Anda di halaman 1dari 3

AMFETAMIN

Amfetamin adalah suatu senyawa sintetik yang tergolong perangsang susunan saraf pusat.
Ada tiga jenis ameftamin, yaitu laevoamfetamin (benzedrin), dekstroamfetamin (deksedrin), dan
metilamfetamin (metedrin). Amfetamin, dekstroamfetamin dan metamfetamin adalah bubuk
Kristal putih yang tidak berbau, pahit rasanya, larut dalam air dan sedikit larut dalam alcohol.
Dikenal banyak derivate amfetamin yang disintesis dengan tujuan mengurangi nafsu makan
dalam rangka menurunkan berat badan bagi orang yang kelebihan berat badan (obesitas) atau
orang yang inin tampil lebih ramping. Sebagai contoh, deksedrin (dekstroamfetamin), ponderal
(fenlfuramin), fentermin (isomerid), mazindol (teronac).
Amfetamin dikomsumsi dengan cara ditelan (oral) dan akan ddiabsorbsi seluruhnya
dalam darah. Pada penggunaan secara intravena, amfetamin akan sampai ke otak dalam beberapa
detik. Penggunaan melalui inhalasi uap amfetamin, mula0mula uap amfetamin akan mengendap
di paru, kemudian diabsorbsi secara cepat dalam darah. Amfetamin juga bisa diabsorbsi melalui
selaput lender di hidung pada penggunaan dengan menyedot melalui hidung (snorting). Ada juga
jenis amfetamin yang bisa dugnakan secara oral seperti MDMA(ekstasi) yang pada umumnya
dikemas dalam bentuk tablet atau kapsul.
Amfetamin bekerja dengan menyebabkan pelepasan norepinefrin, dopamine, dan
serotonin dari neuron prasinaps karena amfetamin berinteraksi dengan transporter yang terlibat
dalam pelepasan neurotransmitter tersebut. Amfetamin juga menghambat reu-uptake
norepinefrin dan dopamine. Amfetamin juga menghambat sistem MAO pada neuron prasinaps.

Pengaruh amfetamin terhadap pengguna bergantung pada jenis amfetamin, jumlah yang
digunakan, dan cara menggunakannya. Amfetamin disebut dosis rendah sampai dosis sedang jika
dosisnya antara 5-50 mg, biasanya digunakan secara oral, sedangkan dikategorikan dosis tinggi
jika dosisnya lebih dari 100 mg dan biasanya digunakan secara intravena. Dekstroamfetamin
mempunyai potensi 3- kali potensi amfetamin. Dosis kecil semua jenis amfetamin akan
menaikkan tekanan darah, mempercepat denyut nadi, elebarkan bronkus, meningkatkan

kewaspadaan, menimbulkan euphoria, menghilangkan asa lelah dan rasa lapar, meningkatkan
aktivitas motorik, banyak bicara, dan merasa kuat. Walaupun keterampilan motoric meningkat,
dapat terjadi gangguan deksteritas dan keterampilan motoric halus. Dosis sedang amfetamin (2050mg) akan menstimulasi pernapasan, menimbulkan tremor ringan, gelisah, meningkatkan
aktivitas motoric, agitasi, menekan napsu makan, menghilangkan kantuk, dan mengurangi tidur.
Penggunaan jangka waktu lama dengan dosis tinggi dapat menimbulkan preilaku
stereotipikal, yaitu perbuatan yang diulang terus menerus tanpa mempunyai tujuan, tiba-tiba
agresif, melakukan tindak kekerasan, waham curiga, dan anoreksia yang berat. Dosis toksik
amfetamin sangat bervariasi. Reaksi yang hebat dapat timbul pada dosis kecil (20-30mg)
sekalipun, tetapi pada orang yang belum mengalami toleransi, ada juga yang tetap hidup pada
dosis 400-500 mg. Pada mereka yang sudah mengalami toleransi, bahkan bisa tetap hidup
dengan dosis yang lebih besar lagi. Sindrom putus zat pada amfetamin tidak sedramatis seperti
gejala putus aat pada opioida. Gejala putus zat itu antara lain ditandai dengan nafsu makan
bertambah, berat badan bertambah, energy berkurang, kebutuhan tidur meningkat. Waham masih
dijumpai beberapa lama sebagai akibat penggunaan amfetamin, bukan sebagai akibat putus zat.
MDMA sebanyak 75-150 mg yang dikonsumsi secara oral akan memperlihatkan gejala setelah
30 menit dengan puncak gejala yang tercapai sesudah 1-1,5 jam dan berakhir sesudah 3- jam.
Intoksikasi MDMA ditandai dengan euphoria, meningkatnya kemampuan berhubungan
interpersonal, lebih mudah menghayati perasaan orang lain, ansietas, panik, otot berkontraksi
sehingga terjadi bruksisme, gigi berkerut-kerut, gerakan otot tidak terkendali (tripping), emosi
menjadi labil, mulut kering (haus), banyak berkeringat, tekanan darah meningkat, mual,
penglihatan kabur, keboingungan.

Penggunaan amfetamin dosis tinggi dapat menyebabkan terjadinya tosikosis dan


gangguan mental lain, pengurangan berat badan, penyakit infeksi akibat kurang menjaga
kesehatan tubuh, serta penyakit lain akibat efek langsung amfetamin sendiri, atau akibat
kebiasaan makan yang buruk, kurang tidur, atau penggunaan suntik yang tidak steril. Selain
komplikasi medis, pengguna amfetamin yang kronis akan mengalami kemunduran dalam
kehidupan individual, sosial, dan pekerjaan. Penggunaan amfetamin yang paling sering
menyebabkan psikosis. Penggunaan MDMA mengganggu daya ingat, konsentrasu velajar, dan

tidur. Penggunaan yang kronis MDMA dapat merusak ginjal dan sistem kardiovaskular.
Penggunaan MDMA bersamaan dengan alcohol sangat berbahaya dan dapat berakibat fatal.

Anda mungkin juga menyukai