Anda di halaman 1dari 11

SAP : SENAM NIFAS

SAP : SENAM NIFAS


SATUAN ACARA PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN SENAM NIFAS
A. Latar Belakang
Lazimnya seorang ibu nifas tetap bekerja selama kenifasannya, sehingga sangat penting pada
kenifasannya diberikan keterangan tentang pernafasan dasar pernafasan dasar serta sikap
sewaktu bekerja dan waktu senggang.
Salah satu aktivitas yang dilakukan adalah senam nifas. Tindakan relaksasi dan senam setiap hari
berguna untuk seorang ibu nifas agar dapat mempersiapkan tubuhnya untuk menghadapi
persalinan serta dapat belajar bernafas dan beristirahat pada waktu yang tepat selama persalinan
untuk membantu kemajuan persalinan yang alamiah.
B. Tujuan Pembelajaran Senam Nifas
Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran senam nifas oleh instruktur, ibu nifas dapat melakukan senam
nifas secara mandiri.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran senam nifas, diharapkan ibu nifas dapat:
1. Menjelaskan tujuan senam nifas.
2. Menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum latihan senam nifas.
3. Menyebutkan teknik latihan senam nifas.
C. Sasaran
Seluruh ibu-ibu nifas dan atau wanita yang berkunjung ke Puskesmas Mijen yang dianggap
sesuai dengan wanita usia reproduksi.
D. Target
Ibu-ibu dengan masa nifas.
E. Pengorganisasian
Moderator :
Instruktur :
Fasilitator :
Observer :
F. Strategi Pelaksanaan
Waktu :
Tempat :
Kegiatan Belajar Mengajar :
1. Perkenalan

2. Menjelaskan tujuan
3. Menjelaskan materi
4. Mendemonstrasikan latihan
5. Diskusi dan tanya jawab
6. Evaluasi
G. Susunan Acara
1. Pembukaan oleh moderator selama 5 menit.
2. Acara inti :
a. Pendemonstrasian latihan selama 30
b. Diskusi dan tanya jawab selama 10 menit.
3. Penutup dan doa selama 5 menit.
H. Metode
1. Ceramah tentang konsep senam nifas.
2. Demonstrasi gerakan senam nifas.
3. Diskusi dan tanya jawab.
I. Media
Leaflet
J. Evaluasi
1. Standar persiapan : pengaturan waktu, kesiapan materi.
2. Standar proses : strategi yang digunakan dalam penyuluhan.
3. Standar hasil : kriteria hasil yang diharapkan dalam memberikan penyuluhan.
K. Materi
Terlampir
L. Daftar Pustaka
Asuhan Intrapartum Kebidanan Postpartum Bayi Baru Lahir. (2003). Pusdiknakes WHO
JHPIEGO
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dalam Konteks Keluarga. 1993. Pusdiknakes : Jakarta.
Goelam.S.A. dr. (1965). Ilmu Kebidanan. Balai Pustaka: Jakarta.
Mary, Nifaston. 1997. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
The Canadian Mother and Child. (1963). Department of National Health and Welfare: Ottawa

BAB I
PENDAHULUAN
Senam nifas ini mempunyai manfaat yang berarti bagi ibu-ibu setelah melahirkan. Kebanyakan
dari ibu-ibu tentunya ingin sekali mengembalikan penampilannya seperti semula. Senam nifas ini
berguna mengembalikan kondisi kesehatan dan memperbaiki regangan pada otot-otot setelah
kehamilan. Tak banyak kaum ibu-ibu setelah melahirkan lebih suka segera membenahi
penampilannya. Dalam melakukan senam nifas ada juga hal-hal yang perlu diperhatikan, karena
ada perbedaan tersendiri senam nifas pasca melahirkan dengan normal dan caesar. Perlu
diperhatikan juga bahwa kondisi fisik setiap orang berbeda-beda. Jadi sebelum memulai senam
nifas atau olahraga, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Lampiran Materi
SENAM NIFAS
A. Pengertian
Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan setelah melahirkan guna mengembalikan
kondisi kesehatan dan memperbaiki regangan pada otot-otot setelah kehamilan.
B. Tujuan
1. Memperbaiki regangan otot perut
2. Untuk relaksasi dasar panggul
3. Memperbaiki tonus otot pinggul
4. Memperbaiki sirkulasi darah
5. Memperbaiki regangan otot tungkai
C. Kontra Indikasi
1. Ibu yang menderita anemi
2. Ibu yang mempunyai penyakit jantung dan paru-paru
D. Pelaksanaan
Sebelum melakukan senam nifas, sebaiknya perawat mengajarkan kepada ibu untuk melakukan
pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan dapat dilakukan dengan latihan pernapasan dan
menggerak-gerakkan kaki dan tangan secara santai. Hal ini bertujuan untuk menghindari
kekejangan otot selama melakukan gerakan senam nifas.
Latihan fisik (senam nifas) untuk memperkuat otot-otot yang mengendor waktu hamil, yaitu :
1. Latihan menarik nafas
Bantal kecil diletakkan di bawah bahu
Dengan kedua tangan di bawah kepala, menarik nafas panjang dan pelan-pelan.
2. Berulang-ulang mengangkat dan menurunkan tungkai untuk memperkuat tonus otot-otot perut.
3. Mengangkat tungkai untuk kemudian menurunkan secara perlahan.

