Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH INDIVIDU

KEPERAWATAN ANAK
OMPHALOCELE

Nama

:Yustine Megani

NPM

:P05120214064

NAMA : OKTI RAHMA SAPUTRI


KELAS : 2B. D3 KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
KOTA BENGKULU
T.A 2016/2017

Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
KEPERAWATAN ANAK OMPHALOCELE
Dalam menyelesaikan makalah ini saya telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
yang kami miliki, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya makalah ini
sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca
Bengkulu, MARET 2016
Penyusun

Daftar Isi

Halaman
HALAMAN JUDUL..

PENYUSUN..

ii

KATA PENGANTAR ..

iii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah...
1.3 Tujuan.
1.4 Manfaat...

1
2
2
3

BAB II. TINJAUAN TEORITIS


BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan...

10

3.1. Saran

10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
3

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Omphalokel (omfalokel) adalah adanya protrusi (keadaan menonjol kedepan) pada waktu
lahir dibagian usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus dan
usus yang menonjol hanya ditutupi oleh membrane tipis transparan yang terdiri dari amnion
dan peritoneum (W. A. Newman Dorland, 2002). Omphalocele merupakan defek (kecacatan)
pada dinding anterior abdomen pada dasar dari umbilical cord dengan herniasi dari isi
abdomen. Organ-organ yang berherniasi dibungkus oleh peritoneum parietal. Setelah 10
minggu gestasi, amnion dan Wharton Jelly juga membungkus massa hernia (Lelin-Okezone,
2007).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Omphalocele ?
2. Apakah etiologi dari Omphalocele?
3. Apakah manifestasi klinis dari Omphalocele?
4. Bagaimana patofisiologi dari Omphalocele?
5. Bagaimana penatalaksanaaan medis dari Omphalocele?
6. Apa saja komplikasi dari Omphalocele?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Omphalocele
2. Mengetahui etiologi dari Omphalocele
3. Mengetahui menifestasi klinis dari Omphalocele
4. Mengentahui patofisiologi dari Omphalocele
5. Mengetahui penatalaksanaan medis dari Omphalocele
6. Mengetahui komplikasi dari Thypus Omphalocele

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Omphalocele secara bahasa berasal dari bahasa yunani omphalos yang berarti
umbilicus (tali pusat) dan cele yang berarti bentuk hernia. Omphalocele diartikan sebagai
suatu defek sentral dinding abdomen pada daerah cincin umbilikus (umbilical ring) atau
cincin tali pusar sehingga terdapat herniasi organ-organ abdomen dari cavum abdomen
namun masih dilapiasi oleh suatu kantong atau selaput. Selaput terdiri atas lapisan amnion
dan peritoneum. Diantara lapisan tersebut kadang-kadang terdapat lapisan whartons jelly.
Dari pengertian di atas ada beberapa definisi tentang Omphalocele, yaitu : Omphalocele
adalah sebuah cacat lahir di mana organ usus atau perut bayi keluar
dari pusar (pusar). Pada bayi dengan omphalocele , usus keluar yang hanya ditutupi lapisan
tipis jaringan dan dapat dengan mudah dilihat. Omphalocele adalah defek (kecacatan) pada
dinding anterior abdomen pada dasar dari umbilical cord dengan herniasi dari isi abdomen.
Organ-organ yang berhernias dibungkus oleh peritoneum parietal. Setelah 10 minggu
gestasi,amnion dan Wharton Jelly juga membungkus massa hernia.
Omphalocele adalah suatu keadaan dimana dinding perut mengandung struktur
muskulo aponeuresis yang kompleks. Aponeuresis adalah lembaran jaringan mirip tendon
yang lebar serta mengkilap untuk membungkus dan melekatkan otot yang satu dengan yang
lainnya dan juga dengan bagian yang digerakkan oleh otot
tersebut.
2.2 Etiologi
Omphalocele disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga
abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnya
omphalocele. Kelainan ini dapat terlihat dengan adanya prostrusi (sembilan) dari kantong
yang serisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomenpada umbilicus
(umbilicus terlihat menonjol keluar).Faktor resiko tinggi yang berhubungan dengan
omphalocele adalah resiko tinggi kehamilan seperti :
5

