Anda di halaman 1dari 22

SISTEM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

(Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pemerintahan
Indonesia yang diampu oleh Shinta Happy Yustiari, S.AP, MPA)

KELOMPOK 1 :
1. TITO HERLAMBANG S. 115030100111063
2. AHMAD WAHYU H.

115030100111069

3. ARIO NASTY P.

115030100111064

4. DEBITA ROSIANA

115030101111040

5. ELIN PRASETYO R.

115030107111060

6. FARIANI ROSITASARI 115030101111044


7. RISKA DEWI A.

115030101111041

8. SEPTYA RINTA N. P.

115030107111058

KELAS : A

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah
Provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota.
Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintahan Daerah
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD
menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Urusan penyelenggaraan pemerintah
daerah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah.
Pemerintah Daerah dan DPRD adalah penyelenggara pemerintahan daerah
menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah daerah
adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
Di dalam proses penyelenggaraan pemerintahan daerah ada yag disebut
dengan Otonomi Daerah. Otonomi daerah merupakan wewenang untuk mengatur
urusan pemerintahan yang bersifat lokalitas menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat. Dengan demikian desentralisasi sebenarnya menjelmakan
otonomi masyarakat setempat untuk memecahkan berbagai masalah dan
pemberian layanan kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan. Peranan
pemerintah daerah sangat penting dalam kegiatan percepatan pembangunan
daerah tertinggal.
Peranan yang diberikan selain dalam bentuk sarana dan prasarana baik itu
yang berupa sarana fisik maupun subsidi langsung, yang juga tidak kalah
pentingnya adalah pemerintah daerah juga harus memberikan bimbingan teknis

dan non teknis secara terus menerus kepada masyarakat yang sifatnya mendorong
dan memberdayakan masyarakat agar mereka dapat merencanakan, membangun,
dan mengelola sendiri prasarana dan sarana untuk mendukung upaya percepatan
pembangunan di daerah tertinggal serta melaksanakan secara mandiri kegiatan
pendukung lainnya.
Dalam upaya mengoptimalkan perannya, pemerintah daerah juga perlu
mendorong partisipasi pihak lain yang berkompeten dalam upaya percepatan
pembangunan daerah tertinggal, seperti pihak swasta dan lembaga swadaya
masyarakat. Daerah juga perlu mendorong terjadinya koordinasi dan kerjasama
antar wilayah yang melibatkan dua atau lebih wilayah yang berbeda. Penting juga
diperhatikan adalah kesiapan pemerintah daerah dalam menyediakan data dan
informasi yang mudah diakses oleh masyarakat serta berperan sebagai mitra
konsultasi dalam proses percepatan pembangunan daerah tertinggal. Dari ulasan
diatas maka dari itu penulis mengambil Sistem Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah sebagai judul makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana ruang lingkup Pemerintah Daerah?
2. Apa tugas, peran, dan wewenang Pemerintah Daerah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai ruang lingkup Pemerintahan Daerah.
2. Untuk mengetahui tugas, peran, dan wewenang Pemerintah Daerah.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Pemerintahan Daerah
Memurut Aim Abdul Karim pemerintahan adalah segala urusan yang
dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan
kepentingan negara. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Pasal 1 angka 5
memberikan definisi Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Mengacu pada definisi normatif dalam UU No 32 Tahun 2004, maka unsur
otonomi daerah adalah hak, wewenang, kewajiban Daerah Otonom. Ketiga hal
tersebut dimaksudkan untuk mengatur dan mengurus sendiri, urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Pemerintah Daerah adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
terdiri dari Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah. Pemerintah
Daerah dan DPRD adalah penyelenggara pemerintahan daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Sistem Pemerintah Daerah adalah totalitas dari bagian-bagian yang saling
ketergantungan dan saling berhubungan yang unsur utamanya terdiri dari Kepala
Daerah dan DPRD yang secara formal mempunyai kewajiban dan hak untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya, sekaligus mempunyai
kewajiban dan hak untuk menyerap dan merumuskan aspirasi rakyatnya dalam
wujud berbagai upaya penyelenggaraan Pemerintahan.. Kewajiban ini pada
dirinya mengandung sifat dan nilai politik karena anggota-anggota DPRD dipilih
oleh rakyat melalui Pemilihan Umum secara nasional dan memang hal itu untuk
mewujudkan prinsip yang ditegaskan dalam penjelasan pasal 18 UUD 1945
bahwa di daerah-daerah yang bersifat otonom akan diadakan Badan Perwakilan

