PEKERJAAN
PEKERJAA
N:
LENING KOLAM / PEMBESARAN KOLAM PAYA SUKON DESA
TEUREUBEH
LOKAS
I:
KOMPLEK KOLAM TEUREUBEH KOTA
JANTHO
ANGGARA
N : TAHUN
2015
Letak bangunan sesuai site plan yang sudah direncanakan dan
selanjutnya akan dijelaskan pada saat rapat penjelasan lapangan.
Pemborong harus melihat langsung di lapangan
terutama situasi
lapangan
yang menyangkut
penyimpanan bahan, penempatan
peralatan, dan pelaksanaan pekerjaan.
PASAL
1
PEKERJAAN
PERSIAPAN
1.1
Lapangan
Pekerjaan
1.1.1. Pekerjaan persiapan, Kontraktor harus menyediakan gudang,
bangsal-bangsal kerja kecuali tempat kerja yang akan
ditetapkan pada waktu penunjukan setempat (BUILDING
PLOT)
1.1.2. Semua benda-benda tak berguna, tumbuh-tumbuhan, akar,
alang-alang dan lain-lain harus dibersihkan/ disingkirkan dari
lapangan dan apabila perlu dengan menggalinya.
1.1.3. Semua lapisan atas dari tanah dan tumbuh-tumbuhan
di
lapangan disingkirkan, kemudian permukaan tanahnya
di sesuaikan dengan tinggi duga yang dikehendaki.
1.1.4. Bila Kontraktor membutuhkan bangunan sementara, maka
kontraktor diberi kesempatan untuk mendirikannya atas
beban
sendiri dengan persetujuan pengawas.
1.1.5. Kontraktor harus menutup, memagar lapangan kerja,
pagar penutup harus memenuhi syarat- syarat yang
ditentukan pemerintah setempat, kontraktor diwajibkan untuk
1
landscaping
1.2.2. Syarat-syarat :
a. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betulbetul ahli dalam bidangnya dan pengalaman.
b.
Pemeriksaan ; Hasil pengukuran segera dilaporkan
kepada
Konsultan Pengawas dan dimintai persetujuan
Konsultan.
c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh Instansi
yang berwenang dalam pengurusan IMB.
1.2.3. Bahan-bahan dan peralatan :
Theodolit, water pass serta peralatan dan patok-patok
yang kuat yang diperlukan untuk pengukuran. Semua
peralatan ini harus dimiliki Pemborong dan harus selalu ada
apabila sewaktu- waktu memerlukan pemeriksaan.
1.2.4. Tata Kerja :
a.
Segera setelah diterima surat perintah kerja dari
Pemimpin
Program, Kontraktor diharuskan
untuk melaksanakan
pengukuran dan opname pada setiap pekerjaan yang
akan dikerjakan sesuai dengan yang telah direncanakan.
b. Setiap tahap pengukuran dan opname harus disetujui
oleh Direksi sebelum pekerjaan pengukuran berikutnya
dilanjutkan, setiap kesalahan/keraguan hasil pengukuran
harus diulang kembali.
c.
Dalam hal Direksi tidak dapat hadir pada saat
pengukuran, Direksi
dapat
menunjuk/menguasakan
wakilnya secara tertulis dan mempunyai hak yang
sama dengan Direksi. Pelaksanaan pengukuran
dan
opname dianggap benar dan setelah dibuat berita acara
serta ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan disetujui
oleh Pihak Prngendali Program.
d. Sesudah pekerjaan pemerataan tanah selesai dikerjakan
, pemborong diharuskan melakukan pengukuran situasi
tanah
lokasi lengkap. Untuk diplotkan tata letak bangunan
sesuai
dengan gambar rencana.
e. Perletakan bangunan baru supaya di cocokkan dengan
ukuran-ukuran pada rencana, akan tetapi apabila ada
selisih/ perbedaan maka peletakannya dapat diubah dan
disesuaikan dengan kondisi dan situasi tanah yang ada
berdasarkan
petunjuk-petunjuk
serta
persetujuan
Bouwheer/ Direksi.
f. Perubahan mengenai tata letak bangunan maupun ukuranukurannya harus diterapkan pada gambar rencana
yang ada lengkap dengan tanda-tandanya serta harus
dilegalisir
oleh Direksi dan disetujui oleh Bouwheer/ Pemberi
Tugas.
1.4.3.
kerja.
Kontraktor
harus
membangun
sebuah
bangunan
sementara untuk Kantor/ Bangsal pengawas dan Kantor
Pelaksana
serta
gudang-gudang
bahan,
yang
akan
dipergunakan selama masa membangun, dengan persetujuan
pengawas.
Barak/
tempat
PASAL
2
PEKERJAAN TANAH /
URUGAN
2.1 Lingkup Pekerjaan :
Meliputi semua pekerjaan, peralatan, bahan-bahan
yang
berhubungan dengan galian dan urugan untuk konstruksi seperti
tercantum dalam spesifikasi dan gambar-gambar rencana.
2.2 Tata laksana kerja :
2.2.1. Dalam dan bentuk galian pondasi dan letaknya sesuai dengan
gambar, tanah galian harus dibuang keluar lokasi, sehingga
tidak mengganggu jalannya pekerjaan.
