Anda di halaman 1dari 102

Pemicu 1 blok urologi

Jessica oktavia
405120054

LO 1
Embriologi dan anatomi

Embriologi traktur urinarius


Jaringan embrionik pada awalnya
terbentuk yolk sac dan rongga
amnion, yang merupakan derivatdari
ektodermis, endodermis, dan
mesodermis.
Pembentukan organ terjadi antara310 minggu.
Sistem urogenitalia sebagian besar
derivat dari mesodermis.

Sistem urogenital
Sistem urogenital dibagi menjadi
sistem urinary dan sistem genital.
Sistem urinary meliputi sistem ginjal,
kandung kemih dan urethra.

Sistem ginjal
Sistem ginjal meliputi 3 tahap :
Pronefros : Pada awal minggu ke-4 , pronefros
membentuk membentuk 7-10 sel pada daerah
servical. Sel tersebut akan membentuk vestigial
excretory unit ( neprotoms).
Mesonefros: derivativ dari mesoderm
intermediate, pada minggu ke-4 muncul tubulus
excretori yang berbentuk S yang akan
membentuk glomerulus.
Metanefros: yang membentuk ginjal permanen,
muncul pada minggu ke-5, sedangkan duktus
coligentes ginjal terbentuk dari tunas ureter.

Kandung kemih dan uretra


Pada perkembangan minggu ke4-7 , kloaka dibagi
menjadi 2 : sinus urogenital pada anterior dan
anal kanal pada posterior.
Septum urorectal merupakan lapisan mesoderm
yang terletak diantara promitiv anal kanal dan
sinus urogenital.
Ujung pada septum akan membentuk badan
perineal.

Terdapat 3 bagian pada sinus


urogenital :
Bagian atas dan bagian terbesar :
kandung kemih
Bagian pelvic (bagian prostatic dan
bagian membranosa pada uretra)
Bagian phallic ( tempat perkembangan
tuberkel genital)

Uretra
Epitel uretra berasal dari endoderm, yang diliputi
oleh jaringan ikat dan jaringan otot polos.
Pada akhir bulan ke-3, epitel uretra berproliferasi
dan penetrasi pada mesenkim sekitar. Tunas
tersebut akan membentuk kelenjar prostat.

Sistem genital
Testis :berasal dari korda seks yang primitif yang
terus berproliferasi dan penetrasi ke medula.
korda akan terpecah membentuk suatu jaringan
stranded yang akan berkembang menjadi tubulus
rete testis.
Pada proses perkembangan , lapisan jaringan ikat
fibrosa (tunica albuginea)akan memisahkan korda
testis dengan permukaan epitelium.

Pada bulan ke -4, korda testis menjadi bentuk seperti


sepatu kuda (horseshoe), dan terbentuknya primitive
germ sel dan sustentakuler sel sertoli.
Korda testis akan semakin solid pada saat pubertas,
dan memiliki lumen yang akan membentuk tubulus
seminiferus.
Saat kanalisasi tubulus seminiferus akan terjadi
penggabungan dengan rete testis dan masuk ke
duktuli efferentes.
Duktuli efferentes akan menggabungkan rete testis
dengan duktus wolffian (mesonephric) menjadi
duktus deferens.

Genitalia eksternal pada


pria
Perkembangan genitalia eksternal pada pria
merupakan hasil proses elongasipada tuberkel
genital yang disebut phallus.
Pada saat elongasi , phallus akan tertarik
membentuk lekukan uretral yang akan
membentuk lempengan uretral.
Pada akhir bulan ke-3, lipatan uretral akan
menutupi lempengan uretral dan membentuk
penile uretra.

Anatomi

Ureter
Ureter: saluran yang menampung dan
mengalirkan urin dari pelvis renalis ke
kandung kemih.
Memiliki dinding yang tebal dan dan lumen
yang kecil.
Kira-kira 25 cm panjangnya.
Separuh ureter terletak di rongga abdomen
( pars abdominalis ureteris) dan
separuhnya ureter berada di rongga pelvis
( pars pelvica ureteris).

Bagian-bagian ureter
Pars abdominalis ureteris
Panjangnya 12,5 cm
Berjalan ke bawah medial di depan
m.psoas dan menyilang otot tersebut
hingga atas panggul lanjut
menyilang A dan V. iliaca
communis pelvis minor.