oleh

karena

di

daerah

pun,

Pemerintah

akan

bersendi

atas

dasar

permusyawaratan. ( Prof.Dr.Ateng Syafrudin, S.H.,1991:40)


2.2 Pengertian Desentralisasi
Secara teoritik, kemampuan pemerintah antara lain terbentuk melalui
penerapan azas desentralisasi, yaitu adanya pelimpahan wewenang dari tingkat
atas organisasi kepada tingkat bawahnya secara hierarkis (Ryaas Rasyid, 1997).
Melalui pelimpahan wewenang itulah pemerintah pada tingkat bawah diberi
kesempatan untuk mengambil inisiatif dan mengembangkan kreativitas, mencari
solusi terbaik atas setiap masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas seharihari.
Selain itu menurut Rondinelli (1988) dalam Bambang Yudoyono (2003),
desentralisasi juga dapat dipahami sebagai penyerahan wewenang politik dan
perundang-undangan untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan manajemen
pemerintahan

dari

(daerah/wilayah)

pemerintah

Administrasi

pusat
Negara

kepada
atau

unit-unit

kepada

sub

nasional

kelompok-kelompok

fungsional atau organisasi non pemerintahan / swasta.


Kemudian

Smith

dalam

Herman

Hidayat

(2008)

mendefinisikan

desentralisasi dari perspektif politik sebagai pengalihan kekuasaan dari


pemerintah pusat ke lokal, yakni dari tingkatan atas ke lebih rendah dalam
hierarchi territorial. Dari definisi yang diberikannya, Smith menekankan devolusi
kekuasaan adalah substansi utama desentralisasi dan tidak terbatas pada susunan
pemerintahan.
Desentralisasi dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 merupakan
merupakan salah satu asas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang diartikan
sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah
otonom dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia, yang secara utuh dan
bulat dilaksanakan pada daerah kabupaten dan kota. Pengertian ini sesuai dengan
hakekat dari desentralisasi yakni delegation of authority and responsibility.
Sementara itu, Bryan dan White (1989, 203) mengartikan desentralisasi sebagai
pemindahan kewenangan dalam urusan kemasyarakatan dari pejabat-pejabat

politik ke badan-badan yang relatif otonom atau pemindahan fungsi administratif


ke hierarki yang lebih bawah.
Tujuan desentralisasi menurut Maryanov (Widodo; 2001,45) adalah sebagai
it is a method for spreading government to all parts of the country; it is a
method for accomodating regional differences, regional aspiration and regional
demmands within to confines of the unitary state.
Sementara itu, Sady (Tjokroamidjojo; 1987, 82), mengemukakan tujuan
desentralisasi adalah untuk :
1. Mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan tentang masalahmasalah kecil pada tingkat lokal. Demikian pula memberikan peluang untuk
koordinasi pelaksanaan pada tingkat lokal.
2. Meningkatkan pengertian rakyat serta dukungan mereka dalam kegiatan usaha
pembangunan sosial ekonomi. Demikian pula pada tingkat lokal, dapat
merasakan keuntungan dari pada kontribusi kegiatan mereka itu.
3. Penyusunan program-program untuk perbaikan sosial ekonomi pada tingkat
lokal sehingga dapat lebih realistis.
4. Melatih rakyat untuk bisa mengatur urusannya sendiri (self-government).
5. Pembinaan kesatuan nasional.
6. Tujuan desentralisasi secara politik yaitu yang ditujukan untuk menyalurkan
partisipasi politik ditingkat daerah

untuk terwujudnya stabilitas politik

nasional.
7.

