Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN

INDUKSI KALUS DAUN TAPAK DARA (Catharanthus roseus L.)


MENGGUNAKAN ASAM 2,4-DIKLOROFENOKSIASETAT
(2,4 D) DAN KINETIN SEBAGAI ZAT
PENGATUR TUMBUH
MADAGASCAR PERIWINKLE LEAVES (Catharanthus roseus L.) CALLUS
INDUCTION USING 2,4-DICHLOROPHENOXYACETIC ACID
(2,4 D) AND KINETIN AS PLANT GROWTH REGULATORS

Korektor : Ratna Yuliani, M.Biotech.St

Oleh:
NORMAIDAH
K100110129

Kelas/Kelompok A.3

LABORATORIUM KULTUR JARINGAN


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

INDUKSI KALUS DAUN TAPAK DARA (Catharanthus roseus L.)


MENGGUNAKAN ASAM 2,4-DIKLOROFENOKSIASETAT
(2,4 D) DAN KINETIN SEBAGAI ZAT
PENGATUR TUMBUH
MADAGASCAR PERIWINKLE LEAVES (Catharanthus roseus L.) CALLUS
INDUCTION USING 2,4-DICHLOROPHENOXYACETIC ACID
(2,4 D) AND KINETIN AS PLANT GROWTH REGULATORS
NORMAIDAH (K 100110129)
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102

Abstrak
Daun tapak dara dapat berfungsi sebagai antioksidan. Pengkulturan induksi
kalus tapak dara menggunakan media Murashige-Skoog (MS) dengan ZPT 2.4 D 1
mg/L dan kinetin 0,1 mg/L. Pertumbuhan respon dari eksplan sangat baik, hanya 6
kultur yang mengalami kontaminasi, 5 bakteri dan 1 jamur. Pencoklatan yang terjadi
tidak dapat dikendalikan, namun terdapat pertumbuhan kalus yang baik.
Kata kunci : daun tapak dara, 2.4 D, kinetin, Murashige-Skoog (MS); induksi kalus.

Abstract
Madagascar periwinkle leaves can act as antioxidants. Culturing callus
induction Murashige-Skoog using (MS) with PGR 2.4 D 1 mg / L kinetin and 0.1 mg
/ L. Growth response of explants very good, only 6 of culture contamination, 5
bacteria and one fungus. Browning that occurs can not be controlled, but there is a
good callus growth.
Keywords: madagascar periwinkle leaves, 2.4 D, kinetin, Murashige-Skoog (MS);
callus induction.

tapak dara dapat berfungsi sebagai

PENDAHULUAN
Tapak

dara

(Catharanthus

antioksidan.

roseus (L.) G.Don) termasuk dalam


kingdom

Plantae

(tumbuhan),

subkingdom

Tracheobionta,

superdivisi

Spermatofita,

divisi

Kegiatan
merupakan

kultur

kemajuan

jaringan
teknologi

dibidang bioteknologi dalam pertanian


berupa

inovasi

teknik

penanaman

Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida

konvesional seperti cangkok, stek,

(Dikotiledon),

bibit,dan

Order

subkelas

Gentianales,

Apocynaceae

Asteridae,

dan

(Dogbane)

famili

menggunakan media.

METODOLOGI

Di India, tapak dara digunakan


mengobati

dengan

(National

Plant database, 2003).

untuk

sebagainya

sengatan

tawon

1. Alat
Dalam percobaan ini digunakan

dalam bentuk jus daun, di Hawaii

magnetic

digunakan

steril, scalpel dan pisau steril,

sebagai

pencegah

stirrer,

cawan

petri

pendarahan,

forsep steril, bunsen, dan laminar

di Amerika Tengah dan bagian dari

air flow (LAF).