Di depan ureter dexter terdapat vasa


testicularis/ovarica dextra, pars descendens
duodeni, vasa colica dextra dan vasa
ileocolica. Dibawahnya terdapat radix
mesenterii.
Di depan ureter sinister terdapat vasa colica
sinister, vasa testicularis/ ovarica sinister.
Dibawahnya oleh mesocolon sigmoideum.
Di belakang ureter disilang oleh n.
genitofemoralis

Pars pelvica ureteris


Panjang kira-kira 12.5 cm
Berjalan ke bawah belakang dinding
lateral pelvis minor membuat
lengkungan cembung ke lateral
belakang muara ke vesica
urinaria.

Ureter dexter atau sinister bermuara


ke dalam vesica urinaria dengan
sudut yang miring inferomedial
( ostium ureteris) fungsi sebagai
katup , mencegah reflux urin ke
ureter.

Tiga tempat penyempitan


ureter
Perbatasan antara pelvis renalis dan
ureter ( ureteropelvic junction)
Di bagian yang menyilang vasa iliaca
comunis / externa
Di muaranya vesica urinaria

URETER DAN URETHRA

Netter FH. Atlas of human


anatomy. 6th ed. Philadelphia:
Saunders Elsevier; 2014.

Perdarahan ureter
Diperdarahi oleh cabang cabang:
A. renalis
A. testicularis/ ovarica
A. iliaca interna
A. vesicalis inferior ( laki-laki)
A.uterina( perempuan)

Persarafan
Dipersarafi oleh sejumlah nervus
yang berasal dari :
plexus renalis
plexus testicularis/ ovaricus
plexus hypogastricus.

Vesika urinaria
Merupakan kantong
muskulomembranosa yang dapat
meregang dan berfungsi sebagai
tempat penampungan urin.
Pada anak anak letak di rongga
abdomen
Pada dewasa letak di rongga pelvis

Vesika urinaria menempati sebuah


ruangan berbentuk limas segitiga
yang ke2 sisi sampingnya bertemu di
depan ( symphisis pubis).
Ke 2 sisi dibentuk oleh
m.obturatorius internus ( atas) dan
m.levator ani ( bawah)

Ketika terisi sedikit urin , bentuk VU


seperti piramida 4 permukaan .
Ke atas : facies superior vesicae
Ke lateral bawah(kanan dan kiri) :
facies inferolateralis vesicae
Ke belakang bawah : facies posterior
vesicae ( fundus/ basis)

KANDUNG KEMIH

Netter FH. Atlas of human


anatomy. 6th ed. Philadelphia:
Saunders Elsevier; 2014.

Facies superior
Di bungkus oleh peritoneum
Pada laki-laki : Peritoneum tersebut
membentuk fossa paravesicalis,
excavatio rectovesicalis ( spatium
proust), dan ductus deferens.
Pada perempuan : peritoneum
melekuk hanya sampai cervix uteri
(excavatio vesikouterina dan
excavatio rectouterina/ cavum
douglasi)

SISTEM REPRODUKSI PRIA

Netter FH. Atlas of human


anatomy. 6th ed. Philadelphia:
Saunders Elsevier; 2014.

Facies inferolateralis
Disebut juga facies pubica vesicae
Sisi berhubungan dengan
m.obturatorius internus dan terpisah
oleh celah/ spatium retzii.

Fundus / basis vesicae


Pada laki-laki :bagian atas
excavatio rectocervicalis , bagian
bawah dinding depan rectum,
vesikula seminalis, dan ampulla
duktus deferentis
Pada perempuan : bagian atas
cervix uteri bagian lateral : vasa
uterina

Perdarahan Vesika urinaria


Diperdarahi oleh : A. vesicalis
superior dan A. vesicalis inferior
Vena plexus venosus vesicalis dan
plexus venosus prostaticus (lakilaki) v vesicales v.iliaca interna.

Persarafan vesika urinaria


Motoris
Simpatis : dari nn.lumbales
Parasimpatis : nn. Pelvici splanchnici

Sensoris
Berperan dalam menimbulkan sensasi
ingin miksi sewaktu kandung kemih
terisi penuh.

