Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
: KAMIS, 13.00-16.00
: 10 Maret 2016
:1
: 1. MOCHAMMAD INDRA P.
2. RAISSA DWI
Anggota Kelompok
NAMA
Ayu Apriliani
Putri Raraswati
Ummi Habibah
Ayyu Widyazmara
Anggia Diani A
Siti Nurrohamah
NPM
260110140078
260110140079
260110140080
260110140081
260110140082
260110140083
Ai Siti Rika F
Doni Dermawan
260110140084
260110140107
TUGAS
Teori Dasar
Pembahasan
Teori Dasar
Pembahasan
Pembahasan
Tujuan, Prinsip, Alat dan Bahan,
Prosedur dan Editor
Teori Dasar
Data Pengamatan
I.
TUJUAN
1. Memahami
peranan
sistem
respirasi
dalam
mempertahankan
homeostatis tubuh.
2. Memahami peranan organ-organ yang terlibat dalam sistem respirasi
3. Mengetahui cara-cara sederhana dalam mendeteksi adanya kelainan
pada sistem respirasi
II.
PRINSIP
1. Respirasi
Respirasi (pernapasan) adalah peristiwa menghirup udara dari
luar yang mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh serta
menghembuskan
udara
yang
banyak
mengandung
CO2
disebut
inspirasi
dan
menghembuskan
disebut
ekspirasi
(Syaifuddin, 1996).
2. Ventilasi pulmonary
Ventilasi pulmonar adalah jalan masuk dan keluar udara dari
saluran pernapasan dan paru-paru (Sloane, 2003).
3. Respirasi eksternal
Respirasi eksternal adalah difusi O2 dan CO2 antara udara
dalam paru-paru dan kapilar pulmonar (Sloane, 2003).
4. Respirasi internal
Respirasi internal adalah difusi difusi O2 dan CO2 antara sel
darah dan sel-sel jaringan (Sloane, 2003).
5. Respirasi seluler
Respirasi seluler adalah penggunaan oksigen bersamaan
dengan bahan organik sebagai reaktan untuk menghasilkan banyaknya
molekul ATP untuk setiap molekul gula yang dioksidasinya
(Campbell, 2002).
III.
TEORI DASAR
Dengan bernapas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan
oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya.
Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hydrogen dari jaringan,
memungkinkan
setiap
sel
sendiri-sendiri
melangsungkan
proses
(adam`s
appel
atau
jakun)
yang
berperan
untuk
seperti
kisi-kisi
radiator
utnuk
menghangatkan
secara grafis atau digital volume ekspirasi paksa dan kapasitas vital paksa.
Volume Ekspirasi Paksa (VEP) atau Forced Expiratory Volume (FEV)
adalah volume dari udara yang dihembuskan dari paru-paru setelah
inspirasi maksimum dengan usaha paksa minimum, diukur pada jangka
waktu tertentu. Biasanya diukur dalam 1 detik (VEP1). Kapasitas Vital
paksa atau Forced Vital Capacity (FVC) adalah volume total dari udara yg
dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi maksimum yang diikuti oleh
ekspirasi paksa minimum. Pemeriksaan dengan spirometer ini penting
untuk pengkajian fungsi ventilasi paru secara lebih mendalam. Jenis
gangguan fungsi paru dapat digolongkan menjadi dua yaitu gangguan
fungsi paru obstruktif (hambatan aliran udara) dan restriktif (hambatan
pengembangan paru). Seseorang dianggap mempunyai gangguan fungsi
paru obstruktif bila nilai VEP1/KVP kurang dari 70% dan menderita
gangguan fungsi paru restriktif bila nilai kapasitas vital kurang dari 80%
dibanding dengan nilai standar (Alsagaff, dkk, 2005). Terdapat dua jenis
volume pada paru, yaitu volume static dan dinamik. Volume static
meliputi Volume Tidal (VT), Volume Cadangan Inspirasi (VCI), Volume
Cadangan Ekspirasi (VCE), Volume Residu (VR), Kapasitas Vital (KV),
Kapasitas Vital Paksa (KVP), Kapasitas Residu Fungsional (KRF), dan
Kapasitas PAru Total (KPT). Sedangkan volume dinamik yaitu Vital
Capacity (VC), Forced vital capacity (FVC), Forced expiratory volume
(FEV), dan Maximal voluntary ventilation (MVV) (Guyton, 2006).
Volume paru-paru terkait dengan ukuran dan tinggi tubuh. Pada anakanak dan remaja, pertumbuhan paru-paru tampaknya meningkat seiring
dengan percepatan pertumbuhan, dan ada pergeseran dalam hubungan
antara volume paru-paru dan tinggi selama masa remaja. Pada wanita
muda, tingkat pertumbuhan semua indeks spirometri menurun selama
rentang usia yang sama. Menggunakan hubungan alometrik sederhana
IV.
