Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGUAT INSTRUMENTASI

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Instrumentasi Elektronis


Dosen : Drs. R. Kartono M.Pd.

Disusun oleh :
Nama

Meliana Kusuma Dewi

NIM

5301413040

TEKNIK ELEKTRO-FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

BAB 1
PENDAHULUAN
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran
dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumentasi
bisa berarti alat untuk menghasilkan efek suara, seperti pada instrumen musik misalnya,
namun secara umum instrumentasi mempunyai 3 fungsi utama:
- sebagai alat pengukuran
- sebagai alat analisis, dan
- sebagai alat kendali.
Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survey/ statistik,
instrumentasi pengukuran suhu, dll. Contoh dari instrumentasi sebagai alat analisis
banyak dijumpai di bidang kimia dan kedokteran, misalnya, sementara contoh
instrumentasi sebagai alat kendali banyak ditemukan dalam bidang elektronika, industri
dan pabrik-pabrik. Sistem pengukuran, analisis dan kendali dalam instrumentasi ini bisa
dilakukan secara manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan
secara otomatis dengan menggunakan komputer (sirkuit elektronik). Untuk jenis yang
kedua ini, instrumentasi tidak bisa dipisahkan dengan bidang elektronika dan
instrumentasi itu sendiri.
Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian depan/ awal dari
bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa pengukur dari semua
jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun besaran listrik. Beberapa contoh di antaranya
adalah pengukur: massa, waktu, panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban, tekanan, aliran,
pH (keasaman), level, radiasi, suara, cahaya, kecepatan, torque, sifat listrik (arus listrik,
tegangan listrik, tahanan listrik), viskositas, density, dll.
Dalam perkembangannya instrumentasi sangat pesat, demikian pula pelengkapnya
sebagai penonjang kehandalan dari instrumentasi itu sendiri. Instrumentasipun memiliki
penguatan yang dinamakan penguatan instrumentasi. Ternyata penguat instrumentasi
bukan hanya ada satu jenis, maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk sedikit
mengupas tentang Penguat Instrumentasi.
Rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah menyangkut penguat
instrumentasi, rangkaian dan juga rumusan rangkaian penguat instrumentasi. Tujuan yang
akan dicapai dalam penyusunan makalah ini yakni mengetahui seluk beluk penguat
instrumentasi.

BAB II
ISI
Penguat instrumentasi adalah suatu penguat dengan masukan diferensial dan
penguatannya dapat diatur tanpa mempengaruhi nisbah penolakan modus bersama (Common
mode rejection ratio-CMRR). Fungsi utama penguat instrumentasi adalah untuk memperkuat
tegangan yang tepat berasal dari suatu sensor atau transduser secara akurat. Penguat
instrumentasi yang bermutu tinggi sudah dibuat dalam bentuk IC yang dalam penggunaannya
tidak perlu dipasang rangkaian umpan balik seperti Op-amp. Penguat instrumentasi juga
dapat disusun dengan menggunakan Op-Amp. Mutu penguatannya bergantung pada mutu
Op-Amp yang diinginkan. Parameter Op-Amp yang mempengaruhi mutu penguatan meliputi
Offset masukan, impedansi masukan, drift tegangan keluaran, CMRR, PSRR (Power supply
rejection ratio) dan sebagainya. CMRR dan ketepatan penguat instrumentasi juga bergantung
pada kepresisian dari komponen pasif yang digunakan.
Rangkaian ekuivalen penguat instrumentasi digambarkan seperti dibawah ini:

