Anda di halaman 1dari 8

Universitas Indonesia Fakultas Teknik

Kode Mata Kuliah :

ENGE600008
KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN
LINDUNG LINGKUNGAN

Tugas No : 3

Tema:
Toxicity pada Industri Manufaktur Kendaraan Bermotor

Kelompok 5 :
1. (1406607893) Andika Putra B W
2. (1506800275) Adi Mulya Prawira
3. (1506800281) Cut Shafira Salsabila
4. (1406552843) M Rizki R
5. (1506800350) Yoga Wiranoto

Depok
Mei 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah hak asasi setiap manusia yang
bekerja, karena setiap aktivitas industri selalu mengandung bahaya dan risiko
keselamatan dan kesehatan. Bahkan United Nations Declaration of Human Rights, yang
dirumuskan pada tahun 1948 di Helzinki, menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai
hak asasi untuk bekerja, bebas memilih jenis pekerjaan dan mendapatkan kondisi
pekerjaan yang adil dan membuatnya sejahtera. Menurut WHO, sebagai Organisasi
Kesehatan Dunia, 45% penduduk dunia dan 58% penduduk yang berusia di atas
sepuluh tahun tergolong tenaga kerja. Diestimasikan sebesar 35% sampai 50% dari
jumlah tenaga kerja di atas telah terbiasa terpajan dengan bahaya fisik, kimia, biologi
dan juga bekerja dalam beban fisik dan ergonomi yang melebihi kapasitasnya serta
bebas psikososial yang menimbulkan stress.
Industri perakitan mobil adalah salah satu bagian dari industri otomotif yang
bertugas menjalankan produksi pembuatan body mobil, pengelasan, pengecatan,
perakitan komponen dan assesoris mobil, pengecekan kembali dan pendistribusiannya
kepada masyarakat. Industri perakitan mobil yang sangat berkembang akhir-akhir ini di
Indonesia, memiliki proses yang banyak dan bervariasi dan pekerja dalam industri ini
selalu berhadapan dengan bahaya dari prosesperorangan dan langkah-langkah safety
yang relevan dengan hazard yang ada, sesuai dengan proses alur dalam siklus
produksi industri perakitan mobil (ILO, 1998).
Karena memiliki hazard dan risk yang beragam dan tak terhitung jumlahnya,
maka perlu dilakukan upaya pengendalian dengan sistem managemen K3 dalam setiap
proses produksi industri perakitan mobil. Diharapkan dengan sistem managemen K3
yang baik, tak hanya menguntungkan pekerja sebagai objek hazard dan risk tetapi juga
menguntungkan perusahaan karena dapat meminimalisasi kerugian-kerugian yang
timbul akibat kehilangan aset-aset perusahaan, kehilangan pekerja yang terampil dan
tercemarnya lingkungan pabrik akibat limbah yang tidak ditangani dengan baik.

2 | Upaya-Upaya untuk Mengantisipasi, Mencegah dan Menangani Pemasalahan Toxicity pada Industri
Manufaktur Kendaraan Bermotor Kelompok 5

1.2 Permasalahan
Potensi bahaya yang selalu membayangi pekerja di industri perakitan mobil
harus diminimalisir agar loss tidak terjadi. Mengidentifikasi bahaya melalui flow process
setiap produksi merupakan hal yang penting dilakukan agar pelaksanaan K3 dalam
perusahaan dapat berjalan lancar. Namun, karena keterbatasan pengetahuan dan
informasi, banyak pekerja yang tidak mengetahui bahaya apa saja yang telah mereka
dapat sewaktu bekerja. Oleh karena itu, pihak perusahaan sebaiknya bertindak tegas
dalam memegang prinsip K3 di setiap alur proses produksi.

3 | Upaya-Upaya untuk Mengantisipasi, Mencegah dan Menangani Pemasalahan Toxicity pada Industri
Manufaktur Kendaraan Bermotor Kelompok 5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Flow Process Industri Perakitan Mobil


Dalam industri otomotif, khususnya pembuatan mobil, umumnya melakukan
produksi pembuatan komponen mesin (casting dan engine) dan pembuatan serta
perakitan body mobil. Yang akan dibahas dalam makalah ini hanyalah pembuatan dan
perakitan body mobil. Di bawah ini adalah bagan flow process perakitan body mobil
yang dilakukan industri otomotif pada umumnya. Namun untuk bahaya toxiocity, hanya
terdapat pada proses welding dan painting, karena pada proses ini lebih banyak
menggunakan bahan kimia dan menghasilkan limbah kimia.