ALAT BAHAN
4.1 Alat
-
- Spirometer
Korek api
- Stetoskop
4.2 Bahan
V.
Balon
Lilin
PROSEDUR
5.1 Anatomi
Menggambar anatomi system pernafasan beserta anatominya lengkap,
sesuai dengan literature.
VI.
DATA PENGAMATAN
6.1 Anatomi
Ayyu
Siti
Ayu
Putri
Doni
Rika
Bagian
Respirasi
Inspirasi
Respirasi
Respirasi
Tubuh
Normal
Maksimum
Saat
Saat
Meniup
Meniup
Lilin
Balon
Axila
83
87
83
80
Xiphoid
72
76
64
73
Axila
81
83
80
76
Xiphoid
73
80
70
73
Axila
87
88,5
85,5
87
Xiphoid
80
80,5
83,5
80
Axila
81
83
81
81
Xiphoid
75
75
72
74
Axila
81
86
82
79
Xiphoid
73
77
71,5
73
Axila
82
80
76
79
Ummi
Anggia
Xiphoid
69
73
69
69
Axila
75
79
74
72
Xiphoid
67
70
64
65
Axila
85
87
84
82
Xiphoid
76
78
72
75
Ekspirasi Diafragma
Inspirasi
Rongga dada
Mengecil
Tulang rusuk
Menurun
Diafragma
Lurus
Rongga dada
Membesar
Tulang rusuk
Terangkat
Bunyi
Anggia
33
Rika
30
Siti
30
Ummi
25
Ayyu
24
Ayu
35
Putri
22
Doni
29
PRED.
% PRED.
FVC
2,73
FEV1
1,76
FEV1/FVC
64,6
FEF.2-1.2
1,76
FEF 25-75%
1,45
FEF 75-85%
0,02
MEAS
PRED.
% PRED.
SVC
1,82
ERV (VEC)
0,45
IRV
1,25
TV (VT)
0,13
MEAS
PRED.
% PRED.
MVV
43,3
RR
50,1
TV
0,90
MV
RR
TV
VII.
MEAS
PRED.
% PRED.
MVV
43,3
RR
50,1
TV
0,90
MV
6,9
RR
23,5
TV
0,3
PERHITUNGAN
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Spirometry Calculator
KV (FVC)
= 2,73 L
ERV (VEC)
= 0,45 L
VT (TV) = 0,9 L
VIC
= KV (VT + VEC)
= 2,73 (0,9 + 0,45)
VIC
= 1,38 L
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan yang berhubungan
dengan sistem respirasi. Sistem respirasi adalah proses mobilisasi energi
yang dilakukan makhluk hidup melalui pemecahan senyawa berenergi
tinggi untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup, dengan kata lain
respirasi atau pernapasan adalah kegiatan menghirup oksigen (O2) dan
menghembuskan CO2. Respirasi ini merupakan proses yang sangat
penting bagi makhuk hidup, karena tanpa adanya proses respirasi makhluk
hidup tidak dapat bertahan hidup. Oksigen dibutuhkan oleh sel-sel tubuh
secara terus menerus untuk melakukan aktivitas vital (metabolisme sel),
sementara itu hasil dari aktivitas metabolism sel tersebut adalah
karbondioksida (CO2) yang harus segera dieliminasi karena membuat
susana menjadi asam dan racun, sehingga dengan adanya proses ekspirasi,
karbondioksida yang terbentuk dapat dieliminasi/dikeluarkan dari paruparu ke atmosfer.
Percobaan yang dilakukan pada percobaan system respirasi ini ada tiga
macam percobaan yaitu percobaan proses inspirasi dan ekspirasi,
percobaan bunyi pernafasan dan penentukan perbandingan Volume Tidal
menjadi kasar, karakter suara kasar, berciut, disertai keluhan nyeri pleura,
terdengar selama akhir inspirasi dan permulaan ekspirasi, tidak dapat
dihilangkan dengan dibatukkan, terdengar sangat baik pada permukaan
anterior lateral bawah toraks. Sering didapatkan pada pneumonia, infark
paru, dan tuberculosis. Gargling adalah suara seperti berkumur, kondisi ini
terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah).
Percobaan bunyi pernafasan kali ini dilakukan terhadap 8 orang. Dari
8 orang
semuanya sama yaitu suara napas vesikuler karena suara nafas terdengar
lebih panjang pada fase inspirasi daripada ekspirasi dan kedua fase
bersambung. Suara napas vesikuler adalah suara nafas normal maka 8
orang yang melakukan percobaan bunyi pernafasan kali ini dihasilkan
tidak memiliki kelainan atau normal namun ini hanya hasil deteksi
sederhana kelainan saluran pernafasan tidak dapat dijadikan parameter
mutlak test kesehatan.
