TERMODINAMIKA TERAPAN
Liquefied Natural Gas (LNG)
Di susun oleh :
Hijrah Amaliah Azis
0008-07-11-2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia serta kesehatanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Termodinamika
Terapan pada LNG
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Termodinamika Teknik di program
studi teknik kimia, dengan tujuan untuk membantu mahasiswa dan penulis sendiri dalam
memahami siklus termodinamika yang terdapat pada LNG. Selanjutnya penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof.DR.Ir.H.Maksud,
DEA selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan masukan dan ilmunya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin,
namun disadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
materi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penulis berharap kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini kedepannya.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca terutama bagi diri pribadi penulis sendiri, Amin.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman sampul..............................................................................................................
Kata pengantar................................................................................................................
ii
Daftar isi..........................................................................................................................
iii
Daftar tabel......................................................................................................................
iv
Daftar gambar.................................................................................................................
Bab I
Pendahuluan
I.1
I.2
I.3
Bab II
1
2
2
Tinjauan Pustaka
II.1 Pengertian LNG...................................................................................
II.2 Teknologi Pencairan LNG...................................................................
Proses APCI (propane pre-cooled mixed refrigerant)...................
Proses bertingkat teroptimalisasi...................................................
Proses Black & veatch PRICO R..................................................
Proses bertingkat fluida campuran................................................
Proses Axens Liquefin TM..............................................................
Proses pemdinginan campuran ganda...........................................
II.3 Transportasi LNG................................................................................
II.4 Terminal Penerimaan LNG..................................................................
II.5 Pemanfaatn LNG.................................................................................
II.6 Aspek Lingkungan & Keselamatan LNG...........................................
7
8
10
11
12
13
14
14
20
23
32
33
Kesimpulan..............................................................................................
Saran........................................................................................................
37
38
Daftar Pustaka
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
10
Table 2
34
DAFTAR GAMBAR
.
Halaman
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
10
Gambar 8
11
Gambar 9
12
Gambar 10
13
Gambar 11
14
Gambar 12
20
Gambar 13
21
Gambar 14
21
Gambar 15
23
Gambar 16
25
Gambar 17
26
Gambar 18
29
Gambar 19
30
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, dimana tingkat
pertambahan penduduk sebesar 4.2% per tahunnya dan tingkat permintaan listrik sebesar
1.6% per tahun, mengakibatkan diperlukannya diversifikasi sumber energi pembangkit
listrik. Seperti diketahui, sampai saat ini Indonesia masih bertumpu pada pemanfaatan
minyak bumi sebagai sumber energi, dimana sumber energi fosil tersebut saat ini telah
menipis jumlahnya, dan diprediksi Indonesia akan menjadi negara pengimport minyak pada
tahun 2015.
Selain dari permasalahan krisis minyak, dengan diberlangsungkannya berbagai
konvensi internasional mengenai pemanasan global, dimana tahun 2007 ini Indonesia
bertindak sebagai tuan rumah, memaksa negara ini untuk melakukan pembaharuan lebih
jelas dan tegas untuk menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Salah satu solusi dari kedua permasalahan di atas adalah dengan mensubtitusi
penggunaan minyak bumi dengan gas alam. Seperti diketahui, Indonesia memiliki sumber
gas alam yang cukup sebesar 20 TCF (tanpa mempertimbangkan dari CBM Indonesia),
namun yang baru digunakan secara optimal masih sekita 10 TCF. Sehingga masih besar
peluang negara kita untuk mengembangkan pemanfaatan gas alam.
Salah satu bentuk dari penggunaan gas alam adalah dalam bentuk LNG. Namun
sayangnya, hingga saat ini LNG lebih besar dalam jumlah ekspor daripada untuk konsumsi
dalam negeri. Hal ini lebih dikarenakan harga di dalam negeri yang terlalu murah,
dibanding jika diekspor, misalnya ke Jepang. Dengan kebijakan pemerintah yang lebih
berpihak pada pemanfaatan LNG dari segi harga, peluang LNG sebagai pemain andalan
dalam energi Indonesia akan terbuka lebar.
tahun. Seperti yang dapat dilihat pada grafik di bawah, sebagian besar fasilitas pencairan
LNG terdapat di Asia.
Sumber: The World LNG & GTL Report Douglas Westwood Ltd.
Sumber: The World LNG & GTL Report Douglas Westwood Ltd.
Sebagian kecil LNG diperdagangkan pada pasar spot. Pada tahun 2003, volume LNG yang
diperdagangkan di pasar spot mencapai 14,8 Bcm (10,8 MT). Meskipun baru mencapai
8,7% dari perdagangan total LNG, dengan besarnya ekspansi kapasitas produksi dan
penggunaan yang lebih efektif dari kapasitas tersebut, sangat dimungkinkan bahwa
perdagangan spot LNG akan meningkat pesat.
Beberapa tahun yang lalu, kurangnya kapasitas pengiriman LNG menjadi rintangan
perdagangan spot LNG. Kini, permintaan LNG semakin meningkat dan telah melebihi
kapasitas produksi. Oleh karena itu kesetimbangan antara penawaran dan permintaan
menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan.
Penentuan harga LNG berbeda setiap wilayah. Di Asia, harga umumnya dikaitkan
dengan JCC (Japan Crude Oil), yang mana adalah harga Cost, Insurance, Freight (CIF)
rata-rata minyak mentah Jepang. Di Eropa, harga impor LNG biasanya dikaitkan dengan
produk perminyakan dan harga minyak mentah Brent. Di Eropa, harga LNG juga bersaing
dengan harga gas pipa. Di Amerika Serikat, harga lebih ditentukan oleh penawaran dan
permintaan berdasarkan perdagangan gas alam pada berbagai hub seperti Henry hub (titik
yang terdapat di Lousiana di mana 17 pipa gas bertemu, sehingga menciptakan titik
referensi kompetitif) ditambah faktor perbedaan geografi.