Gambar 2.1 Keseluruhan flow process pada industri otomotif, mulai dari pembuatan
material body mobil sampai distribusi mobil kepada konsumen

Gambar 2.2 Flow process dari proses assembly pada industri otomotif

4 | Upaya-Upaya untuk Mengantisipasi, Mencegah dan Menangani Pemasalahan Toxicity pada Industri
Manufaktur Kendaraan Bermotor Kelompok 5

2.2 Welding
Bahaya kimia pada proses ini adalah asap logam, debu las logam, dan inhalasi
gas pembakaran dan gas dari lapisan elektrode. Asap logam pada welding dapat
menyebabkan metal fume fever dan debu las akan menyebabkan penyakit silikosis dan
penyakit ISPA lainnya. Selain itu pada tahapan metal finishing dalam proses welding,
penggerinderaan dan penajaman alat-alat juga berisiko menimbulkan pneumoconiosis
dimana silikon karbida dan alumunium oksida digunakan. Bahaya juga masih timbul dari
ledakan roda gerinda dan partikel-partikel yang terbang serta alumunium dari logam
campuran. Dalam proses soldering dan grinding juga memproduksi timah yang
berbahaya bagi sistem peredaran darah serta sistem saraf pusat manusia.

2.3 Painting
Dalam proses painting, terdapat banyak potensi bahaya kimia diantaranya
terpajan oleh inhalasi toluene, xylene, propylene, butyl, dan amyl asetat serta uap metil
alkohol. Inhalasi dari partikel-partikel cat juga harus diperhatikan pada beberapa cat
yang masih mengandung garam-garam dalam chromium dan timah. Timah atau lead
merupakan poison yang tetap exist dalam tetraetyl lead yang digunakan dalam leaded
gasoline. Timah dapat mengganggu peredaran darah, sistem pencernaan, dan sistem
saraf pusat termasuk otak. Selain itu, bila melakukan praktek autopsi akan
memperlihatkan terdapat kerusakan pada ginjal, liver dan sistem reproduksi akibat
terpajan timah. Pada tahapan spray booth, material yang digunakan bersifat flammable
(mudah terbakar) yang juga merupakan potensi bahaya kimia. Proses painting juga
mengeluarkan emisi berupa Limbah cair yang mengandung merkuri, krom (Cr),
kadmium, zinc dan timbal. Seperti yang kita ketahui bahwa zat-zat tersebut sangatlah
berbahaya, seperti merkuri yang dapat mengganggu aliran darah sampai ke otak dan
timbal juga dapat mengakibatkan plumbism (gangguan gastro intestinal track) & anemia
serta gangguan neuromuscular system.

2.4 Rekomendasi Pengendalian


Untuk meminimalisasi dampak kesehatan dari proses welding, perusahaan
harus menyediakan ventilasi yang baik, yaitu dengan menggunakan exhaust lokal
sebagai alat untuk membuang gas-gas hasil welding ke luar ruangan. Tak hanya itu,
harus tersedia pula screen proteksi dan partisi serta pekerja harus menggunakan APD
seperti kacamata google, gloves, dan apron. Subtitusi alat atau melakukan segresi yaitu
5 | Upaya-Upaya untuk Mengantisipasi, Mencegah dan Menangani Pemasalahan Toxicity pada Industri
Manufaktur Kendaraan Bermotor Kelompok 5

