata tinggi
tanaman jagung pada 1 minggu setelah tanam adalah 5,5 cm, pada 2 minggu
setelah tanamn adalah 12,375 cm, pada 3 minggu setelah tanam adalah 21,5 cm
dan pada 4 minggu setelah tanam adalah mencapai 34,5 cm. Sedangkan pada pola
tanam tumpang sari rata rata tinggi tanaman jagung pada 1 minggu setelah tanam
adalah 4,125 cm, pada 2 minggu setelah tanam adalah 8 cm, pada 3 minggu
setelah tanam adalah 14,68 cm dan pada 4 minggu setelah tanam rata rata tinggi
tanaman jagung mencapai 22 cm. Berikut adalah grafik rata rata tinggi tanaman
jagung pada pola tanam monokultur dan tumpang sari.
tanaman jagung dengan pola tanam monokultur dan tumpangsari pada usia 1
sampai 4 minggu setelah tanam (mst).
Tabel 2. Tabel perbandingan jumlah daun tanaman jagung pola tanam
monokultur dan tumpeng sari.
Pola Tanam
Monokultur
Tumpang Sari
1 mst
3
5
2 mst
4
9
Jumlah daun
3 mst
4 mst
4
4
10
11
6 mst
-
7 mst
-
Data diatas terlihat rata-rata jumlah daun tanaman jagung terus meningkat
pada setiap minggunya pada setiap pola tanam, tetapi pada minggu ketujuh setelah
tanam, pengamatan pada pola tanam tumpang sari mengalami penurunan sehingga
rata-rata jumlah daun tanaman yang didapatkan sama dengan jumlah rata-rata
daun pada minggu keenam setelah tanam. Pada lahan dengan pola tanam
monokultur dan tumpang sari , pada pola tanam monokultur satu mingu setalah
tanam didapat jumlah daun sebanyak 3, pada 2 minggu setelah tanam jumlah daun
sebanyak 4, dan pada minggu ke tiga dan ke empat jumlah daun tidak mengalami
peningkatkan. Sedangkan pada pola tanam tumpeng sari jumalah daun didapat
lebih banyak dibandingkan dengan monokultur, pada satu minggu setelah tanam
jumlah daun sebanyak 5, dua minggu setelah tanam jumlah daun sebanyak 9, pada
tiga minggu setelah tanam jumlah daun sebanyak 10, dan pada minggu ke empat
setelah tanam jumlah daun sebanyak 11 helai daun. Berikut adalah grafik jumlah
daun tanaman jagung.
4.2 Pembahasan
Terlihat bahwa dari minggu ke 1 setelah tanam sampai minggu ke 4 setelah
tanam tinggi tanaman jagung selalu mengalami peningkatan baik pola tanam
monokultur maupun tumpeng sari, akan tetapi pada pola tanam monokultur lebih
tinggi dari pada pola tanam tumpang sari. Hal tersebut tidak sesuai dengan yang
dkatakan Dwijoseputro bahwa tinggi tanaman jagung pada tanaman monokultur
atau polikultur akan sama saja. Tidak berpengaruhnya pola tanam terhadap tinggi
tanaman jagung karena tanaman jagung tinggi dari tanaman kedelai sehingga
tidak ada halangan cahaya untuk sampai ketanaman jagung. Cahaya sangat
dibutuhkan dalam proses fotosintesis sebagaimana yang disampaikan oleh
(Dwidjoseputro, 2004) bahwa tanaman butuh cahaya yang lebih banyak untuk
proses fotosintesis sebagai sumber energi dan mengolahnya menjadi energi kimia
berupa karbohidrat.
Perbedaan tinggi pada tanaman jagung di pola tana monokultur dan tu mpang
sari terjadi karena perebutan nutrisi antar kedelai maupun jagung didalam tanah.
Seperti yang dikatakan Subhan (1989) kedelai dan jagung yang ditanam secara
tumpangsari akan terjadi kompetisi dalam memperebutkan unsur hara, air dan
sinar matahari. Sehingga pengaturan populasi dan pengaturan selang waktu tanam
penting untuk mengurangi terjadinya kompetisi tersebut.