Gambar 1 rangkaian ekuivalen penguat instrumentasi


Besaran RicM adalah hambatan atau impedansi atau impedansi masukan diferensial. E o,o adalah
tegangan keluaran tanpa beban (terbuka) dan R o adalah hambatan atau impedansi keluaran.
Karena penguat instrumentasi adalah penguat loop terbuka.Maka tak perlu dipasang
rangkaian umpan balik untuk menggunakannya seperti halnya penguat operasional. Penguat
instrumentasi yang bermutu tinggi dibuat dalam bentuk hybrid yaitu campuran IC dan
komponen diskrit. Satu contoh penguat instrumentasi adalah penguat Burr-Brown 3620.
Spesifikasi penguat ini adalah:
Drift rendah : 25v/C
Bising rendah : 1 Vpp
CMRR tinggi 100dB
Impedansi masukan tinggi 300M (diferensial) dan 1G CM (Common mode)
Kisaran penguatan: 1 hingga 10.000.
Rangkaian yang lazim digunakan orang untuk membuat penguat instrumentasi dengan
op-amp adalah seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 2 Suatu penguat instrumentasi


Kita dapat bagi rangkaian diatas menjadi dua bagian yaitu bagian terdiri dari OA1 dan OA2
dan bagian II terdiri dari OA3. Pertama, bagian II.

Gambar 3 Rangkaian penguat diferensial menggunakan op-amp


Oleh karena hambatan masukan diferensial dari op-amp amat tinggi maka dapat dianggap
I1=I4=0, sehingga:
Dengan menggunakan hukum Kirchoff kita peroleh:

Selanjutnya digunakan suatu sifat op-amp yang lain yaitu bahwa masukan inverting dan non
inverting ada dalam keadaan hubung singkat virtual oleh sebab ini:
Dari ketiga persamaan ini kita peroleh:

Agar tegangan Vo sebanding dengan selisih tegangan isyarat masukan maka harus dibuat
agar:

Sebaiknya digunakan R5 = R2 dan R7=R6 maka

Jadi

Penguatan Common mode dapat kita peroleh bila kita gunakan


seperti gambar

Gambar 4 penguat diferensial dengan menggunakan Common mode


Persamaan menjadi
..................................................................persamaan 1
Seperti telah digunakan diatas jika digunakan R5 = R2 dan R7=R6 kita peroleh penguat
diferensial akan tetapi dalam praktiknya tidak mungkin membuat dua hambatan tetap sama.
Resistor yang dijual di toko mempunyai toleransi minimum 1%.
Misalkan

Dari persamaan diatas kita peroleh CMRR:

Tampak bila = 1% = 0.01 dan R2=R6 maka CMRR = 60=30dB


Jadi agar diperoleh CMRR yang tinggi diperlukan komponen dengan presisi yang tinggi pula.
Kembali kita lukiskan bagian 1

Gambar 5 Bagian 1 rangkaian pada gambar 2


Oleh karena masukan inverting dan non inverting pada op-amp ada pada keadaan hubung
singkat virtual, maka tegangan pada titik A= ea dan pada titik B = eb. Disamping itu karena
hambatan masukan diferensial pada op-amp mempunyai harga sangat besar maka arus I1 = I2
= 0 akibatnya:

......................................................................persamaan 2
Persamaan diatas menyatakan bahwa bila e a = eb= eCM maka Vpq =0 sehingga AV1CM =0, yang
berarti bahwa pada rangkaian gambar 2 penurunan CMRR disebabkan oleh bagian II saja. Ini
berarti bahwa dipandang dari segi CMRR hanya R2, R6, R5 dan R7 yang harus mempunyai
nilai yang presisi.
Penguatan dari seluruh rangkaian gambar 2 dapat diperoleh dengan menggabungkan
persamaan 1 dan 2

Suatu contoh rangkaian instrumentasi ditunjukkan pada gambar 6 yang digunakan adalah tipe
CA 3140 yaitu CMOS-input op-amp dengan Zin (CM)=1012, CMRR=90dB, Unity ain
bandwith 7,5 MHz dan PSRR = 90dB. IC CA3240 adalah dua CA 3140 yaitu dalam satu IC
ada dua op-amp seperti Ca 3140.