Gambar 4. Harga Impor LNG Jepang, Uni Eropa, dan Amerika Serikat
10
Gambar di atas menunjukkan harga impor dari Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Dari tahun 2000 2004, harga LNG untuk Jepang berada dalam kisaran US$ 4-5. Harga
LNG di Eropa umumnya lebih rendah US$ 1 dibanding harga untuk Jepang. Karena kedua
harga tersebut dikaitkan dengan harga minyak mentah dan produk perminyakan, terdapat
kesamaan pada grafik pergerakan harganya. Di sisi lain, harga di Amerika Serikat pada
periode yang sama lebih fluktuatif. Karena tingginya permintaan terhadap harga gas
domestik, harga LNG AS meningkat hingga US$ 6.41 pada bulan Januari 2001. Tetapi
kemudian harga tersebut anjlok, dan kemudian naik kembali pada tahun 2002. Sehingga
kadang harga LNG AS melebihi harga yang dijual ke Jepang, seperti terjadi pada tahun
2004.
Untuk sepuluh tahun ke depan diperkirakan harga LNG di dunia belum menunjukkan
pergerakan signifikan dengan kaitan tertentu, yang berarti globalisasi harga LNG belum
akan menjadi kenyataan dalam sepuluh tahun mendatang.
- Dalam sepuluh tahun mendatang, LNG masih akan berupa pelengkap terhadap gas pipa
di pasar AS / Eropa. Hal ini berarti bahwa harga LNG akan merefleksikan harga
gas pasar harga gas pipa dan tidak bergantung pada harga yang ada pada wilayah
lainnya.
- Globalisasi harga LNG juga membutuhkan likuiditas yang lebih tinggi pada perdagangan
LNG. Terlebih lagi perdagangan LNG melibatkan permasalahan seperti boil-off-gas
(BOG) dan nilai kalori yang rendah, bahkan terminal penerimaan barupun tidak dapat
selalu menerima kandungan LNG yang kurang sesuai.
- Pasokan LNG dunia kini masih dikendalikan oleh segelintir pemain, yaitu perusahaan
minyak negara dan perusahaan minyak besar. Karena adanya kepentingan tersendiri,
para pemain cenderung tidak mau meninggalkan system penentuan harga sekarang yang
masih berada bawah kontrol mereka. Mereka dapat merespon positif terhadap globalisasi
harga LNG jika terdapat alasan logis di balik alasan tersebut.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian
Liquefied Natural Gas (LNG) adalah gas alam yang dicairkan dengan didinginkan
hingga mencapai suhu -160oC pada tekanan 1 atm. Pada kondisi cair LNG memiliki
densitas sekitar 45% dari densitas air, dengan reduksi volume 1/600 dibanding kondisi
gasnya. Kompresi volume yang cukup besar ini memungkinkan transportasi gas dalam
bentuk cair untuk jarak jauh dengan biaya yang lebih efisien. Tujuan utama dari pencairan
gas bumi untuk memudahkan transportasinya dari daerah produksi ke konsumen.
12
- Pengapalan
Untuk membawa LNG ke pembeli, LNG ditransportasikan dengan menggunakan tanker
khusus.
- Penyimpanan dan regasifikasi
Setelah kapal sampai ke terminal penerimaan, LNG kemudian ditempatkan pada tangki
penyimpanan khusus, untuk kemudian diregasifikasi dari fase cair, sehingga gas bisa
ditransportasikan ke pengguna melalui pipa penyalur.
Struktur biaya LNG mengikuti rantai nilai seperti terlihat pada Gambar 5 di atas, di
mana porsi biaya terbesar biasanya terdapat pada proses pencairannya. Investasi yang
dibutuhkan untuk fasilitas LNG juga cukup besar, bisa mencapai hingga US$ 3 miliar.
II.2 Teknologi Pencairan LNG
Proses pencairan gas menjadi LNG berupa pencairan gas alam menggunakan media
pendingin (refrigerant). Kilang pencairan bisa terdiri dari beberapa unit paralel (train). Gas
alam dicairkan mencapai suhu sekitar -256oF atau -160oC dengan tekanan 1 atm. LNG
adalah cairan kriogenik. Istilah kriogenik berarti temperatur rendah, umumnya di bawah
-100oF.
Teknologi pencairan merupakan elemen utama pada kilang LNG. Terdapat beberapa
proses lisensi pencairan dengan berbagai tingkat penerapan dan pengalaman. Prinsip dasar
untuk pendinginan dan pencairan gas menggunakan pendingin adalah termasuk
menyesuaikan sedekat mungkin kurva pendinginan/pemanasan gas proses dan pendingin.
Hasilnya berupa proses termodinamika yang lebih efisien yang membutuhkan daya yang
lebih efisien per unit LNG yang diproduksi. Hal ini berlaku pada semua proses pencairan.