a. Infeksi dan penyakit pada ibu


b. Penggunaan obat-obatan berbahaya, merokok,
c. Kelainan genetik
d. Defesiensi asam folat
e. Hipoksia
f. Salisil dapat menyebabkan defek pada dinding abdomen.
g. Asupan gizi yang tak seimbang
h. Unsur polutan logam berat dan radioaktif yang masuk ke dalam tubuh ibu hamil
.
Menurut Glasser ada beberapa penyebab omphalocele, yaitu:
1. Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan terinfeksi,
penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik. Faktor-faktor tersebut
berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir pada umur kehamilan
kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan omfalokel
paling sering dijumpai.
2. Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan defek dinding abdomen
pada percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis masih sebatas
perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum Alfa Feto Protein)
pada pelacakan dengan ultrasonografi memberikan suatu kepastian telah terjadi
kelainan struktural pada fetus. Bila suatu kelainan didapati bersamaan dengan
adanya omfalokel, layak untuk dilakukan amniosintesis guna melacak kelainan
genetik.
3. Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan kemungkinan
tersebut harus dilacak dengan USG.Selain itu omphalocele juga disebabkan oleh
terbukanya (cacat) bagian tengah dari dinding perut pada pusar (umbilicus). Kulit,
otot dan jaringan berserat tidak ada. Usus menonjol pada bagian yang terbuka dan
dilapisi dengan membrane yang tipis. Tali pusar berada pada pusat pembalikan.
Gastroschisis adalah pembukaan abnormal dari dinding perut, biasanya di sebelah
kanan dari pusar, sehingga usus yang terbuka keluar (hernia). Kedua kondisi
didiagnosa dengan ultrasound prenatal (sebelum lahir). Omphacele biasanya
dihubungkan dengan cacat bawaan (seperti cacat jantung) dan dengan sindroma
genetika spesifik. Operasi penutupan adalah perawatan terpilih. Namun demikian,
kulit dari diding perut harus sering direntangkan sebelum operasi sehingga ada
cukup jaringan untuk menutup lubang. Cacat yang luas seringkali membutuhkan
6

penutupan kulit. Pada gastroschisis, usus besar dapat rusak dengan tekanan dan
kontak oleh cairan amoniak. Operasi penutupan adalah perawatan terpilih. Hernia
yang besar membutuhkan pembuatan sebuah silo, dimana usus besar yang
terbuka dibungkus dengan sehelai lapisan pelindung dan digantungkan di atas bayi
untuk beberapa hari atau minggu, silo secara perlahan di tekan, memaksa usus
kembali ke dalam perut.Sebuah omphalocele berkembang saat bayi tumbuh dalam
rahim ibu. Otot-otot pada dinding abdomen (cincin pusar) tidak menutup dengan
benar. Akibatnya, usus tetap berada di luar tali pusat. Sekitar 25 - 40% dari bayi
dengan
2.3 Manifestasi Klinis
Menurut A.H. Markum, manifestasi dari omphalocele adalah :
1. Organ visera / internal abdomen keluar
2. Penonjolan pada isi usus
3. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound
Gejala Omphalocele :
Omphalocele yaitu hernia umbilikalis inkomplet terdapat waktu,lahir ditutup oleh peritonium,
selai Warton dan selaput amnion. Hernia umbilikalis biasanya tanpa gejala, jarang yang
mengeluh nyeri. Banyaknya usus dan organ perut lainnya yang menonjol pada omfalokel
bervariasi, tergantung kepada besarnya lubang di pusar. Jika lubangnya kecil, mungkin hanya
usus yang menonjol, tetapi jika lubangnya besar, hati juga bisa menonjol melalui lubang
tersebut. Omphalocele dapat dilihat dengan jelas, karena isi abdomen menonjol atau keluar
melewati area perut yang tertekan. Berikut ini perbedaan ukuran omphalocele, yaitu :
Omphalocele kecil yaitu hanya usus yang keluar atau menonjol, sedangkan Omphalocele
besar yaitu usus, hati atau limpa yang mungkin bisa keluar dari tubuh yang sehat.
Omphalocele memperlihatkan sedikit pembesaran pada dasar tali puzat atau kantong
membrane yang menonjol pada umbilicus. Kantong tersebut berukuran dari kecil sampai
berukuran raksasa dan mengenai hati, limfe dan tonjolan besar pada bowel (isi perut). Tali
pusat biasanya diimsersi ke dalam kantong jika kantong rupture pada uteru, maka usus akan
terlihat gelap dan edematous. Jika tidak ditutup maka selama pelepasan, usus menunjukkan
normal yang esensial. Kira kira 1 dari 3 bayi dengan omphalocel diasosiasikan sebagai
congenital anomaly atau abnormal