4. Mengangkat kepala dan bahu untuk memperkuat tonus otot-otot perut.


5. Bangun dari sikap berbaring ke sikap duduk dengan meluruskan kedua lengan.
6. Bangun dari sikap berbaring ke sikap duduk dengan menarik kedua tangan di belakang kepala.
Latihan fisik untuk mengurangi varises
Pelebaran pembuluh darah balik (varises) pada tungkai bawah dan liang dubur. Keadaan ini
dapat dikurangi atau dihilangkan dengan melakukan latihan fisik:
Latihan I
Sikap : Tidur terlentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki lurus.
Latihan : Angkat kedua tungkai sehingga pinggul dan lutut mendekati badan semaksimal
mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan vertikal dan perlahan-lahan turunkan
kembali ke lantai.
1. Latihan II
Sikap : Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas (disangga dengan tempat tidur yang lebih
tinggi atau meja).
Latihan : Gerakkan jari-jari kaki seperti mencakar dan meregangkan, selama 30 detik.
2. Latihan III
Sikap : Sikap seperti latihan II.
Latihan : Gerakkan ujung jari secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan dari dalam
keluar selama 30 detik.
3. Latihan IV
Sikap : Sikap seperti latihan II.
Latihan : Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti gerakan
menggergaji selama 30 detik.
4. Latihan V
Sikap : Tidur terlentang dengan kedua tangan bebas bergerak
Latihan : Gerakkan lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kanan, sedangkan tangan
memegang ujung jari dan urutkan mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha.
5. Latihan VI
Sikap : Berbaring terlentang, kedua tangan dibawah kepala.
Latihan : Jepitlah bantal diantara kedua kaki dan tekanlah sekuat-kuatnya. Saat itu angkatlah
pantat dari kasur dengan melemengkungkan badan
6. .
Latihan VI
I
Sikap : Tidur terlentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan.
Latihan : Kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat itu tegangkan
kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 30 detik.

7. Latihan VIII
Sikap : Berdiri tegak diatas lantai.
Latihan : Berjalanlah dengan ujung kaki, dan kemudian dengan tumit. Setiap gerakan lamanya
30 detik.
8. Latihan IX
Lakukan latihan bernafas di ruangan terbuka atau di depan jendela dimana ventilasi udara cukup
nyaman dan segar.
Latihan : Angkat kepala dan lingkaran kedua tangan pada belakang leher, tarik nafas perlahanlahan yang dalam hingga paru-paru penuh, lalu hembuskan nafas perlahan-lahan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan dan beberapa peragaannya senam nifas yaitu
dapat mempercepat pengembalian regangan-regangan otot setelah melahirkan jika dilakukan
dengan teratur: memperbaiki regangan otot panggul dan regangan otot tungkai bawah. Senam
nifas yang bervariasi dan mempunyai tahapan-tahapan yang setiap tahapnya mempunyai urutan
sesuai dengan kondisi. Sebaiknya dalam melakukan senam nifas tambahkan jumlah dan variasi
latihan yang dilakukan dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan ibu. Dalam latihan juga
hendaknya diawali dengan pemanasan dan lakukan relaksasi setelah melakukan senam nifas
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan Intrapartum Kebidanan Postpartum Bayi Baru Lahir. (2003). Pusdiknakes WHO
JHPIEGO
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dalam Konteks Keluarga. 1993. Pusdiknakes : Jakarta.
Goelam.S.A. dr. (1965). Ilmu Kebidanan. Balai Pustaka: Jakarta.
Mary, Nifaston. 1997. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
The Canadian Mother and Child. (1963). Department of National Health and Welfare: Ottawa
Selanjutnya klik disini: makalah asuhan kebidanan: SAP : SENAM NIFAS
dapatkan kti skripsi kesehatan KLIK DISINI

