PENDAHULUAN
A.
PROFIL PUSKESMAS
1. Keadaan Wilayah
Pada umumnya adalah Pemukiman dan Pertanian terdiri dari 7 Desa yang
meliputi: Desa Japoh, Desa Ngepringan, Desa Mlale, Desa Dawung, Desa
Kandagsapi, Desa Jenar, Desa Banyurip. Dari 7 desa kemudian dikembagkan
menjadi 1 puskesmas induk dan 3 pustu.
2. Batas wilayah
Adapun batas wilayah Puskesmas Jenar adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara: Kabupaten Purwodadi
2.Sebelah Timur: KecamatanMantingan, Kabupaten Ngawi
3. Sebelah Selatan: Desa Sambungmacan dan Kecamatan Sambungmacan
4. Sebelah Barat: Kecamatan Tangen
dengan wilayah kerja meliputi 7 Desa dengan kebayanan sebagai berikut:
1.
Desa Japoh
: 3 kebayanan
2.
Desa Ngepringan
: 3 kebayanan
3.
Desa Mlale
: 3 kebayanan
4.
Desa Dawung
: 3 kebayanan
5.
6.
7.
Desa Kandagsapi
Desa Jenar
Desa Banyurip
: 3 kebayanan
: 3 kebayanan
: 3 kebayanan
3. Demografi
Luas wilayah puskesmas Jenar kurang lebih 6.397,24 Ha terdiri 7 Desa
dengan jumlah penduduk 27.446 jiwa.
(Data diambil dari RSB Puskesmas Jenar tahun 2015)
B.
LATAR BELAKANG
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan diharapkan mahasiswa
Depression
Scale)
dan
MMSE
(Mini
Mental
State
Examination).
8. Mampu melakukan pengamatan dan penilaian pada Posyandu Lansia
setempat dengan standar program Posyandu Lansia.
D.
TINJAUAN PUSTAKA
menghasilkan terlampau sedikit insulin atau jika sel tubuh tidak menanggapi
insulin dengan tepat terjadilah diabetes (Setiabudi, 2008).
American Diabetes Association (ADA) memperkenalkan sistem klasifikasi
berbasis etiologi dan kriteria diagnosa untuk diabetes yang diperbaharui pada
tahun 2010. Sistem klasifikasi ini mengelaskan tipe diabetes, antaranya:
1. Diabetes Mellitus Tipe 1 (IDDM)
2. Diabetes Mellitus Tipe 2 (NIDDM)
3. Diabetes Autoimun Fase Laten
4. Maturity-Onset diabetes of youth
5. Sebab-sebab lainnya
(Barclay L, 2010)
Manifestasi klinis yang utama dari Diabetes Mellitus adalah poliuria,
polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan tanpa diketahui sebab lainnya.
Malaise atau kelemahan juga dapat berupa manifestasi klinis dari Diabetes
Mellitus (Bare dan Suzanne, 2002).
2. Hipertensi
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah diukur dengan
spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat (80% dari ukuran manset
menutupi lengan) setelah pasien beristirahat nyaman, posisi duduk punggung
tegak atau terlentang paling sedikit selama lima menit sampai tiga puluh menit
setelah merokok atau minum kopi. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Beberapa penulis lebih memilih istilah
hipertensi primer untuk membedakannya dengan hipertensi lain yang sekunder
karena sebab-sebab yang diketahui. Menurut The Seventh Report of The Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation andTreatment of High
Blood Pressure (JNC VII) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi
menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2
(Wilson LM, 1995).
TAMBAHAN PEMBAHASAN
Diit Lansia dan Pola Hidup Sehat Lansia
Diit lansia dan pola hidup sehat lansia di sini mengacu pada KMS Lansia
yang telah dibagikan pula oleh para lansia yang mengikuti kegiatan di Posyandu
Lansia. Anjuran hidup sehat tersebut adalah:
a. Perkuat ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa untuk mengendalikan
stress.
b. Periksakan kesehatan secara berkala.
c. Makan/minum (diit lansia):
-
Kurangi gula
Kurangi lemak
Kurangi garam
Perbanyak buah
Hindari alkohol
Berhenti merokok
Perbanyak minum air putih (6-8 gelas per hari atau sesuai anjuran
petugas kesehatan)
Tingkatkan silaturahmi
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, A.D., Asputra, H., Siahaan. S.S., Situmorang, E., and Warren, A.,
2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan kejadian Hipertensi pada Pasien
yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang. FK UNRI.
Barclay L, 2010. Diabetes Diagnosis & Screening Criteria Reviewed.
Available from: http://www.medscape.com. [Accessed May 2016]
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi
8), EGC Jakarta.
Felson, D.T., 2008. Osteoarthritis. Dalam : Fauci, A., Hauser, L.S., Jameson, J.L.,
Ed. HARRISON's Principles of Internal Medicine Seventeenth Edition. New
York, United States of America. McGraw-Hill Companies Inc. : 2158-2165.
Setiabudi, 2008. Referensi Kesehatan-Diabetes Melitus. Available from:
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/diabetes-melitus/ [Accessed May 2016]
Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., dan Pramudiyo, R., 2006.
Osteoartrits. Dalam : Alwi, I., Sudoyo, A.W., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta, Indonesia : Penerbit FKUI Pusat,
1195-1201.
Wilson, L.M., & Price, A.P., 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi ke-4. Jakarta: EGC.
TAMBAHAN DAFTAR PUSTAKA
Departemen Sosial Republik Indonesia. (2009). Dukungan Kelembagaan dalam
Kerangka
Peningkatan
Kesejahteraan
Lansia.
Kantor
Urusan
Pemberdayaan
Lansia.
Departemen
Sosial
Republik
Indonesia.
KMS Lansia