Anda di halaman 1dari 4

8.5.

Akuntansi Mitra Aktif (pengelola usaha musyarakah)


Dalam melaksanakan musyarakah, mitra aktif harus membuat catatan yang
terpisah dari catatan usaha lainnya. Tentang hal tersebut dijelaskan dalam PSAK
106 tentang Akuntansi Musyarakah sebagai berikut:
13. usaha pertanggung jawaban pengelolaan usaha musyarakah dan
sebagai dasar penentuan bagi hasil, maka mitra aktif atau pihak yang
mengelola usaha musyarakah harus membuat catatan akuntansi yang
terpisah untuk usaha musyarakah tersebut
8.5.1 Akun-akun pada mitra aktif (sebagai pengelola musyarakah)
Salah satu tugas dalam mitra aktif adalah mengelola usaha musyarakah
yang harus membuat catatan akuntansi tersendiri, sehingga perlu dipersiapkan
akun-akun yang berkaitan dengan Laporan Keuangan. Oleh karena itu akun-akun
yang dipergunakan unutk kepentingan penyusunan laporan keuangan berbeda
dengan yang dipergunakan pada mitra sebagai pemilik modal.
A . Akun- akun untuk Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
1. Asset Musyarakah (tetap)
2. Akumulasi penyusutan asset musyarakah
3. Dana syirkah temporer
4. Kewajiban hak mitra atas bagi hasil
B . Akun-akun untuk Laporan Laba Rugi
1. Beban penyusutan (penurunan) Aset Musyarakah
2. Hak Mitra atas Bagi Hasil
8.5.2 Penerimaan penyertaan modal (pada saat awal akad)
Musyarakah merupakan usaha milik bersama para mitra dimana masingmasing memiliki kotribusi modal. Oleh karena itu penerimaan modal musyarakah
yang diterima oleh mitra aktif sebagai pegelola berasal dari penyertaan modal dari
mitra pasif dan dari penyertaan aktif sendiri, dimana masing-masing membawa
konsekuensi pencatatan masing-masing.
A . Penyertaan modal musyarakah oleh mitra aktif (amirullah)
Penerimaan modal musyarakah yang disisihkan oleh amirullah sebagai
penyetor modal musyarakah, baik dalam bentuk modal kas (uang tunai) atau
modal non kass (asset) yag bermanfaat atas usaha musyarakah tersebut.
1). Penyertaan modal kas musyarakah mitra aktif
Penyerahan modal modal musyarakah antara lai dilakukan dalam bentuk
penyerahan uang tunai (kas).
2). Penyertaan modal musyarakah non kas(barang) mitra aktif
Dalam modal musyarakah non kas (barag)diukur sebesar nilai wajar saat
penyerahan modal musyarakah non kas, oleh karena itu oleh mitra aktif pengelola
perbedaan nilai wajar saat penyerahan dengan ilia tercatatya pemilik asset tidak
akan mempengaruhi pegakuan akutansi yang dilakukan. Bagi mitra aktif sebagai
pengelola, modal yang diterima baik dari mitra pasif maupun dari dirinya sendiri
sebagai mitra aktif pemilik dana syirkah temporer sebesar nilai wajar saat

penyerahan, tanpa memperhatikan nilai wajar lebih besar atau lebih kecil dari nilai
tercatatnya.
a) Nilai wajar lebih besar dari nilai tercatatnya
Jika penyusihan modal musyarakaah non kas (barang) dilakukan oleh
amirullah sebagai pemilik modal, maka dapat terjadi nilai wajar saat penyerahan
lebih besar dari nilai tercatatnya.
b) Nilai wajar lebih kecil dari nilai tercatatnya
begitu juga jika penyerahan modal musyarakah non kas dengan nilai wajar
lebih kecil dari nilai tercatatnya, tidak mempengaruhi mitra aktif sebagai
pengelola dalam melakukan pencatatan akuntansi yang dilakukan, karena bagi
mitra pengelola modal musyarakah non kas diakui sebagai dana syirkah temporer
sebesar nilai wajar saat penyerahan.
B. Penerimaan modal musyarakah dari mitra pasif (LKS Anugrah Gusti)
Penerimaan modal musyarakah dari mitra pasif dapat berupa kas (uang
tunai) maupun dalam bentuk non kas(barang).
1). Penerimaan modal kas musyarakah dari mitra pasif
Dilakukan dalam bentuk kas dan atau bentuk non kass. Jika modal
musyarakah dalam bentuk kas maka oleh mitra diakui sebagai investasi
musyarakah dan disisi lain sebagai danan syirkah temporer sebesar jumlah yang
diterima.
2). Penerimaan modal non kas (asset) musyarakah dari mitra pasif
Selain dalam bentuk kas, modal musyarakah dapat diberikan dalam bentuk
modal non kas atau barang yang bermanfaat dalam usaha musyarakah. Bagi
pemilik asset (mitra aktif) atas penyerahan modal musyarakah dalam bentuk non
kas mengakibatkan (a) nilai wajar lebih besar dari nilai tercatat, (b) nilai wajar
lebik kecil dari nilai tercatat yang dapat mengakibatkan keuntungan atau kerugian.
a). Nilai wajar lebih besar dari nilai tercatatnya
jika modal musyarakah non kas memiliki nilai wajar lebih besar dari nilai
tercatat, bagi mitra pasif modal musyarakah non kas tersebut diakui sebesar wajar
saat penyerahan dan mitra pasif tidak mengakui keuntungan.
b). Nilai wajar lebih rendah dari nilai tercatatnya
begitu sebaliknya jika modal musyarakah non kas memiliki nilai wajar
lebih rendah dari nilai tercatatnya, maka bagi mitra pasif modal musyarakah non
kas tetapi diakui sebesar nilai wajar saat penyerahan dan tidak mengakui
kerugian.
c). Penyusutan modal musyarakah non kas
modal musyarakah non kas atau asset musyarakah yang diserahkan untuk
usaha musyarakah akan mengalami penurunan sehingga dibentuk cadangan
penyusutan yang membawa dampak beban penyusutan.
8.5.3 Selama Akad Musyarakah
Akuntansi yang terkait selama akad musyarakah berlangsung adalah dalam
hal pengembalian modal musyarakah, baik untuk musyarakah permanen yang