Amerika Selatan, digunakan sebagai


obat

kumur,

2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah

di Kuba, Puerto Rico, Jamaika dan

daun

pulau-pulau lain, ekstrak bunga itu

diperoleh dari pengarangan rumah

biasanya diberikan sebagai obat cuci

Amira, media Murashige-Skoog

mata untuk mata bayi, di Afrika, daun

(MS) steril yang mengandung

digunakan untuk menorrhagia dan

ZPT 2,4 D 1 mg/L, kinetin 0,1

rematik, di Mauritius, daun dibuat

mg/L,

infus untuk mengobati dispepsia dan

pemutih

gangguan

akuades steril.

pencernaan,

dan

di

tapak

dara

etanol
20%,

segar

70%,

yang

deterjen,

akuades,

dan

Vietnamit digunakan untuk diabetes


dan

malaria

(http://www.ntbg.org).

Menurut Jaleel et al., (2007), daun

3. Cara Kerja
Prosedur percobaan ini mengacu
pada Buku Petunjuk Praktikum

Kultur Jaringan dari


Farmasi

Fakultas

Universitas

Muhammadiyah

Surakarta

dalam autoklaf bersuhu 1210C


selama 20 menit.
b. Sterilisasi Peralatan

(Yuliani, 2014)

Cawan

petri,

skalpel,

a. Persiapan Media Murashige-

forsep

dibungkus

dan

dengan

Skoog (MS)

kertas. Akuades dimasukkan

Dibuat media sebanyak 150

sebanyak 500 mL ke dalam

mL dengan melarutkan sukrosa

Erlenmeyer 500 mL kemudian

30 g/L, makro nutrien 7,5 mL,

mulutnya

mikro

mL,

aluminium foil sebanyak 2

suplemen organik 0,75 mL,

lapis. 2 tempat selai ditutup

sumber besi 0,75 mL, myo-

mulutnya dengan aluminium

inositol 100 mg/L, dan ZPT 2,4

foil sebanyak 2 lapis. Semua

D 1 mg/L, serta kinetin 0,1

peralatan

mg/L.

oven bersuhu 1700C selama 1

nutrien

Sambil

homogen,

Agar

0,75

menunggu
9

g/L

dilarutkan ke dalam akudes

ditutup

dengan

disterilisasi

dalam

jam.
c. Persiapan

Induksi

Kalus

sampai

melarut

sempurna

dengan

bantuan

microwave.

Laminar air flow (LAF), media

Setelah kedua larutan terlarut

MS dengan 2,4 D 1 mg/L dan

sempurna, kemudian keduanya

kinetin

dicampurkan dan ditambahkan

peralatan

akuades

mL

disterilkan, dan pisau dalam

dengan ph 5,9-6,0. Dituangkan

kemasan steril disiapkan. Daun

ke dalam 15 botol media

tapak dara dipisahkan dari

dengan masing-masing volume

batangnya

dan

dicuci

sebanyak 10 mL. Ditutup mulut

bersihdengan

air

mengalir,

botol dengan aluminium foil

kemudian dicuci dalam larutan

sebanyak 2 lapis dan diberi

deterjen sambil digojog selama

label. Disterilisasikan media ke

5 menit lalu dibilas dengan air

sampai

150

Daun Tapak Dara

0,1

mg/L
yang

steril,
telah

keran. Digojog dalam pemutih

20% selama maksimal 5 menit.


Dipindahkan wortel yang telah
disterilkan ke dalam wadah
selai di dalam LAF. Dibilas
dengan akuades steril sebanyak
1 kali. Disterilkan kembali
menggunakan etanol 70% 1
kali dan dibilas kembali dengan
akuades steril sebanyak 2 kali.
Dipindahkan ke dalam cawan
petri steril, dipotong seluas 1
cm2 (1 x 1 cm). Ditanam
eksplan

kedalam

media.