Tujuan desentralisasi secara ekonomis yaitu yang dimaksudkan untuk


menjamin bahwa pembangunan akan dilaksanakan secara efektif dan efisien di
daerah-daerah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan.
Sekalipun

tujuan utama dari desentralisasi adalah politik dan ekonomi,

namun demikian menurut Rondinelli (1984 : 46) ada 4 faktor utama yang dapat
menentukan sukses atau gagalnya desentralisasi yaitu :
1.

Besarnya dukungan yang diberikan oleh pimpinan-pimpinan politik dan


birokrat

ditingkat

pusat

terhadap

kewenangan- kewenangan didelegasikan.

kebijakan

desentralisasi

melalui

2.

Sejauh
didelegasikan
pengambilan

3.

mana

kebijakan-kebijakan

untuk mendukung

dan

desentralisasi

program-program
terutama

dalam

keputusan dan administerasi.

Sejauhmana

perilaku, sikap

dan

kultur

dari birokrasi

kondusif

terhadap proses desentralisasi terutama dalam pengambilan keputusan dan


administerasi.
4.

Sejauhmana adanya dukungan yang memadai dalam bentuk keuangan,


tenaga

kerja/personel dan sumber-sumber daya lainnya terhadap proses

desentralisasi.
Rondinelli (Widodo; 2001, 43) mengemukakan beberapa keunggulan
desentralisasi, diantaranya :
1.

Desentralisasi merupakan alat untuk mengurangi kelemahan perencanaan


terpusat. Dengan delegasi kepada aparat di tingkat lokal, problema sentralisasi
dapat lebih mudah dipecahkan.

2.

Desentralisasi merupakan alat yang bisa mengurangi gejala red tape.

3.

Dengan desentralisasi maka kepekaan dan pengetahuan tentang kebutuhan


masyarakat lokal dapat ditingkatkan.

4.

Dengan

desentralisasi

lebih

memungkinkan

berbagai

kelompok

kepentingan dan kelompok politik terwakili dalam proses pengambilan


keputusan, sehingga mereka mempunyai kesempatan yang sama dalam
memperoleh pelayanan pemerintah.
5.

Struktur pemerintahan yang yang desentralistis sangat diperlukan untuk


melembagakan partisipasi warga negara dalam perencanaan dan pengelolaan
pembangunan.

6.

Dengan semakin kompleksnya permasalahan dalam masyarakat dan


pemerintahan, pengambilan keputusan yang sentralistis menjadi tidak efisien,
mahal dan sulit dilaksanakan.
Terdapat beberapa kekurangan dari Desentralisasi yaitu Interpretasi Marxist

tampaknya masih cenderung melihat negara sebagai satu kesatuan dan tidak perlu
dipisah-pisah antar wilayah geografis. Terdapat beberapa penjelasan yang
melandasi ketidak berpihakan pandangan ini terhadap desentralisasi. Pertama,
pandangan ini melihat bahwa pembagian wilayah dalam konteks desentralisasi

hanya akan menciptakan kondisi terjadinya akumulasi modal sehingga


memunculkan kembali kaum kapitalis. Kedua, desentralisasi juga akan
mempengaruhi konsumsi kolektif sehingga akan dipolitisasi. Konsumsi kolektif
dimaksudkan untuk memberikan pelayanan atas dasar kepentingan semua kelas.
Desentralisasi hanya akan menghasilkan ketidak-adilan baru dalam
konsumsi kolektif antar wilayah. Ketiga, meskipun demokrasi pada dasarnya akan
menempatkan mayoritas dalam pemerintahan daerah (yang berarti seharusnya
kelas pekerja yang mendominasi, tetapi ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh
kaum kapitalis untuk menghalang-halangi munculnya kelas pekerja dalam
pemerintahan. Lembaga-lembaga perwakilan dalam pemerintahan daerah tetap
merupakan simbol demokrasi liberal dan tetap akan dikuasai oleh kaum kapitalis.
Keempat, dalam kaitannya dengan hubungan antar pemerintahan, maka
pemerintah daerah hanya menjadi kepanjangan aparat pemerintah pusat untuk
menjaga kepentingan monopoli kapital. Dalam bidang perencanaan, desentralisasi
juga

