Jelaskan fungsi bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan bioetanol
Pada pembuatan bioetaol kali ini bahan bahan yang digunakan adalah molases, air, larutan urea, dan asam sulfat encer. Molases merupakan produk samping dari pengolahan gula tebu. Cairan kental ini diperoleh dari tahap pemisahan kristal gula yang tidak dapat dibentuk lagi menjadi sukrosa. Molases digunakan sebagai bahan baku bioetanol karena masih mengandung gula dengan kadar sukrosa tinggi (50-60 %) ( Suryana dkk. 2012). Molases yang akan digunakan harus diencerkan terlebih dahulu menggunakan air. Hal ini karena kadar sukrosa pada molases sangat tinggi, sementara pada proses pembuatan bioetanol hanya diinginkan kadar sukrosa sebesar 15 % (Widyanti 2010). Setelah itu ditambahkan larutan urea. Urea berfungsi sebagai nutrisi dari mikroba (Juwita 2012). Kemudian larutan tersebut ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat ditambahkan agar terjadi proses pretreatment berupa hidrolisa. Tujuan dari proses ini adalah untuk membuka struktur lignoselulosa agar selulosa menjadi lebih mudah diakses oleh enzim yang memecah polimer sakarida menjadi monomer gula (Osvaldo dkk. 2012).
Konten 5 -
Jelaskan kegunaan leher angsa
Fermentasi yang dilakukan dalam pembuatan bioetanol akan menghasilkan gas CO2 sebagai hasil samping. Gas CO2 akan bertambah seiring berjalannya proses fermentasi dan akan menghambat aktivitas dari Saccharomyces cereviseae (Azizah dkk. 2012). Oleh karena itu, gas CO2 harus dialirkan ke luar. Untuk menyalurkan gas CO2, maka digunakanlah leher angsa yang dipasang di atas fermentor. Selain fungsi tersebut menurut Muchtar (2011), leher angsa berfungsi untuk mencegah udara dari luar agar tidak masuk ke dalam tabung yang dapat menyebabkan kekosongan di dalam tabung. Leher angsa tersebut didesain sehingga dapat menampung air netral dan dipasang kapas untuk menghambat mikroba pengkontaminan dari luar. Daftar Pustaka Azizah N, Al-Baarri N, Mulyani S. 2012. Pengaruh lama fermentasi terhadap kadar alcohol pada proses fermentasi bioethanol dari whey dengan substitusi kulit nanas [Internet]. [diunduh 2016 April 25]. Tersedia pada http://journal.ift.or.id/files/N. %20Azizah13-7277.pdf Juwita R. 2012. Studi produksi alkohol dari tetes tebu (Saccharum officinarum l) selama proses fermentasi [skripsi]. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin Muchtar Z. 2011. Pengaruh diameter pipa keluar dan dimensi bak penampung pada aliran air sistem vacum. Pilar. 6 (2): 6-10 Osvaldo ZS, Panca PS, Faizal M. 2012. Pengaruh konsentrasi asam dan waktu pada proses hidrolisis dan fermentasi pembuatan bioetanol dari alang-alang. Jurnal Teknik Kimia. 2 (18): 52-62 Suryana RN, Sarianti T, Faryanto. 2012. Kelayakan industri kecil bioetanol berbahan baku molases di Jawa Tengah. Jurnal Manajemen & Agribisnis. 9 (2): 127-136 Widyanti EM. Produksi asam sitrat dari substrat molase pada pengaruh penambahan VCO (virgin coconut oil) terhadap produktivitas Aspergillus niger itbcc l74
terimobilisasi [tesis]. Semarang (ID): Universitas Dipenogoro