2.2.2. Pengurugan dengan tanah timbun dilaksanakan lapis
demi
lapis, tebal timbunan tiap lapis 15 - 20 cm, lalu disiram
dengan air sampai merata kemudian digiling atau ditumbuk
sehingga mencapai kepadatan yang optimum.
2.2.3. Dibawah lantai setinggi 10 cm di urug dengan pasir urug
lapis demi lapis dipadatkan sampai pada pemasangan lantai.
2.2.4. Pasir urug dan tanah timbun tidak mengandung kotorankotoran akar-akar kayu serta sampah-sampah.
2.2.5. Pengurugan kembali dengan tanah bekas galian pondasi
dapat
dipergunakan
atas
persetujuan
Direksi
pengawas.
PASAL
3
PEKERJAAN PONDASI /
DINDING
3.1
Lingkup Pekerjaan :
Meliputi semua pekerjaan, peralatan, bahanyang
bahan
berhubungan
dengan pekerjaan Pondasi, sesuai dengan gambargambar denah, gambar potongan dan gambar detail.
3.2
diperdagangkan (form
oil) untuk
mencegah lekatnya
beton
pada cetakan.
g. Pelaksanaannya harus berhati-hati jangan terjadi kontak
dengan besi yang dapat mengurangi daya lekat besi pada
beton.
e. Cara
dan
penyimpanan
harus
sedemikian
rupa
agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan
sebaiknya
dialas
dengan
tepas
agar
tidak
tercampur dengan tanah.
4.1.6. Air
Air untuk pembuatan beton dan perawatan beton
harus bersih, tidak mengandung minyak, garam, zat-zat
kimia yang
dapat merusak beton dan baja (PUBI-1982).
4.1.7. Peraturan
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah
teknik serta syarat-syarat pelaksanaan
beton secara
umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka
semua
pekerjaan beton harus sesuai dengan standar di bawah
ini.
Cara
Penghitungan
Struktur untuk
Tata
Bangunan
Gedung SKSNI T-15-199103.
Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971)
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI1982)
4.2 Syarat - Syarat Pelaksanaan
4.2.1. Persiapan
Pengecoran. a. B e t o
n
1. Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat,
air dalam suatu perbandingan yang tepat sehingga
didapat
kekuatan tekan karakteristik
bk = 175
kg/cm2 .
2. Seluruh pekerjaan beton bertulang pada bangunan ini
memakai adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, sehingga
membentuk beton Mutu K 175.
b. Perlengkapan Mengaduk
1. Kontraktor
harus
menyediakan
peralatan
dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup
untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
dari
masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapanperlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu
harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
2. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan
diadukkan dalam mesin pengaduk
beton, yaitu
getaran.
f. Semua
pengecoran bagian dasar konstruksi
beton
menyentuh tanah harus diberi lantai kerja setebal 5 cm
agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk
menghindari penyerapan air semen oleh tanah.
g.
Bila pengecoran beton harus berhenti
sementara
sedang beton sudah menjadi keras, dan tidak berubah
bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen
(laitance) dan
partikel-partikel
yang
terlepas
sampai
suatu
kedalaman
yang cukup sampai tercapai beton yang padat. Segera
setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang
melekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
h. Pemadatan Beton.
Pada daerah
pembesian yang penuh (padat)
harus digetarkan dengan penggetar berfrekwensi
tinggi agar
dijamin pengisian beton dan pemadatan yang
baik,
tetapi
tidak
mengenai
tulangan.
Penggetaran beton
harus dilaksanakan oleh
tenaga kerja yang mengerti dan terlatih.
Suhu.
Suhu beton waktu di cor tidak boleh dari 32 O C
(ACI1977), bila suhu dari yang ditaruk berada antara 27 O
C dan 32 O C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan
untuk kemudian langsung di cor. Bila beton di cor pada
waktu iklim sedemikian sehingga suhu beton melebihi
32 O C, kontraktor harus mengambil langkah-langkah
yangefektif, misalnya
mendinginkan
agregat,
mengecor pada waktu malam hari.
4.2.3. Construction Joint (Sambungan Beton)
a. Rencana atau Schedule pengecoran harus dipersiapkan
untuk menyelesaikan suatu struktur secara menyeluruh.
Dalam
schedule
itu
Direksi
Lapangan
akan
memberikan
c.
20
20
e.
e.
Permukaan
lantai
beton
harus
mempunyai
permukaan bentuk fisik yang rata dan halus. Menaburkan
semen kering pada permukaan beton dengan maksud
menyerap kelebihan air tidak dibenarkan sama sekali.
PASAL
5
PEKERJAAN PASANGAN DAN
PLESTERAN
f.
:
Perawatan
Persiapan dinding yang akan di
plester
1. Semua siar dipermukaan dinding
batu
bata
hendaknya dikerok sedalam 10 mm.
2. Permukaan
dinding beton
yang
diplesteran
harus
diketrik
(dibuat
kasar)
agar
bahan
plesterannya dapat
mereket.
3.