tidak

akan

pernah

menguntungkan

daerah-daerah

pinggiran

dan

membiarkannya dengan melindungi daerah kapitalis. Desentralisasi juga


menghindarkan redistribusi keuangan dan pajak dari daerah kaya ke daerah
miskin. Desentralisasi hanya akan menghilangkan tanggung jawab kaum borjuis
terhadap daerah-daerah yang tertekan. Kelima, terdapat berbagai rintangan
mengenai bagaimana demokrasi lokal akan berjalan dalam suasana desentralisasi.
Rintangan ini mencakup aspek ekologis, politik, dan ekonomi yang menyebabkan
demokrasi di tingkat lokal hanya akan mengalami kegagalan. Menurut pandangan
Marxist semua ini hanya akan dapat ditanggulangi oleh sentralisasi yang bertujuan
untuk redistnbusi dan keadilan.
2.3 Perangkat Pemerintah Daerah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi.
Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap
daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan daerah Kota mempunyai Pemerintahan
Daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintah Daerah dan DPRD adalah
penyelenggara Pemerintahan Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.


Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah
yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di daerah. Pada Daerah Provinsi, Perangkat Daerah terdiri atas
Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah. Pada Daerah
Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.
Perangkat Daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah berdasarkan
pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah. Organisasi Perangkat
Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat dengan berpedoman kepada
Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi perangkat daerah dilakukan oleh
Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh Gubernur untuk Kabupaten/Kota
dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Formasi dan persyaratan jabatan
perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dengan berpedoman
pada Peraturan Pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh
perangkat daerah. Secara umum perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang
membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam lembaga
sekretariat; unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga
teknis daerah; serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga
dinas daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi
adalah adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani. Namun tidak berarti
bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam
organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya
mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan; kebutuhan daerah; cakupan
tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya
tugas; luas wilayah kerja dan kondisi geografis; jumlah dan kepadatan penduduk;
potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani; sarana dan

prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat
daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
Tata cara atau prosedur, persyaratan, kriteria pembentukan suatu organisasi
perangkat daerah ditetapkan dalam peraturan daerah yang mengacu pedoman yang
ditetapkan

Pemerintah.

Pemerintah

Daerah

adalah

unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan
perangkat daerah. Pemerintah Daerah dapat berupa:

Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov), yang terdiri atas Gubernur dan


Perangkat Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan
Lembaga Teknis Daerah

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) yang terdiri atas


Bupati/Walikota dan Perangkat Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah,
Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.

2.4 Organisasi Perangkat Daerah (OPD)


Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Peraturan daerah
mengatur mengenai susunan, kedudukan, tugas pokok organisasi perangkat
daerah. Rincian tugas, fungsi, dan tata kerja diatur lebih lanjut dengan peraturan
Gubernur/Bupati/Walikota.
Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,
Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf. Sekretariat Daerah mempunyai
tugas dan kewajiban membantu Gubernur, Bupati atau Walikota dalam menyusun
kebijakan dan mengoorDinasikan Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.
Pengertian pertanggung jawaban Kepala Dinas, Sekretaris DPRD, dan Kepala
Badan/Kantor/Direktur Rumah Sakit Daerah melalui Sekretaris Daerah adalah
pertanggungjawaban

administratif

yang

meliputi

penyusunan

kebijakan,

perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas


Dinas Daerah, Sekretariat DPRD dan Lembaga Teknis Daerah, dengan demikian
Kepala Dinas, Sekretaris DPRD, dan Kepala Badan/Kantor/Direktur Rumah Sakit
Daerah bukan merupakan bawahan langsung Sekretaris Daerah.
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Sekretariat DPRD)
merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD. Sekretariat DPRD mempunyai tugas
menyelenggarakan

