Periksa Tlur Cacing
Periksa Tlur Cacing
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan di Unit Rehabilitas dan Reproduksi (URR),
Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi. Selain itu, penelitian ini juga
dilakukan di Laboratorium Helminthologi, bagian Parasitologi dan Entomologi
Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Pengambilan
sampel dan pemeriksaan tinja dilakukan mulai bulan Agustus 2010 sampai Januari
2011 di URR dan Laboratorium Helminthologi. Pengamatan pola defekasi
dilakukan selama tiga minggu yaitu mulai tanggal 2 sampai 22 Agustus 2010 di
URR.
Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan sampel tinja dari lima ekor Landak Jawa yang
terdiri dari 1 ekor betina dan 4 ekor jantan. Sampel tinja untuk setiap landak
diambil 2 kali dalam lima bulan, sehingga total sampel yang diambil adalah 10
sampel. Sampel diperoleh dengan mengambil tinja yang berumur tidak lebih dari
tiga jam setelah landak defekasi.
mengambil langsung tinja segar dari rektum pada landak yang telah terbius.
Sampel tinja yang diambil dimasukkan ke dalam kantung plastik transparan.
Setiap sampel tinja diberi identitas berupa nama atau kode setiap landak, kondisi
tinja, tempat, dan tanggal pengambilan.
22
2 gram
58 ml
larutan pengapung, lalu diaduk dan disaring. Campuran tinja yang telah homogen
dimasukkan ke dalam tabung reaksi sampai terbentuk meniskus cembung di atas
permukaan tabung kemudian ditutup dengan gelas penutup tepat di atas meniskus
dan dibiarkan 10 sampai 15 menit. Gelas penutup diangkat dan diletakkan di atas
gelas obyek kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran obyektif
100 kali dan 400 kali (Taylor et al., 2007).
c. Metode Sedimentasi
Metode ini digunakan untuk pemeriksaan telur cacing trematoda. Tinja
sebanyak
50 ml air.
Setelah itu dihomogenkan lalu disaring sebanyak 3 kali. Campuran tinja yang
telah homogen dimasukkan ke dalam gelas Baerman dan ditambahkan air hingga
penuh lalu dibiarkan selama 10 sampai 15 menit. Supernatan dibuang dengan
hati-hati agar endapan tidak ikut terbawa.
disaring dan dituang ke dalam cawan petri lalu diteteskan methylen blue. Setelah
itu dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali dan
400 kali (Hendrix dan Robinson, 2006).
23
pengapung yang telah homogen diambil beberapa tetes sampai memenuhi kamar
hitung, kemudian dibiarkan selama 3 sampai 5 menit lalu dihitung jumlah telur
setiap jenis telur di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 kali.
Penghitungan jumlah telur dalam tiap gram tinja (TTGT):
TTGT = n/bt x Vtotal/Vhitung
Keterangan :
n
bt
Vtotal
Vhitung
Pemupukan
Pemupukan telur dilakukan untuk mengetahui genus cacing yang berasal
dari jenis telur strongyloid.
homogen, kemudian dicampurkan vermi kulit dan beberapa tetes air untuk
menjaga kelembaban tinja. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri
yang besar lalu ditutup dengan penutup cawan petri. Setelah itu pemupukan
ditunggu selama 7 hari pada suhu ruang. Pemupukan ini dikontrol setiap hari
untuk menjaga kelembaban tinja. Apabila tinja mengering maka ditambahkan
beberapa tetes air agar tinja tetap basah dan lembab. Setelah 7 hari, hasil
pemupukan dimasukkan ke dalam gelas plastik yang telah dibagi menjadi dua.
Selanjutnya gelas ditutup dengan kain penyaring.
terpotong diselipkan pada gelas plastik yang mengandung tinja kemudian disaring
dan dijepitkan pada mulut gelas Baerman yang berisi air. Setelah itu ditunggu
selama beberapa jam sampai larva turun pada dasar gelas. Larva diambil dengan
pipet pada dasar gelas lalu diteteskan pada gelas obyek, kemudian diperiksa di
bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 kali untuk mengetahui genus
cacing (Kusumamihardja, 1995).
24
Analisa Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dari hasil identifikasi dan hasil
penghitungan telur cacing. Telur cacing yang ditemukan dibandingkan dengan
morfologi telur cacing dari literatur.