LO 2
Histologi

LO 3
fisiologi

Fungsi Ginjal
Mempertahankan keseimbangan air tubuh
Mengatur keseimbangan bebagai ion CES antara lain
Na, K, Cl, HCO3, Ca, Mg, SO4, PO3 dan H
Mempertahankan volume plasma yg sesuai dengan:
Pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri
Mengatur keseimbangan air dan garam

Mempertahankan keseimbangan asam basa tubuh


Mempertahankan osmolaritas berbagai cairan tubuh
Mengekskresi produk sisa metabolisme (urea, asam
urat, kreatinin)
Mengekskresi enzim dan hormon tertentu (RAA,
erythropetin, 1-7 Dihydroxyvitamin D3)
Glukoneogenesis

Filtrasi Glomerulus
Cairan yang difiltrasi dari glomerulus
ke dalam kapsul Bowman haru
melewati 3 lapisan :
1. Dinding Kapiler Glomerulus
2. Membran Basal
3. Lapisan dalam Kapsul Bowman

Dinding Kapiler
Satu lapis endotel gepeng yg memiliki banyak pori besar
100x > permeabel thd H2O dan zat yg tlarut drpd
kapiler di bagian lain tubuh.
Membran Basal
Terbentuk dari kolagen dan glikoprotein yg tsisip di
antara glomerulus dan kapsul Bowman
Kolagen = kekuatan struktural
Glikoprotein = mhambat filtrasi protein plasma terkecil
Lapisan dalam kapsul Bowman
Tdd podosit yg memiliki byk foot process.
Celah sempit diantara foot process disebut celah filtrasi
(jalur tempat cairan meninggalkan kapiler glomerulus
menuju lumen kapsul Bowman)

Semua difiltrasi
nondiskriminatif kecuali sel
darah & protein*

Gaya yang Berperan Dalam Filtrasi


Glomerulus
Tekanan darah kapiler glomerulus
Ditimbulkan o/ darah di dalam kapiler
glomerulus.
Bgantung pada kontraksi jantung dan resistensi
thd aliran darah yg ditimbulkan p/ arteriol aferan
dan eferen.
Garis tengah arteriol aferen > arteriol eferen shg
darah lebig mudah masuk drpd keluar
Mendorong cairan keluar glomerulus menuju
kapsula Bowman di seluruh panjang kapiler
glomerulus.

Tekanan osmotik koloid plasma


Ditimbulkan o/ distribusi tak seimbang protein2
plasma di kedua sisi membran glomerulus.
Protein plasma tidak dapat difiltrasi (di kapiler
glomerulus) dan konsentrasi H2O > di kapsula
Bowman kecenderungan H2O u/ berpindah
mll osmosis menuruni gradien konsentrasinya.
Tekanan hidrostatik kapsul Bowman
Ditimbulkan o/ cairan di bagian awal tubulus ini
Mendorong cairan keluar kapsul Bowman,
melawan filtrasi cairan dari glomerulus menuju
kapsula Bowman

Penyesuaian Terkontrol GFR


Otoregulasi
Mekanisme Miogenik
Otot polos vaskular arteriol berkontraksi
atau berelaksasi

Umpan Balik Tubuloglomerulus


Aparatus jukstaglomerulus - Makula densa
mendeteksi kadar garam cairan tubulus yang
melewatinya
Adenosin kontraksi/relaksasi pada arteriol aferen

Kontrol Simpatis Ekstrinsik

Pentingnya Otoregulasi GFR


Kompensasi perubahan tekanan arteri shg fluktuasi
GFR yg tidak diinginkan dapat dicegah.
Pergeseran GFR yg tidak diinginkan dapat
menyebabkan ketidaksimbangan cairan, elektrolit,
dan zat sisa.
Jika otoregulasi tidak ada maka GFR akan meningkat
dan H2O serta zat terlarut terbuang sia2 akibat
meningkatnya tekanan darah arteri saat olahraga.
GFR terlalu rendah maka ginjal kurang mampu
mengeluarkan zat sisa, kelebihan elektrolit, dan
bahan lain yg harus diekskresi.