administrasi

kesekretariatan,

administrasi

keuangan,

mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta


mengoorDinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah.
Badan Pengawasan Daerah yang selanjutnya disebut Inspektorat Provinsi,
Inspektorat Kabupaten, dan Inspektorat Kota adalah unsur pengawasan daerah
yang dipimpin oleh Inspektur, yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung
jawab langsung kepada Gubernur, Bupati atau Walikota.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang perencanaan pembangunan daerah.
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas Daerah
mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan. Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana
tugas teknis pada Dinas dan Badan.
Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala daerah.
Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik.
Rumah Sakit Daerah adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat yang dikategorikan ke dalam Rumah
Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Khusus Daerah.
Beberapa

perangkat

daerah

yang

menangani

fungsi

pengawasan,

kepegawaian, rumah sakit, dan keuangan, mengingat tugas dan fungsinya


merupakan amanat peraturan perundang-undangan, maka perangkat daerah

tersebut tidak mengurangi jumlah perangkat daerah yang ditetapkan dalam


Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
dan pedoman teknis mengenai organisasi dan tata kerja diatur tersendiri.

BAB III
PEMBAHASAN
RUANG LINGKUP, TUGAS, PERAN, DAN WEWENANG PEMERINTAH
DAERAH
3.1 Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov)
Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) terdiri atas Gubernur dan
Perangkat Daerah.

Gubernur, adalah jabatan politik di Indonesia. Gubernur

merupakan kepala daerah untuk wilayah provinsi. Gubernur dipilih bersama


wakilnya dalam satu paket pasangan yang dipilih secara langsung oleh rakyat di
provinsi setempat untuk masa jabatan 5 tahun, sehingga dalam hal ini gubernur
bertanggung jawab kepada rakyat. Gubernur terpilih kemudian dilantik oleh
Presiden, dan dapat juga dilantik oleh Mendagri atas nama Presiden. Selain itu,
gubernur juga berkedudukan sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi
bersangkutan, sehingga dalam hal ini, gubernur bertanggung jawab kepada
presiden. Dan kewenangan gubenur diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi.
Gubernur
Gubernur, adalah jabatan politik di Indonesia. Gubernur merupakan
kepala daerah untuk wilayah provinsi. Gubernur dipilih bersama wakilnya
dalam satu paket pasangan yang dipilih secara langsung oleh rakyat di provinsi
setempat untuk masa jabatan 5 tahun, sehingga dalam hal ini gubernur
bertanggung jawab kepada rakyat. Gubernur terpilih kemudian dilantik oleh
Presiden, dan dapat juga dilantik oleh Mendagri atas nama Presiden. Selain itu,
gubernur juga berkedudukan sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah
provinsi bersangkutan, sehingga dalam hal ini, gubernur bertanggung jawab
kepada presiden. Dan kewenangan gubernur diatur dalam UU No 32 Tahun
2004 dan PP No 19 Tahun 2010.
Gubernur sebagai wakil Pemerintah memiliki tugas melaksanakan urusan
pemerintahan meliputi:

a. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah


provinsi dengan instansi vertikal, dan antar instansi vertikal di wilayah
provinsi yang bersangkutan
b. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah
provinsi dengan pemerintah daerah kabupaten/kota di wilayah provinsi yang
bersangkutan
c. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antar pemerintahan daerah
kabupaten/kota di wilayah provinsi yang bersangkutan
d. Koordinasi dalam penyusunan, pelaksanaan, dan pengendalian serta
evaluasi RPJPD, RPJMD, dan RKPD kabupaten dan kota agar mengacu
pada RPJPD, RPJMD, dan RKPD provinsi serta RPJPN, RPJMN, dan RKP
serta kebijakan pembangunan nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah
e. Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan dekonsentrasi dan
tugas pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten/kota
f. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan

daerah

kabupaten/kota
g. Menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara serta memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
h. Menjaga dan mengamalkan ideologi Pancasila dan kehidupan demokrasi
memelihara stabilitas politik; dan
i. Menjaga etika dan norma penyelenggaraan pemerintahan di daerah. (2)
Selain melaksanakan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), gubernur sebagai wakil Pemerintah juga melaksanakan urusan
pemerintahan di wilayah provinsi yang menjadi kewenangan Pemerintah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perangkat Daerah
Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah
Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pada Daerah Provinsi, Perangkat
Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis
Daerah. Pada Daerah Kabupaten/Kota, Perangkat Daerah terdiri atas
Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan
Kelurahan.