Disimpan media pada ruangan


yang telah diatur suhunya.
Dilakukan

pengamatan

per

minggu setelah pengkulturan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel hasil pengamatan minggu pertama
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Respon
Kontaminasi
Keterangan
Ya
Tidak
Ya
Tidak
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Kontaminasi jamur + media merah
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Kontaminasi jamur, kalus, nekrosis
V
V
Kontaminasi bakteri + coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Kontaminasi jamur + berair
V
V
Kontaminasi jamur + coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
Pada pengamatan setelah satu minggu pengkulturan, 1 kultur terdapat

kontaminasi bakteri dan pencoklatan, 4 kultur terkontaminasi jamur dengan dengan 1


media memerah, 1 tumbuh kalus dan nekrosis, 1 berarir, dan 1 pencoklatan. 10
diantaranya yang lain tidak mengalami kontaminasi dan mengalami respon yang baik
dengan terdapat pertumbuhan kalus, tetapi semua mengalami pencoklatan.
Tabel hasil pengamatan minggu kedua
No.
1
3
6
7
8
10
12
13
14
15

Respon
Kontaminasi
Keterangan
Ya
Tidak
Ya
Tidak
V
V
Kontaminasi bakteri,kalus, coklat
V
V
Kontaminasi bakteri,kalus, coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
V
V
Tumbuh kalus dan coklat
Pada minggu kedua setelah pengamatan, pada kultur no.3 mengalami

kontaminasi bakteri.

Pada

yang

terkontaminasi

jamur dimungkinkan karena tata letak

signifikan, hanya selama 18 hari masa


pengkulturan.

dari media kultur jauh dari sinar


matahari, sehingga lingkungan dari

KESIMPULAN

kultur menjadi lembab dan mudah

Media MS yang kaya nutrisi menjadi

ditumbuhi

media

jamur

walaupun

suhu

yang

ruangan telah di atur. Kontaminasi

pertumbuhan

oleh

bakteri

pencoklatan

dan
pada

kultur

banayak

jamur,

dan

terjadi

mempercepat pencoklatan yang dapat

minggu

kedua.

menghambat pertumbuhan kalus dari

digunakan

jaringan

bakteri,

dengan

semua

Media MS merupakan media yang


paling

sesuai

daun tapak dara.

dalam

tanaman

dan

SARAN

merupakan media dengan kandungan

Perlu dilakukan pengkulturan ulang

nutrisi terlengkap sehingga sangat

dengan

cocok

pengukuran

media

untuk

tempat

tumbuh

menggunakan pH meter dan penataan

mikroorganisme

seperti

bakteri.

lingkungan kultur yang kondusif, serta

Walaupun dalam pengkulturan telah

perlu

dilakukan secara aseptik dari awal

percobaan

hingga

Praktikum Kultur Jaringan Fakultas

akhir,

namun

keberadaan

mikroorganisme sangat sulit untuk

dilakukan
dari

validasi
Buku

metode
Petunjuk

Farmasi UMS.

dikendalikan. Browning (pencoklatan)


yang dikarenakan oleh adanya reaksi

DAFTAR PUSTAKA

enzimatik dan reaksi non enzimatik

Jaleel, C. A., Gopi, R., Manivannan,


P., Panneerselvam, R., 2007,
Responses
of
antioxidant
defense
system
of
Catharanthus roseus (L.) G.
Don. to paclobutrazol treatment
under salinity, Acta Physiol
Plant, 29, 205209.

dari eksplannya sendiri.


Penelitian kultur kalus tapak
dara yang dilakukan oleh Pandiangan
(2012), ZPT 2,4 D dan kinetin juga
ditambah dengan triptofan pada media
MS yang digunakan untuk media
kultur

kalus

pertumbuhan

tapak
kalus

dara

terjadi

dan
sangat

National Tropical Botanical Garden,


2014,
Currently
Viewing:
Catharanthus
roseus,
http://www.ntbg.org/plants/pla

nt_details.php?plantid=2497 ,
diakses pada 13 Nopember
2014 pukul 00.10 WIB.
Pandiangan, D., 2012, Perubahan
Morfologi dan Anatomi Kalus
Catharanthus roseus dengan
Perlakukan Triptofan, Jurnal
Bioslogos, 2(1), 45-50.
Yuliani, R., 2014, Buku Petunjuk
Praktikum Kultur Jaringan
Fakultas
Farmasi
UMS,
Surakarta, UMS-Press.

Anda mungkin juga menyukai