13
Sumber: Hydrocarbon Engineering, February 2004, Dr. Tariq Sukri, Foster Wheeler, UK
utama
proses
ini
meliputi
kompresor
yang
digunakan
untuk
14
Sumber Barclay,2005
1. Proses APCI propane pre-cooled mixed refrigerant
Sumber: Hydrocarbon Engineering, February 2004, Dr. Tariq Sukri, Foster Wheeler, UK
15
Proses ini paling banyak digunakan pada proses pencairan gas menjadi LNG di
dunia. Dalam proses ini, terdapat dua siklus pendingin utama. Siklus pra pendinginan
menggunakan komponen murni propana. Siklus pencairan dan sub pendinginan
menggunakan pendingin campuran (mixed refrigerant/MR) yang terdiri dari nitrogen,
metana, etana, dan propana.
Siklus proses pra-pendinginan menggunakan propana pada tiga atau empat tingkat
tekanan dan dalam mendinginkan gas proses ke temperatur -40oC. Propana juga
digunakan untuk mendinginkan dan mencairkan secara parsial pendingin campuran (mixed
refrigerant/MR). Pendinginan dicapai dengan alat penukar panas tipe kettle.
Pada siklus pendingin campuran (mixed refrigerant/MR), pendingin yang dicairkan
secara parsial dipisahkan menjadi aliran uap dan cairan yang digunakan untuk
mencairkan dan mebsub-dinginkan aliran proses dari sekitar -35oC menjadi suhu sekitar
-150oC - -160oC. Proses ini dilakukan di alat penukar panas yang disebut main cryogenic
heat exchanger (MCHE). LNG kemudian keluar dari atas MCHE pada tekanan yang tinggi.
Kemudian aliran LNG tersebut didepresurisasi dengan cara seperti staged end-flashes,
liquid expander, dan sebagainya. Dengan menggunakan proses ini, kapasitas pengolahan
per train bisa mencapai 4,7 mmtpa.
2.
16
Su
mber: http://www.ConocoPhillips.com
Pendinginan dan pencairan pada gas proses pada proses bertingkat ini dicapai
dengan menggunakan 3 pendingin murni yaitu propana, ethylene, dan metana. Pada siklus
pendinginan propana, gas didinginkan hingga -40oC. Sistem pendinginan propana juga
mendinginkan pendingin ethylene dan mendinginkan pendingin metana. Gas kemudian
memasuki sistem pendinginan ethylene di mana gas tersebut didinginkan hingga mencapai
suhu -90oC. Pendingin ethylene juga mengembunkan pendingin metana. Gas yang masuk
tersebut akhirnya didinginkan dengan pendingin metana untuk menghasilkan LNG.
Sistem pendinginan metana adalah siklus terbuka yaitu aliran pendingin metana
diambil dari gas yang dicairkan. Hal ini memungkinkan gas boil off untuk dimasukkan
kembali ke proses pencairan tanpa diperlukan kompresor gas boil off yang berukuran besar.
Kapasitas train dengan proses bertingkat ini telah mencapai 3,3 mmtpa, dengan
kapasitas train sebesar 5,4 mmtpa sedang dalam pembangunan.
17
Sumber: Hydrocarbon Engineering, February 2004, Dr. Tariq Sukri, Foster Wheeler, UK
Proses ini adalah proses pendingin campuran tunggal (single mixed refrigerant process).
Pendingin campuran tersebut terdiri dari nitrogen, metana, etana, propana, dan isopentana.
Pendinginan dan pencairan dilakukan dengan berbagai tingkat tekanan pada plate fin heat
exchanger pada kotak dingin. Pendingin dikompres dan disirkulasi menggunakan train
kompresi tunggal. Kapasitas train-nya mencapai 1,3 mmtpa.
4. Proses bertingkat fluida campuran (mixed fluid cascade process / MFCP)
Statoil/Linde
18
Sumber: Hydrocarbon Engineering, February 2004, Dr. Tariq Sukri, Foster Wheeler, UK
Pada proses ini tiga pendingin campuran digunakan untuk melakukan pendinginan
dan pencairan. Pra-pendinginan dilakukan pada plate fin heat exchanger (PFHE) dengan
pendingin campuran pertama, dan pencairan dan sub-pendinginan dilakukan di spiral
wound heat exhanger (SWHE) dengan dua pendingin lainnya. SWHE ini dibuat oleh Linde,
dan bisa juga digunakan untuk tahap pra-pendinginan. Penukar panas tersebut bisa juga
digunakan untuk tahap pra-pendinginan. Pendingin yang digunakan terdiri dari metana,
etana, propana, dan nitrogen. SWHE sendiri biasanya dipasang dengan proses pencairan
lainnya, pada proyek baru atau ekspansi atau sebagai pengganti dari penukar panas
kriogenik yang lama. Kapasitas train proses ini bisa mencapai 4 mmtpa.
5. Proses Axens LiquefinTM
19
Sumber: Hydrocarbon Engineering, February 2004, Dr. Tariq Sukri, Foster Wheeler, UK
TM
Proses ini adalah proses yang menggunakan dua pendingin campuran. Semua
pendinginan dan pencairan dilakukan di plate fin heat exchanger (PFHE) yang tersusun
pada kotak dingin. Pendingin campuran yang digunakan terdiri dari metana, etana, propana,
butana, dan nitrogen. Pendingin campuran pertama digunakan pada tiga tingkat tekanan
untuk mempra-pendinginkan gas proses dan memprapendinginkan dan mencairkan
pendingin campuran kedua. Pendingin campuran kedua digunakan untuk mencairkan dan
mensubdinginkan gas proses. Mendinginkan pendingin campuran untuk tahap prapendinginan memungkinkan untuk mencapai suhu yang lebih rendah dibanding komposisi
pendingin. Kapasitas train based load mencapai 6 mmtpa sedang direncanakan untuk
dikembangkan.
