Anda di halaman 1dari 3

IPTEK DALAM PANDANGAN HINDU

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, ketika ilmu
pengetahuan berkembang dengan otomatis teknologi juga ikut mengalami perkembangan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan lagi
dari perkembangan zaman saat ini. Semua hal kini selalu berkenaan dengan teknologi.
Berbagai produk teknologi diluncurkan guna mempermudah kegiatan manusia, semua hal
kini dilakukan dengan bantuan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memang sudah tidak diragukan lagi
manfaatnya , tetapi disisi lain ada beberapa hal yang nampaknya kini sudah diabaikan
Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal-hal tersebut diantaranya
akibat dari kemudahan yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi kini manusia
menjadi mahluk yang manja, hidup beketergantungan pada teknologi, ini menyebabkan
manusia tidak mau lagi bekerja keras dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam
kehidupannya, sehingga ketika suatu keadaan mengharuskannya untuk tidak
menggunakan teknologi ia seperti orang yang kehilangan arah dan tidak tahu harus
berbuat apa. Hal inilah yang membuat manusia dapat terjebak pada pola hidup yang
hedonis, hidup hanya untuk mengejar kenikmatan indriawi semata.
Seyogianya Iptek itu sebagai alat manusia untuk mensukseskan tujuan hidupnya,tetapi
Hidup yang dimanjakan oleh hasil pengembangan Iptek dapat menimbulkan budaya
menerabas budaya yang menimbulkan sikap hidup yang ingin serba cepat dengan
mengabaikan herbagai norma hidup. Untuk mendapatkan kekayaan misalnya, orang yang
memliki peluang akan menggaruk kekayaan dengan mengabaikan norma hukum, etika,
sopan santun maupun norma agama. Misalnya, dalam mentaati suatu prosedur birokrasi,
mereka akan menerabas saja dengan kekuasaan, pengaruh maupun dengan
uang. Budaya menerabas inilah akan menimbulkan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).
Budaya menerabas ini akan melemahkan hukum
maupun moral elit yang berlaku. Untuk suatu urusan di suatu instansi, mereka akan
menggunakan prosedur koneksi-koneksi atau juga sogok-sogokan. Kalau punya koneksi,
apapun menjadi lancar, tidak perlu melalui prosedur birokrasi yang ditetapkan
berdasarkan hukum. Demikian pula tidak perlu melalui etika moral. Yang penting untuk
mendapatkan sesuatu, dapat diperoleh dengan cepat.
Budaya menerabas tanpa diredam dengan moral agama dan akan dapat menimbulkan
sikap hidup yang keras dan kasar. Hal itu nampak dalam berbagai kegiatan hidup
misalnya berlalu lintas, ketidaksabaran mengikuti prosedur birokrasi yang wajib melalui
suatu prosedur/sistem. Masyarakat akan kehilangan kesabaran menunggu suatu proses.
Padahal, untuk mencapai apapun membutuhkan proses.

Ada orang yang tidak malu-malu menambahkan Prof. Dr. di depan namanya, padahal
mereka tidak pernah diangkat menjadi guru besar di suatu perguruan tinggi. Bukankah
gelar Profesor itu adalah jabatan akademis, bukan titel keahlian seperti gelar Doktor? Pun
di birokrasi, banyak rumor tentang orang-orang menduduki jabatan tertentu di kalangan
sipil maupun militer dengan mengeluarkan sejumlah dana. Tanpa itu, jabatan tidak
mereka peroleh hanya berdasarkan kecerdasan dan prestasi kerja.
Jadi, budaya menerabas ini sesungguhnya salah satu penyebab munculnya korupsi yang
telah merambah dalam berbagai aspek kehidupan. Masyarakat banyak melihat orang
yang tidak memiliki kualifikasi mendapatkan posisi yang enak melalui budaya menerabas.
Berbagai norma ataupun kriteria hanyalah bersifa formalitas belaka. Hal itu hanyalah
basa-basi saja. Akibatnya manusia modern makin banyak yang tidak memiliki kesabaran,
mentalnya tidak tangguh menunggu suatu proses untuk mencapai sesuatu. Hal ini
menimbulkan makin semerawutnya herbagai aspek kehidupan. Segala sesuatunya
dilakukan dengan tergesa-gesa agar cepat tercapai apa yang dikehendaki. Karena, kalau
ada koneksi dan uang, prosedur yang bertele-tele
akan menjadi mudah. Kalau tidak ada uang dan koneksi, prosedur yang semestinya
mudah menjadi sulit dan bertele-tele.
Budaya menerabas tersebut akan membuat mereka yang susah akan semakin susah. Tak
ada keindahan dalam kehidupan bersama ini. Hanya dengan mengaplikasikan spiritual
agama, dan ilmu secara terpadu, budaya menerabas yang negatif itu dapat diatasi. Untuk
itu, umat hendaknya memposisikan agama dan ilmu dalam kehidupannya secara
seimbang.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan, yang harus
dipelajari untuk dapat mempermudah kehidupan manusia, sehingga ketika seseorang
memanfaatkan teknologi maka tetap harus memperhatikan aspek agama sehingga akan
tercapai suatu keseimbangan antara hal yang menyangkut keduniawian dan juga
ketuhanan.
Iptek bertujuan untuk memberikan berbagai kemudahan hidup. Penerapan Iptek seperti
itu banyak menimbulkan kenikmatan hidup. Kenikmatan hidup yang dinikmati dengan
batas-batas tertentu dengan kesadaran rokhani tentunya memberi makna pada arti
kehidupan.
Dalam Hindu ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang sangat diagungkan sebagai suatu
anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang didasari dharma, sehingga ketika sesorang
memanfaatkan pengetahuan itu diharapkan selalu mengingat Ida Sang Hyang Widhi Wasa
sebagai suatu bentuk pengamalan dari berkarma berdasarkan dharma, dan Kemudahan
serta kenikmatan yang dapat diberikan oleh hasil pengembangan Iptek itu tentunya patut
disyukuri sebagai sebagai anugerah Tuhan.
Dengan pengembangan Iptek yang tepat dan akurat, berbagai hal dapat dilakukan dengan
cepat praktis dan dapat memberi kemudahan dalam menjalankan kehidupan ini tetapi

tetap berdasarkan dharma sehingga keseimbangan antara hal-hal tersebut dapat tercapai
sekaligus tujuan hidup manusia untuk kebebasan didunia dan moksa dengan berdasarkan
dharma.
Kesimpulan dari semua hal diatas adalah bahwa dalam Hindu iptek adalah suatu hal yang
memang merupakan suatu hal yang sangat penting, Karena
Hindu mengagungkan ilmu pengetahuan sebagai suatu anugerah Tuhan untuk dapat
didaya gunakan dengan baik oleh manusia sehingga dapat mempermudah manusia dalam
kehidupannya, tetapi kembali lagi kepada azas tunggal yang tidak dapat diabaikan, bahwa
setiap hal harus dilakukan
berdasarkan dharma, sehingga keseimbangan hidup dapat dicapai yang menuju pada
tercapainya tujuan hidup dalam agama Hindu yaitu Mokshartam Jagadhita Ya Ca Iti
Dharma.

Anda mungkin juga menyukai