TANAH
*) Abriyan Ade Setiawan
Abstrak
I.
Pendahuluan
Kebutuhan akan sumber daya air pada saat ini semakin meningkat
seiring dengan pertumbuhan penduduk dan semakin pesatnya kegiatan
pembangunan. Air tanah merupukan salah satu potensi yang dapat memenuhi
kebutuhan akan air bersih bagi manusia. Air tanah merupakan air yang paling
banyak digunakan oleh manusia dibandingkan air permukaan seperti air
sungai, hal ini disebabkan karena air tanah memiliki kualitas yang baik serta
peluang tercemar lebih kecil dari pada air permukaan. Ketersedian air tanah
didaratan memiliki persentase 1,69 % dan menempati urutan nomor dua akan
ketersedian air dipermukaan setelah glaciers. Air tanah merupakan air yang
terletak dibawah permukaan tanah pada lapisan yang jenuh air. Air tanah
terseimpan pada suatu lapisan, formasi, atau kelompok formasi satuan
geologi yang permeable dalam kondisi jenuh air yang disebut akuifer.
Pada saat ini keberadaan air tanah mulai sulit ditemukan. Hal ini
disebabkan karena tata kelola dalam pengambilan air tanah tidak
memperhatikan aspek lingkungan. Selain itu tata kelola lahan yang buruk
juga akan dapat menybabkan kualitas dan kuantitas air tanah menurun.
Kuantitas dan kualitas air tanah selain dipengaruhi oleh faktor
external juga dipengaruhi oleh faktor internal yaitu kondisi geologi. Distribusi
akuifer sangat dipengaruhi oleh kendali geologi seperti lithologi, stratigrafi,
struktur maupun geomorfologi. Dalam pemahaman mengenai keberadaan air
tanah, juga sangat saling terkait dengan kondisi geologi. Dalam proses
pencarian (pemetaan) keberadaan air tanah kendali geologi akan menjadi
petunjuk untuk menemukaan cadangan air tanah yang besar.
Selain mempengaruhi secara kuantitas, kendali geologi juga akan
mempengaruhi kandungan kimia dan fisika air tanah. Faktor lithologi sebagai
akuifer akan mempengaruhi kualitas dari air tanah.
II.
Metode Penelitian
Penelitian dimulai dengan melakukan kajian pustaka, pengumupulan data
serta analisa laboratorium. Data yang digunakan pada penelitian ini antara
lain :
1. Data primer
Data primer yang digunakan adalah kedalaman dan ketinggian
muka air tanah, analisa kimia dan fisika dari sample air yang
diambil pada lokasi penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder yang digunakan adalah peta geologi ragional.
III.
4) Geomorfologi
Geomorfologi atau satuan bentuk lahan akan menghasilkan
karakteristik air tanah yang berbeda-beda. Baik dari segi kuantitatif
maupun kualitatif. Hal ini disebabkan karena masing-masing bentuk
lahan dihasilkan dari berbagai proses yang berbeda-beda. Kondisi
topografi dan litologi merupakan aspek geomorfologi yang mempunyai
pengaruh kontrol morfostruktur dan hidromorfologi terhadap
karakteristik sebaran hidrogeologi, yang mempunyai pengaruh terhadap
sirkulasi airtanah. Selain itu geomorfologi juga akan mempengaruhi
ketebalan dari akuifer.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik air tanah pada beberapa
bentuk lahan :
a) Satuan Bentuk Lahan Vulkanik
Bantuk lahan pada gunungapi biasanya didominasi oleh
endapan-endapan piroklastik yang umumnya berupa pelapukan
yang tebal, berpori dan tidak kompak berselang-seling dengan
dengan lapisan-lapisan aliran lava yang umumnya kedap air.
Susunan perlapisan endapan gunung api tersebut menyebabkan
terakumulasinya air tanah yang cukup besar pada kaki gunung
api ataupun pada pemotongan lereng.