6. Proses pendingin campuran ganda (double mixed refrigerant) Shell
Konfigurasi proses ini mirip dengan proses pendingin campuran pra-pendinginan
propana, dengan pra-pendinginan dilakukan oleh pendingin campuran (yang sebagian besar
terdiri dari etana dan propana). Perbedaan lainnya adalah bahwa prapendinginan dilakukan
pada spiral wound heat exchanger (SWHE), bukan pada tipe kettle. SWHE yang digunakan
untuk pra-pendinginan dan pencairan untuk proses ini dipasok oleh Linde
20
Proses-proses di atas adalah proses yang terdapat pada kilang LNG saat ini serta pada
beberapa proyek LNG yang saat ini tengah berjalan. Terdapat juga beberapa proses lainnya
yang saat ini sedang dikembangkan.
Pemilihan teknologi proses dan peralatan adalah berdasarkan pertimbangan teknis dan
ekonomi. Pertimbangan teknis termasuk di antaranya pengalaman terhadap penggunaan
proses dan peralatan tersebut, keandalan, efisiensi proses, kondisi lapangan, serta dampak
lingkungan. Pertimbangan ekonomi termasuk biaya kapital, biaya operasi serta biaya siklus.
Semua aspek ini harus dievaluasi untuk medapatkan pilihan yang optimal.
Risiko teknis berkaitan dengan proses yang terkait dengan catatan masa lampau selama
proses beroperasi, serta pengembangan yang terkait pada proyek, seperti misalnya
penambahan kapasitas. Efisiensi proses, contohnya energi yang dibutuhkan untuk
memproduksi LNG, tidak hanya terkait dengan efisiensi termodinamik proses pencairan
tetapi juga efisiensi peralatan utama seperti kompresor untuk pendingin utama serta
penggeraknya.
Kondisi suatu lapangan mungkin bisa lebih cocok dengan suatu proses dibanding proses
lainnya. Contohnya, dengan suhu lingkungan yang sangat dingin proses multi pendingin
campuran bisa menjadi pilihan optimal. Kebutuhan proses dan konfigurasi juga
mempengaruhi pilihan. Adanya kebutuhan untuk menghasilkan LPG yang lebih tinggi
mungkin cocok dengan proses dengan suhu pra-pendinginan yang lebih rendah.
Kisaran gas umpan yang lebar juga membutuhkan adaptabilitas proses yang lebih baik dan
mungkin membutuhkan proses pendingin campuran dengan fleksibilitas tambahan untuk
mengubah komposisi pendingin yang berubah. Pendingin yang terbuat dari komponen yang
diproduksi dari proses (pada unit fraksinasi) akan mengurangi kebutuhan untuk pasokan
eksternal untuk memasok kembali hilangnya pendingin.
Seiring dengan berjalannya waktu, desain kilang LNG semakin menunjukkan kapasitas
yang semakin besar, hingga lebih dari 5 mmtpa, baik dengan cara meningkatkan kapabilitas
proses yang ada serta mengembangkan proses baru yang menunjang kapasitas LNG yang
besar. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang ukuran optimal train pada
sebuah proyek LNG yaitu:
21
Konduksi (hantaran)
Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling berdekatan antar
yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh perpindahan molekul-molekul
tersebut secara fisik. Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan
molekul-molekul benda yang berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang cepat ini,
tenaganya dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga menyebabkan getaran
yang lebih cepat maka akan memberikan panas.
Panas dipindahan sebagai energi kinetik dari suatu molekul ke molekul lainnya, tanpa
molekul tersebut berpindah tempat. Cara ini nyata sekali pada zat padat.
Daya hantar panas konduksi (k) tiap zat berbeda-beda. Daya hantar tinggi disebut
penghantar panas (konduktor panas) dan yang rendah adalah penyekat panas (isolator panas
).
22
Q = k * A * (T1-T2) / X
A : luas bidang perpindahan panas
X : Panjang jalan perpindahan panas(tebal)
q ; panas yang dipindahkan
b.
Konveksi (aliran/edaran)
Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan partikel atau
Kecepatan aliran
23
c.
Radiasi (pancaran)
Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu energi dapat
dihantarkan dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari benda panas ke benda yang dingin)
dengan pancaran gelombang elektromagnetik dimana tenaga elektromagnetik ini akan
berubah menjadi panas jika terserap oleh benda yang lain.
Panas dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Perpindahan seperti ini
tidak memerlukan zat antara/media.
Q = . T4
Q = jumlah panas yang dipancarkan
T = suhu mutlak
= tetapan Stefan Boltzman, = 4,92 kkal / (jam. m2.K4 )
d.
= Ra + Rk + Rb
Isolasi Panas
Mencegah kehilangan panas alat alat, pipa-pipa steam/gas yang bersuhu tinggi ke
24
Untuk alat-alat dengan suhu rendah, isolasi mencegah masuknya panas karena suhu
sekitarnya yang lebih tinggi.Isolasi juga mencegah bahaya yang dapat timbul bila orang
menyentuh permukaan benda yang panas atau dingin sekali.
Bahan Isolasi:
f.
Suhu fluida dalam alat sering tidak tetap. Untuk perhitungan digunakan perbedaan suhu
rata-rata.
(T2 t2) (T1 t1)
T = -------------------------Ln (T2 - t2) / (T1 - t1)
Perbedaan suhu ini disebut perbedaan suhu rata-rata logaritma (log mean
temperature diffrence) disingkat LMTD
Q = U * A *( T) LMTD
Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari
dua fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung
ataupun tidak langsung.