Seks pada Kehamilan


Hubungan seksual mempunyai peranan dalam pernyataan perasaan kasih sayang,
rasa aman dan tenang, kebersamaan, kedekatan perasaan dalam hubungan suami
istri. Tetapi jangan menjadikan hubungan seks memegang peranan paling berkuasa

dalam keselarasan hubungan suami istri. Pasangan suami istri dapat menyatakan
perasaan kasih sayang dengan saling bertukar pikiran (komunikasi), berpelukan, atau
pijatan tanpa harus melakukan hubungan seksual. Selain itu dapat mencari alternatif
lain dengan mandi air hangat, makan malam romantis atau apapun yang sama-sama
membuat pasangan senang (Suririnah, 2008).
Beberapa kondisi yang tidak boleh melakukan hubungan seksual saat hamil:
placenta previa, diduga mengalami kelahiran premature karena ibu mengalami
kontraksi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu, terjadinya perdarahan yang
dapat dihubungkan dengan tanda-tanda keguguran, cervix yang lemah, hamil kembar
(Naviri, 2012).
Selama tidak ada larangan dari dokter kandungan dan kehamilan yang tidak
beresiko, pasangan suami-istri dapat melakukan hubungan seksual hingga menjelang
persalinan. Dengan tetap menikmati hubungan seksual pasangan suami-istri dapat
saling berbagi rasa takut maupun kekhawatiran serta stres yang mungkin muncul pada
ibu hamil (Kissanti, 2009).
Seperti yang dikemukan oleh Ningsih (2007), tidak sedikit wanita hamil justru
merasakan kenikmatan dan kepuasan luar bisaa dibandingkan semasa tidak hamil.
Bahkan sebagian wanita hamil mengaku dapat mencapai orgasme multiple dengan
mudah. Hal ini dapat terjadi karena hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami
peningkatan. Sehingga menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh (payudara
dan organ reproduksi) menjadi lebih sensitif danresponsif.
Dengan memahami pengaruh kehamilan terhadap perilaku seksual, dan dapat
sebaliknya pengaruh hubungan seksual terhadap kehamilan diharapkan tidak terjadi
masalah antara suami istri. Hal penting yang harus selalu diingat adalah bahwa
hubungan seksual dilakukan untuk kepentingan bersama. Sehingga diperlukan saling
pengertian atas dasar saling mengasihi (Pangkahila, 2008).

Kebutuhan Seksual pada Ibu Hamil


Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti
berikut ini.

Sering abortus dan kelahiran premature


Perdarahan pervaginam
Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan
Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intra uteri
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya coitus
ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta
kemungkinan abortus menjadi lebih kecil.
Pada umumnya coitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hatihati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk kedalam rongga panggul, coitus sebaiknya
dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.
Sebagian perempuan takut melakukan hubungan seksual saat hamil. Beberapa merasa
gairah seksualnya menurun karena tubuh mereka melakukan banyak penyesuaian terhadap
bentuk kehidupan baru yang berkembang di dalam rahim mereka. Sementara di saat yang sama,
gairah yang timbul ternyata meningkat. Ini bukan kelainan seksual. Memang ada masanya ketika
ibu hamil mengalami peningkatan gairah seksual.

1. Kebutuhan Seksual pada Tiap Trimester


Trimester pertama: minat menurun pada trimester (3 bulan) pertama, biasanya gairah seks
menurun. Jangankan kepingin, bangun tidur saja sudah didera morning sickness, muntah, lemas,
malas, segala hal yang bertolak belakang dengan semangat dan libido. Fluktuasi, kelelahan, dan
rasa mual dapat menghisap semua keinginan untuk melakukan hubungan seks.
Trimester kedua: minat meningkat (kembali) memasuki trimester kedua, umumnya libido
timbul kembali. Tu buh sudah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan sehingga
ibu hamil dapat menikmati aktifitas dengan lebih leluasa dari pada di trimester pertama.
Kehamilan juga belum terlalu besar dan memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual,
muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih

nyaman. Demikian pula untuk urusan ranjang. Ini akibat meningkatnya pengaliran darah ke
organ-organ seksual dan payudara.
Trimester ketiga: minat menurun lagi libido dapat turun kembali ketika kehamilan memasuki
trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang. Pegel di punggung dan pinggul, tubuh
bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan
lambung), dan kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Tapi
jika termasuk yang tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah hal yang
normal, apalagi jika termasuk yang menikmati masa kehamilan.
2. Bahaya Melakukan Hubungan Seksual pada ibu hamil
Hal diatas berlaku bila selama kehamilan tidak ada masalah, namun bila kehamilan berisiko
seperti:
a. Ancaman keguguran atau riwayat keguguran, akan berisiko terjadi keguguran berulang
b. Plasenta letak rendah (ari-ari tertanam di segmen bawah rahim),
c. khawatir terjadi perdarahan hebat saat hubungan seksual Riwayat kelahiran prematur, ini juga
mengancam terjadinya persalinan sebelum waktunya.
d. Keluar cairan ketuban, bila ketuban sudah keluar berarti selaput ketuban yang berfungsi sebagai
pelindung janin dari kuman yang ada di daerah vagina robek, akibatnya hubungan seksual akan
mengantarkan kuman di vagina ke dalam rahim melalui sel-sel sperma, risikonya dapat
menyebabkan infeksi pada janin
e. Penyakit hubungan seksual (PHS),seperti: GO, siphilis, HIV/Aids, dll.
Suami atau istri yang sedang hamil atau tidak hamil bila menderita penyakit ini sebaiknya
tidak melakukan hubungan seksual, sampai benar-benar sembuh berdasakan penilaian dan
pemeriksaan dokter yang ahli dalam bidangnya.Bila hubungan seksual tidak dapat di hindari
sebaiknya menggunakan kondom. Dampak yang paling ditakuti bukan saja penularan ke janin,
namun penularan ke pasangan juga.
3. Waktu yang Disarankan Untuk Membatasi Melakukan Hubungan Seksual
a. Setiap kali terjadi perdarahan yang tak diketahui sebabnya.
b. Selama trimester pertama, bila wanita punya riwayat keguguran atau ancaman keguguran atau
menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran.

c. Selama 8-12 minggu terakhir, bila wanita punya riwayat keguguran atau ancaman keguguran
atau menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran.
d. Bila membran amnion (selaput ketuban) pecah.
e. Bila terjadi plasenta previa (plasenta terletak di dekat atau di atas leher rahim), sehingga dapat
keluar terlalu dini pada hubungan seksual, menyebabkan perdarahan dan mengancam ibu serta
janinnya.
f. Selama trimester akhir pada kehamilan kembar.
4. Posisi Hubungan Seks yang disarankan Untuk Wanita Hamil
a. Pria di atas tapi ia miring ke salah satu sisi atau bertahan dengan lengan, agar berat badannya tak
menekan wanita.
b. Wanita di atas tapi hindari penetrasi yang dalam.
c. Pria duduk di kursi atau tempat tidur dan wanita berada di atasnya. Selain tak membebani
kehamilan, posisi ini juga memudahkan wanita mengatur irama hubungan sekaligus mengurangi
tekanan di dinding rahim.
e. Pria-wanita berbaring menghadap satu arah dengan posisi wanita di depan pria. Penetrasi
dilakukan pria dari belakang.
f. Wanita dalam posisi lutut-siku (menungging). Penetrasi dilakukan pria dari belakang.
g. Hubungan Seks Gaya koboi
Posisinya, ibu berada di atas tubuh suami, tapi dengan wajah membelakangi wajah suami. Ibu
layaknya penunggang kuda yang siap menyentak kuda liar suami.
h. Hubungan Seks Posisi Membelakangi
Dengan posisi berdiri, tubuh ibu berada di depan suami di mana kedua kakinya terbuka di antara
kaki ibu. Jadi, ketika merasakan penetrasi, ibu bisa menyelipkan kedua kaki dan memanfaatkan
posisi yang menurut ibu tepat.

