PENDAHULUAN
Infeksi kaki diabetik khususnya berhubungan
I
Ekstremitas bawah :
penyokong postur
tubuh,
mengatur pergerakan
dan
mempertahankan
keseimbangan
REGIO
FEMUR
Otot-otot dibagi 3
kelompok : anterior,
medial dan posterior
Anterior :
m. iliopsoas
m. tensor fasia lata
m. pektineus
m. sartorius
m. kuadrisep
femoris
REGIO
FEMUR
Otot
m.
m.
m.
m.
m.
medial :
adduktor longus
adduktor brevis
adduktor magnus
grasilis
obturator eksternus
REGIO
FEMUR
REGIO
FEMUR
Fasia superfisialis
REGIO
FEMUR
Hiatus saphenus
menyerupai tapisan
(sievelike) dari
jaringan ikat
subkutan, menutupi
hiatus saphenus
REGIO
FEMUR
Pada fasia superfisialis
terdapat 2 vena
REGIO
FEMUR
Darah terbanyak dari kaki
REGIO
FEMUR
REGIO
CRURIS
Tungkai bawah dibedakan
menjadi 3 kompartemen :
Kompartemen anterior
m. Tibialis anterior
m. Ekstensor hallucis
longus
m. Ekstensor digitorum
longus
m. Fibularis tertius
Nervus fibularis profundus
cabang nervus fibularis
communis
Arteri tibialis anterior
berakhir pada pergelangan
kaki
REGIO
CRURIS
Kompartemen lateral
m. Fibularis longus
m. Fibularis brevis
Nervus fibularis
superfisialis merupakan
cabang dari nervus
fibularis communis
Kompartemen lateral
tidak terdapat arteri,
otot-otot lateral
memperoleh darah dari
rr. Perforans arteria
fibularis
REGIO
CRURIS
Kompartemen posterior
Pars superfisialis : m. gastrocnemius, m. soleus, dan m.
plantaris
Pars profunda : m. poplitea, m. fleksor hallucis longus, m.
fleksor digitorum longus, dan m. tibialis posteror
Nervus tibialis posterior
Arteri fibularis
REGIO
PEDIS
Kaki (L. pes, genitif pedis) bagian distal
ekstremitas inferior
Fasia profunda dorsum pedis tipis,
merupakan lanjutan dari retinakulum
muskulorum ekstensorum inferior
Fasia bagian lateral dan posterior
menyambung dengan fasia plantaris.
Otot-otot telapak kaki terdapat 4 lapis
Lapis pertama :
m. Abduktor hallucis
m. Abduktor digiti minimi
m. Fleksor digitorum brevis
Lapis kedua :
m. Quadratus plantae (flexor
aksesorius)
mm. Lumbrikalis
Lapis ketiga :
m. Flesor hallucis brevis
m. Adduktor hallucis
m. Fleksor digiti minimi
brevis
Lapis keempat :
m. Interoseus plantaris
m. Interoseus dorsalis
ETIOLOGI
Etiologi kaki diabetik biasanya terdiri dari banyak
komponen
Kaki diabetik ditandai dengan trias klasik : neuropati,
iskemik dan infeksi
Infeksi adanya mikroorganisme dalam suatu jaringan,
bermultiplikasi dan menyebar ke jaringan lain
Kerentanan terkena infeksi meningkat dengan dua
faktor :
1. Faktor lokal : trauma, jaringan parut, sirkulasi buruk,
sensibilitas berkurnag, benda asing
2. Faktor sistemik : malnutrisi, penyakit sistemik, DM,
pemberian kortikosteroid
Mikroorganisme penyebab infeksi kaki diabetik bervariasi
tergantung : terapi antibiotik manipulasi
sebelumnya/rawat inap
Tabel 1
Infeksi
Selulitis
Erisipelas
Staphylococcus aureus
Streptococcus -hemolitikus grup A,B,C dan G
Staphylococcus aureus
CNS
Streptococcus sp
Enterococcus sp
Enterobacteriaceae
MRSA
Pseudomonas aeruginosa
Bacillus gram negatif non-fermentatif
Corynebacterium sp
Candida sp
EPIDEMIOLOGI
Merupakan penyakit prevalensi tinggi 6% dari
populasi
Prevalensi meningkat 6 kali jumlahnya pada
populasi di atas 40 tahun
Kaki diabetik merupakan komplikasi yang muncul
sekitar 15% kasus dengan insidensi tiap tahun
sekitar 2-3%
25% pasien DM masuk RS karena ulkus dan
pasien lama di rawat
Pasien memiliki risiko amputasi 15-40 kali lebih
besar dibanding ulkus non-diabetik.