II.3 Transportasi LNG
Setelah gas alam melewati proses pencairan menjadi LNG, seperti yang dijelaskan
pada proses sebelumnya, LNG kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan untuk
kemudian ditransfer ke kapal untuk dibawa ke pembeli. Kapal yang digunakan adalah
tanker yang khusus dibuat untuk transportasi LNG. Tanker LNG dirancang secara canggih
dan memiliki dua hal unik dalam perkapalan sebagai berikut.
- Kondisi kriogenik kargo
Hal ini berarti material yang bersentuhan langsung dengan LNG harus bisa bertahan pada
suhu yang sedemikian rendah. Material yang biasa digunakan adalah stainless steel,
25
aluminium, dan invar. Material ini, tentu saja, tidaklah murah dan membutuhkan teknik
pengelasan khusus.
- Boil off LNG
Tidak seperti kapal pendinginan LPG yang memiliki kilang pencairan di atasnya, tanker
LNG hanya bisa mengatur uap yang timbul (boil off) dari kargo, yang terjadi karena tidak
ada insulasi yang 100% efisien, dengan mengeluarkan (venting) atau membakarnya pada
boiler. Venting sangat jarang terjadi, yaitu biasanya hanya terjadi pada terbukanya safety
valves. Jumlah maksimum untuk uap yang timbul pada umumnya sekitar 0,15% volume
kargo per hari.
Terdapat beberapa jenis penyimpanan kargo yang digunakan untuk tanker yaitu desain
Moss (bulat), membran, serta prismatik. Sebagian besar tanker menggunakan kargo jenis
Moss, seperti dapat dilihat pada grafik di bawah. Pada bagian berikutnya akan dijelaskan
mengenai kargo jenis Moss dan membran.
26
27
Tangki dengan desain membran adalah sangat berbeda dengan bentuk Moss dalam
hal penggunaan membran baja fleksibel untuk memuat kargo. Membran tersebut dikelilingi
oleh material insulasi yang terhubung secara langsung dengan lambung (hull) ganda kapal.
Berat kargo ditransfer melalui insulasi dan ditopang oleh struktur kapal. Desain membran
biasanya terdiri dari membran utama dan kedua. Membran kedua mampu memuat kargo
selama 15 hari, jika terdapat kegagalan membrane pertama. Terdapat insulasi antara
membran utama dan membran kedua serta antara membran kedua dengan lambung bagian
dalam. Celah ini dibersihkan dengan Nitrogen dan terus menerus dimonitor keberadaaan
gasnya maupun perubahan suhunya.
Terdapat dua jenis desain tangki membran, sistem GazTransport, yang
menggunakan membran utama invar dengan panel rata dan sistem Technigaz yang
menggunakan membran stainless steel yang bergelombang. Desain baru yang berkembang
saat ini, CS1, yang menggunakan kombinasi keduanya, sudah dikembangkan.
Apabila dibandingkan antara jenis Moss dan membran, terdapat keunggulan dan
kelemahan antara keduanya.
- Beberapa kapal membran yang berusia tua bisa mengalami konsentrasi gas pada
membran lapis pertama yang disebabkan oleh porositas yang meskipun tidak dianggap
bahaya karena celah tersebut dibersihkan dengan menggunakan nitrogen, tapi bisa
menimbulkan masalah.
- Kapal membran lebih cepat mendingin dibanding kapal Moss, umumnya 9-10 jam
dibandingkan dengan 24 jam bahkan lebih, karena masa baja yang lebih kecil pada kapal
membran. Hal ini dapat mengurangi waktu berlabuh tanker.
- Kapal membran secara fisik lebih kecil dibanding kapal Moss dengan kapasitas yang
sama, sehingga juga mengurangi baja yang digunakan pada saat konstruksi.
- Kapal Moss dapat membawa kargo sebagian di mana kapal membran memiliki
keterbatasan pengisian umumnya antara 10 dan 80% volume tangki karena
kerusakan potensial karena sloshing pada kargo yang diisi sebagian.
28
Gambar 14. Diagram Alir Proses yang Disederhanakan pada Terminal Penerimaan LNG
Terminal penerimaan LNG menerima LNG dari tanker, kemudian LNG tersebut
disimpan pada tangki khusus. LNG tersebut kemudian diuapkan, dan gas hasil penguapan
29
menerima dan menyimpan LNG. Kapasitas tangki penyimpanan berkisar antara 40.000 m 3
to 180.000 m3. Untuk mengefisienkan biaya, desain diupayakan untuk meminimalkan
jumlah tangki dan memaksimalkan kapasitas penyimpanan per tangki. Jika fasilitas tersebut
30
hanya memiliki satu tangki maka pengiriman dan bongkar muat LNG akan berasal dari
tangki yang sama. Hal ini tidak menimbulkan persoalan jika sistem dirancang dan
dioperasikan dengan benar. Terdapat beberapa jenis tangki penyimpanan seperti dapat
dilihat pada gambar di bawah, yang diikuti dengan penjelasannya.
Sumber: UK Capability in the LNG Global Market, Department of Trade and Industry UK,
menambah biaya, tetapi jumlah lahan yang dibutuhkan berkurang karena tidak adanya
saluran di luar seperti pada single containment. Jika terjadi kegagalan pada tangki bagian
dalam, maka cairan akan tertampung pada dinding bagian luar, serta uap akan keluar
melalui celah annular.