Jarak tanam juga dapat mempengaruhi tinggi tanaman jagung. Hasil
penelitian Waluya (2009) jagung adalah tanaman yang efisien dalam penggunaan
sarana tumbuh. Jarak tanam jagung yang dapat digunakan 80 x 20 cm dan 80 x 30
cm. Suwarto et al., (2005) .
Pada pola tanam monokultur rata -rata jumlah daun tanaman jagung pada 1
minggu setelah tanam adalah sebanyak 3 helai, pada 2 minggu setelah tanaman
adalah sebanyak 4 helai, pada 3 minggu setelah tanam adalah sebanyak 4 helai
dan pada 4 minggu setelah tanam adalah sebanyak 4 helai. Sedangkan pada pola
tanam tumpang sari rata rata jumlah daun tanaman jagung pada 1 minggu setelah
tanam adalah sebanyak 5 helai, pada 2 minggu setelah tanam adalah sebanyak 9
helai, pada 3 minggu setelah tanam adalah sebanyak 10 helai dan pada 4 minggu
setelah tanam rata rata jumlah daun tanaman jagung sebanyak 11 helai.
Daun jagung mulai terbuka sesudah koleoptil muncul di atas permukaan
tanah. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat
melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun
umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka
sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung di daerah tropis
mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah beriklim sedang
(temperate) (Paliwal 2000).
Terlihat bahwa dari minggu ke 2 setelah tanam sampai minggu ke 5 setelah
tanam jumlah daun tanaman jagung pada pola tanam tumpang sari selalu
mengalami peningkatan jumlah daun, sedang kan pada monokultur pada minggu
minggu ke 2 sampai ke 4 setelah tanam jumlah daun tidak mengalami
peningkatan. Hanya mengalami peningkatan saat 1 minggu setelah tanam ke 2
minggu setelah tanam. Jadi, jumlah daun jagung pada pola tanam monokultur
maupun tumpeng sari tidaklah jauh berbeda artinya sama. Menurut Fithriadi
(1997), menyatakan bahwa apabila suatu tanaman budidaya mendapatkan cahaya
matahari yang cukup akan membantu tanaman budidaya tersebut dalam proses
fotosintesis. Semakin banyak zat hijau daun akan mempermudah tanaman dalam
proses tumbuh seperti pertumbuhan batang,akar,buah dan daun.
Tanaman Jagung tumpangsari denga Kedelai sangatlah cocok, karena menurut
Muhadjir (1998) tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (graminae)
dari sub famili myadeae. Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
teosinte dan tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung. Teosinte
berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar didaerah pertanaman
jagung. Jagung merupakan tanaman berumah satu Monoecious dimana letak
bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk
tanaman C4 yang mampu beradaptasi baik pada faktor -faktor pembatas
pertumbuhan dan hasil. Salah satu sifat tanaman jagung sebagai tanaman C4,
antara lain daun mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi dibandingkan tanaman
C3, fotorespirasi rendah, efisiensi dalam penggunaan air (Muhadjir, 1988).
KESIMPULAN
Setelah praktikum pola t anam monokultur dan tumpang sari pada tanaman
jagung dapat disimpulkan bahwa tinggi tanaman jagung pada pola tanam
monokultur lebih tinggi dibandingka dengan tanaman jagung pda tumpangsari.
Hal tersebut dikarenakan pada pola tanam tumpang sari terjadi persaingan nutrisi
antara tanaman jagung dan kedelai. Sedangkan pada parameter kedua yaitu jumlah
daun pada tanaman jagung. Daun pada tanaman jagung monokultur maupun
tumpangsari sama jumlahnya. Artinya, tidak berpengaruh ke daun asalkan nutrisi
yang dipenuhi cukup.
Tanaman jagung sangan cocok ditumpangsarikan dengan tanaman ke delai.