PATOFISIOLOGI
Merupakan hasil kombinasi akibat penyakit
Respon Lewis
Fisiopatolo
gi
Perubahan
anatomi dan
struktur
Pengaruh
lingkungan
DIAGNOSIS
Anamnesis dan pemeriksaan fisik anamnesis
KRITERIA KLINIK
DERAJAT/BERAT
Derajat 2/ringan
Derajat 3/sedang
Derajat 4/berat
KLASIFIKASI
Tabel 3.
Klasifikasi Wagner
Derajat 0
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
Derajat 4
Gangren lokal
Derajat 5
Tabel 4.
0
Pre- atau
post
ulserasi
disertai
lesi
epitelisasi
DERAJAT
I
II
Luka
Luka
superfisial
penetrasi
sampai di
tendon
atau
kapsul
III
Luka
penetrasi
sampai
tulang
atau sendi
B
C
Infeksi
Iskemik
Infeksi
iskemik
Infeksi
iskemik
Infeksi
iskemik
Infeksi
dan
iskemik
Infeksi
dan
iskemik
Infeksi
dan
iskemik
Infeksi
dan
iskemik
STADIUM
A
TERAPI
Perawatan standar untuk kaki diabetik idealnya
dilakukan multidisiplin
Perlu edukasi pasien membantu mencegah ulkus
dan rekurensinya
Terapi farmakologi diberikan berupa pemberian
obat regulasi diabetes dan pemberian antibiotik
pada infeksi. Antibiotik seharusnya diberikan
setelah dilakukan kultur terhadap luka. Jika belum
dilakukan kultur maka antibiotik yang diberikan
merupakan broadspectrum dan anaerob
Non farmakologi :
Debridemen mengeluarkan jaringan nekrosis
Indikasi amputasi :
Nyeri saat istirahat pada iskemik yang tidak dapat ditangani
dengan analgetik
Infeksi kaki yang mengancam jiwa dan tidak dapat ditangani
dengan penanganan lain
Ulkus yang tidak sembuh ditambah beban penyakit yang lebih
besar dibanding dilakukan amputasi
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
:
Usia
:
Jenis Kelamin
Alamat
:
Agama
:
Ny. H
49 tahun
:
Perempuan
Ds Langaleso, Dolo
Islam
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Riwayat Sekarang
:
Luka pada kaki kiri
:
Luka pada kaki kiri yang timbul
sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit dan
memburuk sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya luka pada
tepi kaki berukuran kecil tetapi dalam 2 bulan semakin
besar dan menyebar sampai ke tungkai bawah kiri dan
paha kiri. Luka pada kaki berwarna merah dan keluar
cairan putih. Bagian yang melepuh pecah dan
mengeluarkan cairan keruh berbau dan kadang
berwarna merah. Beberapa bagian kulit kulit menghitam.
Riwayat demam (+) hilang timbul sejak 1 bulan terakhir.
Sering berkeringat malam hari. Penurunan berat badan
(+).
Batuk (+), lendir (+), riwayat batuk darah (+), sesak (+)
sejak 5 tahun yang lalu
Muntah (-), mual (+), BAB/BAK biasa
Riwayat Sebelumnya
:
Pasien riwayat
kencing manis tidak terkontrol sejak 2 tahun
terakhir. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat
pengobatan batuk disangkal.
Riwayat
Keluarga
:
Riwayat penyakit
gula dalam keluarga disangkal. Riwayat
keluhan batuk dalam keluarga disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
:
Keadaan umum
GCS E3V3M5
:
Sakit Berat
Tanda Vital
Tekanan darah :
Nadi
Respirasi
Suhu
:
:
:
110/80 mmHg
80 kali per menit
22 kali per menit
37,50 C
Kepala
:
normocephal (+), konjungtiva anemis (+/
+), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+), pupil isokor.
Leher
:
Pembesaran kelenjar getah bening (+)
regio supraclavikula dextra jumlah 1, kondisitensi padat,
mobile, ukuran sebesar kelereng (1 cm). Kelenjar tiroid
dalam batas normal.
Thoraks
Inspeksi :
Ekspansi dada tidak simetris, retraksi
(-/-), jejas (-/-)
Palpasi
:
Pergerakan dinding dada tidak simetris.
Vocal Fremitus N/
Perkusi
:
Sonor +/
Auskultasi :
Rhonki +/+ apeks kedua paru, Wheezing
-/-
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
:
:
:
:
Genital
Ekstremitas
Ekstremitas atas
:
edema (-/-)
Ekstremitas bawah
:
edema (-)
Kiri :
status lokalis
Pedis
:
tampak kehilangan jaringan kulit
bagian dorsal hampir seluruhnya, tampak dasar
luka berwarna putih dengan tepi luka tampak
merah muda, ungu sampai hitam. Digiti I, interdigiti
I-II, dan digiti II bagian proksimal tampak berwarna
hitam seperti arang. Permukaan plantar tampak
nekrosis jaringan bagian medial dengan jaringan
yang berwarna hitam sampai bagian plantar.