- Full containment
Pada tangki full containment, celah annular antara bagian dalam dan luar tangki di
ditutup (sealed). Umumnya jenis tangki ini memiliki atap beton maupun dinding bagian
luar yang terbuat dari beton pre-stressed. Dinding bagian luar dan atapnya dapat
menampung baik cairan kriogenik maupun uap yang dihasilkan. Berat atap beton
memungkinkan tekanan desain yang lebih tinggi (290 mbarg) dibanding dengan tangki
dengan atap logam (170 mbarg).
Selain ketiga jenis tangki di atas yang termasuk tangki di atas tanah (above ground),
terdapat juga tangki dalam tanah (in-ground).
membutuhkan saluran pembendung (dike) serta tidak dibutuhkan jarak-jarak khusus yang
lebar untuk perlindungannya. Selain itu jenis tangki ini juga relatif lebih tahan terhadap
guncangan gempa dan lebih aman jika terjadi gangguan keamanan karena letaknya yang
berada di dalam tanah.
Dinding bagian samping serta lempeng bagian bawah tangki dalam tanah ini
memiliki struktur berlapis yang terdiri dari beton, insulasi, dan membran. Karena tangki
terletak di dalam tanah, di mana terdapat tekanan eksternal dari luar serta tekanan air yang
bisa melebihi tekanan internal dari LNG itu sendiri, digunakanlah beton reinforced sebagai
penahannya karena beton ini memiliki kekuatan kompresif yang besar. Insulasi dibutuhkan
untuk menahan perambatan panas dari luar serta memindahkan gas internal serta tekanan
LNG ke dinding bagian samping serta lempeng bagian bawah tangki. Sedangkan lapisan
membran dibutuhkan untuk menjaga LNG dan kerapatan gas. Membran tersebut memiliki
kerut untuk menyerap konstraksi karena perbedaan temperatur sekitar dengan temperatur
LNG itu sendiri. Tangki di dalam tanah ini bisa memiliki kapasitas hingga 200.000 m3.
Keputusan dalam pemilihan tangki yang digunakan bergantung pada biaya capital
dan operasi, ketersediaan lahan, jarak pisah dengan dermaga, dan juga perlindungan dari
faktor eksternal seperti potensi timbulnya tekanan awan uap, gangguan keamanan, dan lain
sebagainya. Dalam penentuan jenis tangki, adalah penting untuk mempertimbangkan juga
biaya kapital serta biaya operasi yang lebih tinggi yang terkait, untuk peralatan penanganan
uap maupun biaya peralatan keselamatan. Untuk itu, dibutuhkan analisis ekonomi yang
menyeluruh dalam pengambilan keputusannya.
Penanganan uap
Selama operasi normal, uap boil-off diproduksi pada tangki dan pipa yang berisi cairan
akibat transfer panas dari sekitar. Uap ini dikumpulkan pada boil-off header yang terhubung
dengan boil-off compressor suction drum. Sebuah in-line desuperheater, yang terletak pada
hulu drum akan menginjeksi LNG pada aliran gas jika temperatur meningkat di atas -80 oC.
Uap boil-off yang dihasilkan selama operasi normal karena adanya panas yang terserap ke
tangki penyimpanan dan pipa dikompres dan dicairkan pada recondenser.
33
Selama bongkar muat, jumlah uap pada outlet tangki naik secara signifikan. Uap
tambahan ini adalah kombinasi dari volume yang digantikan pada tangki oleh LNG yang
masuk, uap yang datang dari terbebasnya input energi pada pompa kapal, uap flash karena
perbedaan tekanan antara kapal dan tangki penyimpanan serta penguapan dari bocornya
panas pada penghubung bongkar muat dan pipa transfer.
Uap dapat dialirkan kembali menuju kapal melalui boil-off gas blower atau menuju
boil-off compressor. Uap yang tidak dialirkan kembali ke kapal dikompres dan dialirkan ke
recondenser. Banyaknya uap yang bisa direkondensasi tergantung pada jumlah LNG yang
dikirimkan. Jika tidak terdapat cukup LNG yang dikirimkan untuk menyerap boil-off gas,
uap tersebut dikompresi hingga tekanan pipa atau bisa juga dibakar atau dikeluarkan ke
atmosfer (vented). Prioritas untuk penanganan uap adalah sebagai berikut.
- Untuk penggantian (displacement) volume pada kapal dan tangki penyimpanan
- Untuk pencairan kembali pada LNG yang dikirimkan
- Untuk dikompres hingga tekanan pipa dan ditransportasikan melalui pipa
- Untuk dibakar atau dikeluarkan ke atmosfer
34
Recondenser
LNG dari pompa dalam tangki dialirkan langsung ke recondenser. Uap boil-off yang
dihasilkan selama operasi normal juga dialirkan ke recondenser dan dicampurkan dengan
LNG subdingin untuk dikondensasikan. Hal ini dapat menghindarkan pembakaran atau
pengeluaran uap ke atmosfer. Recondenser tersebut berisi packed bed sehingga terdapat
area permukaan yang luas untuk kontak cairan dan uap.