Gambar 6 Penguat diferensial presisi


Spesifikasi penguat diatas adalah respons frekuensi (-3 dB)dc hingga 1MHz, slew rate =
1.5V/us, CMRR=86 dB. Penguatan = 35-60 dB.
Suatu rangkaian penguat instrumentasi lain ditunjukkan pada gambar 7 dibawah ini:

Gambar 7 suatu rangkaian penguat instrumentasi


Rangkaian diatas digunakan penguat instrumentasi buatan Burr Brown yaitu BB 3627, suatu
penguat instrumentasi dengan drift amat rendah. Keuntungan dibanding dengan rangkaian
pertama adalah hanya diperlukan dua op-amp dan 4 buat resistor. Resistor R5 tak perlu
dipasang bila diinginkan penguatan tegangan sama besar.

Kita gunakan dua sifat op-amp yaitu bahwa masukan inverting dan non inverting ada dalam
keadaab hubung singkat virtual danbahwa hambatan diferensial antara kedua masukan ini
amat besar, sehingga arus yang masuk dapat diabaikan. Dari gambar 7 kita dapat
memperoleh:

Tampak bahwa R5 tidak mempengaruhi Av,CM sehingga dapat digunakan untuk mengatur
penguatan tanpa mengubah CMRR. Dengan menggunakan sebuah op-amp dan beberapa
buah transistor kita juga dapat membuat suatu penguat instrumentasi yaitu seperti
ditunjukkan pada gambar 8. Rangkaian ini sering dijumpai dalam instrumentasi dan juga di
dalam rangkaian lain seperti IC analog multipier, yaitu MC 1496 dan juga IC balanced
modulator MC 1495. Pada gambar diatas transistor Q1, Q2, Q3 dan Q4 sebaiknya terbuat dari
ICyang berisi transistor array seperti LM 314 atau CA 3049.

Ganbar 8 Penguat instrumentasi menggunakan transistor dan op-amp


Akan tetapi Va=Vb sebab masukan op-amp dalam keadaan hubung singkat virtual akibat kita
peroleh:
Bila digunakan
Sekarang kita misalkan rangkaian transistor pada penguat diatas dua transistor Q1 dan Q2
membentuk penguat diferensial. Sedang transistor Q3 dan Q4 membentuk sumur arus tetap
yang menarik arus sama yaitu I dari Q1 dan Q2. Kalau kita gunakan hukum kirchoff untuk
arus-arus pada titik dan d kiat akan diperoleh:

Sehingga I2-I1 = 2Io Kembali pada titik a dan b. Va= Vcc-R7Io2


Vb= Vcc- R6Io1 Karena Va=Vb dan R6=R7 maka Io2= Io1 yang berarti
I1+I1=I2+I2
I2-I1=I1-I2= -2Io selanjutnya dari persamaan diatas menjadi Vo=-2IoR8
Vc-Vd = IoR11
akan tetapi Vc= Eb-VBE (Q2) dan Vd = Ea- VBE (Q1)
Bila Q1 dan Q2 dibuat agar mempunyai karakteristik sedekat mungkin sehingga V BE (Q2) =
VBE (Q1) maka Vc-Vd = Ea-Eb akibatnya

Dan dapat kita dapat persamaan:

Nyata bahwa penguatan dapat dibuat variabel dengan memasang potensiometer untuk R11.

BAB III
PENUTUP
Penguat instrumentasi adalah alat untuk memperkuat tegangan yang tepat berasal dari
suatu sensor atau transduser secara akurat. Penguat instrumentasi dapat disusun dengan
menggunakan Op-Amp maupun yang sudah berbentuk IC. Contoh penguat instrumentasi
adalah penguat Burr-Brown 3620 dan Penguat instrumentasi menggunakan transistor dan opamp.

DAFTAR PUSTAKA
Kustija, Jaja. Tanpa tahun. Sistem Instrumentasi Elektronika.

Anda mungkin juga menyukai