memisahkan pekerja dengan alat dengan jarak dan lama waktu bekerja juga harus
dilakukan untuk meminimalisasi dampak produksi timah yang dikeluarkan pada proses
soldering dan grinding. Pekerja las juga sebaiknya diberikan pelayanan kesehatan yang
baik dengan melakukan medical check-up secara periodik. Untuk mengurangi dampak
suhu yang tinggi dari proses welding, harus disediakan air minum yang cukup dan
tablet-tablet garam dapur di tempat kerja. Pada proses metal finishing yaitu
penggeridaan, pekerja sebaiknya menggunakan screen, serta alat pelindung mata,
muka, telinga dan saluran pernapasan.
Untuk mengurangi terjadinya pengecatan yang berlebihan dan meningkatkan
keamanan bagi karyawan direkomendasikan untuk menggunakan pengecatan semi
otomatis, dimana ruang pengecatan dilengkapi dengan tangan-tangan robot yang
bergerak fleksible. Hanya bagian-bagian yang sulit saja dilakukan secara manual. Oleh
karena itu diperlukan penerangan yang cukup, berupa penyediaan jendelajendela,
dinding gelas dan lain-lain. Namun, pada beberapa industri masih menggunakan sistem
manual sehingga pengendalian bahaya yang harus dilakukan adalah penggunaan APD
seperti pelindung saluran pernapasan, serta membuat larangan penggunaan benzene
sebagai solvent, mengurangi penggunaan air yang berlebihan karena dapat
meningkatkan limbah, eliminasi kandungan timah pada cat, dan meningkatkan
mekanisme sistem modern pada painting yang sebenarnya dapat menghapuskan
potensi bahaya pada proses ini.
Untuk

mengurangi

produk

yang

gagal

(reject)

pada

cat

metalik,

direkomendasikan untuk menganalisa udara didalam ruangan pengecatan terutama


untuk kadar fiber dan debu. Jika perlu, filter yang ada diganti dengan tipe yang baru.
Selain itu direkomendasikan pula untuk mendiskusikan bersama-sama dengan
suplayer, masalah formulasi cat dan perubahan pada permukaan pengecatan dan
kemungkinan modifikasinya

6 | Upaya-Upaya untuk Mengantisipasi, Mencegah dan Menangani Pemasalahan Toxicity pada Industri
Manufaktur Kendaraan Bermotor Kelompok 5

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berbagai macam bahaya dapat dijumpai dalam industri perakitan mobil, mulai
dari proses pressing, welding, painting, sampai assembly. Bahaya-bahaya yang
ditimbulkan berupa bahaya kimia, fisik, mekanik, bahkan psikologi. Terkadang
perusahaan tidak memperhatikan aspek K3 dalam pelaksanaan proses-proses
produksinya, sehingga berisiko kehilangan aset-aset perusahaan dan pekerja yang
terampil bahkan lingkungan sekitar pabrik akan tercemar oleh limbah yang kurang
penanganannya. Perusahaan bukan semata-mata objek yang dapat disalahkan,
kurangnya informasi pada pekerja mengenai potensi bahaya yang ada pada
pekerjaannya juga merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu, mengadakan training pada pekerja baru
dapat dilakukan untuk menanamkan prinsip K3 dalam benak para pekerja tersebut.

3.2 Saran
Upaya pengendalian dapat dilaksanakan melalui pengendalian engineering,
pengendalian secara administratif, dan pengendalian melalui penggunaan APD.
Ketiganya harus dilakukan agar tidak menimbulkan loss pada perusahaan yang
bersangkutan. Perusahaan sebaiknya menyediakan kebutuhan APD yang memadai,
memberlakukan shift kerja dan rotasi job desk kerja pada setiap pekerja dan lain-lain.
Selain dapat mengurangi kerugian ekonomi akibat kecelakaan kerja dan penyakit pada
para pekerja, perusahaan akan mendapatkan image yang baik sehingga memudahkan
kerjasama nasional dan internasional.

7 | Upaya-Upaya untuk Mengantisipasi, Mencegah dan Menangani Pemasalahan Toxicity pada Industri
Manufaktur Kendaraan Bermotor Kelompok 5

DAFTAR PUSTAKA

Asfahl,C. Ray. 1990. Industrial Safety and Health Management. New Jersey: Prentice Hall.
Deroche, A.G. 1996. The Principles of Auto Body Repairing and Repainting. New Jersey:
Prentice Hall.
ILO. 1983. Encyclopaedia of Occupational Health and Safety. ILO: Geneva.
Sumamur. 1991. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Gunung Agung.
Widiasari, Dian. 2002. Tinjauan Upaya Minimisasi Limbah Cair pada Industri Perakitan
Kendaraan Bermotor (Studi Kasus pada PT X). FKM UI: Depok.
Yunita Sari, Irna. 2003. Identifikasi Potensi Bahaya pada Proses Perakitan Body (Welding)
Isuzu Panther di PT Gaya Motor. FKM UI: Depok.

8 | Upaya-Upaya untuk Mengantisipasi, Mencegah dan Menangani Pemasalahan Toxicity pada Industri
Manufaktur Kendaraan Bermotor Kelompok 5

Anda mungkin juga menyukai