Umpan balik
tubuloglomerulus

Reabsorpsi Tubular

Sekresi

LO 4
Kelainan kongenital

fimosis
Fimosis : preputium penis yang tdk dapat di
retraksi ke proximal sampai ke korona glandis.
Dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir
karena adesi alamiah.
Hingga usia 3-4 tahun , debris yang dihasilkan
oleh epitel preputium ( smegma) mengumpul di
dlm preputium perlahan-lahan memisahkan
prepusium dari glans penis.
Pada usia 3 tahun, 90% preputium sudah dapat di
retraksi.

Gambaran klinis
Sulit kencing
Pancaran urin mengecil
Menggelembungnya ujung preputium pensi pada
saat miksi
Menimbulkan retensi urin
Higiene yang kurang bersih infeksi pada
preputium (postitis) pada glans penis (balanitis)
atau pada glans dan preputium ( balanopostitis)

Tindakan
Fimosis yang disertai balanitis xerotika obliterans
salep dextrometasone 0,1% yang dioleskan 3
kali selama 6 minggu
Fimosis disertai infeksi harus diberi antibiotik
dahulu sebelum sirkumsisi.

Parafimosis
Parafimosis adalah preputium penis yang
diretraksi sampai di sulkus koronarius tdk dapat
dikembalikan pada keadaan semula dan timbul
jeratan pada penis dibelakang sulkus koronarius.
Jika tdk dikembalikan ke semula dapat
menyebabkan gangguan aliran balik vena
superfisial.
Jika bagian penis disebelah distal jeratan makin
membengkak nekrosis glans penis

Tindakan
Preputium diusahakan utk dikembalikan secara
manual dengan teknik memijat glans selama 3-5
menit diharapkan edema berkurang dan secar
perlahan preputium dikembalikan pada
tempatnya.
Jika gagal, dilakukan dorsum insisi pada jeratan
Setelah edema dan proses inflamasi menghilang
pasien dianjurkan sirkumsisi.

Hipospadia
Muara uretra yang terletak di sebelah ventral
penis dan sebelah proksimal ujung penis.
Letak meatus uretra bisa terletak pada glandular
hingga perineal.
Angka kejadian 3,2 dari 1000 kelahiran hidup.
Pada hipospadia tdk didapatkan preputium
ventral dan sering disertai dengan korde ( penis
angulasi ke ventral), kadang didpatkan anomali
bawaan :testis maldesensus.

Klasifikasi

Tindakan
Koreksi korde ( ortoplasti), membuat neouretra
dari kulit penis ( uretroplasti) dan membuat glans.
Reparasi dianjurkan pada usia pra-sekolah
Hipospopadia posterior dengan disertain testis
maldesensus dianjurkan utk melakukan
uretroskopi praoperatif : melihat kemungkinan
adanya pembesaran utrikulus prostatikus yang
mungkin terdapat sexual ambiquity.

Testis maldesensus
Masa janin testis berada di rongga abdomen dan
sebelum bayi dilahirkan testis mengalami
desensus testikulorum ( trun ke kantong skrotum)
Faktor yang mempengaruhi penurunan testis :
Adanya tarikan dari gubernakulum testis dan
refleks dari otot kremaster
Perbedaan pertumbuhan gubernakulum
dengan pertumbuhan badan
Drongan dari tekanan intraabdominal.

Testis tdk mampu mencapai skrotum tetapi masih


dalam jalur normal : kriptorkismus
Proses desensus, testis keluar dari jalur normal :
testis ektopik.

etiologi
1. gubernakulum testis
2. kelainan intrinsik testis
3. defisiensi hormon gonadotropin yang memacu
proses desensus testis.

patofisiologi
Suhu dalam rongga abdomen yang lbih tinggi
daripada suhu dakam skrotum sel epitel
germinal rusak progesif testis mengecil.
Karena sel leydig penghasil hormon androgen tdk
rusak potensi seksual tdk mengalami
gangguan.
Letak testis tdk berada di skrotum mudah
torsio ( terpuntir), trauma, degenerasi maligna