Perangkat

Daerah

dibentuk

oleh

masing-masing

Daerah

berdasarkan pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah.

Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat


dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi
perangkat daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh
Gubernur untuk Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan
Pemerintah. Formasi dan persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Daerah dengan berpedoman pada Peraturan
Pemerintah.
Di dalam Perangkat Daerah terdiri atas Sekretariat Daerah,Sekretariat
Daerah Provinsi, Dinas Daerah (Prov) dan Lembaga Teknis Daerah (Prov).
1. Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) merupakan unsur pembantu
pimpinan Pemerintah Provinsi yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah,
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Sekretariat
Daerah Propinsi bertugas membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas
penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana
serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah
Propinsi. Sekretaris Daerah untuk provinsi diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden atas usul Gubernur. Sekretaris Daerah dibantu oleh beberapa
asisten. Sekretariat Daerah Provinsi terdiri atas sebanyak-banyaknya 5
Asisten; dimana Asisten masing-masing terdiri dari 3 biro.
2. Dinas Daerah Provinsi merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi
dimpimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi. Dinas Daerah
Provinsi mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi dan
dapat ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang
dilimpahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Gubernur selaku Wakil
Pemerintah dalam rangka dekonsentrasi. Untuk melaksanakan kewengan
Provinsi di Daerah Kabupaten/Kota, dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis
Dinas Daerah (UPTD) provinsi yangwilayah kerjanya meliputi satu atau
beberapa Daerah Kabupaten/Kota. UPTD tersebut merupakan bagian dari
Dinas Daerah Provinsi.

3. Lembaga Teknis Daerah Provinsi adalah unsur pelaksana pemerintah


daerah. Daerah dapat berarti provinsi, kabupaten, atau kota. Untuk daerah
provinsi, lembaga teknis daerah dipimpin oleh seorang kepala yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada gubernur melalui sekretaris
daerah. Demikian pula untuk daerah kabupaten/kota, lembaga teknis daerah
dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah. Lembaga teknis daerah
mempunyai tugas melaksanakan tugas tertentu yang karena sifatnya tidak
tercakup oleh sekretariat daerah dan dinas daerah dalam lingkup tugasnya.
Tugas tertentu tersebut meliputi: bidang penelitian dan pengembangan,
perencanaan, pengawasan,

pendidikan

dan pelatihan,

perpustakaan,

kearsipan dan dokumentasi, kependudukan, dan pelayanan kesehatan.


Lembaga teknis daerah menyelenggarakan fungsi: perumusan kebijakan
teknis sesuai dengan lingkup tugasnya, serta penunjang penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Lembaga teknis daerah dapat berbentuk "badan",
"Kantor", dan "Rumah Sakit". Contoh lembaga teknis daerah adalah: Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Kepegawaian
Daerah (BKD), Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Daerah, serta
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja.
3.2 Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot)
Bupati / Walikota : Bupati, dalam konteks otonomi Daerah di Indonesia
adalah kepala daerah untuk daerah kabupaten. Seorang Bupati sejajar dengan
Walikota, yakni kepala daerah untuk daerah kota. Pada dasarnya, Bupati memiliki
tugas dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan bersama DPRD kabupaten. Bupati dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat di kabupaten setempat. Bupati merupakan jabatan
politis (karena diusulkan oleh partai politik), dan bukan Pegawai Negeri Sipil.
Di atur dalam UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah antara
lain tugasnya :

1. Mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dalam pelaksanaan tugasnya sebagai


Kepala Daerah, Kepala Pemerintahan sekaligus mewakili pemerintahan pusat
di daerah
2. Melaksanakan amanat rakyat dengan memimpin dan menyelenggarakan
pemerintahan daerah sesuai per-UU-an yang berlaku
3. Bersama-sama DPRD Prov/Kab/Kota menetapkan Peraturan Daerah dan
Peraturan lainnya
4. Melaksanakan Peraturan Perundangan dan peraturan lainnya termasuk Perda
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
5. Mengangkat dan memberhentikan Kepala SKPD/Unit Kerja di lingkungannya.
6. Bertanggungjawab dan mewakili daerah didalam dan diluar pengadilan
7. Dan lain-lain
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota pada Daerah Kabupaten/Kota terdiri
atas:
1. Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota merupakan unsur pembantu
pimpinan Pemerintah Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah,
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota. Sekretariat
Daerah Kabupaten/Kota bertugas membantu Gubernur dalam melaksanakan
tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana
serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota. Sekretaris Daerah untuk kabupaten/kota diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota. Sekretariat Daerah
Kabupaten/Kota terdiri atas sebanyak-banyaknya 3 Asisten; dimana Asisten
masing-masing terdiri dari sebanyak-banyaknya 4 bagian.
2. Dinas Daerah Kabupaten/Kota merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Kabupaten/Kota dimpimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas
Daerah Kabupaten/Kota mempunyai

tugas melaksanakan kewenangan

desentralisasi. Pada Dinas Daerah Kabupaten/Kota dapat dibentuk Unit


Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) Kabupaten/Kota untuk melaksanakan
sebagian tugas Dinas yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa
kecamatan.

3. Lembaga Teknis

Daerah

Kabupaten/Kota

adalah

unsur pelaksana

pemerintah daerah untuk daerah kabupaten/kota, lembaga teknis daerah


dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah. Lembaga teknis daerah
mempunyai tugas melaksanakan tugas tertentu yang karena sifatnya tidak
tercakup oleh sekretariat daerah dan dinas faerah dalam lingkup tugasnya.
Tugas tertentu tersebut meliputi: bidang penelitian dan pengembangan,
perencanaan, pengawasan, pendidikan dan pelatihan, perpustakaan, kearsipan
dan dokumentasi, kependudukan, dan pelayanan kesehatan. Lembaga teknis
daerah menyelenggarakan fungsi: perumusan kebijakan teknis sesuai dengan
lingkup tugasnya, serta penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah.
4. Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah
kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahankelurahan. Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai
perangkat daerah kabupaten/kota (PP. 19 tahun 2008). Kedudukan kecamatan
merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis
kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh camat.
Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana
teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh
camat. Sedangkan Camat berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah.
5. Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah
kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kelurahan merupakan
wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau kota. Kelurahan
dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus sebagai Pegawai Negeri
Sipil.Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil setingkat dengan desa.
Berbeda dengan desa, kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih
terbatas. Dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya
menjadi kelurahan
Perangkat Daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah berdasarkan
pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan Daerah. Organisasi Perangkat
Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat dengan berpedoman kepada

Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi perangkat daerah dilakukan oleh


Pemerintah Gubernur untuk Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan
Pemerintah. Formasi dan persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Didalam Perangkat Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas Sekretariat Daerah
(Kab/Kota), Dinas Daerah (Kab/Kota), Lembaga Teknis Daerah (Kab/Kota),
Kecamatan, Kelurahan.
3.3 Perbedaan Tugas dan Wewenang Pemprov dan Pemkot/Pemkab
No
1