Pada perabaan akral dingin, NVD denyut arteri
dorsalis pedis teraba tetapi lemah, CRT >2detik
Cruris
:
bagian anterior tampak defek kulit
dengan jaringan di bawahnya berwarna hitam
hampir seluruh bagian anterior, kulit di tepi lesi
tampak kering, warna pucat sampai kehitaman.
Tampak beberapa bagian berwarna pucat dengan
stoma. Pada perabaan cruris teraba dingin, teraba
kering pada bagian yang hitam, di bagian yang
pucat saat ditekan keluar sekret purulen dan berbau
berwarna keruh sampai cokelat. Bagian posterior
tampak defek kulit dengan bagian di bawahnya
bewarna hitam. Beberapa kulit yang masih ada
tampak kering dan berwarna pucat, merah muda
sampai keunguan.
Regio
femur :
tampak defek kulit di
sebelah lateral distal dengan jaringan di
bawahnya tampak warna merah muda dan
hitam. Bagian medial femur tampak efloresensi
bulla berisi cairan berwarna putih ukuran sekitar
6x3 cm bentuk abstrak. Jaringan sekitar lesi
berwarna kemerahan dan teraba hangat .
RESUME
Pasien perempuan usia 49 tahun masuk dengan keluhan luka
pada kaki kiri. Luka dialami sejak 3 bulan sebelum masuk
rumah sakit memburuk sejak 1 bulan yang lalu. Awal luka
berukuran kecil lama kelamaan membesar. Luka awalnya dari
telapak kaki yang kemudian mengeluarkan pus dan darah
yang merembes dari lubang yang ada di daerah yang luka.
Luka menyebar sampai ke cruris dan regio femur sinistra.
Keluhan batuk (+), lendir (+), batuk lama, riwayat batuk arah
(+), sesak sekali-sekali, riwayat berkeringat malam hari (+).
Riwayat penurunan berat badan (+), riwayat demam hilang
timbul (+), mual (+). Riwayat DM tidak terkontrol (+) sejak 2
tahun terakhir, Riwayat pengobatan batuk di sangkal.
Pemeriksaan fisik di dapatkan GCS E 3V3M5 dengan keadaan
umum sakit berat. Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80
kpm, respirasi 20 kpm dan suhu 37,5 0C. Pemeriksaan kepala
didapatkan konjungtiva anemis (+/+). Pemeriksaan leher
didapatkan pembesaran kelenjar getah bening (+) regio
supraclavikula dextra, konsistensi padat, mobile, ukuran
sebesar kelereng. Thoraks : inspeksi tidak simetris, vokal
fremitus kiri menurun, perkusi sinistra meredup, auskultasi
terdengar RH +/+. Abdomen dalam batas normal.
Status lokalis
Pedis sinistra : destruksi kulit (+), dasar luka tampak
kotor, nekrosis digiti I, interdigiti I-II, digiti II, regio
plantar. Perabaan kulit teraba dingin, denyut aerteri
dorsalis pedis lemah, CRT >2 detik
Cruris sinistra : bagian anterior dan posterior tampak
nekrosis dengan kulit tepi luka kering dan berwarna
pucat sampai kehitaman. Tampak beberapa tempat
terdapat stoma tempat keluarnya pus dan darah.
Pada perabaan teraba dingin.
Regio femur sinistra : defek kulit sebelah distal lateral
femur sinistra dengan jaringan dibawahnya berwarna
merah muda sampai hitam. Bagian medial tampak
bulla berisi cairan berwarna putih/keruh. Jaringan
sekitar lesi berwarna kemerahan dan teraba lebih
hangat dari jaringan normal.
DIAGNOSIS KERJA :
Gangren pedis dan cruris sinistra + abses regio
femur sinistra + Susp TB Paru
TERAPI
:
IVFD RL 20 tpm
Inj cefoperazon/12 jam
Inj metronidazole 500 mg/12 jam
Periksa DL dan GDS
FOLLOW UP
11/12/2015
12/12/2015
15/12/2015
19/12/2015
23/12/2015
PENURUNAN KESADARAN
SEMENTARA TRANSFUSI
BERJALAN MENINGGAL
PEMBAHASAN
KRITERIA KLINIK
DERAJAT/BERAT
Derajat 2/ringan
Derajat 3/sedang
Derajat 4/berat
Tabel 3.
Klasifikasi Wagner
Derajat 0
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
Derajat 4
Gangren lokal
Derajat 5
Rencana