5. Rambu Rambu dalam Melakukan hubungan seksualitas pada Ibu Hamil


Berikut rambu-rambu yang perlu Anda ketahui untuk melakukan seks yang aman ketika
hamil :
Posisi woman on top atau menyamping adalah posisi yang nyaman untuk wanita hamil.
- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan
kebebasan ibu hamil.
- Penggunaan benda asing di sekitar vagina atau alat bantu seks, sebisa mungkin dihindari.
- Rasa pengertian, empati, kreatifitas dan humor adalah aspek yang sebaiknya ada ketika
melakukan hubungan seksual pada saat kehamilan.
- Kapan pun, ibu hamil berhak mengatakan Tidak

- Jika kehamilannya memiliki resiko tinggi, penetrasi dan orgasme sebaiknya dihindari sampai
dokter menyatakan aman. Rangsangan melalui puting juga harus dihindari pada kondisi
kehamilan seperti ini.
- Hindari penetrasi jika air ketuban bocor atau pecah.
- Kontak seksual dalam bentuk apa pun harus dihindari jika ibu hamil atau pasangannya telah
terkontaminasi atau terkena virus HIV. Gunakan kondom jika memang tetap ingin melakukan
aktivitas seksual.
6. Memahami Hubungan Seksualitas pada Ibu Hamil
Menurut ahli andrologi dan seksologi, Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Hubungan seksual
selama hamil tetap boleh dilakukan. Tapi, pada 3 bulan pertama kehamilan, sebaiknya frekuensi
hubungan seksual tak dilakukan sesering seperti biasanya. Pasalnya, jika hubungan seksual
dipaksakan pada masa 3 bulan pertama usia kehamilan, dikhawatirkan bisa terjadi keguguran
spontan.
Selain 3 bulan pertama kehamilan, pasangan sebaiknya juga lebih berhati-hati dalam
melakukan hubungan seksual pada saat 3 bulan menjelang waktu melahirkan. Sebab, menurut
Wimpie, dikhawatirkan terjadi kelahiran dini. Selain itu, keguguran juga bisa terjadi akibat
kekejangan otot Rahim. Kekejangan otot Rahim bisa terjadi karena benturan, misalnya karena
jatuh. Disisi lain,kekejangan otot Rahim juga bisa terjadi karena hubungan seksual. Tak jarang,
wanita yang tengah hamil mengalami perdarahan setelah berhubungan badan.
Saat usia kehamilan mendekati waktu melahirkan, pada umumnya dorongan seksual wanita
akan hilang. Pasalnya, saat itu sudah mulai timbul rasa sakit di Rahim, serta semakin besarnya
beban yang di pikul karena kehamilan yang semakin besar.
Faktor lain yang juga patut mendapat perhatian adalah perlunya mengatur posisi hubungan.
Apalagi jika wanita sedang dalam kondisi hamil tua. Perut yang semakin membuncit tentu tak
bisa lagi memberi keleluasaan bagi wanita untuk melakukan hubungan seksual dalam berbagai
posisi.
Ada sebagian orang berteori, hubungan seks pada usia kehamilan tua akan mempermudah
kelahiran karena pada saat itu terjadi kekejangan pada otot Rahim. Yang terjadi ialah pria
mengalami ejakulasi dan sperma masuk ke vagina. Di dalam sperma terdapat prostaglandin,
yakni hormone yang bisa menimbulkan kontraksi. Bagian dari prostaglandin ini memang bisa
menyebabkan kekejangan otot Rahim meski kontraksinya tak cukup besar untuk menimbulkan
kekejangan. Justru kekejangan lebih sering dan lebih kuat karena orgasme.

Bagi sebagian wanita, kehamilan justru meningkatkan dorongan seksual. Sebagian lainnya
tidak berpengaruh sementara, bagi wanita yang lain, kehamilan justru menekan atau menurunkan
dorongan seksual.
Hubungan seksual harus di batasi jika terjadi hal-halberikut ini :
1. Setiap kali terjadi perdarahan yang tidak diketahui sebabnya
2. Selama trimester pertama, bila wanita punya riwayat keguguran atau ancaman keguguran atau
3.

menunjukan tanda-tanda ancaman keguguran.


Selama 8-12 minggu terakhir, bila wanita punya riwayat keguguran atau ancaman keguguran

atau menunjukan tanda-tanda ancaman keguguran


4. Bila membrane amnion (selaput ketuban) pecah.
5. Bila terjadi plasenta previa (plasenta terletak di dekat atau di atas leher rahim), sehingga dapat
keluar terlalu dini pada hunbungan seksual, menyebabkan perdarahan dan mengancam ibu serta
janinya
6. Selama trimester akhir pada kehamilan kembar.

Anda mungkin juga menyukai