Semua pekerjaan yang akan diplesteran harus
disikat sampai bersih dan disiram air sebelum bahan
plesterannya di tempelkan (permukaan dindingnya
harus dipelihara kelembabannya selama seminggu
semenjak penempelan plesterannya.
b. Mencampur plesteran
Ukurlah bahan-bahan dengan tepat dan campuran
menurut proporsi yang sesuai. Cara pengukuran harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
menggunakan baut-baut
pengikat sedemikian rupa
sehingga lurus dan tidak miring. Logam pelindung
harus
rata
dengan
plesteran
sekitarnya.
e. Perawatan :
Jagalah agar permukaan yang baru diplester tetap basah
selama 48 jam. Basahilah secukupnya tiap-tiap plesteran,
bila plesteran
tersebut mulai mengeras, untuk mencegah
kerusakan. Lindungilah plesteran dari penguapan yang
berlebihan selama udara panas dan kering.
f.
:
Penambalan
15.2 Bahan-bahan
15.2.1. Semua Plumbing Fixture yang akan
dipasang
harus
sesuai dengan yang tertera dalam gambar rencana.
15.2.2. Pipa-pipa air bersih utama / penyalur maupun pipa-pipa
cabang untuk distribusi air sampai ke fixture baik yang
ditanam
di tanah maupun ditempatkan dalam shaft, dibuat dari "
Pipa
PVC dengan urutan diameter 4",
15.2.3. Pipa-pipa sanitair dari fixture sampai ke bak kontrol dibuat
dari
PVC 3 " Merk United-D/Setara dengan tipe yang sama.
15.2.4. Instalasi pembuangan air kotor / Pipa penguras
dan
main shaft ke saluran pembuang dipakai pipa PVC 6 " Merk
United- D/Setara .
15.3 Perpipaan Air Bersih / penyalur
15.3.1.
Semua
perpipaan
ditempatkan
dan
dipasang
sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi pemeriksaan,
penggantian dan perbaikan. Semua stop valve dipasang pada
tempat yang mudah untuk dicapai atau diperbaiki
15.3.2. Perpipaan dipasang sedemikian rupa sehingga setiap jalur
distribusi dapat diperbaiki tanpa mengganggu yang lainnya.
15.3.3. Pemipaan, terutama untuk ukuran 50 mm (2") atau kurang,
bila
berada didaerah umum harus dilindungi, berada dalam
dinding atau slab.
15.3.4. Pipa yang ditanam harus terlebih dahulu diuji dan disetujui
pengawas sebelum ditimbun. Pipa yang menembus dinding
dan
slab harus dilengkapi dengan pipa slongsong (sleave)
15.3.5. Pipa yang didalam tanah, sekurang-kurangnya ditanam
sedalam 76 cm bila diukur dari bagian diatas pipa
kepermukaan tanah atau 120 cm bila menyeberangi jalam
umum.
15.4 Pipa Pembawa Air Kotor /
penguras
15.4.1. Termasuk
didalamnya :
a. Pengadaan dan pemasangan pipa pembawa air kotor dari
gedung sampai dengan bangunan unit pengolahan air kotor
(septictank dan bidang resapan)
b. Pembuatan
septictank
dan
bidang
resapan
untuk pembuangan air kotor, lengkap dengan peralatan
yang dibutuhkan seperti :
Man Hole
Pipa Vent
15.4.2. Pipa yang dipergunakan adalah dari PVC dan sambungan
dilakukan dengan sistem sambungan TS dan Solvent semen
.
15.4.3. Pemasangan pipa saluran dilakukan dengan memperhatikan
faktor kemiringan 2 % pada bagian-bagian di mana aliran
terjadi sendirinya (bukan dari tekanan pompa) dan
sesuai
dengan gambar rencana.
PASAL
16
PEKERJAAN LAIN-LAIN DAN
FINISHING
16.1 Persiapan pekerjaan dibuat los kerja, gudang bahan dan kamar
direksi dalam bentuk darurat dan papan nama Kegiatan.
16.2 Pemasangan bowplank harus disahkan oleh direksi,
konsultan
dan pengelola, mengingat ada kaitannya dengan peil yang sudah
ditentukan.
16.3 Buku harian yang dipersiapkan oleh pemborong selalu
siap dilapangan, setiap hari diisi dan ditanda tangani oleh Direksi
dan Pemborong.
16.4 Guna
untuk
mendapatkan
hasil
pekerjaan
yang
baik,
untuk kesempurnaan pekerjaan, ternyata tidak disebut dalam uraian
ini, maka bagian tersebut harus dilaksanakan oleh pemborong.
16.5 Apabila ternyata tidak terdapat kesesuaian antara gambar
dengan bestek, maka diambil pada gambar detail. Apabila kurang
jelas maka yang berlaku adalah yang tercantum dalam bestek ini,
terkecuali Direksi memberi keputusan lain.
16.6 Untuk
dokumentasi,
pemborong
diharuskan
mengadakan
opname photografi sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali (sebelum
dimulai, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai) pandangan
yang sama 4 (empat) arah muka, belakang, samping kiri dan
samping kanan.