2.4 Patofisiologi
Ada beberapa tahapan dalam perkembangan kelainan pada tali pusar yang terjadi
pada bayi yang baru lahir, yaitu :
1. Selama perkembangan embrio, ada suatu kelemahan yang terjadi dalam dinding
abdomen semasa embrio yang mana menyebabkan herniasi pada isi usus pada salah
satu samping umbilicus (yang biasanya pada samping kanan). Ini menyebabkan organ
visera abdomen keluar dari kapasitas abdomen dan tidak tertutup oleh kantong.
2. Terjadi malrotasi dan menurunnya kapasitas abdomen yang dianggap sebagai
anomaly.
3. Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan dinding
abdomen sehingga dinding abdomen sebagian tetap terbuka.
4. Letak defek umumnya disebelah kanan umbilicus yang terbentuk normal.
5. Usus sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin. Akibatnya, usus
menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi cairan amnion dalam
kehidupan intrauterine. Usus juga tampak pendek. Rongga abdomen janin sempit
6. Usus-usus, visera dan seluruh permukaan rongga abdomen berhubungan dengan
dunia luar menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung,
sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi, kontaminasi usus dengan kuman juga dapat
terjadi dan menyebabkan sepsis, aerologi menyebabkan usus-usus distensi sehingga
mempersulit koreksi pemasukan ke rongga abdomen pada waktu pembedahan.
7. EmbriogenesisPada janin usia 5 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio di
rongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga
usus dari extra peritoneum akan masuk ke rongga perut. Bila proses ini terhambat
maka akan terjadi kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung kadang
hati. Dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amnion yang
keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari luar, keadaan ini disebut
omfalocele. Bila usus keluar dari titik terlemah di kanan umbilikus, usus akan berada
di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion,

keadaan ini

disebutgastroschisis. Gastrokhisis dengan usus terbuai tanpa selaput yang menutup

2.6 Penatalaksanaan dan Prognosis


A. Penatalaksanaan prenatal
Apabila terdiagnosa omphalocele pada masa prenatal maka sebaiknya dilakukan
informed consent pada orang tua tentang keadaan janin, resiko tehadap ibu, dan prognosis.
Informed consent sebaiknya melibatkan ahli kandungan, ahli anak dan ahli bedah anak.
Keputusan akhir dibutuhkan guna perencanaan dan penatalaksanaan berikutnya berupa
melanjutkan kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Bila melanjutkan kehamilan sebaiknya
dilakukan observasi melaui pemeriksaan USG berkala juga ditentukan tempat dan cara
melahirkan. Selama kehamilan omphalocele mungkin berkurang ukurannya atau bahkan
ruptur sehingga mempengaruhi pronosis.

Oak Sanjai meyebutkan bahwa komplikasi dari

partus pervaginam pada bayi dengan defek dinding abdomen kongenital dapat berupa
distokia dengan kesulitan persalinan dan kerusakan organ abdomen janin termasuk liver.
Walaupun demikian, sampai saat ini persalinan melalui sectio caesar belum ditentukan
sebagai metode terpilih pada janin dengan defek dinding abdomen. Ascraft menyatakan
bahwa beberapa ahli menganjurkan pengakhiran kehamilan jika terdiagnosa omphalocele
yang besar atau janin memiliki kelainan konggenital multipel
B. Penatalaksanan postnatal (setelah kelahiran)
Penatalaksannan postnatal meliputi penatalaksanaan segera setelah lahir (immediate
postnatal), kelanjutan penatalakasanaan awal apakah berupa operasi atau nonoperasi
(konservatif) dan penatalaksanaan postoperasi. Secara umum penatalaksanaan bayi dengan
omphalokele dan gastroskisis adalah hampir sama. Bayi sebaiknya dilahirkan atau segera
dirujuk ke suatu pusat yang memiliki fasilitas perawatan intensif neonatus dan bedah anak.
Bayi-bayi dengan omphalokel biasanya mengalami lebih sedikit kehilangan panas tubuh
sehingga lebih sedikit membutuhkan resusitasi awal cairan dibanding bayi dengan
gastroskisis.
Penatalaksanaan segera bayi dengan omphalocele adalah sbb:
1. Tempatkan bayi pada ruangan yang asaeptik dan hangat untuk mencegah
kehilangan cairan, hipotermi dan infeksi.