Selain dari bunyi pernafasan, frekuensi pernafasan juga dapat menjadi
salah satu faktor untuk mendeteksi kelainan yang terjadi pada sistem
respirasi. Adapun freukuensi bernafas normal adalah bayi sebanyak 25
50 kali tiap menit, anak sebanyak 15 30 kali tiap menit dan dewasa
sebanyak 12 20 kali tiap menit. Pada percobaan kali ini dilakukan oleh
8 orang, dan hasil yang didapatkan dari 8 orang tersebut semuanya
meniliki frekuensi pernafasan melebihi frekuensi orang dewasa normal
yaitu 12 20 per menit. Ini dikarenakan saat bernafas freukuensi dan
tekanan tiap orang yang melakukan percobaan tidak konstan dan tidak
sama. Jika menurut data hasil frekuensi yang melibihi frekuensi normal
disebut takipnea yaitu frekuensi pernapasan cepat yang abnormal.
Pengujian yang terakhir adalah pengukuran volume pernafasan.
Penentuan VT (Volume Tidal), VEC (Volume Ekspirasi Cadangan), dan
VIC (Volume Inspirasi Cadangan) dapat dilakukan dengan menggunakan
volume
cadangan
ekspirasi
(VCE), volume
residu
(VR),
VIC
dapat
diperoleh
dari
persamaan
KV = VT + VEC + VIC
VIC = KV (VT + VEC)
KV merupakan kapasitas vital, yaitu jumlah udara maksimum yang
dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara
maksimum. Nilai KV dapat diperoleh dari alat spirometer dengan cara
melakukan inhalasi sedalam mungkin dan ekshalasikan sekuat-kuatnya ke
dalam spirometer. Pada percobaan nilai KV di dapat 2730 mL. Setelah
mendapatkan nilai KV maka kita dapat mengetahui nilai VIC. Maka nilai
VIC sebesar 1380 mL. Setelah mengetahui nilai VT, VEC, dan VIC, kita
dapat mengetahui apakah pernafasan pada orang yang diuji normal atau
tidak dengan cara membandingkan nilai VT, VEC, dan VIC. Pada
pernafasan normal nilai perbandingan VT, VEC, VIC sebesar 1 : 2 : 6.
Maka perbandingan nilai VT, VEC, dan VIC pada orang yang diuji adalah
1 : 0,5: 1,53.
Setelah dilakukan spirometri, akan keluar hasil pengukurannya yang
disebut spirogram. Spirogram hambatan jalan napas dapat dilihat dari hasil
volume dinamis, yaitu volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1)
dan kapasitas vital paksa (FVC). FEV1 merupakan volume udara yang
dapat dihembuskan selama detik pertama ekspirasi dalam suatu penentuan
VC. Biasanya FEV1 adalah sekitar 80% dari VC (Sherwood, 2012).
Perbandingan FEV1 dan FVC kurang dari 70% merupakan tanda dari
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) (Wijaya et al., 2012).
(FEV1/FVC)%
FEV1% (FEV1/pred.)
Normal
>80 %
>75%
Ringan
60 79 %
60 74%
Sedang
30 59 %
30 59%
Berat
<30 %
<30%
Normalnya: 4 liter
didapat
IX.
KESIMPULAN
1. Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan
untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi.
Sistem pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut hingga ke alveolus, di
mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dengan
pembuluh darah. Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen, pengeluaran karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam
tubuh.
2. Organ-organ yang terlibat dalam sistem respirasi adalah :
-
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, Hood dan A, Mukty. 2005. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Cetakan
Ketiga. Surabaya: Airlangga University Press
Cambridge Communication Limited. 1999. Anatomi Dan Fisiologi : System
Pernapasan Dan System Kardiovaskular. Edisi 2. Jakarta : EGC
Campbell, et al. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Ganong, William. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Guyton, A.C., and Hall, J.E. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11 th ed.
Philadelphia PA. USA: Elsevier Saunders.
http:// www.patient.info/doctor/spirometry-calculator/
Pallegrino, et al. 2005. Interpretative Strategies For Lung Function Test. European
Respiratory Journal No. 5.
Pearce, E., C. 2009. Anatomi Dan Fisiologi untuk Para Medis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem Ed.6 (Alih Bahasa
: Brahm U Pendit). Jakarta : EGC.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Syaifuddin. 1996. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta : EGC.
Wijaya, O., T.R. Sartono, S. Djajalaksana, dan A. Maharani. 2012. Peningkatan
Persentase Makrofag dan Neutrofil pada Sputum Penderita Penyakit Paru
Obstruktif
Kronik
Berhubungan
dengan
Tingginya
Skor
COPD