pengembalian modalnya dilakukan pada akhir akad, atau musyarakah menurun


dimana pengembalian modal musyarakah oleh mitra aktif dilakukan secara
bertahap sehingga pada akhir akad seluruh modal musyarakah menjadi milik mitra
aktif.
A.
Hasil Usaha Musyarakah
Tujuan dari musyarakah adalah hasil usaha yang akan dibagi kepada
semua mitra sesuai nisbah yang disepakati pada awal akad.
B.
Pengalihan Modal Musyarakah dari Mitra aktif ke Mitra pasif
Musyarakah merupakan kerja sama dimana masing-masing mempunyai
kontribusi modal. Pengalihan modal dari mitra pasif ke mitra aktif dapat
dilakukan pada akhir akad atau dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan.
1).
Musyarakah Permanen
Sesuai penerimaan modal musyarakah yang diterima pada awal akad yang
berupa modal kas dan atau modal non kas, maka pengembalian modal
musyarakahpun dapat dialihkan kepada mitra lain berupa uang tunai atau modal
non kas berupa barang atau asset musyarakah.
a).

Pengalihan modal musyarakah kas mitra pasif ke mitra aktif


jika pengalihan modal dari mitra pasif ke mitra akif berupa uang tunai,
maka dalam PSAK 106 tentang akuntansi musyarakah telah menjelaskan
pengakuan dan pengukuran investasi musyarakah selama akad musyarakah
berlangsung untuk musyarakah permanen, sebagai berikut:
20
Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah dengan
pengembalian danan mitra pasif di akhir akad dinilai sebesar:
(a)
jumlah kas yangdiserahkan untuk usaha musyarakah pada
awal akad dikurangi dengan kerugian (apabila ada)
b).
Pengalihan modal musyarakah non kas dari mitra pasif ke mitra aktif
jika pengalihan modal musyarakah dari mitra pasif ke mitra aktif berupa
modal non kas atau asset musyarakah, maka dalam PSAK 106 tentang akuntansi
musyarakah telah menjelaskan pengakuan dan pengukuran investasi musyarakah
selama akad musyarakah berlangsung untuk musyarakah permanen, sebagai
berikut:
20
Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah dengan
pengembalian danan mitra pasif di akhir akad dinilai sebesar:
(b)
nilai wajar asset musyarakah non kas pada saat
penhyerahan untuk usaha musyarakah setelah dikurangi
penyusutan dan kerugian (apabila ada)
2).

Musyarakah menurun
Dalam PSAK 106 tentang Akuntansi Musyarakah telah menjelaskan
pengakuan dan pengukuran investasi musyarakah berlangsung untuk musyarakah
menurun, sebagai berikut:

21.

Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah menurun(dengan


pengembalian mitra pasif secara bertahap) dinilai sebesar jumlah
kas atau nilai wajar asset non kas yang diserahkan untuk usaha
musyarakah pada awal akad dikurangi dengan jumlah dana
syirkah temporer yang telah dikembalikan dan kerugian (apabila
ada).
8.5.4 Akhir Akad
Ketentuan akhir akad ini mengatur ketentuan jika dengan berakhirnya akad
musyarakah, modal mitra pasif belum dialihkan kepada mitra aktif, maka investasi
musyarakah berubah menjadi kewajiban. Hal ini sesuai ketentuan dalam PSAK
106 tentang musyarakah yang mengatur sebagai berikut:
22.
pada saat akad diakhiri, investasi musyarakah yang belum
dikembalikan kepada mitra pasif diakui sebagai kewajiban.
8.6. Penyajian dan Pengungkapan
Dalam PSAK 106 tentang akuntansi musyarakah menjelaskan penyajian
transaksi musyarakah dalam Laporan Keuangan Syariah sebagai berikut:
35.

Mitra aktif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha


musyarakah dalam laporan keuangan sebagai berikut:
(a) Aset musyarakah unutuk kas atau asset nonkas yang disisihkan
dan yang diterima dari mira pasif
(b) Dana musyarakah yang disajikan sebagai unsur dana syirkah
temporer untuk asset musyarakah yang diterima dari mitra pasif
(c) Selisih penilaian musyarakah bila ada disajikan sebagai unsur
ekuitas
36.
Mitra pasif menyajikan hal-hal yang terkait dengan usaha
musyarakah dalam laporan keuangan sebagai berikut:
(a) Investasi musyarakah untuk kas atau asset nonkas yang
diserahkan kepada mitra aktif
(b) Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian asset nonkas yang
diserahkan pada nilai wajar disajikan sebagai pos lawan dari
investasi musyarakah.
Dalam PSAK 106 tentang Akuntansi Musyarakah menjelaskan hal-hal
yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan syariah adalah sebagai berikut:
37.
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah,
tetapi tidak terbatas, pad:
(a) Isi kesepakatan usaha musyarakah, seperti porsi penyertaan,
pembagian hasil usaha, aktifitas usaha musyarakah dan lain-lain
(b) Pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif
(c) Pengungkapan yang diperlukan sesuai Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan Nomor 101 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.

Anda mungkin juga menyukai