Gambaran klinis dan pemeriksaan


Pasien datang dengan keluhan tdk dijumpai testis
di kantong skrotum, benjolan di perut bagian
bawah, mengalami trauma, torsio.
Inspeksi : hipoplasia kulit skrotum
Palpasi : tdk teraba di skrotum

pemeriksaan
Bila ke2 testis tdk diketahui tempatnya, harus
dibedakan anorkismus bilateral ( tdk mempunyai
testis) periksa hormon testosteron, uji hormon
hCG
Utk pasien gemuk / letak testis di intraabdominal
flebografi selektif ( mencari plexus
pampiniformis)/ laparoskopi

DD
Kriptorkismus fisiologis
anorkismus

tindakan
Medikamentosa : pemberian hormonal pada
kriptorkismus ( hCG)
Operasi : orkidopeksi ( meletakkan testis ke
dalam skrotum dengan melakukan fiksasi pada
kantong sub dartos

Torsio testis
Torsio testis adalah terpeluntirnya funikulus
spermaticus yang berakibat terjadinya gangguan
aliran darah pada testis
Diderita 1/4000 (<25 tahun), paling banyak
diderita oleh usia puber, bayi sering tidak
terdiagnosa

Anatomi
- Pada masa janin dan neonatus lapisan parietal
yang menempel pada muskulus dartos masih
belum banyak penyannganya.
- Testis, epididimism dan tunika vaginalis mudah
bergerak dengan terpeluntirnya funiculus
spermaticus (Torsio testis ekstravaginal)

Pada masa remaja, serigkal dikaitkan dengan


kelainan sistem penyanggah testis pada
permukaan anterior dan lateral testis.
Pada kelainan ini tunika mengelilingi seluruh
permukaan testis sehinggamencegah insersi dari
epididimis dengan skrotum.
Memudahkan testis dan epididimis mudah
bergerak dalam tunika vaginalis (anomali bellclapper/torsio intravaginal)

Patogenesis
- Secara fisiologis otot kremaster berfungsi
menggerakan testis guna mempertahankan suhu
ideal.
- Pada beberapa keadaan bisa terjadi pergerakan
berlebihan saat berenang, ketakutan, dll.
- Terpeluntirnya funikulus spermaticus
menyebabkan obstruksi aliran darah testis
sehingga testis mengalami hypoxia, edema, dan
iskemia yang akhirnya nekrosis.

Gambaran klinis dan diagnosis


- Akut skrotum: nyeri hebat, mendadak dan
bengkak
- Nyeri menjalar kedaerah inguinal dan perut
bawah
- Dapat diraba adanya lilitan funiculus spermaticus
- Tidak demam

- Sedimen urin dalam batas normal


Pemeriksaan penunjang:
- Stetoskop doppler, USG Doppler, dan Sintigrafi
testis.
- Kesemuanya bertujuan untuk menilai adanya
aliran darah ke testis. Pada torsio tidak
didapatkan aliran darah ke testis, sedangkan
peradangan akut testis, terjadi peningkatan aliran
darah ke testis.

Diagnosis Banding
1. Epididimitis akut.
-. Demam, riwayat coitus suspectusm keluar
nanah urethra
-. Tes elevasi tidak berpengaruh
2. Hernia Skrotalis Inkarserata
- Anamnesis: didapatkan benjolan yang bisa keluar
masuk skrotum

3. Hidrokel Terinfeksi
- Anamnesis: Sebelumnya sudah ada benjolan di
dalam skrotum tanpa nyeri
4. Tumor testis
- Anamnesis: benjolan tanpa nyeri, kecuali terjadi
pendarahan
5. Edema skrotum

Terapi
- Detorsi manual yaitu dengan jalan memutar
testis ke arah berlawanan. Karena biasanya ke
medial, maka dianjurkan memutar ke lateral.
Kemudian jika tidak terjadi perubahan, dicobadi
detorsi ke arah medial. Hilangnya nyeri setelah
detorsi menandakan detorsi telah berhasil. Jika
tidak berhasil harus di operasi

Operasi
- Reposisi da dilakukan penilaian viabilitas
(hidup/nekrosis)
- Hidup: Orkidopeksi (fiksasi testis) pada tunika
dartos kemudian disusul ordikopeksi pada
testis kontralateral. Ordikopeksi
menggunakan benang yang tidak diserap
agar tidak terpuntir kembali
- Nekrosis: Orkidektomi disusul rkidopeksi
kontralateral.

Anda mungkin juga menyukai