Dari analisa unsur kimia dan sifat kimia air tanah, maka dapat
ditentukan jenis air tanah dari daerah yang diteliti. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, jika kondisi geologi akan mempengaruhi
kualitas dan kandungan unsur kimia air tanahnya. Pada penlitian yang
dilakukan di Kecamatan Bruno, Kabupaten Purwerojo Jawa tengah oleh
Fivry Wellda Maulana, diketahui jika Kecamatan Bruno Kabupaten
Jawa Tengah secara geomorfologi termasuk kedalam satuan
geomorfologi struktural berupa perbukitan yang secara dominan
tersusun atas batuan yang relatif resisten yaitu breksi, lava, batua beku,
batugamping dan batupasir. Akuifer pada Kecamatan Bruno didominasi
oleh akuifer yang tersusun atas batuan vulkanik, batugamping dan
batuan beku andesit. Berdasarkan analisa kimia terhadap sample air
tanahnya diketahui jika jenis air tanahnya adalah Magnesium
bikarbonat dengan kandungan unsur kimia yang dominan adalah unsur
Na, Mg dan HCO3. Kandungan unsur kimia tersebut sesuai dengan
material pengisi akuifer yang mengandung air tanahnya. Dimana unsurunsur tersebut didapatkan dari:
IV.
Kesimpulan
Kondisi Geologi seperti lithologi, stratigrafi, struktur dan
geomorfologi akan mengontrol persebaran serta kualitas dan
kuantitas air tanah
Perbedaan petologi akuifer akan memberikan karakteristik air
tanah yang berbeda-beda
Stratigrafi dari lapisan akuifer akan mempengaruhi geometri dari
lapisan akuifer dan kuantitas air tanah
Struktur batuan dapat menjadi media yang impermeable ataupun
menjadi jalur bagi air tanah untuk terakumulasi
Suatu bentuk lahan atau geomorfologi akan menghasilkan
karakteristik air tanah yang berbeda, karena masing-masing bentuk
lahan dihasilkan dari berbagai proses yang berbeda-beda
Kualitas air tanah sangat dipengaruhi oleh unsur dan sifat kimia
yang terkandung. Unsur dan sifat kimia air tanah dikontorol oleh
petrologi akuifer.
Daftar Pustaka
Denny Juanda, 2006, Hidrogeologi Kawasan Gunungapi Dan Karst Di Indonesia,
Balai Pertemuan Ilmiah ITB
Haryono. Eko & Nugroho, Tjahyo, Geomorfologi dan Hidrologi Karst, Bahan
Ajar Studi Karst, Fakultas Geografi UGM
Ismawan, Rahayudin.Yudi dkk, 2013, Peran Sesar Terhadap Karekter Dan Arah
Aliran Air Tanah Pada Endapan Volkanik Di Lereng Tenggara G. Gede
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Geologi,
Universitas Padjadjaran.
Nugroho.Tjahyo, Sudarmadji.dkk, 2006, The Distribution Of Flood Hydrograph
Recession Constant Of Bribin River For Gunung Sewu Karst Aquifer
Characterization, Indonesian Cave and Karst Journal (Vol.2, No. 2, Nov 2006)
Sapari. Muhammad, Mardiana. Undang,dkk, 2006, Sebaran Akuifer dan pola
Aliran air tanah Kecamatan Batuceper, Kota Tanggerang, Banten, Jurnal Geologi
Indonesia, Vol 1 No 3
Setya. Bayu, & Sunarwan. Bambang, 2012, Geologi dan Studi Fasies Kimia Air
Tanah Daerah Dermaji dan Sekitarnya Kecamatan Lumbir, Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah, Teknik Geologi Unpak
Wellda. Fivry, 2013, Hubungan Airtanah Dan Kondisi Geologi Dalam Penentuan
Kualitas Dan Potensi Airtanah Kecamatan Bruno, Kabupaten Purwerejo, Jawa
Tengah, Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta
Zeffitni, 2013, Potensi Airtanah Di Cekungan Airtanah (Cat) Palu Berdasarkan
Satuan Hidromorfologi Dan Hidrogeologi, Jurnal Geografi, Volume 11 Nomor
22,Desember 2013 : 97 106