Penguap LNG
Submerged Combustion Vaporiser (SCV) yang menggunakan gas yang dikirimkan sebagai
bahan bakar untuk pembakaran yang memberikan panas pembakaran. Mahalnya
pemasangan sistem ORV air laut menyebabkan biaya kapital yang tinggi. Di lain pihak,
SCV memiliki biaya operasi yang lebih tinggi karena biaya bahan bakar. Pada beberapa
fasilitas, karena pertimbangan ekonomi, ORV biasa digunakan pada kisaran operasi normal
pengiriman dan SCV digunakan sebagai cadangan.
kondisi
lapangan
juga
mempengaruhi
penggunaan
apakah
menggunakan ORV atau SCV. Jika temperatur air laut di bawah kira-kira 5oC, ORV tidak
digunakan karena bekunya air laut. Pada beberapa lapangan, terkadang tidak
memungkinkan untuk memisahkan keluar dan masuknya air laut, dan SCV harus dipasang
untuk mencegah masalah resirkulasi. SCV juga berukuran lebih kecil dibanding ORV dan
memiliki efisiensi panas yang lebih tinggi (>95%). Penggunaan SCV tetapi memiliki
masalah lingkungan karena adanya emisi karbondioksida dan NOX. Kelebihan air yang
diproduksi sebagai hasil pembakaran juga membutuhkan perlakuan sebelum dikeluarkan.
Selain ORV dan SCV, penguap cangkang dan tabung sekarang juga dipertimbangkan untuk
aplikasi tertentu, khususnya ketika sumber panas lainnya tersedia seperti dari pembangkit
listrik atas proses utilisasi energi dingin.
36
Utilitas pendukung
Fasilitas di bawah ini dibutuhkan untuk memberikan utilitas pada terminal penerimaan
LNG serta untuk mendukung pengoperasiannya.
- Sistem pengambilan, pengeluaran, dan pemompaan air laut untuk unit ORV.
- Sistem listrik
- Pemadam kebakaran
- Sistem foam
- Sistem air bersih
- Instrumentasi
- Nitrogen (penyimpanan dan penguap)
- Pembangkit listrik darurat
- Sistem perlakuan aliran
- Pasokan minyak diesel untuk pompa firewater dan generator darurat
- Fasilitas kapal, pasokan kapal, pelumas, dsb, yang mungkin juga dibutuhkan
- Ruang kontrol, pemeliharaan, gudang, administrasi, ruang penjaga.
37
Pengiriman LNG
Perlindungan terhadap tanker LNG selama navigasi, berlabuh/berlayar dan ketika
bersandar dan bongkar muat adalah pertimbangan utama. Juga, transfer LNG adalah relatif
berisiko tinggi dan spesifikasi khusus biasanya ditentukan oleh perancang terminal untuk
melindungi kepentingan umum maupun pekerja di terminal. Hal-hal tersebut termasuk,
sistem shutdown darurat, penampungan apabila terjadi tumpah (spill), proteksi antipressure surge untuk perpipaan.
Tata letak terminal LNG dan pemilihan lokasi umumnya berdasarkan parameterkapal
berikut.
- Kapasitas 80.000 145.000 m3 memiliki panjang keseluruhan hingga 310 m, lebar 46 m,
dan draft jika penuh setinggi 11,6 m. Laju bongkar muat pengiriman bersih pada terminal
penerimaan kira-kira sekitar 12,000 m3/jam. Sekalipun terdapat kapal dengan ukuran
yang lebih kecil yang dapat dimasukkan pada basis desain dermaga, trend industri saat ini
menggunakan ukuran kapal yang lebih besar.
- Kedalaman air di head dermaga adalah 15 m.
Terminal penerimaan hingga saat ini diharapkan dapat beroperasi hampir 365 hari per
tahun dan memiliki peralatan cadangan untuk dapat mencapai hal tersebut. Meskipun
demikian, shutdown dibutuhkan inspeksi kapal dan pemeliharaan peralatan-peralatan
yang penting. Peralatan cadangan dapat dihilangkan dan dapat dilakukan penghematan
biaya jika dapat digunakan line packing atau jika pengguna gas dapat mentoleransi
adanya interupsi pasokan gas tersebut.
II.5 Pemanfaatan LNG
Berikut ini adalah beberapa jenis manfaat gas alam untuk kehidupan dan manusia
secara khusus.
Gas alam untuk bahan bakar berbagai jenis kendaraan dapat dibentuk dalam material
CNG atau LNG.
38
Aspek Lingkungan
- Emisi
LNG sebagian besar terdiri dari metana dan merupakan bahan bakar fosil yang paling
bersih. Hasil pembakaran gas alam adalah karbondioksida dan uap air. Namun hasil gas
alam pembakarannya menghasilkan polutan yang jauh lebih sedikit dibandingkan bahan
bakar lainnya seperti minyak bumi dan batubara, seperti terlihat pada table berikut. Gas
alam menghasilkan paling sedikit karbondioksida, SO2, NOx, partikulat, dan merkuri.
Tabel 2. Tingkat Emisi dari Pembakaran Bahan Bakar Fosil
39
- Tumpahan
Sudah banyak diketahui bahwa tumpahan minyak dapat menimbulkan dampak yang
luar biasa baik dari segi lingkungan maupun ekonomi. Jika LNG tumpah baik ke laut atau
ke darat, LNG akan terbebas ke udara di mana LNG akan menguap sehingga menyebabkan
awan uap yang dapat terlihat. Kemungkinan awan uap ini terbakar adalah sangat kecil,
karena uap LNG lebih ringan daripada udara, yang dapat terdisipasi secara cepat. Tidak
seperti minyak bumi, tumpahan LNG tidak meninggalkan residu.
Aspek Keselamatan
LNG tidak mudah meledak atau terbakar karena tidak berada pada tekanan serta tidak
mengandung oksigen. Jika terjadi gas alam yang terlepas, gas alam tersebut hanya dalam
rentang yang sempit terhadap rasio udara. Jika konsentrasi bahan bakar kurang dari 5
persen bahan bakar tidak dapat terbakar karena jumlah bahan bakar tidak memadai. Jika
konsentrasi bahan bakar lebih tinggi dari 15 persen juga tidak dapat terbakar karena jumlah
oksigen yang tidak memadai. Secara umum, untuk membuat LNG jadi terbakar, LNG harus
dibebaskan, diuapkan, dan dicampur dengan udara pada rasio 5-15 persen, serta harus
terdapat kontak dengan sumber pembakaran.