Karena pada tanaman Jagung memiliki perakaran yang dalam sedangkan pada
tanaman kedelai akarnya dangkal. Selain itu, tanaman Jagung merupakan tanaman
C4 sedangkan tanaman kedelai merupakan tanaman C3 karena itu cocok.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1993. Teknik bercocok tanam jagung. Yogjakarta: Kanisisius.
Campbell, V.A. 2002. Biology. Jakarta: Erlangga.
Djaenudin, D., Marwan H., Subagyo H., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis
untuk Komoditas Pertanian. Edisi Pertama tahun 2003 , ISBN 979-9474-256. Balai Penelitian Tanah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat, Bogor, Indonesia.
Dwidjoseputro, D. 2004, Pengantar Fisiologi Tumbuhan. edisi IV. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Harjadi, S.S. 1989. Dasar-dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian .
Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Jumin, Hasan Basri. 1998. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: Agronomi.
Malti, Ghosh, Kaushik, Ramasamy, Rajkumar, Vidyasagar. 2011. Comparative
Anatomy of Maize and its Application.Intrnational Journal of Bio -resorces
and Stress Management.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian Lembaga Penelitian, Pendidikan
dan Penerangan Ekonomi dan Sosial . Jakarta: LP3ES.
Muhadjir, F. 1988. Budidaya Tanaman Jagung . Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor. 423 hal.
Nuning, Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2012, Morfologi
Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagun g, Balai Penelitian Tanaman
Serealia, Maros.
Paliwal. R.L. 2000. Tropical Maize Morphology . In: Tropical Maize:Improvement
and Production. Food and Agriculture Organization of the United Nations.
Rome. p 13-20.
Saiful
,Anwar.
2011.
Definisi
Pola
Tanam
(online)
http://lampung.litbang.deptan.go.id/i. diakses pada tanggal 22 Mei 2015 .
Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usahatani
dalam Usaha Intensifikasi (Proyek Bimas). Lokakarya Teknologi dan
Dampak Penelitian Pola Tanam dan Usahatani, Bogor, 20-21 Juni 1983.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanam
Subhan. 1989. Pengaruh Jarak Tanam dan Pemu pukan Fospat terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kacang Jogo (Phasealus Vulgaris. L). Bull. Penel.
Horti.VIII.2. Lembang. 12 hal.
Suwarto, S. Yahya, Handoko, M. A. Chozhin. 2005. Kompetisi Tanaman Jagung
dan Ubi Kayu dalam System Tumpang Sari . Medan: USU.
Tambunan, Sonia. Dkk. 2011. Tanam dan Pola Tanam . http://www.tanam-danpola-tanam.pdf.html. Diakses pada tanggal 22 Mei 2015.
Vincent, H.R. 1998. Agriculture Fertilizer and Envisement. CO. BI Publishing.
New York.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung Monokultur
Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung Monokultur
Sampel
Tanaman 1
2 mst
4
3 mst
10
Tanaman 2
19
27
40
Tanaman 3
16
23
34
Tanaman 4
15
21
36
Tanaman 5
24
37
Tanaman 6
14
23
40
Tanaman 7
18
25
Tanaman 8
17
28
Rata-rata
5,5
12,375
21,5
34
7 mst
Tanaman 1
2 mst
5
Tanaman 2
10
11
11
Tanaman 3
11
10
Tanaman 4
12
Tanaman 5
16
10
12
Tanaman 6
11
13
Tanaman 7
Tanaman 8
12
Rata-rata
10
11
7 mst
Tanaman 1
2 mst
3,5
3 mst
10,5
Tanaman 2
10
17
Tanaman 3
3,5
14
Tanaman 4
12,5
18,5
27
Tanaman 5
6,5
15
27
Tanaman 6
12
20
25
Tanaman 7
18
25
Tanaman 8
3,5
13
19
Rata-rata
4,125
14,6875
22
7 mst
Tanaman 1
2 mst
4
Tanaman 2
Tanaman 3
Tanaman 4
Tanaman 5
Tanaman 6
Tanaman 7
Tanaman 8
Rata-rata
7 mst