Provinsi
perencanaan dan pengendalian

Kota / Kabupaten
perencanaan dan pengendalian

pembangunan;
perencanaan, pemanfaatan dan

pembangunan;
perencanaan, pemanfaatan dan

pengawasan tata ruang;


penyelenggaraan ketertiban umum dan

pengawasan tata ruang;


penyelenggaraan ketertiban umum dan

4
5
6

ketenteraman masyarakat;
penyediaan sarana dan prasarana umum;
penanganan di bidang kesehatan;
penyelenggaraan pendidikan dan alokasi

ketenteraman masyarakat;
penyediaan sarana dan prasarana umum;
penanganan di bidang kesehatan;
penyelenggaraan pendidikan dan alokasi

sumber daya manusia potensial;


penanggulangan masalah sosial lalu litas

sumber daya manusia potensial;


penanggulangan masalah sosial;

kabupaten/kota;
pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas

pelayanan bidang ketenagakerjaan;

kabupaten/kota;
fasilitas pengembangan koperasi, usaha

fasilitas pengembangan koperasi, usaha

kecil dan menengah termasuk lintas

kecil dan menengah;

10
11

kabupaten/kota;
pengendalian lingkungan hidup;
pelayanan pertanahan termasuk lintas batas

pengendalian lingkungan hidup;


pelayanan pertanahan;

12

kabupaten/kota;
pelayanan kependudukan dan catatan sipil;

pelayanan kependudukan dan catatan

13

pelayanan administrasi umum

sipil;
pelayanan administrasi umum

14

pemerintahan;
pelayanan administrasi penanaman modal

pemerintahan;
pelayanan administrasi penanaman

termasuk lintas kabupaten/kota;

modal;

15

penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya

penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya;

yang belum dapat dilaksanakan oleh


16

kabupaten/kota;
urusan wajib lainnya yang dimanfaatkan

urusan wajib lainnya yang dimanfaatkan

oleh peraturan perundang-undangan.

oleh peraturan perundang-undangan.

BAB IV
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah dan DPRD adalah penyelenggara
pemerintahan daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah
daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Gubernur, Bupati dan Walikota
masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten
dan Daerah Kota dipilih secara demokratis. Pemerintah daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
Susunan Pemerintah Daerah adalah dibagi menjadi dua yakni Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Pemerintah Daerah
adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Gubernur,
Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah. Pemerintah Daerah dapat berupa
Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov), yang terdiri atas Gubernur dan Perangkat
Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis
Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) yang terdiri atas
Bupati/Walikota dan Perangkat Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah, Dinas
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan. Baik dari
Pemerintah

Provinsi

ataupun

Kabupaten/Kota

yang

keduanya

sebagi

penyelenggara Pemerintahan Daerah mempunyai tugas dan wewenang masingmasing yang telah diatur di dalam konstitusi Negara Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Adiprojo. 2010. Fungsi dan Peran Pemerintah Daerah.


http://abdiprojo.blogspot.com/2010/04/fungsi-dan-peran-pemerintahdaerah.html
Adiprojo. 2010. Pengertian Tentang Pemerintah Daerah.
http://abdiprojo.blogspot.com/2010/04/pengertian-tentang-pemerintahdaerah.html
Anonim. 2010. Kewenangan Pemerintah Daerah.
http://medizton.wordpress.com/2010/05/15/kewenangan-pemerintahdaerah/
Anonim. 2011. Tentang Tugas, Fungsi, dan Wewenang.
http://2frameit.blogspot.com/2011/12/tentang-tugas-fungsi-danwewenang.html
Anonim. 2011. Urgensi Partisipasi Publik dalam.
http://studihukum.blogspot.com/2011/01/urgensi-partisipasi-publikdalam_07.html
Anonim. Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan.
http://id.shvoong.com/law-and-politics/administrative-law/2203866urusan-pemerintahan-yang-menjadi-kewenangan/
Peran dan Fungsi Pemda. http://www.scribd.com/doc/45733420/Peran-FungsiPemda
Sukri. 2011. Apakah Perbedaan antara Kabupaten dan Kota.
http://syukriy.wordpress.com/2011/02/01/apakah-perbedaan-antarakabupaten-dan-kota/
http://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_perwakilan_rakyat_daerah
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintah_daerah
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia
http://www.scribd.com/doc/23716381/5-PERAN-PEMERINTAH-DAERAH

Anda mungkin juga menyukai