2. Posisikan bayi senyaman mungkin dan lembut untuk menghindari bayi menagis
dan air swallowing. Posisi

kepala sebaiknya lebih tinggi

untuk memperlancar

drainase.
3. Lakukan penilaian ada/tidaknya distress respirasi yang mungkin membutuhkan alat
bantu ventilasi seperti intubasi endotrakeal. Beberapamacam alat bantu ventilasi
seperti mask tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan masuknya udara kedalam
traktus gastrointestinal.
4. Pasang pipa nasogastrik atau pipa orogastrik untuk mengeluarkan udara dan cairan
dari sistem usus sehingga dapat mencegah muntah, mencegah aspirasi, mengurangi
distensi dan tekanan (dekompresi) dalam sistem usus sekaligus mengurangi tekanan
intra abdomen, demikian pula perlu dipasang rectal tube untuk irigasi dan untuk
dekompresi sistem usus.
5. Pasang kateter uretra untuk mengurangi distensi kandung kencing dan mengurangi
tekanan intra abdomen.
6. Pasang jalur intra vena (sebaiknya pada ektremitas atas) untuk pemberian cairan
dan nutrisi parenteral sehingga dapat menjaga tekanan intravaskulerdan menjaga
kehilangan protein yang mungkin terjadi karena gangguan sistem usus, dan untuk
pemberian antibitika broad spektrum.
7. Lakukan monitoring dan stabilisiasi suhu, status asam basa, cairan dan elektrolit
8. Pada omphalokel, defek ditutup dengan suatu streril-saline atau povidone-iodine
soaked gauze, lalu ditutup lagi dengn suatu oklusif plastik dressing atau plastik bowel
bag. Tindakan harus dilakukan ekstra hati-hati diamana cara tersebut dilakukan
dengan tujuan melindungi defek dari trauma mekanik, mencegah kehilangan panas
dan mencegah infeksi serta mencegah angulasi sistem usus yang dapat mengganggu
suplai aliran darah.
9. Pemeriksaan darah lain seperti fungsi ginjal, glukosa dan hematokrit perlu
dilakukan guna persiapan operasi bila diperlukan
10. Evaluasi adanya kelainan kongenital lain yang ditunjang oleh pemeriksaan
rongent thoraks dan ekhokardiogram. Bila bayi akan dirujuk sebaiknya bayi
ditempatkan dalam suatu inkubator hangat dan ditambah oksigen.

10

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Omphalocele adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar
pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit.
Omphalocele terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran. Usus terlihat dari luar melalui selaput
peritoneum yang tipis dan transparan (tembus pandang). Pada 25-40% bayi yang menderita
Omphalocele, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan kromosom,
hernia diafragmatika.
dan kelainan jantung. Banyaknya usus dan organ perut lainnya yang menonjol pada
Omphalocele bervariasi, tergantung kepada besarnya lubang di pusar. Jika lubangnya kecil,
mungkin hanya usus yang menonjol; tetapi jika lubangnya besar, hati juga bisa menonjol
melalui lubang tersebut.Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, dimana isi
perut terlihat dari luar melalui selaput peritoneum. Agar tidak terjadi cedera pada usus dan
infeksi perut, segera dilakukan pembedahan untuk menutup Omphalocele
Akibat dari kelainan omphalocele yaitu adadnya infeksi usus dan kematian jaringan
usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atau trauma oleh karena usus yang tidak
dilindungi.Penyakit atau kelainan ini sangat berbahaya dan dapat pula menyebabkan
kematian. Angka kematian tinggi bila omphalocele besar karena kantong dapat pecah dan
terjadi infeksi.

11

DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin. 2000. Anatomi Fisiologi, Jakarta : EGC
Dorland, W. A. Newman. 2000. Kamus Kedokteran Dorland, Jakarta : EGC
Guyton and Hall. 2000. Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC
Brunner. 2000. Keperawata Medikal Bedah, Jakarta : EGC
Robins. 2000. Dasar Patologi Penyakit, Jakarta : EGC

12

Anda mungkin juga menyukai