Sekalipun porsi awan uap LNG dapat terbakar pada rasio gas dan udara yang tepat,
kecepatan pembakarannya pada awan uap di udara bebas adalah lambat dan tidak akan
meledak. Kontras dengan LPG yang memiliki risiko yang tinggi karena disimpan di bawah
tekanan serta lebih berat daripada udara sehingga tidak bisa terdisipasi dengan cepat.
Minyak bumi juga beracun, dan jika tumpah terutama di air, akan menimbulkan dampak
yang besar pada lingkungan.
40
Keselamatan pada industri LNG dijamin dengan beberapa elemen yang memberikan
perlindungan berlapis untuk keselamatan baik pekerja yang terlibat langsung maupun
penduduk di sekitar fasilitas LNG, baik pada fasilitasnya di daratan maupun fasilitas
transportasinya di lautan.
Keselamatan fasilitas LNG di darat
Beberapa elemen untuk menjamin keselamatan pengoperasian fasilitas LNG di darat
adalah sebagai berikut.
- Containment utama
Keselamatan dijamin dengan menggunakan material yang sesuai untuk tangki
penyimpanan, dan peralatan lainnya, dengan menggunakan rancangan engineering yang
sesuai di seluruh rantai nilai LNG.
- Containment kedua
Containment ini adalah untuk menjamin jika terjadi kebocoran atau tumpah, LNG dapat
ditampung dan diisolasi. Pada instalasi darat biasanya terdapat saluran di sekitar tangki
penyimpanan untuk menampung cairan jika terjadi tumpah LNG.
- Sistem pengamanan
Sistem pengamanan ini dibutuhkan untuk mengurangi terbebasnya LNG dan mengurangi
akibat dari terbebasnya LNG tersebut.
- Jarak separasi
Peraturan mempersyaratkan bahwa fasilitas LNG terletak pada jarak yang aman dari
kawasan industri, pemukiman, serta area publik lainnya.
- Fitur keselamatan lainnya
Di terminal penerimaan daratan, fitur keselamatan lainnya meliputi detektor metana,
detektor api inframerah atau ultraviolet, CCTV, sistem pemantauan offsite, persyarataan
pelatihan untuk personel, serta akses terbatas pada properti terminal.
Keselamatan transportasi LNG
Tanker LNG dirancang dengan seperangkat fitur keselamatan. Kapal LNG memiliki
dinding ganda (double hull). Containment kargo menggunakan beberapa lapisan
perlindungan untuk mencegah kebocoran. Lapis pertama terdiri dari penghalang cair yang
41
diikuti dengan lapisan insulasi, di atasnya terdapat penghalang cairan kedua dengan lapisan
insulasi lainnya. Masing-masing insulasi dimonitor serta dilengkapi dengan peralatan yang
cukup sensitif untuk mendeteksi kebocoran yang cukup kecil, sehingga jika terjadi tandatanda kebocoran dapat dideteksi lebih dini.
Tanker LNG juga dilengkapi dengan seperangkat instrumentasi yang dapat mematikan
sistem
secara
aman
apabila
sistem
mulai
beroperasi
di
luar
ambang
batas
parameterparameter yang diizinkan. Tanker juga dilengkapi dengan radar dan system
pemosisian yang dapat memberikan peringatan kepada awak kapal mengenai lalu lintas
lautan serta potensi bahaya disekitar tanker. Area keselamatan juga disediakan di sekitar
lokasi LNG baik kapal sedang berjalan maupun ketika bersandar.
Secara umum industri LNG telah berkembang secara teknis dan operasional dengan
menjamin pengoperasian yang aman dan selamat. Kemajuan teknis dan operasional
tersebut termasuk dari engineering, prosedur operasi, hingga kompetensi pekerja. Standard,
kode, dan peraturan yang diterapkan pada industri LNG juga menjamin
keamanan dan keselamatan pengoperasiannya.
42
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Liquefied Natural Gas (LNG) adalah gas alam yang dicairkan dengan didinginkan
hingga mencapai suhu -160oC pada tekanan 1 atm. Pada kondisi cair LNG
memiliki densitas sekitar 45% dari densitas air, dengan reduksi volume 1/600
dibanding kondisi gasnya.
Tujuan utama dari pencairan gas bumi untuk memudahkan transportasinya dari
daerah produksi ke konsumen.
Tahapan-tahapan pada rantai nilai LNG adalah Eksplorasi & Produksi, Pencairan,
Pengapalan, serta Penyimpanan dan Regasifikasi
Proses pencairan gas menjadi LNG berupa pencairan gas alam menggunakan
media pendingin (refrigerant). Kilang pencairan bisa terdiri dari beberapa unit
paralel (train).
Teknologi pencairan merupakan elemen utama pada kilang LNG. Terdapat
beberapa proses lisensi pencairan dengan berbagai tingkat penerapan dan
pengalaman. Prinsip dasar untuk pendinginan dan pencairan gas menggunakan
pendingin
adalah
termasuk
menyesuaikan
sedekat
mungkin
kurva
43
dilakukan
kesetimbangan
antara
penerimaan
dan
permintaan
untuk
DAFTAR PUSTAKA
44
45